Saturday, 16 October 2021

MAKALAH RESIKO YANG ADA DI ( Perusahaan Baker Adhesive )

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang...................................................................................... 1

B.     Perumusan dan tujuan Masalah............................................................. 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A.    Penyebab Dilakukannya Manajemen Risiko......................................... 2

B.     Pengertian resiko dan manajemen resiko.............................................. 2

C.     Macam-macam Resiko.......................................................................... 4

D.    Upaya Penanggulangan Resiko............................................................. 7

E.     Konsep Resiko...................................................................................... 7

F.      Manfaat Manajemen Resiko................................................................. 8

G.    Langkah-langkah Manajemen Resiko................................................... 8

H.    Contoh  Kasus Risiko Pada Perusahaan Baker Adhesive..................... 9

 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 13

A.    Kesimpulan......................................................................................... 13

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini dikarenakan kurangnya informasi atau bahkan tidak tersedianya cukup informasi mengenai apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.  Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.

Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit.  Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan tekstile yang mengalami kebakaran.  Kerugian dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar, juga tidak dapat beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas.  Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.

Resiko dapat dikurangi melalui pengelolaan manajemen resiko yang baik. Salah satunya dengan menerapkan 5 langkah manajemen risiko yang akan dijelaskan dalam makalah ini, dan mengenai pengelolaan manajemen risiko.

 

B.     Rumusan Masalah Dan Tujuan

Risiko sebagai suatu ketidakpastian dapat berakibat kerugian bagi perusahaan. Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar dapat :

1.      Mengetahui cara menerapkan 5 langkah memanajemen risiko

2.      Mengetahui jenis jenis risiko

3.      Mengetahui teknik teknik pengelolaan risiko

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Penyebab Dilakukannya Manajemen Risiko

Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.

Deviasi standar merupakan alat statistic yang bisa digunakan untuk mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untuk mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas.

Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian.

Ketidakpastian bisa tercermin dari fluktuasi pergerakan yang tinggi. Semakin tinggi fluktuasi, semakin besar ketidakpastiannya. Bagan berikut ini menunjukkan fluktuasi harga beberapa instrument (dihitung berdasarkan deviasi standar tahunan). Terlihat bahwa semua harga instrument berfluktuasi. Sebagai contoh, saham mempunyai fluktuasi sebesar  14%, sementara harga listrik mempunyai fluktuasi sebesar 228

 

B.     Pengertian resiko dan manajemen resiko

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Resiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.

Vaugan (1978),  mengemukakan beberapa definisi resiko sebagaimana dapat kita lihat sebagai berikut :

1.            Risk is the chance of loss ( Resiko adalah kerugian )

Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam halchance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.

2.            Risk is the possibility of loss ( Resiko adalah kemungkinan kerugian )

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

3.            Risk is uncertainty ( Resiko adalah ketidakpastian )

Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.

4.            Risk is the dispersion of actual from expected result ( Resiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan)

Sedangkan Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaianrisiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko

tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).

C.    Macam-macam Resiko

Menurut sifatnya dibedakan ke dalam :

1.       Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, dan sebagainya.

2.       Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.

3.       Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir, angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kAndas, pesawat jatuh, dan sebagainya. Risiko dinamis, risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti risiko penerbangan luar angkasa.

 

Menurut sumber/penyebab timbulnya :

1.      Risiko intern, risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan kerja.

2.      Risiko ekstern, risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya.

 

Untuk garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam berusaha dan upaya untuk menghindari atau memperkecil risiko, yaitu :

1.      Risiko teknis

Risiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau Wirausaha dalam mengambil keputusan. Risiko yang sering terjadi:

a.       Biaya produksi yang tinggi (inefisien),

b.      Pemakaian sumber sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja terlalu banyak),

c.       Terjadi pencurian, akibat pengawasan yang kurang baik,

d.      Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan,

e.       Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak serta harga jual tak berubah,

f.       Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja menurun, Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit dioperasionalkan,  serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksana-an perusahaan.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dapat ditempuh upaya-upaya sebagai berikut,

  1. Manajer atau Wirausaha menambah pengetahuan tentang:

1)          Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan dengan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien). Misalnya yang semula dengan teknologi tradisional diganti dengan teknologi tepat guna atau teknologi modern.

2)          Keterampilan mengorganisasi (organizational skiil), yaitu kemampuan meramu yang tepat dari factor produksi dalam usaha, mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah, dan disenangi pembeli.

3)          Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptional skill).

  1. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia, strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitian dan pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap memperoleh keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang (usaha berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan ialah kepAndaian menganalisis dan memprognosa keadaan di dalam dan di luar lingkup organisasi.
  2. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan pengeluaran tetap.

2.      Risiko pasar

Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias gulung tikar. Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sebagai berikut:

a.                  Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli.

b.                 Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan.

3.      Risiko kredit

Adalah risiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Sering terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau debitor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya timbul kredit macet. Upaya untuk mengatasi hal tersebut diantaranya sebagai berikut:

a.    Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sebagai berikut:

1)         Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasi yang telah diketahui.

2)         Kemampuan untuk membayar (capacity). Hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.

3)         Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital) sehingga merupakan net personal assets.

4)         Keadaan usahanya selama ini (conditions) apakah menunjukkan trend naik mendatar atau menurun.

b.                  Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor.

c.                  Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun.

4.      Risiko alam

Risiko ini terjadi di luar pengetahuan manusia, misalnya gempa bumi, banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang. Karena kemungkinan terjadi sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak ada. Tetapi, bila takut menhadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani menanggung risiko tersebut.

 

D.    Upaya Penanggulangan Resiko

Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang terkena risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau meminimumkan risiko, sebagai berikut:

1.         Mengadakan pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian

2.         Melakukan retensi artinya mentolerir terjadinya kerugian, dengan membiarkan terjadinya kerugian dan untuk mencegah terganggunya operasi dengan menyediakan dana untuk penanggulangannya.

3.         Melakukan pengendalian terhadap  risiko, seperti melakukan perdagangan berjangka

4.         Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak pertangguhan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu.

 

E.     Konsep Resiko

Konsep dasar semua risiko mengandung ketidak-pastian. Sebagian dari risiko tersebut dapat dialihkan kepada asuransi, namun tidak semua risiko dapat diasuransikan.

Ketidak-pastian yang terdapat dalam setiap risiko mencakup dua hal, yaitu ketidak-pastian mengenai :

1.      Terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.

2.      Besar kecilnya kemungkinan kerugian jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian tersebut.

Pada umumnya masyarakat mempersamakan pengertian resiko, hazard, peril dan losser. Padahal ketiga hal tersebut berbeda. Maka dari itu hal ini harus dibedakan secara jelas dan tegas.

Hazard  Peril Losser

1.        Hazard adalah keadaan bahaya yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peril (bencana).

2.        Peril adalah suatu peristiwa/kejadian yang dapat menimbulkan kerugian atau bermacam kerugian.

3.        Losser adalah kerugian yang diderita akibat kejadian yang tidak diharapkan tapi ternyata terjadi.

 

F.     Manfaat Manajemen Resiko

1.         Membantuperusahaanmenghindarisemaksimalmungkinbiaya-biaya yang terpaksaharusdikeluarkan.

2.         Membantu manajemenuntukmemutuskanapakah resiko yang dihadapi perusahaanakandihindariataudiambil.

3.         Jikapenaksiran risiko dilakukan secara akurat maka dapat memaksimalkan keuntunganperusahaan

 

G.    Langkah-langkah Manajemen Resiko

1.      Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan

2.      Mengevaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan frekuensinya

3.      Mengendalikan risiko, secara fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir) dan ataupun secara finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer)

4.      Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian, misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi maksimum 60 km/jam

5.      Meminimalisasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian, misalnya dalam produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan mutu (quality control)

6.      Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri)

7.      Pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian atau risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi

 

H.    Contoh  Kasus Risiko Pada Perusahaan Baker Adhesive

Baker Adhesive merupakan perusahaan produsen perekat khusus. Baker Adhesive awalnya melayani pesanan lokal, namun seiring meningkatnya persaingan, Baker semakin mendapat tekanan yang kuat untuk menemukan pasar yang baru, sehingga mereka harus berekspansi ke pasar internasional. Dan konsumen pertama Baker Adhesive di lingkungan Internasional adalah Novo (Perusahaan mainan di Brasil). Pesanan awal sejumlah 1.210 galon. Penerimaan penawaran pesanan dari Novo merupakan awal yang bagus bagi Baker Adhesive untuk ber-ekspansi.

Baker Adhesive dan Novo telah membuat kesepakatan harga perekat khusus tersebut seharga 90,15 real Brazil per galon.

Rincian Perhitungan harga perekat khusus 90,15 $brazilian per gallon :

Labor

Materials

Manufacturing Overhead

Administrative Overhead

Total Cost

Profit Margin (12%)

Cost Plus Profit Margin in Dollars

Conversion (USD/ BRL)

Cost Plus Mark Up (BRL)

Amount (Gallons)

Quoted Price Per Gallon (BRL)

6.000

32.500

4.000

2.000

44.500

6.068

50.568

0,4636

109.077

1.210

90,15

 

Namun, Baker Adhesive tidak membuat kesepakatan mengenai kurs yang diterima ketika pembayaran dilakukan. Sehingga pembayaran dilakukan dalam mata uang brazil lalu dikonversikan ke kurs US  dollar.

Kurs bisa berubah setiap waktu, dalam kasus ini Baker Adhesive menghadapi risiko kerugian kurs. Kerugian selisih kurs dapat diminimalkan dengan berbagai cara, diantaranya :

1.      Meminimalkan transaksi beda mata uang, contohnya adalah :

-          Menggunakan mata uang yang sama ketika bertransaksi

-          Membuat cash reserve (kas cadangan dalam mata uang lawan transaksi) ketika melakukan pembelian dari luar negri.

-          Memakai mata uang asing ketika melakukan pembelian (pembelanjaan) dalam negri.

2.      Melakukan hedging

-          Hedging dengan money market

-          Hedging dengan forward

-          Melakukan swap contract

Dalam pemilihan teknik yang tepat untuk pemilihan keputusan terbaik mengenai “cara apa yang akan dilakukan guna meminimalisir kerugian selisih kurs” adalah melalui analisis cost benefit dari masing masing cara yang dimungkinkan.

Pada tanggal 1 Februari Novo memesan 1,210 galon perekat khusus seharga 90,15 real brazil. Kurs  US dollar terhadap real brazil (USD/BRL) pada saat itu adalah 0,45.

Ketika pembayaran tiba, tepatnya pada tanggal 1 Juni 2016 Novo membayar dalam real brazil. Saat itu kurs USD/BRL adalah 0,4368. Sehingga terdapat kerugian sebesar USD 1.439,88.

 

 
Dalam kasus Baker Adhesive, Berikut akan dipaparkan analisa cost benefit mengenai hedging dengan money market dan hedging dengan forward.

 

 

 

 

 

 

 

 


Perhitungan pendapatan berdasarkan kurs USD/BRL tanggal 1 Februari 2006

Perhitungan pendapatan berdasarkan kurs USD/BRL tanggal 1 Juni 2006

Gallons (BRL)

Price (BRL/gallon)

Total

Exchange rate (USD/BRL)

Total USD

1.210

90,15

109.081,5

0,45

 

49.086,68

Gallons (BRL)

Price (BRL/gallon)

Total

Exchange rate (USD/BRL)

Total USD

1.210

90,15

109.081,5

0,4368

 

47.648,8

 

 

 

 

                            

                                                                                    Selisih = 1.439,88 USD

Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa terdapat kerugian kurs di penerimaan pesanan pertama Novo. Sekarang, mari lakukan analisa cost benefit dari hedging money market dan hedging forward pada pesanan kedua Novo.

Pada tanggal 5 September 2006 Novo kembali memesan 1,815 galon perekat khusus seharga 90,15 real brazil. Pembayaran dilakukan pada tanggal 5 September 2006.

- Kurs  USD/BRL tanggal 5 Juni 2006              = 0,4368

- Kurs  USD/BRL tanggal 5 September 2006 = 0,4234 

Setelah bernegosiasi dengan Bank Lokal terkait forward, Baker Adhesive mendapat penawaran kurs USD/BRL sebesar 0,4227. Bunga efektif pertahun pinjaman pada bank lokal tersebut adalah 8,52% (ini akan menjadi perhitungan time value, guna mengonversikan uang yang akan diterima sebesar present valuenya). Sehingga bunga efektif perbulan = (1+

Sedangkan terkait Money Market, Baker Adhesive mendapat bunga 26% per tahun dari pinjaman jangka pendek di Brazil. Bunga ini besar dikarenakan pada saat itu sedang terjadi tingkat inflasi yang tinggi dinegara tersebut. Bunga per bulan = 26%/12*3 = 6.5%

 

 

 

 
dengan money market dan hedging dengan forward.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tanpa Hedging

Gallons (BRL)

Price (BRL/gallon)

Total

Exchange rate (USD/BRL)

Total USD

Interest rate

PV

1.815

90,15

163.622

0,4234

 

69.277,55

2,15%

=

 

 

 

 

 

 

 

Perhitungan hedging forward

Perhitungan hedging money market

Gallons (BRL)

Price (BRL/gallon)

Total

Exchange rate (USD/BRL)

Total USD

Interest rate

PV

1.815

90,15

163.622

0,4227

 

69.163,02

2,15%

=

Gallons (BRL)

Price (BRL/gallon)

Total

Interest rate

Real to borrow

Exchange rate (USD/BRL)

Total USD

1.815

90,15

163.622

6,5%

153.635,68

0,4368

 

67.108,07

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                            

 

Jadi kesimpulan dari analisis cost benefit yang didapat dari hasil perhitungan hedging diatas adalah, memang hedging dirasa kurang menguntungkan jika dilihat dari kurs pada tanggal 5 september 2006. Mungkin saja pada perhitungan real saat itu  pendapatan tanpa hedging adalah yang lebih mengutungkan, namun kurs berubah seiring waktu tidak dapat diprediksi. Hedging dengan forward dan money market adalah salah satu untuk mendapatkan kepastian penerimaan di masa depan   .

Akan lebih baik lagi jika sebelum menentukan pilihan pada alternatif yang tersedia adalah mengamati pergerakan kurs pertukaran terlebih dahulu, juga melihat kondisi politik dan ekonomi baik pada negara yang melakukan transaksi dan negara lawan transaksi.

           

BAB III

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian.

Manajemen risiko bertujuan mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa memperoleh hasil yang paling optimal. Jika perusahaan tersebut tidak bisa mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Karena itu risiko yang dihadapi oleh perusahaan harus dikelola atau dikelola seoptimal mungkin.

Selain itu, manajemen risiko merupakan perwujudan dari Good Corporate Governance. Karena, salah satu komponen dari Good Corporate Governance adalah manajemen risiko yang baik, seperti apakah manajemen mempunyai pemahaman yang baik mengenai risiko yang dihadapi oleh perusahaan, apakah manajemen memahami implikasi dari risiko tersebut.

Dalam mengelola manajemen risiko, harus memperhatikan karakteristik manajemen risiko yang baik yaitu memahami bisnis perusahaan, Formal; sistematis; terintegrasi; dan komprehensif, Mengembangkan infrastuktur risiko, Menetapkan mekanisme kontrol, Menetapkan batas (limits), Memfokuskan pada aliran kas, Menetapkan sistem insentif yang tepat, dan Mengembangkan budaya sadar risiko.

Adapun lima langkah dalam memanajemen risiko perusahaan adalah mengidentifikasi dan memahami risiko risiko utama perusahaan, Menentukan tipe risiko yang akan diterima atau ditransfer, Memutuskan seberapa besar risiko yang akan ditransfer, Memasukkan risiko dalam seluruh proses pengambilan keputusan perusahaan, Memonitor dan mengelola risiko yang ditanggung perusahaan.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2014). Manajemen Keuangan Lanjutan. Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia.

G. Arnold, (2008). Corporate Financial Management 4th edition. Prentice Hall.

E. F. Brigham and M.C. Enhardt (2005). Financial Management : Theory and Practice 11th edition. South-Western.

Hanafi, M. Mamduh. (2007). Manajemen Risiko.  Jakarta : universitas Terbuka

http://www.bankmandiri.co.id/article/treasury.asp#

Bruner, R. F., Case Studies in Finance, 6th ed., McGraw-Hill, 2010, Case 37 dalam Prabowo Aditya, Nainggolan Lukas, “Baker Adhesive”, Universitas Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment