Saturday, 16 October 2021

MAKALAH STRUKTUR DNA

 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.

Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. DNA oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel. Sel yang dipilih oleh Friedrich adalah sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajarinya dan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari dari ruang bedah.  Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat penting dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikatpada protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang menjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.

Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika unit-unit pembangunnya deoksinukleotida maka asam nukleat itu disebut deoksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam ribonukleat (RNA).

DNA, zat pewarisan sifat, merupakan molekul yang paling dielu-elukan di zaman kita. Dari aspek kimiawi, susunan genetik manusia adalah DNA yang terkandung dalam 46 kromosom yang diwarisi dari orangtua dan dalam mitokondria yang diwariskan melalui ibu.

DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis molekul RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA (mRNA), meninggalkan inti sel dan mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai dengan kode DNA-nya.

Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan dengan DNA, antara lain yaitu.

1.      Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah deoksiribosa.

2.      Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk molekul RNA berupa rantai tunggal yang terlipat, sehingga menyerupai rantai ganda.

3.      RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak mengandung timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil.

4.      Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah adenin, tidak perlu sama dengan urasil.

Selain itu perbedaan RNA dengan DNA yang lain adalah dalam hal :

1.      Ukuran dan bentuk

2.      Susunan kimia

3.      Lokasi

4.      Fungsi

Namun, pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai perbedaan struktur  DNA dan RNA yakni dilihat dari ukuran, bentuk dan susunan kimianya.

1.2       Tujuan makalah

1)                  Mengetahui lebih jelas mengenai asam nukleat dan macamnya

2)                  Mengetahui struktur DNA

3)                  Mengetahui struktur RNA

4)                  Mengetahui perbedaan struktur DNA dan RNA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penemuan DNA

Sejarah Penemuan DNA

Sejarah identiikasi DNA dimulai setelah Wyman dan White meneliti fenomena polimorfisme DNA melalui pemotongan DNA menggunakan enzim restriksi, yang kemudian disebut Restriction Fragment Length Polymorphisms (RFLPs). Lima tahun kemudian, Alex Jeffreys mengemukakan hasil penelitiannya tentang minisatelit pada rangkaian DNA manusia. Jeffreys dan rekan-rekannya sedang menganalisis gen mioglobin ketika meilhat fenomena suatu daerah sepanjang 33 bp yang terdiri atas urutan DNA berulang (tandem repeat). Daerah ini kemudian disebut minisatelit. Penelitian lebih lanjut ternyata menunjukkan adanya variasi jumlah pengulangan pada minisatelit lain dan unik untuk setiap individu. Selanjutnya, banyak penemuan lain yang menjadi pmilestone identifikasi DNA seperti Variable Number of Tandem Repeats (VNTR), teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR), dll

Dalam bidang forensik, DNA fingerprinting pertama kali diaplikasikan pada tahun 1987 untuk menganalisis sampel cairan semen dari dua buah kasus pembunuhan. Kasus pertama terjadi tahun 1983 dan kasus kedua terjadi tahun 1986. Masing-masing korban dari kasus tersebut adalah seorang gadis yang ditemukan terbunuh setelah sebelumnya diperkosa. Kasus ini kemudian menjadi spektakular karena pemeriksaan DNA yang dilakukan mengeksklusi tersangka, Richard Buckladn, dan membawa nama baru ke dalam kasus, Colin Pitchfork, yang selanjutnya menjadi terdakwa. Sejak saat itu, pemanfaatan DNA pada bidang forensik menjadi sangat banyak, mengalahkan berbagai metode serologis identifiasi materi biologis sebelumnya, seperti pemeriksaan serologis.

2.2.      Struktur DNA

Gen tersusun atas asam nukleat yang disebut asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA). Molekul tersebut berperan sebagai pembawa informasi genetik pada semua organisme selain beberapa jenis virus.

Asam ini adalah polimer yang terdiri dari molekul-molekul deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain, sehingga bentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C no 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat.

DNA adalah suatu polimer. Rekombinasi DNA merupakan suatu proses alamiah dengan mana unsur-unsur material genetic ( pecahan-pecahan polimer DNA) dipersatukan kedalam suatu moekul DNA yang lain. DNA produk di rujuk sebagi DNA rekombinan.

Secara kimia DNA mengandung karakteristik/sifat sebagai berikut:

1. Memiliki gugus gula deoksiribosa.

2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).

3. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel

4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (G±C), dan adenidan adenin  berpasangan dengan timin (A - T), sehingga jumlah guanin selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.

Semua rantai asam nukleat berpasangan secara antiparalel seperti itu, tak perduli apakah pasangannya terjadi antarrantai DNA, antara rantai DNA dengan rantai RNA, ataupun antarrantai RNA. Terdapat 4 macam basa organik yang membentuk perpasangan tersebut : adenin, sitosin, guanin, dan timin (dilambangkan secara berturut-turut dengan A,C,G, dan T).

Dalam DNA, basa-basanya itu terikat pada deoksiribosa di posisi 1 dari pirimidina atau sisi-9 dari purina.

Hidrolisis lengkap dari DNA memecahkan menjadi pecahan-pecahan terkecil: gula, basa dan ion fosfat. Hidrolisis parsial menghasilkan nukleosida (gula terikat pada basa) dan nukleotida (gula terikat pada basa dan fosfat).

Salah satu dari Struktur  keempat nukleosida yang diisolasi setelah hidrolisis ikatan-ikatan ester fosfat dari DNA ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Keempat nukleosida yang dapat di isolasi dari hidrolisis parsial mempunyai struktur-struktur serupa, tetapi dengan suatu gugus fosfat terikat pada gula.

Model DNA menurut WAtson-Crick adalah spiral rangkap yang terdiri dari dua molekul DN yang panjang dan antipararel, yang terikat satu sama lain oleh ikatan hidrogen "Antipararel" berarti bahwa kedua molekul DNa itu pararel tetapi berlawanan arah; masing-masing ujung sprila dengan demikian terdiri dari ujung 3' (dari satu molekul) dan ujung 5' (dari molekul yang lain).

Basa-basa dari dalam DNA muncul dalam pasangan, sitosina dan guanina sama banyak, demikian pula adenina dan timina. ikatan hidrogen antara dua untaian DNA tidakah bersifat acak, melainkan spesifik antara pasangan-pasangan basa; gunina berikatan hidrogen dengan sitosina, dan adenina dengan timina. digunakan huruf pertama untuk menyatakan basa-basa ini (misalnya A untuk adenina) ikatan hidrogen dinyatakan dengan garis putus-putus.

 

Mengapa ikatan hidrogen ini spesifik? timina dan adenina dapat dipersatukan dengan dua ikatan hidrogen (kekuatan kira-kira 10 kkal/mol). sitosina dan guanina dapat digabungkan oleh tiga ikatan hidrogen (kekuatan kira-kira 17 kkal/mol). tidak ada pembentukan pasangan lainnya antara keempat basa ini yang menghasilkan ikatan hidrogen sekuat itu.

Sekarang bayangkan sprial-rangkap DNA yang dipersatukan oleh sederatan pasangan khusus yang terikat oleh hidrogen. kapan saja muncul A pada suatu untaian, maka suatu T harus munul dihadapannya  pada untaian lainnya. kedua untaian itu komplementer penuh dalam hal ini. pembentukan pasangan basa-basa itu, menjelaskan mengapa adenina dan timina harus sama banyak, demikian pula sitosina dan guanina dalam DNA itu.

Rentetan basa itulah yang menentukan kode genetik; oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa spesi yang berlainan mengandung jumlah keempat basa yang berlainan pula. diperkirakan bahwa suatu gen tunggal mengandung 1500 pasang basa ( jumlah ini berubah-ubah menurut gennya). dengan den sebesar ini dapat diperoleh 41500 kombinasi berlainan yang mungkin.

Keempatnya diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu purin dan pirimidin. Purin hanya berpasangan dengan pirimidin, dan demikian pula sebaliknya, sehingga menghasilkan heliks ganda yang simetris. Sebuah ikatan hidrogen terbentuk di antara atom hidrogen donor bermuatan positif yang terikat secara kovalen (misalnya, sebuah gugus imino, NH) dengan sebuah atom penerima (akseptor) bermuatan negatif yang juga terikat secara kovalen (misalnya, gugus keto, CO) melalui penggunaan bersama sebuah atom hidrogen. Adenin berpasangan dengan timin melalui dua ikatan hidrogen; guanin dan sitosin berpasangan melalui tiga ikatan hidrogen. Sebuah kompleks basa-gula di sebut sebagai sebuah nukleosida; sebuah nukleosida ditambah fosfat disebut nukleotida.

1.         Struktur Primer DNA

Pada asam deoksiribonukleat (DNA), penyusun utamanya adalah unit 2-deoksiri-D-ribosa dan fosfat yang tersusun secara berselang-seling. Hidroksil 3’ dari satu unit ribosa ditautkan dengan hidroksil 5’ dari unit ribosa berikutnya oleh ikatan fosfodiester. Basa heterosiklik dihubungkan dengan karbon anomerik dari setiap unit deoksiribosa oleh ikatan β-N-glikosidik.

Pada DNA, tidak ada gugus hidroksil tersisa pada unit deoksiribosa manapun. Namun demikian, setiap fosfat masih memiliki satu proton asam yang biasanya terionisasi pada tingkat keasaman 7, menghasilkan oksigen bermuatan negatif. Jika proton ini ada, zat ini akan bersifat asam; dengan demikian di namai asam nukleat. Penjelasan lengkap mengenai molekul DNA tertentu, yang mengandung ribuan bahkan jutaan unit nukleotida, harus mencantumkan urutan tepat dari basa heterosiklik (A, C, G, dan T) di sepanjang rantai.

2.         Struktur sekunder DNA; Heliks rangkap

 

Sejak tahun 1938 sudah diketahui bahwa molekul DNA memiliki bentuk yang diskret, sebab kajian sinar-x pada benang DNA menunjukkan pola penumpukan yang beraturan dengan keberlakaan tertentu. Pengamatan penting oleh E. Chargaff (columbia university) pada tahaun 1950 memberi petunjuk penting mengenai struktur. Chargaff menganalisis kadar basa DNA dari berbagai organisme yang berbeda dan menemukan bahwa banyaknya A dan T selalu ekuivalen dan banyaknya G dan C juga selalu ekuivalen. Contohnya, DNA manusia mengandung sekitar 30% A maupun T dan 20% G maupun C. Sumber DNA lain memberikan persentase berbeda, tetapi nisbah A terhadap T dan nisbah G terhadap C selalu satu.

Konformasi keseluruhan yang di ambil oleh molekul DNA bergantung antara lain dengan urutan basa yang sesungguhnya. Contohnya, DNA sintetik yang dibuat dengan unit purina-pirimida berselang-seling memiliki konformasi yang berbeda dengan DNA yang dibuat dari blok basa purina diikuti oleh blok basa pirimidina. Demikian juga, pasangan basa A-T dan G-C dengan ikatan H yang berbeda dari yang diajukan semula oleh watson dan crick telah ditemukan.

Keragaman dalam perincian struktur DNA menghasilkan molekul DNA dengan bengkokan, gelang jepit-rambut (hairpin loop), superkoil, gelang untaian-tunggal, dan bahkan menyalib (gelang berikatan H dalam untaian yang keluar dari heliks rangkap). Perubahan strukur ini menambah kelenturan bagaimana molekul DNA mampu mengenali dan berinteraksi dengan komponen sel lainnya untuk melaksanakan fungsinya.

3.         Replikasi DNA

Proses replikasi DNA dalam suatu sel yang khas dimulai dengan terurainya (unwinding;Jawa; udar) untaian-rangkap yang dikatalis oleh ensim. sementara untaian  rangkap itu terurai, nukleotida baru (dalam hal ini trifosfat) terpasangberjajar sepanjang tiap untaian. nukleotida-nukleotida itu digabungkan, satu persatu, dengan suatu cara yang paling melengkapi secara tepat. timina bersebrangan dengan adenina dan sitosina bersebrangan dengan guanina.

 

polimerisasi nukleotida-nukleotida ini (dan serempakk terbentuknya gugus difosfat). dikatalis oleh enzim DNa polimerase menghasilkan sepasang untaian baru. tiap untaian baru merupakan komplemen (pelengkap) salah satu untaian lama. hasilnya ialah sepasang spiral DNA yang identik, padahal semula hanya ada satu spiral.

2.3.      Struktur RNA

Asam ribonukleat (ribonucleic acid) disingkat menjadi RNA adalah satu dari tiga makromolekul utama (bersama dengan DNA dan protein) yang berperan penting dalam segala bentuk kehidupan. Asam ribonukleat berperan sebagai pembawa bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.

RNA terdiri atas rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya adalah adenine, guanine, urasil dan sitosin. RNA ditemukan dalam nucleus maupun sitoplasma sel. Variasi bentuk RNA lebih banyak dari DNA. RNA memiliki berat molekul antara 25.000 samapai beberapa juta. Sebagian besar RNA berisi rantai polinukleutida tunggal, tetapi rantai ini bisa terlipat sedemikian rupa membentuk daerah heliks ganda yang mengandung pasangan basa A : U dan G. Terdapat tiga tipe utama RNA, yakni transfer RNA ( tRNA), ribosomal RNA (rRNA), dan messenger RNA (mRNA). RNA berperan dalam ekspresi informasi genetic. tRNA (Mr25.000) berfungsi sebagai suatu adapter dalam sintesis rantai polipeptida. tRNA meliputi 10-20 persen total RNA dalam sel. Setidaknya terdapat satu tipe tRNA untuk setiap tipe asam amino. tRNA memiliki proporsi nukleosida yang relative tinggi. Nukleosida ini memiliki struktur unik, misalnya adenine, citosin, guanine, serta urasil yang termitilasi atau terasetilasi.

Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.

Asam Ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul ribonukleutida. Asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dan atom C nomor 5 pada molekul ribose dengan perantaraan gugus fosfat.

DNA membawa kode genetika, tetapi RNA-lah yang "menerjemahkan" kode itu ke dalam sintesis protein. struktur RNA serupa dengan struktur DNA; sederet satuan gula (dalam hal ini : ribosa) tergabung bersama-sama oleh ikatan-ikatan fosfat. tiap gula terikat ke suatu basa. basa utama dalam RNA ialah adenina, guanina, sitosina, dan urasil (sebagai ganti timina). urasil membentuk ikatan hidrogen yang disukai (yang sama dengan ikatan hidrogen pada timina), dengan adenina, dan selalu berpasangan dengan adenina dalam sintersis RNA.

 

RNA pesuruh (mRNA) disintesis dibawah pengarahan DNA. molekul-molekul mRNA lebih kecil dari pada molekul-molekul DNa. dalam sintesis suatu molekul mRNA, hanya sebagian spiral DNA yang terurai, kemudian berjajarlah ribonukleotida yang komplementer, lalu berpolimerisasi. setelah polimerisasi, suatu molekul mRNa tidaklah membentuk sebuah sprila dengan molekul DNA. melainkan meninggalkan inti sel untuk membantu biosintesis protein.

 

2.4.      Perbedaan Struktur DNA dan RNA

Meskipun banyak persamaannya dengan DNA, RNA mempunyai perbedaan dengan DNA yaitu:

1.         DNA terletak di inti sel dan RNA terletak di inti sel, sitoplasma, ribosom

2.         Bagian pentose RNA adalah ribose, sedangkan bagian pentose DNA adalah deoksiribosa.

3.         Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan heliks ganda, tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga mempunyai rantai ganda

4.         RNA mengandung basa purin, adenine, guanine, dan sitosin seperti DNA, tetapi tidak mengandung timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung urasil. Dengan demikian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin DNA.

5.         Jumlah guanine dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah adenine tidak harus sama dengan urasil

 

Perbedaan struktur DNA dan RNA:

           Secara struktural RNA berbeda dari DNA yang terdiri dari ribosa sebagai gula pentosa dan Urasil sebagai kelompok pirimidin. RNA bukan heliks ganda, tetapi DNA membentuk struktur heliks yang sama dengan pasangan basa. Sama seperti dalam DNA, basa adalah hidrogen terikat pada RNA di daerah heliks ini. RNA hadir sebagai heliks tunggal di sebagian besar wilayah.

           Gula pentosa pada RNA adalah ribosa dan DNA itu adalah deoksiribosa. Deoksiribosa kurang memiliki satu atom oksigen pada karbon 5′ dari gula ribosa.

           Dalam RNA, Timin digantikan oleh Urasil yang berikatan dengan Adenin membentuk struktur heliks.

           Secara struktural, DNA adalah sebuah molekul yang lebih kompak yang memiliki ketinggian tertentu, lebar, dan dimensi alur besar dan kecil.

           Secara fungsional DNA bertindak sebagai materi genetik yang diwariskan kepada generasi. RNA bertindak sebagai mekanisme pembawa informasi yang dilalui tubuh untuk memproduksi protein yang berfungsi secara penuh.

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB III

KESIMPULAN

 

Dari pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan:

1.                  Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida yang terdiri dari 2 tipe, yaitu DNA dan RNA.

2.                  Struktur DNA terdiri dari gula pentosa deoksiribosa yang mengikat fosfat dan basa sehingga berupa rantai double-helix.

3.                  Struktur RNA terdiri dari gula pentosa ribosa yang mengikat fosfat dan basa, RNA berupa untaian panjang (heliks tunggal).

4.                  Perbedaan struktur DNA dan RNA terletak pada gugus gulanya, Gula pentosa pada RNA adalah ribosa dan DNA itu adalah deoksiribosa. Deoksiribosa kurang memiliki satu atom oksigen pada karbon 5′ dari gula ribose sehingga DNA berupa Heliks ganda sedangkan RNA berupa heliks tunggal. Jenis basa pirimidina pada DNA adalah Timin, sedangkan pada RNA adalah urasil.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

1.      Ngili, Yohanis. Biokimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains. 2013

2.      Campbell, N.A., dkk. Biologi Edisi 8 Jilid I. Jakarta: Erlangga. 2008

3.      Fessenden, R.J., and Fessenden, J.S. 1982. Kimia Organik jilid. 2. Jakarta : Erlangga.. 2016

4.      Poedjiadi, Anna.Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI press. 2015

 

No comments:

Post a Comment