Monday, 25 October 2021

MAKALAH GAGAL GINJAL

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Ginjal merupakan organ sistem urinaria yang terletak disebelah kanan dan kiri tulang belakang di luar rongga peritonium. Setiap ginjal mempunyai panjang 6 sampai 7,5 cm, dan tebal 1,5 sampai 2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gr. Ginjal terdiri atas struktur halus kurang lebih 1 juta nefron pada setiap ginjal.1

Bagian nefron meliputi suatu glomerolus dimana cairan di filtrasikan, dan suatu tubulus yang merupakan tempat cairan diubah menjadi urine dalam perjalannya ke pelvis ginjal, dan selanjutnya ke ureter sampai kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh. Cairan yang di filtrasikan melalui glomerulus ke dalam kapsula bowman disebut filtrat glomerolus yang dibentuk setiap menit dalam semua nefron kedua ginjal. Proses pembentukan filtrat tersebut dinamakan laju filtrasi glomerolus (LFG / GFR). Orang normal mempunyai LFG rata-rata 125 ml/mt atau 180 liter per hari. Kurang lebih 80% filtrate terdiri atas air, elektrolit, glukosa,protein dan asam amino di kembalikan kealiran darah melalui reabsorpsi pada tubulus proksimus. Zat lain seperti urea, kreatinin, hidrogen dan amonia disekresikan melalui urine.2

Bila glomerolus rusak maka tekanan cairan interstisium diruang bowman dan tubulus disekitarnya akan meningkat secara drastis. Kondisi ini menyebabkan kolapnya nefron-nefron dan kapiler peritubulus (glomerolus) disekitarnya terjadi hipoksia dan cedera atau kematian sel ginjal. Akibatnya fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, mempertahankan keseimbangan air, garam, elektrolit dan juga sebagai kelenjar endokrin akan mengalami gangguan yang disebut gagal ginjal. Gagal ginjal yang terjadisecara mendadak disebut gagal ginjal akut, biasanya reversibel (dapat disembuhkan). Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progesif ireversibel disebut gagal ginjal kronik.3

2.      RUMUSAN MASALAH

Apa saja kelainan yang timbul akibat gangguan metabolisme pada ginjal.

3.      TUJUAN

Dapat mengetahui apa saja kelaianan akibat gangguan metabolisme pada ginjal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    GAGAL GINJAL

1.      Gagal Ginjal

Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau ginjal gagal melakukan fungsi regulernya
Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrine, metabolik, cairan, elektrolit dan asam basa.
4

Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun.5

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).5 Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun.6

 

 

 

2.      Penyebab Gagal Ginjal

Pada gagal ginjal akut, fungsi ginjal hilang dengan sangat cepat dan dapat terjadi dari suatu luka tubuh yang bervariasi. Daftar dari penyebab-penyebab ini seringkali dikatagorikan berdasarkan dimana luka terjadi. Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kaliberdampak kerusakan ginjal diantaranya:2,7

a)      Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)

b)      Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)

c)      Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)

d)     Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik

Menderita penyakit kanker (cancer)

e)       Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)

f)       Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah;

Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.8

          Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya kasus lainnya yang menyebabkan rusaknya ginjal Seringnya mengkonsumsi minuman berenergi juga dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal. Saya mewawancarai ibu dari pasien yang sedang menjalani Hemodialisa atau biasa orang menyebutnya “cuci darah” di RS, Sentra Medika Cibinong. Pasien bernama CH, Laki-laki, usia 24 tahun.8

CH sudah menjalani Hemodialisa kurang lebih 3 bulan. “ awalnya CH sering nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kemudian saya langsung saja membawa CH berobat kerumah sakit kemudian oleh dokter disarankan periksa darah Hemoglobin, Leukosit, Thrombosit, Hematokrit, Glukosa, SGOT, SGPT, Ureum, dan Creatinin. Setelah diperiksakan darah hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut dibacakan oleh dokter, nilai  Leukosit, Thrombosit, SGOT, SGPT,dan Glukosanya normal, hanya saja untuk nilai Hb dan Hematokritnya rendah. Kemudian untuk nilai ureum dan kreatininnya sangat tinggi, nilainya diatas normal Ureum: dan Kreatinin: .Kemudian dokter menyarankan saya untuk melakukan tindakan cuci darah atau hemodialisa segera. Dari situ dokter langsung memvonis CH mengalami kerusakan pada fungsi ginjalny” Ujar Ibu CH.

“Sebelum CH mengalami sakit seperti ini, dulu dari SMP CH sering sekali mengkonsumsi minuman berenergi merk.X setiap hari, bahkan sehari bisa minum 3 sampai 4 kali sehari katanya kalo gak minum lemes   dan jarang sekali dia minum air putih, padahal saya sudah bawel tentang kebiasaannya tersebut”. Ujar Ibu CH.

 

3.      Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal

Tanda-tanda dari gagal ginjal sebenarnya tidak kelihatan secara bersamaan. Dengan pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui dengan lebih cermat dan akurat apakah tanda-tanda itu mengarah pada kemungkinan gagal ginjal.

Beberapa tanda atau gejala gagal ginjal umum yang perlu diketahui :9

1)    Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya.

2)  Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk kencing.

3)   Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara lain karena ginjal tidak bisa membuang air yang berlebih.

4)    Lekas capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal.

5)  Sesak napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering disalahartikan sebagai asma atau kegagalan jantung.

6)    Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut.

7)    Rasa pegal di punggung.

8)    Gatal-gatal, utamanya di kaki.

9)    Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah

Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami penderita secara akut antara lain :9

1) Nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing.

2)  Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.

Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain :9

1) Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.

2)  Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif .

4.      Macam- macam Gagal Ginjal

A.    Gagal Ginjal Akut

1.      Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)

Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah :2

a)      Penipisan volume

b)      Hemoragi

c)      Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)

d)      Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik)

e)      Gangguan efisiensi jantung

f)       Infark miokard

g)      Gagal jantung kongestif

h)       Disritmia

i)        Syok kardiogenik

j)        Vasodilatasi

k)       Sepsis

l)         Anafilaksis

Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi

2.      Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)

Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :2

a)      Cedera akibat terbakar dan benturan

b)      Reaksi transfusi yang parah

c)      Agen nefrotoksik

d)     Antibiotik aminoglikosida

e)      Agen kontras radiopaque

f)       Logam berat (timah, merkuri)

g)      Obat NSAID

h)      Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida)

i)        Pielonefritis akut

j)        glumerulonefritis

3.      Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)

Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :2

a)         Batu traktus urinarius

b)        Tumor

c)         BPH

d)        Striktur

e)         Bekuan darah

5.      Patofisilogi Gagal Ginjal Kronis

Umumnya gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal intrinsic difus dan menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan berakhir dengan gagal ginjal kronik. Umumnya penyakit diluar ginjal, missal nefropati obstruktif dapat menyebabkan kelainan ginjal intrinsic dan berakhir dengan gagal ginjal kronik.4

Glomerulonefritis hipertensi essensial dan pielonefritis merupakan penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik kira-kira 60%. Gagal ginjal kronik yang berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan nefropati obstruktif hanya 15 – 20 %. Glomerulonefritis kronik merupakan penyakit parenkim ginjal progresif dan difus, seringkali berakhir dengan gagal ginjal kronik. Laki-laki lebih sering dari wanita, umur 20 – 40 tahun. Sebagian besar pasien relatif muda dan merupakan calon utama untuk transplantasi ginjal. Glomerulonefritis mungkin berhubungan dengan penyakit-penyakit system (Glomerulonefritis sekunder) seperti Lupus Eritomatosus Sitemik, Poliarthritis Nodosa, Granulomatosus Wagener. Glomerulonefritis (Glomerulopati) yang berhubungan dengan diabetes melitus (Glomerulosklerosis) tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir dengan gagal ginjal kronik. Glomerulonefritis yang berhubungan dengan amiloidosis sering dijumpai pada pasien-pasien dengan penyakit menahun sperti tuberkolosis, lepra, osteomielitis, dan arthritis rheumatoid, dan myeloma.4

Penyakit ginjal hipertensif (arteriolar nefrosklerosis) merupakan salah satu penyebab gagal ginjal kronik. Insiden hipertensi essensial berat yang berekhir dengan gagal ginjal kronik kurang dari 10 %. Kira-kira 10 -15% pasien-pasien dengan gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal. Pada orang dewasa, gagal ginjal kronik yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih dan ginjal (Pielonefritis) tipe uncomplicated jarang dijumpai, kecuali tuberculosis, abses multiple, nekrosis papilla renalis yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.10

Seperti diketahui,nefritis interstisial menunjukkan kelainan histopatologi berupa fibrosis dan reaksi inflamasi atau radang dari jaringan interstisial dengan etiologi yang banyak. Kadang dijumpai juga kelainan-kelainan mengenai glomerulus dan pembuluh darah, vaskuler. Nefropati asam urat menempati urutan pertama dari etiolgi nefrotis interstisial.11

a)                  Diabetus mellitus

b)                  Glumerulonefritis kronis

c)                  Pielonefritis

d)                 Hipertensi tak terkontrol

e)                  Obstruksi saluran kemih

f)                   Penyakit ginjal polikistik

g)                  Gangguan vaskuler

6.      Gejala Gagal Ginjal

Adapun gejala yang ditimbulkan pada penderita gagal ginjal yaitu : 5

1.                  Tekanan darah meningkat karena overload cairan dan produksi hormon vasoaktif diciptakan oleh ginjal melalui RAS (renin-angiotensin system), meningkatkan risiko seseorang mengembangkan hipertensi dan atau penderitaan dari [gagal jantung (kongestif)

2.                  Urea terakumulasi, yang mengarah ke azotemia dan akhirnya uremia (gejala mulai dari kelesuan ke perikarditis dan ensefalopati). Urea diekskresikan oleh keringat dan mengkristal pada kulit ("frost uremic").

3.                  Kalium terakumulasi dalam darah (dikenal sebagai hiperkalemia dengan berbagai gejala termasuk malaise dan berpotensi fatal aritmia jantung s)

4.                  Erythropoietin sintesis menurun (berpotensi menyebabkan anemia, yang menyebabkan kelelahan)

5.                  Overload volume yang Fluida - gejala dapat berkisar dari ringan edema untuk mengancam kehidupan edema paru

6.                  Hyperphosphatemia - karena ekskresi fosfat berkurang, terkait dengan hipokalsemia (karena 1,25 hidroksivitamin D 3 ]] defisiensi), yang karena stimulasi faktor pertumbuhan fibroblast -23-

7.                  Belakangan ini berkembang menjadi hiperparatiroidisme sekunder, osteodistrofi ginjal dan kalsifikasi vaskular yang berfungsi juga mengganggu jantung.

8.                  Metabolik asidosis, karena akumulasi sulfat, fosfat, asam urat dll ini dapat menyebabkan aktivitas enzim diubah oleh kelebihan asam yang bekerja pada enzim dan eksitabilitas juga meningkat membran jantung dan saraf dengan promosi (hiperkalemia)  karena kelebihan asam (asidemia)

 

 

 

 

 

7.      Cara Pengobatan Gagal ginjal

Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai terapi pendamping (komplementer ) utamadengan tujuan mengatasi racun tubuh, mencegah terjadinya infeksi dan peradangan, dan memperbaiki jaringan ginjal yang rusak. Caranya adalah diet ketat rendah protein dengan kalori yang cukup untuk mencegah infeksi atau berkelanjutannya kerusakan ginjal. Kalori yang cukup agar tercapai asupan energi yang cukup untuk mendukung kegiatan sehari– hari, dan berat badan normal tetap terjaga .12

Keberhasilan penatalaksanaan pengaturan pola konsumsi pangan pada penderita gagal ginjal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dimaksud antara lain motivasi atau keyakinan sembuh terhadap program pengobatan yang diberikan. Faktor penting dalam mencapai kepatuhan pasien yaitu melalui dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, dan uang.13

Pengaturan diet pada penyakit gagal ginjal yang menjalani hemodialisis sedemikian kompleks, pengaturan diet tersebut sangat sukar untuk di patuhi oleh pasien sehingga memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup penderita. Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.

Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa(dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal .13

7.      Definisi Batu Saluran Kemih

Batu saluran kemih atau BSK adalah terbentuknya batu di saluran kemih yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi. Berdasarkan tempat pembentukannya, batu urin ini dapat dibagi 2 menjadi batu ginjal (dengan ukuran bervariasi mulai dari partikel kecil sampai batu staghorn yang besar dimana dapat mengisi seluruh pelvis renal) dan batu kandung kemih. Batu ginjal ini berbeda dengan batu kandung kemih baik dari susunan kimia, epidemiologi dan gambaran kliniknya. Batu ginjal terutama terdapat pada dewasa dengan golongan sosial ekonomi menengah atas, sedangkan batu kandung kemih banyak terdapat pada anak dengan sosial ekonomi yang jelek dan biasanya berhubungan dengan malnutrisi. Berdasarkan lokasi, batu urin dapat dibagi menjadi batu urin bagian atas dimana batu berada dalam atau ginjal atau ureter, dan batu urin bagian bawah dimana batu berada dalam kandung kemih dan uretra. Pada umumnya batu urin bagian atas ini merupakan batu ginjal.14

 

8.      Patogenesis

Ada 5 teori patogenesis pembentukan batu saluran kemih pada umumnya:15,16

1. Teori supersaturasi

Urin mempunyai kemampuan melarutkan lebih banyak zat yang terlarut bila dibandingkan dengan air biasa. Campuran beberapa ion aktif dalam urin menimbulkan interaksi sehingga mempengaruhi kelarutan elemen-elemen urin. Bila konsentrasi zat-zat yang relatif tidak larut dalam urin seperti kalsium, aksalat, fosfat, dan sebagainya makin meningkat dalam urin, maka akan terbentuk kristalisasi zat-zat tersebut. 16

2. Teori nukleasi/ adanya nidus

Nidus atau nukleus yang terbentuk, akan menjadi inti presipitasi yang kemudian terjadi. Zat/keadaan yang dapat bersifat sebagai nidus adalah ulserasi mukosa, gumpalan darah, tumpukan sel epitel atau pus, bahkan juga bakteri, jaringan nekrotik iskemi yang berasal dari neoplasma atau infeksi, dan benda asing. 16

3. Teori tidak adanya inhibitor

Supersaturasi kalsium, oksalat dan asam urat dalam urin dipengaruhi oleh adanya inhibitor kristalisasi. Pada penderita BSK, biasanya tidak didapatkan zat yang bersifat sebagai penghambat dalam pembentukan batu. Magnesium, sitrat, dan pirofosfat dapat menghambat nukleasi spontan kristal kalsium. Zat lain mempunyai peranan inhibitor, antara lain : asam amino, terutama alanin, sulfat, fluoride, dan serg.16

4. Teori epitaksi

Epitaksi adalah peristiwa pengendapan suatu kristal di atas di atas permukaan kristal lain. Misalnya, bila supersaturasi urin oleh asam urat telah terjadi oleh suatu sebab, misalnya masukan purin yang meningkat, maka konsentrasi asam urat meninggi sehingga terjadi pembentukan kristal asam urat. Bila pada penderita ini kemudian terjadi peningkatan masukan kalsium dan oksalat, maka akan terbentuk kristal kalsium oksalat. Kristal kalsium oksalat ini kemudian akan menempel di permukaan kristal asam urat yang telah terbentuk sebelumnya, sehingga ditemukan batu saluran kemih yang intinya terjadi atas asam urat yang dilapisi oleh kalsium oksalat di bagian luarnya.16

5. Teori kombinasi

Pertama, fungsi ginjal harus cukup baik untuk dapat mengekskresi zat yang dapat membentuk kristal secara berlebihan. Kedua, ginjal harus dapat menghasilkan urin dengan pH yang sesuai untuk kristalisasi. Dari kedua hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ginjal harus mampu melakukan ekskresi suatu zat secara berlebihan dengan pH urin yang sesuai sehingga terjadi presipitasi zat-zat tersebut. Ketiga, urin harus tidak mengandung sebagian atau seluruh inhibitor kristalisasi. Keempat, kristal yang telah terbentuk harus berada cukup lama dalam urin, untuk dapat saling beragregasi membentuk nukleus, yang selanjutnya akan menganggu aliran urin. Stasis urin yang terjadi memegang peranan penting dalam pembentukan batu saluran kemih, sehingga nukleus yang telah terbentuk dapat tumbuh.16

9.      Klasifikasi dan komposisi batu

Komposisi batu oksalat adalah kalsium oksalat monohidrat dan kalsium oksalat dihidrat. Komposisi batu asam urat terdiri dari asam urat dan asam urat hidrat. Magnesium ammonium fosfat hexahidrat, karbonat apatite, dan calcium hydrogenphosphate dihydrate merupakan komposisi batu fosfat. Untuk batu yang didapat secara genetik pula, komposisinya adalah sistin, xantine, dan 2,8-Dihydroxyadenine.8

10.  Jenis-jenis batu

1. Batu Struvit

Batu infeksi yang sering didiagnosa pada anak laki-laki di bawah 5 tahun. Lebih dari 90% di antaranya telah mengalami infeksi urin pada saat diagnosa. Fragmen batu lembut dan mudah keluar melalui urin. Batu sering terletak pada saluran kemih bagian atas, biasanya pelvis ginjal, dan disebut 'staghorn' sebagai akibat dari bentuknya. Batu yang terbentuk biasanya disebabkan infeksi saluran kemih oleh Proteus spp, Klebsiella spp, Escherichia coli, Pseudomonas spp dan lain-lain yang mengakibatkan alkalinisasi urin dan produksi ammonia secara berlebihan. Keadaan ini akan akan menyebabkan presipitasi magnesium ammonium phosphate(struvit) .17

2. Batu Kalsium

Batu yang mengandung kalsium sering dikaitkan dengan kelainan metabolik yang mendasarinya, terutama jika disertai nefrokalsinosis. Pada masa kanak-kanak, tiga penyebab paling umum dari nefrokalsinosis adalah kondisi hypercalciuric, asidosis tubulus distal ginjal, dan hyperoxalurias. Hiperkalsiuria idiopatik belum mempunyai penjelasan yang jelas, tetapi pada hiperkalsiuria absorptif, terjadi peningkatan dalam absorpsi kalsium di usus.17

3. Batu Sistin

Sistiuria adalah defek pada transportasi sistin, lisin, ornitin, dan arginin ke intestinal dan membrane sel renal tubular yang diturunkan. Batu sistin terjadi pada anak dari semua golongan usia. 25% pasien mendapat batu pertama mereka selama masa kanak-kanak. Pada anak-anak yang sangat muda, batu kandung kemih mungkin terbentuk, manakala pada anak yang lebih dewasa, batu ginjal lebih sering terbentuk. Semua batu sistin bersifat radio-opak, and kadang-kadang tidak kelihatan pada plain abdominal film.17

4. Batu Asam Urat

Asam urat berasal dari sumber endogen, serta dari konsumsi makanan yang mengandung purin. Berkurangnya volume urin disertai dengan dehidrasi, hyperuricemia dan pH urin yang terus-menerus kurang daripada 6 merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan batu asam urat.17

11.  Manifestasi Klinis

Gejala dapat bervariasi dan tergantung pada lokasi dan ukuran batu. Anak-anak dengan urolitiasis biasanya mengalami hematuria. Jika kalkulus berada dalam pelvis ginjal, kaliks, atau ureter dan menyebabkan ostruction, maka nyeri perut atau panggul yang parah (kolik ginjal) akan terjadi. Biasanya rasa sakit menjalar ke skrotum atau labia. Seringkali rasa sakit terjadi secara intermitten, sesuai dengan periode obstruksi aliran urin. Jika kalkulus dalam ureter distal, anak mungkin mengalami gejala iritasi seperti disuria, urgensi, dan frekuensi. Apabila batu masuk ke dalam kandung kemih, anak biasanya asimtomatik. Jika batu di saluran kencing, disuria dan kesulitan berkemih dapat terjadi.Batu kecil yang tidak menimbulkan gangguan atau ‘silent stones’ yang terletak di kaliks ginjal kadang-kadang ditemukan secara kebetulan pada x-ray atau mungkin adanya hematuria tanpa gejala. Batu- batu seperti ini sering keluar tanpa menimbulkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan.18

 

1) Gejala batu ginjal

Batu pada ginjal dapat tertahan di persimpangan ureteropelvic, sehingga terjadi obstuksi ureter akut dengan kolik intermitten yang berat di pinggang. Nyeri bisa berlokalisasi di sudut costovertoral. Hematuria dapat terjadi, hilang timbul atau terus-menerus, dan secara mikroskopis atau secara gross.18

2) Gejala batu ureteral

Batu yang masuk ke ureter dapat menghasilkan kolik ureter, yang akut, tajam di panggul. Hematuria dapat menyertai. Batu yang bergerak turun dari ureter ke tepi panggul dan pembuluh iliaka akan menghasilkan kejang yang intermitten, tajam dan nyeri kolik yang menjalar ke sisi lateral dan sekitar daerah pusar. Apabila batu melewati ureter distal, kandung kemih, nyeri tetap tajam tapi dengan qualitas nyerinya memudar. Mual, muntah, diaphoresis, takikardia mungkin menyertai dan pasien biasanya tidak nyaman.18

3) Gejala batu kandung kemih

Apabila batu masuk kedalam kandung kemih, disuria, urgensi, dan frekuensi dapat berupa satu-satunya gejala yang dialami.18

12.  Diagnosis

1.      Anamnesis Batu diklasifikasikan berdasarkan komposisi. Pengetahuan tentang komposisi dapat membantu untuk merancang terapi, tetapi komposisi kimia dari batu biasanya tidak berpengaruh terhadap manifestasi klinis. Manifestasi klinis lebih dipengaruhi oleh kriteria berikut : 15,19

• Ukuran batu ( batu yang lebih besar cenderung menyebabkan gejala yang lebih, walaupun beberapa batu yang besar tidak menunjukkan gejala)

• Lokasi batu

• Obstruksi aliran pengeluaran urin

• Pergerakan batu (dari renal pelvis ke kandung kemih)

• Adanya infeksi saluran kemih

Manifestasi bergantung pada usia. Simptom seperti nyeri panggul dan hematuria lebih cenderung pada anak yang lebih dewasa. Simptom yang tidak spesifik seperti muntah, iritabilitas lebbih cenderung pada anak yang lebih muda. Anamnesis harus melingkupi pertanyaan mengenai kekeraban infeksi saluran kemih, kekeraban nyeri abdomen, hematuria (mikroskopik atau gross), asupan makanan (oksalat, purin, kalsium, fosfat, fruktosa, protein hewani), konsumsi obat-obatan (obat anti-kanker, glukokortikoid, allopurinol, loop diuretic), asupan vitamin (A, D), asupan cairan. Anamnesis juga harus merangkumi pertanyaan berkenaan penyakit kronik (renal tubular acidosis, penyakit radang usus, short-gut syndrome, cystic fibrosis) dan riwayat bedah urologi (transplantasi ginjal). Disebabkan beberapa batu ginjal dapat diwariskan, riwayat keluarga untuk mengidentifikasi anggota keluarga lain dengan riwayat batu adalah penting. Dalam beberapa laporan dinyatakan bahwa, sebanyak 70% dari anak-anak dengan hiperkalsiuria idiopatik memiliki riwayat keluarga dengan batu. 19

2.      Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada anak dengan urolithiasis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang paling penting termasuk usia, nyeri, infeksi, dan proses yang mendasari pembentukan batu. Kebanyakan anak dengan batu saluran kemih mempunyai hasil pemeriksaan fisik yang normal. Pengecualian untuk temuan normal pada pemeriksaan fisik meliputi berikut ini: 19

 

• Hipertensi ( dapat menyertai obstruksi urin atau nyeri)

• Takikardi pada anak dengan nyeri.

 

3.      Pemeriksaan penunjang

        i.            Urinalisis

Urinalisis dengan kultur urin dan tes sensitivitas adalah wajib. Laporan dapat mengungkapkan hematuria mikroskopik atau gross dan piuria dengan atau tanpa infeksi. Tinggi atau rendahnya pH urine dan adanya kristal dapat memberikan petunjuk apakah batu bersifat basa atau asam. Pengumpulan urin 24 jam harus dilakukan untuk mengevaluasi kalsium, natrium, phospharus, magnesium, oksalat, asam urat, sitrat, sulfat, kreatinin, pH, dan volume total. Urin 24 jam yang pertama harus menjadi spesimen acak. Urin 24 jam yang kedua harus diperoleh setelah pasiendietsodium, oksalat, dan kalsium. 20

      ii.            Penilaian serum

Hitung darah lengkap dapat mengungkapkan peningkatan jumlah darah putih yang menunjukkan infeksi sistemik kemih, atauberkurangnya jumlah sel darah merah yang menunjukkan keadaan penyakit kronis atau keadaan hematuria yang parah. Serum elektrolit, BUN, kreatinin, kalsium, asam urat, dan fosfor menilai fungsi ginjal, dehidrasi, dan risiko metabolik pembentukan batu di masa depan. Peningkatan nilai PTH akan mengkonfirmasi diagnosis hiperparatiroidisme. 20

    iii.            Penilaian radiologik

Intravenous Pyelography (IVP) memberikan informasi mengenai anatomi dan fungsional, mengidentifikasi ukuran yang tepat dan lokasi batu, adanya dan tingkat keparahan obstruksi, dan kelainan ginjal atau ureter. Computed Tomography (CT) Scan dipercayai menjadi pemeriksaan radiografi yang terbaik untuk kolik ginjal akut karena menunjukkan gambaran dari saluran kemih dan menunjukkan penetrasi kontras intravena yang tertunda pada ginjal yang mengalami obstruksi. Penetrasi kontras yang tertunda adalah tanda terjadinya obstruksi urin yang akut. Disebabkan berbagai alasan, CT scan dianggap melebihi kemampuan IVP dalam mendeteksi kalkuli ginjal dan ureter, dan secara rutin dilakukan pada kebanyakan pasien yang dicurigai menderita urolitiasis. 20

Ultrasonografi ginjal merupakan pencitraan yang lebih peka untuk mendeteksi batu ginjal dan batu radiolusen daripada foto polos perut. Cara terbaik untuk mendeteksi BSK ialah dengan kombinasi USG dan foto polos perut.21 Plain adominal X-Ray yang melibatkan radiografi ginjal, ureter, dan kandung kemih akan mengidentifikasi batu ginjal yang radiopak. X-ray abdomen sangat membantu dalam mendokumentasikan jumlah, ukuran, dan lokasi batu dalam saluran kemih dan radiopacity dapat memberikan informasi mengenai jenis batu.20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

1.      Kesimpulan

·         Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah.

·         Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal.

·         Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal akut (acute renal failure = ARF) dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung terus selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai ginjal tidak dapat berfungsi sama sekali (end stage renal disease).

·         Urolithiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat sedangkan nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal. Nefrolitiasis merujuk pada penyakit batu ginjal. Batu atau kalkuli dibentuk di dalam saluran kemih dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari substansi ekskresi di dalam urine.

·         Batu dapat ditemukan di setiap bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan ukurannya bervariasi dari deposit granuler yang kecil, yang disebut pasir atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang berwarna orange.Penyebab yang akan timbul hiperkalemia dan hiperkalsiuria disebabkan oleh hiperparatiroidisme, asidosis tubulus ginjal, multiple myeloma, serta kelebihan asupan vitamin D, susu, dan alkali. Dehidrasi kronis, asupan cairan yang buruk, dan imobilitas. Adapun faktor predisposisinya orang yang pernah menderita batu ginjal cenderung untuk kambuh.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1.        Dr.Wurjanto S-K. anatomi-ginjal RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

2.        Prof. Dr. Burhanuddin Nst, SpPK-KN F. Faal ginjal.

3.        López-Novoa JM, Martínez-Salgado C, Rodríguez-Peña AB, Hernández FJL. Common pathophysiological mechanisms of chronic kidney disease: Therapeutic perspectives. Pharmacol Ther. 2010;128(1):61-81. doi:10.1016/j.pharmthera.2010.05.006.

4.        Nadia Nuzularahim. GANGGUAN_FAAL_GINJAL. 2015.

5.        A. P, M B. Gagal Ginjal Kronik et causa Glomerulonefritis Kronis yang Disertai Gastroenteritis. Medula. 2013;1(5):14-20.

6.        Gumalasari N. Patofisiologi Gagal Ginjal Kronis. http://www.academia.edu/7562917/Patofisiologi_Gagal_Ginjal_Kronis.

7.        Alam S. Gagal Ginjal. Hub Pola Hidup Sedentarian Dengan Kejadian Obesitas Sent Pada Pegawai Pemerintah Di Kant Bupati Kabupaten Jeneponto. 2013:6. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5671/Jurnal Istiqamah MKMI.pdf?sequence=1.

8.        Thomas R, Kanso A, Sedor JR. Chronic kidney disease and its complications. Prim Care. 2008;35(2):329-44, vii. doi:10.1016/j.pop.2008.01.008.

9.        dr.p.n.dogra. Annual conference of the north zone chapter of urological society of india. 2017:1-113.

10.      Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Situasi Penyakit Ginjal Kronis. InfoDATIN. 2017. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjmltCm4r_VAhXHkZQKHVn_CpQQFggmMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin%2520ginjal%25202017.pdf&usg=A.

11.      Faradilla N. Gagal Ginjal Kronik. Gagal Ginjal Kron. 2009:0-8. doi:10.1007/s10546-009-9418-y.

12.      Jeffery KJ. Theoretical accounts of spatial learning: A neurobiological view (commentary on Pearce, 2009). Q J Exp Psychol. 2010;63(9):1683-1699. doi:10.1080/17470210903540771.

13.      Karam G, Kälble T, Alcaraz  a, et al. Guidelines on Renal Transplantation. Ren Transplant - Eur Assoc Urol. 2009;(March):327-337. doi:10.1056/NEJM199408113310606.

14.      Ananda RP. Evaluasi Batu Kandung Kemih Di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng 2014. 2015:1-76.

15.      Dinda. Urolithiasis (batu saluran kemih). Manaj Mod dan Kesehat Masy. 2011:1-4.

16.      Pirklbauer M, Mayer G. The exchangeable calcium pool: Physiology and pathophysiology in chronic kidney disease. Nephrol Dial Transplant. 2011;26(8):2438-2444. doi:10.1093/ndt/gfr207.

17.      Colella J. Urolithiasis/Nephrolithiasis: What’s It All About? 2005;25(6):427-449.

18.      Bozkurt Y, Ece A, Yolbaş İ, Sancaktutar AA, Kelekçİ S, Yel S. Pediatrik ürolitiy azis : 342 hastaya ait verilerin değerlendirilmesi Pediatric Urolithiasis : An Evaluation of 342 cases. 11(2):21-25.

19.      D, hidayah i, T, Nughroho, A W. hubungan lokaasi batu ureter dengan manifestasi klinis pada pasien ureterolithiasis. 2013.

20.      Cramer MT, Charlton JR, Fogo AB, Fathallah-Shaykh SA, Askenazi DJ, Guay-Woodford LM. Expanding the phenotype of proteinuria in Dent disease. A case series. Pediatr Nephrol. 2014;29(10):2051-2054. doi:10.1007/s00467-014-2824-5.

21.      Purniti PS. Prognostic factors and survivals of children with steroid-resistant nephrotic syndrome. Paediatr Indones. 2011;51(1):207-212.

 

 

No comments:

Post a Comment