Friday, 26 November 2021

MAKALAH HUKUM MENDELL

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

 

                        BAB 1  PENDAHULUAN

A.    Kata Pengantar.............................................................................. 1

B.    Latar Belakang............................................................................... 2

C.   Rumusan Masalah..........................................................................2

D.   Tujuan............................................................................................ 3

BAB II  PEMBAHASAN

1.    Latar Belakang Teori Mendell........................................................ 4

2.    Hukum Mendell 1 dan 2................................................................. 5

3.    Pewarisan Sifat...............................................................................6

4.    Percobaan Mendell.........................................................................7

 

BAB III PENUTUP

1.    Kesimpulan.....................................................................................8

2.    Saran..............................................................................................9

 

DAFTAR PUSTAKA


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hantarkan kepada Allah SWT.karena telah memeberikan kita kesahatan.

Salawat serta salam tetap kita sanjung sajikan kepada Nabi besar Muhammad SAW.Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau kita sekarang bisa merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang telah beliau sebarkan diatas permukaan bumi ini.Dan semoga kelak kita menjadi umat yang beliau beri syafa’at dipadang tandus yang tidak kita temui syafa’at itu dari Nabi lain.

Makalah ini dibuat dengan judul “HUKUM MENDEL” diharapkan bisa membuat pembaca mengerti tentang genetika atau gen serta pewarisan sifat.

Makalah ini disusun dengan sangat sederhana,masih banyak sekali terdapat kekurangan baik isi,atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Walaupun demikian,makalah ini juga kami harapkan dapat bermamfaat bagi kita untuk bisa mengetahui sedikit banyaknya tentang Hukum Mendell.Demikian kata-kata sebagai pengantar dari makalah ini.

 

 

 

 

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

1.        Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada                              organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya                  'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:

         Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent                                  assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi bebas, yang telah di jabarkan oleh  Gregor Johann Mendel . Mendel mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.

 

2.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1.      Apa latar belakang teori mendel?

2.      Apa bunyi hukum mendel I?

3.      Apa bunyi hukum mendel II?

4.      Apa teori pewarisan sifat?

5.      Apa saja percobaan mendel?

 

 

3.      Tujuan

mahasiswa mengetahui percobaan mendel.

a.  Tujuan umum

      Tujuan umum dari penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas dari mata                       kuliah Biologi.

b.      Tujuan Khusus

1.      Agar mahasiswa mengetahui latar belakang teori mendel.

2.      Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel I.

3.      Agar mahasiswa mengetahui hukum mendel II.

4.      Agar mahasiswa mengetahui teori pewarisan sifat.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

1.    Latar Belakang Teori Mendel

        Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan disebuah biara di Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), kemudian hasil persilangan ditanam dan di amati, mendel melakukannya selama 12 tahun.

        Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah :

a.       Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok

b.      Melakukan penyerbukan sendiri

c.       Mudah dilakukan penyerbukan silang

d.      Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat

      e.       Mempunyai keturunan banyak

        Langkah awal sebelum dilakukan perhitungan terhadap pengamatannya adalah menentukan galur murni jenis tanaman yang dijadikan percobaan. Tanaman galur murni adalah tanaman yang apabila dilakukan penyerbukan sendiri akan menghasilkan keturunan yang semuanya mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan sendiri antara dua varietas ercis yang berbeda sebagai induk-induknya. Turunan hasil perkawinan silang ini disebut hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi.

        Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa hipotesis, yaitu :

a.       Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang factor keturunan, satu dari induk jantan dan satu induk betina.

b.      Setiap pasang factor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternative ini disebut alel.

c.       Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, factor dominasi akan menutup factor resesif.

d.    Pada waktu pembentukan gamet, pasangan factor atau masing-masing alel          akan memisah secara bebas.

      e.     Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif saja.

 

 

2.    Hukum Mendel I

                        H ukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan  dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).Secara garis  besar hukum ini mencakup tiga gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya.Ini adalah konsep mengenai dua macam alel.Alel resesif yang tidak selalu nampak dari luar dinyatakan dengan huruf kecil misalnya w,dan alel dominan dinyatakan dengan huruf besar misalnya R.Setiap individu membawa satu pasang gen satu dari jantan misalnya dilambangkan dengan huruf ww,dan satu dari betina dilambangkan dengan  RR.Jika pasangan  gen ini dua alel yang berbeda,alel dominan akan selalu nampak jelas atau terlihat dari luar.Dan alel resesif selalu tidak terlihat atau tidak jelas nampak dari luar,tapi akan selalu diwariskan pada gamet ketutunannya.

 

3.    Hukum Mendel II

        Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.

 

4.    Teori Pewarisan Sifat

Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang pewarisan sifat  adalah sebagai berikut :

1.  Teori Embryo

                        Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan membentuk embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama dengan ovarium pada kelinci.

 

 

2.  Teori Preformasi

Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniature yang telah terbentuk sebelumnnya.

3.  Teori Epigenesis Embriologi

       Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa    ada kekuatan vital dalam benih organiseme dengan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.

4.  Teori Plasma Nutfah

                          Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan bahwa sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap struktur fungsi organ yang diturunkan pada generasi berikutnya.

                    5.  Teori Pengenesis

                        Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap   bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.

                    6.  Teori Telegani

                        Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa                          sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai                            penurunan sifat.

 

  5.      Percobaan Mendel

    1.   Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda

           a.  Persilangan Monohibrid Dominan Penuh

                       Persilangan dua individu dengan satu sifat beda menurun kan sifat                                 dominan apabila sifat keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya.

                   Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman kacang ercis                              berbatang tinggi disilangkan dengan kacang ercis berbatang pendek. F1                                  semuanya berbatang             tinggi. Kemudian F1 dibiarkan melakukan penyerbukan                    sendiri . Hasil yang diperoleh yaitu F2 yang berbatang tinggi dan berbatang                         pendek dengan perbandingan 3 : 1. Persilangan ini dapat dilihat dalam bagan               berikut : 

Parental 1 (P1)

Kacang ercis Batang Tinggi

>< 

Kacang ercis Batang Pendek

Genotipe

T T

>< 

t t

Fenotipe

Tinggi

Pendek

Gamet

T dan T

t dan t

Filial (F1)

T t

Fenotipe : Batang Tinggi

Parental 2 (P2)

Kacang ercis Batang Tinggi

>< 

Kacang ercis Batang Tinggi

Genotipe

T  t

T   t

Gamet

T dan t

>< 

T dan t

Kemungkinan kombinasi pada F2 adalah sebagai berikut : 

          Gamet

Gamet

T

t

T

TT (Tinggi)  .1

Tt (Tinggi)   .2

T

Tt  (Tinggi)  .3

Tt (pendek)  .4

            Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan terhadap gen untuk faktor pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt (no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi. Perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah :

         Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 :1 

 

                b.   Persilangan Monohibrid Intermediet

                              Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai               fenotipe diantara kedua induknya

Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur Murni merah (MM)                          disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari persilangan itu diperoleh hasil                   F1 yang semuanya berbunga  merah muda . Jika F1 ini ditanam dan diadakan             penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman                                        berbunga  merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan : 1 : 2 : 1.                          Persilangannya  dapat dilihat sebagai berikut :

P1

Tanaman berbunga merah

>< 

Tanaman                       berbunga putih

Genotipe

MM

>< 

              Mm

Gamet

M dan M

          m dan m

F 1

Mm

Fenotipe : berbunga merah muda

P2

Mm (merah muda)

>< 

Mm (merah muda)

Gamet

M dan m

>< 

M dan m

 Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah : 

       Gamet

Gamet

M

M

M

MM (Merah)              1

Mm (merah muda)         2

M

Mm (merah muda)    3

Mm (putih)                     4

Perbandingan Fenotipe F2 pada persilangan monohibrid intermediet adalah :

            merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Perbandingan Genotipenya : MM : Mm : mm =     1 : 2 : 1 

2.            Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)

Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu. Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis galur murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni yang mempunyai biji keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning dominan terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa kacang ercis berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya             untuk memperoleh F2. Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai berikut.             Persilangan tersebut adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu             bentuk biji             dan warna biji.

            B=bulat, dominan terhadap keriput b=keriput,

            K=kuning, dominan terhadap hijau k= hijau 

      Perhatikan bagan persilangan  dua individu dengan dua sifat beda (dihibrid) di       bawah

P1

Kacang ercis berbiji bulat warna kuning

>< 

Kacang ercis berbiji keriput warna hijau

Genotipe

BBKK

>< 

Bbkk

Gamet

BK dan BK

>< 

bk dan bk

F1

BbKk

Fenotipe : berbiji bulat warna kuning

P2

BbKk

>< 

BbKk

Gamet

BK,B k,bK,bk

>< 

BK,Bk,bK,bk

            Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah Sbb : 

F2 :

                Gamet Gamet

BK

Bk

bK

Bk

BK

BBKK

1

BBKk

2

BbKK

3

BbKk

4

Bk

BBKk

5

BBkk

6

BbKk

7

Bbkk

8

bK

BbKK

9

BbKk

10

bbKK

11

bbKk

12

Bk

BbKk

13

Bbkk

14

bbKk

15

Bbkk

16

 

            Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang   mengandung K memiliki biji warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah :

 

                  1.      bulat – kuning    = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13

                  2.      bulat – hijau       = nomor : 6, 18, 14

                  3.      keripit – kuing   = nomor : 11, 12, 15

                  4.      keriput – hijau    = nomor : 16

Perbandingan Fenotipe F2 adalah :

bulat – kuning : bulat – hijau : keriput – kuning : keriput – hijau = 9 : 3 : 3 : 1

Kemungkinan macam genotipe dan fenotipe pada dihibrid F2 : 

Kemungkinan ke-

Kotak nomor

Genotipe

Fenotipe

1

1

BBKK

Bulat kuning

2

2, 5

BBKk

Bulat kuning

3

3, 9

BbKK

Bulat kuning

4

4,7, 10, 13

BbKk

Bulat kuning

5

6

BBkk

Bulat hijau

6

8, 14

Bbkk

Bulat hijau

7

11

bbKK

Keriput kuning

8

12, 15

bbKk

Keriput kuning

9

16

Bbkk

Keriput hijau

Perbandingan Genotipe nya :

      BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk

1: 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1

 

3.    Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid)

Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda yaitu :Batang tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang pendek, biji keriput, warna biji hijau. Keturunan F1 yang dihasilkan adalah : Bagan persilangan Trihibrid 

P1

TTKKBB

                    ><

Ttkkbb

Fenotipe

Tinggi,kuning,bulat

                    ><

Pendek,keriput,hijau

Genotipe

TKB

                    ><

Tkb

F1

TtKkBb

Fenotipe : Tinggi,kuning,bulat

P2

     TtKkBb

                    ><

TtKkBb

Gamet

TKB,TKb,TkB,Tkb,tKB,tKb, tkB,tkb

 

 

 

 

 

Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan genotipe pada F2 

Jumlah Sifat Beda

Jumlah Macam Gamet

Jumlah Macam Genotipe F2

Jumlah Macam Fenotipe F2

Perbandingan Fenotipe F2

Jumlah Individu F2

1

21 = 2

3

2

3 : 1

4

2

22 = 4

9

4

9 : 3 : 3 : 1

16

3

23 = 8

27

8

27:9:9:9:3:3:3:1

64

N

2n

3n

2n

4n

 


 

BAB III

PENUTUP

 

1.      Kesimpulan

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:

 Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

 

2.      Saran

1.  Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya,yang khususnya untuk mahasiswa akper tingkat satu.

2.  Kami sebagai penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang    membangun bagi kekurangan yang ada pada makalah ini.


 

                                                   DAFTAR PUSTAKA

 

Dwidjoseputro. 2010. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.

Gitosapuro. 2003. Penerapan Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dan
            Aplikasinya.
 Semarang: PT. Cahaya Ilmu.

Hamzari. 2007. Identifikasi Tanaman Obat-Obatan Yang Dimanfaatkan Oleh
           Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-Tabo. Jurnal Penelitian, Vol 5 (1) : 159 – 165.

 

 

No comments:

Post a Comment