DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
A. Pengertian
Sifat Koligatif Larutan............................................................... 3
B. Contoh
Penerapan Kenaikkan Titik Didih dalam Kehidupan Sehari-hari 3
C. Contoh
Penerapan Penurunan Titik Beku dalam Kehidupan Sehari-hari 4
D. Contoh
Penerapan Tekanan Osmosis dalam Kehidupan Sehari-hari.............
BAB III PENUTUP............................................................................................... 8
A. Kesimpulan................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu kimia juga
semakin dekat dengan manusia, karena
mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan, bahan
konstruksi bangunan, bahan industri elektronik dan bahan industri produk
kebersihan hingga makanan sekalipun juga berhubungan dengan kimia. Oleh karena
itu tidak heran jika ilmu kimia telah berkembang dengan sangat pesat dan
mengambil andil yang sangat besar pada kehidupan manusia. Seperti sifat
koligatif larutan yang akan kita bahas kali ini ternyata juga memiliki peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari.
Sifat koligatif larutan sendiri adalah sifat larutan
yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya.
Berdasarkan jenis larutannya sifat ini terbagi menjadi dua yaitu sifat koligatif
larutan nonelektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Sifat koligatif
larutan nonelektrolit terdiri atas 4 macam yaitu penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Begitupun
dengan sifat koligatif larutan elektrolit juga terbagi menjadi 4, yang menjadi
pembeda hanyalah penambahan faktor Van’t Hoff sebagai tambahan pengali pada
larutan yang bersifat elektrolit ini. Masing-masing dari sifat ini memiliki
peranan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan terkadang tidak disadari
keberadaannya.
Oleh karena itu perlu dilakukan pembuatan makalah ini
guna memberikan informasi dan pengetahuan bagi siswa mengenai contoh penerapan
dari masing-masing bagian dari sifat koligatif larutan dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga diharapkan siswa lebih kreatif dan inofatif dalam
mengembangkan kemampuan di bidang ilmu kimia yang tidak bisa lepas dengan
kehidupan manusia pada saat ini.
B.
Tujuan
- Untuk
menjelaskan kegunaan penurunan tekanan uap dalam kehidupan sehari-hari
- Untuk
menjelaskan kegunaan kenaikkan titik didih dalam kehidupan sehari-hari
- Untuk
menjelaskan kegunaan penurunan titik beku dalam kehidupan sehari-hari
- Untuk
menjelaskan kegunaan tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak
bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan
titik beku, dan tekanan osmosis. Masing-masing dari sifat ini memiliki
perananan penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama penurunan titik beku
dan tekanan osmosis. Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat
mempertahankan kehidupan selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis
ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan dan ilmu biologi. Yang semua itu
benar-benar tidak terlepas dari kehidupan manusia.
B.
Contoh
Penerapan Kenaikkan Titik Didih dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
Air mendidih
Pastinya adik adik pernah masak air didapur kan ,
kadang untuk masak , untuk buat teh hangat , kopi , atau pun susu hangat. Titik
didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini,
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini
menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat
cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik
didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini
disebabkan adanya partikel – partikel zat terlarut dalam suatu larutan
menghalangi peristiwa penguapan partikel – partikel pelarut. Oleh karena itu,
penguapan partikel – partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar.
Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut
kenaikan titik didih. Contohnya air mendidih pada 100 oC.
2.
Destilasi
distilasi (penyulingan) ialah sebuah metode yang
dipakai memisahkan bahan kimia menurut perbedaan kecepatan ataupun kemudahan
menguap maupun volatilitas bahan. Pada proses penyulingan ini, zat bercampur
akan didihkan agar menguap dan uap itu berikutnya akan di didihkan lagi ke
bentuk cairan. Sedangkan zat yang mempunyai titik didih lebih sedikit juga akan
menguap terlebih dahulu.
C.
Contoh
Penerapan Penurunan Titik Beku dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
Antibeku pada radiator mobil
Di daerah beriklim dingin seperti jepang , korea ,
inggris , francis , jerman ,dll . biasanya air radiator pada mobil etilen
glikol. Mengapa harus deitambahkan etilen glikol pada radiator mobil ? adik
adik mesti tau bahwa air radiator sangat mudah membeku , nah jika keadaan ini
dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen
glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun,
dengan kata lain air tidak mudah membeku.
2.
Antibeku dalam tubuh hewan
Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin,
seperti beruang kutub, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan
titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat
antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian,
ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat
antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan
dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain
serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil
sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda
mengandung gliserol dan trihalose.
3.
Mencairkan salju di jalan raya
Di negara-negara yang mengalami musim salju, mobil akan
mengalami kesulitan saat melintasi jalan raya karena jalan raya tertutup salju
yang cukup tebal. Salju ini bisa menyebabkan kendaraan tergelincir atau selip
karena licin sehingga perlu dibersihkan. Untuk membersihkan salju di jalan raya
biasanya ditaburi dengan campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan garam ini
akan menurunkan titik beku salju tersebut, sehingga salju kembali menjadi air.
Semakin tinggi konsentrasi garam, maka makin menurun titik bekunya, sehingga
salju akan makin banyak yang mencair.
4.
Membuat campuran pendingin pada es putar
Mungkin kamu tidak asing dengan yang namanya es putar.
Untuk membuat es putar diperlukan yang namanya cairan pendingin. Cairan pendingin
merupakan larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0°C. Secara
sederhana, cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke
kepingan es batu. Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan
mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis
kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun.
Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain
yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke
dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.
D.
Contoh
Penerapan Tekanan Osmosis dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
Mesin cuci darah
biasanya para penderita gagal ginjal harus menjalani
terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan
molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke
cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar
seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah
2.
Infus
Infus adalah pemasukan suatu cairan atau obat ke dalam
tubuh melalui rute intravena dengan laju konstan selama periode waktu tertentu.
Infus dilakukan untuk seorang pasien yang membutuhkan obat sangat cepat atau
membutuhkan pemberian obat secara pelan tetapi terus menerus. Pemberian obat
atau cairan ke dalam tubuh melalui mulut akan memasuki proses pencernaan
terlebih dahulu sehingga tidak dengan cepat diserap oleh tubuh. Saat proses
pencernaan juga dimungkinkan ada enzim pencernaanyang akan mengubah atau
memecah obat yang diminum sehingga akan kurang efektif dan lebih baik jika
langsung masuk ke dalam aliran darah melalui infus. Infus dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah jaru kecil ke alirah pembuluh darah. Biasanya jarum di tanam
di dekat siku-siku, pergelangan tangan, atau di bagian punggung tangan pasien.
Selain pada bagian tangan, infus juga dapat dipasang pada bagian kaki.
Kecepatan pasien menyerap cairan infus tergantung dari keadaan tubuh pasien dan
penyakit yang diderita. Jumlah tetesan cairan infus setiap menitnya akan
dipantau oleh seorang perawat
3.
Membasmi lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah.
Hal ini karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap
air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
4.
Desalinasi air laut melalui osmosis bali
Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke
pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer.
Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar
dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari
air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar
daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam
air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion
dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan
merembes dari air murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk
memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan
bebas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak
bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Masing-masing dari sifat ini
memiliki perananan penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama penurunan
titik beku dan tekanan osmosis. Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat
mempertahankan kehidupan selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis
ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan dan ilmu biologi. Yang semua itu
benar-benar tidak terlepas dari kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://indonesiakutercinta.wordpress.com/2010/08/13/penggunaan-sifat-koligatif-larutan/
Justiana, Sandri dan Muchtaridi.2009.Chemistry for Senior High School
Year XII.Jakarta:Yudistira.
Purba, Michael.2007. Kimia untuk SMA kelas XII Semester 1.
Jakarta:Erlangga.
No comments:
Post a Comment