BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang
mengalami perkembangan bahkan kemajuan.Salah satunya adalah bidang pelayanan
kesehatan.bidang pelayanan kesehatan tidak hanya sarana dan prasarana yang
mengalami kemajuan,tetapi juga profesionalisme dari tenaga kesehatan.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan
berhadapan dengan klien dan tenaga kesehatn lainnya.Oleh karena itu,Perawat
harus terus meningkatkan profesionalismenya,yaitu meningkatkan perilaku caring.Caring
bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan
memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan
memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman
dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999).
Sebagai perawat/ners
materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring dan
curing dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu
memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung
jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan
berhasil dicapai oleh perawat kalauÂ
mereka mampu memahami apa itu caring.Saat ini, caring dan curing adalah
isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan
tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar
ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku
caring dan curing sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.
Sebagai perawat/ners
materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring dan
curing dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu
memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung
jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan
berhasil dicapai oleh perawat kalauÂ
mereka mampu memahami apa itu caring.Saat ini, caring dan curing adalah
isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan
tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar
ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku
caring dan curing sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian mengenai caring consept secara umum
dalam keperawatan ?
2.
Apa perbedaan antara caring dengan curing consept ?
3.
Apa saja prilaku caring yang dapat ditemui dalam
tatanan pelayanan kesehatan ?
4.
Apa pengertian transkultural nursing ?
5.
Apa saja contoh-contoh aplikasi transkultural nursing
pada beberapa masalah kesehatan ?
C.
Tujuan
·
Untuk mengetahui pengertian caring consept secara umum
dalam
Kesehatan
·
Untuk mengetahui perbedaan caring dengan curing
consept
·
Untuk mengetahui pengertian prilaku caring yang dapat ditemui dalam tantanan pelayan
kesehatan
·
Untuk mengetahui pengertian transkultural nursing
·
Untuk mengetahui contoh-contoh aplikasi transkultural
nursing pada beberapa masalah kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Curing
Curing merupakan ilmu
yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/ data dan mengobati dengan
patofisiologi yang bisa dipertanggungjawabkan. Curing merupakan tugas primer
dokter dan caring sebagai tugas sekundernya. Curing merupakan komponen dalam
caring. di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja
yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dan juga curing lebih
memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya
B. Perbedaan antara Caring dan Curing
Caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian dan curing
dapat diartikan sebagai tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat
diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada
individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah
upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien.
Dalam penerapannya, konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan,
diantaranya:
- Caring
merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya
seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien
daripada memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik
dengan perawat.
- Curing
merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan
tindakan caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan
dokter.
- Dalam
pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan
¼ nya adalah curing.
- Caring
bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing. Maksudnya caring lebih
menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam
praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan
perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan
pelayanan bagi mereka yang sakit.
- Tujuan
caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu
klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan
dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan
fungsi tubuh sedangkan tujuan curing adalah menentukan dan menyingkirkan
penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
- Diagnosa
dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita
sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi
masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
Pandanga
Caring Menurut Beberapa Tokoh Keperawatan
- Menurut Jean Watson
a.
Watson merupakan penggagas teori yang banyak
mempengaruhi pendekatan keperawatan dan meletakkan dasar humanisme pada
keseluruh aspek kajian keperawatan.
Konsep
yang dikemukakan adalah esensi manusia dg keutuhan dan sifat – sifat
kemanusiannya dan “ esensi caring “ menjadi pondasi perawat dalam memperlakukan
manusia ( pasien / klien ) dan dirinya sendiri.
9 caratif faktor yg membentuk perilaku caring
·
Human altruistik ( mengutamakan nilai – nilai
kemanusiaan )
·
Menanamkan kepercayaan dan harapan
·
Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang
lain
·
Pengembangan bantuan dan hubungan saling percaya
·
Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yg positif
dan negatif
·
Sistematis dalam metode pemecahan masalah,
·
Pengembangan pendidikan dan pengetahuan internasional,
·
Meningkatkan dukungan, perlindungan mental, fisik,
sosial budaya dan lingkungan spiritual
b.
Dorothea E. Orem
Oremengem bangkan model konsep
keperawatan self care ini pada awal tahun 1971. Model ini pada awalnya berfokus
pada indivudu kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada keluarga,
kelompok, komunitas dan pada edisi ketiga
sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yg meliputi:
·
Self care
·
Self care defisit
·
Teori nursing sistem
Keyakinan
orem tentang 4 konsep utama keperawatan adalah
1.
Klien
Suatu
individu atau kelompok yg tidak mampu secara terus menerus mepertahankan self
care untuk hidup & sehat, pemulihan dari sakit atau trauma serta efeknya.
2.
Sehat
Kemampuan
individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yg berperan untuk
mempertahankan, meningkatkan integritas struktur fungsi dan perkembangan.
3.
Lingkungan
Tatanan
keadaan fisik, sosial dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan self care,
serta tugas perawat untuk memberikan motivasi kepada klien dalam social
lingkungan klien setempat akan tetapi tidak secara spesifik.
4.
Keperawatan
Pelayanan
dengan sengaja dipilih atau kegiatan untuk membantu individu maupun kelompok
dalam mempertahankan self care yg mencakup kegiatan struktural, fungsi
danperkembangan.
c.
Menurut Madeleine Leininger
a.
Leininger mengemukakan teorinya yg transcultural
nursing, dimana mengungkapkan konsep latar belakang konsep latar belakang
budaya sebagai aspek yg sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat sakit
seseorang
b.
intervensi
keperawatannya adalah pandangan & latar belakang budaya klien sebagai
pertimbangan keperawatan.
c.
Leininger telah mengembangkan konsep “ etnocaring “ yg
artinya bahwa percaya terhadap unsur dari asuhan keperawatan dg menyampaikan
ASKEP secara efektif yg harus bisa menterjemahkan dari sudut pandang
profesionalisme perawat.
d.
Menurut Pandangan Gibso
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari
terbentuknya kinerja perawat dalam merawat klien.Secara teoritis ada tiga
kelompok variabel yg mempengaruhi kinerja tenaga kesehatannya diantaranya
variabel individu, organisasi, psikologis. Perawat dalam melaksanakan konsep
caring harus menggunakan 3 pendekatan antara lain;
1.
Pendekatan individu yaitu Melalui peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan.
2.
Pendekatan organisasi yaitu dilakukan melalui
perencanaan, pengembangan yang terkait dengan keputusan kinerja serta adanya
efektifitas kepemimpinan dalam keperawatan.
3.
Pendekatan psikologi yaitu dapat ditunjang dengan
kepribadian yang care dan rasa kasih sayang.
C. Pengertian Inform Consent
Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu
“informed” yang berarti telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi),
dan “consent” yang berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed
consent” mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah
mendapat informasi. Dengan demikian “informed consent” dapat didefinisikan
sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta
resiko yang berkaitan dengannya.
Menurut D. Veronika Komalawati, SH , “informed
consent” dirumuskan sebagai suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya
medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya setelah memperoleh informasi
dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya
disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi.
Fungsi
Pemberian Informed Consent
1.
Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien
selaku manusia
2.
Penghormatan terhadap hak otonomi perorangan yaitu hak
untuk menentukan nasibnya sendiri
3.
Proteksi terhadap pasien sebagai subjek penerima
pelayanan kesehatan (health care receiver = HCR)
4.
Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam
mengobati pasien
5.
Menghindari penipuan dan misleading oleh dokter
6.
Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional
7.
Mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran
dan kesehatan
8.
Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang
kedokteran dan kesehatan
9.
Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk
melakukan introspeksi terhadap diri sendiri.
D.
Metode
Sentuhan pada Pasien
Metode Penyembuhan dengan Sentuhan ( Touch Healing ) -
Penyakit datangnya dari Allah Kesembuhan hanyalah milik Allah. Peran dokter/terapis/tabib
sebagai penyebabnya.
Tersurat
pada dialog antara Ibrahim AS. dengan Allah:
Pada suatu saat ia bertanya kepada Allah.”Wahai Tuhanku! Dari
manakah asalnya penyakit?” Allah menjawab,”Dari Aku.” Ibrahim AS. bertanya
lagi, “Dari manakah datangnya obat?” Allah menjawab, “Dari Aku.” Ibrahim as
masih bertanya ,”Jika demikian, apa peran dokter?” Allah menjawab, “Dia adalah
orang yang aku kirim dan di tangannya terletak penyebab kesembuhan.” (Ibn
Al-Qaiyim Al Jauziah (penterjemah H.M.A. Saaridinata): Pengobatan Menurut
Petunjuk Nabi. Gemagung Ikhitiati, 2002, hal 2.
Salah satu metode pengobatan adalah terapi sentuhan atau yang
dikenal dengan Healing Touch Terapi paling mesra dan romantis karena di situlah
ada kasih sayang tersalur otomatis antara Terapis dan Pasien. Terapi ini
merupakan bentuk penyembuhan yang menggunakan tangan yang langsung menyentuh
kulit dalam mengobati beragam penyakit dalam tubuh. Kulit adalah organ terkuat
yang dapat menerima rangsangan pada tubuh manusia, dan ketika reseptor
sensoriknya dirangsang, hormon oksitoksin (yang membuat anda merasa lebih baik)
dilepaskan. Dan pada saat yang bersamaan kortisol (hormon stress) berkurang.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa sentuhan memiliki kekuatan yang
menyembuhkan.
Sentuhan tangan pada Pengobatan Ruqyah mengkombinasikan
antara sentuhan tangan dengan menggunakan gelombang suara yang dapat
mempengaruhi getaran sistem tubuh, khususnya pada organ yang tidak normal.
Organ ini akan merespon suara tertentu untuk mengembalikan sistem getarannya
yang orisinal, atau dengan kata lain, mengembalikan kondisi kesehatannya.
sel-sel tiap organ tubuh bergetar dalam frekuensi tertentu, dan membentuk
sistem yang kompleks dan koordinatif, yang dapat terpengaruh oleh suara di
sekitarnya. Penyakit yang menjangkiti suatu organ tubuh itu dapat mengakibatkan
perubahan pada getaran sel-sel organ tersebut, dan pada kelanjutannya
membuatnya menyimpang dari sistem tubuh secara umum yang dapat dikembalikan
getaran orisinalnya dengan gelombang suara ruqyah ( membaca Al-Qur’an dan
doa-doa yang di syari’ahkan).
Sesungguhnya Healing Touch sudah dikenal dan diajarkan dari
zaman Rasulullah. Diriwayatkan dari ‘Utsman ibn Abi al-‘Ash ats-Tsaqafi ia
berkata,”Aku telah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengadukan sebuah penyakit yang hampir saja membinasakanku. Maka beliau berkata
kepadaku, ”letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit, lalu bacakanlah:
بِاسْمِ اللهِ.أَعُوْذُبِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّمَاأَجِدُوَاُحَاذِرُ
Bismillah (3x) A’uzu bi’izzatillahi wa qudrotihi min
syarri maa ajidu wa uhaaziru (7x)
“Dengan
nama Allah (3 kali) Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah dari
bencana penyakit yang kurasakan dan kucemaskan ini.”(7x)
‘Utsman
ibn Abi al-Ash melanjutkan, ”Maka aku amalkan petunjuk Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tersebut sehingga Allah SWT menghilangkan penyakit itu
dariku.” [HR. Muslim no.2202]
Pada
hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan Healing Touch
dibarengi dengan doa bagi para shahabatnya ketika ada yang sakit. Diriwayatkan
dari ‘Aisyah ra berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila ada
orang sakit diantara kami, beliau menyentuhnya dengan tangan kanannya, kemudian
beliau berdoa :
Allohumma
azhibil ba’sa Robbannaas isyfihi wa antasy syaafi laa syifaa’an illa syifaa’uka
syifaa’an yaa yughoodiru saqoman
“Ya
Allah Robb sekalian manusia, hilangkanlah kesengsaraan ini dan sembuhkanlah ia.
Karena sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh dan tidak ada kesembuhan melainkan
hanya dari-Mu yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lagi.” (HR.Bukhari
dan Muslim)
Dua hadits diatas adalah bukti nyata bahwa Rasulullah
melakukan tehnik Healing Touch pada pasiennya dan menganjurkan sahabat juga
umatnya untuk melakukan prosesi Healing Touch yang dibarengi dengan doa.
Pada zaman modern saat ini, ternyata Healing Touch
yang dilakukan Rasulullah, para sahabat, ulama dan umat Islam untuk mengobati
beragam penyakit kini telah dikembangkan dan diteliti oleh Dolores Krieger,
seorang profesor di New York University School of Nursing dan Dora Kunz,
seorang natural healer di tahun 1970. Mereka menjelaskan, didasarkan pada teori
bahwa tubuh, pikiran, serta emosi membentuk bidang energi yang kompleks.
Berdasarkan prinsip terapi sentuhan tangan ini, kesehatan merupakan indikasi
dari keseimbangan getaran energi tubuh dan penyakit menandakan
ketidakseimbangan getaran energi tubuh. Studi-studi ilmiah membuktikan, terapi
sentuhan tangan ini bisa membantu menyembuhkan luka, mengurangi rasa sakit,
serta membuat Anda relaks.
Cara
kerja Healing Touch
Ada dua teori yang mendukung cara kerja terapi ini.
Teori pertama menyatakan kalau rasa sakit yang sebenarnya berkaitan dengan
pengalaman menyakitkan baik secara fisik maupun mental (seperti infeksi,
cidera, atau hubungan yang tidak harmonis) yang tertinggal dalam sel-sel tubuh.
Rasa sakit yang tersimpan dalam dalam sel-sel ini bersifat merusak serta
mengganggu cara kerja sel-sel lain di dalam tubuh. Hasilnya adalah penyakit.
Dan terapi ini diyakini bisa mengembalikan kesehatan dengan cara memulihkan
komunikasi antara sel-sel.
Teori kedua berdasarkan pada prinsip-prinsip fisika
kuantum. Darah, yang mengandung besi, menghasilkan bidang elektromagnetik saat
bersirkulasi di dalam tubuh. Berdasarkan teori ini, kadang-kadang kita bisa
melihat bidang ini yang disebut dengan medan elektromagnetik tubuh. Secara
umum, Healing Touch didasarkan pada ide bahwa keseimbangan aliran gelombang
energi yang menghasilkan kesehatan optimal. Para Quranic Healer mengalirkan
gelombang energi Ruqyah (dari hasil pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan doa
Rasulullah) pada tangan mereka dan kemudian menyeimbangkan kembali ketidak
stabilan energi tubuh seorang pasien. Saat menerima Healing Touch, Pasien
biasanya akan merasa hangat, relaks, nyaman serta hilangnya rasa sakit, pada
kasus-kasus tertentu akan mengeluarkan emosi negatif dan semua penyakit (yang
berhubungan dengan racun, kuman penyakit) keluar dari tubuh baik melalui
keringat maupun muntahan.
Manfaat
Healing Touch
Sebagian besar studi menunjukkan bahwa Healing Touch bisa
meredakan sakit kepala akibat kontraksi otot (tension headache) dan mengurangi
rasa sakit akibat terbakar, osteoarthritis, atau akibat operasi. Selain itu,
terapi ini juga berfungsi mempercepat penyembuhan luka dan memperbaiki fungsi
area-area yang mengalami arthritis.
Healing Touch juga bisa membuat Anda relaks. Ada juga
pasien kanker, penyakit jantung, dan pasien luka bakar yang melaporkan bahwa
Healing Touch mengurangi kecemasan secara signifikan. Secara umum, relaksasi
yang ditimbulkan terapi ini bisa mengurangi stres, menurunkan tekanan darah,
serta memperbaiki pernapasan. Dengan relaks, kadar kolesterol Anda juga bisa
menurun, sistem kekebalan tubuh meningkat. Terapi ini juga Insya Allah bisa
mengobati berbagai penyakit fisik jika dipadukan dengan pengobatan medis dan
herbal, segala macam penyakit psikis (kejiwaan) dan termasuk juga penyakit non
fisi.
E.
Kebutuhan
Dasar Pasien
Kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan kehidupan bagi manusia. Pada umumnya kebutuhan dasar manusia
adalah sama. Sebagai seorang perawat, tugas utama adalah memenuhi kebutuhan
dasar pasien. Untuk memaksimalkan dan mengefektifkan hal tersebut maka setiap
perawat harus mengetahui serta memahami mengenai kebutuhan dasar manusia itu
sendiri.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, jadi seorang
perawat mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya perawat, maka
kebutuhan dasar pasien bisa terpenuhi dengan lengkap, sesuai kebutuhan
pasien/klien.
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti
makanan, air, keamanan dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan
hidup dan kesehatan.Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan,kebutuhan
yang unik, setiap orangmempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama.Besarnya
kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada
rentang sehat-sakit.
Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah
sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara
kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.Hierarki kebutuhan
manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas. Tingkatan yang
paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara,
air dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan
keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan yang ketiga
mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan
sosial dan cinta seksual. Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa
berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa berguna,
penerimaan dan kepuasan diri. Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan
aktualisasi diri.
Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh
kebutuhannya terpenuhi merupakan orang
yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak
terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat
pada satu atau lebih dimensi manusia.
F.
Interkasi
yang baik antara Perawat dengan Pasien
Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana
untuk mengaplikasikan proses keperawatan pada saat perawat dan pasien
berinteraksi kesediaan untuk terlibat guna mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Hubungan perawat dan pasien adalah hubungan yang direncanakan secara
sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian tiuan klien. Dalam
hubungan itu perawat menggunakan pengetahuan komunikasi guna memfasilitasi
hubungan yang efektif.
Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat
professional yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Hubungan perawat dengan
pasien merupakan hubungan interpersonal titik tolak saling memberi pengertian.
Kewajiban perawat memberikan asuhan keperawatan dikembangkan hubungan saling percaya dibentuk
dalam interaksi ,hubungan yang dibentuk bersifat terapetik dan bukan hubungan
social,hubungan perawat dan klien sengaja dijalin terfokus pada klien,bertujuan
menyelesaikan masalah klien.
2 tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan
banyak factor yang perlu diperhatikan baik klien maupun perawat
a.
perawat professional bila mampu menciptakan hubungan
terapetik dengan
klien
b.
keikhlasan,empati dan kehangatan diciptakan dalam
berhubungan dengan klien
Tahap
hubungan perawat dengan pasien
1.
Tahap orientasi
Di
mulai pada saat pertama kali berhubungan.Tujuan utama tahap orientasi adalah
membangun trust.
2.
Tahap bekerja
3.
Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan
keperawatan
4.
Membangun suasana yang mendukung untuk berubah
5.
Tahap terminasi
a.
Penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan
b.
Terminasi disampaikan sejak awal atau tidak mendada
faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam berhubungan
1.
Perbedaan perkembangan
2.
Perbedaan budaya
3.
Perbedaan gender
4.
Gangguan pendengaran
5.
Gangguan penglihatan
Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi
bila :
1.
Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan
pasien
2.
Perawat benar-benar memahami tentang hak-hak pasien dan harus melindungi
hak tersebut,salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien
3.
Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan
yang mungkin terjadi pada pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang
dideritanya,antara lain kelemahan fisik dan ketidakberdayaan dalam menentukan
sikap atau pilihan sehingga tidak dapat
menggunakan hak dan kewajibannya dengan baik
4.
Perawat harus memahami keberadaan pasien sehingga
dapat bersikap sabar dan tetap memperhatikan pertimbangan etis dan moral
5.
Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
segala risiko yang mungkin timbul selama pasien dalam perawatannya
6.
Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari
konflik antara nilai-nilai pribadi pasien dengan cara membina hubungan baik
antara pasien,keluarga,dan teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien
Dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu,keluarga,atau komunitas,perawat
sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang
mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan peraktek keperawatan,dimana inti dari filsafat
tersebyut adalah hak dan martabat manusia. Karena itu,fokus dari etika
keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat diperlukan peraturan tentang hubungan
antara perawat dengan masyarakat,yaitu sebagai berikut :
1.
Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa
berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu,kelurga,dan masyarakat.
2.
Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang
keperawatan,memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya,adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu,keluarga,dan
masyarakat
3.
Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap
individu,keluarga dan masyarakat,senantiasa dilandasi rasa tulus,ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan
4.
Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan
individu,keluarga dan masyarakat,khususnya dalam mengambil prakarsa dan
mengadakan upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai
bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
G.
Diagnosa
Medis
1.
Pengertian Diagnosa Medis
Pengertian Diagnosa menurut kamus besar bahasa indonesia
adalah penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti atau memeriksa
gejala-gejalanya atau pemeriksaan terhadap suatu hal. Diagnosa medis sendiri
adalah penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala dengan menggunakan
cara dan alat seperti laboratorium, foto dan klinik.
Sedangkan Diagnosa pembanding adalah Diagnosa yang dilakukan
dengan membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis
penyakit lainnya.
Pengertian Diagnosa secara umum lainnya adalah usaha untuk
mengetahui atau mengidentifikasi mengenai suatu jenis penyakit atau masalah
kesehatan yang diderita atau dialami seseorang pasien atau penderita. Hasil
dari Diagnosa adalah sebuah diagnosa penyakit.
Pengertian
Diagnosa, tahapan Diagnosa
Selain
pengertian Diagnosa, sebaiknya Anda juga mengetahui tahapan
tahapan
yang dijalani seorang dokter atau tenaga medis untuk mengetahui
jenis
penyakit dari pasien. Yaitu:
- Anamnesis,
melakukan tanya jawab langsung maupun tidak langsung antara tenaga medis
seperti dokter atau perawat dengan pasien atau keluarga pasien. Ada dua
macam anamnesis, yaitu auto anamnesis atau tanya jawab yang ditujukan
langsung kepada pasien dan allo anamnesis atau tanya jawab yang ditujukan
pada keluarga pasien.
- Pemeriksaan
fisik pasien, yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik adalah:
· Inspeksi,
yaitu melihat, mengamati keadaan pasien secara garis besar. Misalnya cara
jalan, dll.
· Palpasi
atau perabaan, dengan cara meraba panas badan, meraba adanya rasa nyeri, meraba
adanya pembengkakan, dll.
· Perkusi
(ketukan), dengan cara mengetuk pada bagian tubuh yang sedang diperiksa.
· Auskultasi
(mendengarkan), mendengarkan dengan menggunakan alat seperti stetoskop.
· Pemeriksaan
penunjang, misalnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, rontgen, pemeriksaan
USG, CT Scan, pemeriksaan MRI, dan masih banyak lainnya.
- Perbedaan Diagnosis
Keperawatan & Medis
1.
Diagnosis Keperawatan
a.
Berfokus pada respon atau reaksi klien terhadap
penyakitnya.
b.
Berorientasi pada kebutuhan individu.
c.
Berubah sesuai dengan perubahan respon klien .
d.
Mengarah kepada fungsi mandiri perawat, dalam
melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.
- Diagnosis
Medis
a.
Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan
dan penyembuhan penyakit .
b.
Berorientasi pada keadaan patologis
c.
Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh
d.
Mengarah kepada tindakan medis yang sebagian dapat
dilimpahkan kepada perawat
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagai
perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami
konsep caring dan curing dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk
untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati,
bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu
semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalauÂ
mereka mampu memahami apa itu caring.Saat ini, caring dan curing adalah
isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan
tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar
ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku
caring dan curing sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.
Sebagai
perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami
konsep caring dan curing dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk
untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati,
bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu
semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalauÂ
mereka mampu memahami apa itu caring.Saat ini, caring dan curing adalah
isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan
tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar
ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku
caring dan curing sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A, Anne G. Perry. 2009.
Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Taylor,carol.lilis,carol dan
lemone,priscilla 1997,Fundamentals of Nursing 3nd ed,phidelphia:Lippincott
http://staff.ui.ac.id/internal/132014715/material/PerilakuCaringdalamPemberianAsuhanKeperawatan.pdf
( diakses: 20 November 2011 )
http://www.scribd.com/doc/44891595/Caring-Menurut-Watson
(Di aksesn tanggal 20 November 2011)
http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidiana/2010/06/04/konsep-caring/(di
akses tanggal 20 november 2011)
Budi Sampurna, Zulhasmar Syamsu, Tjetjep
Dwijdja Siswaja. 2005. Bioetik dan Hukum Kedokteran, Pengantar bagi Mahasiswa
Kedokteran dan Hukum. Penerbit Pustaka Dwipar.
J. Guwandi. Informed consent Consent.
FKUI. Jakarta. 2004.
M.jusuf H & Amri Amir. Etika
Kedokteran & Hukum Kesehatan. EGC. Jakarta. 1999.
Anonim. (2012). Persetujuan dan Penolakan
terhadap Tindakan Medis. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm.
Diakses pada tanggal 01 November 2012, pukul 11.35 WIB
Anonim. (2012). Mengenal “Informed
Consent”.http://www.scribd.com/doc/ 22040447/All-About-Informed-Consent.
Diakses pada tanggal 01 November 2012, pukul 11.35 WI
Morrison Paul & Burnard
Philip.2009.caring & commicating.buku kedokteran EGC : Jakarta. http//:
wordpress.com/2011/12/makalah-kdk-unit-3-fg-3.pdf
No comments:
Post a Comment