DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
Bab II : Pembahasan
2.1 Pengertian /teori evolusi manajemen strategi 3
2.2 Peran manajemen strategi 3
2.3 Langkah dalam pengembangan organisasi 3
2.4 Tahap - tahap dalam manajemen strategi 4
2.5 Pentingnya manajemen strategi bagi perusahaan 4
2.6 Mamfaat dan resiko manajemen strategi 5
BAB III : Penutup 9
4.1 Kesimpulan 16
4.2 Saran 16
Daftar Pustaka 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan
ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas
fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya.
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan
sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari
berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan
aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi
dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.
Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait
erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara
tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis adalah
mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya
yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan
strategis.Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau
pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang
berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan
dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi.Bahkan mungkin
sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus
dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Menurut Thomas L.Wheelen – J. David
Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari pada keputusan majerial dan
kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.
Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan strategi, pelaksanaan /
implementasi, dan evaluasi
Lingkungan dunia yang mengalami
perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat, perkembangan
teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun bisnis.
Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun
perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat
kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam
menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang
dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar
organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Pertimbangan global praktis
berdampak pada keputusan strategis, batas-batas
negara diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari
perspektif orang lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis.
Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang
disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di
sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategi.Menopang manajemen
strategis tergantung pada manajer mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar,
harga, pemasok, distributor, pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan
diseluruh dunia. Harga dan mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat
bersaing di seluruh dunia, bukan hanya di pasar lokal.
Persaingan yang memunculkan daya
saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar (standar dan
benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa)
yang mampu menciptakan nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya
saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran
yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk,
produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.
B.
Rumusan Masalah
Oleh karena masalah yang dikemukakan
di atas terlalu luas dan supaya tidak menyimpang dari materi maka penyusun
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian manajemen strategi?
2. Apa Peran Manajemen Strategi?
3. Apa Manfaat Manajemen Strategi?
4. Apa sajakah karakter keputusan
strategi?
5. Apa Manfaat dan resiko dari
Manajemen Strategi?
C. Maksud dan
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Perusahaan.
2. Memahami tentang manajemen strategi.
3. Mengetahui gambaran manajemen
strategi.
4. Untuk menambahkan wawasan atau
pemahaman terhadap pentingnya Manajemen Strategi bagi Perusahaan.
D. Manfaat
Penulisan
1. Dapat menambah wawasan bagi pembaca.
2. Menambah pengetahuan dalam pengetahuan
tentang sejarah.
3. Setelah membaca makalah ini di
harapkan kita mampu menelaah juga memahami tentang pentingnya sejarah bagi kita
serta dapat mengambil sisi positifnya dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian/Teori Evolusi Manajemen Strategi
Sebelum melangkah lebih jauh tentang
seberapa jauh peran manajemen stratejik dalam pengembangan organisasi, kita
akan menyimak dulu pengertian dari manajemen stratejik itu sendiri, berikut
beberapa ahli yang memberikan gambaran atau teori tentang manajemen stratejik
itu sendiri.
Barney, 2007:27 Manajemen strategis
(strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan
strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang
memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.
Grant, 2008:10 Strategi juga dapat
diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber
daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen
strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam
kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
Michael A. Hitt & R. Duane
Ireland & Robert E. Hoslisson (2006,XV)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka
mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin
banyak diakui pada masa-masa ini dibanding
masa-masa sebelumnya.Dalam perekonomian global yang memungkinkan
pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara,
perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari
perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk
kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan
laba diatas rata-rata
David 2005:5 Seni dan pengetahuan
untuk merumuskan, mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas
fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya. Hunger dan Wheelen
2006:4 Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di
atas dapat diketahui fokus manajemen strategis terletak dalam memadukan
manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasi.Manajemen strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh
karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian
sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami.Komunikasi merupakan
kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari definisi tersebut terdapat dua
hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. Manajemen Strategik terdiri atas
tiga proses:
2. Pembuatan Strategi, yang meliputi
pengembnagan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan peluang dan
ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi, pengembangan
alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.
3. Penerapan strategi meliputi
penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi
anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah
ditetapkan dapat diimplementasikan.
4. Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup
usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan
strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan organisasi serta mengambil
langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
5. Manajemen Strategik memfokuskan pada
penyatuan/ penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan,
keuangan/ akuntansi, operasional/ produksi dari sebuah organisasi.
Strategik selalu “memberikan sebuah
keuntungan”, sehingga apabila proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi
gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi tersebut maka dapat dikatakan
proses manajemen tersebut bukan manajemen strategik.
Tujuan Sebuah Perusahaan Menerapkan
Sistem Manajemen Strategijuga sebagai berikut :Memberikan Arah Pencapaian
Tujuan Organisasi / Perusahaan Dalam hal ini, manajer strategi harus mampu
menunjukan kepada semua pihak kemana arah tujuan organisasi / perusahaan.
Karena, arah yang jelas akan dapat dijadikan landasan untuk pengendalian dan
mengevaluasi keberhasilan.
Membantu Memikirkan Kepentingan
Berbagai Pihak Organisasi/ perusahaan harus mempertemukan kebutuhan berbagai
pihak, pemasok, karyawan, pemegang saham, pihak perbankan, dan masyarakat luas
lainnya yang terkait dengan perusahaan atau disebut dengan istilah Stakeholder
Benefits, memegang peranan terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.
Dapat Mengantisipasi Setiap
Perubahan Kembali Secara Merata Manajemen strategi memungkinkan eksekutif
puncak untuk mengantisipasi perubahan dan menyiapkan pedoman dan pengendalian,
sehingga dapat memperluas kerangka waktu/ berpikir mereka secara prespektif dan
memahami konstribusi yang baik untuk hari ini dan hari esok.
Berhubungan dengan Efisiensi dan
Efektifitas Tanggung jawab seorang manajer bukan hanya mengkonsentrasikan
terhadap kemampuan atas kepentingan efisiensi, akan tetapi hendaknya juga
mempunyai perhatian yang serius agar bekerja keras melakukan sesuatu secara
lebih baik dan efektif.
B.
Peran Manajemen Strategi
Untuk meraih segala cita-cita atau
tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau perusahaan maka penerapan
manajemen stratejik justru sangat dibutuhkan guna apa yang diinginkan bersama
dapat kit capai dengan sebaik mungkin. Peran manajemen stratejik ketika
diimplementasikan dalam suatu organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada
dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik
mungkin.Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap
organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan keuntunga
yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang tepat
sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan
seefektif dan seefisen mungkin.
Persaingan yang memunculkan daya
saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar (standar dan
benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa)
yang mampu menciptakan nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya
saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran
yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk,
produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.
Esensi Manajemen Strategik dalam
pengembangan daya saing organisasi, baik bersifat nirlaba maupun ber-orientasi
laba dapat dijabarkan atas hal pokok berikut :
1. Pertumbuhan dan Keberlanjutan
Hal ini dicirikan oleh adanya
kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya berdampak pada peningkatan
kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut di-dapatkan dari kerjasama antar
individu yang mampu mewujudkan sinergi perkembangan organisasi sesuai siklus
organisasi (pengenalan, pertumbuhan, kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi
penurunan, tetap dan naik kembali) ditinjau dari faktor internal maupun
eksternal yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan, baik fundamental,
incremental dan radikal dari nilai-nilai keinginan konsumen, serta persaingan
yang ketat dalam kondisi yang mengandung ketidak-pastian dan penuh risiko.
2. Berpikir Strategik
Hal ini dicirikan oleh pemahaman
tentang pentingnya faktor waktu (lalu, kini dan esok), proses kontinu (siklus)
dan iteratif (sekuens pembelajaran) dalam mengidentifikasi kegiatan yang
menjanjikan ke depan yang berbasis pada pemetaan kemampuan (superior-tas) yang
dimiliki (sumber daya seperti SDA, SDM dan SDB) dengan secara komprehensif
memperhati-kan faktor-faktor makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan
sosial budaya, disamping upaya pem-belajaran organisasi dalam menuju daya saing
secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir strategik dapat ditunjukkan
oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam mengelola perubahan menurut
peluang maupun ancaman yang ditemui sesuai dengan fase-fase berikut :
pembentukan kelompok kerja, inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja dan
status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya didukung oleh konsep-konsep
stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup produk dan SWOT), modern (BCG/Shell,
A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif (PRECOM) yang dalam
implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an dimensinya (2-5) atau tema
tertentunya.
3. Manajemen Strategik
Manajemen Strategik dalam
implementasinya ditentukan oleh tahapan identifikasi lingkungan (internal dan
eksternal), perumusan strategi, implementasi strategi, pemantauan dan evaluasi strategi.
Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan yang terdiri dari analisis
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan : sumber daya, kapabilitas dan
kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai SWOT
ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi) untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas maupun spesifik, seperti:
1. Masuknya pendatang baru (skala
ekonomi, diferensiasi produk, persyaratan modal, biaya peralih-an
pemasok, akses ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah dan lainnya;
2. Ancaman produk peng-ganti
(biaya/harga)
3. Kekuatan tawar menawar pembeli
(kuantitas, mutu dan ketersediaan)
4.
kekuatan
tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan keunikan).
Dalam proses manajemen strategik
diperlukan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan penetapan visi (jati
diri), misi (justifikasi/pembeda) dan tujuan (target/standar) sebagai jawaban
terhadap pencanangan strategi yang telah disusun menurut tingkatannya
(korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan pada muatan, konsis-tensi dan
keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses pengambilan keputusan
organisasi untuk jang-ka panjang. Dalam hal ini, struktur organisasi dengan
berbagai bentuknya (sederhana, fungsional, divisional, matriks, unit bisnis
strategik berperan pen-ting dalam pencapaian tujuan dari kebijakan yang dibuat.
C.
Manfaat Manajemen Strategi
Dengan menggunakan manajemen
strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap
masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan,
maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara
strategik.
Pemecahan masalah dengan
menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari
suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka
menerapkan manajemen strategik, yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang
akan dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada
perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi
lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan
komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan
mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa
datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi
dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap
pelaksanaannya.
7.
Aktifitas
yang tumpang tindih akan dikurang
D.
Langkah Dalam Pengembangan Organisasi
Langkah Pertama manajemen perlu
secara detail mengindentifikasi aktifitas yang perlu dikerjakan baik langsung
maupun tidak langsung sejak disusunnya proposal kegiatan (TOR), pengujian dan
penilaian, proses perencana-an program dan kegiatan, implementasi, pengendalian
dan pe-ngawasan.
Langkah Kedua yang perlu dilakukan
untuk menganalisis profil/postur organisasi adalah mencari keterkaitan
(lingkage) dari berbagai aktifitas rantai kegiatan tersebut, baik antar
aktifitas pokok (fungsi utama) dan aktifitas penunjang (fungsi pelayanan)
Langkah Ketiga yaitu mencoba mencari
sinergi potensial yang mungkin dapat ditemukan diantara output yang dihasilkan
oleh setiap aktifitas yang dimiliki oleh organisasi.
E.
Tahap-tahap Dalam Manajemen Strategis
Manajemen strategi merupakan sebuah
proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain perumusan strategi,
implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri dari
kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman
eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi
tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis
apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi,
apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau
membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan
pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu organisasi pada
produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu
tertentu.
Strategi menetapkan keunggulan
bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi, keputusan strategis
mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada
suatu organisasi. Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan
obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dilaksanakan.Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung
strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi
dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.Implementasi
strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis.Strategi
implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi
yang dirumuskan menjadi tindakan.Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam
manajemen strategis.Para manajer sangat perlumengetahui kapan
strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha
untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan
karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas
mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
1. Meninjau factor-faktor eksternal dan
internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
2. Mengukur prestasi,
3. mengambil tindakan korektif.
Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat
hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis
strategis, dan fungsional.
F. Pentingnya
manajemen strategi bagi perusahaan
Beberapa alasan utama tentang
pentingnya peranan strategi manajemen bagi perusahaan atau organisasi, yaitu:
1. Memberi arah jangka panjang yang
akan dituju.
2. Membantu perusahaan atau organisasi
beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu perusahaan atau
organisasi menjadi lebih aktif.
4. Mengidentifikasi keunggulan
komparatif suatu perusahaan atau organisasi dalam lingkungan yang semakin
beresiko.
5. Aktivitas yang tumpang tindih akan
dikurangi.
6. Keengganan untuk berubah dari
karyawan lama dapat dikurangi.
7. Keterlibatan karyawan dalam
perubahan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
8. Kegiatan pembuatan strategi akan
mempertinggi kemampuan perusahaan atau organisasi tersebut untuk mencegah
munculnya masalah di masa mendatang.
Dengan manajemen strategi diharapkan
strategi benar-benar dapat dikelola sehingga strategi dapat diimplementasikan
untuk mewarnai dan mengintegrasikan semua keputusan dan tindakan dalam
organisasi rincian. Tahapan kegiatan untuk menjalankan strategi adalah sebagai
berikut:
1. Perumusan strategi
Perumusan strategi adalah proses
memilih tindakan utama (strategi) untuk mewujudkan misi organisasi. Proses
mengambil keputusan untuk menetapkan strategi seolah-olah merupakan konsekuensi
mulai dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya program.
2. Perencanaan tindakan.
Langkah pertama untuk
mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah pembuat perencanaan
strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana
membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan
anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (visi, misi, gool) dan strategi
yang telah ditetapkan organisasi.
3. Implementasi.
Untuk menjamin keberhasilan strategi
yang telah berhasil dirumuskan harus diwujudkan dalam tindakan implementasi
yang cermat. Strategi dan unsur-unsur organisasi yang lain harus sesuai,
strategi harus tercermati pada rancangan struktur budaya organisasi,
kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia. Karena strategi
diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah, maka implementasi
yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan.Sehingga jika
diperlukan dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.
G. Manfaat dan Resiko Manajemen Strategi
a.
Manfaat
Dengan menggunakan manajemen
strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame
work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi
terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk
berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.
Pemecahan masalah dengan
menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun
dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil
yang menguntungkan.Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi
jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang
akan dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada
perubahan-perubahan yang terjadi
3. Membuat suatu organisasi menjadi
lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan
komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan
mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa
datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi
dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap
pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan
dikurangi
8. Keengganan untuk berubah dari
karyawan lama dapat dikurangi.
b. Resiko
Keterlibatan para manajer dalam
proses perencanaan strategik akan menimbulkan beberapa resiko yang perlu
diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen strategik, yaitu:
1. Waktu yang digunakan para manajer
dalam proses manajemen strategik mungkin mempunyai pengaruh negatif pada
tanggung jawab operasional.
2. Apabila para pembuat strategi tidak
dilibatkan secara langsung dalam penerapannya maka mereka dapat mengelak
tanggung jawab pribadi untuk keputusan-keputusan yang diambil dalam proses
perencanaan.
3. Akan timbul kekecewan dari para
bawahan yang berpartisipasi dalam penerapan strategi karena tidak tercap[ainya
tujuan dan harapan mereka.
Untuk mengatasi resiko-resiko
tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan atau memperkecil timbulnya
resiko dengan cara:
1. Melakukan penjadwalan
kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka dapat mengalokasikan waktu yang
lebih efisien.
2. Membatasi para manajer pada proses
perencanaan untuk membuat janji-janji mereka terhadap kinerja yang
benar-benar dapat dilaksananakan oleh mereka dan bawahannya.
3. Mengatisipasi dan menanggapi
keinginan-keinginan bawahan, misalnya usulan atau peningkatan dalam ganjaran.
Sebagai suatu kesatuan dalam sebuah
organisasi perlu menerapkan dan mengembangkan kemapuan manajemen internalnya
guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengarahkan segenap potensi dan
strategi serta taktik yang tepat untuk diaplikasikan.
Proses manajemen strategis dapat
diuraikan sebagai pendekatan yang obyektif, logis, sistematis untuk membuat
keputusan besar dalam suatu organisasi. Proses ini berusaha untuk
mengorganisasikan informasi kualitatif dan kuantitatif dengan cara yang
memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi yang tidak menentu.
Berdasarkan pada pengalaman, penilaian, dan perasaan, intuisi penting untuk
membuat keputusan strategis yang baik.Intuisi terutama bermamfaat untuk membuat
keputusan dalam situasi yang amat tidak menentu atau sedikit preseden. Proses
manajemen strategis didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi seharusnya
terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan internal dan eksternal
sehingga melaukan perubahan tepat waktu. Teknologi informasi dan globalisasi
adalah perubahan eksternal yang mengubah bisnis dan masyarakat dewasa ini. Arus
informasi yang cepat menghilangkan batas negara sehingga orang dari seluruh
dunia dapat melihat sendiri bagaimana cara hidup orang lain. Dunia menjadi
tanpa perbatasan dengan warga Negara global, pesaing global, pelanggan global,
pemasok global, dan distributor global.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sejarah manajemen strategi. Anggaran
& Kontrol Keuangan (1900 -an), Perencanaan Jangka Pajang (Pasca World War
II/1950an) Perencanaan strategik Perusahaan (Mid-1960 an. Manajemen Strategik
(1980-an).Untuk merealisasikan suatu perencanaan yang baik perlu adanya
dukungan dari aspek-aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi, sistem
informasi dan komunikasi, motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan budaya
organisasi. Kelemahan perencanaan strategik biasanya bersifat ritual dan
mekanis, sifatnya rutin dan sering berpegang pada asumsi-asumsi yang tidak
realitis sehingga menyebabkan tidak termonitornya pelaksanaan dan
pengendalian dari rencana-rencana yang telah dibuat.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
perencana strategik diatas maka pada tahun 1980-an muncullah suatu model yang
namanya Manajemen Strategi. Model ini mengkombinasikan pola berpikir strategis
dalam proses mamajemen. Segala sesuatu yang strategik tidak hanya berhenti pada
proses perencanaan saja tetapi juga dilanjutkan pada tingkat operasional dan
pengawasan. Manajemen Strategik juga mencakup trend baru, yaitu:
1. Peralihan dari perencanaan menjadi
keunggulan bersaing. Pembuatan strategi lebih didasarkan pada konsep keunggulan
bersaing yang memiliki lima karakteristik, yaitu:
●
Kompetensi
khusus. Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang dimiliki atau dilakukan
suatu organisasi yang memberinya kekuatan untuk menghadapi pesaing. Kompetensi
ini bisa berwujud opini atau merek yang mempunyai persepsi kualitas tinggi. (
misalnya; opini: Pengelolaan administrasi yang rapi, terkenal bersih atau bebas
KKN/Korupsi Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek: Coca cola, IBM, BMW, Mc
Donald’s).
●
Menciptakan
persaingan tidak sempurna. Dalam persaingan sempurna semua organisasi
menghasilkan produk yang serupa sehingga bebas keluar masuk ke dalam
pasar. Suatu organisasi dapat memperoleh keunggulan bersaing dengan menciptakan
persaingan tidak sempurna yaitu dengan cara memberikan kualitas yang tinggi di
aspek-aspek tertentu.
●
Berkesinambungan,
Keunggulan bersaing harus bersifat berkesinambungan bukan sementara
dan tidak mudah ditiru oleh para pesaing.
●
Kesesuaian
dengan lingkungan internal. Keunggulan bersaing dapat diraih dengan
menyesuaikan kebutuhan atau permintaan pasar. Karena lingkungan eksternal bisa
berupa ancaman dan peluang, sehingga perubahan pasar dapat meningkatkan
keunggulan atau kelemahan suatu organisasi.
●
Keuntungan
yang tinggi daripada keuntungan rata-rata Sasaran utama keunggulan bersaing
adalah mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada keuntungan rata-rata
orrganisasi-organisasi lainnya
2. Peralihan dari Elitism menjadi
EgalitarianismBerpikir strategik dalam Manajemen Strategik tidak hanya
dilakukan oleh para kelompok elit perencana saja, tetapi juga ditanamkan kepada
setiap anggota organisasi. Dalam Manajemen Strategik orang yang melakukan
perencanaan adalah setiap pihak yang juga akan mengimplementasikan rencana
tersebut.
3. Peralihan dari perhitungan
(kalkulasi) menjadi kreativitas Dalam Manajemen Strategik, strategi-strateginya
tidak hanya terfokus pada faktor-faktor yang bersifat kuantitatif dan dapat
diukur saja, tetapi juga mempertimbangkan perspektif yang lebih
kualitatif. Strategi lebih banyak tergantung pada aspek perasaan (senses)
daripada analisis sehingga dalam penyusunan strategi sangat diperlukan
kreatifitas.
4. Peralihan dari sifat kaku menjadi
fleksibel. Manajemen strategik lebih bersifat lentur/ fleksibel karena
manggabungkan pandangan dan tindakan, menyeimbangkan pengendalian dan learning,
serta mengelola stabilitas dan perubahan. Strategi yang dibangun
merupakan strategi yag adaptif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan dan
kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.
B.
Saran
1. Di harapkan makalah ini dapat
berguna bagi kita semua dalam pembelajaran Manajemen Perusahaan.
2. Di harapkan makalah ini dapat
menjadi pembelajaran bagi teman-teman semua karena masih banyak hal yang perlu
kita pelajari dalam proses pentingnya manajemen strategi dalam suatu
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. (1997). Strategic
Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Higgins, James, M. dan Vincze,
Julian, W. (1993). Strategic Management text and cases. USA: The Dryden Press
Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J.
David. (2000). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Porter, M.E. (1985). Competitive
Adventage, Creating and Sustaining Superior Performance. New York : The free
pross.
Pierce, J.A. dan Robinson, R.B.
(2000).Strategic management, Formulation Implementation and Control. Malaysia:
McGraw Hill.
Wright, P., Kroll, Mark, J. dan
Parnel, J. (1998).Strategic Management Concepts. USA: Prentice Hall, Inc.
No comments:
Post a Comment