Friday, 26 November 2021

MAKALAH CARING DAN CURING

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan bahkan kemajuan.Salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan.bidang pelayanan kesehatan tidak hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan,tetapi juga profesionalisme dari tenaga kesehatan.

Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga kesehatn lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus terus meningkatkan profesionalismenya,yaitu meningkatkan perilaku caring.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999).

Sebagai  perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring dan curing dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalau  mereka mampu memahami apa itu caring.Saat ini, caring dan curing adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring dan curing sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.

Sebagai  perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring dan curing dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalau  mereka mampu memahami apa itu caring.Saat ini, caring dan curing adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring dan curing sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.

 

B.       Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian mengenai caring consept secara umum dalam  keperawatan ?

2.      Apa perbedaan antara caring dengan curing consept ?

3.      Apa saja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan ?

4.      Apa pengertian transkultural nursing ?

5.      Apa saja contoh-contoh aplikasi transkultural nursing pada beberapa masalah kesehatan ?

 

C.      Tujuan

·                     Untuk mengetahui pengertian caring consept secara umum dalam

Kesehatan

·                     Untuk mengetahui perbedaan caring dengan curing consept

·      Untuk mengetahui pengertian  prilaku caring  yang dapat ditemui dalam tantanan pelayan kesehatan

·      Untuk mengetahui pengertian  transkultural nursing

·      Untuk mengetahui contoh-contoh aplikasi transkultural nursing pada beberapa masalah kesehatan


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian Curing

Curing merupakan  ilmu yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/ data dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa dipertanggungjawabkan. Curing merupakan tugas primer dokter dan caring sebagai tugas sekundernya. Curing merupakan komponen dalam caring. di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dan juga curing lebih memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya

 

B.  Perbedaan antara Caring dan Curing

Caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian dan curing dapat diartikan sebagai tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien. Dalam penerapannya, konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya:

  1. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.
  2. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder. Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
  3. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan ¼ nya adalah curing.
  4. Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing. Maksudnya caring lebih menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi mereka yang sakit.
  5. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
  6. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.

Pandanga Caring Menurut Beberapa Tokoh Keperawatan

  1. Menurut  Jean Watson

a.    Watson merupakan penggagas teori yang banyak mempengaruhi pendekatan keperawatan dan meletakkan dasar humanisme pada keseluruh aspek kajian keperawatan.

Konsep yang dikemukakan adalah esensi manusia dg keutuhan dan sifat – sifat kemanusiannya dan “ esensi caring “ menjadi pondasi perawat dalam memperlakukan manusia ( pasien / klien ) dan dirinya sendiri.

9 caratif faktor yg membentuk perilaku caring

·         Human altruistik ( mengutamakan nilai – nilai kemanusiaan )

·         Menanamkan kepercayaan dan harapan

·         Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain

·         Pengembangan bantuan dan hubungan saling percaya

·         Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yg positif dan  negatif

·         Sistematis dalam metode pemecahan masalah,

·         Pengembangan pendidikan dan pengetahuan internasional,

·         Meningkatkan dukungan, perlindungan mental, fisik, sosial budaya dan lingkungan spiritual

b.    Dorothea E. Orem   

Oremengem bangkan  model  konsep keperawatan self care ini pada awal tahun 1971. Model ini pada awalnya berfokus pada indivudu kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada keluarga, kelompok, komunitas dan  pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yg meliputi:

·           Self care

·           Self care defisit

·           Teori nursing sistem

Keyakinan orem tentang 4 konsep utama keperawatan adalah

1.      Klien

Suatu individu atau kelompok yg tidak mampu secara terus menerus mepertahankan self care untuk hidup & sehat, pemulihan dari sakit atau trauma serta efeknya.

2.      Sehat            

Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yg berperan untuk mempertahankan, meningkatkan integritas struktur fungsi dan perkembangan.

3.      Lingkungan

Tatanan keadaan fisik, sosial dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan self care, serta tugas perawat untuk memberikan motivasi kepada klien dalam social lingkungan klien setempat akan tetapi tidak secara spesifik.

4.      Keperawatan

Pelayanan dengan sengaja dipilih atau kegiatan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mempertahankan self care yg mencakup kegiatan struktural, fungsi danperkembangan.

c.    Menurut Madeleine Leininger

a.    Leininger mengemukakan teorinya yg transcultural nursing, dimana mengungkapkan konsep latar belakang konsep latar belakang budaya sebagai aspek yg sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat sakit seseorang

b.     intervensi keperawatannya adalah pandangan & latar belakang budaya klien sebagai pertimbangan keperawatan.

c.    Leininger telah mengembangkan konsep “ etnocaring “ yg artinya bahwa percaya terhadap unsur dari asuhan keperawatan dg menyampaikan ASKEP secara efektif yg harus bisa menterjemahkan dari sudut pandang profesionalisme perawat.

d.   Menurut Pandangan Gibso

Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari terbentuknya kinerja perawat    dalam  merawat klien.Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yg mempengaruhi kinerja tenaga kesehatannya diantaranya variabel individu, organisasi, psikologis. Perawat dalam melaksanakan konsep caring harus menggunakan 3 pendekatan antara lain;  

1.         Pendekatan individu yaitu Melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.

2.         Pendekatan organisasi yaitu dilakukan melalui perencanaan, pengembangan yang terkait dengan keputusan kinerja serta adanya efektifitas kepemimpinan dalam keperawatan.

3.         Pendekatan psikologi yaitu dapat ditunjang dengan kepribadian yang care dan rasa kasih sayang.

 

C.  Pengertian Inform Consent

Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent” mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian “informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.

Menurut D. Veronika Komalawati, SH , “informed consent” dirumuskan sebagai suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya setelah memperoleh informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi.

Fungsi Pemberian Informed Consent

1.      Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia

2.      Penghormatan terhadap hak otonomi perorangan yaitu hak untuk menentukan nasibnya sendiri

3.      Proteksi terhadap pasien sebagai subjek penerima pelayanan kesehatan (health care receiver = HCR)

4.      Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien

5.      Menghindari penipuan dan misleading oleh dokter

6.      Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional

7.      Mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan

8.      Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan

9.      Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk melakukan introspeksi terhadap diri sendiri.

 

D.    Metode Sentuhan pada Pasien

Metode Penyembuhan dengan Sentuhan ( Touch Healing ) - Penyakit datangnya dari Allah Kesembuhan hanyalah milik Allah. Peran dokter/terapis/tabib sebagai penyebabnya.

Tersurat pada dialog antara Ibrahim AS. dengan Allah:

Pada suatu saat ia bertanya kepada Allah.”Wahai Tuhanku! Dari manakah asalnya penyakit?” Allah menjawab,”Dari Aku.” Ibrahim AS. bertanya lagi, “Dari manakah datangnya obat?” Allah menjawab, “Dari Aku.” Ibrahim as masih bertanya ,”Jika demikian, apa peran dokter?” Allah menjawab, “Dia adalah orang yang aku kirim dan di tangannya terletak penyebab kesembuhan.” (Ibn Al-Qaiyim Al Jauziah (penterjemah H.M.A. Saaridinata): Pengobatan Menurut Petunjuk Nabi. Gemagung Ikhitiati, 2002, hal 2.

Salah satu metode pengobatan adalah terapi sentuhan atau yang dikenal dengan Healing Touch Terapi paling mesra dan romantis karena di situlah ada kasih sayang tersalur otomatis antara Terapis dan Pasien. Terapi ini merupakan bentuk penyembuhan yang menggunakan tangan yang langsung menyentuh kulit dalam mengobati beragam penyakit dalam tubuh. Kulit adalah organ terkuat yang dapat menerima rangsangan pada tubuh manusia, dan ketika reseptor sensoriknya dirangsang, hormon oksitoksin (yang membuat anda merasa lebih baik) dilepaskan. Dan pada saat yang bersamaan kortisol (hormon stress) berkurang. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sentuhan memiliki kekuatan yang menyembuhkan.

Sentuhan tangan pada Pengobatan Ruqyah mengkombinasikan antara sentuhan tangan dengan menggunakan gelombang suara yang dapat mempengaruhi getaran sistem tubuh, khususnya pada organ yang tidak normal. Organ ini akan merespon suara tertentu untuk mengembalikan sistem getarannya yang orisinal, atau dengan kata lain, mengembalikan kondisi kesehatannya. sel-sel tiap organ tubuh bergetar dalam frekuensi tertentu, dan membentuk sistem yang kompleks dan koordinatif, yang dapat terpengaruh oleh suara di sekitarnya. Penyakit yang menjangkiti suatu organ tubuh itu dapat mengakibatkan perubahan pada getaran sel-sel organ tersebut, dan pada kelanjutannya membuatnya menyimpang dari sistem tubuh secara umum yang dapat dikembalikan getaran orisinalnya dengan gelombang suara ruqyah ( membaca Al-Qur’an dan doa-doa yang di syari’ahkan).

Sesungguhnya Healing Touch sudah dikenal dan diajarkan dari zaman Rasulullah. Diriwayatkan dari ‘Utsman ibn Abi al-‘Ash ats-Tsaqafi ia berkata,”Aku telah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadukan sebuah penyakit yang hampir saja membinasakanku. Maka beliau berkata kepadaku, ”letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit, lalu bacakanlah:

 

 

 

 

بِاسْمِ اللهِ.أَعُوْذُبِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّمَاأَجِدُوَاُحَاذِرُ

Bismillah (3x) A’uzu bi’izzatillahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaaziru (7x)

“Dengan nama Allah (3 kali) Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah dari bencana penyakit yang kurasakan dan kucemaskan ini.”(7x)

‘Utsman ibn Abi al-Ash melanjutkan, ”Maka aku amalkan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut sehingga Allah SWT menghilangkan penyakit itu dariku.” [HR. Muslim no.2202]

Pada hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan Healing Touch dibarengi dengan doa bagi para shahabatnya ketika ada yang sakit. Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila ada orang sakit diantara kami, beliau menyentuhnya dengan tangan kanannya, kemudian beliau berdoa :

Allohumma azhibil ba’sa Robbannaas isyfihi wa antasy syaafi laa syifaa’an illa syifaa’uka syifaa’an yaa yughoodiru saqoman

“Ya Allah Robb sekalian manusia, hilangkanlah kesengsaraan ini dan sembuhkanlah ia. Karena sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh dan tidak ada kesembuhan melainkan hanya dari-Mu yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lagi.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Dua hadits diatas adalah bukti nyata bahwa Rasulullah melakukan tehnik Healing Touch pada pasiennya dan menganjurkan sahabat juga umatnya untuk melakukan prosesi Healing Touch yang dibarengi dengan doa.

Pada zaman modern saat ini, ternyata Healing Touch yang dilakukan Rasulullah, para sahabat, ulama dan umat Islam untuk mengobati beragam penyakit kini telah dikembangkan dan diteliti oleh Dolores Krieger, seorang profesor di New York University School of Nursing dan Dora Kunz, seorang natural healer di tahun 1970. Mereka menjelaskan, didasarkan pada teori bahwa tubuh, pikiran, serta emosi membentuk bidang energi yang kompleks. Berdasarkan prinsip terapi sentuhan tangan ini, kesehatan merupakan indikasi dari keseimbangan getaran energi tubuh dan penyakit menandakan ketidakseimbangan getaran energi tubuh. Studi-studi ilmiah membuktikan, terapi sentuhan tangan ini bisa membantu menyembuhkan luka, mengurangi rasa sakit, serta membuat Anda relaks.

Cara kerja Healing Touch

Ada dua teori yang mendukung cara kerja terapi ini. Teori pertama menyatakan kalau rasa sakit yang sebenarnya berkaitan dengan pengalaman menyakitkan baik secara fisik maupun mental (seperti infeksi, cidera, atau hubungan yang tidak harmonis) yang tertinggal dalam sel-sel tubuh. Rasa sakit yang tersimpan dalam dalam sel-sel ini bersifat merusak serta mengganggu cara kerja sel-sel lain di dalam tubuh. Hasilnya adalah penyakit. Dan terapi ini diyakini bisa mengembalikan kesehatan dengan cara memulihkan komunikasi antara sel-sel.

Teori kedua berdasarkan pada prinsip-prinsip fisika kuantum. Darah, yang mengandung besi, menghasilkan bidang elektromagnetik saat bersirkulasi di dalam tubuh. Berdasarkan teori ini, kadang-kadang kita bisa melihat bidang ini yang disebut dengan medan elektromagnetik tubuh. Secara umum, Healing Touch didasarkan pada ide bahwa keseimbangan aliran gelombang energi yang menghasilkan kesehatan optimal. Para Quranic Healer mengalirkan gelombang energi Ruqyah (dari hasil pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan doa Rasulullah) pada tangan mereka dan kemudian menyeimbangkan kembali ketidak stabilan energi tubuh seorang pasien. Saat menerima Healing Touch, Pasien biasanya akan merasa hangat, relaks, nyaman serta hilangnya rasa sakit, pada kasus-kasus tertentu akan mengeluarkan emosi negatif dan semua penyakit (yang berhubungan dengan racun, kuman penyakit) keluar dari tubuh baik melalui keringat maupun muntahan.

Manfaat Healing Touch

Sebagian besar studi menunjukkan bahwa Healing Touch bisa meredakan sakit kepala akibat kontraksi otot (tension headache) dan mengurangi rasa sakit akibat terbakar, osteoarthritis, atau akibat operasi. Selain itu, terapi ini juga berfungsi mempercepat penyembuhan luka dan memperbaiki fungsi area-area yang mengalami arthritis.

Healing Touch juga bisa membuat Anda relaks. Ada juga pasien kanker, penyakit jantung, dan pasien luka bakar yang melaporkan bahwa Healing Touch mengurangi kecemasan secara signifikan. Secara umum, relaksasi yang ditimbulkan terapi ini bisa mengurangi stres, menurunkan tekanan darah, serta memperbaiki pernapasan. Dengan relaks, kadar kolesterol Anda juga bisa menurun, sistem kekebalan tubuh meningkat. Terapi ini juga Insya Allah bisa mengobati berbagai penyakit fisik jika dipadukan dengan pengobatan medis dan herbal, segala macam penyakit psikis (kejiwaan) dan termasuk juga penyakit non fisi.

 

E.       Kebutuhan Dasar Pasien

Kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kehidupan bagi manusia. Pada umumnya kebutuhan dasar manusia adalah sama. Sebagai seorang perawat, tugas utama adalah memenuhi kebutuhan dasar pasien. Untuk memaksimalkan dan mengefektifkan hal tersebut maka setiap perawat harus mengetahui serta memahami mengenai kebutuhan dasar manusia itu sendiri.

Untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, jadi seorang perawat mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya perawat, maka kebutuhan dasar pasien bisa terpenuhi dengan lengkap, sesuai kebutuhan pasien/klien.

Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan.Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan,kebutuhan yang unik, setiap orangmempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama.Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.

Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas. Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial dan cinta seksual. Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri. Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri.

Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang  yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia.

 

F.       Interkasi yang baik antara Perawat dengan Pasien

Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat guna mencapai tujuan asuhan keperawatan. Hubungan perawat dan pasien adalah hubungan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian tiuan klien. Dalam hubungan itu perawat menggunakan pengetahuan komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.

Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat professional yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Hubungan perawat dengan pasien merupakan hubungan interpersonal titik tolak saling memberi pengertian.

Kewajiban perawat memberikan asuhan keperawatan  dikembangkan hubungan saling percaya dibentuk dalam interaksi ,hubungan yang dibentuk bersifat terapetik dan bukan hubungan social,hubungan perawat dan klien sengaja dijalin terfokus pada klien,bertujuan menyelesaikan masalah klien.

2 tahap interaksi yang dilalui dalam berhubungan banyak factor yang perlu diperhatikan baik klien maupun perawat

a.                   perawat professional bila mampu menciptakan hubungan terapetik dengan

klien

b.      keikhlasan,empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan dengan klien

Tahap hubungan perawat dengan pasien

1.                  Tahap orientasi

Di mulai pada saat pertama kali berhubungan.Tujuan utama tahap orientasi adalah membangun trust.

2.                  Tahap bekerja

3.                  Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan

4.                  Membangun suasana yang mendukung untuk berubah

5.                  Tahap terminasi

a.    Penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan

b.   Terminasi disampaikan sejak awal atau tidak mendada

faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam berhubungan

1.    Perbedaan perkembangan

2.    Perbedaan budaya

3.    Perbedaan gender

4.    Gangguan pendengaran

5.    Gangguan penglihatan

Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi bila :

1.      Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien

2.      Perawat benar-benar memahami  tentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak tersebut,salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien

3.      Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya,antara lain kelemahan fisik dan ketidakberdayaan dalam menentukan sikap  atau pilihan sehingga tidak dapat menggunakan hak dan kewajibannya dengan baik

4.      Perawat harus memahami keberadaan pasien sehingga dapat bersikap sabar dan tetap memperhatikan pertimbangan etis dan moral

5.      Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko yang mungkin timbul selama pasien dalam perawatannya

6.      Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai pribadi pasien dengan cara membina hubungan baik antara pasien,keluarga,dan teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien

Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,keluarga,atau komunitas,perawat  sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan peraktek  keperawatan,dimana inti dari filsafat tersebyut adalah hak dan martabat manusia. Karena itu,fokus dari etika keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan masyarakat,yaitu sebagai berikut :

1.        Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu,kelurga,dan masyarakat.

2.        Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan,memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu,keluarga,dan masyarakat

3.        Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu,keluarga dan masyarakat,senantiasa dilandasi rasa tulus,ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan

4.        Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga dan masyarakat,khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

 

G.      Diagnosa Medis

1.      Pengertian Diagnosa Medis

Pengertian Diagnosa menurut kamus besar bahasa indonesia adalah penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti atau memeriksa gejala-gejalanya atau pemeriksaan terhadap suatu hal. Diagnosa medis sendiri adalah penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala dengan menggunakan cara dan alat seperti laboratorium, foto dan klinik.

Sedangkan Diagnosa pembanding adalah Diagnosa yang dilakukan dengan membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lainnya.

Pengertian Diagnosa secara umum lainnya adalah usaha untuk mengetahui atau mengidentifikasi mengenai suatu jenis penyakit atau masalah kesehatan yang diderita atau dialami seseorang pasien atau penderita. Hasil dari Diagnosa adalah sebuah diagnosa penyakit.

Pengertian Diagnosa, tahapan Diagnosa

Selain pengertian Diagnosa, sebaiknya Anda juga mengetahui tahapan

tahapan yang dijalani seorang dokter atau tenaga medis untuk mengetahui

jenis penyakit dari pasien. Yaitu:

  1. Anamnesis, melakukan tanya jawab langsung maupun tidak langsung antara tenaga medis seperti dokter atau perawat dengan pasien atau keluarga pasien. Ada dua macam anamnesis, yaitu auto anamnesis atau tanya jawab yang ditujukan langsung kepada pasien dan allo anamnesis atau tanya jawab yang ditujukan pada keluarga pasien.
  2. Pemeriksaan fisik pasien, yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik adalah:

·  Inspeksi, yaitu melihat, mengamati keadaan pasien secara garis besar. Misalnya cara jalan, dll.

·  Palpasi atau perabaan, dengan cara meraba panas badan, meraba adanya rasa nyeri, meraba adanya pembengkakan, dll.

·  Perkusi (ketukan), dengan cara mengetuk pada bagian tubuh yang sedang diperiksa.

·  Auskultasi (mendengarkan), mendengarkan dengan menggunakan alat seperti stetoskop.

·  Pemeriksaan penunjang, misalnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, rontgen, pemeriksaan USG, CT Scan, pemeriksaan MRI, dan masih banyak lainnya.

 

  1. Perbedaan Diagnosis Keperawatan & Medis

1.      Diagnosis Keperawatan

a.       Berfokus pada respon atau reaksi klien terhadap penyakitnya.  

b.      Berorientasi pada kebutuhan individu.   

c.       Berubah sesuai dengan perubahan respon klien .

d.      Mengarah kepada fungsi mandiri perawat, dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.

  1. Diagnosis Medis

a.       Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit .

b.      Berorientasi pada keadaan patologis

c.       Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh

d.      Mengarah kepada tindakan medis yang sebagian dapat dilimpahkan kepada perawat

 

 


BAB II

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Sebagai  perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring dan curing dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalau  mereka mampu memahami apa itu caring.Saat ini, caring dan curing adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring dan curing sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.

Sebagai  perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring dan curing dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalau  mereka mampu memahami apa itu caring.Saat ini, caring dan curing adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring dan curing sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.


DAFTAR PUSTAKA

 

Potter, Patricia A, Anne G. Perry. 2009. Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Taylor,carol.lilis,carol dan lemone,priscilla 1997,Fundamentals of Nursing 3nd ed,phidelphia:Lippincott

http://staff.ui.ac.id/internal/132014715/material/PerilakuCaringdalamPemberianAsuhanKeperawatan.pdf ( diakses: 20 November 2011 )

http://www.scribd.com/doc/44891595/Caring-Menurut-Watson (Di aksesn tanggal 20 November 2011)

http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidiana/2010/06/04/konsep-caring/(di akses tanggal 20 november 2011)

Budi Sampurna, Zulhasmar Syamsu, Tjetjep Dwijdja Siswaja. 2005. Bioetik dan Hukum Kedokteran, Pengantar bagi Mahasiswa Kedokteran dan Hukum. Penerbit Pustaka Dwipar.

J. Guwandi. Informed consent Consent. FKUI. Jakarta. 2004.

M.jusuf H & Amri Amir. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan. EGC. Jakarta. 1999.

Anonim. (2012). Persetujuan dan Penolakan terhadap Tindakan Medis. http://informedconsent_a1.webs.com/persetujuanpenolakan.htm. Diakses pada tanggal 01 November 2012, pukul 11.35 WIB

Anonim. (2012). Mengenal “Informed Consent”.http://www.scribd.com/doc/ 22040447/All-About-Informed-Consent. Diakses pada tanggal 01 November 2012, pukul 11.35 WI

Morrison Paul & Burnard Philip.2009.caring & commicating.buku kedokteran EGC : Jakarta. http//: wordpress.com/2011/12/makalah-kdk-unit-3-fg-3.pdf

No comments:

Post a Comment