DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Kata
Pengantar..............................................................................
1
B.
Latar
Belakang...............................................................................
2
C.
Rumusan
Masalah..........................................................................2
D.
Tujuan............................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
1.
Latar
Belakang Teori Mendell........................................................
4
2.
Hukum
Mendell 1 dan
2................................................................. 5
3.
Pewarisan
Sifat...............................................................................6
4.
Percobaan
Mendell.........................................................................7
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan.....................................................................................8
2.
Saran..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
hantarkan kepada Allah SWT.karena telah memeberikan kita kesahatan.
Salawat serta
salam tetap kita sanjung sajikan kepada Nabi besar Muhammad SAW.Karena dengan
perjuangan dan jihad dari dakwah beliau kita sekarang bisa merasakan nikmatnya
iman dan islam dari agama yang telah beliau sebarkan diatas permukaan bumi
ini.Dan semoga kelak kita menjadi umat yang beliau beri syafa’at dipadang
tandus yang tidak kita temui syafa’at itu dari Nabi lain.
Makalah ini
dibuat dengan judul “HUKUM MENDEL” diharapkan bisa membuat pembaca mengerti
tentang genetika atau gen serta pewarisan sifat.
Makalah ini
disusun dengan sangat sederhana,masih banyak sekali terdapat kekurangan baik
isi,atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Walaupun
demikian,makalah ini juga kami harapkan dapat bermamfaat bagi kita untuk bisa mengetahui
sedikit banyaknya tentang Hukum Mendell.Demikian kata-kata sebagai pengantar
dari makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
1. Hukum
pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann
Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel,
juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas
(independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan
sifat pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi
bebas, yang telah di jabarkan oleh Gregor Johann
Mendel . Mendel mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua
gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap
gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan
bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang
atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa latar belakang teori mendel?
2. Apa bunyi hukum mendel I?
3. Apa bunyi hukum mendel II?
4. Apa teori pewarisan sifat?
5. Apa saja percobaan mendel?
3. Tujuan
mahasiswa
mengetahui percobaan mendel.
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini
untuk melengkapi tugas dari mata kuliah Biologi.
b. Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mengetahui latar
belakang teori mendel.
2. Agar mahasiswa mengetahui hukum
mendel I.
3. Agar mahasiswa mengetahui hukum
mendel II.
4. Agar mahasiswa mengetahui teori
pewarisan sifat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Teori Mendel
Genetika adalah ilmu yang mempelajari
pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan disebuah biara di
Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), kemudian hasil
persilangan ditanam dan di amati, mendel melakukannya selama 12 tahun.
Alasan Mendel memilih kacang ercis
sebagai bahan percobaan adalah :
a. Memiliki pasangan sifat beda yang
mencolok
b. Melakukan penyerbukan sendiri
c. Mudah dilakukan penyerbukan silang
d. Waktu yang diperlukan untuk
menghasilkan keturunan cepat
e. Mempunyai keturunan banyak
Langkah awal sebelum dilakukan
perhitungan terhadap pengamatannya adalah menentukan galur murni jenis tanaman
yang dijadikan percobaan. Tanaman galur murni adalah tanaman yang apabila
dilakukan penyerbukan sendiri akan menghasilkan keturunan yang semuanya
mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Dalam percobaannya Mendel melakukan
perkawinan silang dengan menyerbukkan sendiri antara dua varietas ercis yang
berbeda sebagai induk-induknya. Turunan hasil perkawinan silang ini disebut
hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi.
Dari hasil percobaan yang diperolehnya,
Mendel menyusun beberapa hipotesis, yaitu :
a. Setiap sifat pada organisme
dikendalikan oleh satu pasang factor keturunan, satu dari induk jantan dan satu
induk betina.
b. Setiap pasang factor keturunan
menunjukkan bentuk alternative sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat
atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternative ini disebut alel.
c. Bila pasangan factor itu terdapat
bersama-sama dalam satu tanaman, factor dominasi akan menutup factor resesif.
d. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan factor atau
masing-masing alel akan memisah secara bebas.
e. Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja
atau resesif saja.
2. Hukum Mendel I
H ukum Mendel I dikenal
juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang
merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel
anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu
sifat beda).Secara garis besar hukum ini
mencakup tiga gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada
karakter turunannya.Ini adalah konsep mengenai dua macam alel.Alel resesif yang
tidak selalu nampak dari luar dinyatakan dengan huruf kecil misalnya w,dan alel
dominan dinyatakan dengan huruf besar misalnya R.Setiap individu membawa satu
pasang gen satu dari jantan misalnya dilambangkan dengan huruf ww,dan satu dari
betina dilambangkan dengan RR.Jika
pasangan gen ini dua alel yang
berbeda,alel dominan akan selalu nampak jelas atau terlihat dari luar.Dan alel
resesif selalu tidak terlihat atau tidak jelas nampak dari luar,tapi akan
selalu diwariskan pada gamet ketutunannya.
3. Hukum Mendel II
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum
Independent Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang
lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang
itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat
beda) atau lebih.
4. Teori Pewarisan Sifat
Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas
merupakan suatu pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang
mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat
itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang pewarisan sifat adalah sebagai berikut :
1. Teori Embryo
Teori
ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa semua
hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de Graaf
(1641-1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan sel
telur yang akan membentuk embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada
burung sama dengan ovarium pada kelinci.
2. Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689
yang menyatakan bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai
miniature yang telah terbentuk sebelumnnya.
3. Teori Epigenesis Embriologi
Teori
ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa ada kekuatan vital dalam benih organiseme
dengan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola perkembangan
sebelumnya.
4. Teori Plasma Nutfah
Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck,
1744-1829 yang menyatakan bahwa sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar
(lingkungan) terhadap struktur fungsi organ yang diturunkan pada generasi
berikutnya.
5. Teori Pengenesis
Teori
ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih
kecil yang disebut gemuia.
6. Teori Telegani
Teori
ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa sebagian
besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan sifat.
5. Percobaan Mendel
1. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
a. Persilangan Monohibrid Dominan Penuh
Persilangan dua individu dengan satu sifat
beda menurun kan sifat dominan apabila sifat keturunannya
sama dengan salah satu sifat induknya.
Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh:
Tanaman kacang ercis berbatang tinggi disilangkan dengan kacang
ercis berbatang pendek. F1 semuanya berbatang tinggi. Kemudian F1 dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri . Hasil yang diperoleh yaitu F2 yang
berbatang tinggi dan berbatang pendek
dengan perbandingan 3 : 1. Persilangan ini dapat dilihat dalam bagan berikut :
Parental 1 (P1) |
Kacang ercis
Batang Tinggi |
>< |
Kacang ercis
Batang Pendek |
Genotipe |
T T |
>< |
t t |
Fenotipe |
Tinggi |
Pendek |
|
Gamet |
T dan T |
t dan t |
|
Filial (F1) |
T t |
Fenotipe :
Batang Tinggi |
|
Parental 2
(P2) |
Kacang ercis
Batang Tinggi |
>< |
Kacang ercis
Batang Tinggi |
Genotipe |
T t |
T t |
|
Gamet |
T dan t |
>< |
T dan t |
Kemungkinan
kombinasi pada F2 adalah sebagai berikut :
Gamet Gamet |
T |
t |
T |
TT (Tinggi) .1 |
Tt (Tinggi) .2 |
T |
Tt (Tinggi) .3 |
Tt (pendek) .4 |
Pada persilangan ini , gen untuk
faktor Tinggi (T) dominan terhadap gen untuk faktor pendek (t). Maka Individu
bergenotipe Tt (no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi. Perbandingan
fenotipe F2 pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah :
Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan
Genotipe nya adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 :1
b. Persilangan Monohibrid Intermediet
Persilangan
ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai fenotipe diantara kedua induknya
Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur
Murni merah (MM) disilangkan
dengan galur murni putih (mm). Dari persilangan itu diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga merah muda . Jika F1 ini ditanam dan
diadakan penyerbukan dengan sesamanya, maka F2
menghasilkan tanaman berbunga merah, merah muda, dan putih dengan
perbandingan : 1 : 2 : 1. Persilangannya dapat dilihat sebagai berikut :
P1 |
Tanaman
berbunga merah |
>< |
Tanaman berbunga putih |
Genotipe |
MM |
>< |
Mm |
Gamet |
M dan M |
m dan m |
|
F 1 |
Mm |
Fenotipe :
berbunga merah muda |
|
P2 |
Mm (merah
muda) |
>< |
Mm (merah
muda) |
Gamet |
M dan m |
>< |
M dan m |
Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah :
Gamet Gamet |
M |
M |
M |
MM (Merah) 1 |
Mm (merah
muda) 2 |
M |
Mm (merah
muda) 3 |
Mm (putih) 4 |
Perbandingan
Fenotipe F2 pada persilangan monohibrid intermediet adalah :
merah
: merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Perbandingan Genotipenya : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
2.
Persilangan Dua
Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)
Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau
lebih menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe
tertentu. Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis galur murni yang
mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni yang mempunyai biji
keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning dominan terhadap keriput dan
hijau, maka F1 seluruhnya berupa kacang ercis berbiji bulat dan warna biji
kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam
kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya untuk
memperoleh F2. Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai berikut. Persilangan tersebut adalah
persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu bentuk biji dan
warna biji.
B=bulat,
dominan terhadap keriput b=keriput,
K=kuning,
dominan terhadap hijau k= hijau
Perhatikan bagan persilangan dua individu dengan dua sifat beda
(dihibrid) di bawah
P1 |
Kacang ercis
berbiji bulat warna kuning |
>< |
Kacang ercis
berbiji keriput warna hijau |
Genotipe |
BBKK |
>< |
Bbkk |
Gamet |
BK dan BK |
>< |
bk dan bk |
F1 |
BbKk |
Fenotipe :
berbiji bulat warna kuning |
|
P2 |
BbKk |
>< |
BbKk |
Gamet |
BK,B k,bK,bk |
>< |
BK,Bk,bK,bk |
Kemungkinan terjadinya kombinasi
pada F2 adalah Sbb :
F2 : |
Gamet Gamet |
BK |
Bk |
bK |
Bk |
||||
BK |
BBKK |
1 |
BBKk |
2 |
BbKK |
3 |
BbKk |
4 |
|
Bk |
BBKk |
5 |
BBkk |
6 |
BbKk |
7 |
Bbkk |
8 |
|
bK |
BbKK |
9 |
BbKk |
10 |
bbKK |
11 |
bbKk |
12 |
|
Bk |
BbKk |
13 |
Bbkk |
14 |
bbKk |
15 |
Bbkk |
16 |
Individu
yang mengandung B memiliki biji
bulat dan individu yang mengandung K memiliki biji
warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah :
1. bulat – kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10,
13
2. bulat – hijau = nomor : 6, 18, 14
3. keripit – kuing = nomor : 11, 12, 15
4. keriput – hijau = nomor : 16
Perbandingan Fenotipe F2 adalah :
bulat – kuning : bulat – hijau :
keriput – kuning : keriput – hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Kemungkinan macam genotipe dan
fenotipe pada dihibrid F2 :
Kemungkinan ke- |
Kotak nomor |
Genotipe |
Fenotipe |
1 |
1 |
BBKK |
Bulat kuning |
2 |
2, 5 |
BBKk |
Bulat kuning |
3 |
3, 9 |
BbKK |
Bulat kuning |
4 |
4,7, 10, 13 |
BbKk |
Bulat kuning |
5 |
6 |
BBkk |
Bulat hijau |
6 |
8, 14 |
Bbkk |
Bulat hijau |
7 |
11 |
bbKK |
Keriput
kuning |
8 |
12, 15 |
bbKk |
Keriput
kuning |
9 |
16 |
Bbkk |
Keriput hijau |
Perbandingan Genotipe nya :
BBKK : BBKk
: BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
1: 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1
3. Persilangan dua Individu dengan Tiga
Sifat Beda (Trihibrid)
Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat
beda yaitu :Batang tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang
pendek, biji keriput, warna biji hijau. Keturunan F1 yang dihasilkan adalah : Bagan persilangan Trihibrid
P1 |
TTKKBB |
>< |
Ttkkbb |
Fenotipe |
Tinggi,kuning,bulat |
>< |
Pendek,keriput,hijau |
Genotipe |
TKB |
>< |
Tkb |
F1 |
TtKkBb |
||
Fenotipe :
Tinggi,kuning,bulat |
|||
P2 |
TtKkBb |
>< |
TtKkBb |
Gamet |
TKB,TKb,TkB,Tkb,tKB,tKb,
tkB,tkb |
Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe
dan genotipe pada F2
Jumlah Sifat Beda |
Jumlah Macam
Gamet |
Jumlah Macam
Genotipe F2 |
Jumlah Macam
Fenotipe F2 |
Perbandingan
Fenotipe F2 |
Jumlah
Individu F2 |
1 |
21 = 2 |
3 |
2 |
3 : 1 |
4 |
2 |
22 = 4 |
9 |
4 |
9 : 3 : 3 : 1 |
16 |
3 |
23 = 8 |
27 |
8 |
27:9:9:9:3:3:3:1 |
64 |
N |
2n |
3n |
2n |
4n |
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan
sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
Hukum pemisahan
(segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum
berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.
2. Saran
1. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya,yang khususnya untuk mahasiswa akper tingkat satu.
2. Kami sebagai penyusun
makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kekurangan yang ada pada
makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwidjoseputro. 2010. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.
Gitosapuro. 2003. Penerapan
Metode Participatory Rural Appraisal
(PRA) dan
Aplikasinya. Semarang: PT. Cahaya Ilmu.
Hamzari. 2007. Identifikasi Tanaman Obat-Obatan Yang
Dimanfaatkan Oleh
Masyarakat Sekitar Hutan
Tabo-Tabo. Jurnal Penelitian, Vol 5 (1) :
159 – 165.
No comments:
Post a Comment