Wednesday, 13 March 2019

ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP BERMAIN PADA ANAK


ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP BERMAIN PADA ANAK





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan dan anak mendapatkan kepuasan dalambermain, yang berarti mengemabngkan dirinya sendiri. Dalam bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran, dan memahami keberanaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas.
Dalam kenyataan sekaran ini sering dijumpai bahwa kreativitas anak tanpa disadari telah terpasung di tengah kesibukan orang tua. Namun kegiatan bermain bebas sering menjadi kunci pembuka bagi gudang-gudang bakat kreatif yang dimiliki setiap manusia. Bermain bagi anak berguna untuk menjelajahi dunianya, dan mengembangkan kompetensinya dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak.Fungsi bermain bagi anak usia dini dapat dijadikan intervensi yang jika dilaksanakn dengan tepat, baik dilengkapi dengan alat maupun tanpa alat akan sangat membantu perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan afektif pada umumnya, dan mengembangkan daya kreativitas anak.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan bermain?
2.      Bagaimana fungsi bermain bagi perkembangan anak?
3.      Apa saja kecenderungan umum yang terjadi pada anak-anak?
4.      Bagaimana terapi bermain pada anak yang dihospitalisasi?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan bermain
2.      Mengetahui fungsi bermain bagi perkembangan anak
3.      Mengetahui kecenderungan umum yang terjadi pada anak-anak
4.      Mengetahui terapi bermain pada anak yang dihospitalisasi
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Bermain
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya.  (Miller dan Keong, 1983).Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan.  (Foster, 1989).  Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah : “Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”

B.     Fungsi Bermain Pada Anak
Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan dan cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih, 1995).
Sebelum memberikan berbagai jenis permainan pada anak, maka orang tua seharusnya mengetahui maksud dan tujuan permainan pada anak yang akan diberikan, agar diketahui perkembangan anak lebih lanjut,mengingat anak memiliki berbagai masa dalam tumbuh kembang yang membutuhkan stimulasi dalam mencapai puncaknya seperti masa kritis,optimal dan sensitif.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak diantaranya :
  1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan  taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat.Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru dilihatnya.Demikian juga pendengaran,apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran dikemudian hari anak lebih cepat berkembang dibandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
  1. Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
  1. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain.
  1. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
  1. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.
  1. Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.
  1. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.

C.    Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai diatasnya, pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai berikut :
  1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambungannya.
  2. Mengekspresikan perasaan, keiginan, dan fantasi serta ide-idenya. Seperti yang telah di uraikan diatas pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan. Pada anak yang belum dapat mengekspresikannya.
  3. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Permainan akan menstimulasi daya piker, imajinasi, fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat melakukan permainan, anak juga akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
  4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah sakit. Stress yang dialami anak dirawat di rumah sakit tidak dapat dihindarkan sebagaimana juga yang dialami orang tua. Untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi dengan stressor yang dialaminya di rumah sakit secara efeAKTORktif. Permainan adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena telah terbukti dapat menurunkan rasa cemas, takut, nyeri dan marah.

D.    Kecenderungan Umum Selama Anak – Anak         
Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak, diantaranya bersifat aktif dan bersifat pasif, sifat demikian akan memberikan jenis permainan yang berbeda, dikatakan bermain aktif  jika anak berperan secara aktif dalam permainan, selalu memberikan rangsangan dan melaksanakannya akan tetapi jika sifat bermain tersebut adalah pasif, maka anak akan memberikan respons secara pasif terhadap permainan dan orang lingkungan yang memberikan respons secara aktif. Melihat hal tersebut kita dapat mengenal macam-macam dari permainan diantaranya:
  1. Berdasarkan isinya :
a.       Bermain Afektif Sosial
Bermain ini menunjukkan adanya perasaan senang dalam berhungan dengan orang lain hal ini dapat dilakukan seperti orang tua memeluk adanya sambil berbicara, bersandung kemudian anak memberikan respons seperti tersenyum tertawa, bergembira, dan lain-lain.
Sifat dari bermain ini adalah orang lain yang berperan aktif dan anak hanya berespons terhadap simulasi sehingga akan memberikan kesenangan dan kepuasan bagi anak.
b.      Bermain Bersenang-senang
Bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui objek yang ada sehingga anak merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain. Sifat bermain ini adalah tergantung dari stimulasi yang diberikan pada anak, mengingat sifat dari bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak tapa memperdulikan kehadiran orang lain, seperti bermain boneka-bonekaan, binatang-binatangan,  dan lain-lain.
c.       Bermain Keterampilan
Bermain ini menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan keterampilan anak yang diharapkan mampu untuk berkreatif dan terampil dalam sebagai hal. Sifat permainan ini adalah sifat aktif dimana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam keterampilan tertentu seperti bermain dalam bongkar pasang gambar, disni anak selalu dipacu untuk selalu terampil dalam meletakkan gambar yang telahdi bongkar, kemudian bermain latihan memakai baju dan lain-lain.
d.      Bermain Dramtik
Macam bermain ini dapat dilakukan anak dengan mencoba melakukan berpura-pura dalam berpeilaku seperti anak memperankan sebagai orang dewasa, seorang ibu dan guru dalam kehidupan sehari-hari. Sifat dari permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam memerankan sesuatu. Permainan dramatic ini dapat dilakukan apabila anak sudah mampu berkomunikasi dan mengenal kehidupan social.


e.       Bermain Menyelidiki
Macam bermain ini dengan memberikan sentuhan pada anak untuk berperan dalam menyelidiki sesuatu atau memeriksa dari alat permainan seperti mengocok untuk mengetahui isinya dan permainan ini bersifat aktif pada anak dan dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan pada anak. Sifat permainan tersebut harus selalu diberikan stimulasi dari orang lain agar selalu bertambah dalam kemampuan kecerdasan anak.
f.       Bermain Konstruksi
Bermain ini bertujuan untuk menyusun sesuatu pbjek permainan agar menjadi sebuah konstruksi yang benar seperti permainan menyusun balok. Sifat dari permainan ini adalah aktif di mana anak selalu ingin menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam permaianan dan akan dapat membangun kecerdasan pada anak.

  1. Berdasarkan jenis permainan :
a.       Permainan
Permainan ini dapat dilakukan secara sendiri atau bersama temannya dengan menggunakan beberapa peraturan permainan seperti permainan ular tangga. Sifatnya adalah aktif, anak akan memberikan respons kepada temannya sesuai dengan jenis permaianan dan akan berfungsi memberikan kesenangan yang dapat mengembangkan perkembangan emosi pada anak.
b.      Permainan yang hanya memperhatikan saja (unoccupied behaviour)
Pada saat tertentu, anak sering terlibat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja atau apa saja yang ada di sekelilingnya. Anak melamun, sibuk dengan bajunya atau benda lain. Jadi sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu dan situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang menarik perhatiannya. Peran ini berbeda dibandingkan dengan onlooker, dimana anak aktif mengamati aktivitas anak lain.

  1. Berdasarkan karakteristik sosial :
a.       Solitary Play
Di mulai dari bayi bayi (toddler) dan merupakan jenis permainan sendiri atau independent walaupun ada orang lain di sekitarnya. Hal ini karena keterbatasan sosial, ketrampilan fisik dan kognitif. Sifatnya adalah aktif akan tetapi bentuk stimulasi tambahan kurang, karena dilakukan sendiri dalam perkembangan mental pada anak, kemudian dapat membantu untuk menciptakan kemandirian pada anak.
b.      Pararel Play
Bermain secara sendiri tetapi di tengah-tengah anak lain yang sedang bermain akan tetapi tidak ikut dalam kegiatan orang lain. Sifat dari bermain ini adalah anak aktif secara sendiri tetapi masih masih dalam satu kelompok, dengan harapan kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut terlatih dengan baik.
c.       Associative Play
Permainan kelompok dengan tanpa tujuan kelompok. Yang mulai dari usia toddler dan dilanjutkan sampai usia prasekolah dan merupakan permainan dimana anak dalam kelompok dengan aktivitas yang sama tetapi belum terorganisir secara formal.
d.      Cooperative Play
Suatu permainan yang terorganisir dalam kelompok, ada tujuan kelompok dan ada memimpin yang di mulai dari usia prasekolah. Permainan ini dilakukan pada usia sekolah dan remaja.
e.       Onlooker Play
Anak melihat atau mengobservasi permainan orang lain tetapi tidak ikut bermain, walaupun anak dapat menanyakan permainan itu dan biasanya dimulai pada usia toddler.

f.       Therapeutic Play
Merupakan pedoman bagi tenaga tim kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial anak selama hospitalisasi. Dapat membantu mengurangi stres, memberikan instruksi dan perbaikan kemampuan fisiologis (Vessey & Mohan, 1990 dikutip oleh Supartini, 2004). Permainan dengan menggunakan alat-alat medik dapat menurunkan kecemasan dan untuk pengajaran perawatan diri pada anak-anak. Pengajaran dengan melalui permainan dan harus diawasi seperti: menggunakan boneka sebagai alat peraga untuk melakukan kegiatan bermain seperti memperagakan dan melakukan gambar-gambar seperti pasang gips, injeksi, memasang infus dan sebagainya.

E.     Pedoman Untuk Keamanan Bermain
Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti:
  1. Ekstra energi
Untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.
  1. Waktu
Anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal.
  1. Alat permainan
Untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak.
  1. Ruang untuk bermain
Bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, halaman, bahkan di tempat tidur.
  1. Pengetahuan cara bermain
Dengan mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan tersebut.
  1. Teman bermain
Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab. Ada juga yang disebut dengan Alat Permainan Edukatif (APE). APE Merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak,dimana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisiknya,bahasa,kemampuan kognitifnya,dan adaptasi sosialnya.Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal,maka alat permainan ini harus aman,ukurannya sesuai dengan usia anak,modelnya jelas,menarik,sederhana,dan tidak mudah rusak.
Dalam penggunaan alat permainan edukatif ini banyak dijumpai pada masyarakat kurang memahami jenis permainan karena banyak orang tua membeli permainan tanpa memperdulikan jenis kegunaan yang mampu mengembangkan aspek tersebut,sehingga terkadang harganya mahal,tidak sesuai dengan umur anak dan tipe permainannya sama.
Untuk mengetahui alat permainan edukatif,ada beberapa contoh jenis permainan yang dapat mengembangkan secara edukatif seperti : permainan sepeda roda tiga atau dua, bola, mainan yang ditarik dan didorong jenis ini mempunyai pendidikan dalam pertumbuhan fisik atau motorik kasar,kemudian alat permainan gunting, pensil, bola, balok, lilin jenis alat ini dapat digunakan dalam mengembangkan motorik halus, alat permainan buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka , pensil warna, radio dan lain-lain, ini dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau kecerdasan anak, alat permainan seperti buku gambar, buku cerita, majalah, radio, tape dan televise tersebut dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan bahasa, alat permainan seperti gelas plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki semuanya dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri dan alat permainan seperti kotak, bola dan tali, dapat digunakan secara bersama dapat dilakukan untuk mengembangkan tingkah laku social.
Selain menggunakan alat permainan secara edukatif, harus ada peran orang tua atau pembimbing dalam bermain yang memiliki kemampuan tentang jenis alat permainan dan kegunaannya, sabar dalam bermain, tidak memaksakan, mampu mengkaji kebutuhan bermain seperti kapan harus berhenti dan kapan harus dimulai, memberikan kesempatan untuk mandiri.

F.     Karakteristik Bermain (Usia Bayi – Prasekolah)          
Dalam bermain pada anak tidaklah sama dalam setiap usia tumbuh kembang melainkan berbeda, hal ini dikarenakan setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai tugas-tugas perkembangan yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat selalu memperhatikan tugas masing-masing umur tumbuh kembang. Adapun karakteristik dalam setiap tahap usia tumbuh kembang anak:
  1. Usia 0-1 tahun
Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya reflex, melatih kerja sama antara mata dan tangan, mata dan telinga dalam berkoordinasi,  melatih mencari objek yang ada tetapi tidak kelihatan, melatih mengenal asal suara, kepekaan perabaan,  keterampilan dengan gerakan yang berulang, sehingga fungsi bermain pada usia ini sudah dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan.
Jenis permainan ini permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain: benda (permainan) aman yang dapat dimasukkan kedalam mulut, gambar bentuk muka, boneka orang  dan binatang, alat permaianan yang dapat digoyang dan menimbulkan suara, alat permaian  berupa selimut, boneka, dan lai-lain.
  1. Usia 1-2 tahun
Jenis permainan yang dapat digunakan pada usia ini pada dasarya bertujuan untuk melatih anak melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari dan memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu membedakannya. Jenis permainan ini seperti semua alat permainan yang dapat didorong dan di tarik, berupa alat rumah tangga, balok-balok, buku bergambar, kertas, pensil berwarna, dan lain-lain.
  1. Usia 3-6 tahun
Pada usia 3-6 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitasnya dan sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik, menegembangkan dan mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetensi serta gotong royong. Sehingga jenis permainan yang dapat dighunakamn pada anak usia ini seperti benda-benda sekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting, dan air.

G.    Alat Permainan Edukatif
Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya dan yang berguna untuk perkembangan aspek fisik, bahasa, kognitif, dan social anak (soetjningsih, 1995). Agar orang tua dapat memberikan alat permainan yang edukatif pada anaknya, syarat – syarat berikut ini yang perlu diperhatikan adalah :
  1. Keamanan
Alat permainan untuk anak dibawah umur 2 tahun hendaknya tidak terlalu kecil, cat tidak beracun, tidak ada bagian yang tajam, dan tidak mudah pecah, karena pada usia ini anak kadang – kadang suka memasukkan benda kedalam mulut.
  1. Ukuran dan berat
Prinsipnya, mainan tidak membahayakan dan sesuai dengan usia anak. Apabila mainan terlalu besar atau berat, anak akan sukar menjangkau atau memindahkannya. Sebaliknya, bila terlalu kecil, mainan akan mudah tertelan.
  1. Desain
APE sebaiknya mempunyai desain yang sederhana dalam hal ukuran, susunan, ukuran dan warna serta jelas maksud dan tujuannya. Selain itu, APE hendaknya tidak terlalu rumit untuk menghindari kebingungan anak.
  1. Fungsi yang jelas
APE sebaiknya mempunyai fungsi yang jelas untuk menstimuli perkembangan anak.
  1. Variasi APE
APE sebaiknya dapat dimainkan secara bervariasi (dapat dibongkar pasang), namun tidak terlalu sulit agar anak tidak frustasi dan tidak terlalu mudah, karena anak akan cepat bosan.
  1. Universal
APE sebaiknya mudah diterima dan dikenali oleh semua budaya dan bangsa. Jadi, dalam menggunakannya, APE mempunyai prinsip yang bisa dimengerti oleh semua orang.
  1. Tidak mudah rusak, mudah didapat dan terjangkau oleh masyarakat luas
Karena APE berfungsi sebagai stimulus untuk perkembangan anak, maka setiap lapisan masyarakat, baik yang dengan tingkat social ekonomi tinggi maupun rendah, hendaknya dapat menyediakannya. APE bias didesain sendiri asal memenuhi persyaratan.

H.    Terapi Bermain Pada Anak Yang Dihospitalisasi
Setiap anak meskipun sedang dalam perawatan tetap membutuhkan aktivitas bermain. Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugas perkembangan secara normal dan membangun koping terhadap stres, ketakutan, kecemasan, frustasi dan marah terhadap penyakit dari hospitalisasi (Mott, 1999).
Bermain juga menyediakan kebebasan untuk mengekspresikan emosi dan memberikan perlindungan anak terhadap stres, sebab bermain membantu anak menanggulangi pengalaman yang tidak menyenangkan, pengobatan dan prosedur invasif. Dengan demikian diharapkan respon anak terhadap hospitalisasi berupa perilaku agresif, regresi dapat berkurang sehingga anak lebih kooperatif dalam menjalani perawatan di rumah sakit.
Perawatan anak dirumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan stress, baik bagi anak maupun orang tua. Beberapa bukti ilmiah, menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress bagi anak dan orang tuanya, baik lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan/ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun lingkungan social, seperti sesama pasien anak, ataupun interaksi dan sikap petugas kesehatan itu sendiri. Perasaan, seperti takut, cemas, tegang, nyeri dan perasaan yang tidak menyenangkan lainnya, sering kali dialami anak
Untuk itu, anak memerlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan tersebut dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan.media yang paling efektif adalah melalui kegiatan permainan. Permainan yang teraupetik didasari oleh pandangan bahwa bermain bagi anak merupakan aktivitas yang sehat dan diperlukan untuk kelangsungan tumbuh kembang anak dan memungkinkan untuk dapat menggali dan mengekspresikan perasaan dan pikiran anak, mengalihkan parasaan nyeri, dan relaksasi. Dengan demikian, kegiatan bermain harus menjadi bagian integral dan pelayanan kesehatan anak dirumah sakit (Brennan, 1994).
Aktivitas bermain yang dilakukan perawat pada anak di rumah sakit akan memberikan keuntungan sebagai berikut :
  1. Meningkatkan hubungan antara klien (anak keluaarga) dan perawat karena dengan melaksanakan kegiatan bermain, perawat mempunyai kesempatan untuk membina hubungan yang baik dan menyenangkan dengan anak dan keluarganya. Bermain merupakan alat komunikasi yang elektif antara perawat dank klien.
  2. Perawatan dirumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri. Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak.
  3. Permainan pada anak dirumah sakit tidak hanya akan memberikan rasa senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih, tegang, dan nyeri. Pada beberapa anak yang belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran secara verbal dan/ atau pada anak yang kurang dapat mengekspresikannya, permainan menggambar, mewarnai, atau melukis akan membantunya mengekspresikan perasaan tersebut.
  4. Permainan yang terupetik akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku yang positif.
  5. Permainan yang memberikan kesempatan pada beberapa anak untuk berkompetisi secara sehat, akan dapat menurunkan ketegangan pada anak dan keluarganya.

Prinsip – prinsip permainan pada anak di rumah sakit :
  1. Permainan Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang dijalankan pada anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dapat dilakukan ditempat tidur dan anak tidak boleh diajak bermain dengan kelompoknya ditempat bermain khusus yang ada diruang rawat.
Misalnya, sambil tiduran anak dapat dibacakan buku cerita atau diberikan buku komik anak-anak, mobil-mobilan yang tidak pakai remote control, robot-robotan, dan permainan lain yang dapat dimainkan anak dan orang tuanya sambil tiduran.
  1. Tidak membutuhkan energy yang banyak, singkat dan sederhana. Pilih jenis permainan yang tidak melelahkan anak, menggunakan alat permainan yang ada pada anak dan/atau yang tersedia diruangan. Kalaupun akan membuat suatu alat permainan, pilih yang sederhana, supaya tidak melelahkan anak (misalnya, menggambar / mewarnai, bermain boneka dan membaca buku cerita).
  2. Harus mempertimbangkan keamanan anak. Pilih alat permainan yang aman untuk anak, tidak tajam, tidak merangsang anak untuk berlari – lari dan bergerak secara berlebihan.
  3. Dilakukan pada kelompok umur yang sama. Apabila permainan dilakukan khusus di kamar bermain secara berkelompok dirumah, permainan harus dilakukan pada kelompok umur yang sama. Misalnya, permainan mewarnai pada kelompok usia prasekolah.
  4. Melibatkan orang tua. Orang tua mempunyai kewajiban untuk tetap melangsungkan upaya stimulasi tumbuh kembang pada anak walaupun sedang dirawat dirumah sakit termasuk dalam aktivitas bermain anaknya. Perawat hanya bertindak sebagai fasilitator sehingga apabila permainan diinisiasi oleh perawat orang tua harus terlibat secara aktif dan mendampingi anak dari awal permainan sampai mengevaluasi permainan anak bersama dengan perawat dan orang tua anak lainnya.
Pedoman dalam menyusun rancangan program bermain pada anak yang di rawat di rumah sakit :
  1. Tujuan bermain
Tetapkan tujuan bermain bagi anak sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan bermain mengacu pada tahapan tumbuh kembang anak, sedangkan tujuan yang ditetapkan harus memperhatikan prinsip bermain bagi anak di rumah sakit, yaitu menekankan pada upaya ekspresi sekaligus relaksasi dan distraksi dari perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri.
  1. Proses kegiatan bermain
Kegiatan bermain yang dijalankan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila permainan yang akan dilakukan dalam kelompok, uraikan dengan jelas aktivitas setiap anggota kelompok dalam permainan dan kegiatan orang tua setiap anak.
  1. Alat permainan yang diperlukan
Gunakan alat permainan yang dimiliki anak atau yang tersedia di ruang rawat. Apabila anak akan diajak bermain melipat kertas, gunakan bahan yang murah dan haga yang terjangkau.
  1. Pelaksanaan kegiatan bermain
Selama kegiatan bermain, respon anak dan orang tua harus diobservasi dan menjadi catatan penting bagi perawat, bahkan apabila tampak adanya
  1. Evaluasi atau penilaian
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain dilaksanakan di suatu rumah sakit, antara lain :
a.       Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
b.      Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
c.       Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
d.      Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh
e.       Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur medis
f.       Memberi peralihan dan relaksasi
g.      Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing
h.      Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan,
i.        Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang lain
j.        Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
k.      Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi. Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak, diantaranya bersifat aktif dan bersifat pasif, sifat demikian akan memberikan jenis permainan yang berbeda, dikatakan bermain aktif  jika anak berperan secara aktif dalam permainan, selalu memberikan rangsangan dan melaksanakannya akan tetapi jika sifat bermain tersebut adalah pasif, maka anak akan memberikan respons secara pasif terhadap permainan dan orang lingkungan yang memberikan respons secara aktif. Bermain juga menyediakan kebebasan untuk mengekspresikan emosi dan memberikan perlindungan anak terhadap stres, sebab bermain membantu anak menanggulangi pengalaman yang tidak menyenangkan, pengobatan dan prosedur invasif. Dengan demikian diharapkan respon anak terhadap hospitalisasi berupa perilaku agresif, regresi dapat berkurang sehingga anak lebih kooperatif dalam menjalani perawatan di rumah sakit.

B.     Saran
Setelah mempelajari materi di atas diharapkan seluruh mahasiswa memahami tentang definisi bermain, fungsi bermain bagi perkembangan anak, kecenderungan umum yang terjadi pada anak-anak dan terapi bermain pada anak yang dihospitalisasi. Berharap dengan adanya makalah ini kami serta teman – teman semua menjadi lebih paham dan mendapat ilmu dari membaca makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA


Alimul Hidayat, A.Aziz.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:salemba medika.

Perry, A,G & Potter, P.A. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC.

Soetjiningsih.2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:Idai

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT  atas segala nikmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP BERMAIN PADA ANAK disusun untuk memenuhi salah satu komponen tugas pada mata kuliah di akademi keperawatan Unaya Banda Aceh
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan penambahan wawasan kami di masa yang akan datang.
Demikian akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya terima kasih


Banda Aceh,   Mei 2017



Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR...................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
A.      Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B.      Rumusan Masalah................................................................................................................. 1
C.      Tujuan...................................................................................................................................... 1


BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................ 2
A.      Definisi Bermain..................................................................................................................... 2
B.      Fungsi Bermain Pada Anak ................................................................................................. 2
C.      Tujuan Bermain...................................................................................................................... 4
D.      Kecenderungan Umum Selama Anak – Anak ................................................................. 5
E.       Pedoman Untuk Keamanan Bermain................................................................................ 9
F.       Karakteristik Bermain (Usia Bayi – Prasekolah)  .......................................................... 11
G.      Alat Permainan Edukatif.................................................................................................... 12
H.      Terapi Bermain Pada Anak Yang Dihospitalisasi.......................................................... 13

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................... 18
A.      Kesimpulan............................................................................................................................ 18
B.      Saran....................................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ ....... 20


No comments:

Post a Comment