Saturday, 16 October 2021

MAKALAH AQIDAH DAN RUANG LINGKUPNYA SERTA TAUHID DAN MAQRIFATULLAH

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFATAR ISI....................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang ............................................................................................ 1

B.    Rumusan Masalah........................................................................................ 2

C.    Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

A.    Pengertian Akidah........................................................................................ 3

B.    Ruang Lingkup akidah................................................................................. 4

C.    Tauhid dan Magrifatullah............................................................................. 4

D.    Syarat Sah dan Batalnya Syahadat.............................................................. 8

 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 11

A.    Kesimpulan................................................................................................. 11

B.    Saran........................................................................................................... 11

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Beragama adalah suatau bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama, oleh karena itu tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.

Dalam agama islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun iman,terdiri dari enam pilar, keenam pilar tersebut adalah keyakinan islam terhadap hal-hal ghaib yang hanya diyakini secara trasendental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun iman ini terdiri dari: 1. Iman kepada Allah, 2. Iman kepada Malaikat, 3. Iman kepada Kitab, 4. Iman kepada Rasul, 5. Iman kepada Hari Akhir, 6. Iman kepada Qadha dan Qadar.

Segala sesuatu yang ALLAH SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia dicptakan sebagai khalifah dimuka bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.

Disamping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang pencipta , Allah SWT, Oleh karena itu, manusia harus mempunyai akidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.

Penyempurna Akidah yang lurus kepada Allah SWT tidak luput dari akidah yang benar kepada malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada rasul-rasul Allah untuk disampaikan kepada kita, umat manusia.

 

B.     Rumusan Masalah

Dalam makalah ini ada beberapa hal yang akan kami bahas, yaitu :

  1. Apa pengertian Aqidah dan ruang lingkup Aqidah?
  2. Apa pengertian Tauhid dan Magrifatullah
  3. Apa saja Syarat Sah dan Batalnya Syahadat

 

C.    Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis agar kita lebih memahami apa itu akidah, apa saja yang termasuk ruang lingkup akidah

  1. Mengetahui pengertian Aqidah dan ruang lingkup Aqidah?
  2. Mengetahui pengertian Tauhid dan Magrifatullah?
  3. Mengetahui  Apa saja Syarat Sah dan Batalnya Syahadat?

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian Akidah

1.      Secara Etimologi

kata “akidah” diambil dari kata dasar “al-aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstuq (menjadi kokoh,kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Diantaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).

Akidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedangkan pengertian akidah dalam agama maksudnya   adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti akidah dengan adanya Allah dan utusan-Nya para Rasul. Bentuk jamak dalam akidah adalah aqa-id.

Akidah Islam itu sendiri bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya dikenakan untuk memahami apa yang terkandung pada kedua sumber akidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.

2.      Secara Terminology

Akidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa akan menjadi tentram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak dicampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

3.      Menurut Hasan Al-Banna

“aqa-id” bentuk jamak dari akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, dan mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak dicampuri sedikit dengan keragua-raguan.

4.      Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy

Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesakhikhannya dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

 

B.       Ruang Lingkup akidah

Menurut Hasan Al-Banna, sistematika ruang lingkup pembahasan akidah adalah sebagai berikut.

  1. Ilahiyyat : pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilahi seperti wujud Allah dan sifat-sifat Allah
  2. Nubuwat : pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mukjizat dan sebagainya
  3. Ruhaniyat : pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, jin, iblis, syaitan, roh dan lain-lain
  4. Sam’iyyat : pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam’I (dalil naqli berupa al-quran dan sunnah) seperti alam barzah, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surge dan neraka.

 

C.      Tauhid dan Magrifatullah

1.      Makna Tauhid dan Ma'rifatullah

Ma'rifatullah bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal itu tidak mungkin terjangkau oleh akal manusia yang terbatas. Ma'rifatullah menurut Ibnul Qoyyim, sebagaimana di definisikan oleh ahli ma'rifah adalah : "ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”.

Ma'rifatullah tidak  dimaknai dengan arti harfiah semata, namun dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia semakin dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan tantangan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri pada Allah.

Figur teladan dalam ma'rifatullah adalah Rasulullah, Dialah sosok yang paling mengenal Allah, paling dekat denganNya, dan paling taat kepada perintah-perintahNya.

Rasulullah SAW bersabda : "Sayalah orang yang paling mengenal Allah dan paling takut kepadaNya".(HR. Bukhari dan Muslim). Tingkatan berikutnya yang paling mengenal Allah adalah : ( اَلْعُلَمَاءُ العَامِلُونَ ). Ulama' yang mengamalkan ilmunya.

    قال تعالى :....إِنَّمَا يَخْشَى اللّهَ مِنْ عِبَادِهِ العُلَمَاءُ

"Sesungguhnya yang takut pada Allah di antara hamba-hambanya hanyalah 'ulama'”. (QS,35:28 )

Orang yang mengenali Allah, dengan benar adalah orang yang mampu mewarnai dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya sebagai orang yang rajin sholat, pada saat yang lain kita dapati ia senantiasa berzikir, tilawah, pengajar, mujahid, pelayan masyarakat, dermawan, dll. Tidak ada ruang dan waktu ibadah kepada Allah, kecuali dia ada di sana. Dan tidak ada ruang dan waktu yang di benci Allah, melainkan ia menjauhinya.

2.      Urgensi Ma'rifatullah

Ma'rifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan hidup selanjutnya. Dengan ma'rifatullah manusia bisa mengetahui tujuan hidup yang sesungguhnya. Ketiadaan ma'rifatullah membuat orang hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas, bahkan orang yang tidak mengenal Allah dengan benar akan menjalani hidupnya seperti binatang. (QS,47:12).

Ma'rifatullah adalah asas perjalanan ruhiyah manusia secara keseluruhan. Orang yang mengenal Allah akan merasakan hidupnya tenang, lapang, dan dia hidup dalam rentangan panjang antara sabar dan syukur.

Dari ma'rifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar  alam materi, seperti malaikat, jin dan ruh.

Dengan ma'rifatullah seorang muslim akan senantiasa menjaga dirinya dari melanggar aturan-aturan Allah SWT sehingga hidupnya di penuhi dengan rahmat dan ridho Allah.

 

 

3.      Buah Ma'rifatullah

Puncak ilmu adalah mengenal Allah. seseorang dikatakan sukses dalam belajar atau menuntut ilmu apabila dia semakin mengenal Allah dan semakin Dekat pada Allah. Jadi, percuma sekolah tinggi, gelar prestisius segudang, harta melimpah dan jabatan melangit bila itu semua tidak menjadikannya semakin dekat, semakin kenal dan semakin taat pada Allah.

Ma'rifatullah adalah ni'mat yang sangat besar. Mengenal Allah akan membuahkan ahklaq mulia. Betapa tidak, dengan mengenal Allah kita akan merasa di tatap, di dengar dan di perhatikan oleh Allah, sehingga langkah dan gerak kita terarah pada jalan yang dikehendaki Allah. inilah keni'matan hidup yang sebenarnya.

Dengan ma'rifatullah hidup menjadi tenang, terarah, ringan dan bahagia. Sebaliknya jika kita jauh dari Allah, hidup akan terasa berat, sempit, sengsara, tenggelam dalam lumpur dosa, dan terus menerus hidup dalam rentang waktu dan ruang kehinaan.

 

قال تعالى :وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَإِنَّ لَهُ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ أَعْمَى

 

"Barang siapa yang berpaling dari peringatanku maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan akan kami bangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. Thaahaa,124 ).

4.      Ciri-ciri Orang yang Mengenal Allah (Al-arif billah)

Berikut  adalah ciri-ciri Orang yang ma'rifah :    tidak takut dan tidak bersedih hati (لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَاهُمْ يَحْزَنُونَ) dengan urusan duniawi. Karena itulah kualitas ma'rifah kita bisa diukur, bila kita selalu cemas dan takut kehilangan dunia, berarti kita belum mengenal Allah dengan baik. Sebab orang yang ma'rifah, susah senangnya tidak diukur oleh ada tidaknya dunia, tetapi diukur oleh dekat tidaknya dirinya dengan Allah.

Orang yang ma'rifah akan senantiasa menjaga kualitas ibadahnya. Karena dengan terjaganya ibadah akan mendatangkan banyak manfaat dan  keuntungan dalam hidup, diantaranya :

a.       Hidup selalu berada di jalan yang benar.

b.      Memiliki kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup.

c.       Allah akan selalu mengaruniakan dalam hidupnya.

d.      Akan selalu optimis dalam menghadapi kehidupan.

e.       Memiliki kendali dan kontrol dalam hidup, sehingga tidak selalu terjerumus kedalam jurang kema'siatan.

f.       Selalu berada dalam bimbingan dan pertolongan Allah.

g.      Memiliki Ruhiyah imaniah yang kuat.

 

5.      Sarana Ma'rifatullah

Diantara sarana yang dapat mengantarkan kita pada ma'rifatullah adalah :

a.       Akal sehat ( العَقْلُ السَّلِيمُ )

Akal sehat manusia jika digunakan untuk memikirkan dan merenungkan apa yamg ada di sekelilingnya dari ciptaan Allah dapat menjadikan pemiliknya sampai pada ma'rifatullah yang sempurna. Alqur-an menjelaskan dalam berbagai ayatnya pengaruh perenungan makhluk terhadap pengenalan kepada sang khaliq. Allahberfirman: ”sesunggunya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda – tanda bagi orang yang berakal. Yaitu orang – orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata ) " Ya tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia – sia. Maha suci engkau maka peliharalah kami dari siksa api neraka”.(QS. 03: 190-191).

 Rasulullah Sha. Bersabda :

    تَفَكَّرُوا فِيْ خَلْقِ اللَّهِ وَلَا تَفَكَّرُوا فِي ذَاتِ اللَّهِ

"berfikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan janganlah berfikir tentang dzat Allah" (HR. Abu Nu'aim).

b.      Para Nabi dan Rasul ( الأَنْبِيَاءُ وَ الرُّسُلُ )

Kita dapat mengenal Allah dengan baik melalui dakwah dan penjelasan dari para rasul. Karena mereka memang di utus untuk mengenalkan dan mengajak manusia kepada Allah. Allah SWT berfirman :"Sesungguhnya kami telah mengutus rasul – rasul kami dengan membawa bukti – bukti nyata dan telah telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan".(QS,57:25)

c.       Nama dan sifat Allah ( الأَسْمَاءُ وَ الصِّفَاتُ )

Mengenali nama dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. cara inilah yang Allah gunakan untuk memperkenalkan dirinya kepada makhluk-Nya. Dengan asma dan sifat ini terbukalah jendela bagi manusia untuk mengenali Allah lebih dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia untuk menyajikan pancaran cahaya Allah. Allah berfirman: "katakanlah: serulah Allah atau Ar- Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, dia memiliki nama–nama yang baik .(الأسماء الحسنى )" Qs,17:110.

 

D.      Syarat Sah dan Batalnya Syahadat

1.      Pengertian Syahadat

Syahadat berasal dari kata bahasa arab yaitu syahida yang artinya “ia telah menyaksikan”. Kalimat itu dalam syariat islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan sekaligus pengakuan akan keesaan Tuhan (Allah) dan Muhammad sebagai rasulNya.

Syahadat juga biasa disebut syahdatain karena terdiri dari dua kalimat syahadat. Yang pertama syahadat tauhid dan yang kedua syahadat rasul.

  1. Syahadat Tauhid

اشهد ا ن لا ا له ا لا ا لله

            Artinya: “Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah”

  1. Syahadat Rasul

و ا شهد ا ن محمدا رسول الله

            Artinya: “Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah”

Keduanya ialah merupakan kalimat tauhid, kalimat yang mesti diucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan hati dan diamalkannya dalam kehidupan sehai-hari. Tauhid adalah merupakan inti dan ruhnya Dienul Islam. ia merupakan kunci diterimanya amal baik disisi Allah selama tidak tercemar oleh syirik. Bila tercemar dengan syirik maka semua amal baiknya sia-sia tidak diterima oleh Allah SWT.

 

2.      Syarat Sah Syahadat

Syarat ialah sesuatu yang mesti dilakukan atau dilaksanakan terlebih dahulu sebelum melaksanakan suatu pekerjaan atau ibadah. Dan syarat merupakan diluar dari pekerjaan atau ibadah tersebut. Dengan mengetahui syarat sah syahadat kita mendapat pelajaran. Pelajaran itu merupakan kebutuhan pokok. Sebab pada diri manusia terdapat dorongan-dorongan yang secara fitrah memerlukan petunjuk kepada yang benar serta membawanya kepada akhlak yang mulia, baik pada anak kecil maupun dewasa.

Syarat sah syahadat ada 4:

a.       Mengetahui lafad syahadat

b.      Mengucapkan lafad syahadat

c.       Meyakini di dalam hati

d.      Mengamalkan isi syahadat.

 

3.      Rukun Syahadat

Rukun ialah sesuatu yang mesti dilakukan dalam melakukan suatu pekerjaan. Dan merupakan bagian dalam suatu pekerjaan atau ibadah tersebut. Rukun berarti percaya, percaya terhadap kehendak allah swt. Pangkal persoalan kehendak mutlak dan keadilan tuhan adalah keberadaan tuhan sebagai pencipta alam semesta. Sebagai pencipta alam, tuhan harus mengatasi segala yang ada, bahkan harus melampaui segala aspek yang ada.

Rukun syahadat ada 4:

a.       Menetapkan dzat Allah SWT

b.      Menetapkan sifat Allah SWT

c.       Menetapkan kehendak (pekerjaan) Allah SWT

d.      Menetapkan akan kebenaran Nabi Muhammad SAW.

 

4.      Hal yang Membatalkan Syahadat

Membatalkan ialah tidak sahnya suatu pekerjaan. Artinya syarat dan rukunnya belum terpenuhi seluruhnya atau belum terlaksana secara benar. Hal yang membatalkan syahadat disini berarti saat kita melakukan hal tersebut syahadat kita tidak sah atau kita sudah keluar dari islam. Dan batalnya syahadat akan berakibat fatal bagi batalnya keislaman seseorang.

Namun ini jarang disadari oleh banyak orang. Hal ini sangat penting dan baik, dan tidak sepatut nya diabaikan. Segala sesuatu yang baik atau maslahat dijadikan syariat, dan segala sesuatu yang buruk atau merusak dibuang dan dilarang mendekatinya. Sesuatu yang hanya perlu diperbaiki, ditambah atau dikurangi, diperbaikinya  sehingga menjadi baik dan berfaedah untuk manusia.

Hal yang membatalkan syahadat:

a.       Menyekutukan Allah SWT

b.      Ragu didalam hatinya terhadap Allah SWT

c.       Tidak bersyukur terhadap apa yang dilakukan oleh Allah SWT

d.      Tidak meyakini Allah SWT didalam hatinya.


BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa akidah dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Akidah yang memeperkuat iman kita. Akidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan, atau sebuah keyakinan. Keyakinan yang kokoh kepada Allah SWT dimana tidak ada keraguan di dalam dirinya. Yakin bahwa Allah itu Esa/ satu, dan tidak berbuat kafir atau menyekutukan Allah.

Aqidah dalam kehidupan umat muslim perlu kita pelajari dan amalkan. Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,dapat mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak tercampur dengan keraguan-keraguan. Sedangkan iman menerut pengertian sesungguhnya ia lah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan,tidak bercampur syak dan ragu serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup.

 

B.     Saran

Demikianlah makalah tentang pokok aqidah. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Afdil. “Aliran-aliran dalam akidah” . 8 oktober 2014. http://mufdil.wordpress.com/2009/08/03/aliaran-aliran-dalam-ilmu-kalam/

Almustaghrak, Ilham. “Arti dan Ruang Lingkup Akidah”. 8 Oktober 2014. http://digitalreferensi.blogspot.com/2012/11/arti-dan-ruang-lingkup-aqidah.html

Ardhi. “Makalah Akidah Islam”. 8 Oktober 2014 http://ardhi21.blogspot.com/2012/10/makalah-aqidah-islam_260.html

Ba’asyir, Abu Bakar. 2012. Hakikat Tauhid dan Syirik. Solo: JAT Media Center.

Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql.” Dirasat fil Ahwaa' wal Firaq wal Bida' wa Mauqifus Salaf minhaa” diakses dari http://koepas.org/index.php/2013-07-30-03-42-10/akidah/310-ppas 8 Oktober 2014

Fathan, Mulia. “Akidah dan Ruang lingkupnya”. 8 oktober 2014. http://makalahruanglingkuppembahasanaqidah.blogspot.com/

Fauzi, Anis, dkk. 2016. Pengantar Metodologi Islam. Serang: FTK Banten Press.

Hadhiri SP, Choiruddin. 20005. Klasifikasi Kandugan Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani/

Mubarok, Amin. 2015. Himpunan Putusan Tarjih. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah

Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar. 2012.Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.

Sa’aduddin, Imam Abdul Mukmin. 2006. Meneladani Akhlak Nabi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

No comments:

Post a Comment