TINJAUAN TEORI
A. Konsep Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah
1. Pengertian
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015). Masa neonatus
adalah sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus
dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8-28
hari (Wafi Nur Muslihatun, 2016)
Bayi merupakan individu berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam
kebutuhan gizi. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa
(Marmi, 2018)
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih bergantung pada orang tua
untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain
masih terbatas (Sutomo, 2016)
Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada masa ini
anak-anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka memiliki kekuatan. Pada
usia prasekolah, anak membangun kontrol sistem tubuh seperti kemampuan ke
toilet, berpakaian, dan makan sendiri (Potts & Mandeleco, 2016)
3.
Ciri-ciri
pertumbuhan Dan perkembangan
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
anak, mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri -ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan dan
pertumbuhan berjalan secara bersamaan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perkembangan.
b.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal
akan menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan
bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.
c.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda
Pada setiap anak
mempunyai kecepatan yang berbeda–beda baik dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
d.
Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak yang sehat,
bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta kepandaiannya. Pada
saat pertumbuhan berlangsung cepat maka perkembanganpun demikian terjadi
peningkatan baik memori, daya nalar dan lain-lain.
e.
Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi
organ tubuh, terjadi menurut dua hukum yang tetap yaitu sebagai berikut:
a)
Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah
kepala, kemudian menuju ke arah kaudal / anggota tubuh (pola sefalokaudal),
b)
Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah
proksimal (gerak kasar) lalu berkembang kebagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
f.
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola
yang teratur dan berurutan. Misalnya, anak mampu membuat lingkaran dulu sebelum
mampu membuat kotak.
4.
Pertumbuhan
dan perubahan fisik
Berikut ini merupakan tahapan perubahan atau pertumbuhan fisik pada neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah :
a.
Berat Badan
Pada saat lahir berat badan normal dari ibu yang sehat berkisar 3000 gr –
3500 gr. Pada sepuluh hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan
sepuluh persen dari berat badan lahir, kemudian berangsur-angsur mengalami
kenaikan. Pengukuran berat badan pada anak dilakukan secara teratur untuk
memantau pertumbuhan dan keadaan gizi dengan ditimbang setiap bulan dan dicatat
dalam KMS sehingga dapat dilihat grafik perubahannya dan dilakukan intervensi
jika terjadi penyimpangan (Marmi, 2018)
Kenaikan berat badan pada bayi usia 1 -12 bulan :
Umur |
Kenaikan
berat badan rata-rata/bulan |
TW
I |
700
gr (700-1000) |
TW
II |
600
gr (500 – 600) |
TW
III |
400
gr (350 – 450) |
TW
IV |
300
gr ( 250 - 3500 |
Umur 5 bulan 2 x BBL
Umur 1 Tahun 3 x BBL (Arfiana,
2016)
WHO telah menertapkan standar berat badan balita menurut tinggi badan dan
umur sebagai berikut :
Usia
bayi (Tahun) |
Tinggi
badan (cm) |
Berat
badan (kg) |
Baru
lahir |
50 |
3 |
1
tahun |
76 |
10 |
2
tahun |
85 |
12 |
3
tahun |
95 |
14 |
4
tahun |
102 |
16 |
5
tahun |
110 |
18 |
6
tahun |
116 |
20 |
b.
Panjang badan / tinggi badan
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan
berbaring. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sekitar 50 cm.
Sesuai peraturan Kementrian Kesehatan tahun 2020, tinggi badan anak usia
1-5 tahun adalah sebagai berikut :
Usia |
Anak
perempuan (cm) |
Anak
laki-laki (cm) |
1 –
2 tahun |
74
- 86 |
75,7
– 87,8 |
2 –
3 tahun |
85,
7 – 95,1 |
87,8
– 96,1 |
3 –
4 tahun |
95,1
– 102,7 |
96,1
– 103,3 |
4 –
5 tahun |
102,7
– 109,4 |
103,3
– 110 |
c.
Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya pertumbuhan tengkorak
mengikuti perkembangan otak, sehingga bila hambatan pada pertumbuhan tengkorak
maka perkembangan otak anak juga terlambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata
3 kali pengukuran sebagai standar (Marmi, 2018)
Pada bayi baru lahir ukuran lingkar kepala 34 – 35 cm, akan bertambah 2
cm setiap bulan pada usia 0 – 3 bulan. Pada usia 4 – 6 bulan akan bertambah 1
cm per bulan, dan pada usia 6 – 12 bulan bertambah 0,5 cm per bulan. Sampai
usia 5 tahun biasanya sekitar 50 cm. Usia 5 – 12 tahun hanya naik sampai 52-53
cm dan setelah usia 12 tahun akan menetap. Yang diukur ialah LK terbesar,
caranya dengan meletakkan pita melingkar kepala melalui Glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan bagian belakang kepala
anak yang paling menonjol yaitu protuberansia
oksipitalis (Arfiana, 2016)
d.
Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak terpengaruh banyak olrh keadaan cairan tubuh dibandingkan
dengan berat badan. LILA dapat diapakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh
kembang pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Laju tumbuh lambat,
dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya tidak
banyak berubah pada selama 1 – 3 tahun. Cara mengukur yaitu lingkarkanlah pita
pengukur pada pertengahan lengan kiri, antara akromium dan alekranon (Arfiana,
2016)
e.
Pertumbuhan Gigi
Seperti telah diketahui bahwa gigi manusia dalam perkembangannya
mempunyai 2 tahap :
1)
Semasa anak-anak yang disebut gigi susu/gigi sulung
2)
Setelah berganti atau dewasa disebut gigi tetap
Kedua tahap pertumbuhan gigi tersebut adalah sangat penting sehingga
tidak boleh mengabaikan salah satu diantaranya. Gigi susu akan tanggal dan
diganti dengan gigi tetap. Masa tumbuh gigi tetap mempunyai waktu yaitu 6 – 12
tahun. Gigi susu mulai tumbuh pada bayi usia 5 – 9 bulan. Pada umur 1 tahun
sebagian besar anak mempunyai 6 – 8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi tumbuh
lagi 8 biji, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14 – 16 gigi, dan pada umur 2 ½
tahun sudah terdapat 20 gigi susu.
Berikut ini terlihat kapan mulai tumbuhnya
gigi :
Gigi |
Rahang
bawah |
Rahang
atas |
Gigi
seri tengah Gigi
seri taring Gigi
taring Gigi
geraha I Gigi
geraham II |
6
bulan 7
bulan 16
bulan 12
bulan 20
bulan |
7 ½
bulan 9
bulan 18
bulan 14
bulan 24
bulan |
5.
Perkembangan
dan perubahan emosional
Perubahan
emosional pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah lebih dikenal dengan
istilah perkembangan. Perkembangan (development)
merupakan bertambahnya kemampuan (Skill/keterampilan) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan (Arfiana, 2016).
Berikut ini
merupakan informasi tahap pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar dan halus
berdasarkan umur :
Umur |
Perkembangan |
0 – 3 bulan |
·
Mengangkat kepala setinggi
45° ·
Menggerakkan kepala dari kiri
atau kanan dan ketengah ·
Melihat dan menatap wajah
anda dan tersenyum diajak berbicara ·
Mengoceh spontan atau
bereaksi dengan mengoceh ·
Bereaksi terhadap suara/bunyi ·
Mengenali ibu dengan
penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak |
3 – 6 bulan |
·
Mengangkat kepala
setinggi 90° dan mengangkat dada
dengan bertopang tangan ·
Berbalik dari telungkup ke
telentang ·
Meraih benda yang ada dalam
jangkauan ·
Menaruh benda-benda
dimulutnya ·
Tertawa dan menjerit ketika
melihat benda atau gambar yang menarik saat diajak bermain ·
Berusaha meperluas pandangan ·
Memegang tangannya sendiri |
6 – 9 bulan |
·
Dapat duduk tanpa dibantu ·
Dapat merangkak meraih benda
atau mendekati seseorang ·
Memindahkan benda dari satu
tangan ke tangan yang lainnya ·
Memungut benda sebesar kacang
dengan cara meraup ·
Bergembira dengan melempar
benda-benda ·
Bersuara tanpa arti ·
Mulai berpartisipasi dalam
permainan tepuk tangan atau cilub ba |
9 – 12 bulan |
·
Dapat berdiri sendiri tanpa
dibantu selama 30 detik atau berpegangan di kursi ·
Dapat berjalan dengan
dituntun ·
Menirukan suara atau
mengulangi bunyi yang didengar ·
Menyebut 2-3 suku kata yang
sama tanpa arti ·
Mengeksplorasi sekitar, ingin
tahu, ingin menyentuh apa saja ·
Berpartisipasi dalam bermain ·
Menggenggam erat benda ·
Mengenal muka keluarga dan
takut pada orang asing (Marmi, 2018) |
2 tahun |
·
Naik tangga dan berlari ·
Mencoret-coret pensil pada
kertas ·
Dapat menunjukkan 1 atau
lebih bagian tubuhnya ·
Menyebut 3-6 kata yang
mempunyai arti ·
Memegang cangkir sendiri ·
Belajar makan dan minum
sendiri |
3 tahun |
·
Mengayuh sepeda roda 3 ·
Berdiri diatas satu kaki
tanpa berpengangan ·
Bicara dengan baik
menggunakan 2 kata ·
Mengenal 2 -4 warna ·
Menyebut nama ·
Menggambar garis lurus ·
Bermain dengan teman ·
Melepas pakaian sendiri |
5 tahun |
·
Naik turun tangga ·
Melompat-lompat 1 kaki,
menari dan berjalan lurus ·
Menggambar tanda silang dan
lingkaran ·
Menangkap bola kecil dengan
kedua tanggannya ·
Menjawab pertanyaan dengan
kata-kata yang benar ·
Menyebut angka dan menghitung
jari ·
Bicara mudah dimengerti ·
Berpakaian sendiri tanpa
dibantu |
6 tahun |
·
Berjalan lurus ·
Berdiri dengan kaki selama 11
detik ·
Menggambar 6 bagian (contoh :
kepala, badan, 2 tangan dan 2 kaki) ·
Menggambar segi 4 ·
Mengenal angka dan bisa
brhitung 1 -10 ·
Mengerti lawan kata ·
Mengenal warna ·
Mulai belajar mengontrol BAB
dan BAK ·
Meminta pada apa yang dikerjakan
orang yang lebih besar |
6.
Pemenuhan
Kebutuhan Fisik
Asuh merupakan
kebutuhan anak dalam pertumbuhan anak yang berhubungan langsung dengan
kebutuhan fisik anak. kebutuhan asuh dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer
bagi balita, apa apabila kebutuhan ini tidak dapat di penuhi akan
menimbulkan dampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak titik Salah
satu dampak negatif bagi anak yang kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi akan
mengalami kegagalan pertumbuhan fisik, penurunan IQ, penurunan
produktivitas, penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit, dan
peningkatan risiko terjangkit penyakit dan mengalami kematian lebih tinggi
dampak lain kebutuhan ini tidak dipenuhi akan menyebabkan tidak optimalnya
perkembangan otak.
Pemenuhan nutrisi pada
bayi diberikan secara bertahap sesuai dengan usia. Makanan utama pada bayi usia
0-6 bulan adalah air susu ibu atau pemberian ASI eksklusif, Sedangkan pada
setelah bayi berusia 6 bulan mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP ASI).
a. Gizi Seimbang untuk Bayi 0 – 6 bulan
Nutrisi
untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan Yang terbaik
untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan bayi
sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya, murah dan
bersih.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuh kebutuhan nutrisi
bayi usia 0-6 bulan adalah sebagai berikut :
1) Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna
kekuningan (kolostrum)
2) Jangan beri makanan atau minuman selain ASI Susui bayi sesering mungkin
3) Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali
sehari
4) Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu
susui.
5) Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
6) Susui Sampai payudara terasa kosong lalu pindah
ke payudara sisi lainnya
7) Dukungan suami dan keluarga penting dalam keberhasilan ASI
eksklusif
8) Susui anak dalam kondisi menyenangkan, nyaman dan penuh
perhatian
b. Nutrisi bayi 6 – 8 bulan
Pada bayi usia 6 - 8
bulan pemberian ASI diteruskan serta pemberian makanan tambahan mulai
diperkenalkan dengan pemberian makanan lumat dua kali sehari. Pemberian makanan
tambahan diperkenalkan karena keadaan alat cerna sudah semakin kuat. Makanan
yang diberikan pada bayi usia ini harus bervariasi, terutama dalam memilih
bahan makanan yang akan digunakan titik bahan makanan lauk pauk seperti telur,
hati, daging sapi, daging ayam, ikan basah, ikan kering, udang, atau tempe
tahu, dapat diberikan secara bergantian.
Jika anda menyiapkan
MP-ASI yang baik perlu memperhatikan hal berikut :
1) Padat
energi, protein dan zat mikro ( zat besi, Zinc, kalsium, vitamin A, Vitamin C
dan folat)
2) Tidak
berbumbu tajam, tidak menggunakan gula, garam, penyedap rasa dan pengawet
3) Mudah
ditelan dan disukai anak-anak
4) Tersedia
lokal dan harga terjangkau
Umur |
Bentuk makanan |
Berapa kali sehari |
Berapa banyak setiap kali
makan |
6 – 8 bulan |
- ASI - Makanan lumat (bubur dan makanan keluarga yang dilumatkan) |
- Teruskan pemberian ASI - Makanan lumat 2-3 kali sehari - Makanan selingan 1-2 kali sehari (buah, biscuit) |
2-3 sendok makan secara bertahap sehingga mencapai ½
gelas atau 125 ml setiap hari |
c. Kebutuhan nutrisi bayi 9 – 11 bulan
Pemberian makanan pada bayi 9 – 11 bulan adalah sebagai berikut:
1) Teruskan pemberian ASI
2) Berikan MP-ASI yang lebih padat, contohnya bubur nasi,
nasi tim dan nasi lemberk.
Pemberian makanan pada bayi 9 – 11 bulan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Umur |
Bentuk makanan |
Berapa kali sehari |
Berapa banyak setiap kali
makan |
9 – 11 bulan |
- ASI - Makanan lembek atau dicincang yang mudah ditelan anak - Makanan selingan yang dapat dipegang anak diberikan diantara waktu makann
lengkap |
- Teruskan pemberian ASI - Makanan lembek 3-4 kali sehari - Makanan selingan 1-2 kali sehari |
½ gelas/mangkuk atau 125 ml |
Selain hal tersebut, anak juga berikan aneka makanan yang
terdiri dari :
1) Makan pokok, seperti : Nasi, ubi, sagu
2) Lauk hewani : Ikan, telur, hati ayam, daging
3) Lauk nabati: Tempe, tahu, kacang-kacangan.
4) Sayur dan buah-buahan
5) Beri makanan selingan 2 dua kali sehari, contoh : Bubur kacang hijau, pisang, biskuit, kue
tradisional, dan kue lainnya
d. Kebutuhan nutrisi pada bayi umur 12-24 bulan dan anak pra
sekolah
Kelompok
yang rawan gizi adalah bayi balita dan anak prasekolah. ketidaktahuan tentang
cara pemberian makanan yang baik dari jumlah, jenis frekuensi makanan menjadi
suatu penyebab terjadinya masalah kurang gizi pada bayi dan anak. Oleh karena
itu sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kemampuan melakukan KIE tentang
Tuhan gizi pada anak.
Hal yang perlu diperhatikan
adalah : Pemilihan bahan makanan, pengolahan, termasuk kebersihannya pada saat
proses memasak dan penyajiannya serta pemberiannya kepada anak. Pemenuhan giizi
pada anak dapat dilihat pada tabel
berikut :
Umur 12-24 bulan |
Umur 24 bulan atau lebih |
- Teruskan pemebrian ASI - Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak - Berikan 3x sehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari
nasi, lauk-pauk, sayur dan buah - Beri makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantar waktu makan (biskuit,
kue) - Perhatikan variasi makanan |
- Berikan makanan keluarga 3x sehari, sebanyak 1/3 – 1/2 porsi makanan dewasa yang terdiri dari
nasi, lauk-pauk, sayur dan buah - Berikan makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu makan. - Perhatikan jarak pemberian makanan keluarga dan makanan selingan |
7.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan anak umumnya
merupakan interaksi banyak faktor yang saling mempengaruhi. Soetjiningsih (2016),
menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal .
a.
Faktor dalam (Internal)
1)
Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhirproses
pertumbuhan dan perkembangan anak
2)
Perbedaan ras, etnik atau bangsa Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan
orang Indonesia atau bangsa lainnya, sehingga postur tubuh tiap bangsa
berlainan
3)
Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
4)
Umur
Masa pranatal, masa bayi dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibanding masa lainnya.
5)
Jenis kelamin
Wanita akan mengalami masa prapubertas lebih dahulu dibanding
laki-laki.
6)
Kelainan kromosom Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan,
misalnya Down’s sindroma
7)
Pengaruh hormon Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa
pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan
yang mana saat tersebut terjadi pertumbuhan cepat. Hormon yang berpengaruh terutama hormon
pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu
kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisma, maturasi tulang, gigi dan otak.
b.
Faktor lingkungan (eksternal)
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh, dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu pranatal, natal, dan pasca natal.
1)
Faktor pra natal (selama kehamilan)
Faktor lingkungan
pranatal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan per kembangan janin mulai
dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
a)
Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi
pertumbuhan janin, terutama trimester akhir kehamilan.
b)
Mekanis.
Posisi janin yang
abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan kongenital misalnya club
foot.
c)
Toksin, zat kimia.
Zat-zat kimia yang
dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat antikanker, rokok,
alkohol beserta logam berat lainnya.
d)
Kelainan endokrin
Hormon-hormon yang
mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, tiroid, insulin,
hormon plasenta, peptida- peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin.
Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga terjadi
retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.
e)
Radiasi
Radiasi pada janin
sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan
otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang
laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
f)
Infeksi
Setiap hiperpirexia
pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan
cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat
menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan
lain-lain
g)
Kelainan imunologi
h)
Psikologis ibu
2)
Faktor Natal / Persalinan
Riwayat kelahiran
dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi
sehingga berisiko terjadinya kerusakan
jaringan otak.
3)
Faktor Pasca natal
Seperti halnya pada
masa pranatal, faktor yang berpengaruh
terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan
kongenital, lingkungan fisik dan kimia,
psikologis, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan
obat-obatan.
1.2
Tinjauan Asuhan Teori Asuhan Kebidanan
A.
Penjelasan
Asuhan
kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada
klien, yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan. Asuhan
kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam
memberikan pelayananing kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah
kebidanan meliputi masa kehamilan, persalianan, nifas, bayi, dan keluarga
berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan
masyarakat. ( Asrina, dkk,2017)
1.
Pendokumentasian asuhan kebidanan
Pendokumentasian adalah suatu pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap keadaan yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan.pendokumentasian atau catatan manajeman kebidanan dapat diterapkan
dengan metode SOAP.Dalam metode SOAP, S adalah data subyektif, O adalah data
objektif, A adalah analis/assesment dan P adalah planning. SOAP merupakan
catatan yang sederhana, jelas, logis dan singkat.
2.
Standar asuhan kebidanan menurut
kepmenkes RI no 038/menkes/2007
Standar asuhan kebidanan adalah acuan proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan,
perumusan masalah diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.
Standar I : pengkajian data
Pernyataan standar :
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,
relevan dan lengkap dari sumbeer yang berkaitan dengan kondisi klien.
Kriteria pengkajian ;
1)
Data tepat, akurat dan lengkap
2)
Terdiri dari data subjektif (
hasil anamnesa. Biodata, keluhan utama, riwayat obstetrik dan riwayat kesehatan
dan latar belakang sosial budaya)
3)
Data objektif ( hasil pemeriksaan
fisik, psiklogo dan pemeriksaan penunjang)
Standar
II : perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan
Pernyataan standar :
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada
pengkajian, menginterprestasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnose dan maslah kebidanan yang tepat.
Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalajh
kebidanan :
1)
Diagnosa sesuai dngan nomenklatur
kebidanan
2)
Masalah dirumuskan sesuai dengan
kondisi klien
3)
Dapat diselesaikan dengan asuhan
kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Standar III : perencanaan
Pernyataan standar :
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan
diagnosa dan masalah yang ditegakkan
Kriteria perencanaan :
1)
Rencana tindakan disusun
berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan
antisipasi dan asuhan secara komprehensif.
2)
Melibatkan klien/ pasien dan atau
keluarga
3)
Mempertimbangkan kondisi
psikologos sosial budaya klien kleuarga
4)
Memilih tindakan yang aman sesuai
kindisi dan kebutuhan klien berdsarkan evidence based fdan memastikan bahwa
asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5)
Mempertimbangkan kebijakan da
peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang ada
Standar IV : implementasi
Pernyataan standar:
Bidan
melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efektif dan
aman berdasarjan evidence based kepada klien, dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitasi. Dilaksananakan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
Kriteria implementasi :
1)
Memperhatika keunikan klien
sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-kultural
2)
Etiap tindakan asuhan harus
mendapatkan persetujuan dari klien atau keluarganya (informed consent)
3)
Melaksanakan tindakan asuhan
berdasarkan evidence based
4)
Melibatkan klien dalam setiap
tindakan
5)
Menjaga privasi klien
6)
Melaksankan prinsip pencegahan
infeksi
7)
Mengikuti perkembangan kondisi
klien secara berkesinambungan
8)
Menggunakan sumber daya, sarana,
dan fasilitas yang ada dan sesuai
9)
Melakukan tindakan sesuai standar
10)
Mencatat semua tindakan yang
telah dilakukan
Standar
V : evaluasi
Bidan
melakukan evaluasi secara sitematis dan berkesinambungan untuk melihat
keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan.
Kriteria hasil:
1)
Penilaian dilakukan segera setelah
melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien
2)
Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan kepada keluarga
3)
Evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan kepada keluarga
4)
Evaluasi dilakukan sesuai dengan
standar
5)
Hasil evaluasi ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi klien
Standar
VI : pencatatan asuhan kebidanan
Pernyataan
standar :
Bidan
melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai
keadaan/kejadian yang ditemukan.
Kriteria pencatatan asuhan
kebidanan:
1)
Pencatatan dilakukan segera
setelah melaksanakan asuhan pada formuir yang tersedia rekam medis/KMS (kartu
menuju sehat/KIA(kesehatan ibu dan anak/sttus pasien)
2)
Ditulis dalambentuk catatan
perkembangan SOAP
3)
S adalah data subjektif, mencatat
hasil anannesa
4)
O adalah data objektif, mencatat
hasil pemeriksaan
5)
A adalah hasil analisa, mencatat
diagnosa dan masalah kebidanan
6)
P adalah penatalaksanaan,
mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan yang sudah dilakukan
DAFTAR
PUSTAKA
-
Arfiana, Lusiana arum. 2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta :
Transmedika
-
Asrinah Shinta, dkk. 2017. Konsep
Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
-
Kemenkes
RI. 2020.
Profil Dinas Kesehatan Indonesia. Jakarta
-
Marmi, Raharjo Kukuh. 2018. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
-
Rudolph, A. M. 2015. Buku Ajar Pediatri Rudolph (Volume1).
Jakarta: EGC.
-
Seotjiningsih. 2016 Tumbuh kembang anak edisi 2. Buku kedokteran EGC.
-
Sutomo, B.Pd. S. & Yanti A.D. 2016. Menu sehat alami untuk batita dan Balita.
DeMedia.
-
Potts, N. L., & Mandleco, B. L. 2016.
Pediatric Nursing Caing for Children and
their Families (3rd ed). New York: Delmar Cengage Learning.
-
Wafi Nur Muslihatun. 2016.
Asuhan Neonatus Bayi Dan
Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
No comments:
Post a Comment