Thursday, 10 March 2022

LAPORAN PENDAHULUAN STASE PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH

 

 

TINJAUAN TEORI

1.1    Tinjauan Teoritis Medis

A.    Konsep Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

1.      Pengertian

Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015). Masa neonatus adalah sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8-28 hari (Wafi Nur Muslihatun, 2016)

Bayi merupakan individu berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan gizi. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa (Marmi, 2018)

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih bergantung pada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas (Sutomo, 2016)

Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada masa ini anak-anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka memiliki kekuatan. Pada usia prasekolah, anak membangun kontrol sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet, berpakaian, dan makan sendiri (Potts & Mandeleco, 2016)

2.      Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

            Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes R.I, 2020).   Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes R.I, 2020)

3.      Ciri-ciri pertumbuhan Dan perkembangan

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan.  Ciri -ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a.       Perkembangan menimbulkan perubahan 

Perkembangan dan pertumbuhan berjalan secara bersamaan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perkembangan.

b.      Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.

c.       Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Pada setiap anak mempunyai kecepatan yang berbeda–beda baik dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

d.      Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Anak yang sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta kepandaiannya. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat maka perkembanganpun demikian terjadi peningkatan baik memori, daya nalar dan lain-lain.

e.       Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi menurut dua hukum yang tetap yaitu sebagai berikut:

a)      Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal / anggota tubuh (pola sefalokaudal),

b)      Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang kebagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

f.       Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Misalnya, anak mampu membuat lingkaran dulu sebelum mampu membuat kotak. 

4.      Pertumbuhan dan perubahan fisik

Berikut ini merupakan tahapan perubahan atau pertumbuhan fisik pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah :

a.       Berat Badan

Pada saat lahir berat badan normal dari ibu yang sehat berkisar 3000 gr – 3500 gr. Pada sepuluh hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sepuluh persen dari berat badan lahir, kemudian berangsur-angsur mengalami kenaikan. Pengukuran berat badan pada anak dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan keadaan gizi dengan ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam KMS sehingga dapat dilihat grafik perubahannya dan dilakukan intervensi jika terjadi penyimpangan (Marmi, 2018)

Kenaikan berat badan pada bayi usia 1 -12 bulan :

Umur

Kenaikan berat badan rata-rata/bulan

TW I

700 gr (700-1000)

TW II

600 gr (500 – 600)

TW III

400 gr (350 – 450)

TW IV

300 gr ( 250 - 3500

Umur 5 bulan            2 x BBL

Umur 1 Tahun           3 x BBL (Arfiana, 2016)

WHO telah menertapkan standar berat badan balita menurut tinggi badan dan umur sebagai berikut :

Usia bayi (Tahun)

 

Tinggi badan (cm)

Berat badan (kg)

Baru lahir

50

3

1 tahun

76

10

2 tahun

85

12

3 tahun

95

14

4 tahun

102

16

5 tahun

110

18

6 tahun

116

20

 

 

 

b.      Panjang badan / tinggi badan

Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan berbaring. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sekitar 50 cm.

Sesuai peraturan Kementrian Kesehatan tahun 2020, tinggi badan anak usia 1-5 tahun adalah sebagai berikut :

Usia

Anak perempuan (cm)

Anak laki-laki (cm)

1 – 2 tahun

74 - 86

75,7 – 87,8

2 – 3 tahun

85, 7 – 95,1

87,8 – 96,1

3 – 4 tahun

95,1 – 102,7

96,1 – 103,3

4 – 5 tahun

102,7 – 109,4

103,3 – 110

 

c.       Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terlambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar (Marmi, 2018)

Pada bayi baru lahir ukuran lingkar kepala 34 – 35 cm, akan bertambah 2 cm setiap bulan pada usia 0 – 3 bulan. Pada usia 4 – 6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6 – 12 bulan bertambah 0,5 cm per bulan. Sampai usia 5 tahun biasanya sekitar 50 cm. Usia 5 – 12 tahun hanya naik sampai 52-53 cm dan setelah usia 12 tahun akan menetap. Yang diukur ialah LK terbesar, caranya dengan meletakkan pita melingkar kepala melalui Glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan bagian belakang kepala anak yang paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis (Arfiana, 2016)

d.      Lingkar Lengan Atas (LILA)

Lingkar lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak olrh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LILA dapat diapakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah pada selama 1 – 3 tahun. Cara mengukur yaitu lingkarkanlah pita pengukur pada pertengahan lengan kiri, antara akromium dan alekranon (Arfiana, 2016)

e.       Pertumbuhan Gigi

Seperti telah diketahui bahwa gigi manusia dalam perkembangannya mempunyai 2 tahap :

1)      Semasa anak-anak yang disebut gigi susu/gigi sulung

2)      Setelah berganti atau dewasa disebut gigi tetap

Kedua tahap pertumbuhan gigi tersebut adalah sangat penting sehingga tidak boleh mengabaikan salah satu diantaranya. Gigi susu akan tanggal dan diganti dengan gigi tetap. Masa tumbuh gigi tetap mempunyai waktu yaitu 6 – 12 tahun. Gigi susu mulai tumbuh pada bayi usia 5 – 9 bulan. Pada umur 1 tahun sebagian besar anak mempunyai 6 – 8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi tumbuh lagi 8 biji, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14 – 16 gigi, dan pada umur 2 ½ tahun sudah terdapat 20 gigi susu.

                        Berikut ini terlihat kapan mulai tumbuhnya gigi :

Gigi

Rahang bawah

Rahang atas

Gigi seri tengah

Gigi seri taring

Gigi taring

Gigi geraha I

Gigi geraham II

6 bulan

7 bulan

16 bulan

12 bulan

20 bulan

7 ½ bulan

9 bulan

18 bulan

14 bulan

24 bulan

 

5.      Perkembangan dan perubahan emosional

Perubahan emosional pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah lebih dikenal dengan istilah perkembangan. Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan (Skill/keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Arfiana, 2016).

Berikut ini merupakan informasi tahap pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar dan halus berdasarkan umur :

Umur

Perkembangan

0 – 3 bulan

·         Mengangkat kepala setinggi 45°

·         Menggerakkan kepala dari kiri atau kanan dan ketengah

·         Melihat dan menatap wajah anda dan tersenyum diajak berbicara

·         Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

·         Bereaksi terhadap suara/bunyi

·         Mengenali ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak

3 – 6 bulan

·         Mengangkat kepala setinggi  90° dan mengangkat dada dengan bertopang tangan

·         Berbalik dari telungkup ke telentang

·         Meraih benda yang ada dalam jangkauan

·         Menaruh benda-benda dimulutnya

·         Tertawa dan menjerit ketika melihat benda atau gambar yang menarik saat diajak bermain

·         Berusaha meperluas pandangan

·         Memegang tangannya sendiri

6 – 9  bulan

·         Dapat duduk tanpa dibantu

·         Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

·         Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya

·         Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup

·         Bergembira dengan melempar benda-benda

·         Bersuara tanpa arti

·         Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan atau cilub ba

9 – 12 bulan

·         Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu selama 30 detik atau berpegangan di kursi

·         Dapat berjalan dengan dituntun

·         Menirukan suara atau mengulangi bunyi yang didengar

·         Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti

·         Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja

·         Berpartisipasi dalam bermain

·         Menggenggam erat benda

·         Mengenal muka keluarga dan takut pada orang asing

(Marmi, 2018)

2 tahun

·         Naik tangga dan berlari

·         Mencoret-coret pensil pada kertas

·         Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya

·         Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti

·         Memegang cangkir sendiri

·         Belajar makan dan minum sendiri

3 tahun

·         Mengayuh sepeda roda 3

·         Berdiri diatas satu kaki tanpa berpengangan

·         Bicara dengan baik menggunakan 2 kata

·         Mengenal 2 -4 warna

·         Menyebut nama

·         Menggambar garis lurus

·         Bermain dengan teman

·         Melepas pakaian sendiri

5 tahun

·         Naik turun tangga

·         Melompat-lompat 1 kaki, menari dan berjalan lurus

·         Menggambar tanda silang dan lingkaran

·         Menangkap bola kecil dengan kedua tanggannya

·         Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar

·         Menyebut angka dan menghitung jari

·         Bicara mudah dimengerti

·         Berpakaian sendiri tanpa dibantu

6 tahun

·         Berjalan lurus

·         Berdiri dengan kaki selama 11 detik

·         Menggambar 6 bagian (contoh : kepala, badan, 2 tangan dan 2 kaki)

·         Menggambar segi 4

·         Mengenal angka dan bisa brhitung 1 -10

·         Mengerti lawan kata

·         Mengenal warna

·         Mulai belajar mengontrol BAB dan BAK

·         Meminta pada apa yang dikerjakan orang yang lebih besar

 

6.      Pemenuhan Kebutuhan Fisik

Asuh merupakan kebutuhan anak dalam pertumbuhan anak yang berhubungan langsung dengan kebutuhan fisik anak. kebutuhan asuh dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer bagi balita,  apa apabila  kebutuhan ini tidak dapat di penuhi akan menimbulkan dampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak titik Salah satu dampak negatif bagi anak yang kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi akan mengalami kegagalan pertumbuhan fisik, penurunan IQ,  penurunan produktivitas,  penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit, dan peningkatan risiko terjangkit penyakit dan mengalami kematian lebih tinggi dampak lain kebutuhan ini tidak dipenuhi akan menyebabkan tidak optimalnya perkembangan otak.

Pemenuhan nutrisi pada bayi diberikan secara bertahap sesuai dengan usia. Makanan utama pada bayi usia 0-6 bulan adalah air susu ibu atau pemberian ASI eksklusif, Sedangkan pada setelah bayi berusia 6 bulan mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP ASI).

a.       Gizi Seimbang untuk Bayi 0 – 6 bulan

Nutrisi untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan Yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya, murah dan bersih.

 Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuh kebutuhan nutrisi bayi usia 0-6 bulan adalah sebagai berikut :

1)      Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum)

2)      Jangan beri makanan atau minuman selain ASI Susui bayi sesering mungkin 

3)      Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali sehari 

4)      Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui. 

5)      Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian

6)      Susui Sampai payudara terasa kosong lalu pindah ke payudara sisi lainnya

7)      Dukungan suami dan keluarga penting dalam keberhasilan ASI eksklusif

8)      Susui anak dalam kondisi menyenangkan, nyaman dan penuh perhatian

 

 

b.      Nutrisi bayi 6 – 8 bulan

Pada bayi usia 6 - 8 bulan pemberian ASI diteruskan serta pemberian makanan tambahan mulai diperkenalkan dengan pemberian makanan lumat dua kali sehari. Pemberian makanan tambahan diperkenalkan karena keadaan alat cerna sudah semakin kuat. Makanan yang diberikan pada bayi usia ini harus bervariasi, terutama dalam memilih bahan makanan yang akan digunakan titik bahan makanan lauk pauk seperti telur, hati, daging sapi, daging ayam, ikan basah, ikan kering, udang, atau tempe tahu, dapat diberikan secara bergantian.

Jika anda menyiapkan MP-ASI yang baik perlu memperhatikan hal berikut :

1)      Padat energi, protein dan zat mikro ( zat besi, Zinc, kalsium, vitamin A, Vitamin C dan folat)

2)      Tidak berbumbu tajam, tidak menggunakan gula, garam, penyedap rasa dan pengawet

3)      Mudah ditelan dan disukai anak-anak

4)      Tersedia lokal dan harga terjangkau

 

Umur

Bentuk makanan

Berapa kali sehari

Berapa banyak setiap kali makan

6 – 8 bulan

-     ASI

-     Makanan lumat (bubur dan makanan keluarga yang dilumatkan)

 

-     Teruskan pemberian ASI

-     Makanan lumat 2-3 kali sehari

-     Makanan selingan 1-2 kali sehari (buah, biscuit)

2-3 sendok makan secara bertahap sehingga mencapai ½ gelas atau 125 ml setiap hari

 

c.       Kebutuhan nutrisi bayi 9 – 11 bulan

Pemberian makanan pada bayi 9 – 11  bulan adalah sebagai berikut:

1)      Teruskan pemberian ASI

2)      Berikan MP-ASI yang lebih padat, contohnya bubur nasi, nasi tim dan nasi lemberk.

Pemberian makanan pada bayi 9 – 11 bulan dapat dilihat pada tabel berikut :

Umur

Bentuk makanan

Berapa kali sehari

Berapa banyak setiap kali makan

9 – 11 bulan

-     ASI

-     Makanan lembek atau dicincang yang mudah ditelan anak

-     Makanan selingan yang dapat dipegang anak diberikan diantara waktu makann lengkap

-     Teruskan pemberian ASI

-     Makanan lembek 3-4 kali sehari

-     Makanan selingan 1-2 kali sehari

½ gelas/mangkuk atau 125 ml

 

Selain hal tersebut, anak juga berikan aneka makanan yang terdiri dari :

1)      Makan pokok, seperti : Nasi, ubi, sagu

2)      Lauk hewani : Ikan, telur, hati ayam, daging

3)      Lauk nabati: Tempe, tahu, kacang-kacangan.

4)      Sayur dan buah-buahan

5)      Beri makanan selingan 2 dua kali sehari, contoh :  Bubur kacang hijau, pisang, biskuit, kue tradisional, dan kue lainnya

 

d.      Kebutuhan nutrisi pada bayi umur 12-24 bulan dan anak pra sekolah

Kelompok yang rawan gizi adalah bayi balita dan anak prasekolah. ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan yang baik dari jumlah, jenis frekuensi makanan menjadi suatu penyebab terjadinya masalah kurang gizi pada bayi dan anak. Oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kemampuan melakukan KIE tentang Tuhan gizi pada anak.

Hal yang perlu diperhatikan adalah : Pemilihan bahan makanan, pengolahan, termasuk kebersihannya pada saat proses memasak dan penyajiannya serta pemberiannya kepada anak. Pemenuhan giizi pada anak dapat  dilihat pada tabel berikut :

Umur 12-24 bulan

Umur 24 bulan atau lebih

-     Teruskan pemebrian ASI

-     Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak

-     Berikan 3x sehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur dan buah

-     Beri makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantar waktu makan (biskuit, kue)

-     Perhatikan variasi makanan

-     Berikan makanan keluarga 3x sehari, sebanyak 1/3 – 1/2  porsi makanan dewasa yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur dan buah

-     Berikan makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu makan.

-     Perhatikan jarak pemberian makanan keluarga dan makanan selingan

 

7.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Pola pertumbuhan dan perkembangan anak umumnya merupakan interaksi banyak faktor yang saling mempengaruhi. Soetjiningsih (2016), menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal .

a.       Faktor dalam (Internal)

1)      Genetik  Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhirproses pertumbuhan dan perkembangan anak

2)      Perbedaan ras, etnik atau bangsa  Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesia atau bangsa lainnya, sehingga postur tubuh tiap bangsa berlainan

3)      Keluarga  Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek

4)      Umur  Masa pranatal, masa bayi dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibanding masa lainnya.

5)      Jenis kelamin  Wanita akan mengalami masa prapubertas lebih dahulu dibanding laki-laki. 

6)      Kelainan kromosom  Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya Down’s sindroma

7)      Pengaruh hormon  Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan  yang mana saat tersebut terjadi pertumbuhan cepat.  Hormon yang berpengaruh terutama hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisma, maturasi tulang, gigi dan otak. 

b.      Faktor lingkungan (eksternal)

Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh, dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu pranatal, natal, dan pasca natal.

1)      Faktor pra natal (selama kehamilan)

Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan per kembangan janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :

a)      Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama trimester akhir kehamilan.

b)      Mekanis.

Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan kongenital misalnya club foot.

c)      Toksin, zat kimia.

Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat antikanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.

d)     Kelainan endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida- peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan  susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.

e)      Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.

f)       Infeksi

Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan lain-lain

g)      Kelainan imunologi

h)      Psikologis ibu

2)      Faktor Natal / Persalinan

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga  berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak.

3)      Faktor Pasca natal

Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh  terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital,  lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan.

 

1.2    Tinjauan Asuhan Teori Asuhan Kebidanan

A.  Penjelasan

Asuhan kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien, yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayananing kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah kebidanan meliputi masa kehamilan, persalianan, nifas, bayi, dan keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat. ( Asrina, dkk,2017)

1.        Pendokumentasian asuhan kebidanan

Pendokumentasian adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.pendokumentasian atau catatan manajeman kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP.Dalam metode SOAP, S adalah data subyektif, O adalah data objektif, A adalah analis/assesment dan P adalah planning. SOAP merupakan catatan yang sederhana, jelas, logis dan singkat.

2.        Standar asuhan kebidanan menurut kepmenkes RI no 038/menkes/2007

Standar asuhan kebidanan adalah acuan proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, perumusan masalah diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.

Standar I : pengkajian  data

Pernyataan standar :

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari sumbeer yang berkaitan dengan kondisi klien.

Kriteria pengkajian ;

1)      Data tepat, akurat dan lengkap

2)      Terdiri dari data subjektif ( hasil anamnesa. Biodata, keluhan utama, riwayat obstetrik dan riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya)

3)      Data objektif ( hasil pemeriksaan fisik, psiklogo dan pemeriksaan penunjang)

Standar II : perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan

Pernyataan standar :

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnose dan maslah kebidanan yang tepat.

Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalajh kebidanan :

1)      Diagnosa sesuai dngan nomenklatur kebidanan

2)      Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3)      Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Standar III : perencanaan

Pernyataan standar :

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan

Kriteria perencanaan :

1)      Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.

2)      Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga

3)      Mempertimbangkan kondisi psikologos sosial budaya klien kleuarga

4)      Memilih tindakan yang aman sesuai kindisi dan kebutuhan klien berdsarkan evidence based fdan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.

5)      Mempertimbangkan kebijakan da peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang ada

Standar IV : implementasi

Pernyataan standar:

                 Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efektif dan aman berdasarjan evidence based kepada klien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitasi. Dilaksananakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

Kriteria implementasi :  

1)      Memperhatika keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-kultural

2)      Etiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien atau keluarganya (informed consent)

3)      Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

4)      Melibatkan klien dalam setiap tindakan

5)      Menjaga privasi klien

6)      Melaksankan prinsip pencegahan infeksi

7)      Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

8)      Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada dan sesuai

9)      Melakukan tindakan sesuai standar

10)  Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

Standar V : evaluasi

                 Bidan melakukan evaluasi secara sitematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang  sudah diberikan.

Kriteria hasil:

1)      Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien

2)      Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan kepada keluarga

3)      Evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan kepada keluarga

4)      Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

5)      Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien

                    Standar VI : pencatatan asuhan kebidanan

                    Pernyataan standar :

                 Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan.

Kriteria pencatatan asuhan kebidanan:

1)      Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formuir yang tersedia rekam medis/KMS (kartu menuju sehat/KIA(kesehatan ibu dan anak/sttus pasien)

2)      Ditulis dalambentuk catatan perkembangan SOAP

3)      S adalah data subjektif, mencatat hasil anannesa

4)      O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

5)      A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

6)      P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan yang sudah dilakukan

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

-         Arfiana, Lusiana arum. 2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta : Transmedika

-         Asrinah Shinta, dkk. 2017. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

-         Kemenkes RI. 2020. Profil Dinas Kesehatan Indonesia. Jakarta

-         Marmi, Raharjo Kukuh. 2018. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

-         Rudolph, A. M. 2015. Buku Ajar Pediatri Rudolph (Volume1). Jakarta: EGC.

-         Seotjiningsih. 2016 Tumbuh kembang anak edisi 2. Buku kedokteran EGC.

-         Sutomo, B.Pd. S. & Yanti A.D. 2016. Menu sehat alami untuk batita dan Balita. DeMedia.

-         Potts, N. L., & Mandleco, B. L. 2016. Pediatric Nursing Caing for Children and their Families (3rd ed). New York: Delmar Cengage Learning.

-         Wafi Nur Muslihatun. 2016. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.

No comments:

Post a Comment