DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
1.2
TUJUAN ....................................................................................................... 1
1.3
MANFAAT ................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1
MORFLOGI IKAN ..................................................................................... 2
2.2
ANATOMI IKAN ........................................................................................ 10
2.3
FISIOLOGI IKAN ....................................................................................... 11
2.4
LINGKUNGAN HIDUP ............................................................................. 19
BAB III : PENUTUP
3.1
KESIMPULAN ............................................................................................ 22
3.2
SARAN ......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 23
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Biologi
perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan ikan sejak
individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain,
bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara alami
ataupun dikarenakan faktor-faktor lain.
Ilmu pengetahuan biologi perikanan ini menguraikan tentang struktur organisme
ikan (morfologi), struktur tubuh ikan (anatomi), faktor kimia dan fisika pada
ikan (fisiologi), dan proses beserta kebiasaan kehidupannya, sehingga
pengetahuan biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami
pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembangan spesies ikan untuk dikelola
menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami
kepunahan di perairan alaminya.
Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air,
berdarah dingin (poikilotherm), umumnya bernapas dengan insang, mempunyai sirip
untuk bergerak dan mempunyai gurat sisi untuk mengatur keseimbangan badannya di
saat ikan tersebut bergerak. Sebagian besar ikan hidup di perairan laut
sedangkan sebagiannya kecilnya lagi hidup di perairan darat.
1.2
TUJUAN
Penyusunan
makalah Biologi Perikanan ini antara lain bertujuan:
Ø Untuk
mengetahui pengertian Biologi Perikanan,
Ø Untuk
mengetahui tentang Morfologi ikan,
Ø Untuk
mengetahui tentang Anatomi ikan,
Ø Untuk
mengetahui tentang Fisiologi ikan, dan
Ø Untuk
mengetahui Lingkungan Hidup ikan.
1.3
MANFAAT
Manfaat
makalah Biologi Perikaanan ini antara lain agar kita:
Ø Dapat
mengetahui pengertian Biologi Perikanan,
Ø Dapat
mengetahui tentang Morfologi ikan,
Ø Dapat
mengetahui tentang Anatomi ikan,
Ø Dapat
mengetahui tentang Fisiologi ikan, dan
Ø Dapat
mengetahui Lingkungan Hidup ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MORFOLOGI
IKAN
Morfologi ikan adalah ilmu yang
mempelajari tentang struktur organisme ikan.
A.
Bagian
tubuh ikan
Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas
tiga bagian, yaitu :
1. Bagian
kepala (caput),
Bentuk
kepala dimulai dari ujung mulut terdepan sampai dengan ujung tutup insang
paling belakang.
Pada bagian ini terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut,
hidung, mata, insang, tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya.
2. Bagian
badan (truncus),
Bentuk badan dimulai dari ujung tutup insang bagian
belakang sampai dengan permulaan sirip anus.
Pada bagian ini terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip perut, serta
organ-organ dalam seperti hati, empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang,
ginjal, limpa, dan sebagainya.
3. Bagian
ekor (cauda),
Bagian
ekor dimulai dari permulaan sirip anus sampai dengan ujung sirip ekor bagian paling
belakang.
Pada bagian ini terdapat anus, sirip dubur, sirip ekor, dan kadang-kadang juga
terdapat scute dan finlet.
B.
Bentuk
Tubuh Ikan
Bentuk luar tubuh ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai
dewasa, dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi
asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap
lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus.
Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang
berarti jika ikan tersebut dibelah menjadi dua secara membujur/memanjang dari
pertengahan ujung kepala sampai ekor maka akan menghasilkan dua bagian yang
sama antara sisi kanan dan sisi kiri.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Mujair ( Orecrhomis mussambicus ),
dan
Ø Ikan
Kerapu ( Epinephelus pachyceniru ).
Selain
itu ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yaitu
apabila tubuh ikan tersebut di belah menjadi dua secara membujur/memanjang maka belahan tubuh sebelah kanan tidak sama
dengan belahan tubuh sebelah kiri.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Sebelah ( psettodes erumei ), dan
Ø Ikan
Lidah ( Cynoglossus bilineatus )
Bentuk-bentuk tubuh ikan
dapat dikelompokan menjadi :
1. Bentuk
Pipih ( Compressed )
Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai lebar tubuh jauh lebih
kecil dibandingkan dengan tinggi badan dan panjang tubuh. Ikan dengan bentuk
tubuh seperti ini mempunyai pergerakan yang agak lambat (sedang).
Contoh ikan yang mempunyai bentuk
tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Tambakan (Helestoma temmineki),
Ø Ikan
Nila (Oreocromis niloticus), dan
Ø Ikan
Mujair (Orecrhomis mussambicus ).
2. Bentuk
Bola (Globiform)
Ikan dengan bentuk
tubuh seperti ini bertubuh pendek dan gemuk dan jika sedang mengembang maka
bentuk tubuhnya akan menyerupai bola. Cara mengembangnya yaitu dengan cara
mengisi badannya dengan udara. Biasanya terjadi saat ikan dalam keadaan bahaya.
Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai pergerakan yang lambat.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Buntal (Diodon hystrix),
Ø Ikan
Buntal Batu (Ostraction nasus), dan
Ø Ikan
Jebong (Abalistes stellaris).
3. Bentuk
Kotak (Ostraciform)
Ikan seperti ini bentuk tubuhnya menyerupai kotak.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Whitedotted Boxfish,
yaitu ikan laut yang hidup diperairan pasifik, hindia dan samudra pasifik.
Ø Toadfish
(Lagocephalus sceleratus)
4. Bentuk
Panah (Sagittiform)
Bentuk tubuh ikan ini seperti anak panah, kepalanya lancip/ meruncing,
badan memanjang kebelakang dengan bentuk yang hampir seimbang dan ekor bercagak.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Alu-alu (Sphyraene jello),
Ø Ikan
Kelah (Tor khudree), dan
Ø Ikan
Kuniran (Upeneus vittatis)
5.
Bentuk Ular (Anguilliform)
Tubuh ikan seperti ini berbentuk bulat memanjang dengan penampang
lintang yang agak silindris dan kecil, serta pada bagian ujung meruncing/tipis.
Bentuknya seperti ular dengan ukuran panjang tubuh dapat mencapai 20 kali
tingginya.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk
tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Belut (Monopterus albus),dan
Ø Ikan
Sidat (Anguilla bicolor).
6. Bentuk
Torpedo/Cerutu (Fusiform)
Ikan
dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai tinggi yang hampir sama dengan
lebarnya, sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh
hamper meruncing pada kedua bagian ujung. Bentuk ikan ini menyerupai cerutu dan
apabila dilihat dari depan maka tubuhnya membentuk lingkaran yang sempurna.
Bentuk torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yang sangat stream-line untuk
bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Bentuk tubuh ini
biasanya dimiliki oleh ikan yang sering melakukan migrasi.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk
tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Tuna (thunnus allalunga),
Ø Ikan
Tongkol (Euthynus affinis), dan
Ø Ikan
Cakalang (Katsuwonus pelamis).
7. Bentuk
Pita (Taeniform atau flatted-form)
Tubuh ikan seperti ini berbentuk pipih mendatar, memanjang dan tipis
menyerupai pita. Ikan ini cenderung bergerak lambat dengan cara berenang
seperti ular yang membentuk huruf S.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Layur (Trichiurus saval).
8.
Bentuk gepeng
atau picak (Depressed)
Ikan
dengan bentuk tubuh seperti ini mempunyai tinggi badan jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan tebal ke arah samping badan (lebar tubuh). Biasanya
dimiliki oleh ikan yang suka hidup di dasar perairan dan mengendap-ngendap
untuk menangkap mangsanya.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini
antara lain:
Ø Ikan
Pari (dasyatis bleekeri)
Ø Ikan
Pare Totol (Himantura uarnak)
9.
Bentuk tali (Filiform), yaitu
bentuk tubuh yang menyerupai tali.
Contoh
ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini antara lain:
Ø Snipe
Eel (Nemichthys scolopaceus)
Ø Pipefish
(Pseudophallus straksii)
C. Kepala
Ikan
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga
yang bersisik. Bagian-bagian kepala ikan yang penting adalah:
1. Tulang-tulang tambahan tutup insang.
Jika dilihat dari arah luar, celah insang tertutup
oleh tutup insang (apparatus
opercularis). Tulang-tulang tutup insang terdiri dari:
Ø Os
operculare, berupa tulang yang paling besar dan letaknya paling dorsal.
Ø Os
preoperculare, berupa tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan terletak
di depan sekali.
Ø Os
interoperculare, juga merupakan tulang yang sempit dan terletak di antara os
operculare dan os preoperculare.
Ø Os
suboperculare, bagian tulang yang terletak di bawah sekali.
Pada bagian bawah tulang-tulang penutup insang
terdapat suatu selaput tipis yang menutupi tulang-tulang di atasnya, disebut
membrana branchiostega. Membrana ini diperkuat oleh radii branchiostega yaitu
berupa tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian ventral dari pharynx.
2. Bentuk mulut.
Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal
tersebut berkaitan erat dengan jenis makanan yang dimakannya. Bentuk mulut ikan
dapat dibedakan atas:
Ø Bentuk
tabung (tube like), misalnya pada ikan Tangkur Kuda (Hippocampus histrix)
Ø Bentuk
paruh (beak like), misalnya pada ikan Julung-julung (Hemirhamphus far)
Ø Bentuk
gergaji (saw like) misalnya pada ikan Cucut Gergaji (Pristis microdon)
Ø Bentuk
terompet, misalnya pada Campylomormyrus Elephas.
Berdasarkan dapat tidaknya mulut ikan tersebut
disembulkan, maka bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas:
Ø Mulut
yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan Mas (Cyprinus carpio carpio)
Ø Mulut
yang tidak dapat disembulkan, misalnya pada ikan Lele (Clarias batrachus)
3. Tipe
Mulut
Mulut ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan
makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk
dan posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan
bentuk gigi pada ikan. Bentuk, ukuran dan letak mulut tersebut menggambarkan
habitat ikan tersebut.
Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal
sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang
terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak
dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi
dengan jari-jari tapi insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton.
Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan
berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan
invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir
yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang
fleksibel.
Berdasarkan
letaknya, mulut pada ikan terbagi atas beberapa tipe, yaitu :
a.
Terminal
Terminal yaitu mulut yang terletak di ujung kepala menghadap ke depan.
Contoh
ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Tambangan (Lutjanus johni), dan
Ø Ikan
Mas (Cyprinus carpio carpio)
b.
Sub terminal
Sub terminal yaitu mulut yang terletak sejajar kepala menghadap ke depan.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Kuro/Senangin (Eleutheronema tetradactylum), dan
Ø Ikan
Setuhuk Putih (Makaira indica).
c.
Superior
Superior yaitu mulut yang terletak di bagian agak atas ujung kepala.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ø Ikan
julung-julung (Hemirhamphus far), dan
Ø Ikan
Kasih Madu (Kurtus indicus).
d.
Inferior
Inferior yaitu mulut yang terletak di bagian agak bawah ujung kepala.
Contoh ikan yang mempunyai mulut seperti ini antara lain:
Ø Ikan
Pare Kembang (Neotrygon kuhlii), dan
Ø Ikan
Cucut (Chaenogaleus macrostoma).
4.
Letak sungut.
Sungut ikan berfungsi sebagai alat peraba dalam
mencari makanan dan umumnya terdapat pada ikan-ikan yang aktif mencari makan
pada malam hari (nokturnal) atau ikan-ikan yang aktif mencari makan di dasar
perairan.
Ikan-ikan yang
memiliki sungut antara lain:
Ø Ikan
Sembilang (Plotosus canius),
Ø Ikan Lele
(Clarias batrachus), dan
Ø Ikan
Mas (Cyprinus carpio carpio).
Letak dan jumlah
sungut juga berguna untuk identifikasi. Letak, bentuk, dan jumlah sungut
berbeda-beda. Ada yang terletak pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut, dan
sebagainya. Bentuk sungut dapat berupa rambut, pecut/cambuk, sembulan kulit,
bulu, dan sebagainya. Ada ikan yang memiliki satu lembar sungut, satu pasang,
dua pasang, atau beberapa pasang.
5.
Sisik
Sisik diistilahkan sebagai rangka dermis, karena sisik dibuat di dalam lapisan
dermis. Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama). Sisik berhubungan
dengan rangka luar (exoskeleton). Sisik atau squama membentuk rangka luar
terutama pada ikan-ikan primitif, misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus
histrix) yang memiliki sisik sangat keras.
Sisik pada ikan berfungsi sebagai penutup bagian
tubuh ikan. Selain itu ada juga ikan yang tak bersisik, kebanyakan dari
sub-ordo Siluroidea, contohnya ikan Jambal (Pangasius
pangasius) dan ikan belut (Monopterus albus) dari family Synbranchidae.
Berdasarkan
jenis bahan dan bentuknya, sisik dibedakan menjadi :
a. Sisik
placoid
Terdapat pada ikan yang bertulang rawan
(Chondrichthyes). Bentuknya hampir mirip dengan bunga mawar dengan dasar yang
bulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari
epidermis.
b. Sisik
cosmoid
Terdapat pada ikan
fosil dan ikan primitif.
Dari luar sisik ini terdiri dari beberapa lapis, yaitu :
Ø Vitrodentine
(dilapisi semacam enamel)
Ø Cosmine
(lapisan kuat dan non-seluler)
Ø Isopedine.
Contoh
ikan yang mempunyai bentuk sisik seperti ini antara lain:
Ø Latimeria
chalumnae.
c. Sisik
ganoid
Dari luar sisik ini juga terdiri
dari beberapa lapis, yaitu :
Ø Ganoine
(Terdiri dari garan-garam an-organik)
Ø Lapisan
yang seperti lapisan cosmoine
Ø Isopedine
Bentuk tubuh seperti belah ketupat. Banyak terdapat pada ikan dari golongan
Actinopterygii.
Contoh ikan yang mempunyai bentuk tubuh seperti ini
antara lain:
Ø Polypterus,
Ø Lepisostidae,
Ø Acipencoridae,
Ø Polyodontidae
d.
Sisik cycloid
Disebut
juga sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis, transparan, dan
lingkaran pada bagian belakang bergigi. Umumnya terdapat pada ikan yang
berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii).
e.
Sisik ctenoid
Sisik
cikloid dan sisik ctenoid kepipihannya tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel,
transparan, dan tidak mengandung dentine atau enamel. Bagian sisik yang
menempel pada tubuh hanya sebagian. Berbentuk seperti sisir, ditemukan pada
ikan yang berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii)
D.
Anggota
Gerak
Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip. Ikan
dapat bergerak dan berada pada posisi yang diinginkannya karena adanya
sirip-sirip tersebut.
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau
seluruhnya dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari
sirip keras
Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku
dan keras.
2. Jari
jari sirip lemah
Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah,
dan berbukubuku.
3. Jari
jari sirip lemah mengeras
Merupakan jari jari sirip yang keras
tetapi berbuku-buku.
Pada
ikan terdapat lima macam sirip, yaitu:
1. Sirip
perut (V atau P2)
Sirip perut (pinnae ventralis) terletak disebelah
bawah tubuh ikan. Sirip perut merupakan sirip yang berpasangan.
2. Sirip
punggung (D)
Sirip punggung (pinnae dorsalis) terletak diantara bagian
kepala dan bagian batang ekor. Sirip punggung merupakan sirip berjari-jari
keras.
3. Sirip
dada (Vc)
Sirip dada (pinnae pictoralis) terletak di sebelah
belakang kepala baik disamping kiri maupun kanan. Sirip dada merupakan sirip
yang berpasangan.
4. Sirip
anus (A)
Sirip anus (pinnae analisis) terletak disebelah
belakang dan bawah tubuh ikan.
5. Sirip
ekor (C)
Sirip
ekor (pinnae caudalis) terletak dibagian belakang tubuh ikan. Sirip ekor ini
berjari-jari lemah, lentur berfungsi agar pergerakan ikan tidak kaku saat
berenang.
Ikan yang
mempunyai sirip yang berpasangan maupun sirip tunggal disebut ikan bersirip
lengkap.
Tetapi ada juga
ikan yang tidak bersirip lengkap, misalnya:
Ø Ikan
buntal (Triodon macropterus) tidak mempunyai sirip perut,
Ø Ikan
bawal (Parastromateus niger) memiliki sirip perut tetapi pada saat
dewasa sirip ini tidak berkembang dan bahkan tereduksi.
Pada beberapa jenis ikan, ada sirip yang mengalami
modifikasi menjadi semacam alat peraba, penyalur sperma, penyalur cairan
beracun, dan lain-lain, misalnya:
Ø Ikan
gurami (Osphronemus gouramy) mempunyai sirip perut yang bermodifikasi
menjadi alat peraba.
Ø Sirip
punggung pertama pada ikan remora (Remora remora) berubah fungsinya
menjadi alat penempel.
Ø Jari-jari
mengeras sirip dada ikan lele (Clarias batrachus) berfungsi sebagai alat
penyalur cairan beracun.
Ø Ikan
terbang (Hyrundichthys oxycephalus) memiliki sirip dada yang sangat
panjang sehingga ikan ini dapat terbang di atas permukaan air.
Setiap sirip
disusun oleh “membrana”, yaitu suatu selaput yang terdiri dari jaringan lunak,
dan “radialia” atau “jari-jari sirip” yang terdiri dari jaringan tulang atau
tulang rawan. Radialia ini ada yang bercabang dan ada pula yang tidak,
tergantung pada jenisnya.
Pada bagian tengah badan ikan, sebelah kanan dan
kiri, mulai dari kepala sampai ke pangkal ekor, terdapat suatu bangunan yang
kelihatannya seperti garis gelap yang memanjang, yang disebut garis rusuk atau
gurat sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat ditemukan baik pada ikan yang
mempunyai sisik maupun tidak bersisik. Pada ikan yang bersisik, garis rusuk ini
dibentuk oleh sisik yang memiliki pori-pori. Garis rusuk berfungsi untuk
mengetahui perubahan tekanan air yang terjadi sehubungan dengan aliran arus
air, dan untuk mengidentifikasi lingkungan sekitarnya.
2.2 ANATOMI IKAN
Anatomi ikan mempelajari tentang
organ-organ dalam suatu organisme ikan. Anatomi ikan merupakan dasar dalam
mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan parasit, sistematika, dan sebagainya.
Bentuk dan letak setiap organ dalam antara satu
spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi spesies ikan tersebut terhadap
lingkungan tempat mereka hidup, atau stadia dalam hidup spesies tersebut.
Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis
pada tubuh ikan antara lain:
Ø insang,
Ø jantung,
Ø mata,
Ø telinga,
Ø gelembung
renang
Ø darah,
dan lain-lain
Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk
mengamati anatomis ikan yaitu:
Ø Inspectio
= mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
Ø Sectio
= membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.
A. Jantung
Jantung
ikan berfungsi sebagai alat transportasi enzim, nutrisi, oksigen,
karbondioksida, garam-garam, antibodi (kekebalan) dan senyawa N dari tempat
asal ke seluruh bagian tubuh ikan. Jantung ikan terletak di perikardial
disebelah posterior insang. Kontraksi otot jantung ikan yang ditimbulkan
sebagai sarana nengkonversi energi kimiawi menjadi energi mekanik
dalam bentuk dan aliran darah.
B.
Gelembung
Renang
Ikan bisa mengapung di air dengan mudah
karena memiliki organ yang disebut gelembung renang. Gelembung renang berisi
gas (oksigen dan nitrogen), yang bisa menetralkan berat ikan sehingga sama dengan berat jenis air sekitarnya.
Udara masuk dan keluar melalui mulut dan esophagus ikan, sehingga gelembung
renang bisa mengembang dan mengempis. Tetapi beberapa ikan mengisi udara pada
gelembung renangnya melalui pembuluh darah. Pada jenis ikan tertentu gelembung
renang juga berpungsi sebagai alat pendengaran, karena gelembung renangnya
berhubungan dengan sistim pendengaran melalui rangkaian tulang kecil yang
disebut tulang weber.
C.
Telinga
Ikan
Telinga ikan terletak didalam tengkorak
dan tak terlihat dari luar. Tidak hanya berpungsi sebagai alat pendengar,
tetapi juga bisa membantu merasakan perubahan arah dan kecepatan saat berenang.
Telinga dalam ikan meliputi 3 saluran melingkar yang peka terhadap perubahan
tekanan. Dipangkal saluran terdapat otolit, yaitu tulang padat yang terapung
dalam cairan. Otolit akan tenggelam dalam cairan saat tubuh ikan terkena
gelombang bunyi. Ketika tenggelam oyolit menyentuh sel rambut indra yang
selanjut nya mengirimkan implus ke dalam otak.
D.
Mata
Ikan
Ikan mempunyai mata dikedua sisi
kepalanya yang bisa mengawasi keadaan sekitarnya. Hal itu memberikan
perlindungan lebih pada ikan dari
pemangsa. Ikan memiliki pandangan 3 dimensi yang sempit, ikan memfokuskan pandangan pada benda yang
ada didepan nya dengan menggerakkan lensanya maju dan mundur. Gerakan ini
dilakukan oleh otot yang bernama
tetraktor lentis. Untuk melihat benda jauh, tetraktor lentis berkontraksi
sehingga lensa tertarik ke belakang. Untuk melihat benda dekat , tetraktor
lentis akan melakukan relaksasi sehingga
lensa maju mendekati moncong.
E.
Insang
Ikan bernapas dengan menggunakan insang,
terdiri atas tulang yang menopang filamen-filamen. Tiap filamen terdapat
lamela-lamela yang mengandung ratusan pembuluh darah kapiler. Air yang mengalir
melalui insang langsung dihisap oksigennya oleh arteri menuju ke jantung. Darah
yang mengandung karbon dioksida di alirkan ke lamela oleh vena keluar tubuh.
F.
Darah
Dingin Dan Darah Panas
Kebanyakan ikan disebut berdarah dingin.
Karena panas tubuh nya sebagian besar terbuang melalui insang sehingga suhu
tubuhnya sama dengan air. Tetapi beberapa ikan mampu menyimpan panas tubuhnya
karena ikan tersebut memiliki suatu sistim yang disebut rate milabile atau jalinan ajaib. Otot ikan berdarah panas bisa
menghasilkan lebih banyak tenaga karena panas tubuhnya tetap.
2.3 FISIOLOGI IKAN
Fisiologi ikan mempelajari tentang
fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme
ikan.
Ada beberapa sistem anatomi fisiologi pada tubuh ikan, antara lain :
a. Sistem
penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber-sumber
pewarnaan.
b. Sistem otot (urat daging): – penggerak tubuh,
sirip-sirip, insang, - organ listrik
c. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya
otot; pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh
d. Sistem
pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ tambahan
e. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : –
organnya jantung dan sel-sel darah
- mengedarkan O2, nutrisi, dsb
f.
Sistem pencernaan : organnya saluran
pencernaan dari mulut – anus
g. Sistem
saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi
h. Sistem
hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb
i.
Sistem ekskresi dan
osmoregulasi : organnya terutama ginjal
j.
Sistem reproduksi dan
embriologi : organnya gonad jantan dan betina
Ada hubungan yg sangat
erat antara ke-10 sistem anatomi tersebut, misalnya :
Ø menentukan
cara bergeraknya mempengaruhi bentuk tubuh
Ø sistem urat daging dan sistem rangka
Ø O2
dari perairan ditangkap oleh sistem pernafasan dan peredaran darah dibawa ke
seluruh tubuh melalui darah, darah dipertukarkan dg CO2
A.
SISTEM
PENUTUP TUBUH/KULIT
Kulit terdiri dari 2 lapis, yaitu :
1. epidermis;
terluar, tipis, selalu berganti
2. dermis;
di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik
Fungsi
kulit yaitu sebagai:
Ø pembungkus/penutup
tubuh
Ø pertahanan
pertama terhadap penyakit dan parasite
Ø penyesuaian
terhadap kondisi lingkungan
Ø alat
ekskresi – osmoregulasi
Ø alat
pernafasan tambahan
Organ yang terdapat pada kulit, antara
lain:
1. Sisik,
termasuk skute dan kil
Ada beberapa macam sisik, yaitu: sikloid, ktenoid, plakoid, ganoid, cesmoid.
2. Kelenjar
Lendir
Kelenjar lendir berfungsi untuk mengeluarkan lendir
Fungsi lendir yaitu:
1. mencegah
gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
2. mencegah
keluar-masuk air melalui kulit
3. mencegah
infeksi
4. menutup
luka
5. mencegah
kekeringan (pada ikan paru-paru)
membuat sarang (pada spesies ikan
tertentu)
3. Kelenjar
Racun
Kelenjar racun yaitu kelenjar
modifikasi dari kelenjar lender. Pada spesies-spesies tertentu letaknya
berbeda-beda. Ada yang letaknya di sirip-sirip atau ditempat-tempat lain.
Fungsi kelenjar racun yaitu untuk pertahanan diri, menyerang, dan mencari
makan.
4. Sumber
pewarnaan (organ cahaya)
Sumber pewarnaan pada ikan-ikan laut berfungsi untuk penyamaran, persembunyian,
pemberitahuan, menghindar dari predator, menunggu mangsa, komunikasi dengan
lawan jenis.
B.
SISTEM
URAT DAGING (OTOT)
Ada 3 macam system otot, yaitu :
1. Otot
Lurik (otot sadar)
Otot Lurik yaitu otot yang bekerja secara cepat dan kuat. Otot ini bekerja
dibawah control otak.
2. Otot
Polos(otot tak-sadar)
Otot polos yaitu otot yang bekerja secara lambat dan otomatis.
3. Otot
Jantung
Otot jantung yaitu otot yang bekerja secara cepat dan kuat. Otot ini bekerja
secara otomatis.
Fungsi
otot pada ikan yaitu untuk menggerakkan tubuh, sirip, rongga mulut, dan
organ-organ lainnya.
Pada ikan ada modifikasi urat daging, menjadi organ listrik pada ± 250 spesies
ikan terutama ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsinya untuk
pertahanan diri (voltase listrik yg dihasilkan tinggi) dan untuk mencari makan
(voltase rendah).
C.
SISTEM
RANGKA (TULANG)
Fungsi rangka yaitu sebagai :
1. penegak
tubuh
2. tempat
melekatnya otot
3. pelindung
organ-organ dalam
4. pembentuk
eritrosit
Berdasarkan
strukturnya, rangka tulang ikan ada 2 macam, yaitu:
1. Rangka
tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dll)
2. Rangka
tulang benar, pada ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan)
Berdasarkan
letaknya, rangka tulang ikan ada beberapa macam, antara lain :
1. tulang
tengkorak
2. tulang
punggung
3. tulang
rusuk
D.
SISTEM
PENCERNAAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian
diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Saluran pencernaan terdiri dari banyak organ, antara lain:
Ø hati,
Ø empedu,
Ø pankreas
Ø lambung
Ø esofagus
Ø mulut/rongga
mulut,
Ø usus
Juga terdiri dari beberapa
organ tambahan, seperti:
Ø kelenjar
hati,
Ø kelenjar
empedu, dan
Ø kelenjar
pancreas
Terdiri juga dari beberapa
organ pelengkap, seperti:
Ø sungut,
Ø gigi,
dan
Ø tapis
insang.
Menurut
jenis makanannya, ikan digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Karnivora
(pemakan daging seperti ikan-ikan kecil),
2. Herbivora
(pemakan tumbuhan seperti plankton, tanaman air, dsb), dan
3. Omnivora
(pemakan daging dan tumbuhan (campuran)).
Jenis makanan ikan dan cara
makannya dapat diduga dari :
Ø bentuk
mulut dan posisi mulut
Ø tipe
gigi (canin, incisor, dsb)
Ø tulang-tulang
tapis insang (rapat, panjang, halus, dsb)
Ø perbandingan
antara panjang usus dengan panjang tubuhnya.
Untuk
efektivitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung
(misalkan belanak) dan pada usus (misal pada ikan hiu). Dengan mengetahui jenis
makanan alami dan cara makannya, maka dapat diterapkan pada usaha budidaya
ikan.
E.
SISTEM
SIRKULASI (PEREDARAN DARAH)
Sistem sirkulasi pada ikan berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2
dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat
nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2
dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
Sistem sirkulasi terdiri dari beberapa organ, yaitu:
Ø jantung,
Ø pembuluh
nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan
Ø kapiler-kapiler
darah.
Jantung ikan berfungsi sebagai pemompa/pengedar darah (plasma darah dan
butir-butir darah) ke seluruh bagian tubuh.
Adapun bagian-bagian dari jantung ikan adalah:
Ø Atrium
– berdinding tipis
Ø Ventrikal
– berdinding tebal, sebagai pemompa darah
Ø Bulbus
arteriosus
Sebelum
atrium, terdapat sinus venosus (SV) yang mengumpulkan darah berkadar CO2
tinggi, berasal dari organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam atrium
melalui katup sinuautrial, dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui
katup atrioventricular. Dari ventrikel darah ditekan dengan daya pompa padanya,
menuju ke arah aorta ventralis, menuju ke insang. Di insang terjadi pertukaran
O2 dengan CO2 (pada sistem pernafasan) dan seterusnya
darah dengan kandungan O2 tinggi diedarkan ke daerah kepala, ke
bagian dorsal, ke ventral, dan ekor kembali ke jantung setelah mengedarkan
nutrisi dsb, dan kemudian kembali ke jantung.
F.
SISTEM
PERNAFASAN
Sistem pernafasan pada ikan berfungsi untuk pertukaran CO2
(sisa-sisa proses metabolisme tubuh yg harus dibuang) dengan O2
(berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dsb).
Mekanisme pernafasan
pada ikan dimulai dengan pertukaran gas CO2 dan O2 yang
terjadi secara difusi ketika air dari habitat yang masuk melalui mulut
terdorong ke arah daerah insang. O2 yang banyak dikandung di dalam
air akan diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung
di dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung
O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
Hal-hal yang berkaitan dg sistem pernafasan, antara lain:
1. Perairan
harus mengandung O2 cukup banyak.
Bila perairan
kekurangan O2 biasanya ikan akan menuju permukaan ataupun
tempat-tempat air yg berarus.
2. Daun insang harus dalam keadaan lembab.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2, antara lain:
1. Ukuran
dan umur (standia hidup)
Ikan-ikan kecil
membutuhkan lebih banyak O2.
2. Aktivitas
ikan
Ikan-ikan yang aktif
berenang membutuhkan lebih banyak O2 dari pada ikan-ikan yang tidak aktif
berenang.
3. Jenis
kelamin
Ikan betina membutuhkan
lebih banyak O2 dari pada ikan jantan.
4. Stadia
reproduksi.
G.
SISTEM
SARAF DAN HORMON
Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi
perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb).
Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb),
saraf akan merangsang kelenjar endokrin hormon untuk mengeluarkan hormon-hormon
yang dibutuhkan untuk merangsang organ target.
Sistem saraf terdiri
dari :
Ø Sistem
cerebro spinal, terdiri dari:
·
sistem saraf pusat
(otak dan tulang punggung)
·
sistem saraf tepi
Ø Sistem
otonomi (simpati dan parasimpati)
Ø Organ-organ
khusus (hidung, telinga, mata, dll)
Hormon
dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon, antara lain hormon pertumbuhan,
hormon reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi.
Menurut hasil kelenjar hormon dibagi 2, yaitu:
1. Endo
hormon
Endo hormon yaitu
hormon yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas.
2. Ekto
hormon
Ekto hormon yaitu hormon yang
bekerja di luar tubuh.
Misalnya merangsang jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah.
H.
SISTEM
EKSKRESI DAN OSMOREGULASI
Sistem Ekskresi pada ikan yaitu sistem pembuangan proses metabolisme tubuh ikan
berupa gas, cairan, dan padatan melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan.
Organ-organ dalam
sistem ekskresi,antara lain:
Ø Kulit,
Ø Saluran
pencernaan, dan
Ø Ginjal.
Sistem Osmoregulasi pada ikan yaitu sistem pengaturan keseimbangan tekanan
osmotik cairan tubuh (air dan darah) ikan dengan tekanan osmotik habitat
(perairan).
Organ-organ dalam
sistem osmoregulasi antara lain:
Ø Kulit,
Ø Insang,
Ø Lapisan
tipis mulut, dan
Ø Ginjal
Ginjal
teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan
aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal, antara lain:
1. Menyaring
sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang. Zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah.
2. Mengatur
kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh. Ikan-ikan yang hidup di laut memiliki tekanan osmotic yang berbeda
dengan ikan-ikan yang hidup di perairan tawar. Sehingga struktur dan jumlah ginjalnya
juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
I.
SISTEM
REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI
Sistem reproduksi adalah sistem mempertahankan/melestarikan spesies dengan
menghasilkan keturunan.
Embriologi
adalah urutan proses perkembangan dari zygot (hasil pembuahan sel telur oleh
sel sperma) sampai menjadi anak ikan dan seterusnya.
Organ-organ reproduksi yaitu organ kelamin (gonad) yang menghasilkan sel-sel
kelamin (gamet).
Gonad jantan (testes) ada sepasang (kiri dan kanan) dan menghasilkan spermatozoa,
sedangkan gonad betina (ovarium) menghasilkan telur.
Tipe reproduksi :
Berdasarkan organ kelamin, tipe reproduksi ada 2 macam, yaitu:
1. Biseksual
(individu betina terpisah dari individu jantan)
2. Hermafrodit
(sel kelamin jantan dan betina terdapat pada satu individu)
Berdasarkan
proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa, reproduksi ada 2 macam, reproduksi ada 2 macam, yaitu:
1. Eksternal
(ovivar)
Ovipar
yaitu pembuahan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh betina. Jumlah telur
ratusan/ribuan.
2. Internal
Reproduksi internal terbagi 2, yaitu:
a. Vivipar
yaitu pembuahan terjadi di dalam tubuh betina. Embrio mendapatkan sari makanan
dari induk sampai menetas
b. Ovovivipar
yaitu pembuahan yang memerlukan spermatozoa dan embrio mendapat sari makanan
dari kuning telur. Contohnya ikan seribu (gonopodium) dan ikan cucut (clasper).
Berdasarkan perlindungan induk terhadap telur/anaknya, ikan dibagi dalam
beberapa golongan, yaitu:
1. Tanpa
perlindungan
Biasanya
pemijahan terjadi ditempat terbuka. Telur yang dihasilkan sangat banyak,
mencapai ratusan ribu dengan ukuran yang sangat kecil.
2. Membuat
sarang
Sarang
ikan golongan ini terbuat dari daun-daunan, kayu ataupun pasir. Biasanya ikan
yang menetas di sarang tidak ditunggu oleh induknya.
3. Sarang
di lokasi khusus, tanpa perlindungan induk
Sarang
ikan golongan ini adanya di bebatuan yang tenggelam di dasar, di tanaman air,
ataupun diletakkan di pasir. Biasanya ikan yang menetas di tempat khusus ini
tidak dilindungi oleh induknya.
4. Perlindungan
induk di luar tubuh
Misalnya
perlindungan di buih/gelembung, di kayu/daun ataupun di lubang/sarang
5. Perlindungan
induk di dalam tubuh
Misalnya
perlindungan di dalam mulut, di cekungan kepala ataupun di dalam ”uterus”
2.4 LINGKUNGAN
HIDUP
Ikan
adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan
bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka
ragam dengan jumlah spesies lebih dari 26,000 di seluruh dunia. Secara
taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya
masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas
Agnatha, 85 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas
Chondrichthyes, 850 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong spesies
ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Dan kurang lebih 200 spesies ikan
ditemukan dalam setahun.
Ikan memiliki adaptasi yang unik yang membantu mereka untuk berkembang di dunia
berair mereka. Misalnya, ikan air laut akan mati bila berada di air tawar,
begitu juga sebaliknya. Hal itu dikarena kadar garam air laut tiga kali lebih
asin dari pada cairan tubuh ikan laut. Proses alam yang disebut osmosis
menyebabkan kadar air pada tubuh ikan laut terserap oleh air laut. Maka ikan
laut banyak meminum air untuk menggantikan air yang keluar melalui tubuh dan
insangnya. Sebaliknya, ikan air tawar yang memiliki kadar garam lebih tinggi
dari pada lingkungan sekitarnya tidak perlu minum karena proses osmosis yang
mendorong air masuk ke dalam tubuh ikan.
Ikan
yang hidup di zona pelagis disebut ikan pelagis. Zona Pelagis merupakan suatu
Zona kedalaman air laut dari Permukaan hingga beberapa meter di atas Dasar
laut/Lantai Samudera (tempat ikan berinteraksi).
Jenis Ikan berdasarkan Zona Pelagic terdiri dari :
1. Jenis
Ikan Epipelagic, yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Epipelagis atau umumnya
dikatakan Ikan Pelagis. Zona Epipelagis merupakan suatu Zona kedalaman air yg
dhitung mulai dari Permukaan hingga kedalaman 200 mtr.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara
lain:
Ø Ikan
Kembung,
Ø Ikan
Hiu Paus,
Ø Ikan
Herring,
Ø Ikan
Belanak,
Ø Ikan
Sarden,
Ø Ikan
Teri,
Ø Ikan
Salmon,
Ø Ikan
Trevally,
Ø Ikan
Anchovy,
Ø Ikan
Lumba-lumba,
Ø Ikan
Tuna,
Ø Ikan
Baracuda,
Ø Ikan
Bawal,
Ø Ikan
Billfish, dll..
2. Jenis
Ikan Mesopelagic, yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Mesopelagic. Zona
mesopelagic merupakan suatu Zona kedalaman air yg dihitung mulai dari kedalaman
200 mtr hingga mencapai kedalaman 1000 mtr.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara
lain:
Ø Ikan
Lanternfish,
Ø Ikan
Opah,
Ø Ikan
Longnose Lancetfish,
Ø Ikan
Barreleye,
Ø Ikan
Sabretooth,
Ø Ikan
Hatchetfish, dll..
3. Jenis
Ikan Bathypelagic, yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Bathypelagic. Zona
Bathypelagic merupakan suatu Zona kedalaman air yg dihitung mulai dari
kedalaman 1000 mtr hingga mencapai kedalaman 4000 mtr.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara
lain:
Ø Ikan
Bristlemouth,
Ø Ikan
Viperfish,
Ø Ikan
Daggertooth,
Ø Ikan
Barracudina, dll..
4. Jenis
Ikan Benthopelagic yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Benthopelagic. Zona
Benthopelagic merupakan suatu Zona kedalaman air yg dihitung mulai dari
kedalaman 4000 mtr hingga mencapai beberapa meter diatas Lantai Samudera.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ø Rattail,
Ø Brotula,
dll..
5. Jenis
Ikan Benthic yaitu Jenis Ikan yg hidup di Zona Benthic atau umumnya disebut jg
Ikan Demersal. Zona benthic merupakan suatu Zona didasar laut atau dgn kata
lain Zona di Lantai Samudera dan Ikan di Zona ini tidak termasuk kedalam Jenis
Pelagis.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara
lain:
Ø Ikan
Pari,
Ø Ikan
Flathead,
Ø Ikan
Hagfish,
Ø Ikan
Lumpfish, dll..
Penggolongan
ikan menurut migrasi ada 2, yaitu:
1. Katadrom
merupakan siklus pemijahan yang dilakukan ikan di daerah perairan laut kemudian
melanjutkan siklusnya di perairan tawar.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ø Ikan
Sidat,
Ø Ikan
Belanak,
Ø Udang
Galah
2. Anadrom
merupakan suatu proses pemijahan yang dilakukan oleh ikan di air tawar kemudian
dilanjutkan ke perairan laut.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara
lain:
Ø Ikan
Salmon
Penggolongan
Ikan Yang Hidup Di Air Tawar
1.
Lacustrine, golongan
ikan yang hidupnya menetap di perairan
diam.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ø Ikan
Tambakan,
Ø Ikan
Sepat, dan
Ø Ikan
Nilem.
2.
Fluvial, golongan ikan
yang hidupnya di air mengalir.
Contoh Ikan yang termasuk kedalam jenis ini antara lain:
Ø Ikan
Karper,
Ø Ikan
Mujair.
3.
Adfluvial, golongan
ikan yang hidupnya memerlukan air tenang, tetapi untuk memijahnya mencari air
mengalir.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Biologi
perikanan adalah suatu ilmu yang mempelajari keadaan ikan sejak individu ikan
tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain, bereproduksi,
dan akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara alami ataupun dikarenakan
faktor-faktor lain.
Biologi
perikanan ini juga mempelajari tentang morfologi, anatomi, fisiologi, dan
lingkungan hidup ikan. Sehingga biologi perikanan ini merupakan pengetahuan
dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembangan spesies
ikan untuk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan
yang akan mengalami kepunahan di perairan alaminya.
Ikan
adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air, berdarah
dingin (poikilotherm), umumnya bernapas dengan insang, mempunyai sirip untuk
bergerak dan mempunyai gurat sisi untuk mengatur keseimbangan badannya di saat
ikan tersebut bergerak.
3.2. Saran
Belajar sambil praktikum dapat
membuat pemahaman mahasiswa tentang perikanan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://gerywordpress.wordpress.com/2013/01/08/makalah-biologi-perikanan/
http://o-nlinenews.blogspot.com/p/penggolongan-dan-klasifikasi-ikan.html
http://janu-mhuna.blogspot.com/2010/05/pengertian-fisiologi-fisiologi-ilmu.html
http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishytalk/47640-jenis-ikan-berdasarkan-zona-pelagic.html
No comments:
Post a Comment