ENERGI TERBARUKAN
I. Konsep Energi Alternatif
1.1
Konsep dasar energi alternatif
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada
semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk
menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak
diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini
digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon
dioksida yang tinggi, yang
berkontribusi besar terhadap pemanasan
global berdasarkan Intergovernmental Panel on
Climate Change. Selama beberapa tahun, apa yang sebenarnya dimaksud sebagai
energi alternatif telah berubah akibat banyaknya pilihan energi yang bisa
dipilih yang tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.
Istilah "alternatif"
merujuk kepada suatu teknologi selain teknologi yang digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi
alternatif yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi masalah
dan tidak menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar fosil.
Oxford Dictionary
mendefinisikan energi alternatif sebagai energi yang digunakan bertujuan untuk
menghentikan penggunaan sumber daya
alam atau pengrusakan lingkungan.
II. Energi Surya
2.1 Radiasi
Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui
ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering menghubungkan
kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada
senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zatradioaktif),
tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah,
cahaya tampak, sinar ultra
violet, dan X-ray), radiasi
akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas. Apa yang membuat radiasi
adalah bahwa energi memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke
segala arah) dari suatu sumber. geometri ini secara alami mengarah pada sistem
pengukuran dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa
radiasi dapat berbahaya.
2.2 Karakteristik
Sumber segala energi adalah
energi matahari (surya). Apa yang terjadi kalau tidak ada energi surya? Tentu
saja tidak ada panas, sirkulasi energi mencakup seluruh kehidupan di muka bumi
terhenti dan tetumbuhan musnah karena tidak terjadi proses fotosintesis.
Jika cuaca sedang cerah, matahari memancarkan sekitar 1.000 watt energi per-meter persegi. 30 % dari energi surya ini dipantulkan kembali ke angkasa, 47% dikonversi menjadi panas, 23 % digunakan untuk seluruh siklus kerja yang terdapat di muka bumi, 0,25 % terserap oleh angin, gelombang laut dan aliran air dan sebagian sangat kecil 0,025% disimpan melalui fotosintesis di dalam tumbuh-tumbuhan [1]
Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi surya ini, dan salah satunya adalah memanfaatkan energi surya sebagai sumber daya listrik dengan menggunakan sel-sel fotovoltaik (sel surya).
Jika cuaca sedang cerah, matahari memancarkan sekitar 1.000 watt energi per-meter persegi. 30 % dari energi surya ini dipantulkan kembali ke angkasa, 47% dikonversi menjadi panas, 23 % digunakan untuk seluruh siklus kerja yang terdapat di muka bumi, 0,25 % terserap oleh angin, gelombang laut dan aliran air dan sebagian sangat kecil 0,025% disimpan melalui fotosintesis di dalam tumbuh-tumbuhan [1]
Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi surya ini, dan salah satunya adalah memanfaatkan energi surya sebagai sumber daya listrik dengan menggunakan sel-sel fotovoltaik (sel surya).
2.3 Konventor
Pemanfaatan sel surya
fotovoltaik sebagai konvertor cahaya matahari menjadi energi elektrik memiliki
ciri-ciri yang atraktif, namun secara praktis efisiensi masih menjadi kendala.
Dengan keadaan itu, negara-negara yang memanfaatkan energi surya skalanya masih
sangat kecildibandingkan konservasi energi lainnya. Berdasarkan perkiraan pada
tahun 2020 energi surya sudah memiliki peranan yang penting, salah satu
perangkat pemanfaatan energi surya adalah sel surya fotovoltaik sebagai
konsentratornya. Kecuali di negara-negara yang sudah maju perencanaan PLTS
(Pusat Listrik Tenaga Surya) masih dalam taraf konseptual, terutama untuk skala
yang cukup berarti. Beberapa hal yang mempengaruhi daya sel surya diantaranya:
pengaruh penyinaran, pengaruh temperatur, pengaruh luas sel surya, pengaruh
kepekaan spektrum, dan pengaruh umur sel surya. Hal tersebut pada akhirnya
mempengaruhi efisiensi konversi energi sel surya fotovoltaik. Menggunakan lensa
fresnal dan konsentrator piringan paraboloida memungkinkan didapatnya sel surya
dengan efisiensi tinggi.
2.4 Aplikasi
Energi matahari merupakan
energi yang utama bagi kehidupan di bumi ini. Berbagai jenis energi, baik yang
terbarukan maupun tak-terbarukan merupakan bentuk turunan dari energi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung. Energi yang merupakan turunan dari energi matahari misalnya:
Energi angin yang timbul
akibat adanya perbedan suhu dan tekanan satu tempat dengan tempat lain sebagai
efek energi panas matahari.
Energi air karena adanya
siklus hidrologi akibat dari energi panas matahari yang mengenai bumi.
Energi biomassa karena adanya fotosintesis dari tumbuhan
yang notabene menggunakan energi matahari.
Energi gelombang laut yang muncul akibat energi
angin.
Energi fosil yang merupakan
bentuk lain dari energi biomassa yang telah mengalami proses selama
berjuta-juta tahun.
Selain itu energi panas
matahari juga berperan penting dalam menjaga kehidupan di bumi ini. Tanpa adanya energi panas dari matahari maka seluruh kehidupan di
muka bumi ini pasti akan musnah karena permukaan bumi akan sangat dingin dan
tidak ada makluk yang sanggup hidup di bumi.
- Energi Panas Matahari sebagai Energi
Alternatif
Energi panas matahari
merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan
lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negara-negara yang
terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana matahari bersinar sepanjang
tahun. Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa energi matahari yang tersedia
adalah sebesar 81.000 TerraWatt sedangkan yang dimanfaatkan masih sangat
sedikit.
- Pemanasan ruangan
- Penerangan ruangan
- Kompor matahari
- Pengeringan hasi pertanian
- Distilasi air kotor
- Pemanasan air
- Pembangkitan listrik
- Pemanasan Ruangan
Jendela
Ini merupakan teknik pemanasan
dengan menggunakan energi panas matahari yang paling sederhana. Hanya
diperlukan sebuah lubang pada dinding untuk meneruskan panas matahari dari luar
masuk ke dalam bangunan. Ada jendela yang langsung tanpa ada kacanya dan ada
yang menggunakan kaca. Untuk mendapatkan panas yang optimal maka pada jendela
dipasang kaca ganda. Biasanya di daerah-daerah empat musim dinding/tembok
bangunan diganti dengan kaca agar matahari bebas menyinari dan menghangatkan
ruangan pada saat musim dingin.
Dinding Trombe(Trombe Wall)
Dinding trombe adalah dinding yang diluarnya terdapat
ruangan sempit berisi udara. Dinding bagian luar dari ruangan sempit tersebut biasanya berupa kaca.
Dinding ini dinamai berdasarkan nama penemunya yaitu Felix Trombe, orang
berkebangsaan Perancis.
Prinsip kerjanya adalah
permukaan luar ruangan ini akan dipanasi oleh sinar matahari, kemudian panas
tersebut perlahan-lahan dipindahkan kedalam ruangan sempit. Selanjutnya panas
di dalam ruangan sempit tersebut akan dikonveksikan ke dalam bangunan melalui
saluran udara pada dinding trombe.
Greenhouse
Teknik ini hampir sama dengan dinding trombe hanya saja
jarak antara dinding masif dengan kaca lebih lebar, sehingga tanaman bisa hidup
di dalamnya.
Prinsip kerja greenhouse juga serupa dengan dinding trombe.
Panas masuk melalui kaca ke dalam greenhouse lalu dikonveksikan ke dalam bangunan
untuk menghangatkan ruangan atau menjaga suhu rungan tetap stabil meskipun pada
waktu siang atau malam hari.
·
Penerangan Ruangan
Adalah teknik pemanfaatan
energi matahari yang banyak dipakai saat ini. Dengan teknik ini pada siang hari
lampu pada bangunan tidak perlu dinyalakan sehingga menghemat penggunaan
listrik untuk penerangan. Teknik ini dilaksanakan dengan mendesain bangunan
yang memungkinkan cahaya matahari bisa masuk dan menerangi ruangan dalam
bangunan.
·
Kompor Matahari
Prinsip kerja dari kompor
matahari adalah dengan memfokuskan panas yang diterima dari matahari pada suatu
titik menggunakan sebuah cermin cekung besar sehingga didapatkan panas yang
besar yang dapat digunakan untuk menggantikan panas dari kompor minyak atau
kayu bakar.
Untuk diameter cermin
sebesar1,3 meter kompor ini memberikan daya thermal sebesar 800 watt pada
panci. Dengan menggunakan kompor ini maka kebutuhan akan energi fosil dan
energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.
·
Pengeringan Hasil Pertanian
Hal ini biasanya dilakukan
petani di desa-desa daerah tropis dengan menjemur hasil panennya dibawah terik
sinar matahari. Cara ini sangat menguntungkan bagi para petani karena mereka
tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya. Berbeda
dengan petani di negara-negara empat musim yang harus mengeluarkan biaya untuk
mengeringkan hasil panennya dengan menggunakan oven yang menggunakan bahan
bakar fosil maupun menggunakan listrik.
·
Distilasi Air
Cara kerjanya adalah sebuah
kolam yang dangkal, dengan kedalaman 25mm hingga 50 mm, ditututup oleh kaca. Air
yang dipanaskan oleh radiasi matahari, sebagian menguap, sebagian uap itu
mengembun pada bagian bawah dari permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca
tersebut dimiringkan sedikit 10 derajat untuk memungkinkan embunan mengalir
karena gaya berat menuju ke saluran penampungan yang selanjutnya dialirkan ke
tangki penyimpanan.
·
Pemanasan Air
Penyediaan air panas sangat
diperlukan oleh masyarakat, baik untuk mandi maupun untuk alat antiseptik pada
rumah sakit dan klinik kesehatan. Penyediaan air panas ini memerlukan biaya
yang besar karena harus tersedia sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan
digunakan energi fosil ataupun energi listrik. Namun Dengan menggunakan pemanas
air tenaga surya maka hal ini bukan merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan
dengan menyerap panas matahari dengan menggunakan kolektor sehingga tidak
memerlukan biaya bahan bakar.
Prinsip kerjanya adalah panas dari matahari diterima
oleh kolektor yang terdapat di dalam terdapat pipa-pipa berisi air. Panas yang diterima kolektor akan diserap
oleh air yang berada di dalam pipa sehingga suhu air meningkat. Air dingin
dialirkan dari bawah sedangkan air panasnya dialirkan lewat atas karena massa
jenis air panas lebih kecil daripada massa jenis air dingin (prinsip thermosipon).
Air ini lalu masuk ke dalam penyimpan panas. Pada penyimpan panas, panas dari
air ini dipindahkan ke pipa berisi air yang lain yang merupakan persediaan air
untuk mandi/antiseptik. Sedangkan air yang berasal dari kolektor akan diputar
kembali ke kolektor dengan menggunakan pompa atau hanya menggunakan prinsip
thermosipon.
Persediaan air panas akan
disimpan di dalam tangki penyimpanan yang terbuat dari bahan isolator thermal.
Pada sistem ini terdapat pengontrol suhu jika suhu air panas yang dihasilkan
kurang dari yang diinginkan maka air akan dimasukkan kembali ke tangki
penyimpan panas untuk dipanaskan kembali.
Kolektor yang digunakan pada
pemanas air tenaga panas matahari ini adalah kolektor surya plat datar yang
bagian atasnya terbuat dari kaca yang berwarna hitam redup sedangkan bagian
bawahnya terbuat dari bahan isolator yang baik sehingga panas yang terserap
kolektor tidak terlepas ke lingkungan. Air panas di dalam kolektor bisa
mencapai 82 C sedangkan air panas yang dihasilkan tergantung keinginan karena
sistem dilengkapi pengontrol suhu.
·
Pembangkitan Listrik
Prinsipnya hampir sama dengan
pemanasan air hanya pada pembangkitan listrik, sinar matahari diperkuat oleh
kolektor pada suatu titik fokus untuk menghasilkan panas yang sangat tinggi
bahkan bisa mencapai suhu 3800 C. Pipa yang berisi air dilewatkan tepat pada
titik fokus sehingga panas tersebut diserap oleh air di dalam pipa. Panas yang
sangat besar ini dibutuhkan untuk mengubah fase cair air di dalam pipa menjadi
uap yang bertekanan tinggi. Uap bertekanan tinggi yang di hasilkan ini kemudian
digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang kemudian akan memutar turbo
generator untuk menghasilkan listrik.
- Kolektor Parabolik
Memanjang
-
Kolektor Parabolik Cakram
Di California, Amerika
Serikat, alat ini telah mampu menghasilkan 354 MW listrik. Dengan memproduksi
kolektor ini secara massal, maka harga satuan energi matahari ini di AS,
sekitar Rp 100/KWh lebih murah dibandingkan energi nuklir dan sama dengan
energi dari tenaga pembangkit dengan bahan baku energi fosil.(Ivan A Hadar,
2005).
Di India dengan area seluas
219.000 meter persegi maka kolektor mampu menghasilkan listrik sebesar 35-40 MW
dengan rata-rata intensitas penyinaranya adalah sebesar 5.8 KWH per meter
persegi per hari.(Gordon Feller).
Kita dapat juga membangkitkan listrik langsung
dari energi surya, yaitu dengan menggunakan photovoltaic. Alat ini terbuat dari
bahan semikonduktor yang sangat peka dalam melepaskan elektron ketika terkena
panjang gelombang sinar matahari tertentu. Akan tetapi alat ini masih sangat mahal dan
efisiensinya masih sangat rendah, yaitu sekitar 10%.
Pembangkitan listrik
berdasarkan perbedaan tekanan pada gas juga bisa dilakukan, yaitu dengan
menggunakan chimney. Ini sebuah sistem tower yang terdiri turbin gas dan
jalinan kaca tertutup yang luas untuk memerangkap panas matahari.
Prinsipnya: sinar matahari
akan menembus kaca dari alat ini kemudian memanaskan gas yang terperangkap di
bawah kaca. Gas suhu tinggi ini akan memasuki tower tertutup yang tingginya
bisa mencapai 1000 meter vertikal. Oleh karena perbedaan suhu gas pada
permukaan bumi dan 1000 meter diatas permukaan bumi, maka gas akan mengalir ke
atas melalui tower ini. Aliran gas/udara tersebut akan memutar turbin gas.
Skema sederhana dapat dilihat pada gambar dibawah.
2.5 Destilasi
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi.
Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ±
370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom
fraksinasi pada bagian flash
chamber (biasanya
berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka
dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi
ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang
berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi
akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang
disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom
fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik
didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih
rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga
komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan
disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi
residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan
aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin
(Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak
Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi
bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking,
reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
2.6
Pembangkit Listrik Energi Matahari
Kondisi bumi kita
kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek rumah kaca
(greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya
lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata
akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium,
plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak
dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar
non-fosil.
Dengan
kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah
merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar
dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi,
tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah mulai merubah tren produksi dan
penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil ke bahan bakar non-fosil,
terutama tenaga surya yang tidak terbatas.
.
Sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk
keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa
dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-negara industri maju seperti
Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi
dari pemerintah telah diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan listrik
tenaga surya ini. Tidak itu saja di negara-negara
sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang
dapat diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu
pembangkit listrik tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam
tulisan ini akan dijelaskan secara singkat komponen-komponen
yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan tenaga surya dan trend teknologi
yang ada.
KONSEP KERJA SISTEM
PLTS
Pembangkit listrik tenaga
surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi
listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya
alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya
listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat
menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil
dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar.
Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.
Badingkan dengan sebuah
generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk
dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas buang yang
dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang
pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi
kita.
Sistem sel surya yang
digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler
pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance free.
Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung
dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang
diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt.
Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas
permukaan panel yang terkena sinar matahari.
Rangkaian kontroler pengisian
aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian elektronik yang mengatur
proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan aki dalam selang
tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8 volt,
maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan
terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan
itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan energi
listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan
aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler
akan menghentikan proses pengisian aki
itu.
Rangkaian kontroler pengisian
itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi, biasanya rangkaian kontroler
ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang harga kontroler itu
cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya
itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket
lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri. Biasanya
panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal bumi
itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi berbentuk elip
dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak
membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis
itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap
secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak
lurus pada permukaan panel surya. Jadi,
untuk mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus
dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah
permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga
sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya. Kontroler seperti
ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031. Kontroler
ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian
perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk
kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari
jatuh tegak lurus.Karena itu, kontroler macam ini cukup mahal.
2.7 Segi Ekonomis
Energi saat ini memegang peranan yang penting
dalam pengembangan ekonomi nasional kiranya merupakan suatu hal yang tidak
dipersoalkan lagi, bahkan sering dianggap sebagai darah dalam kehidupan
ekonomi. Hal ini disadari oleh negara-negara yang telah
maju, maupun oleh Negara yang sedang berkembang bahwa penggunaan energi secara
tepat dan berdaya guna tinggi merupakan syarat yang mutlak untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi. Indonesia
merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah
yang cukup melimpah. Pengelolaan sumber daya energi secara tepat kiranya akan
memberikan gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.
Dengan letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, yaitu pada lintang
60LU
- 110 LS
dan 950 BT
- 1410BT,
dan dengan memperhatikan peredaran matahari dalam setahun yang berada pada
daerah 23,50
LU dan 23,50 LS maka wilayah Indonesia akan selalu
disinari matahari selama 10 - 12 jam dalam sehari. Karena letak Indonesia berada pada daerah khatulistiwa maka Indonesia
memiliki tingkat radiasi matahari yang sangat tinggi.
Menurut pengukuran dari pusat Meteorologi dan Geofisika
diperkirakan besar radiasi yang jatuh pada permukaan bumi Indonesia (khususnya Indonesia
Bagian Timur) rata-rata kurang lebih sebesar 5,1 kWh/m2.hari dengan variasi
bulanan sekitar 9% . (NN,1994).
Sejak beberapa tahun ter-akhir ini, para ahli mulai
merubah pendapatnya tentang pemanfaatan sumber energi yang ada di Indonesia .
Timbulnya kesadaran akan sumber bahan bakar fosil yang selama ini merupakan
sumber energi andalan, bukannya tidak mungkin habis di masa mendatang, untuk
itu sumber sumber energi baru harus didapatkan. Mungkin untuk mendapatkan
energi baru, kombinasi dari beberapa sumber energi yang diperlukan seperti
batubara, energi cahaya matahari, angin, nuklir. Jika dilihat dari segi
polusinya, bahan fosil terlalu banyak menyebabkan pencemaran terhadap
lingkungan dalam penggunaannya. Pada sekitar 100 tahun yang lalu, batu bara
menjadi pemasok utama kebutuhan energi dunia, kemudian disusul oleh minyak bumi
diawal abad ini. Dan akhirnya sekitar tahun 1950-an gas alam mulai
berpartisipasi dalam percaturan sumber energi dunia. Meskipun demikian mungkin dalam penggunaannya
bahan bakar fosil ini akan habis kurang lebih 17 tahun mendatang (Kadir, 1995)
Sumber energi lainnya yang
saat ini sudah menjadi pemasok energi dunia beberapa tahun terakhir ini adalah
penggunaan energi nuklir. Tetapi masalah yang ditimbulkan dari penggunaan
energi nuklir adalah limbah radioaktif. Sehingga perlu diperhatikan beberapa
persyaratan khusus yang harus dipenuhi, misalnya tempat pembuangan yang
betul-betul aman untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, serta kemasan limbah
yang harus benar-benar aman. Dilain pihak, kita masih mempunyai beberapa sumber
energi yang umur penggunaanya relatif tak terbatas, serta tidak menimbulkan
masalah polusi lingkungan dalam penggunaannya. Energi matahari atau energi
surya adalah bentuk energi elektromagnetik, yang dipancarkan ke bumi secara
terus menerus. Selain itu energi surya adalah sangat atraktif karena tidak
bersifat polutif, tak dapat habis, dapat dipercaya dan gratis (Sitompul, 1989).
Dalam pemanfaatan energi surya
digunakan larik fotovoltaik yang mengkonversikan secara langsung energi surya menjadi
energi listrik. Pemakaian fotovoltaik dalam kerekayasaan sebagai sumber
pembangkit energi listrik bisa dikatakan tidak menghasilkan polusi, baik polusi
udara maupun polusi terhadap lingkungan sekitarnya. Berdasarkan pertimbangan
ini, nampaknya konversi fotovoltatik dari sinar matahari menjadi energi listrik
akan menjadi sumber energi utama dimasa mendatang. Khususnya bila sumber-sumber
energi konvensional (batu bara, minyak bumi dan gas bumi) sudah habis dalam
penggunaannya. Selain itu juga harga sumber energi konvesional akan terus
semakin tinggi dan persediaanya juga sangat terbatas, sedangkan harga
fotovoltatik berangsur-angsur akan turun karena bahan bakunya melimpah di bumi
ini. Selanjutnya energi listrik yang dihasilkan dari fotovoltatik, dapat digunakan
untuk berbagai peng-gunaan, misalnya untuk meng-gerakkan kapal dengan bantuan
motor listrik. Dan untuk menjamin penyediaan energi yang kontinu maka digunakan
baterai sebagai penyimpan energi.
Di negara Eropa kapal bermotor
listrik bukanlah hal baru, pada tahun 1905 kapal elektrik yang terbesar pada
masanya diluncurkan di Thames, kapal tersebut diberi nama Victory kapal ini
mempunyai panjang 90 kaki yang terbuat dari kayu dan bisa mengangkut 350 orang.
Motor listrik diberi tenaga oleh generator yang menggunakan steam turbin.
Setelah tahun 1905 motor bakar dalam menjadi populer dan menggeser kedudukan
motor listrik. Semakin banyak kapal yang menggunakan mesin diesel.
Pada abad 21 ini penggunaan
motor listrik kembali populer dan diperkirakan akan terus seperti ini karena
sebagai akibat dari mahalnya bahan bakar diesel dan semakin menipisnya sumber
minyak dunia.
Sekarang motor listrik menjadi
semakin praktis dan ekonomis setelah banyaknya penemuan pada teknologi solar
panel, battery, charger yang lebih baik. Motor listrik hemat biaya perawatan
dan dalam bekerja. Selain itu motor listrik lebih ramah lingkungan dan tidak
berisik.
Instalasi motor listrik lebih
simpel daripada motor diesel, motor listrik juga tidak memerlukan pendingin.
Semua kebutuhan daya listrik di supply dari battery yang di isi ulang oleh
solar panel. Dan ketika kapal tidak bergerak daya listrik yang dihasilkan dapat
digunakan untuk mesin cuci, microwave, dan peralatan yang lainnya.
Perawatannya lebih mudah dibanding dengan motor
diesel, panel surya biasanya dibersihkan seminggu sekali, pengantian battery
dilakukan setiap 3000 kali pengisian ulang atau 7 – 10 tahun.
Dalam perkembangannya
perancangan desain sebuah kapal harus memperhatikan berbagai aspek terkait
seperti aspek teknis, ekonomis, keamanan dan keselamatan operasi kapal. Aspek ekonomis merupakan aspek yang sangat
penting untuk dipertimbangkan dalam mendesain kapal tanpa harus mengabaikan
aspek-aspek lain diatas. Teknologi desain kapal terus dikembangkan untuk
mencapai tingkat effisiensi dan keuntungan ekonomis yang tinggi baik untuk
perancangan kapal-kapal berdimensi besar maupun kecil.
Pada mulanya electrik
propulsion merupakan sebuah alternatif penggerak utama kapal yang sangat mahal
dan kurang effisien. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kontruksi motor yang
sangat besar dan berat. Kapal harus memiliki dua system electrik terpisah, satu
untuk melayani penggerak utama dan satunya untuk melayani mesin bantu.
Berkaitan dengan perkembangan yang pesat dari penerapan teknologi elektronika
sekarang ini memungkinkan untuk melengkapi sebuah kapal dengan system elektrik
dengan kapasitas tenaga yang tidak terbatas berdasarkan konsep power station.
System ini dengan menggunakan
multi motor diesel adalah dilangkapi dengan beberapa system tenaga yang
independent yang mana berhubungan satu sama lainnya. Pengadaan tenaga listrik
dilakukan secara bersama oleh beberapa buah generator set karenanya varisai
bisa dilakukan secara cepat. Beban elektrik dan beban propulsi yang diperlukan
untuk mendapatkan kecepatan servisnya diperoleh dari main diesel generator set.
Effisiensi dari komponen elektrik, generator dan converter secara bersama-samma
dihitung untuk menentukan efisiensi total.
Secara umum system ini
menawarkan lebih bebas dalam penempatan komponen di dalam kamar mesin, juga
degnan system operasinya yang lebih fleksibel dengan menempatkan satu atau
lebih generator utama. Ini berarti bahwa generator dalam opersinya lebih dapat
beradaptasi dengan kebutuhan power yang lebih bervariasi sehingga akan
memperkecil kebutuhan untuk biaya perawatan.
Dengan berkembangnya teknologi
sekarang ini telah dibuat sebuah system baru, yaitu dengan menggunakan solar
sell sebagai supply energi untuk motor listrik. Untuk menjamin supply daya
secara kontinu maka diperlukan battery sebagai penyimpan energi. Dengan system
ini diharapkan akan mengurangi penggunaan bahan bakar fossil.
Namun sekarang yang menjadi
permasalahan adalah tempat yang terbatas pada kapal, sedangkan untuk menerapkan
sistem ini diperlukan tempat yang cukup luas.
2.8 Fotofoltaik
Teknologi fotovoltaik
merupakan suatu teknologi konversi yang mengubah cahaya (foto) menjadi listrik
(volt) secara langsung (direct conversion). Peristiwa ini dikenal sebagai efek
fotolistrik (photovoltaic
affect). Didalam proses konversi cahaya-listrik tidak ada bagian
yang bergerak, sehingga produk teknologi fotovoltaik memiliki umur teknis yang
panjang (>25 tahun).
Teknologi fotovoltaik dikenal
sebagai teknologi bersih sehingga penerapannya akan mendukung program
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Beberapa keuntungan
dari pemanfaatan teknologi fotovoltaik, antara lain:
Biaya operasional dan perawatan yang rendah (tidak
diperlukan pembelian bahan bakar dan keausan dalam proses konversi)
Tidak menimbulkan polusi udara
karena tidak ada proses pembakaran sehingga mengurangi pelepasan gas rumah kaca
(greenhouse gas) Tidak menimbulkan kebisingan karena
tidak ada bagian yang bergerak
Sel Fotovoltaik
Efek fotolistrik ini terjadi
pada suatu sel yang terbuat dari bahan semikonduktor. Karena sifatnya, sel ini
kemudian disebut sebagai sel fotovoltaik (photovoltaic cell) atau sering juga
disebut sebagai sel surya (solar cell). Sel fotovoltaik merupakan komponen terkecil
didalam sistem energi surya fotovoltaik (SESF).
Sinar matahari yang menimpa
permukaan sel diubah secara langsung menjadi listrik sebagai akibat terjadinya
pergerakan pasanganelectron-hole,
sebagaimana digambarkan pada skema dibawah ini. Teknologi sel fotovoltaik yang
tersedia dewasa ini masih didominasi oleh jenis sel dengan teknologi kristal,
baik mono- maupun poli-kristal, khususnya dari bahan dasar silikon.
III. Energi Bio
Bahan
bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau
pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik
kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung
hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari
tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan
dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara teori dapat
digunakan untuk menggantikan bahan
bakar fosil tetapi karena terkadang diperlukan perubahan besar
pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil. Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang
dihasilkan dari gandum, bit, kentangatau
jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada
2020. Sekitar seperempat
bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol.
Biofuel menawarkan kemungkinan
memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di atmosfir karena berbagai
tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuel mengurangi kadar
karbondioksida di atmosfir, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan
karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara.
Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah
kaca di atmosfir (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di
dalam prakteknya). Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan pada
minyak bumi serta meningkatkan keamanan energi.
Ada dua strategi umum untuk
memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam tanaman yang mengandung
gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis ) atau tanaman yang mengandung
pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi etil alkohol. Strategi
kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/nabatinya tinggi
seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa. Saat
dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa
langsung dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara
kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel. Kayu dan produk-produk sampingannya bisa
dikonversi menjadi biofuel sepertigas kayu, metanol atau bahan
bakar etanol.
Energi bio dari limbah
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi
mampu mengurangi berbagai permasalahan manajemen polusi dan pembuangan,
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.
Uni Eropa telah mempublikasikan sebuah laporan yang menyoroti potensi energi
bio yang berasal dari limbah untuk memberikan kontribusi bagi pengurangan
pemanasan global. Laporan itu menyimpulkan bahwa di tahun 2020 nanti 19 juta
ton minyak tersedia dari biomassa, 46% dari limbah bio: limbah padat perkotaan,
residu pertanian, limbah peternakan, dan aliran limbah terbiodegradasi yang
lain.
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah
gas karena limbah yang dipendam di dalamnya mengalami pencernaan anaerobik.
Secara kolektif gas-gas ini
dikenal sebagai landfill gas (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah.
Landfill gas bisa dibakar baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau
menghasilkan listrik bagi konsumsi publik. Landfill gas mengandung sekitar 50%
metana, gas yang juga terdapat di dalam gas alam.
Biomassa bisa berasal dari
limbah materi tanaman. Gas dari tempat penampungan kotoran manusia dan hewan
yang memasuki atmosfir merupakan hal yang tidak diinginkan karena metana adalah
salah satu gas rumah kaca yang potensil pemanasan globalnya melebihi
karbondioksida. [5][6] Frank Keppler dan Thomas Rockmann
menemukan bahwa tanaman hidup juga memproduksi metana CH4.
Bahan
bakar berbentuk cair bagi transportasi
Sebagian besar bahan bakar
transportasi berbentuk cairan, sebab berbagai kendaraan biasanya membutuhkan kepadatan energi yang tinggi. Kendaraan biasanya
membutuhkankepadatan kekuatan yang tinggi yang bisa disediakan oleh mesin
pembakaran dalam.
Mesin ini membutuhkan bahan bakar pembakaran yang bersih untuk menjaga
kebersihan mesin dan meminimalisir polusi udara. Bahan bakar yang lebih mudah dibakar
dengan bersih biasanya berbentuk cairan dan gas. Dengan begitu cairan (serta gas-gas yang bisa
disimpan dalam bentuk cair) memenuhi persyaratan pembakaran yang portabel dan
bersih. Selain itu cairan dan gas bisa dipompa, yang berarti penanganannya mudah dimekanisasi,
dan dengan begitu tidak membutuhkan banyak tenaga.
Biofuel
generasi pertama
Biofuel generasi pertama
menunjuk kepada biofuel yang terbuat dari gula, starch, minyak sayur,
atau lemak hewan menggunakan teknologi konvensional
Biofuel generasi pertama yang umum didaftar
sebagai berikut.
-
Minyak sayur
Minyak sayur dapat digunakan
sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas dari minyak dapat lebih rendah untuk
kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat digunakan dalam mesin diesel yang tua
(yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak langsung, tapi hanya dalam iklim yang hangat.
Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel,
yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakar
diesel konvensional. MAN B&W Diesel, Wartsila dan Deutz AG menawarkan mesin yang dapat digunakan
langsung dengan minyak sayur. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami peningkatan,
dan dalam skala kecil, dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan sebagai
bahan bakar.
Biodiesel merupakan biofuel
yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak
menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan yang komposisinya
mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methyl asam lemak (atau
ethyl) ester (FAME). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan
methanol (atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. 1
bagian glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.
Biodiesel dapat digunakan di
setiap mesin diesel kalau dicampur dengan diesel mineral. Di
beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100% biodiesel.
Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk penggunaan
biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan
negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di
banyak stasiun bahan bakar.
Di AS, lebih dari 80% truk
komersial dan bis kota beroperasi menggunakan diesel. Oleh karena itu
penggunaan biodiesel AS bertumbuh cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun
pada 2004 menjadi 78 juta galon pada awal 2005. Pada akhir 2006, produksi
biodiesel diperkirakan meningkat empat kali lipat menjadi 1 milyar galon.
- Bioalkohol
Alkohol yang diproduksi
secarai biologi, yang umum adalah ethanol, dan yang kurang umum adalah propanol dan butanol,
diproduksi dengan aksi mikroorganisme dan enzym melalui fermentasi gula atau starch,
atau selulosa. Biobutanol seringkali dianggap sebagai pengganti langsung bensin, karena dapat digunakan langsung dalam mesin
bensin.
Butanol terbentuk dari ABE fermentation (acetone, butanol, ethanol) dan
eksperimen modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang
menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang
lebih banyak dan dapat terbakar "langsung" dalam mesin bensin yang
sudah ada (tanpa modifikasi mesin).[10] Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan
air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah
ada. Dupont dan BPbekerja sama untuk
menghasilkan butanol.
Bahan
bakar ethanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar ethanol di Brazil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula
yang dihasilkan darigandum, jagung, sugar beet, sugar cane, molasses dan gula atau starch yang dapat dibuat minuman beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi ethanol menggunakan digesti enzyme untuk menghasilkan gula dari starch, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan
banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).
Produksi ethanol selulosik menggunakan tanaman non-pangan atau produk sisa yang tak bisa dikonsumsi,
yang tidak mengakibatkan dampak pada siklus makanan.
Memproduksi ethanol dari selulosa merupakan langkah-tambahan yang sulit dan
mahal dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis. Ternak yang memakan rumput
dan menggunakan proses digestif yang lamban untuk memecahnya menjadi glukosa (gula). Dalam laboratorium ethanol selulosik, banyak proses eksperimental sedang dilakukan
untuk melakukan hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut untuk membuat
bahan bakar ethanol.
Beberapa ilmuwan telah mengemukakan
rasa prihatin terhadap percobaan teknik genetika DNA rekombinan yang mencoba untuk mengembangkan enzym yang dapat memecah kayu lebih cepat dari alam,
makhluk mikroskopik tersebut dapat tidak sengaja terlepas ke alam, tumbuh
secara eksponensial, disebarkan oleh angin, dan pada akhirnya menyebabkan
kerusakan struktur seluruh tanaman, yang dapat mengakhiri produksi oksigen yang dilepaskan oleh proses fotosintesis tumbuhan.
Ethanol dapat digunakan dalam
mesin bensin sebagai pengganti bensin; ethanol dapat dicampur dengan bensin dengan
persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin dapat beroperasi menggunakan
campuran ethanol sampai 15% dengan bensin. Bensin dengan ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi, yang berarti mesin
dapat terbakar lebih panas dan lebih efisien.
Bahan bakar ethanol memiliki BTU yang lebih rendah, yang berarti
memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk melakukan perjalan dengan jarak yang
sama. Dalam mesin
kompresi-tinggi, dibutuhkan bahan bakar dengan sedikit ethanol dan pembakaran
lambat untuk mencegah pra-ignisi yang merusak (knocking).
Ethanol sangat korosif terhadap sistem pembakaran, selang dan gasket karet, aluminum, dan ruang pembakaran. Oleh karena itu penggunaan bahan bakar yang
mengandung alkohol ilegal bila digunakan pesawat. Untuk campuran ethanol
konsentrasi tinggi atau 100%, mesin perlu dimodifikasi.
Ethanol yang meyebabkan
korosif tidak dapat disalurkan melalui pipa bensin, oleh karena itu diperlukan
truk tangki stainless-steel yang lebih mahal, meningkatkan konsumsi biaya dan
energi yang dibutuhkan untuk mengantar ethanol ke konsumen.
Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi kendaraan bahan bakar fleksibel, yang dapat beroperasi dengan kombinasi
bioethanol dan bensin, sampai dengan 100% bioethanol.
Alkohol dapat bercampur dengan
bensin dan air, jadi bahan
bakar ethanol dapat tercampur setelah proses pembersihan dengan
menyerap kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar ethanol dapat
mengurangi efisiensi, menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan gangguan
operasi, dan mengoksidasi aluminum (karat pada karburator dan komponen dari besi).
-
biogas
Biogas diproduksi dengan
proses digesti anaerobik dari bahan organik oleh anaerobe.
Biogas dapat diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau menggunakan tanaman energiyang dimasukan ke dalam pencerna anaerobik untuk menambah gas yang dihasilkan. Hasil
sampingan, digestate,
dapat digunakan sebagai bahan bakar bio atau pupuk.
Biogas mengandung methane dan dapat diperoleh dari digester anaerobik
industri dan sistem pengelolaan biologi mekanik. Gas sampah adalah sejenis biogas yang
tidak bersih yang diproduksi dalam tumpukan sampah melalui digesti anaerobik yang terjadi
secara alami. Bila gas ini lepas ke atmosfer, gas ini merupakan gas rumah kaca.
-
Biofuel
padat
-
Syngas
Syngas dihasilkan oleh kombinasi proses pyrolysis,
kombusi, dan gasifikasi. Bahan bakar bio dikonversi menjadi karbon monoksida dan energi melalui pyrolysis. Masukan
oksigen terbatas diberikan untuk mendukung kombusi. Gasifikasi mengubah materi
organik menjadi hidrogen dan karbon monoksida.
o
Biofuel generasi kedua
Para pendukung biofuel
mengklaim telah memiliki solusi yang lebih baik untuk meningkatkan dukungan
politik serta industri untuk, dan percepatan, implementasi biofuel generasi
kedua dari sejumlah tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan
hewan, di antaranya cellulosic biofuel. Proses produksi biofuel generasi kedua bisa
menggunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan
hewan yang diantaranya adalah limbah biomassa, batang/tangkai gandum, jagung,
kayu, dan berbagai tanaman biomassa atau energi yang spesial (contohnya Miscanthus).
Biofuel generasi kedua (2G) menggunakan teknologi biomassa ke cairan, diantaranya cellulosic biofuel dari tanaman yang
tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan. Sebagian besar biofuel
generasi kedua sedang dikembangkan seperti biohidrogen, biometanol, DMF, Bio-DME, Fischer-Tropschdiesel, biohydrogen diesel, alkohol campuran dan
diesel kayu.
Produksi cellulosic ethanol mempergunakan berbagai tanaman yang tidak
digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan atau produk buangan yang tidak bisa dimakan.
Memproduksi etanol dari selulosa merupakan sebuah
permasalahan teknis yang sulit untuk dipecahkan. Berbagai hewan ternak pemamah
biak (seperti sapi) memakan rumput lalu menggunakan proses pencernaan yang
berkaitan dengan enzim yang lamban untuk menguraikannya menjadi glukosa (gula).
Di dalam labolatorium cellulosic ethanol, berbagai proses eksperimen sedang
dikembangkan untuk melakukan hal yang sama, lalu gula yang dihasilkan bisa
difermentasi untuk menjadi bahan bakar etanol. Para
ilmuwan juga sedang bereksperimen dengan sejumlah organisme hasil rekayasa genetik penyatuan kembali DNA yang mampu meningkatkan potensi
biofuel.
3.1 Biomassa
Apa yang sebenarnya dimaksud
dengan biomassa? Dalam sektor energi, biomassa merujuk pada bahan biologis yang
hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar.
Biomassa dapat digunakan
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penggunaan tidak langsung,
biomassa diolah menjadi bahan bakar. Contohnya, kelapa sawit yang diolah
terlebih dahulu menjadi biodiesel untuk kemudian digunakan sebagai bahan bakar.
Sebelum mengenal bahan bakar
fossil, manusia sudah menggunakan biomassa sebagai sumber energi. Misalnya
dengan memakai kayu atau kotoran hewan untuk menyalakan api unggun. Sejak
manusia beralih pada minyak, gas bumi atau batu bara untuk menghasilkan
tenaga, penggunaan biomassa tergeser dari kehidupan manusia. Namun,
persediaan bahan bakar fossil sangat terbatas. Para ilmuwan memperkirakan dalam
hitungan tahun persediaan minyak dunia akan terkuras habis. Karena itu
penggunaan sumber energi alternatif kini digiatkan, termasuk di antaranya
penggunaan biomassa.
3.2 Buangan
Berdasarkan
karakteristik fisik dan kimianya, tanaman jagung (Zea mays) memiliki banyak
kegunaan, berpotensi sebagai sumber bio energi dan produk samping yang bernilai
ekonomis tinggi. Pemanfaatan jagung dan limbahnya sebagai sumber bio energi
dengan teknologi konversi energi yang ada saat ini, di antaranya adalah :
(1) sebagai bahan bakar
tungku untuk proses pengeringan atau pemanasan
(2) sebagai bahan bakar
padat untuk proses pirolisis dan gasifikasi
(3) sebagai bahan baku pembuatan
ethanol dan
(4) sebagai bahan baku
potential pembuatan biodiesel.
Meskipun
pemanfaatan limbah jagung dan turunan produk berbahan baku jagung sebagai
sumber energi terbarukan cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia, namun
penggunaan secara optimal perlu dikaji agar diperoleh keuntungan yang maksimal.
Pemanfaatan limbah jagung masih menghadapi banyak kendala seperti lokasi
produksi jagung yang tersebar dan densitas kamba yang kecil sehingga biaya transportasi
untuk mengumpulkan bahan baku cukup tinggi. Dengan sistem kawasan terintegrasi
diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut. Keberhasilan dalam meningkatkan
produktivitas tanaman jagung, diperlukan pula diversifikasi pemanfaatan
produknya agar nilai ekonomisnya meningkat. Oleh karena itu, tulisan ini
diharapkan dapat memberikan wacana untuk keperluan tersebut.
3.3 Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang
lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa
akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum
dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan
dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi
anaerobik dalam ototmamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi
asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
3.4 Konversi
Masalah lingkungan sebenarnya
memiliki solusi yang berasal dari lingkungan juga. Problem gas rumah kaca dan
krisis energi misalnya, bisa dijawab dengan biomassa yang asalmulanya dari
alam. Bagaimana bisa?
Gas rumah kaca yang disebabkan
oleh bahan bakar fosil, seperti karbon dioksida ketika dilepaskan di atmosfir,
keberadaannya akan menghalangi panas yang akan meninggalkan bumi sehingga akan
meningkatkan temperature bumi. Bila hal ini terjadi maka maka akan terjadi
perubahan iklim yang akan mempengaruhi kualitas kehidupan di lingkungan kita.
Selain disebabkan oleh CO2, gas berikut juga memiliki kontribusi dalam
pemanasan global, methane (CH4) dan nitrous oksida (N2O). Pembakaran biomassa
sebenarnya menghasilkan CO2 tetapi karbon dioksida yang di hasilkan akan
distabilisasi dengan serap kembali oleh tumbuhan, sehingga tidak ada penimbuan
karbon dioksida dalam atmosfer dan keberadaannya terus seimbang.
Pengingkatan
Temperatur
Tahun 1998 merupakan tahun
dimana terjadi peningkatan terbesar temperatur. Peningkatan temperatur ini
menyebabkan pencairan es di kutub sehingga volume lautan meningkat dan
ketingian permukaan laut meningkat 10 sampai 25 cm. Bahkan di prediksi kan
tahun 2100 temperatur akan meningkat secara tajam hingga mencapai 6 derajat
celcius. Dampak itulah yangmemicu terjadinya bencana alam yang akan menurunkan
kualitas hidup manusia.
Untuk mencegah berbagai macam
dampak dari pemanasan global, dapat dilakukan dengan mengurangi atau
menghentikan proses yang paling besar dalam memicu gas rumah kaca tersebut
yaitu pembakaran bahan baker fosil. Pembakaran bahan baker berkaitan erat
dengan pemenuhan sector energi bagi peningkatan perekonomian suatu negara.
Pengembangan biomasa sebagai
sumber energi untuk substitusi bahan bakar
bisa menjadi solusi untuk mengurangi beredarnya
gas rumah kaca di atmosfer. Dengan penggunaan biomassa sebagai sumber energi
maka konsentrasi CO2 dalam atmosfer akan seimbang. Pada waktu yang sama manusia
makin menyebabkan peningkatan rumah kaca dengan penebangan hutan secara luas
(deforestrisasi) sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap gas CO2.
disamping itu hasil hutan yang diperoleh dibakar dan menghasilkan CO2 dan
beberapa partikulat matter. Konferensi tentang perubahan iklim telah dilakukan
di Kyoto, Jepang pada tahun 1997
Penggunaan biomassa untuk
menghasilkan panas secara sederhana sebenarnya telah dilakukan oleh nenek
moyang kita beberapa abad yang lalu. Penerapannya masih sangat sederhana,
biomassa langsung dibakar dan menghasilkan panas. Di zaman modern sekarang ini
panas hasil pembakaran akan dikonversi menjadi energi listrik melali turbin dan
generator. Panas hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan uap dalam boiler.
Uap akan ditransfer kedalam turbin sehingga akan menghasilkan putaran dan
menggerakan generator. Putaran dari turbin dikonversi menjadi energi listrik
melalui magnet magnet dalam generator. Pembakaran langsung terhadap biomassa
memiliki kelemahan, sehingga pada penerapan saat ini mulai menerapkan beberapa
teknologi untuk meningkatkanmanfaat biomassa sebagai bahan bakar. Beberapa penerapan teknologi konversi yaitu :
·
Densifikasi
Praktek yang mudah untuk
meningkatkan manfaat biomassa adalah membentuk menjadi briket atau pellet.
Briket atau pellet akan memudahkan dalam penanganan biomassa. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan densitas dan memudahkan penyimpanan dan pengangkutan. Secara
umum densifikasi (pembentukan briket atau pellet) mempunyai beberapa keuntungan
(bhattacharya dkk, 1996) yaitu : menaikan nilai kalor per unit volume, mudah
disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran dan kualitas yang seragam.
·
Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi
bahan orgranik menjadi arang . pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang
mudah terbakar seperti CO, CH4, H2, formaldehid, methana, formik dan acetil
acid serta zat yang tidak terbakar seperti seperti CO2, H2O dan tar cair.
Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.
·
Pirolisis
Pirolisis atau bisa di sebut
thermolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan pemanasan tanpa
kehadiran oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari proses karbonisasi yaitu
roses untukmemperoleh karbon atau aran, tetapi sebagian menyebut pada proses
pirolisis merupakan high temperature carbonization (HTC), lebih dari 500 oC.
Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon,
cairan berupa campuran tar dan beberapa zat lainnya. Produk lainn adalah gas
berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan beberapa gas yang memiliki
kandungan kecil.
·
Anaerobic digestion
Proses anaerobic igestion yaitu proses dengan melibatkan
mikroorganisme tanpa kehadiran oksigen dalam suatu digester. Proses ini
menghasilkan gas produk berupa metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta
beberapa gas yang jumlahnya kecil, seperti H2, N2, dan H2S. Proses ini bisa
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu anaerobic digestion kering dan basah.
Perbedaan dari kedua proses anaerobik ini adalah kandungan biomassa dalam
campuran air. pada anaerobik kering memiliki kandungan biomassa 25 – 30 %
sedangkan untuk jenis basah memiliki kandungan biomassa kurang dari 15 % .
·
Gasifikasi
Gasifikasi adalah suatu proses konversi untuk merubah
material baik cair maupun pada menjadi bahan bakar cair dengan menggunakan
temperatur tinggi. Proses gasifikasi menghasilkan produk bahan bakar cair yang
bersih dan efisien daripada pembkaran secara langsung, yaitu hidrogen dan
karbon monoksida. Gas hasil
dapat di bakar secara langsung pada internal combustion engine atau eaktor
pembakaran. Melalui proses Fische-Tropsch gas hasil gasifikasi dapat di ekstak
menjadi metanol.
3.5 Instalasi
Mengatasi
ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi, perlu dikembangkan
bahan bakar alternatif yang mampu mengantikannya. Salah satu di antara
alternatif itu biogas.
------------- Indonesia memiliki potensi sumber daya peternakan yang sangat besar. Sumber daya tersebut, selain untuk kebutuhan pangan, berpotensi sebagai sumber energi dengan cara pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas. Adanya isu global tentang keterbatasan dan mahalnya energi menjadikan keberadaan biogas sebagai salah satu alternatif penyelesaian masalah tersebut.
------------- Indonesia memiliki potensi sumber daya peternakan yang sangat besar. Sumber daya tersebut, selain untuk kebutuhan pangan, berpotensi sebagai sumber energi dengan cara pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas. Adanya isu global tentang keterbatasan dan mahalnya energi menjadikan keberadaan biogas sebagai salah satu alternatif penyelesaian masalah tersebut.
Biogas
sebenarnya adalah teknologi yang sudah lama dikenal. Namun, upaya untuk
memberdayakan semua jenis energi yang ada dan perancangan teknologi penyimpanan
energi yang dihasilkan belum optimal.
Selain
itu, biogas termasuk teknologi yang memiliki efisiensi tinggi. Sebab, residu
proses biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk berkualitas tinggi. Tanpa
keterlibatan teknologi pengolahan sampah, metana hasil penguraian secara
natural akan terlepas dan mencemari atmosfer karena metana termasuk ke dalam
gas rumah kaca. Dari sudut pandang itulah, biogas disimpulkan masuk ke
teknologi ramah lingkungan.
Pemanfaatan energi dari instalasi tersebut selama ini hanya melalui energi panas dari pembakaran gas metana. Karena itu, perlu dioptimalkan juga energi lain yang dihasilkan instalasi biogas berupa energi gerak yang disebabkan tekanan gas dari tangki.
Untuk keamanan dan kemudahan penyimpanan, biogas disimpan sebagai energi listrik melalui penggunaan generator atau fuel cell sebagai peralatan konversi energi. Keuntungan sistem tersebut adalah diperoleh energi relatif lebih besar dan dapat dipergunakan di lokasi serta waktu yang berbeda.
Pemanfaatan energi dari instalasi tersebut selama ini hanya melalui energi panas dari pembakaran gas metana. Karena itu, perlu dioptimalkan juga energi lain yang dihasilkan instalasi biogas berupa energi gerak yang disebabkan tekanan gas dari tangki.
Untuk keamanan dan kemudahan penyimpanan, biogas disimpan sebagai energi listrik melalui penggunaan generator atau fuel cell sebagai peralatan konversi energi. Keuntungan sistem tersebut adalah diperoleh energi relatif lebih besar dan dapat dipergunakan di lokasi serta waktu yang berbeda.
3.6 Operasi
3.7
Keamanan
Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
Biofuel dapat dihasilkan secara langsung daritanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau
pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik
kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung
hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari
tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol
dan ester. Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan
bakar fosil tetapi karena
terkadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur
dengan bahan bakar fosil. Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang
dihasilkan dari gandum, bit, kentangatau
jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada
2020. Sekitar seperempat
bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol.
Biofuel menawarkan kemungkinan
memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di atmosfir karena berbagai
tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuel mengurangi kadar
karbondioksida di atmosfir, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan
karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara.
Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah
kaca di atmosfir (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di
dalam prakteknya).
Penggunaan biofuel mengurangi
pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan keamanan energi.
Ada dua strategi umum untuk memproduksi
biofuel. Strategi pertama adalah menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis [2]) atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi etil alkohol. Strategi
kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/nabatinya tinggi
seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa. Saat
dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa
langsung dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara
kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel. Kayu dan produk-produk sampingannya bisa
dikonversi menjadi biofuel sepertigas kayu, metanol atau bahan
bakar etanol.
IV. Energi Angin
4.1 Pengertian
Energi
angin telah lama di kenal dan di manfaatkan manusia. Pasukan Viking dikenal
sebagai bangsa penakluk dengan mempergunakan perahu layar kecil. Christoper
Colombus menggunakan kapal layar besar untuk menemukan Benua Amerika.
Energi
angin merupakan energi alternatif yang
mempunyai prospek bagus, karena merupakan sumber energi yang bersih dan
terbarukan kembali.
Pada
dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas dan udara
dingin. Di daerah katulistiwa, udaranya menjadi panas mengembang dan menjadi
ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin. Sebaliknya
daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan
demikian terjadi suatu perputaran udara, berupa perpindahan udara dari kutub
utara ke garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi, dan sebaliknya suatu
perpinadahan udara dari garis katulistiwa kembali ke kutub utara, melalui
lapisan udara yang lebih tinggi.
Energi
angin merupakan salah satu sumber energi alternatif untuk pembangkitan untuk
pembangkitan listrik dan sedang mendapatkan perhatian besar dari dunia
dikarenakan sifatnya yang terbarukan dan ramah lingkungan. Untuk dapat
mengetahui potensi energi angin, perlu adanya suatu studi untuk mengetahui
potensi energi angin yang ada di lokasi.
Penelitian
Survey Pengkajian dan Pelaksanaan Energi Angin ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang potensi angin dan feasibility pemanfaatan energi angin di
kedua lokasi penelitian yaitu Desa Kertojayan dan Desa Harjobinangun Kecamatan
Grabag Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah untuk pembangkit energi listrik
yang terbarukan dan memberikan estimasi tentang produksi energi angin yang
sesuai untuk kedua lokasi tersebut. Identifikasi angin berupa pengukur
kecepatan angin (anemometer), arah angin, (wind direction vane), suhu udara
(termometer), tekanan udara (barometer), dan kelembaban udara (humidity sensor)
untuk periode waktu 2 bulan pengamatan.
Dari
hasil penelitian untuk periode 2 September – 12 November 2004 dapat
diseimpulkan bahwa potensi angin di kedua lokasi penelitian layak untuk
dimanfaatkan dalam pembangkitan energi listrik. Secara
keekonomian, energi angin dapat memberikan harga produksi yang bersaing jika
dibandingkan dengan harga produksi listrik dari PLN.
4.2 Pengukuran
Energi angin merupakan salah
satu sumber energi terbarukan yang ada dan masih sedikit pemanfaatannya.
Pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi terbarukan adalah suatu usaha
menjawab masalah atas terjadinya perubahan lingkungan dan alam juga salah satu
usaha konservasi dari sumber energi konvensional.
Pengukuran angin selalu
melibatkan (menggunakan) suatu metode-metode pendekatan, salah satunya dengan
menggunakan distribusi Weibull dan Rayleigh. Melalui metode ini dapat diketahui
karakteristik angin suatu wilayah serta perancangan turbin angin yang sesuai
dengan kondisi tersebut. Hasil review menyebutkan bahwa di beberapa negara
dengan wilayah pesisir yang cukup luas (Yunani, Kerajaan Saudi Arabia, Turki,
Taiwan dan Afrika Selatan) mampu dikembangkannya suatu pemanfaatan energi
angin. Pemanfaatan angin yang sudah ada adalah sebagai sumber energi listrik
(grid connection dan grid non-connection) serta energi mekanik.
Ada beberapa cara (metode)
yang digunakan dalam pendekatan perhitungan energi angin di suatu wilayah. Akan
tetapi, metode sebaran Weibull dan Rayleigh yang paling familiar dan mudah
untuk memprediksikan kondisi angin di suatu wilayah. Bahkan beberapa peneliti
lebih menganjurkan untuk menggunakan metode Weibull. Dengan dua metode tersebut
dapat diketahui/diprediksikan pola dan probabilitas daya angin untuk
diaplikasikan sebagai pembangkit daya (windpower, windmill, dan windpump).
Pengukuran angin harus
mempertimbangkan banyak aspek penting, antara lain kondisi landscape, waktu,
durasi, nilai kembar selama waktu tertentu dan berturut-turut dsb. Hal ini
perlu diperhatinkan karena pada kondisi areal tertentu (berbukit) menyebabkan
angin bergolak (turbulensi) sehingga untuk menghindari pergolakan angin yang
terjadi pengukuran harus dalam kondisi bebas dan tanpa gangguan, yaitu dengan
menambah ketinggian pengujian (misal, 4 m dari titik ketinggian acuan). Pada
daerah pesisir, pengukuran angin dilakukan di siang hari, karena pada kondisi
ini angin bertiup kencang ke arah darat (angin darat). Durasi pengujian yang
lama dapat meminimalisir penyimpangan (eror) yang terjadi. Nilai kembar yang
terjadi selama beberapa waktu tertentu (misal 3 jam) ditiadakan karena
penelitian dilakukan untuk mengetahui fluktuasi (beban) angin yang terjadi,
yang memungkinkan terjadinya kegagalan instalasi windturbin. Arah angin juga
perlu diperhitungkan. Hal ini untuk melihat perilaku angin dari waktu ke waktu
sehingga tentu akan sangat berguna jika menggunakan / memanfaatkan windturbin
dengan arah tetap (without tail).
Hasil review diatas
memperlihatkan bahwa kondisi angin aplikasi tidaklah terlalu besar, bahkan di
beberapa tempat memperlihatkan kisaran nilai sekitar 1,6 m/s. Meskipun
demikian, pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi tidaklah terganggu. Di Yunani dan Afrika Selatan, pemanfaatan energi angin baru sebatas
electrocharging (windpower with batteray charging) dan mekanik (windpump dan windmill).
4.3 Konversi
Turbin
angin adalah
kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin
ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam
melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu
banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih
dikenal dengan Windmill.
Kini turbin angin lebih banyak
digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan
prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin
masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensonal(Co: PLTD,PLTU,dll),
turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu
dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak
terbaharui(Co : batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk
membangkitkan listrik.
Perhitungan daya yang dapat
dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter kipas r adalah :
dimana ρ adalah kerapatan angin pada waktu tertentu
dan v adalah kecepatan angin pada waktu
tertentu.
4.4 Faktor Daya
Energi didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melakukan kerja. Energi memiliki satuan Joule atau Btu.
Sedangkan daya didefinisikan sebagai laju energi yang dibangkitkan atau
dikonsumsi. Satuan dari daya adalah Joule/detik atau watt. Maka satuan energi
listrik adalah watt-detik atau lebih populer dengan watt-hour.
Daya dengan satuan watt disebut sebagai daya aktif (P). Daya inilah yang dikonsumsi oleh berbagai macam peralatan listrik. Selain daya aktif, kita kenal daya reaktif. daya reaktif ini memiliki satuan VAR atau volt ampere reaktif. Daya reaktif (Q) ini tidak memiliki dampak apapun dalam kerja suatu beban listrik, dengan kata lain daya reaktif ini tidak berguna bagi konsumen listrik. Gabungan antara daya aktif dan reaktif adalah apparent power atau daya nyata (S). Jika digambarkan dalam bentuk segitiga daya, maka daya nyata direpresentasikan oleh sisi miring dan daya aktif maupun reaktid direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus.
Daya dengan satuan watt disebut sebagai daya aktif (P). Daya inilah yang dikonsumsi oleh berbagai macam peralatan listrik. Selain daya aktif, kita kenal daya reaktif. daya reaktif ini memiliki satuan VAR atau volt ampere reaktif. Daya reaktif (Q) ini tidak memiliki dampak apapun dalam kerja suatu beban listrik, dengan kata lain daya reaktif ini tidak berguna bagi konsumen listrik. Gabungan antara daya aktif dan reaktif adalah apparent power atau daya nyata (S). Jika digambarkan dalam bentuk segitiga daya, maka daya nyata direpresentasikan oleh sisi miring dan daya aktif maupun reaktid direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus.
Lalu, apa hubungannya dengan
faktor daya? Faktor daya sering disebut sebagai cos phi (cosine phi) dimana phi
adalah sudut antara daya nyata (S) dengan daya aktif (P). P sendiri sama dengan
(S * cos phi). Sedangkan Q (daya reaktif) sama dengan (S*sin phi) . Ingat, cos
phi tidak sama dengan efisiensi. Analogi sederhananya adalah, ada suatu jalan
dengan lebar tertentu . Kemudian kita bariskan 10 orang pada jalan tersebut,
ternyata baru memakai 10% dari lebar jalan. Kemudian, kita tambahkan menjadi 80
orang ternyata 80% lebar jalan dapat kita pergunakan. Terlihat, dengan semakin
banyak orang yang bisa kita masukkan ke jalan tersebut, maka faktor pemanfaatan
jalan juga semakin tinggi. Tentu berbeda jika dari 1000 orang , kita suruh
berjalan dalam bentuk 10 baris jika dibandingkan dengan bentuk barisan berupa
80 baris.
4.5
Jenis Turbin
Turbin di
bagi atas beberapa jenis di antaranya :
·
Turbin Air
Turbin air dikembangkan pada
awal abad ke-19 dan digunakan secara luas untuk tenaga industri sebelum adanya
jaringan listrik. Sekarang mereka digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Mereka mengambil sumber energi yang
bersih dan terbaharui.
Turbin air berperan untuk mengubah energi
air (energi potensial, tekanan dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator
menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerjanya , turbin air dibagi
menjadi dua kelompok:
- Turbin impuls (cross-flow, pelton & turgo)
untuk jenis ini, tekanan pada
setiap sisi sudu geraknya lrunnernya - bagian turbin yang berputar - sama.
-
Turbin
reaksi ( francis, kaplanlpropeller)
·
Turbin uap
Turbin uap adalah suatu
penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi
kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme
yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri,
seperti untuk pembangkit listrik.
Turbin uap merupakan salah
satu jenis mesin yang menggunakan metode external combustion engine (mesin
pembakaran luar). Pemanasan fluida kerja (uap) dilakukan di luar sistem. Prinsip
kerja dari suatu instalasi turbin uap secara umum adalah dimulai dari pemanasan
air pada ketel uap. Uap air hasil pemanasan yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi selanjutnya digunakan untuk menggerakkan poros turbin. Uap yang keluar
dari turbin selanjutnya dapat dipanaskan kembali atau langsung disalurkan ke
kondensor untuk didinginkan. Pada kondensor uap berubah kembali menjadi air
dengan tekanan dan temperatur yang telah menurun. Selanjutnya air tersebut
dialirkan kembali ke ketal uap dengan bantuan pompa. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa turbin uap adalah mesin pembangkit yang bekerja dengan
sistem siklus tertutup.
·
Turbin Gas
Turbin gas adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari arus
gas pembakaran. Dia memiliki kompresor naik ke-atas dipasangkan dengan turbinturun ke-bawah, dan sebuah bilik pembakaran
di-tengahnya.
ditambahkan di arus gas di pembakar, di
mana udara dicampur dengan bahan bakar dan dinyalakan.
Pembakaran meningkatkan suhu, kecepatan dan volume dari aliran gas. Kemudian diarahkan
melalui sebuah penyebar (nozzle)
melalui baling-baling turbin, memutar turbin dan mentenagai kompresor.
Energi diambil dari bentuk
tenaga shaft, udara terkompresi dan dorongan, dalam segala kombinasi, dan
digunakan untuk mentenagai pesawat
terbang, kereta, kapal, generator, dan bahkan tank.
4.6
Generator
Generator
listrik adalah
sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanikal, biasanya
dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit
listrik. Walau
generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan
listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak
menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa
dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak
menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat maupun
turbin mesin uap, air yang jatuh melakui sebuah turbin maupun
kincir air, mesin
pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apapun sumber
energi mekanik yang lain.
4.7 Operasi
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah
energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir
digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.
Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat
berbagai macam sub-sistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari
turbin angin, yaitu :
1. Gearbox.
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada
kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Brake System.
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah
gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini
perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam
pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik
kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan
putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka
putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran
berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada generator
putus, karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.
3. Generator.
Ini adalah salah satu komponen
terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah
energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan
menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu
cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang
bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika
poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator
yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan
arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan
melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa
AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
4. Penyimpan energi.
Karena keterbatasan
ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu
tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu
digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik.
Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan
angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik
tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi
yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar
kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi
ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh sederhana yang
dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki
mobil. Aki mobil memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12
volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5
jam pada daya 780 watt.
Kendala dalam menggunakan alat
ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC(Direct Current) untuk
meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya
AC(Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk
mengakomodasi keperluan ini. Rectifier-inverter akan dijelaskan berikut.
5. Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang
sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter
berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi(aki/lainnya)
maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC. Karena
kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka diperlukan
inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi gelombang
AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.
V. Energi Air dan Pembangkit
Listrik Air Skala Kecil
5.1 Pengertian
Tenaga
air Inggris: 'hydropower' adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Pada dasarnya, air di
seluruh permukaan Bumi ini bergerak (mengalir). Di alam sekitar kita, kita mengetahui bahwa air
memiliki siklus. Dimana air menguap, kemudian terkondensasi menjadi awan. Air
akan jatuh sebagai hujan setelah ia memiliki massa yang cukup. Air yang jatuh
di dataran tinggi akan terakumulasi menjadi aliran sungai. Aliran sungai ini menuju
ke laut.
Di laut juga terdapat gerakan
air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan arus laut. gelombang pasang dipengaruhi
oleh gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan oleh angin yang berhembus di
permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh perbedan kerapatan (massa jenis
air), suhu dan tekanan, serta rotasi bumi.
Tenaga air yang memanfaatkan
gerakan air biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada bagian bawah dam
tersebut terdapat lubang-lubang saluran air. Pada lubang-lubang tersebut terdapat
turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi
mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik
air disebut "hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar
715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. bahkan di Kanada, 61% dari
kebutuhan listrik negara berasal dari Hydroelectric.
Saat ini para peneliti juga
mencari kemungkinan hydroelectric yang berasal dari arus laut dan gelombang
pasang. Semoga hal tersebut berhasil dan kita dapat memelihara Bumi yang kita
cintai ini.
- Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro
Pembangkit energi air skala mikro atau pembangkit tenaga
mikrohidro semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di
wilayah yang terpencil. Sistem pembangkit tenaga mikrohidro dapat dipasang di
sungai kecil dan tidak memerlukan dam yang besar sehingga dampaknya terhadap
lingkungan sangat kecil.
Pembangkit tenaga mikrohidro dapat digunakan langsung
sebagai penggerak mesin atau digunakan untuk menggerakan generator listrik.
Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga mikrohidro biasa disebut sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, disingkat PLTMH. Daya yang dibangkitkan
anatara 5 kW sampai dengan 100 kW
5.2
Pengukuran
Energi listrik didefinisikan dan diukur
sebagai daya dikalikan waktu. Besarnya daya sendiri didapatkan sebagai tegangan dikalikan arus.
Hubungan ini secara matematis dituliskan sebagai berikut:
E = P x T (1)
yang mana T menyatakan waktu dengan satuan
detik atau jam (h) sedangkan Pmenyatakan
daya aktif rata-rata dengan satuan watt (W) atau kilowatt (kW). Daya aktif
rata-rata didapatkan sebagai nilai rata-rata perkalian antara tegangan dan arus
yang bisa dituliskan sebagai berikut:
P = rata-rata{v x i} (2)
yang mana v dan i masing-masing menyatakan nilai sesaat
tegangan dan arus dengan satuan volt (V) dan ampere (A). Hubungan atau persamaan (1) dan (2)
inilah yang selama lebih dari satu abad digunakan untuk mengukur energi dan
digunakan sebagai dasar jual beli energi listrik. Alat ukur energi listrik, kWh
meter mengukur energi listrik berdasarkan persamaan (1) dan (2). Secara
teoritis persamaan (1) dan (2) tidak salah tetapi bisa dibuktikan bahwa
pengukuran yang dihasilkan bisa menjadi tidak adil.
Energi listrik dibangkitkan, ditransmisikan,
dan didistribusikan dalam bentuk tegangan listrik bolak-balik tiga-fasa. Dalam
sistim ini, idealnya tegangan dan arus yang mengalir di sistem tenaga listrik
mempunyai bentuk sinusoidal dengan besar dan frekuensi yang tetap. Di Indonesia,
frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz dan tegangan rendahnya adalah 220 V.
Selain harus sinusoidal, idealnya tegangan dan arus di setiap fasa setimbang.
Dalam dua puluh tahun terakhir ini, penggunaan
peralatan elektronika dan komputer meningkat dengan pesat dan meluas. Berbeda
dengan peralatan listrik konvensional (contoh : lampu pijar, pemanas, dan motor
listrik), peralatan elektronika biasanya bersifat nonlinier (hubungan antara
tegangan dan arus tidak linier) . Inilah alasan mengapa dalam teknik energi
listrik, peralatan elektronika dikategorikan sebagai beban nonlinier. Pada
beban yang linier, bentuk gelombang arus akan mengikuti bentuk gelombang
tegangannya. Kalau bentuk gelombang tegangan sumbernya sinusoidal maka
gelombang arus yang mengalir juga akan sinusoidal. Pada beban yang nonlinier,
arus listrik yang mengalir mempunyai bentuk nonsinusoidal walaupun tegangannya
sinusoidal. Gelombang arus yang nonsinusoidal semacam ini disebut mengandung harmonisa. Pengukuran energi listrik pada kondisi
nonsinusoidal ini terbukti banyak menimbulkan
banyak masalah.
5.3 Koversi
Dalam pembangkitan listrik tenaga air energi yang
banyak digunakan adalah energi potansial
Ep = m . g . H
Dengan
E = Energi Potensial
m = Massa
g= Percapatan Grapitasi
h= Tinggi relatif terhadap
permukaan bumi
Atau bisa ditulis dengan
dE = dm . g . H
Dimana dE merupakan energi yang dibangkitkan oleh
elemen masa dm yang melalui jarak h.
Jika Q didefinisikan sebagai debit air menurut
rumus maka:
Q = dm/dt,
dengan
dm : elemen masa air
dt : elemen waktu
Dari turunan rumus diatas, daya yang dibangkitkan olehh suatu
pembangkit adalah :
P = g . Q . H
Jika dihubungkan dengan efisiensi, maka
P = η . g . Q . H
Dimana :
P= daya
η =
efisiensi
g= Percapatan Grapitasi
Q= Debit air
h= Tinggi relatif terhadap
permukaan bumi
Untuk keperluan estimasi pertama secara kasar,
dipergunakan rumus sederhana barikut:
P = f . Q . h
Dengan
P= Daya
f = Faktor efisiensi (antara
0,7 dan 0,8)
Q= Debit air
h= Tinggi relatif terhadap
permukaan bumi
5.4
Pemanfaatan
Manfaat dari pembangkit energi air skala mikro
atau pembangkit tenaga mikrohidro semakin populer sebagai alternatif sumber
energi, terutama di wilayah yang terpencil. Sistem pembangkit tenaga mikrohidro
dapat dipasang di sungai kecil dan tidak memerlukan dam yang besar sehingga
dampaknya terhadap lingkungan sangat kecil.
Pembangkit tenaga mikrohidro dapat digunakan
langsung sebagai penggerak mesin atau digunakan untuk menggerakan generator
listrik. Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga mikrohidro biasa disebut
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, disingkat PLTMH. Daya yang dibangkitkan anatara 5 kW sampai dengan 100 kW.
VI. Energi Panas Bumi
6.1 Pengertian
Energi
panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumiyang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk
memanaskan (ruangan ketika musim
dingin atau air) sejak peradaban Romawi, namun
sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi
listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik tenaga panas
bumi telah dipasang di
seluruh dunia pada tahun 2007, dan menyumbang sekitar
0.3% total energi listrik dunia.
Energi panas bumi cukup
ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik.
Pangeran Piero
Ginori Conti mencoba generator panas bumi pertama pada 4 July 1904 di area panas bumi Larderello di Italia. Grup areasumber panas bumi terbesar di dunia, disebut The Geyser,
berada di California, Amerika
Serikat. Pada
tahun 2004, lima negara (El Salvador, Kenya, Filipina, Islandia, dan Kostarika) telah menggunakan panas bumi untuk menghasilkan lebih dari 15%
kebutuhan listriknya.
6.2 Pengukuran
Panas Bumi adalah sumber
energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama
mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat
dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi. Panas bumi adalah sumber daya alam
yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi
pilihan dalam keanekaragaman energi.
Panas Bumi merupakan sumber
energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi
tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang
dikandung Panas Bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Untuk pemanfaatannya,
perlu dilakukan kegiatan penambangan berupa eksplorasi dan eksploitasi guna
mentransfer energi panas tersebut ke permukaan dalam wujud uap panas, air
panas, atau campuran uap dan air serta unsur-unsur lain yang dikandung Panas
Bumi. Pada prinsipnya dalam kegiatan Panas Bumi yang ditambang adalah air panas
dan uap air.
Pemanfaatan energi panas bumi
relative ramah lingkungan karena unsur-unsur yang berasosiasi dengan energi
panas tidak membawa dampak lingkungan atau berada dalam batas ketentuan yang
berlaku. Panas Bumi merupakan sumber energi panas dengan ciri terbarukan karena
proses pembentukannya terus-menerus sepanjang masa selama kondisi lingkungannya
dapat terjaga keseimbangannya.
6.3 Konversi
Energi panas bumi adalah
energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi. Energi panas
bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak
planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap
oleh permukaan bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan
ketika musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi, namun sekarang lebih
populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit
listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, dan
menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia.
Energi panas bumi cukup
ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area perbatasan
lapisan tektonik.
Pangeran Piero Ginori Conti mencoba generator panas bumi
pertama pada 4 July 1904 di area panas bumi Larderello di Italia. Grup area sumber panas bumi terbesar di
dunia, disebut The Geyser, berada di California, Amerika Serikat. Pada tahun
2004, lima negara (El Salvador, Kenya, Filipina, Islandia, dan Kostarika) telah
menggunakan panas bumi untuk menghasilkan lebih dari 15% kebutuhan listriknya.
Pembangkit listrik tenaga
panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur
tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan
penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah memperluas
jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dari lempeng
tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi
cenderung rendah karena fluida panas bumi berada pada temperatur yang lebih
rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum
termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam
mengambil energi selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika
bisa dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya untuk pemanas ruangan.
Efisiensi sistem tidak mempengaruhi biaya operasional seperti pembangkit
listrik tenaga bahan bakar fosil.
6.4
Pemanfaatan
Pada
kenyataannya, pembangkit listrik yang menggunakan energi panasbumi memberikan
beberapa keuntungan diantaranya menghasilkan emisi yang lebih rendah
dibandingkan dengan pembangkit lain seperti batubara, minyak atau yang
menggunakan gas alam. Oleh karena itu, prospek bisnis panasbumi dimasa datang
cukup serah seiring kebijakan Clean Development Mechanism (CDM). Manfaat lain
terhadap lingkungan adalah tidak terjadinya pembuangan limbah secara terbuka
karena air kondensat dan air produksi diinjeksikan kembali ke dalam sumur untuk
menjaga kestabilan tekanan reservoir. Hal ini menjadikan panasbumi sebagai energi
alternatif yang renewable (terbarukan). Disamping itu luas lahan yang digunakan
relatif lebih kecil dibandingkan dengan proyek pembangkitan/ penambangan lain.
-----------
-----------
Sebelum
abad keduapuluh, fluida panas bumi (geothermal) hanya digunakan untuk mandi,
mencuci dan memasak. Dewasa ini pemanfaatan fluida panas bumi sangat beraneka
ragam, baik untuk pembangkit listrik maupun untuk keperluan lainnya di sektor
non-listrik, yaitu untuk pemanas ruangan, rumah kaca, tanah pertanian,
pengering hasil pertanian dan peternakan, pengering kayu dll.
Pemanfaatan
energi panas bumi secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu pemanfaatan
tidak langsung dan pemanfaatan langsung. Pemanfaatan tidak langsung yaitu
memanfaatkan energi panas bumi untuk pembangkit listrik. Sedangkan pemanfaatan
langsung yaitu memanfaatkan secara langsung panas yang terkandung pada fluida
panas bumi untuk berbagai keperluan.
Fluida
panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi mengandung energi panas
yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Hal ini dimungkinkan
oleh suatu sistem konversi energi fluida panas bumi (geothermal power cycle)
yang mengubah energi panas dari fluida menjadi energi listrik.
Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>225 oC) telah lama digunakan di beberapa negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi telah memungkinkan digunakannya fluida panas bumi bertemperatur sedang (150-225 oC) untuk pembangkit listrik.
Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>225 oC) telah lama digunakan di beberapa negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi telah memungkinkan digunakannya fluida panas bumi bertemperatur sedang (150-225 oC) untuk pembangkit listrik.
Selain
temperatur, faktor-faktor lain yang biasanya dipertimbangkan dalam memutuskan
apakah suatu sumberdaya panas bumi tepat untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit
listrik adalah sebagai berikut:
Sumberdaya
mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar sehingga mampu memproduksi
uap untuk jangka waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 25-30 tahun.
Sumberdaya
panas bumi menghasilkan fluida yang mempunyai pH hampir netral agar laju
korosinya relatif rendah, sehingga fasilitas produksi tidak cepat terkorosi.
Selain itu hendaknya kecenderungan fluida membentuk skala yang relatif rendah.
Reservoirnya
tidak terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km.
Sumberdaya panas bumi terdapat di daerah yang relatif tidak sulit dicapai.
Sumberdaya panas bumi terletak di daerah dengan kemungkinan terjadinya erupsi hidrotermal yang relatif rendah. Proses produksi fluida panas bumi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya erupsi hidrotermal.
Energi panas bumi yang relatif tidak menimbulkan polusi dan terdapat menyebar di seluruh kepulauan Indonesia (kecuali Kalimantan) sesungguhnya merupakan salah satu energi yang tepat untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik di masa yang akan datang untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan listrik nasional yang cenderung terus meningkat.
Sumberdaya panas bumi terdapat di daerah yang relatif tidak sulit dicapai.
Sumberdaya panas bumi terletak di daerah dengan kemungkinan terjadinya erupsi hidrotermal yang relatif rendah. Proses produksi fluida panas bumi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya erupsi hidrotermal.
Energi panas bumi yang relatif tidak menimbulkan polusi dan terdapat menyebar di seluruh kepulauan Indonesia (kecuali Kalimantan) sesungguhnya merupakan salah satu energi yang tepat untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik di masa yang akan datang untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan listrik nasional yang cenderung terus meningkat.
Pembangkit
Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan
boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Apabila
fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan
langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi
energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik.
Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua
fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan
pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator,
sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang
dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
Untuk
kandungan panas atau cadangan yang relatif kecil, namun mempunyai suhu yang
cukup tinggi untuk dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik, bisa digunakan
untuk pembangkit listrik berskala kecil dengan kapasitas terpasang antara 1-5
MW. Di beberapa tempat pembangkit dibangun dengan kapasitas kecil, seperti di
Fang Thailand yang berkapasitas 300 kW.
VII. Energi Nuklir
7.1 Pengertian
Masalah energi merupakan salah
satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber
energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan
dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi
tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini
sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga
merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi
utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin
berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan
mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang
potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan
amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu
alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Isu energi nuklir yang
berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam
bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah hancurnya reaktor nuklir
di Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang
nuklir dan pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung
jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup
sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.
7.2 Pengukuran
Radiasi nuklir tidak dapat
”dirasakan” oleh panca indera manusia oleh karena itu alat ukur radiasi mutlak
diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi nuklir. Materi ini akan
membahas prinsip dasar pengukuran radiasi mulai dari mekanisme deteksi, jenis
detektor, dan penggunaannya.
Secara definisi, radiasi merupakan salah satu cara
perambatan energi dari suatu sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan
medium atau bahan penghantar tertentu. Salah satu bentuk energi yang dipancarkan secara radiasi adalah energi
nuklir. Radiasi ini memiliki dua sifat yang khas, yaitu tidak dapat dirasakan
secara langsung oleh panca indra manusia dan beberapa jenis radiasi dapat
menembus berbagai jenis bahan.
Sebagaimana sifatnya yang
tidak dapat dirasakan sama sekali oleh panca indera manusia, maka untuk
menentukan ada atau tidak adanya radiasi nuklir diperlukan suatu alat, yaitu
pengukur radiasi yang merupakan suatu susunan peralatan untuk mendeteksi dan
mengukur radiasi baik kuantitas, energi, atau dosisnya.
Kuantitas radiasi adalah
jumlah radiasi per satuan waktu per satuan luas, pada suatu titik pengukuran. Kuantitas radiasi ini berbanding lurus dengan
aktivitas sumber radiasi dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r)
antara sumber dan sistem pengukur.
Energi radiasi merupakan
‘kekuatan’ dari setiap radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Bila
sumber radiasinya berupa radionuklida maka tingkat atau nilai energi radiasi
yang dipancarkan tergantung pada jenis radionuklidanya. Kalau sumber radiasinya
berupa pesawat sinar-X, maka Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi energi radiasinya
bergantung kepada tegangan anoda (kV).
Dosis radiasi menggambarkan
tingkat perubahan atau kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh radiasi. Nilai dosis ini sangat ditentukan oleh kuantitas
radiasi, jenis radiasi dan jenis bahan penyerap. Dalam proteksi radiasi
pengertian dosis adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau
jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi.
Penggunaan sistem pengukur
radiasi dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu untuk kegiatan proteksi
radiasi dan untuk kegiatan aplikasi/penelitian radiasi nuklir. Alat ukur
radiasi yang digunakan untuk kegiatan proteksi radiasi harus dapat menunjukkan
nilai dosis radiasi yang mengenai alat tersebut. Sedangkan alat ukur yang
digunakan di bidang aplikasi radiasi dan penelitian biasanya ditekankan untuk
dapat menampilkan nilai kuantitas radiasi atau spektrum energi radiasi yang
memasukinya.
Setiap alat ukur radiasi terdiri atas dua bagian
utama yaitu detektor dan peralatan penunjang. Detektor merupakan suatu bahan
yang peka terhadap radiasi, yang jadi bila dikenai radiasi akan menghasilkan
suatu tanggapan (response) tertentu yang lebih mudah diamati sedangkan
peralatan penunjang, biasanya merupakan peralatan elektronik, berfungsi untuk mengubah
tanggapan detektor tersebut menjadi suatu informasi yang dapat diamati oleh
panca indera manusia atau dapat diolah lebih lanjut menjadi informasi yang
berarti.
7.3 Konversi
7.4
Pemanfaatan
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara
terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak
memiliki empat komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron,
batang kendali, dan perisai beton.
skema reaktor nuklir (sumber:
http://personales.alc.upv.es)
Elemen bahan bakar menyediakan
sumber inti atom yang akan mengalami fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan
sebagai bahan bakar adalah uranium U. elemen bahan bakar dapat berbentuk batang
yang ditempatkan di dalam teras reaktor.
Neutron-neutron yang
dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun,
neutron yang memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat sehingga
diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini
dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras
reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan
neutron karena neutron akan kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan
dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah
neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir dalam reaksi berantai dilakukan
oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai yang terjadi terkendali dimana
hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu fisi nuklir berikutnya,
digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di dalam teras reaktor.
Bahan seperti boron atau kadmium sering digunakan sebagai batang kendali karena
efektif dalam menyerap neutron.
Batang kendali didesain
sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-masuk teras reaktor. Jika
jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah yang diizinkan (kondisi
kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam teras reaktor untuk menyerap
sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang kendali akan dikeluarkan
dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi kritis (kekurangan
neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam
proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat membahayakan lingkungan di
sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di sekeliling reaktor nuklir agar
radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak menyebar ke lingkungan di
sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat
mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil
radiasi zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.
VIII. Kesimpulan
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada
semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk
menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak
diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi
penggunaan bahan
bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan akibat emisi karbon
dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global berdasarkan Intergovernmental Panel on Climate Change. Selama beberapa tahun, apa yang
sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah berubah akibat banyaknya
pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.
Istilah "alternatif"
merujuk kepada suatu teknologi selain teknologi yang digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi
alternatif yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi masalah
dan tidak menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar fosil.
Matahari. Negara kita yang kaya matahari tampaknya sangat cocok menggunakan
sumber daya ini. Coba gunakan atap yang terbuat dari sistem tenaga surya yang
disebut sel fotovoltaik. Harganya memang tidak murah, untuk atap ukuran standar
dapat mencapai 200 juta rupiah. Tapi sistem ini sangat mengurangi tagihan
listrik pemilik rumah, apalagi dengan sistem tagihan PLN yang ada sekarang.
Biodiesel. Bahan dasar bahan bakar ini dibuat dari tumbuhan seperti kedelai, kelapa dan sebangsanya, biodiesel adalah bahan bakar non-toxic yang dapat dicampurkan dengan minyak diesel biasa atau digunakan sebagaimana adanya untuk mengurangi emisi.
Biodiesel. Bahan dasar bahan bakar ini dibuat dari tumbuhan seperti kedelai, kelapa dan sebangsanya, biodiesel adalah bahan bakar non-toxic yang dapat dicampurkan dengan minyak diesel biasa atau digunakan sebagaimana adanya untuk mengurangi emisi.
Angin. Tenaga kinetik angin sekarang sudah mulai banyak dipergunakan
sebagai pemutar angin dengan menggunakan turbin angin baik untuk rumah maupun
untuk keperluan bisnis. Satu turbin angin dapat berharga dua setengah milyar
rupiah sampai dengan 10 milyar rupiah, tergantung dari ukurannya. Tapi satu
turbin saja dapat menghidupi sampai dengan tiga puluh rumah, tapi karena angin
tidak selalu bertiup, tenaga cadangan harus selalu tetap tersedia, misalnya
dari PLN.
Nuklir. Dengan bahan bakar uranium, logam yang ditemukan di bebatuan, dan diproses di reaktor nuklir, energi panas yang ada akan digunakan sebagai bahan untuk memutar turbin yang ada. Sumber energi ini tidak melepaskan emisi gas rumah kaca dan tidak malah. 20% sumber listrik di Amerika sudah berbahan bakar nuklir.
Hidrogen. Bagaimana caranya anda menciptakan sumber daya yang sama sekali tidak mengeluarkan apapun kecuali air bersih? Jawabannya adalah sel bahan bakar hidrogen. Masalah yang ada sekarang adalah untuk memisahkan hidrogen dari bentuk komposisinya, misalnya rantai karbon atau air, berarti menggunakan sumber daya lainnya. Penyimpanan hidrogen juga tidak mudah, karena kepadatannya sangat rendah, maka sangatlah sulit untuk menempatkan hidrogen dalam jumlah besar dalam ruangan yang sempit. Oleh karena itulah, walaupun banyak kendaraan mulai menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya, masih sulit didirikan stasiun pengisian hidrogen.
Nuklir. Dengan bahan bakar uranium, logam yang ditemukan di bebatuan, dan diproses di reaktor nuklir, energi panas yang ada akan digunakan sebagai bahan untuk memutar turbin yang ada. Sumber energi ini tidak melepaskan emisi gas rumah kaca dan tidak malah. 20% sumber listrik di Amerika sudah berbahan bakar nuklir.
Hidrogen. Bagaimana caranya anda menciptakan sumber daya yang sama sekali tidak mengeluarkan apapun kecuali air bersih? Jawabannya adalah sel bahan bakar hidrogen. Masalah yang ada sekarang adalah untuk memisahkan hidrogen dari bentuk komposisinya, misalnya rantai karbon atau air, berarti menggunakan sumber daya lainnya. Penyimpanan hidrogen juga tidak mudah, karena kepadatannya sangat rendah, maka sangatlah sulit untuk menempatkan hidrogen dalam jumlah besar dalam ruangan yang sempit. Oleh karena itulah, walaupun banyak kendaraan mulai menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya, masih sulit didirikan stasiun pengisian hidrogen.
Referensi
Ahmad Rukaesih, 2004, Kimia Lingkungan,
Penerbit Andi, Jogjakarta.
Ariyanto
Sudi, 2004, Persediaan
Minyak Bumi Indonesia, Indonesian journal for energy, Indonesia .
AusAID,
2004, ASEAN, AAECP Energy
Policy and System Analysis Project, Third
National Policy Studyfor Indonesia, The Future Technologies for Power Plant in
Indonesian Regions with ParticularReference to the Use of Renewable Energy and
Small Scale Coal Steam Power Plant. Australia.
Chen, Spliethoff, dkk, 2003, Hydrogen, Proceeding Seminar Internasional Energy,
Jogjakarta.
Dewan
Riset Nasional, 2006, Arah
Kebijakan Riset Nasional 2006 – 2009, Jakarta .
Fitriana,
I., 2003, Evaluation of
Socio-Economic Aspects Of Solar Home System Programme Implementation In
Indonesia, Indonesian
journal for energy, Indonesia .
Hammer,
1984, Chemistry of water
environtment, John Willey and Son ,
New York , USA .
Hwang,
2007, Produce Hydrogen , China
Government Policy , China
Irawan,
2006, ANALISIS POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI INDONESIA, Strategi Penyediaan Listrik
Nasional Dalam Rangka Mengantisipasi Pemanfaatan PLTU Batubara Skala Kecil,
PLTN, Dan Energi Terbarukan.
Keenan,
kleinfelter, 1984, Kimia
untuk Universitas jilid 1, Erlangga, Jakarta .
Keenan
kleinfelter, 1992, Kimia
untuk Universitas jilid 2, Erlangga, Jakarta .
Pyle
watt, 1994, Solar
Hidrogen From Water Electrolysis, HomePower Journal, Lusiana , USA .
Temeev
A.A., Belokopitov V.P., Sevruk
S.D. , Udaltsov V.G. and
Farmakovskaya A.A. 2002, Features
of Sea Water Electrolysis for Hydrogen Production. Proceedings of the World Renewable
Energy Congress VII, 29 June – 5 July, 2002. Cologne , Germany .
Winston,
2005,Rising Fuel Prices:the challenge for affordable warmth in hard to
heat homes, Association
for the Conservation of Energy, EUROPE .
No comments:
Post a Comment