BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesuburan tanah
merupakan kemampuan tanah dalam menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan
tanaman. Untuk menilai kesuburan suatu tanah dapat dilakukan dengan melihat
unsur hara yang ada di dalam tanah maupun respon yang ditimbulkan oleh
pemberian pupuk atau unsur hara. Tanah yang kekurangan suatu unsur hara akan
menampakkan gejala (performance) secara visual. Tiap hara umumnya menunjukkan
gejala tertentu yang bersifat spesifik. Dilihat gejala yang tampak pada
tanaman, maka dapat diperkirakan adanya kekurangan hara tertentu dalam tanah.
Di dalam tanah terdapat unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara mikro
terdiri atas Zn, Ma, Ni, Cl, Mo, Fe dan B. Unsur hara makro terdiri atas N, P,
K, S, Ca,dan Mg.
Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder, diperlukan oleh tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebih sedikit
dibanding N dan K. Pemakaian N, P, dan K (pupuk) dan varietas unggul,
mengakibatkan jumlah Mg yang terangkut ke tanaman juga meningkat. Selain itu serupa jumlahnya dengan
P, S dan Ca; umumnya Mg <Ca. Esensial untuk fotosintesis menjadi atom pusat
dari molekul klorofil, jumlahnya 15- 20% total Mg dalam tanaman. Komponen
struktural pada ribosom terdiri atas sintesis protein. Aktivasi ensim pada
transfer fosfat dan gugus karboksil, yaitu reaksi ATP dan transfer energi,
fiksasi CO2 oleh RuBP carboxylase.
Unsur Mg biasa
dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan pengapuran. Mg menyusun molekul
khlorofil dan merupakan unsur yang sangat banyak terlibat pada kebenyakan
reaksi enzimatis. Kekurangan Magnesium dalam tanah, menjadikan tanah bereaksi
masam, menyebabkan unsur hara lain seperti Phospor dan Kalium terikat sehingga
tak terserap oleh tanaman dengan maksimal, pemupukan yang diberikan kurang
efektif dan tidak efisien. Produktifitas tanaman menurun rendah dengan mutu
hasil kurang baik, yang secara ekonomis merugikan karena pendapatan rendah.
Magnesium
dapat diperoleh dari bahan organik, karena
kebanyakan Magnesium segera terlindi dari
seresah, sisanya mengalami mineralisasi pada tahap awal perombakan residu
tersebut. Selain itu juga terdapat pada Kapur dan Pupuk, Mg berada dalam
senyawa yang dibgunakan untukmentralkan pH tanah, terutaam dalam bentuk batu
kapur dolomit (CaMgCO3), bentuk yang lain misalnya garam Epsom (MgSO4 ) dan
K2SO4 . MgSO4 (Sul-Po-Mag).
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah Kesuburan Tanah mengenai
“Magnesium (Mg) dalam Tanah” dirumuskan berbagai masalah, yaitu sebagai
berikut:
a.
Apakah Magnesium itu
dan bagaimana bentuknya?
b.
Bagaimana ketersediaan
Magnesium?
c.
Apa manfaat dan fungsi
Magnesium?
d.
Bagaimana mobilitas
Magnesium dalam tanah?
e.
Bagaimana ciri tanaman
kekurangan dan kelebihan Magnesium?
C.
Tujuan
Dengan disusunnya
makalah Kesuburan Tanah mengenai “Magnesium (Mg) dalam Tanah” ini, pembaca
diharapkan mencapai tujuan sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian
dan bentuk dari Magnesium
2.
Mengetahui ketersediaan
Magnesium
3.
Mengetahui manfaat dan
fungsi Magnesium
4.
Mengetahui mobilitas
Magnesium
5.
Mengetahui ciri tanaman
kekurangan dan kelebihan Magnesium.
ISI
A.
Pupuk Magnesium (Mg)
Magnesium
(Mg) adalah logam yang paling ringan yang dapat digunakan untuk konstruksi.
Rapat massanya hanyalah dua per tiga rapat massa aluminium. Magnesium murni
tidak dapat digunakan di alam, namun terkandung sebagai senyawa dalam mineral.
Magnesium (Mg) merupakan hara makro sekunder. Diperlukan tanaman dalam jumlah
relatif banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S
dan Ca; umumnya Mg <Ca. Esensial untuk fotosintesis menjadi atom pusat dari
molekul klorofil, jumlahnya 15-20% total Mg dalam tanaman. Komponen struktural
pada ribosom yaitu sintesis protein. Aktivasi ensim meliputi transfer fosfat
dan gugus karboksil, yaitu reaksi ATP dan transfer energi, fiksasi CO2 oleh
RuBP carboxylase.
Hara makro Magnesium
(Mg) merupakan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan tanaman dalam
pembentukan hijau daun (chlorofil) dan sebagai co-faktor hampir pada seluruh
enzim dalam proses metabolisme tanaman seperti proses fotosintesa, pembentukan
sel, pembentukan protein, pembentukan pati, transfer energi serta mengatur
pembagian dan distribusi karbohidrat keseluruh jaringan tanaman.
Pupuk Magnesium atau
yang lebih dikenal sebagai KIESERITE, tergolong pupuk tunggal yang manfaatnya
mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Diantaranya dapat meningkatkan
pH tanah dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah sekaligus menambah nutrisi Mg
didalam tanah untuk kebutuhan tanaman. Magnesium (Mg) juga memegang peranan
penting dalam transportasi Phosphat pada tanaman.
Magnesium (Mg) berasal dari beberapa sumber, seperti:
a.
Bahan
organik: kebanyakan Mg segera terlindi dari seresah, sisanya mengalami
mineralisasi pada tahap awal perombakan residu tersebut.
b.
Rabuk,
kompos dan biosolid: kebanyakan Mg terlarut, segara tersedia. oleh karena itu
denganmudah hilang sebelum diberikan ke lahan.
c.
Mg
tertukar: Mg2+ termasuk kation dapat ditkar, pertukaran kation
termasuk reaski terpenting bagi Mg dalam tanah.
d.
Pelarutan
mineral Mg: yaitu mineral primer atau mineral lempung sekunder, tanah kasar
lebih sedikit kandungan Mg dibanding tanah halus, kadar Mg lebih tinggi pada
lahan kering semi arid atau arid.
e.
Kapur dan
Pupuk : Mg berada dalam senyawa yang dibgunakan untukmentralkan pH tanah,
terutaam dalam bentuk batu kapur dolomit (CaMgCO3), bentuk yang lain misalnya
garam Epsom (MgSO4 ) dan K2SO4 . MgSO4 (Sul-Po-Mag).
C.
Ketersediaan Unsur Hara Magnesium (Mg)
Ketersediaan
Magnesium (Mg) dipengaruhi oleh kejenuhan Mg dan pH. Diperlukan kejenuhan Mg2+
>10% agar mencukupi tanaman. Kejenuhan Mg2+ diperlukan lebih
tinggi pada tanah lempung 2:1 dibanding tanah dengan KPK yang bersumber dari
bahan organik atau lempung 1:1. Mg kurang tersedia pada pH rendah karena
kejenuhan Mg2+ lebih rendah, kehadiran Al3+ dalam larutan
menghambat penyerapan Mg2+. Selain itu kation lain juga berpengaruh
dalam ketersediaan Magnesium (Mg). Jika kadar Ca2+, K+,
NH4+ tinggi akan mengganggu penyerapan Mg2+, Nitrat
dibandingkan Ammonium, akan meningkatkan serapan Mg2+ .Rasio Mg:Mn
dalam tanah : Tingginya Mn tersedia dapat menghambat serapan Mg. Tanah dengan
KTK rendah mampu menahan sedikit Mg, sedangkan KTK tinggi mampu menahan banyak
Mg. Kompetisi kation yang dimaksud adalah tanah-tanah yang kaya K atau Ca akan
cenderung kekurangan Mg. Suhu tanah yang rendah (dingin) menghambat
ketersediaan Mg.
D.
Manfaat dan Fungsi Unsur Hara Magnesium (Mg)
Manfaat Magnesium
(KIESERITE) terhadap tanaman dan tanah antara lain menghasilkan klorofil dengan
sempurna, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, meningkatkan kadar
minyak pada buah sawit dan lainnya, meningkatkan pH tanah dan memperbaiki
struktur tanah akibat pemberian pupuk kimia, ketersediaan kandungan hara,
phosfor dalam tanah dan dapat mengurangi (menetralisir) racun akibat kandungan
Al dan Fe dalam tanah yang tinggi.
Fungsi Magnesium (Mg)
yaitu Pembentukan klorofil pada daun, Meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi, sebagai Co-Factor enzim Meningkatkan pH tanah dan memperbaiki
struktur tanah akibat pemberian pupuk kimia, dapat mengurangi (menetralisir)
racun akibat kandungan Al dan Fe dalam tanah yang tinggi.
E.
Mobilitas Unsur Hara Magnesium (Mg)
Mg2+
dipasok oleh mass flow dan root interception. Mass flow
adalah suatu proses dimana massa unsur hara yang berada didalamnya mengikuti alur
arus air, sedangkan root interception adalah proses kontak fisik antara
unsur hara dengan akar. Root interception Mg jauh lebih rendah dibanding
pada Ca. Kadar dalam larutan tanah 5-50 ppm, pada tanah iklim sedang (temperate).
Mg diserap tanaman dalam bentuk kation divalen Mg2+. Pengangkutan
Mg terjadi melalui dua cara, yaitu erosi dan perlindian. Erosi terjadi jika
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) lebih tinggi maka kehilangan juga akan lebih
tinggi. Mg merupakan kation dalam air pelindian menuju saluran drainase,
menyumbang pemasaman tanah.
Transformasi
Mg dalam tanah terjadi pada saat pertukaran kation, presipitasi dan pelapukan.
Presipitasi – dissolusi kapur dan mineral sekunder seperti gamping dolomiti;
mineral lempung kaya Mg (lempung 2:1, vermiculite). Contoh dari pelapukan
mineral tanah primer yaitu Biotite, hornblende, olivene. Pertukaran kation:
Adsorpsi – desorpsi dari lempung dan
bahan
organik. Reaksi pertukaran kation paling menentukan kelakuan Mg dalam tanah.
Keseimbangan cepat antara tertukar dengan terlarut: Mg tertukar
menyangga
Mg dalam larutan, |
ingat faktor kuantitas
dan intensitas. |
Mg2+ diikat lebih kuat dibanding |
kation monovalen: Al3+ > Ca2+
> Mg2+ > |
K+ = NH4 + > Na+ . |
|
Manajemen
pupuk Mg meliputi pengapuran, kekahatan dan grass tetany. Mg
dengan mudah dapat dikelola dengan pengapuran pada tanah ber-pH rendah
(dengan kapur dolomit), pengapuran dapat menyebabkan kekahatan Mg jika kadar Ca
yang tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan kadar Mg yang rendah.
Kekahatan pada tanah masam, pasiran dengan KPK rendah dengan pelindian yang
hebat, pemupukan K (KCl and K2SO4) dapat meningkatakan kehilangan tersebut,
tanah dengan kadar K yang tinggi menyebabkan kekahatan Mg karena menghambat
penyerapan Mg. Grass tetany terjadi jika kekahatan Mg pada ternak
dapat terjadi meskipun kadar dalam tanaman belum kahat, lebih hemat
memberi garam Epsom pada pakan ternak dibanding pemupukan lewat tanah.
F. Kekurangan dan
Kelebihan Unsur Hara Magnesium (Mg)
Magnesium
(Mg) bersifat mobil dalam tanaman yaitu dialihtempatkan dari daun tua ke titik
tumbuh. Gejala kekahatan yang muncul dimulai pada daun tua dibagian bawah
tanaman; kenampakan utama berupa klorosis kekuningan diantara tulang daun
(interveinal chlorosis), sedangkan tulang daun tetap hijau, hal ini mirip
dengan gejala kekahatan Fe; pada beberapa tanaman daun di bagian bawah
membentuk a reddish-purple cast; jika lanjut
daun mengalami nekrosis.
Ciri-ciri
kekurangan Mg pada tumbuhan yaitu rendahnya daya tahan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit sehingga mengakibatkan tanaman mudah terserang hama
dan penyakit, matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman, mempengaruhi
kemampuan berbuah dan produksinya, mengalami klorosis pada tulang-tulang daun
yang sejajar dan merah di ujung daun (Tanaman Keping Satu), warna hijau kecil
pada daun,
sedang tulang daun masih sama warnanya (Tanaman Keping Dua).
Hal-hal
yang menyebabkan kekurangan Magnesium (Mg) adalah penanaman tanaman secara
terus menerus pada suatu tempat, adanya pencucian Magnesium oleh hujan, proses
pemupukan yang salah dan terlalu banyak mengandung kalium. Cara mengatasi
kekurangan Magnesium (Mg) dapat dilakukan dengan rotasi tanaman, pemupukan
tanah dengan hijau daun,
pupuk kompos, pupuk kandang yang dapat menunda
kehilangan Magnesium karena proses pencucian, dan diberikan tambahan magnesium
sulfat. elebihan Mg tidak secara
langsung meracuni tanaman atau organisme, kelebihan Mg dapat disimpan di
vakuola, kadar Mg yang tinggi dalam tanah menghambat penyerapan kation yang
lainnya, misalnya mengakibatkan kekahatan K atau Ca. Selain itu, kelebihan Mg
juga dapat menyebabkan terhambatnya sistem perakaran pada tanaman dan perkembangan
daun menjadi kerd
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini antara lain :
1.
Magnesium
(Mg) merupakan hara makro sekunder. Diperlukan tanaman dalam jumlah relatif
banyak, lebih sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca;
umumnya Mg <Ca.
2.
Magnesium
(Mg) berasal dari beberapa sumber, seperti bahan organik, rabuk, kompos dan biosolid,
Mg yang tertukar, pelarutan mineral Mg, kapur dan pupuk. Ketersediaan Magnesium
(Mg) dipengaruhi oleh kejenuhan Mg dan pH.
3.
Manfaat Magnesium (Mg)
terhadap tanaman dan tanah antara lain menghasilkan klorofil dengan sempurna,
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, meningkatkan pH tanah,
memperbaiki struktur tanah. Fungsi Magnesium (Mg) yaitu sebagai Esensial untuk
fotosintesis.
4.
Mg2+
dipasok oleh mass flow dan root interception. Transformasi Mg
dalam tanah terjadi pada saat pertukaran kation, presipitasi dan pelapukan.
Manajemen pupuk Mg meliputi pengapuran, kekahatan dan grass tetany.
5.
Ciri-ciri
kekurangan Mg pada tumbuhan yaitu rendahnya daya tahan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit sehingga mengakibatkan tanaman mudah terserang hama dan
penyakit, matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman, mempengaruhi
kemampuan berbuah dan produksinya Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni
tanaman atau organisme, menghambat penyerapan kation yang lainnya, terhambatnya
sistem perakaran pada tanaman dan perkembangan daun menjadi kerdil.
No comments:
Post a Comment