BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem
kekebalan atau imunitas adalah suatu sistem pertahanan yang digunakan untuk
melindungi tubuh dari infeksi penyakit atau kuman. Zat-zat yang merangsang
timbulnya reaksi kekebalan tubuh disebut antigen. Penyakit atau kuman ini
berupa protein asing yang berbeda dari protein tubuh kita, dan sering
disebutantigen. Karena dianggap sesuatu yang asing, maka antigen ini harus
disingkirkan, dinetralisir, atau dihancurkan. Reaksi kekebalan tubuh yang
normal dapat mengenali antigen, mengerahkan kekuatan untuk bertahan melawan
antigen tersebut, dan menyerangnya. Yang bertugas melakukan ini salah satunya
adalah sistem pertahanan tubuh yang dikenal dengan antibodi.
1.2 TUJUAN MASALAH.
1. Mengetahui
lebih jauh gambaran tentang imunologi.
2. Mengetahui
lebih jauh tentang sistem imun.
3. Mengetahui
apa saja yang mencakup tentang imunologi.
4. Mengetahui
penyakit Imunitas.
1.3
RUMUSAN MASALAH.
1. Apa
pengertian imunologi ?
2. Apa
saja yang termasuk dalam sistem imun?
3. Apa
yang dimaksud dengan Antigen dan Antibodi ?
4. Apa
saja macam-macam penyakit Imunitas?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pendapat Para Ahli
Tentang Imunologi
Pada tahun 1798,
Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari infeksi variola
secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi sebelumnya dengan cacar sapi (cow
pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar. Dengan
ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang makrobiologi meningkat dan
mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi.Selain itu peneliti Perancis,
Charles Richet dan Paul Portier (1901) menemukan bahwa reaksi kekebalan yang
diharapkan timbul dengan menyuntikkan zat toksin pada anjing tidak terjadi,
bahkan yang terjadi adalah keadaan sebaliknya yaitu kematian sehingga dinamakan
dengan istilah anafilaksis (tanpa pencegahan).
Pada tahun 1873
Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu penyakit
dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa ada hubungan
antara penyakit ini dengan serbuk sari Lalu pada tahun 1911-1914, Noon dan
Freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan cara
terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit. Sejak
itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi terhadap
antigen tertentu yang dikenal dengan caradesensitisasi.
2.2Pengertian Imunologi
Imunologi adalah ilmuyang
mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun(kekebalan)
pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai
disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti :
malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas,defisiensi
imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan
fisiologis komponen-komponen sistem imun. Imunologi juga di katakan sebagai
suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan klinis
, membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel
terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit , reaksi biologik
yang bersifat hipersensitif, alergi dan penoloakan jaringan asing.
2.3 Sistem Imun
Sistem Imun adalah
semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh
sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat di timbulkan berbagai bahan
dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme
pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologisluar
dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta
sel tumor.
Imunitas atau sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas alami atau system imunnon spesifik danimunitas adaptif atau system imun
spesifik.
Sistem imun
non-spesifik yang alami dan sistem imun spesifik.Sistem imun non-spesifik telah
berfungsi sejak lahir, merupa kan tentara terdepan dalam sistem imun, meliputi
level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia, kemudian level larut
seperti pada asam lambung atau enzim.
Sistem imun spesifik
ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T yang terdiri dari sel T
helper, sel T sitotok sik, sel T supresor, dan sel T delayed hypersensitivity. Salah
satu cara untuk mempertahan kan sistem imun berada dalam kondisi op ti mal
adalah dengan asupan gizi yang baik dan seimbang.Kedua sistem imun ini bekerja
sama dengan saling melengkapi secara humo ral, seluler, dan sitokin dalam
mekanisme yang kompleks dan rumit.
1. Imunitas
Alami atau Non spesifik
Sistem imun alami atau
sistem imun nonspesifik adalah respon pertahanan inheren yang secara
nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing atau abnormal dari
jenis apapun dan imunitas ini tidak diperoleh melalui kontak dengan suatu
antigen. Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap
mikroorganisme tertentu. Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat
terhadap serangan agen patogen atau asing, tidak memiliki memori immunologik,
dan umumnya memiliki durasi yang singkat.
Sistem imun nonspesifik
terdiri atas pertahanan fisik/mekanik seperti kulit, selaput lendir, dan silia
saluran napas yang dapat mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam
tubuh; sejumlah komponen serum yang disekresikan tubuh, seperti sistem
komplemen, sitokin tertentu, dan antibody alamiah; serta komponen
seluler,seperti sel natural killer (NK).
2. Sistem
Imun Adaptif (adaptive immunity system)
Imunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap suatu
penyakit infeksi, bersifat khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau sel
limfoid. Imunitas ini bisa bersifat pasif dan aktif.
a) Imunitas pasif,
diperoleh dari antibody yang telah terbentuk sebelumnya dalam inang lain.
b) Imunitas aktif,
resistensi yang di induksi setelah kontak yang efektif denga antigen asing yang
dapat berupa infeksi klinis atau subklinis, imunisasi, pemaparan terhadap
produk mikroba atau transplantasi se lasing.
Sistem Imun Adaptif
atau sistem imun nonspesifik mempunyai kemampaun untuk mengenal benda yang
dianggap asing bagi dirinya. Sistem imun adaptif memiliki beberapa
karakteristik, meliputi kemampuan untuk merespon berbagai antigen,
masing-masing dengan pola yang spesifik; kemampuan untuk membedakan antara
antigen asing dan antigen sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang
ditemukan sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat. Terdapat dua kelas
respon imun spesifik :
a) Imunitas
humoral (Humoral immunity), Imunitas humoral ditengahi oleh sekelompok limfosit
yang berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan limfoid sekunder yaitu meliputi
limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus yang terletak di sepanjang saluran
pernafasan, pencernaan dan urogenital.
b) Imunitas
selular (cellular immunity), Sel T mengalami perkembangan dan pematangan dalam
organ timus. Dalam timus, sel T mulai berdiferensiasi dan memperoleh kemampuan
untuk menjalankan fungsi farmakologi tertentu. Berdasarkan perbedaan fungsi dan
kerjanya, sel T dibagi dalam beberapa subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc),
sel T penindas atau supresor (Ts) dan sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak
pula pada permukaan sel-sel tersebut. Untuk mengetahui cara kerja sel T
penindas atau sel T pembunhuh dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
2.4 Fungsi
Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh memiliki berbagai fungsi, diantaranya:
1.
Melindungi tubuh dari virus penyebab
penyakit
2.
Penangkal benda asing yang masuk ke dalam
tubuh
3.
Menghancurkan mikroorganisme asing
(bakteri, parasit, dan jamur)
4.
Menjaga keseimbangan komponen tubuh yang
telah tua
5.
Menghilangkan sel yang mati untuk
perbaikan jaringan
6.
Pendeteksi adanya sel-sel abnormal,
termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya
Sesuai namanya, sistem kekebalan tubuh tentu saja berfungsi untuk menjaga
tubuh dari penyakit dan untuk mencegah timbulnya kanker.
2.5
Pertahanan Tubuh Alami
Kebanyakan penyakit (patogen) di sekitar kita sulit masuk ke dalam tubuh
karena pertahanan tubuh alami. Jika tidak ada pertahanan tubuh alami, tentunya
kita akan mudah terkena penyakit. Pertahanan tubuh alami terdapat pada kulit,
air mata, lemak, lendir, bulu hidung, enzim, sel darah putih, dan bakteri baik.
Pada kulit terdapat keratin yang mengandung sangat sedikit air sehingga
menyebabkan patogen sulit tumbuh. Air mata mengandung kelenjar lakrimal
(kelenjar air mata) yang melindungi mata dari bahan kimia dan mikroorganisme.
Lemak memiliki sifat antimikrobial. Lendir pada hidung menangkap debu yang
berbahaya bila sampai masuk ke paru-paru. Bulu hidung menangkap bakteri.
2.6
Respon Pertahanan Tubuh
Respon pertahanan tubuh adalah cara yang dilakukan tubuh terhadap masuknya
patogen dan antigen di dalam tubuh. Respon ini dibedakan menjadi respon imun
non spesifik dan respon imun spesifik.
Respon imun non spesifik adalah respon terhadap jaringan tubuh yang rusak.
Respon imum non spesifik dibagi menjadi dua yaitu inflamasi dan fagositosis.
Inflamasi adalah reaksi yang mencegah infeksi dan menimbulkan pembengkakan.
Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih.
Respon imun spesifik adalah respon melindungi tubuh dari patogen dan mencegah
sistem pertahanan tubuh untuk menyerang jaringan tubuh. Respon imun spesifik
timbul dari dua sistem berbeda yang saling bekerja sama, yaitu
antibody-mediated immunity (tidak melibatkan sel) dan cell-mediated immunity
(melibatkan sel).
2.7.Pencegahan Penyakit
Penyakit yang disebabkan oleh patogen dapat dicegah dengan sistem kekebalan
tubuh. Selain melalui pertahanan tubuh alami, pencegahan penyakit juga dapat
dilakukan dengan vaksinasi dan imunisasi.
Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh. Vaksin
merupakan suatu antigen yang menyebabkan perkembangan kekebalan tubuh aktif.
Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:
1.
Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG),
polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang
telah dilemahkan.
2.
Vaksin pertusis dan polio jenis salk.
Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan.
3.
Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin
ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
4.
Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat
dari protein mikroorganisme.
2.8 Penyakit pada Sistem Kekebalan Tubuh
Gangguan atau penyakit pada sistem kekebalan terjadi ketika:
1.
Tubuh menghasilkan reaksi kekebalan
melawan dirinya sendiri (gangguan autoimun).
2.
Tubuh tidak dapat menghasilkan reaksi
kekebalan yang sesuai untuk melawan serangan mikroorganisme (gangguan
imunodefisiensi).
3.
Reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan
meskipun terhadap antigen asing yang tidak berbahaya hingga merusak
jaringan-jaringan normal (reaksi alergi).
Berikut adalah beberapa penyakit pada sistem kekebalan tubuh manusia:
1.
Myasthenia gravis. Myasthenia gravis adalah antibodi yang menyerang otot lurik dan
menyebabkan berkurangnya kemampuan otot untuk bergerak.
2.
Lupus eythematosus. Lupus adalah antibodi menyerang sel-sel tubuh yang dianggap sebagai sel
asing.
3.
Addison’s disease, yaitu antibodi menyerang kelenjar adrenalin. Penyakit ini bisa disebabkan
karena infeksi pada kelenjar adrenalin. Namun ditemukan juga sebab yang lain,
yaitu antibodi menyerang sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin.
4.
Multiple sclerosis, yaitu antibodi menyerang jaringan saraf di otak dan tulang belakang.
5.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), adalah penyakit yang disebabkan olehHuman
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan melemahnya sistem
kekebalan tubuh..
2.9Antigen dan Antibodi
1. Antigen
Antigen merupakan
bahan asing yang merupakan target yang akan dihancurkan oleh sistem kekebalan
tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal,
sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga
dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapanimun.
Antigen biasanya berbentuk protein atau polisakarida. Sistem kekebalan atau sistem
imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan
oleh seldan organ khusus pada
suatu organisme.
Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksibakteri dan virus, serta menghancurkan
sel kanker dan
zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya
melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen.
Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya
sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis
kanker.
Pada umumnya,
antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu antigen
eksogen dan antigen endogen.antigen eksogen adalah antigen-antigen yang
disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung
sari,obat-obatan atau polutan.Antigen ini bertanggungjawab terhadap suatu
spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit
yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma.Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam
tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog),
antigen autolog dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen
senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang secara
filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk
mendiagnosa penyakit. Ciri – ciri antigen yang menentukan imunogenitas dalam
respon imun :
a) Keasingan,yaitu imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik
asing terhadap hospes
b) Ukuran
molekul
c) Kekompleksian
kimia dan struktural
d) Penentu
antigen ( epilop )
e) Konstitusi
genetik inang
f) Dosis,
jalur, dan saat pemberian anti gen.
Pembagian antigen
1. Berdasarkan epitop
Unditerminan (
univalent )
Unideterminan (
multivalent )
Multideterminan (
univalent )
Multideterminan (
multivalent )
2. Berdasarkan spesifitas
Heteroantigen
4.Antigen organ spesifik
Xenoantigen
5.Autoantigen
Alloantigen
3. Berdasarkan ketergantungan
terhadap sel T
T
dependen
T
independen
2. Antibodi
Antibodi adalah protein yang
dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuhvertebrata lainnya,
dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan
menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari
sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki
dua rantai berat besar dan dua [rantai
ringan]. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang disebutsel B. Terdapat
beberapa tipe yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe
antibodi yang berbeda, yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada
tiap rantai berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui
berada pada tubuh mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong
mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda
yang ditemui. Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan
antigen spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama;
digolongkan menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin,
opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah
diaktifkan dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi
biasanya disingkat penulisaanya menjadi Ab.(Dorlan).
3. Interaksi
Antigen dan Antibodi
Interaksi
Antigen dan Anti bodiadalahsebagaiberikut :
1. Reaksi
ini pada umunya spesifik,biarpun ada beberapa ditemukan reaksi silang (cross –
reaction)
2. Pengabunggan
antara antigen – antibodi adalah erat sekali, tetapi seringkali reversible.
3. Antigen
dan antibodi bergabung dalam jumlah yang variabel ( Danysz phenomenon )
4. Antigen
dan antibodi adalah suatu reaksi kimia, karena yang bergabung adalah gugus –
gugus spesifik dari kedua regens.
5. Dari
suatu antigen dengan antiserumnya dapat diperihatkan tipe – tipe reaksi
serologic yang berbeda, mungkin disebabkan oleh molekul – molekul antibodi yang
sama sering merefleksikan yang berbeda.
2.10 Imunologi
Imunolgi terbagi menjadi 2 yaitu imunologi infeksi dan
imunologi kanker.
1. Imunologi
infeksi
Bila suatu
mikroorganisme menembus kulit atau selaput lendir, maka tubuh akan mengerahkan
keempat komponen sistem imun untuk menghancurkannya, yaitu antibodi fagosit,
komplemen dan sel – sel sistem imun. Bila suatu antigen pertama masuk kedalam
tubuh, dalam beberapa hari pertama antibodi dan sel sistem imun spesifik
lainnya lainnya belum memberikan respons. Tetapi komplemen dan pagosit serta
komponen imun nonspesifik lainnya dapat bekerja langsung untuk
menghancurkannya.
2. Imunulogi
kanker
Peran penting imunitas
lainnya adalah untuk menemukan dan menghancurkan tumor. Sel tumor
menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Untuk sistem imun,
antigen tersebut muncul sebagai antigen asing dan kehadiran mereka menyebabkan
sel imun menyerang sel tumor. Antigen yang ditunjukan oleh tumor memiliki
beberapa sumber; beberapa berasal dari virus onkogenik seperti papillomavirus,
yang menyebabkan kanker leher rahim, sementara lainnya adalah
protein organisme sendiri yang muncul pada tingkat rendah pada sel normal
tetapi mencapai tingkat tinggi pada sel tumor. Salah satu contoh adalah enzim yang
disebut tirosinase yang
ketika ditunjukan pada tingkat tinggi, merubah beberapa sel kulit
(seperti melanosit) menjadi tumor
yang disebut melanoma. Kemungkinan
sumber ketiga antigen tumor adalah protein yang secara normal penting untuk
mengatur pertumbuhan dan proses bertahan hidup sel, yang umumnya bermutasi
menjadi kanker membujuk molekul sehingga sel termodifikasi sehingga
meningkatkan keganasan sel tumor.Sel yang termodifikasi sehingga meningkatkan
keganasan sel tumor disebut onkogen.
. 1.11Penyakit Imunitas
Mekanisme
Imun/kekebalan tubuh merupakan sistim pertahanan tubuh yang terintegrasi sejak
awal konsepsi (pembuahan).merupakan sistim pertahanan tubuh yang sudah
merupakan software bawaan. Tetapi sistim imun tersebut dapat juga berubah
menjadi suatu penyakit yang dalam beberapa jenis tidak bisadisembuhkan.Contoh :
Saat udara dingin, sering kita mengalami hidung tersumbat, bersin2 pada saluran
nafas kita (hidung), ini merupakan mekanisme untuk menghangatkan dan melembabkan
udara luar yang kita hirup kedalam paru-paru, tetapi pada orang – orang
tertentu, justru udara dingin tersebut akan memicu timbulnya reaksi yang
berlebihan, yaitu timbulnya serangan sesak nafas (astma), bisa juga timbulnya
gatal - gatal di sekujur tubuh (biduren/urtikaria). Berikut ini merupakan
penyakit akibat merendahnya sistem imun.
1. Hipersensivitas
Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik,
terjadi akibat respons imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakaan
jaringan tubuh. Reaksi tersebut oleh Gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi
berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III
dan IV. Reaksi itu dapat terjadi sendiri – sendiri, tetapi klinik sering dua
atau lebih jenis tersebut terjadi bersama.
2. Autoimunitas
Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi
sistem imun terhadap antigen jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut
autoantigen sedangkan antibodi yang dibentuk disebut autoantibodi. Penyakit
autoimun dapat dibagi atas beberapa golongan, yaitu :
a) Berdasarkan
organ ; terdiri atas penyakit autoimun organ spesifik dan non organ spesifik.
b) Berdasarkan
mekanisme ; penykit autoimun melalui antibodi ( anemia hemolitik autoimun,
miastenia gravis dan tirotoksikosis ), penyakit autoimun melalui kompleks imun
( LES, AR ), penyakit autoimun melalui sel T dan penyakit autoimun melalui
komplemen.
3. HIV
AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired
immunedeficiency syndrome, merupakan sekumpulan gejala yang menyertai
infeksi HIV. Infeksi HIV disertai gejala infeksi yang oportunistik yang
diakibatkan adanya penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan sistem imun.
Sedangkan HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.
a) Gejala
Infeksi HIV/ AIDS
1) Infeksi
akut : flu selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan rasa lemah
selama 1-2 minggu. Bisa disertai ataupun tidak gejala-gejala seperti:bisul
dengan bercak kemerahan (biasanya pada tubuh bagian atas) dan tidak gatal.
Sakit kepala, sakit pada otot-otot, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar,
diare (mencret), mual-mual, maupun muntah-muntah.
2) Infeksi
kronik : tidak menunjukkan gejala. Mulai 3-6 minggu setelah infeksi
sampai 10 tahun.
3) Sistem
imun berangsur-angsur turun, sampai sel T CD4 turun dibawah 200/ml dan
penderita masuk dalam fase AIDS.
4) AIDS
merupakan kumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Gejala yang tampak
tergantung jenis infeksi yang menyertainya. Gejala-gejala AIDS diantaranya :
selalu merasa lelah, pembengkakan kelenjar pada leher atau lipatan paha, panas
yang berlangsung lebih dari 10 hari, keringat malam, penurunan berat badan yang
tidak bisa dijelaskan penyebabnya, bercak keunguan pada kulit yang tidak
hilang-hilang, pernafasan pendek, diare berat yang berlangsung lama, infeksi
jamur (candida) pada mulut, tenggorokan, atau vagina dan mudah
memar/perdarahan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.dan berat badan
berangsur – angsur menurun.Berdasarkan penjelasan diatas untuk lebih mengetahui
b) Epidemiologi
Adanya infeksi menular seksual (IMS) yang lain (misal
GO, klamidia), dapat meningkatkan risiko penularan HIV (2-5%). HIV menginfeksi
sel-sel darah sistem imunitas tubuh sehingga semakin lama daya tahan tubuh
menurun dan sering berakibat kematian. HIV akan mati dalam air mendidih/ panas
kering (open) dengan suhu 56oC selama 10-20 menit. HIV juga tidak
dapat hidup dalam darah yang kering lebih dari 1 jam, namun mampu bertahan
hidup dalam darah yang tertinggal di spuit/ siring/ tabung suntik selama 4
minggu. Selain itu, HIV juga tidak tahan terhadap beberapa bahan kimia
seperti Nonoxynol-9, sodium klorida dan sodium
hidroksida.
c) Dampak
HIV/ AIDS
Dampak yang timbul akibat epidemi HIV/ AIDS dalam
masyarakat adalah : menurunnya kualitas dan produktivitas SDM (usia
produktif=84%); angka kematian tinggi dikarenakan penularan virus HIV/ AIDS
pada bayi, anak dan orang tua; serta adanya ketimpangan sosial karena
stigmatisasi terhadap penderita HIV/ AIDS masih kuat.
d) Cara
Penularan
HIV hanya bisa hidup dalam cairan tubuh seperti :
darah, cairan air mani (semen), cairan vagina dan serviks, air susu ibu maupun
cairan dalam otak. Sedangkan air kencing, air mata dan keringat yang mengandung
virus dalam jumlah kecil tidak berpotensi menularkan HIV.Cara penularan HIV
AIDS antara lain :
1) Hubungan
seksual dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, berhubungan seks dengan pasangan
yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat pelindung (kondom).
2) Kontak
darah/luka dan transfusi darah – Kontak darah/luka dan transfusi darah yang
sudah tercemar virus HIV.
3) Penggunaan
jarum suntik atau jarum tindik – Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik
secara bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV.
4) Dari
ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya.
5) HIV
tidak menular melalui gigitan nyamuk, orang bersalaman, berciuman, berpelukan,
tinggal serumah, makan dam minum dengan piring-gelas yang sama.
e) Cara
Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan ditujukan kepada seseorang
yang mempunyai perilaku beresiko, sehingga diharapkan pasangan seksual dapat
melindungi dirinya sendiri maupun pasangannya. Adapun caranya adalah dengan
tidak berganti-ganti pasangan seksual (monogami), penggunaan kondom untuk
mengurangi resiko penularan HIV secara oral dan vaginal. Pencegahan pada
pengguna narkoba dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunaan jarum
suntik bersamaan dan jangan melakukan hubungan seksual pada saat high (lupa
dengan hubungan seksual aman). Sedangkan pencegahan pada ibu hamil yaitu dengan
mengkonsumsi obat anti HIV selama hamil (untuk menurunkan resiko penularan pada
bayi) dan pemberian susu formula pada bayi bila ibu terinfeksi HIV. Serta
menghindari darah penderita HIV mengenai luka pada kulit, mulut ataupun mata.
f) Pengobatan
HIV/ AIDS
Pengobatan HIV/ AIDS yang sudah ada kini adalah dengan
pengobatan ARV (antiretroviral) dan obat-obat baru lainnya masih dalam tahap
penelitian.Jenis obat-obat antiretroviral :
1. Attachment
inhibitors(mencegah perlekatan virus pada sel host) danfusioninhibitors (mencegah
fusi membran luar virus dengan membran sel hos). Obat ini adalah obat baru yang
sedang diteliti pada manusia.
2. Reverse
transcriptase inhibitors atau RTI, mencegah salinan RNA virus ke
dalam DNA sel hos. Beberapa obat-obatan yang dipergunakan saat ini adalah
golongan Nukes dan Non-Nukes.
3. Integrase
inhibitors,menghalangi kerja enzim integrase yang
berfungsi menyambung potongan-potongan DNA untuk membentuk virus
4. Protease
inhibitors (PIs), menghalangi enzim protease yang
berfungsi memotong DNA menjadi potongan-potongan yang tepat. Golongan obat ini
sekarang telah beredar di pasaran (Saquinavir, Ritonavir, Lopinavir, dll.).
5. Immune
stimulators (perangsang imunitas) tubuh melalui kurir (messenger)
kimia, termasuk interleukin-2 (IL-2), Reticulose, HRG214. Obat ini masih dalam
penelitian tahap lanjut pada manusia.
6. Obat antisense,
merupakan “bayangan cermin” kode genetik HIV yang mengikat pada virus untuk
mencegah fungsinya (HGTV43).
2.12 Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal
atau resisten. Imunisasi adalah pemberian kekebalaan tubuh terhadaap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit
itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi
lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan pada
anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang
dewasa,sehingga rentang terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak
cukup hanya dilakukan satu kali tetapi harus dilakukan secara bertahap dan
lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup
anak. Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari immunisasi adalah untuk
mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan
bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang
dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti Hepatitis B, campak, polio,
difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, dan TBC. Imunisasi pada
balita atau anak – anak dapat kita lakukan untuk membuat system imun dalam
tubuh anak menjadi lebih baik.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan
dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada
seseorang dengan cara suntik atau minum. Telah bibit penyakit masuk pada tubuh
kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan
membentuk antibodi.Imunisasi dapat dibagi jadi 2 jenis, yakni imunisasi pasif
dan imunisasi aktif.
1. Imunisasi
Pasif
Imunisasi ini terjadi bila seseorang menerima antibodi
atau produk sel lainnya dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif
atau dengan kata lain merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit.
2. Imunisasi
Aktif
Pada imunisasi aktif, respon imun dapat terjadi
setelah seseorang terpasang dengan antigen. Imunisasi aktif kekebalanya didapat
dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh
biasaa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah
maupun yang kuat.Transfer sel yang imunokompeten kepala pejamu yang sebelumnya
imuninkompeten, disebut transfer adaptif Imunisasi dapat terjadi.
3. Imunosupresif
Senyawa yang menghambat respon imun adaptif disebut
obat imunosupresif. Mereka digunakan terutama dalam pengobatan graft penolakan
dan penyakit autoimun yang parah. Imunosupresan adalah obat yang
diberikan untuk menekan respon alami sistem kekebalan
tubuh. Imunosupresan diberikan kepada pasien transplantasi
untuk mencegah penolakan organ dan kepada pasien
penyakit autoimun seperti lupus.
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Sistem Imun adalah
sistem perlindungan pengaruh luar Biologis yang dilakukan oleh sil dan organ
khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem
ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing dalam tubuh. Jika sistem kekebalan
melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapa berkembang dalam
tubuh.
3.2SARAN
Penulis menyadari
bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan, karena masih
terbatasnya pengetahuan penulis. Olehnya itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji ulang agar dapat
sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
putriiandynii.blogspot.com/2014/01/makalah-imunologi.html
www.anneahira.com/pengertian-imunisasi.htm
ml.scribd.com/doc/46134656/Imunisasi-Pasif-Dan-Aktif
No comments:
Post a Comment