Wednesday, 18 August 2021

MAKALAH EKONOMI MANAJEMEN OPERASIONAL

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

DAFTAR ISI 2

1. Masalah alokasi tenaga kerja. 3

Masalah maksimalisasi 3

Masalah Minimalisasi 5

2. pengukuran kerja. 6

Pengalaman Masa Lalu (Historical Experience). 6

Studi Waktu (Time Study). 6

Standar Waktu Yang Telah Ditentukan (Predetermined Time Study). 6

Pengambilan Sampel Kerja (Work Sampling). 7

3. manajemen produktivitas. 7

1.pengukuran produktivitas. 7

2. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas. 8

1) Pendidikan. 8

2) Kesehatan jasmani dan rohani 8

3) Lingkungan kerja. 8

4) Faktor Manajerial 8

5) Motivasi 8

3. program program peningkatan produktivitas. 9

4. masalah kompensasi 9

1. Rencana rencana upah insentif. 9

5. peramalan permintaan akan produk dan jasa. 10

1. metoda metoda penelitian. 10

2. proses peramalan. 10

3. teknik peramalan. 12

4. prosedur peramalan. 12

5. perhitungan trend. 13

1. Kuadrat terkecil 13

2. rata rata bergerak. 14

6. Analisi regresi dan korelasi 15

7. Analisis break even. 16

8. manajemen persediaan. 18

Contoh Soal EOQ (Economic Order Quantity). 18

 

 

 

 

1. Masalah alokasi tenaga kerja

 

Manajemen tenaga kerja merupakan ma salah penting dan menuntut tanggung ja wab paling besarDalam kenyataannya, tenaga kerja adalah salah satu sumberdaya yang dikelola se cara lemah dalam operasi organisasiAda kebutuhan mendesak untuk lebih me nerapkan riset – riset keperilakuan dalam fungsi operasi organisasi, tentu saja tanpa meninggalkan aspek2 teknik dll. yang sa ngat membantu tugas manajer dalam meng kelola tenaga kerja

Manajemen operasional sering mengha dapi masalah – masalah yang berhu bungan dengan alokasi optimal dari ber bagai macam sumberdaya yang produktif, terutama tenaga kerja yang mempunyai tingkat efisiensi berbeda untuk pekerjaan yang berbeda pulaMasalah ini disebut masalah penugasan (assigment problem), yang merupakan su atu kasus khusus dari masalah linear pro – graming

Salah satu teknik pemecahan masalah penugasan yang tersedia adalah metode Hungarian yang mula – mula dikem bangkan oleh matematikawan berke bangsaan Hongaria bernama D. Konig pada tahun 1916Model model penugasan bertujuan untuk mengalokasikan sejumlah sumberdaya un tuk sejumlah sama pekerjaan pada biaya total minimum Penugasan dibuat atas dasar bahwa setiap sumberdaya harus ditugaskan hanya untuk satu pekerjaan

Dalam praktek sering dijumpai kasus di mana jumlah karyawan tidak sama dengan jumlah pekerjaan, sehingga metode Hungarian tidak dapat diterapkan .Untuk tetap bisa diselesaikan maka harus ditambahkan variabel semu (dummy variable):Jika jumlah pekerjaan lebih besar dari jumlah karyawan maka harus ditambahkan karyawan semu (dummy worker)Jika jumlah karyawan lebih besar dari jumlah pekerjaan maka harus ditambahkan pekerjaan semu (dummy job)Biaya penugasan untuk karyawan / pe kerjaan semu adalah = 0

 

Masalah maksimalisasi

Pemecahan masalah maksimisasi dalam penugasan optimal tenaga kerja juga dapat dilakukan dengan metode HungarianPerbedaan dengan masalah minimisasi adalah bahwa bilangan – bilangan dalam matriks tidak menunjukkan tingkat biaya tetapi menunjukkan tingkat labaEfektivitas pelaksanaan kerja oleh karya wan individual diukur dengan jumlah kontri busi laba

 

 

PT LAQUNATEKSTIL memiliki sebuah pabrik yang akan memproduksi 2 jenis produk, yaitu kain sutera dan kain wol. Untuk memproduksi kedua produk diperlukan bahan baku benang sutera, bahan baku benang wol dan tenaga kerja. Maksimum penyediaan benang sutera adalah 60 kg per hari, benang wol 30 kg per hari dan tenaga kerja 40 jam per hari. Kebutuhan setiap unit produk akan bahan baku dan jam tenaga kerja dapat dilihat dalam tabel berikut:

 

Jenis Bahan Baku dan Tenaga Kerja

Kg Bahan Baku & Jam Tenaga Kerja

Maksimum Penyediaan

Kain Sutra

Kain Wol

Benang Sutra

2

3

60 kg

Benang Wol

-

2

30 kg

Tenaga Kerja

2

1

40 kg

 

 Langkah-langkah:
1) Tentukan variabel
        X1=kain sutera
        X2=kain wol
2) Fungsi tujuan
        Zmax= 40X1 + 30X2
3) Fungsi kendala / batasan
        1. 2X1 + 3X2 60 (benang sutera)
        2. 2X2 30 (benang wol)
        3. 2X1 + X2 40 (tenaga kerja)
4) Membuat grafik
        1. 2X1 + 3 X 2=60
            X1=0, X2 =60/3 = 20
            X2=0, X1= 60/2 = 30
        2. 2X2 30
            X2=15
        3. 2X1 + X2 40
            X1=0, X2 = 40
            X2=0, X1= 40/2 = 20

           Cara mendapatkan solusi optimal:

1.      Dengan mencari nilai Z setiap titik ekstrim.

2.      Titik A
    X1=0, X2=0
    masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
    Z = 40 . 0 + 30 . 0 = 0
Titik B
    X1=20, X2=0
    masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
    Z = 40 . 20 + 30 . 0 = 800
Titik C
    Mencari titik potong (1) dan (3)
    2X1 + 3X2 = 60
    2X1 + X2 = 40
    2X2=20 X2=10
    Masukkan X2 ke kendala (1)
    2X1 + 3X2 = 60
    2X1 + 3 . 10 = 60
    2X1 + 30 = 60
    2X1 = 30 X1 = 15
    masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
    Z = 40X1 + 30X2 = 40 . 15 + 30 . 10 = 600 + 300 = 900 (optimal)
Titik D
    2X2 = 30
    X2 = 15
    masukkan X2 ke kendala (1)
    2X1 + 3 . 15 = 60
    2X1 + 45 = 60
    2X1 = 15 X1 = 7,5
    masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
    Z = 40 . 7,5 + 30 . 15 = 300 + 450 = 750
Titik E
    X2 = 15
    X1 = 0
    masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
    Z = 40 . 0 + 30 .15 = 450


Kesimpulan :        

Untuk memperoleh keuntungan optimal, maka X1 = 15 dan X2 = 10 dengan
keuntungan sebesar Rp 900 juta.

Masalah Minimalisasi

iUntuk lebih jelasnya diambil contoh pemecahan masalah penugasan di suatu perusahaan.Bagian produksi perusahaan mempunyai tiga (3) jenis pekerjaan yang berbeda untuk diselesaikan oleh tiga (3) karyawan . Ketiga karyawan tersebut mempunyai tingkat ketrampilan , pengalaman kerja , latar belakang pendidikan dan latihan yang berbeda pula. Karena sifat pekerjaan dan kemampuan karyawan berbeda , maka biaya penyelesaian pekerjaan berbeda beda.

 

contoh soal dan jawaban ; Description: 1613062199.jpg

 

2. Pengukuran kerja

 

pengukuran Kerja (Work Measurement) adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada suatu perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian–penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Dalam pengukuran kerja, biasanya dilihat dari proses operasi dalam perusahaan dapat efisien atau tidak biasanya didasarkan atas lama waktu untuk membuat suatu produk atau melaksanakan suatu pelayanan (jasa). Jumlah waktu yang harus digunakan untuk melaksanakan kegiatan tertentu dibawah kondisi kerja normal disebut standar pekerja (labor standards).

Anajer operasional dapat menetapkan standar pekerja yang benar yaitu secara tepat dapat menentukan rata-rata waktu yang dibutuhkan seorang karyawan untuk melaksanakan aktivitas tertentu dalam kondisi kerja normal. Penetapan standar pekerja dapat menggunakan empat cara

 

Pengalaman Masa Lalu (Historical Experience)

Standar pekerja dapat diestimasi berdasarkan apa yang telah terjadi di masa lalu yaitu berapa jam kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Cara ini memiliki kelebihan karena relatif mudah dan murah didapatkan. Standar seperti ini lazimnya didapatkan datanya dari kartu waktu pekerja atau dari data produksi. Akan tetapi kelemahannya adalah tidak objektif dan tidak dapat diketahui keakuratannya apakah kecepatan kerjanya layak atau tidak, dan apakah kejadian yang tidak biasa sudah diperhitungkan atau belum. Oleh karena itu penggunaan teknik ini tidak dianjurkan maka tiga cara yang lain adalah yang dianjurkan.

Studi Waktu (Time Study)

Studi waktu adalah bagian dari prosedur pengukuran kerja yang digunakan, di mana usaha manusia menjadi bagian dari aktivitas produktif dan beberapa prosedur yang digunakan untuk mengukur human time untuk beberapa konsep dari sebuah level standar dari suatu usaha (Mundel and Danner, 1994).

Studi terhadap waktu dapat menunjukkan ukuran kerja, yang melibatkan teknik dalam penetapan waktu baku yang diijinkan untuk melakukan tugas yang telah diberikan berdasarkan ukuran suatu metode kerja dengan memperhatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak dapat dihindarkan. Analisis studi waktu dapat menggunakan beberapa teknik untuk menetapkan sebuah standar yaitu dengan cara studi waktu menggunakan stopwatch, pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi, data standar, dasar mengenai data gerakan, pengambilan contoh kerja, dan perhitungan berdasarkan masa lalu. Setiap teknik mempunyai penerapan tersendiri pada setiap kondisi, studi analisis waktu harus dapat diketahui ketika hal ini harus menggunakan teknik tertentu dan kemudian menggunakan teknik tersebut secara benar

Standar Waktu Yang Telah Ditentukan (Predetermined Time Study)

Suatu pembagian pekerjaan manual menjadi elemen dasar kecil yang waktunya telah ditetapkan dan dapat diterima secara luas. Caranya dengan menjumlahkan faktor waktu bagi setiap elemen dasar dari pekerjaan. Cara ini membutuhkan biaya yang besar. Metode yang paling umum adalah metode pengukuran waktu (MTM = Methods Time Measurement). Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan dari gerakan dasar yang disebut sebagai Therblig yang ditemukan oleh Frank Gilbreth, yang mencakup aktivitas seperti memilih, mengambil, mengarahkan, merakit, menjangkau, memegang, beristirahat, meneliti.

Standar waktu yang telah ditetapkan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan studi waktu yaitu:

(1) Standar waktu dapat dibuat di laboratorium sehingga prosedur ini tidak mengganggu aktivitas sesungguhnya,

(2) Karena standar dapat ditentukan sebelum pekerjaan benar-benar dilakukanmaka dapat digunakan untuk membuat rencana,

(3) Tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan,

(4) Serikat pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara yang wajar untuk menetapkan standar,

(5) Standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada perusahaan yang melakukan sejumlah besar penelitian pada tugas yang sama.

Pengambilan Sampel Kerja (Work Sampling)

Metode ini dikembangkan di Inggris oleh L. Tipper pada tahun 1930. Pengambilan sampel kerja memperkirakan persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaan. Hasilnya digunakan untuk menentukan bagaimana karyawan mengalokasikan waktu mereka di antara aktivitas yang beragam. Hal ini akan mendorong adanya perubahan karyawan, penugasan ulang, perkiraan biaya aktivitas dan kelonggaran keterlambatan bagi standar pekerja. Apabila pengambilan sampel ini untuk menetapkan kelonggaran keterlambatan, maka sering disebut penelitian rasio keterlambatan (ratio delay study). Prosedur dalam metode ini ada lima langkah sebagai berikut:

(1) Mengambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter seperti persentase waktu sibuk seorang pekerja,

(2) Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan,

(3) Buat jadwal pengamatan pada waktu yang layak. Konsep angka acak digunakan untuk menapatkan pengamatan yang benar-benar acak,

(4) Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekerja,

(5) Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka biasanya dalam persentase.

Fokus pada pengambilan sampel kerja adalah untuk menentukan bagaimana para pekerja mengalokasikan waktu mereka di antara beragam aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat dicapai dengan menetapkan persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada aktivitas yang ada pada sejumlah waktu tertentu. Seorang analis hanya mencatat aktivitas yang dilakukan secara acak.

 

3. Manajemen produktivitas

Manajemen produktivitas adalah sebagai hasil yang didapat dari produksi yang menggunakan satu atau lebih faktor produksi, produktivitas biasanya dihitung sebagai indeks dan rasio antara output dengan input.

 

          1.pengukuran produktivitas

Tujuan dari pengukuran ialah akan menentukan jenis rasio mana yang digunakan dan diantaranya banyak macam produktivitas nilai “Value Produktivity” produktivitas nilai tambah atau value added productivity lebih cocok digunakan untuk menggambarkan peningkatan produktivitas dan pembagian hasilnya. Hal ini dikarenakan nilai tambah umumnya merupakan sumber dari pembagian hasil produksi ditingkat ekonomi secara nasional maupun tingkat perusahaan.

Pengukuran atau penilaian produktivitas perusahaan merupakan pengukuran terhadap produktivitas atau prestasi kerja karyawan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Pengukuran atau penilaian produktivitas karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan, apakah baik, sedang, atau kurang

Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahaan. Hal ini digunakan untuk menetapkan tindakan kebijakan selanjutnya. Dengan pengukuran produktivitas atau prestasi kerja berarti para bawahan mendapat perhatian atasan sehingga mendorong bawahan untuk lebih bergairah dalam bekerja, asalkan proses pengukurannya atau penilaiannya jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut pengukuran ini memungkinkan karyawan untuk dipromosikan, didemosikan, dikembangkan atau balas jasa (kompensasi)  nya dinaikkan.

          2. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Berikut ini faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah:

1) Pendidikan

Tingkat kecerdasan karyawan dilihat dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan tujuan kejenjang yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan berhubungan dengan produktivitas kerja staf dan karyawan.

2) Kesehatan jasmani dan rohani

Salah satu tugas pimpinan perusahaan adalah menjamin kesehatan karyawan yaitu dengan cara mengatur jam kerja, meniadakan lembur sehingga dapat menciptakan kegiatan kerja para karyawan. Karyawan yang sehat juga pasti akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.

3) Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh besar dalam meningkatkan produktivitas. Lingkungan kerja yang bersih dapat mempengaruhi karyawan untuk bekerja lebih giat.

 

4) Faktor Manajerial

Gaya kepemimpinan yang efektif, memotivasi, mengarahkan, dan menggerakan bawahannya agar dapat bekerja dengan lebih semangat dan bergairah dalam melaksanakan tugas.

5) Motivasi

Pemberian motivasi oleh seseorang pimpinan yang baik akan membimbing dan melatih karyawannya. Memotivasi setiap karyawan tidaklah mudah, sebab setiap karyawan mempunyai latar belakang, pengalaman, harapan dan keinginan yang berbeda.

 

3. program program peningkatan produktivitas

Tujuan utama dari Program Peningkatan Produktivitas (Productivity Improvement Program) adalah untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, yang memberikan hasil nyata dan terukur pada peningkatan profit perusahaan.
 

 Ada 3 pendekatan yang di lakukan dalam Program Peningkatan Produktivitas, yaitu:

1.      Working Area Improvement, yaitu perbaikan area kerja dari segi pekerjaan yang harus dilakukan, pembagian pekerjaan, alur pekerjaan, standar waktu penyelesaian pekerjaan, hasil pekerjaan, baik kualitas maupun kuantitas, dan faktor lain yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam suatu area kerja.

2.      System Improvement. Setelah dilakukan perbaikan di area kerja, selanjutnya dibuat atau dikembangkan sistem manajemen yang dapat menjaga konsistensi aktivitas dan hasil di area kerja.

3.      People Improvement. Setelah dibuat dan dikembangkan sistem manajemen yang dapat menjaga konsistensi di area kerja, selanjutnya dilakukan pelatihan terhadap SDM agar supaya dapat menjalankan sistem manajemen yang sudah diperbaiki dan dikembangkan tersebut. Pelatihan (training) SDM juga dilakukan untuk menjamin konsistensi dan sustainability hasil implementasi Program Peningkatan Produktivitas ketika kami telah selesai melakukan implementasi dan tidak lagi mendampingi Klien.

 

 

4. Masalah Kompensasi

kompensasi adalah suatu balas jasa yang layak dan adil diberikan kepada para karyawan atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi. Kompensasi karyawan adalah seluruh imbalan yang diterima pegawai atas hasil kerja pegawai pada perusahaan atau organisasi.

Kompensasi ini bisa berupa fisik atau non fisik, harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada perusahaan atau organisasi tempat ia bekerja. Hal ini sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal.

Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenagakerjaan dikemudian hari ataupun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pekerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.

 

         

 

 

1. Rencana rencana upah insentif

Selain dapat dibedakan berdasarkan siapa yng menerimanya, maka secara umum semua hamper karyawan akan memperoleh insentif yang berupa rencana- rencana yaitu: a. Rencana pembagian keuntungan profit sharing plan Rencana pembagian keuntungan ini biasanya diberikan kepada karyawan yang akan pensiun. Pemberian insentif ditunjukan untuk meningkatkan kinerja kelompok, menyusun struktur penggajian yang disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan, meningkatkan keamanan dan identifikasi karyawan dengan perusahaan, menarik dan mempertahan kan perusahaan dengan lebih muda dan mendidik karyawan mengenai faktor-faktor penyebab keberhasilan perusahaan. b. Pembagian perolehan gain sharing Gainsharing dikenal juga sebagai Scanlon plan, karena pembagian perolehan dibagikandengan meningkatnya produktivitas, maka disebut sebagai Universitas Sumatera Utara performance sharing incentives. Dalam hal ini karyawan diberikan insentif apabila mereka berhasil untuk mngurangi biaya tenaga kerjasebagaimana dianjurkan. c. Rencana pemilikan saham Dengan rencana ini para karyawan diikutsertakan untuk memiliki saham dari perusahaan dimana dia bekerja. Cara ini digunakan perusahaan agar karyawan mempunyai rasa memiliki dan dengan demikian akan turut bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan.

 

 

5. Peramalan Permintaan Akan Produk Dan Jasa

          1. metoda metoda penelitian

Metode peramalan (forecasting) terdiri dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif adalah metode yang menganalisis kondisi obyektif dengan apa adanya atau peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. 

 

itatif memanfaatkan factor-faktor penting seperti intuisi, pendapat, pengalaman pribadi, dan system nilai pengambilan keputusan. Metode ini meliputi metode delphi, metode nominal grup, survey pasar dan analisis historikal analogy and life cycle.

 

Metode kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif atau model matematis yang beragam dengan data masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.

 

            Metode kuantitatif dapat diterapkan apabila :

a. Tersedia data dan informasi masa lalu

b. Data dan Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik

c. Diasumsikan beberapa aspek masa lalu akan terus berlanjut di masa datang.

 

Metode ini meliputi metode kausal dan time series.

 

            Metode Time Series

Metode Naif

 Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)

2. Proses Peramalan

a. Penentuan Tujuan 

Pada tahap ini penentuan tujuan dari setiap peramalan harus disebutkan secara tertulis, formal dan eksplisit. Sebelum membuat suatu ramalan kita harus bertanya lebih dahulu mengapa peramalan tersebut dibutuhkan dan bagaimana menggunakan hasil ramalan tersebut. Peramalan disipkan sedemikian rupa sehingga manajemen dapat membuat keputusan-keputusan yang tepat mengenai alokasi sumber daya yang ada sekarang dan oleh karena itu si pembuat ramalan harus memahami kegunaan-kegunaan dari proyeksi-proyeksi manajerial yang telah ditetapkan.

b. Pemilihan Teori Yang Relevan 

Setelah tujuan peramalan ditetapkan, langkah berikutnya adalah menentukan hubungan teoritis yang menentukan perubahan-perubahan variabel yang diramalkan. Suatu teori yang tepat guna akan selalu membantu seorang peramal dalam mengidentifikasi setiap kendala yang ada untuk dipecahkan dan dimasukkan ke dalam proses peramalan.

 

c. Pencarian Data Yang Tepat 

Tahap ini biasanya merupakan tahap yang cukup rumit dan seringkali merupakan tahap yang paling kritikal karena tahap-tahap berikutnya dapat dilakukan atau tidak tergantung pada relevansi data yang diperoleh tersebut.

d. Analisis Data 

Pada tahap ini dilakukan penyeleksian data karena dalam proses peramalan seringkali kita mempunyai data yang berlebihan atau bisa juga terlalu sedikit. Beberapa data mungkin tidak relevan dengan masalah yang akan kita analisis sehingga mungkin dapat mengurangi akurasi dari peramalan. Data yang lain mungkin tepat guna tetapi hanya untuk beberapa periode waktu saja.

e. Pengestimasian model awal 

Tahap ini adalah tahap di mana kita menguji kesesuaian (fitting) data yang telah kita kumpulkan ke dalam model peramalan dalam artian meminimumkan kesalahan peramalan. Semakin sederhana suatu model biasanya semakin baik model tersebut dalam artian bahwa model tersebut mudah diterima oleh para manajer yang akan membuat proses pengambilan keputusan perusahaan.

f. Evaluasi dan Revisi Model 

Sebelum kita melakukan penerapan secara aktual, suatu model harus diuji lebih dahulu untuk menentukan akurasi, validitas dan keandalan yang diharapkan. Jika berbagai uji keandalan dan akurasi telah diterapkan pada model tersebut, mungkin revisi perlu dilakukan dengan memasukkan faktor-faktor kausal dalam model tersebut

 

g. Penyajian Ramalan Sementara Kepada Manajemen 

Demi keberhasilan suatu peramalan, maka dibutuhkan input dari manajemen. Pada tahap ini dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian jugdemental untuk melihat pengaruh dari resesi suatu perekonomian, pengaruh perubahan inflasi, kemungkinan pemogokan tenaga kerja atau perubahan kebijakan pemerintah dan sebagainya.

h. Revisi Terakhir 

Seperti telah dikemukakan tidak ada ramalan yang bersifat statis. Penyiapan suatu ramalan yang baru akan dilakukan tergantung pada hasil evaluasi tahap-tahap sebelumnya.

i. Pendistribusian Hasil Peramalan 

Pendistribusian hasil peramalan kepada manajemen harus pada waktu tepat dan dalam format yang konsisten. Jika tidak, nilai ramalan tersebut akan berkurang. Peramal harus menentukan siapa yang harus menerima hasil ramalan tersebut, tingkat kerincian ramalan sesuai dengan para penggunanya dan berapa kali para penggunanya harus diberikan dan diperbaiki. Setelah itu peramal harus selalu melakukan diskusi dengan para pengguna ramalan tersebut berkenaan dengan kegunaan dari informasi peramalan tersebut.

j. Penetapan Langkah Pemantauan 

Suatu kegiatan peramalan yang baik membutuhkan penetapan langkah-langkah pemantauan untuk mengevaluasi peramalan ketika sedang berlangsung dan langkah pematauan yang memungkinkan seorang peramal untuk mengantisipasi perubahan yang tak terduga. Peramalan harus dibandingkan dengan hasil aktual untuk mengetahui akurasi metodologi yang digunakan. Evaluasi pada tahap ini harus dipandang sebagai suatu proses pengendalian dan merupakan langkah yang diperlukan untuk menjaga keandalan estimasi masa datang. Jika ramalan meleset, seorang harus mencari apa sebabnya dan segera memperbaikinya.

.

3. teknik peramalan

 

Setiap metode peramalan yang digunakan akan menghasilkan nilai ramalan yangberbeda. Oleh karena itu, analis atau peramal harus memilih metode mana yang mampumengindentifikasi dan menanggapi pola dari data masa lampau dan menghasilkan hasilramalan yang tingkat akurasinya sesuai dengan yang diinginkan. Pada umumnya peramalandapat dibedakan dari 3 segi, yaitu sebagai berikut :1. Jangka Waktu Ramalan Yang DisusunApabila dilihat dari segi jangka waktu ramalan, terdapat 3 jangka waktu peramalan,yaitu sebagai berikut :

 

a. Peramalan Jangka PendekPeramalan yang dilakukan guna penyusunan hasil ramalan yang mempunyai jangka waktu 1 tahun atau kurang.

 

b. Peramalan Jangka MenengahPeramalan yang dimaksudkan untuk menyusun hasil ramalan yang mempunyai jangka waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun kedepan

           

c. Peramalan Jangka PanjangPeramalan yang dilakukan untuk menyusun hasil ramalan yang mempunyai jangka waktu lebih dari 5 tahun kedepan. Pada umumnya, peramalan jangkapanjang sering digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan mengenaiperencanaan suatu produk dan perencanaan pasar

 

4. prosedur peramalan

 

an peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika menggunakan metode kuantitatif. Tahapan tersebut adalah:

1. Mendefinisikan Tujuan Peramalan
Misalnya peramalan dapat digunakan selama masa pra-produksi untuk mengukur tingkat dari suatu permintaan.

2. Membuat diagram pencar (Plot Data)

Misalnya memplot demand versus waktu, dimana demand sebagai ordinat (Y) dan waktu sebagai axis (X).

3.  Memilih model peramalan yang tepat

Melihat dari kecenderungan data pada diagram pencar, maka dapat dipilih beberapa model peramalan yang diperkirakan dapat mewakili pola tersebut.

4.  MELAKUKAN PERAMALAN

5.  Menghitung kesalahan ramalan (forecast error)

Keakuratan suatu model peramalan bergantung pada seberapa dekat nilai hasil peramalan terhadap nilai data yang sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara nilai aktual dan nilai ramalan disebut sebagai “kesalahan ramalan (forecast error)” atau deviasi yang dinyatakan dalam:
et = Y(t) – Y’(t)

Dimana : Y(t)  = Nilai data aktual pada periode t
Y’(t) = Nilai hasil peramalan pada periode t
t       = Periode peramalan

Maka diperoleh Jumlah Kuadrat Kesalahan Peramalan yang disingkat SSE (Sum of Squared Errors) dan Estimasi Standar Error (SEE – Standard Error Estimated)

SSE = S e(t)2 = S[Y(t)-Y’(t)]2

6.  Memilih Metode Peramalan dengan kesalahan yang terkecil.

Apabila nilai kesalahan tersebut tidak berbeda secara signifikan pada tingkat ketelitian tertentu (Uji statistik F), maka pilihlah secara sembarang metode-metode tersebut.

7.  Melakukan Verifikasi

Untuk mengevaluasi apakah pola data menggunakan metode peramalan tersebut sesuai dengan pola data sebenarnya.

 

 

5. Perhitungan Trend

 

          1. Kuadrat terkecil

 contoh soal

 

Description: Metode+Kuadrat+Terkecil+(Least+square+method)+cara+1.jpg

 

2. rata rata bergerak

            Contoh soal :

 

Perusahaan PT. ZZYY yang bergerak di bidang manufakturing Ponsel ingin meramalkan penjualan Ponsel untuk bulan April dan Mei dengan menggunakan data bulanannya yang dimulai dari bulan Januari. Periode Rata-rata bergeraknya adalah 3 bulan. Berikut ini adalah cara dan hasil perhitungannya.

Bulan

Penjualan (unit)

Perkiraan (unit)

Januari

22.500

Februari

37.500

Maret

30.000

April

?

Mei

?

 

Penyelesaiannya :

Perkiraan Penjualan untuk bulan April adalah :

MA April = (22.500 + 37.750 + 30.000) / 3
MA April = 90.000 / 3
MA April = 30.000

Jadi perkiraan penjualan ponsel pada bulan April adalah sekitar 30.000 unit.

6. Analisi regresi dan korelasi

            Contoh soal :

 

 

 

Description: 1565190123.jpg7. Analisis break even

            Contoh soal :

 

Diketahui :

Total Biaya Tetap (FC) bernilai Rp 180.000.000

Harga Jual Barang Per unit sebesar Rp 120.000

 

Cara Menghitung BEP Unit :

BEP = FC/ (p – VC)

BEP = Rp  180.000.000/ (Rp 120.000 – Rp 60.000)

BEP = Rp 3.000.000

Cara Menghitung BEP Penjualan :

BEP = FC/ (1 – (VC/P))

BEP = Rp 180.000.000/ (1 – (Rp 60.000 / Rp 120.000))

BEP = Rp 360.000.000

Jadi dari perhitungan diatas, bahwa perusahaan bisa mengetahui keuntungan yang akan didapat berdaarkan bbesarnya penjualan minimum. Berikut adalah rumus dalam menghitung  keuntungan sebagai brikut :

BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)

BEP – Laba = (Rp 180.000.000 + Rp 90.000.000) / (Rp 120.000 – Rp 60.000)

BEP – Laba = Rp 270.000.000 / 60.000

BEP – Laba = Rp 4.500 unit atau

BEP – Laba = Rp 540.000.000 (diperoleh dari 4.500 unit x Rp 120.000)

Description: BOP.jpg

8. manajemen persediaan

 

Manajemen persediaan adalah sebuah bagian dari perusahaan yang memiliki tugas untuk mengatur persediaan barang serta biaya terkait yang dimiliki oleh perusahaan. ... Mulai dari cara mengaturnya hingga biaya yang dapat muncul bahkan hingga hubungannya dengan manajemen lainnya.

 

1. jenis jenis persediaan fisik  

  1.             Persediaan bahan baku (raw material inventory). Adalah persediaan yang dibeli tetapi tidak diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk mendecouple (memisahkan) para pemasok dari proses produksi.
  2. Persediaan barang setengah jadi (working in process inventory). Adalah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai. Adanya work in process disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk (disebut siklus waktu). Mengurangi siklus waktu berarti mengurangi persediaan.
  3. Persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintenance, repair, operating, MRO). Pemeliharaan, perbaikan, operasi digunakan untuk menjaga agar permesinan dan proses produksi tetap produktif. MRO tetap ada karena kebutuhan dan waktu pemeliharaan dan perbaikan beberapa peralatan tidak diketahui.
  4. Persediaan barang jadi (finished goods inventory). Adalah produk yang sudah selesai dan menunggu pengiriman. Barang jadi bisa saja disimpan karena permintaan pelanggan dimasa depan tidak diketahui.

2. biaya biaya persediaan

Biaya persediaan ditentukan melalui dua proses:

·         Menentukan biaya pembelian/pembuatan barang (biaya persediaan atau inventoriable cost); dan

·         Mengalokasikan jumlah nilai persediaan awal dan biaya pembelian/pembuatan barang ke biaya persediaan akhir dan harga pokok penjualan, dengan mengunakan rumus biaya.

·         Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak.

·         Biaya konversi, meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variabel yang dialokasikan yang sistematis.

·         Biaya lain yang timbul hingga persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap dijual atau dipakai (present location and condition), meliputi jumlah pemborosan yang tidak normal, biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap produksi berikutnya, biaya administrasi dan umum, biaya penjualan.

3. model economic order quantity

Contoh soal dan grafik :

Contoh Soal EOQ (Economic Order Quantity)

Tahun depan, PT. LuarBiasa akan memerlukan bahan baku sebanyak 250.000 Unit dengan harga per unitnya adalah Rp5.000. Biaya yang dibutuhkan untuk setiap kali pemesanan adalah sebesar Rp22.500. Jika biaya penyimpanannya sebesar 25% dari nilai rata – rata persediaan. berapa jumlah pembelian paling optimal ?

 

 

Penyelesaian

Diketahui

D: 250.000 Unit

S: Rp22.500

P: Rp5.000

I: 25%

Ditanya: EOQ?

Jawab:

Description: Contoh Soal Economic Order Quantity

EOQ = √9.000.000

EOQ = 3.000

Jadi pembelian paling optimal adalah sebanyak 3000 unit.

4. economic order quantity dengan backorder

S = Rp. 1.234.278.

P = Rp. 66.666.

I = 5% = 0,05.

Description: Jawaban Contoh Soal EOQ

 

 

No comments:

Post a Comment