DAFTAR ISI
D. Pengukuran Pertumbuhan Mikroba
E. Faktor Biotik Dan Abiotik Yang
Pempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
F. Mikroba Air, Tanah Dan Udara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan secara umum dapat didefisinikan sebagai
pertambahan secara teratur semua komponen didalam sel hidup. Dengan demikian
pertambahan ukuran yang diakibatkanoleh bertambahnya air atau karena penumpukan
lemak, bukan merupakan pertumbuhan. Pertumbuhan makhluk hidup dapat juga
ditinjau dari 2 sudut, yakni pertumbuhan individu (sel) dan pertumbuhan
kelompok sebagai satu populasi.
Pertumbuhan sel diartikan sebagai adanya penambahan
volume sel serta bagian-bagian lainnya, dapat juga diartikan sebagai penambahan
kuantitas isi dan kandungan di dalam sel. Sedangkan pertumbuhan populasi
merupakan akibat pertumbuhan individu. Misalnya, dari satu sel menjadi dua,
dari dua sel menjadi empat, dari sempat sel menjadi delapan sel.
Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu (sel) dapat
berubah langsung menjadi pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara
pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan
populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi.
Pertumbuhan dalam keadaaan kesetimbangan bila terjadi secara teraturpada
kondisi konstan, sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga konstan.
Peranan mikroorganisme dibagi menjadi 2, yaitu peranan
positif dan peranan negatif. Dalam peranan positif antara lain : Menguntungkan
manusia, hewan, tumbuhan, pengolahan
pangan, pengendalian penyakit dan membantu kesuburan tanah. Sedaangkan peranan
negatif antara lain : Mencemari bahan pangan dan menyebabkan penyaki.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kultur Pertumbuhan Mikroba
Media berfungsi untuk menumbuhkan
mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media. Beberapa media yang sering digunakan antara lain :
1. Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai
media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu,
sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri
pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri.Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform.
2. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue
mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba
yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, danSalmonella.Mikroba yang
memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan
kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
Bagaiamanapun media ini sangat baik
untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.Agar EMB (levine) merupakan media
padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan
memberikan hasil positif dalam tabung.
3. Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum
untuk uji air dan produk dairy.Nutrien agar
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Nutrien agar merupakan salah satu media yang
umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,
produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji
bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
4. Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media
untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar.
Nutrient broth dibuat dengan cara Larutkan 5g pepton dalam 850 ml air
distilasi/akuades,
5. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang
diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape
untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari
seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan
mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar
tidak sangat selektif.
6. TrypticaseSoyBroth(TSB)
TSB adalah media broth diperkaya
untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media
ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan
mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.Media TSB mengandung kasein dan
pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang
membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.
7.
Plate Count Agar
(PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk
mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan
melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose,
agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf
(15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba
(semua jenis mikroba).
8.
APDA
Media APDA berfungsi untuk
menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu
sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai.
Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat
9. Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan
atau mengidentifikasi yeast dan kapang.Dapat juga digunakan untuk enumerasi
yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.Cara membuat PDA adalah
mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi.campur dan
panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara
sempurna.Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu
40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.
10. VRBA (Violet Red Bile Agar)
VRBA dapat digunakan untuk
perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet
kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi
terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri
E.coli.
11.
PGYA
Media ini berfungsi untuk isolasi,
enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir.Dengan adanya dekstrosa yang terkandung
dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama
sel khamir.
Untuk
membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu sebanyak
0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan
disumbat dengan kapas lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
B. Kurva Pertumbuhan Mikroba
Pertumbuhan mikroba memiliki 5 fase, yaitu fase lag
(adaptasi/penyesuaian), fase eksponensial (logaritmik), fase pengurangan
pertumbuhan, fase stasioner dan yang terakhir fase kematian.
1. Fase Lag
Pada fase ini perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah
individu tak secara nyata terlihat. Karena fase ini dapat juga dinamakan
sebagai fase adaptasi (penyesuaian). maka dari itu apabila dilihat pada kurva
pertumbuhan mikroba, grafik selama fase ini umumnya mendatar. Ini disebabkan
tidak atau belum adanya sumber nutrien untuk makanan mikroba.
2. Fase Eksponensial atau Logaritmik
Setelah setiap individu mengalami penyesuaian diri dengan
lingkungan baru selama fase lag, maka mulailah mengadakan perubahan bentuk dan
meningkatkan jumlah sel sehingga apabila dilihat dalam kurva akan tampak
meningkat dengan tajam.
3. Fase Pengurangan Pertumbuhan
Berupa titik puncak dari fase eksponensial sebelum
mengalami fase stasioner. Dimana penambahan jumlah individu mulai berkurang dan
ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya berkurangnya sumber nutrien
yang ada di dalam media sehingga mikrobia tidak akan bisa meningkatkan
jumlahnya.
4. Fase Stasioner
Yaitu mengalami pengurangan sumber nutrien. Artinya,
sumber nutrien yang ada untuk mikrobia mengalami kehabisan atau tidak ada yang
menambahi sehingga mikrobia tidak bisa melakukan pertumbuhan namun juga tidak
secara langsung mengalami kematian. Maka dari itu kurva grafik mendatar,
artinya tidak naik karena tidak adanya pertumbuhan dan tidak turun karena tidak
secara langsung mengalami kematian.
5. Fase Kematian
Grafik menunjukkan penurunan secara tajam karena
merupakan akhir dari suatu jumlah individu yang kembali ke titik awal. Ini
disebabkan mikrobia sudah tidak mampu bertahan hidup selama stasioner (yang tidak mendapatkan sumber
nutrien).
C. Faktor Pertumbuhan Mikroba
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup
merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
sangat penting di dalam mengendalikan mikroba.Faktor-faktor penting
yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba antara
lain:
1. Suplai Nutrisi
Mikroba sama
dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi
dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen,
hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian.
Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah
kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba
sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena
itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk
mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
2. Suhu/Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme Suhu dapatmempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan :
a.
Apabila suhu naik maka
kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu
turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
b.
Apabila suhu naik atau
turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan
terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi
mati.
Berdasarkan hal diatas, maka suhu yang berkaitan dengan
pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Suhu
minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
b. Suhu
optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung
paling cepat dan optimum disebut
juga suhu inkubasi.
c. Suhu
maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi.
Sehubungan
dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba digolongkan
menjadi :
Kelompok |
Suhu
Minimum |
Suhu
Optimum |
Suhu
Maksimum |
Psikrofil |
- 15o C. |
10o C. |
20o C. |
Psikrotrof |
- 1o C. |
25o C. |
35o C. |
Mesofil |
5 – 10o C. |
30 – 37o C. |
40o C. |
Thermofil |
40o C. |
45 – 55o C. |
60 – 80o C. |
Thermotrof |
15o C. |
42 – 46o C. |
50o C. |
Tabel 1 : Penggolongan bakteri menurut suhu
3.
Keasaman
atau Kebasaan (pH)
Setiap
organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang
berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0 – 8,0
dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.
4. Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme
memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen.
Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
a.
Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas
b.
Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
c.
Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
d.
Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
D. Pengukuran
Pertumbuhan Mikroba
Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mengukur atau menghitung jumlah jasad renik, yaitu :
1.
Perhitungan jumlah sel
Hitungan
mikroskopik
Cara perhitungan
mikroskopik dibagi menjadi 2 metode, yaitu :
a.
Metode Petroff-Hausser
Dalam metode ini, hitungan mikroskopik dilakukan dengan
pertolongan kotak-kotak skala.
b.
Metode breed
Metode
ini digunakan untuk menganalisis susu yang mengandung bakteri dalam jumlah
tinggi. Cara ini merupakan cara cepat, yaitu menghitung bakteri langsung dengan
menggunakan mikroskop.
Hitungan cawan
Apabila sel microbe yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium, maka microbe tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop.
MPN (Most
Probable Number)
Metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam tabung
reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif,
yakni ditumbuhi oleh microbe setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
2.
Perhitungan masa sel secara langsung
Cara volumetric
Cara geometric
Turbidimetri
(kekeruhan)
Metode
volumetric dan geometrik
pengukuran sel
dilakukan terlebih dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut.
Perhitungan
massa sel secara tidak langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan
sel selama proses fermentasi, di mana komponen substrat atau bahan yang
difermentasi dapat diamati dan diukur.
3.
Perhitungan massa
sel secara tidak langsung
Perhitungan
masa sel secara langsung maupun masa sel secara tidak langsung.Perhitungan masa sel
secara langsung maupun masa sel secara tidak langsung jarang digunakan dalam
menguji jumlah microbe pada bahan, tetapi juga sering digunakan untuk mengukur
pertumbuhansel selama proses fermentasi. Dalam perhitungan masa sel secara langsung,
jumlah mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak
mengganggu pengukuran. Macam-macam
perhitungan massa sel secara tidak langsung :
-
Analisis komponen sel (protein, ADN. ATP)
-
Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder, panas)
-
Analisis komsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino dan mineral.
E. Faktor Biotik Dan Abiotik Yang
Pempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat
morfologi dan fisiologi mikroba. Beberapa kelompok mikroba sangat resisten
terhadap perubahan faktor lingkungan. Mikroba tersebut dapat dengan cepat
menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Faktor lingkungan meliputi
faktor-faktor abiotik (fisika dan kimia), dan faktor biotik.
a. Faktor Abiotik
1. Suhu
Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu.
Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu
maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup.
Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum
adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba. Berdasarkan kisaran suhu
pertumbuhannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi mikroba psikrofil
(kriofil), mesofil, dan termofil. Psikrofil adalah kelompok mikroba yang dapat
tumbuh pada suhu 0-30o C
dengan suhu optimum sekitar 15oC.
2.
Kandungan air (pengeringan)
Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu
untuk hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity) atau
kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6. Bakteri
umumnya memerlukan aw 0,90-0,999. Mikroba yang osmotoleran dapat hidup pada aw
terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces rouxii. Bakteri umumnya memerlukan
aw atau kelembaban tinggi lebih dari 0,98.
3.
Tekanan osmosis
Tekanan osmosis sebenarnya sangat erat hubungannya dengan
kandungan air. Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya
akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding
sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis,
maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan
masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.
4.
Ion-ion dan listrik
a. Kadar Ion Hidrogen (pH)
Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa
bakteri dapat hidup pada pH tinggi (medium alkalin). Contohnya adalah bakteri
nitrat, rhizobia, actinomycetes, dan bakteri pengguna urea. Hanya beberapa
bakteri yang bersifat toleran terhadap kemasaman, misalnya Lactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina
ventriculi. Bakteri yang bersifat asidofil misalnya Thiobacillus.
b.
Buffer
Untuk menumbuhkan mikroba pada media memerlukan pH yang
konstan, terutama pada mikroba yang dapat menghasilkan asam. Misalnya
Enterobacteriaceae dan beberapa Pseudomonadaceae. Oleh karenanya ke dalam
medium diberi tambahan buffer untuk menjaga agar pH nya konstan. Buffer
merupakan campuran garam mono dan dibasik, maupun senyawa-senyawa organik
amfoter.
c.
Ion-ion lain
Logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, dan Pb pada kadar
rendah dapat bersifat meracun (toksis). Logam berat mempunyai daya oligodinamik,
yaitu daya bunuh logam berat pada kadar rendah. Selain logam berat, ada ion-ion
lain yang dapat mempengaruhi kegiatan fisiologi mikroba, yaitu ion sulfat,
tartrat, klorida, nitrat, dan benzoat. Ion-ion tersebut dapat mengurangi
pertumbuhan mikroba tertentu. Oleh karena itu sering digunakan untuk
mengawetkan suatu bahan, misalnya digunakan dalam pengawetan makanan.
d.
Listrik
Listrik dapat mengakibatkan terjadinya elektrolisis bahan
penyusun medium pertumbuhan. Selain itu arus listrik dapat menghasilkan panas
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Sel mikroba dalam suspensi akan
mengalami elektroforesis apabila dilalui arus listrik. Arus listrik tegangan
tinggi yang melalui suatu cairan akan menyebabkan terjadinya shock karena
tekanan hidrolik listrik.
e.
Radiasi
Radiasi menyebabkan ionisasi molekul-molekul di dalam
protoplasma. Cahaya umumnya dapat merusak mikroba yang tidak mempunyai pigmen
fotosintesis. Cahaya mempunyai pengaruh germisida, terutama cahaya bergelombang
pendek dan bergelombang panjang. Apabila tingkat iradiasi yang diterima sel
mikroba rendah, maka dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada mikroba.
f.
Tegangan Muka
Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaan
cairan tersebut menyerupai membran yang elastis. Seperti telah diketahui
protoplasma mikroba terdapat di dalam sel yang dilindungi dinding sel, maka
apabilaada perubahan tegangan muka dinding sel akan mempengaruhi pula permukaan
protoplasma.
g.
Tegangan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik mempengaruhi metabolisme dan
pertumbuhan mikroba. Umumnya tekanan 1-400 atm tidak mempengaruhi atau hanya
sedikit mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan mikroba. Tekanan hidrostatik
yang lebih tinggi lagi dapat menghambat atau menghentikan pertumbuhan, oleh
karena tekanan hidrostatik tinggi dapat menghambat sintesis RNA, DNA, dan
protein, serta mengganggu fungsi transport membran sel maupun mengurangi
aktivitas berbagai macam enzim.
b. Faktor Biotik
Di alam jarang sekali ditemukan mikroba yang hidup
sebagai biakan murni, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan jasad-jasad
lain. Antar jasad dalam satu populasi atau antar populasi jasad yang satu
dengan yang lain saling berinteraksi.
1. Interaksi dalam satu populasi mikroba
Interaksi antar jasad dalam satu populasi yang sama ada
dua macam, yaitu interaksi positif maupun negatif. Interaksi positif
menyebabkan meningkatnya kecepatan pertumbuhan sebagai efek sampingnya.
Meningkatnya kepadatan populasi, secara teoritis meningkatkan kecepatan
pertumbuhan. Interaksi positif disebut juga kooperasi. Sebagai contoh adalah
pertumbuhan satu sel mikroba menjadi koloni atau pertumbuhan pada fase lag
(fase adaptasi). Interaksi negatif menyebabkan turunnya kecepatan pertumbuhan
dengan meningkatnya kepadatan populasi.
2.
Interaksi
antar berbagai macam mikroba
Apabila dua populasi yang berbeda berasosiasi, maka akan
timbul berbagai macam interaksi. Interaksi tersebut menimbulkan pengaruh
positif, negatif, ataupun tidak ada pengaruh antar populasi mikroba yang satu
dengan yang lain. Nama masing-masing interaksi adalah sebagai berikut:
Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak
saling mempengaruhi. Hal ini dapat terjadi pada kepadatan populasi yang sangat
rendah atau secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat, serta populasi yang
keluar dari habitat alamiahnya. Komensalisme hubungan komensalisme antara dua
populasi terjadi apabila satu populasi diuntungkan tetapi populasi lain tidak
terpengaruh
Contohnya adalah:
Bakteri Flavobacterium
brevis dapat menghasilkan ekskresi sistein. Sistein dapat digunakan oleh Legionella pneumophila.
Desulfovibrio mensuplai asetat dan H2 untuk respirasi
anaerobik Methanobacterium.
Sinergisme
Suatu bentuk asosiasi yang menyebabkan terjadinya suatu
kemampuan untuk dapat melakukan perubahan kimia tertentu di dalam substrat.
Apabila asosiasi melibatkan 2 populasi atau lebih dalam keperluan nutrisi
bersama, maka disebut sintropisme. Sintropisme sangat penting dalam peruraian
bahan organik tanah, atau proses pembersihan air secara alami. Contoh
sinergisme: Streptococcus faecalis dan Escherichia coli.
Mutualisme
Mutualisme adalah asosiasi antara dua populasi mikroba
yang keduanya saling tergantung dan sama-sama mendapat keuntungan. Mutualisme
sering disebut juga simbiosis. Simbiosis bersifat sangat spesifik (khusus) dan
salah satu populasi anggota simbiosis tidak dapat digantikan tempatnya oleh
spesies lain yang mirip. Contohnya adalah Bakteri Rhizobium sp. yang hidup ada bintil akar tanaman kacang-kacangan.
Amensalisme
Satu bentuk asosiasi antar spesies mikroba yang
menyebabkan salah satu pihak dirugikan, pihak lain diuntungkan atau tidak
terpengaruh apapun. Umumnya merupakan cara untuk melindungi diri terhadap
populasi mikroba lain. Misalnya dengan menghasilkan senyawa asam, toksin, atau
antibiotika.
Parasitisme
Parasitisme terjadi antara dua populasi, populasi satu
diuntungkan (parasit) dan populasi lain dirugikan (host / inang). Umumnya
parasitisme terjadi karena keperluan nutrisi dan bersifat spesifik. Ukuran
parasit biasanya lebih kecil dari inangnya. Terjadinya parasitisme memerlukan
kontak secara fisik maupun metabolik serta waktu kontak yang relatif lama.
Contohnya adalah bakteri Bdellovibrio yang memparasit bakteri E. coli. Jamur
Trichoderma sp. memparasit jamur Agaricus sp.
Predasi
Hubungan predasi terjadi apabila satu organisme predator
memangsa atau memakan dan mencerna organisme lain (prey). Umumnya predator
berukuran lebih besar dibandingkan prey, dan peristiwanya berlangsung cepat.
Contohnya adalah Protozoa (predator) dengan bakteri (prey). Protozoa Didinium
nasutum (predator) dengan Paramaecium caudatum (prey).
F. Mikroba Air, Tanah Dan Udara
1.
Mikroba air
Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Sel
hidup baik tumbuhan, hewan, monera, protista dan fungi sebagian besar tersusun
atas air. Misalnya, pada sel-sel tumbuhan terkandung lebih dari 75 % atau di
dalam sel hewan terkandung lebih dari 67 %. Kelompok kehidupan yang terdapat di
air terdiri dari bakteri, jamur, mikroalga, protozoa dan virus.
Mikrobe yang menguntungkan :
1. Plankton merupakan makanan utama ikan-ikan kecil
2. Bakteri dan cendawan berfungsi sebagai dekomposer
3. Mikroalga berklorofil dapat berfotosintesis berpotensi
menghasilkan oksigen
a. Hasil uraian senyawa rombakan bakteri atau fungi
digunakan jasad-jasad lain, antara lain mikroalga, bakteri dan fungi. Sehingga
hal ini jasad pengguna dinamakan konsumer
Mikrobe yang merugikan :
Jasad-jasad renik patrogen berbahaya bila ada di dalam
badan air, seperti
Salmonella,
Shigella, Vibrio, dan Entamoeba
Mikrobe penghasil toksin, seperti clostridium (anaerob),
pseudomonas,
Salmonella, Stapbylococcus (aerobik)
Bakteri besi, misal crenotbix
atau sphaerotilus mempunyai kemampuan untuk mengoksidasikan senyawa ferro
menjadi ferri
Menimbulkan bau busuk pada air,
bila air tersebut disimpan. Hal ini disebabkan adanya bakteri belerang,
misalnya Thiobacillus atau chromatium yang mempunyai kemampuan
mereduksi sulfat menjadi H2S
Mikroalga sering mengakibatkan
blooming (bunga air), seperti Anabaena flos-aquae
dan Microcystis aerugynosa. Dalam
keadaan ini makan ikan-ikan menjadi mati dan terjadi korosi terhadap logam.
2.
Mikroba tanah
Tanah merupakan campuran yang terdiri bahan organik,
anorganik, air, udara yang semuanya tercampur. Secara langsung dan tidak
langsung bahwa buangan dari manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad hidup yang lain
dibuang dan dikubur dalam tanah.Populasi mikrobe di dalam tanah terbagi menjadi
tiga golongan besar yaitu :
Golongan Autohtonus
Golongan Zimogenik
Golongan Transien
3.
Mikroba udara
Flora mikrobe yang ada bersifat sementara dan beragam.
Jumlah dan tipe mikrobe yang mencemari udara ditentukan oleh sumber pencemaran
di dalam lingkungan, misalnya dari saluran pernafasan manusia disemprotkan
melalui batuk dan bersin. Kelompok mikrobe yang paling
banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkannya di udara, umumnya
disenut jasad kontaminan. Yang dinyatakan sebagai jasad kontaminan yaitu :
Bakteri
: Bacillus, Stapbylococcus, Pseudomonas
Kapang
: Aspegillus, Mucor, Rhizopus,
Penicillium, Trichoderma
Khamir : Candida, Saccharomyces, Paecylomyces
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pertumbuhan sel
diartikan sebagai adanya penambahan volume sel serta bagian-bagian lainnya, dapat juga diartikan sebagai penambahan
kuantitas isi dan kandungan di dalam sel.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Kurva Pertumbuhan Mikroba. ( http://www.try4know.co.cc). Diakses pada tanggal 16 April 2013.
Budiyanto,
2001. Peranan Mikroorganisme dalam
Kehidupan Kita. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Budiyanto
MAK, 2002. Mikrobiologi Terapan.
Malang: UniversitasMuhammadiyah Malang Press.
Budiyanto
MAK, 2005. Mikrobiologi Umum. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Dwijoseputro, 1990.
Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Djambatan.
Rachdie. (2006). Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Mikroba. (http://rachdie.blogsome.com). Diakses pada tanggal 16 April 2013.
No comments:
Post a Comment