DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................... 2
2.1 Pengertian Sistem Indera.................................................................... 2
2.2 Indera Pendengaran pada Vertebrata................................................. 2
A.
Telinga luar.................................................................................. 3
B.
Telinga Tengah (kavum
tympanikus)........................................... 3
C.
Telinga Dalam (labirin)................................................................ 4
2.3 Indera Pendengaran pada Vertebrata................................................. 6
BAB III PENUTUP................................................................................... ........... 8
Kesimpulan ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... ........... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tiap- tiap organisme makhluk hidup mempunyai sistem
koordinasi yang disebut koordinasi indra untuk melakukan aktivitas sehari- hari
baik itu pada hewan vetebrata ataupun pada hewan in vetebrata. Hewan- hewan ini
memiliki suatu alat indra. Misalnya untuk meliha. Hewan vetebrata atau hewan
bertulang belakang memiliki indra penglihat atau mata, indra pencium (hidung),
indra peraba (kulit) dan indra pendengar (telinga).
Akan tetapi tidak semua makhluk hidup menggunakan semua
alat indranya untuk melakukan aktifitasnya. Contohnya pada hewan invetebratanya
seperti protozoa hewan ini tidak memiliki indra, akan tetapi peka terhadap
rangsangan, Coloenterata menggunakan Tentakel sebagai alat peraba, pada cacing
tanah memiliki indra yang berada dipermukaan tubuhnya dan peka terhadap
rangsangan. Hewan ini hanya mampu membedakan antara gelap dan terang saja.
Pada hewan vetebrata mereka memiliki sistem koodinasi
atau alat indera yang sempurna. Hewan- hewan ini menggunakan mata untuk
melihat, hidung yang berfungsi sebagai indra pencium, tangan atau kulit sebagai
indra peraba dan telinga yang berfungsi sebagai indra pendengar. Begitu juga
pada manusia. Kita memiliki hidung, mata kulit atau tangan dan telinga untuk
menjalankan fungsinya masing- masing sesuai dengan kegunaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Indera
Sistem indera adalah
bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam
sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut
serta dalam tanggapan indera. Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah
penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Semua organism memiliki reseptor sebagai alat penerima
informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari
luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya,
seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima
rangsang cahaya), aodioreseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor
(penerima rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu
dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan
luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang
berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor.
Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indera
penglihat(mata), pendengar (telinga), peraba (kulit), pengecap (lidah), dan
pembau (hidung). Untuk lebih memahami kelima eksoreseptor tersebut, maka kami
akan membahasnya dalam Sistem Indera.
2.2 Indera Pendengaran pada Vertebrata
Indra pendengar dan
keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga
bagian, yaitu : Telinga luar, yang menerima gelombang suara, Telinga tengah,
dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke
telinga dalam, Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf
spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga
dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan.
A.
Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula),
saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane
tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran
suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani.
Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane
tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit
dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan
elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh
kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat
yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar
apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah
padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ).
Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.
Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang
membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada
permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang
melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen
dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani
tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell.
B.
Telinga Tengah (kavum
tympanikus)
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang
pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula),
yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang
sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus
melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya
berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes
berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang
disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta
ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran
yang disebut membran tympani sekunder.
Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang
terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang
berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada
maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan
stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui
saluran eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika
mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat
keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran
tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan
masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan
yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.
C.
Telinga Dalam (labirin)
Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri
dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan.
Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan
endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin
membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi
cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari
rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan
cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh
lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin
membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi
oleh jaringan-jaringan ikat.
Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu
vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran
setengah lingkaran). Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di
belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan
dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule
bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada
sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika,
sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi).
Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi
oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang
mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit.
Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan
menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear
yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls
saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.
Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang
terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing
saluran tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan
dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra
keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon
terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista
akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang,
tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh
gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh,
endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima
ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot
berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.
Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di
depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral
yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut
mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari
tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:
Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas
mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong. Saluran tympani (skala
tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.
Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala
tympani, mengandung endolimfe.
Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh
membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani
oleh membran basilaris. Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar,
yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang
didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri
membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII)
yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui
lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga Menekan membran
tympani melintas melalui tulang-tulang pendengaran Menekan tingkap jorong Menimbulkan
gelombang pada jaringan perilimfe Menekan membran vestibularis dan skala
basilaris merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi
pembentukan impuls saraf.
2.3 Indera Pendengaran pada Vertebrata
Semua hewan yang
tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan dalam Invertebrata (avertebrata).
Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh
aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan
invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya
mengalami deferensisasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan
aktivitasnya semakin komplek.
Perkembangan embrio
hewan metazoa melalui tahap tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang
memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diploblastik. Untuk hewan
yang memiliki tiga lapisan kulit dalam tubuhnya dinamakan triploblastik.
Struktur tubuh, dan sistem sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda
beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya.
Hanya hewan
vertebrata yang memiliki telinga, walaupun beberapa invertebrata mampu
mendeteksi suara dengan indera tertentu. Pada serangga, organ timpani digunakan
untuk mendengar suara.
Beberapa hewan juga
menggunakan kakinya untuk mengenal suara seperti pada laba-laba dan kecoa. Ulat
bulu menggunakan bulu pada tubuhnya untuk merasakan getaran dan memungkinkan
mereka untuk merespon suara
Resepsi suara
(pendengaran)
Kemampuan untuk
mendeteksi suara terbentuk pada banyak serangga, dan suara memainkan banyak
peranan dalam tipe kelakuan.
Serangga mendeteksi
suara- suara yang ada di udara dengan dua tipe organ sensorik, yaitu :
1.
sensila rambut, dan
2.
organ-organ timpanum.
Getaran-getaran didalam subtrat dideteksi oleh
organ-organ subgenu.
-
Kisaran frekuensi dimana
organ-organ ini peka bervariasi pada serangga-serangga yang berbeda.
-
Seta sensorik hanya dapat
mendeteksi suara diudara pada frekunsi
yang relatif rendah.
-
Organ timpanum peka terhadap
getaran dengan frekuensi ultrasonik.
2.4
BAB III
KESIMPULAN
Pada hewan vetebrata
mereka memiliki sistem koodinasi atau alat indera yang sempurna.
Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang
berfungsi untuk proses informasi indera.
Alat indera adalah
organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
Eksoreseptor yang
kita kenal ada lima macam, yaitu indera penglihat(mata), pendengar (telinga),
peraba (kulit), pengecap (lidah), dan pembau (hidung).
Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam
telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu : Telinga luar, yang menerima
gelombang suara, Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara
ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam, Telinga dalam, dimana getaran ini
diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke
susunan saraf pusat.
Hanya hewan vertebrata yang memiliki telinga, walaupun
beberapa invertebrata mampu mendeteksi suara dengan indera tertentu. Pada
serangga, organ timpani digunakan untuk mendengar suara.
Beberapa hewan juga menggunakan kakinya untuk mengenal
suara seperti pada laba-laba dan kecoa. Ulat bulu menggunakan bulu pada
tubuhnya untuk merasakan getaran dan memungkinkan mereka untuk merespon suara
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga
Radiopoero.1998. Zoologi. Jakarta. Erlangga
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang. Dirjen
Dikti
Brotowidjoyo,
Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Saadah,
Sumiyati. 2010. Materi Pokok Zoologi Invetebrata.
http://id.wikipedia.org/wiki/Telinga#Organ_pendengaran_hewan_invertebrata
No comments:
Post a Comment