BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Hidayat (2006), tumbuh
kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan tiap-tiap tahapan mempunyai
cirri tersendiri. Salah satu tahapan tumbuh kembang anak adalah usia prasekolah
(3-6 tahun). Keberhasilan penerimaan pada tahap tumbuh kembang anak sebelumnya
adalah penting bagi anak prasekolah (3-6) untuk memperbaiki tugas-tugas, yang
sudah dikuasai pada masa toddler.Usia prasekolah mempunyai karakteristik
sendiri, masa ini sebagai masa persiapan anak menuju periode sekolah, kemampuan
interaksi dengan anak lain dan orang dewasa menggunakan bahasa untuk mewujudkan
kemampuan mental, bertambahnya perhatian terhadap waktu dan ingatan.
Interaksi antara anak dengan ibu
sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang
tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan anaknya sedini mungkin
dan memberikan stimulus pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek
fisik, mental dan social (Hurlock, 1998).
Menurut Erikson (1963) pada usia
prasekolah, anak berada pada fase inisiatif versus rasa bersalah (initiative vs guilty).Pada masa ini,
anak berkembang rasa ingin tahu (courius)
dan daya imajinasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di
sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua (ibu) mematikan
inisiatif anak, maka hal tersebut akan membuat anak merasa bersalah. Sedangkan
menurut Sigmund Freud (1939) anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai
mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan
mengidentifikasi figure atau perilaku orang tua sehingga mempunyai
kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang dewasa disekitarnya (Nursalam,
2005).
Pada usia toddler dan prasekolah
anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik
tetapi juga secara social dan emosional. Anak usia toddler dan prasekolah ini
sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa perilaku yang dulunya
tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang
rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi
kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang
juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.
Berkaitan dengan uraian diatas maka
dalam makalah ini penulis menguraikan beberapa masalah kesehatan yang banyak
dijumpai pada anak usia ini serta usaha pencegahan dan penanganannya terutama
yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan menyangkut satu masalah yang
paling menonjol sehingga muncul satu diagnose keperawatan.
B. Tujuan
Penulisan Makalah
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang masalah tingkah laku anak usia toddler dan prasekolah.
2. Agar mahasiswa mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak usia toddler dan
prasekolah.
3. Agar mahasiswa mengetahui masalah-masalah umum dan
masalah kesehatan tumbuh kembang pada anak pada usia todler dan pra sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Mengasuh
dan
Membimbing Anak Usia Toddler (1 – 3 Tahun) dan Prasekolah (3 – 5
Tahun).
Dengan bertambah
matangnya perkembangan fisik, anak usia toddler dan prasekolah sudah bisa berjalan. Ia
mulai menyadari bahwa gerakan badannya dapat diaturnya sendiri, dikuasai, dan
digunakannya untuk suatu maksud. Tahap ini merupakan tahap pembentukan rasa
otonomi diri.Apabila terdapat gangguan dalam mencapai rasa otonomi diri, maka
anak akan dikuasai rasa malu, ragu-ragu, dan pengekangan diri yang berlebihan.
1.Ciri dan tuntutan perkembangan
Anak akan bergerak dan
berbuat sesuatu sesuai dengan kemauannya sendiri, sehingga ia seolah-olah ingin
mencoba apa yang dapat dilakukannya. Tak henti-hentinya ia berjalan kian kemari
dengan perasaan senang dan puas, tangannya pun akan meraih segala sesuatu yang
terjangkau olehnya.Anak pun dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki
atau tidak ia kehendaki. Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa
kemampuan mengatur badannya dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi dasar
terbentuknya rasa yakin pada diri dan harga diri di kemudian hari
2.Sikap orangtua
Doronglah agar anak
dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-hal yang diperkirakan mampu ia
kerjakan, sehingga akan menumbuhkan rasa kemampuan diri. Namun harus bersikap
tegas untuk melindungi dari bahaya, karena dorongan anak berbuat belum
diimbangi oleh kemampuan untuk melaksanakannya secara wajar dan rasional.
Usahakan agar anak mau
bermain dengan anak lainnya. Dengan demikian ia akan belajar bagaimana
mengikuti aturan permainan. Namun jangan lupa bahwa dalam bermain atau
berhubungan dengan orang lain, anak masih bersifat egoistis, yaitu mementingkan
diri sendiri dan memperlakukan orang lain sebagai obyek atau benda sesuai
dengan kemauannya sendiri Banyaklah
berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah dimengerti. Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap
hari, dan doronglah agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat atau
dengarAjak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat lainnya.Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain,
membantu kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan pakaiannya tanpa
dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk
bertanggung jawab.
Latihlah anak dalam hal
kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya,
namun jangan terlalu ketat.Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan
garpu, dan ajaklah ia makan bersama keluarga.Berilah alat permainan yang
sederhana, dan doronglah agar anak mau bermain balok-balok atau menggambar.Jangan
terlalu banyak memberikan larangan.Namun orangtua pun jangan terbiasa menuruti
segala permintaan anak. Bujuk dan tenangkanlah anak ketika ia kecewa dengan
cara memeluknya dan mengajaknya berbicara.Gangguan dalam mencapai rasa otonomi
diri akan berakibat bahwa anak dikuasai oleh rasa malu dan keragu-raguan serta
pengekangan diri yang berlebihan. Sebaliknya, dapat juga terjadi sikap melawan
dan memberontak.
3. Permasalahan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini :
·
Kesulitan makan,
terutama bila ibu memaksa makan
·
Suka mengadat
(ngambek/tempertantrum)
·
Tingkah laku kejam
·
Tingkah laku menentang
dan keras kepala
·
Gangguan dalam
berhubungan dengan orang lain yang diwarnai oleh sikap menyerang.
Perkembangan seorang anak di usiatoddler atau usia 1-3 tahun harus
lebih diperhatikan, karena pembentukan karakter anak dimulai di fase ini.
Perkembangan anak usia 1-3 tahun dipengaruhi oleh berbagai faktor. Orang tua
yang baik harus mampu memahami bagaimana menyokong perkembangan anak baik dari
aspek kognitif, fisik, maupun mental anak.
Usia 1 – 2 tahun atau
dikenal dengan istilah “Toddler” memang masa lucu -lucunya anak, tetapi
sekaligus masa yang melelahkan bagi orang tua, banyak hal yang harus diketahui
kita sebagai orang tua karena tingkah laku “Toddler” sangat beragam
– seperti; agresif, menarik rambut, banyak kemauan, berbohong, dll, yang bila
kita salah menyikapinya maka akan berdampak tidak baik bagi anak kita dalam
perkembanganselanjutnya. Untuk itu kita perlu membuka wawasan tentang bagaimana
menyikapi “Toddler”
kita.
B. Masalah Tingkah anak “Toddler” dan cara menyikapinya
1. Agresif – suka memukul, menggigit, dan tingkah agresif lainnya
Bahwa tingkah laku agresif itu adalah hal normal dalam
perkembangan anak usia 1 – 2 tahun “Toddler”.Kemampuan berbahasa
yang sedikit/terbatas, keinginan kuat untuk melakukan sesuatu sendiri, dan
belum terbentuknya kontrol kemauan di otak membuat “Toddler” bertingkah
laku agresif.jhgt
Meski demikian bukan berarti itu harus dibiarkan.“Toddler” harus
diberitahu bahwa kelakuan mereka tidak baik dan tunjukkan cara lain untuk
mangekspresikan perasaannya.
Yang harus kita lakukan adalah :
1. Turuti konsekuensi logis.
Jika anak misalnya: melempar bola
kearah anak lain yang sedang bermain, singkirkan dia, duduklah dengannya dan
melihat anak-anak lain bermain, jelaskan bahwa dia bisa bermain tanpa menyakiti
temannya, lalu tunggu sampai ia siap bermain. Hindari beralasan dengannya,
misalnya dengan menanyakan : Bagaimana kalau dedek dilempar bola sama teman
dedek? “Toddler”
belum punya pikiran dewasa/matang untuk bisa membayangkan
dirinya di posisi orang lain atau berubah tingkah lakunya karena pertanyaan
tadi. Tapi “Toddler” mengerti apa akibatnya / konsekuensinya.
2. Tetap tenang.
Membentak, memukul, atau mengatakan
kalimat tidak baik, tidak akan mencegah tingkah lakunya bahkan anda membuatnya
marah dan juga memberi contoh tidak baik yang akan ditiru.
Sebenarnya kalau anda tenang dan bisa
mengendalikan amarah anda justru mungkin menjadi langkah awal baginya untuk
belajar mengotrol kemarahannya.
3. Beri batas jelas.
Cobalah untuk segera merespon jika anak
anda agresif.Jangan tunggu sampai dia memukul adiknya untuk ketiga kalinya baru
anda menegurnya.Dia harus segera tahu bahwa dia salah.
Beberapa saat dia akan menghubungkan perbuatan dan akibatnya,akhirnya
dia mengerti bahwa jika dia memukul, menggigit dan kenakalan lainya maka dia
akan disingkirkan.
4. Disiplin secara konsisten.
Seperti yang telah dijelaskan, sedapat
mungkin merespon setiap tingkah laku. Jika setiap tingkah laku tidak baik dia
diberi “Toddler”
maka dia akan sadar konsekuensi kenakalannya.
5. Ajarkan alternatif.
Tunggu sampai anak anda sudah tenang
lalu jelaskan dengnan lembut apa yang terjadi, tanyakan apa yang membuatnya
marah. Katakan bahwa marah itu wajar tapi tidak boleh ditunjukkan dengan
memukul, mengigit, menendang, dll. Ajarkan cara effektif kalau dia sedang marah
dengan adeknya, misalnya ajarkan dia berkata “adek jangan begitu!”, “adek
jangan nakal!” dsb. Atau ajarkan dia minta bantuan pada yang lain, misal: orang
tua, kakak, atau yang lain.Pastikan bahwa anak anda mengerti kata “maaf”.Dia
harus minta maaf kalau berbuat salah.
Mungkin kata maaf itu tidak tulus pada
awalnya tapi lama kelamaan dia akan terbiasa mengatakannya ketika menyakiti
orang lain.
6. Beri penghargaan untuk tingkah laku yang baik.
Dari pada memberi perhatian pada saat
ia berbuat salah, cobalah memperhatikannya ketika dia berbuat baik dan pujilah.
Misalnya, ketika ada anak lain sedang bermain ayunan, anak anda minta
bergantian alih-alih mendorong anak lain itu dari ayunan. Pujilah dia misalnya:
“wah, anak mama pinter sekali mau minta bergantian ayunan!”. Pada saat itu anak
anda akan sadar akan kekuatan kata-kata.
7. Batasi waktu nonton TV.
Kartun dan acara anak-anak lainnya
sering berisikan hal negatif. Cobalah monitor acara yang dia tonton, apalagi
dia type anak agresif. Menontonlah dengan anak anda, dan jelaskan padanya
situasi apa yang sedang dilihat- Perkumpulan Dokter Anak Amerika menganjurkan anak di
bawah usia 2 tahun tidak menonton TV sama sekali.
8. Berikan tempat leluasa.
Bagi anak yang sangat agresif, rumah
bisa menjadi “teror” baginya.Beri dia waktu bermain yang banyak, sebaiknya di
luar rumah, untuk “menguapkan” kemauannya.
9. Jangan ragu untuk meminta bantuan.
Terkadang anak agresif butuh intervensi
lebih jauh dari yang orang tua bisa lakukan.Perlakuan agresifnya lebih sering,
membuat takut atau selalu mengganggu anak lain, dan usaha anda hanya sedikit
sekali hasilnya.Bicaralah dengan dokter anak atau psikolog anak, ingat anak
anda masih sangat muda, masih banyak kesempatan untuk berubah, jangan putus
asa. Kalau anda sabar dan konsisten dalam memberi asuhan yang tepat, maka kenakalan
atau kelakuan buruknya hanya akan menjadi masa lalunya.
2. Bandel (tidak punya perhatian) /
Hyperaktif
Diagnosa
kelainan perilaku ini sulit ditegakkan dibawah usia 6 tahun, karena orang tua
sering menganggapnya wajar. Ciri khasnya adalah anak tidak bisa mengendalikan
diri dimanapun ia berada.
1. Gejala
·
Sering kali gagal menyelesaikan tugas / permainannya.
·
Tidak dapat berkonsentrasi atau mudah terganggu, dan
cenderung tidak mau mendengar
·
Tidak mau menuruti perintah
·
Sulit mengatur aktifitasnya
·
Sering tidak memperhatikan dan ceroboh
·
Sering gelisah
·
Suka berlari-lari atau memanjat-manjat
·
Sulit bermain dengan tenang
·
Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai
·
Tidak mau menunggu gilirannya.
2. Penyebab
Penyebabnya yang pasti belum
diketahui, tapi ada beberapa hal yang mempengaruhi:
·
Genetik
·
Neurologikal, tidak mampu mengatur level neurotransmitter
(zat yang mengirim pesan ke otak) seperti Dopamine
·
Penyalah gunaan obat dan alcohol oleh ibu hamil
·
Trauma kecil di otak
·
Konsumsi gula dan zat aditif lainya dalam makanan bayi.
3. Apa Yang Dapat Kita Lakukan
Langkah pertama adalah menerima bahwa anak anda mempunyai
kelainan perilaku.Tapi jangan putus asa, anak anda mungkin adalah calon ilmuwan
atau sutradara film, hanya saja anda harus tahu bagaimana mengasuhnya begitu
juga dengan lingkungannya.
Berikut adalah cara memulainya:
·
Minta dukungan semua pihak : Mintalah kerabat dekat, teman
dekat, guru dan siapa saja yang bisa memberi support untuk membantu
mengatasi/memahami perilaku anak anda.
·
Rubahlah suasana : Hilangkan sumber-sumber overstimulasi
atau distraksi(gangguan) di lingkungan anak anda. Buatlah kamarnya rapi,
simpanlah mainan extra. Di sekolah minta bantuan guru untuk selalu mengawasinya
dan untuk menjauhkan dari teman atau objek yang dapat mengganggunya.
·
Buatlah harinya terstruktur : Toddler biasanya merespond
terhadap rutinitas. Jadwal yang teratur mengurangi ketegangannya. Pastikan
bahwa ia tahu waktu makan, waktu tidur siang, waktu mandi, dll. Hal itu juga
membantu anak anda fokus terhadap tugasnya.
·
Berilah penghargaaan, jangan menghukum
·
Mungkin anda tahu betapa sia-sianya menghukum anak anda,
anda belum tahu betapa betapa bermanfaat penghargaan meskipun sederhana.
Pujilah hal-hal yang baik yang ia lakukan (misal: “Wah, bersih sekali giginya,
anak mama pintar gosok gigi!”), atau beri ia hadiah kecil. Anak anda akan
senang dan ia akan mengulangi perbuatan yang anda puji atau beri hadiah itu
untuk mendapat perasaan yang sama lagi. Lama kelamaan perasaan senang melakukan
hal yang baik itu akan muncul dari dalam dan ia akan tetap melakukannya
meskipun tanpa hadiah.
2.
Suka Berteriak
1. Alasan kenapa anak berteriak adalah,
ketika mereka menginginkan perhatian orang tuanya. Ini adalah cara mereka
berkata: “Hey lihat aku”. Ada juga yang melakukannya karena menginginkan
sesuatu yang tidak diperbolehkan, dalam hal ini mereka ingin mengatakan:
“Pokoknya aku minta itu, berikan padaku sekarang!”
2. Bagaimana Menyikapinya,yaitu meneriaki
anak anda supaya diam adalah percuma. Jalan terbaik adalah mencegah hal itu
terjadi dan mengalihkan perhatiannya ketika dia berteriak.
a) Cukupilah Kebutuhannya Ketika Anda
Pergi Sedapat mungkin sebelum anda pergi Pastikan bahwa ia kenyang, sudah buang
air, dan cukup istirahat.
b) Bawa Ke Toko Atau Restoran Yang
Ramai Jika ia berteriak di tempat yang ramai / brisik, maka anda akan tidak
begitu dipermalukan dan ia juga malas meneruskan berteriak.
c) Minta Ia Merendahkan Suaranya Kalau
anak anda menjerit senang, biarkanlah. Tapi kalau itu mengganggu anda, mintalah
ia merendahkan tapi jangan mengomelimya. Rendahkan suara anda sehingga dia kan
mereda untuk mendengarkan anda, dan dengan pelan katakan: “Mama tidak suka
mendengar teriakan, sayang”.
d) Buatlah Permainan Anda ikut
berteriak ketika ia berteriak, katakan: “Ayo lomba teriak”, lalu rendahkan
volume suara dan katakan: “Sekarang lomba berbisik”. Atau tutup telinga anda.
Bisa juga dengan mengatakan: “Wah suaranya seperti singa, sekarang coba suara
ular, bisa tidak?!”
e) Ketahuilah Perasaannya Jika anak
anda berteriak karena minta perhatian, tanyakan diri anda apakah ia berpura –
pura atau benar-benar tidak nyaman. Jika ia tidak nyaman di tempat tertentu
dimana ia berada saat itu, bawalah ke tempat lain. Jika ia sudah mulai bosan
lagi katakan: “Mama tahu kamu mau pulang tapi tunggu sebentar ya, kita sudah
hampir selesai”. Dengan begitu ia bukan cuma senang karena anda tahu
perasaannya, tapi itu dapat juga membantunya belajar mengungkapkan perasaannya
dengan kata-kata. Jika anak anda berteriak karena minta sesuatu yang anda
pegang. Jangan langsung berikan, karena ia akan ketagihan dan akan
mengulanginya lagi setiap ia minta sesuatu. Coba katakan: “Mama mau berikan
roti ini kalau kita sudah sampai rumah” atau katakan: “Mama mau berikan roti
ini asalkan tidak rewel lagi”.
f) Buatlah Ia Sibuk :Ajaklah bermain-main,Ketika anda
keluar dengannya katakan apa yang sedang anda lakukan, apa yang terjadi atau
yang ada di sekitar anda, dll. Dia akan diam kalu dia sibuk. Atau mintalah ia
membantu anda mengambil barang yang anda beli di super market, ajak ia
bernyanyi, ciptakan lagu-lagu yang dari apa yang sedang anda kerjakan. Anak
anda akan merasa senang. Berikan
Mainan dan Snack, Berilah sesuatu sebelum ia berteriak memintanya.
Jika anda menunggu sampai ia berteriak berarti anda mengajarkannya bahwa ia
baru diberi sesuatu setelah ia berteriak.
g) Jangan Peduli Kata Orang.Banyak
ibu-ibu yang bermasalah dengan anaknya yang suka menjerit merasa malu dengan
pandangan negatif orang. Bila anak anda berteriak di tempat yang tenang dan
mengganggu suasana, bawalah keluar, alihkan ke tempat lain. Bila anda
berteriakdi keramaian, jangan peduli kata orang, tapi sikapilah anak anda
sebaimana mestinya.
4. Persaingan Saudara (Sibling
Rivalry)
Meski
pun keluarga besar mendatangkan kesenangan,tapi dapat juga mendatangkan masalah
persaingan saudara kandung atau dikenal dengan (sibling rivalry). Walau
bagaimana pun anda berusaha berlaku adil, anak anda akan tetap bersaing untuk
mendapat perhatian dan kasih sayang yang lebih dari anda. Beberapa cara yang
sering dilakukan antara lain ; Bertengkar, berkelahi, mengolok-olok,mengganggu,
dan suka mengadukan apa yang dilakukan saudaranya.
1.
Apa Yang Harus Dilakukan Sebelum Kelahiran Sang Adik
a)
Siapkan anak anda untuk kedatangan sang adik. Kira-kira tiga
atau empat bulan sebelum kelahiran, katakan kepada anak anda dengan jujur
tentang kedatangan sang adik. Biarkan ia memegang perut anda dan merasakan
gerakan janin. Gambarkan perubahan yang akan terjadi di rumah dengan barang –
barang baru ketika adiknya lahir. Tanyakan bagaimana perasaannya, yakinkan
bahwa anda tetap menyayangi nya.
b)
Suruh anak sebagai dekorator kamar. Ajak anak anda membantu
menyiapkan kamar bayi dan mengambil barang – barang yang di perlukan untuk
kamarnya atau membuat dekorasi. Jika perlu pindahkan ia ke kamar lain, lakukan
hal ini beberapa bulan sebelum kelahiran sehingga ia tidak merasa disisihkan.
c)
Jelaskan apa yang
akan terjadi saat anda melahirkan. Kira-kira dua minggu sebelum melahirkan,
siapkan anak anda untuk ketidak beradaan. Jika ada keluarga, teman atau baby
sitter yang akan mengasuh anak anda selama anda di rumah sakit, sebaiknya orang
itu sudah tinggal bersama anda selama satu atau dua minggu sebelum anda
melahirkan. Setelah kelahiran suruhlah anak anda anak anda menjenguk anda dan
adik barunya, sehingga ia merasa bahwa ia adalah bagian penting dari keluarga.
Setelah anda anda dan bayi pulang
d)
Libatkan “toddler” dalam mengurusi adik
barunya. Ketika anda memandikan bayi suruh toddler anda yang memegang handuknya
atau membantu menyabuninya. Ketika anda jalan-jalan bersama biarkan dia yang
mendorong stroller adiknya dengan bantuan anda. Jika dia minta menggendong
adiknya sedangkan dia belum kuat, letakkan bayi anda di pangkuannya dan anda
duduk di sebelahnya untuk memeganginya. Suruh “toddler” anda menghibur adiknya. Bayi dan anak – anak mudah
diajak bercanda dan sangat apresiatif, dengan hiburan sederhana saja adiknya
akan tertawa, dengan begitu “toddler”
anda bukan saja senang mendapat perhatian tapi jiga bangga bisa
membuat adiknya tertawa. Jika “toddler”
belum mau dilibatkan dalam mengurusi adiknya, jangan dipaksa, dia
akan peduli sendiri pada saatnya.
e)
Berilah waktu “Ibu” yang banyak Adalah wajar jika toddler
anda cemburu, karena tiba-tiba ada anggota keluarga lain yang menyita lebih
banyak waktu dan perhatian anda. Berikan waktu khusus untuknya walaupun cuma
sebentar, misalnya menggambar, menyusun balok, membaca cerita, main game atau
melihat album photo, dsb. Lakukan hal tersebut terutama pada saat bayi anda
tidur. Tunjukkan photonya waktu bayi dan ceritakan bahwa dia dulu sama seperti
adiknya, maka dia bisa lebih toleran pada adiknya.
f)
Bersiaplah untuk keagresifan si “Toddler” Anak yang cemburu biasanya mengekspresikan
perasaannya dengan memukul atau melempar sesuatu pada saudaranya. Cegahlah tapi
jangan memperolok atau menghukum secara fisik. Kalau anda memukulnya maka ia
akan balas dendam dengan adiknya suatu saat. Cukup katakan: “Memukul itu tidak
bagus, adek kan tidak menyakiti kakak, dan kakak lebih kuat dari pada adek”.
Beri ia “time out” supaya ia berfikir bahwa ia salah. Jika anak anda agresif
jangan biarkan mereka berdua saja. Jauhkan benda-benda tajam.
g)
Bantulah mereka bekerja sama Carilah kesempatan /permainan
yang dapat membuat mereka bekerja sama, misalnya: membuat benteng dari tumpukan
bantal, membereskan mainan mereka bersama, main sandiwara, dan lain-lain.
h)
Jangan Menanggapi pengaduan Jika anak anda datang pada anda
dan mengadukan sesuatu tentang saudaranya, katakan padanya bahwa anda tidak
senang mendengar pengaduan. Jelaskan bahwa anda tidak mau memihak pada anak
yang ingin membuat masalah pada yang lain. Jika mengadukan saudara yang dalam
bahaya atau terluka barulah anda mau mendengarkannya.
1
Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak toddler dan prasekolah
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal
antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama,
karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002),
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
a) Genetika
1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
2) Keluarga,
Ada keluarga yang
cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
3) Umur
Masa prenatal, masa
bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat
dibandingkan dengan masa lainnya.
4) Jenis kelamin
Wanita akan
mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.
5) Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan
kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
b) Pengaruh hormone
Pengaruh hormon
sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan.Pada
saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat.Hormon yang berpengaruh terutama adalah
hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.
Selain itu kelenjar
tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta
maturasi tulang, gigi, dan otak.
c) Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang
dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan
pascanatal.
d) Faktor prenatal
1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi
pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan
2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam
kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin
5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
6) Kelainan imunologi,
7) Psikologis ibu
e) Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran
dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi
sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
f) Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada
masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak adalah gizi,
penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis,
endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan
2
Masalah-masalah
pada anak usia toddler dan
prasekolah
a) Masalah kesehatan
Masalah kesehatan
yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan
campak.
b) Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah
biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik).
Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat
olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
c) Bahaya fisik
1) Kecelakaan
Kecelakaan terjadi
akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu.
Meskipun tidak
meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak
lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan
takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa
malu.
2) Keracunan
Pada dasarnya usia
prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa mengetahui apakah
itu berbahaya atau tidak.
d) Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah
akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah dapat
menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu
kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
e) Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah
mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye movement). Seorang
anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat
mengingat kembalimimpinya secara terperinci.
Mimpi buruk yang
terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang
perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak.Tetapi mimpi buruk yang
sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
Pengalamam yang
menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi)
bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk.Hal ini terutama sering ditemukan pada
anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan antara
khayalan dan kenyataan.
Teror dimalam hari
adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun
dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang
telah dialaminya.
Tidur sambil
berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak bangkit dari
tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil
berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3
jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik
sampai beberapa menit.Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak
menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang
berumur 3-8 tahun.
Untuk anak yang
susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
2) Berikan cerita yang pendek.
3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut
kesayangannya.
4) Gunakan lampu redup.
f) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)
Pelatihan buang air
besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun, sedangkan
pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun.Pada umur 5 tahun,
kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian
dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya
sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.
Tetapi sekitar 30%
anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam
hari.
Cara terbaik untuk
menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan
mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih
kering.
2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika
basah.
3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di
atas Potty Chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban,
kakus).Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.
C. Masalah-masalah
kesehatan yang timbul pada anak usia Toddler
NO
|
MASALAH/PENYAKIT
|
MANAJEMEN
TERAPEUTIK & KOMPLIKASI
|
PERTIMBANGAN
KEPERAWATAN
|
1.
2.
3.
4.
|
(Gastroenterologi)
agen pembuka :
Bakteri dan virus.
Sumber :
Makanan basi,
beracun, alergi terhadap makanan
Masa Inkubasi :
Bayi
: BAB ≥ 3x / 24jam
Anak : BAB ≥ 3x /
24jam
Manifestasi Klinis :
Bayi dan anak menjadi
cenggeng, gelisah, suhu
tubuh meninggi cair dan mungkin disertai dengan lendir atau darah.
Variacela
(cacar air)
Agen
pembawa :
Variacell
Zooster
Sumber
:
Sekresi
primer saluran
pernafasan
dan organ terinfeksi, pada tingkatan lesi kulit yang lebih rendah.
Transmisi
:
Kontak
langsung
terkonta
minasi oleh objek penularan.
Masa
Inkubasi :
2
– 3 minggu
Biasanya13-
17 hari.
Masa
Penularan :
Biasanya
1 hari setelah erupsi lesi (masa awal) sampai 6 hari setelah banyak muncul
vesikel ketika kerak kulit terbentuk.
Manifestasi
Klinis :
Tahap
Awal :
Demam
ringan, malaise, anorexia,
pertama
kali 24 jam,
ruam
dan gatal sekali,
mulai
muncul makula,
dengan
cepat berkembang menjadi papula dan menjadi vesikel (dikelilingi oleh dasar
eritematosus
menjadi
gelembung, mudah
pecah
dan membentuk (kerak). Ketiga tahapan (Papula, vesikel dan kerak
kulit)
hadir dalam tingkatan berbeda dalam waktu yang sama.
Distribusi
:
Sentrifetal,
menyebar ke wajah dan tubuh tapi jarang pada tungkai dan lengan.
Gejala
:
Elevasi
suhu darilimfade nopaty, iritasi dari gatal-gatal.
Difhteria
Manifestasi
Klinis :
Bervariasi
menurut lokasi anatomi Pseudomembran.
Nasal
:
Menyerupai
flu, nasal mengeluarkan serosanguineous mucous purulent tanpa gejala-gejala pokok:
tampakseperti epistaksis.
Tonsilar
/
pharyingeal
:
Malaise,
anorexia, tenggorokan sakit, sedikit demam, pulse meningkat dari yang diharapkan
selama 24 jam, membran
melembut,
putih atau abu-abu; timbulnya limfadenitis jika penyakitnya parah timbul
toximea, septic syok, dan meninggal dalam 6-10 hari.
Lharyngeal
:
Demam
: serak, batuk, tanpa ada tanda awal, potensial penghambatan jalan udara,
gelisah, cyanosis, retraksidyspniec.
Rubeola
(campak)
Agent
pembawa :
Virus
Sumber
:
Sekresi
saluran nafas,
darah
dan urine dari
orang
yang terinfeksi.
Transmisi
:
Kontak
langsung
dengan
orang yang
terinfeksi.
Masa
inkubasi :
10
– 20 hari.
Periode
penularan :
Dari
4- 5 hari setelah
ruam-ruam
muncul
tetapi
terutama
selama
tahapan awal
(catharal).
Manifestasi
klinis :
Fase
prodromal :
Tidak
dijumpai pada
anak-anak,
namun
dijumpai
pada orang
remaja
dan dewasa
yang
ditandai dengan
demam
ringan, sakit
kepala,
malaise,
anorexia,
konjungtivitis
ringan,
coryza,
sakit
kerongkongan,
batuk
dan
limfadenopaty.
Paling
sedikit 1-5 hari,
menghilang
1 hari
setelah
terjadinya
ruam.
Ruam
:
Pertama
kali muncul di
wajah
dan dengan
segera
menyebar
keleher,
lengan batang
tubuh
dan kaki.
Diakhiri
hari pertama
ditutupi
dengan
bercak-
bercak
kemerahan
makulo
pupalar,
biasanya
hilang
pada hari
ketiga.
Tanda
dan gejala :
Demam
ringan yang
muncul
kadang kadang,
sakit
kepala,
malaise
dan
limfadenopaty.
|
Komplikasi
:
Ø Dehidrasi
Ø Renjatan hipovelemik
Ø Hypocalanta
Ø Intoleransi laktosasekunder
Ø Kejang
Ø Malnutrisi energy protein.
Obat:
Ø Anti sekresi
Ø Anti spasmolitik
Ø Pengeras
tinja
Ø Anti
biotika
Kekhususan
:
Biasanya
tidak ada, agent anti viral (ocyclovir) untuk resiko tinggi anak terinfeksi,
Varicella
Zooster
immunoglobin (VZIG) setelah pembukaan pada anak yang beresiko tinggi.
Obat
:
Diphenhidramin
hydrokhlorida atau antihistamin untuk menghilangkan gatak; perawatan kulit
untuk mencegah infeksi bakteri kedua.
Komplikasi
:
Ø Infeksi pada tahap kedua (bisu, selulitis, pneumoni,
sepsis).
Ø Enchepalitis
Ø Varicella Pneumoni
Ø Peredaran Varicella (perdarahan kecil pada vesikel
dan ptekia pada kulit).
Ø Kronik atau
transient trombosit openia.
Ø Antitoksin (biasanyamelalui intravena diawali
dengan test kulit dan konjungtiva untuk mengetes sensitifitas terhadap serum.
Ø Antibiotik (penicillin atau erythromycin.
Ø Bedrest total (pencegahan miokarditis)
Ø Tracheostomy untuk penghambatan jalan udara.
Ø Perawatan carrier dan kontak terhadap orang yang terinfeksi.
Komplikasi
:
Miokarditis
(minggu kedua) Neuritis.
Tidak ada perawatan
lain yang perlu kecuali antipiretik untuk demam dan analgesik untuk nyeri.
Komplikasi :
Jarang terjadi (arthtritis,
enchepalitis, atau purpura); penyakit penyakit menular yang sering dijumpai
pada masa anak-anak; bahaya terbesar adalah efek teratogenik pada janin.
|
Ø Memberikan cairan
Ø Diatelik (pemberian makanan)
Ø Lakukan isolasi ketat dirumah sakit.
Ø Isolasi anak dirumah sampai vesikel mongering (biasanya
1 mingu setelah terinfeksi) dan isolasi anak yang beresiko tinggi terinfeksi.
Ø Beri perawatan kulit; mandi dan berganti pakaian setiap
hari, beriolesan lotion; calamine; potong dan bersihkan kuku.
Ø Mengurangi gatal-gatal.
Ø Hindari mengupas kulit kerak yang menggosok dan membuat
iritasi.
Ø Lakukan isolasi ketat di rumah sakit.
Ø Berpartisipasi pada test sensitifitas; beri epineprin
jika ada.
Ø Beri antibiotik, amati tanda-tanda sensitifitas terhadap
penisilin.
Ø Gunakan suction jika perlu
Ø Beri perawatan komplit untuk memproleh bedrest.
Ø Atur kelembaban untuk pencairan optimum sekresi
Ø Amati
respirasi untuk tanda-tanda penghambatan.
Ø Yakinkan orangtua bahwa vesikel-vesikel adalah
suatu proses penyakit yang alami pada anak-anak yang terinfeksi.
Ø Gunakan sentuhan lembut jika diperlukan.
Ø Jauhkan anak dari wanita hamil.
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada usia Toddler anak
mengalami lompatan kemajuan yangmenakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi
juga secara sosial dan emosional.Anak usia toddler dan prasekolah ini sedang
dalam proses awal pencarian jatidirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak
ada, sekarang muncul. Secara fisik danpsikis usia ini adalah usia yang rentan
berbagai penyakit yang akan mudahmenyerang anak usia ini dan menimbulkan
masalah yang dapat mempengaruhitumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak
ditangani secara baik oleh parapraktisi kesehatan yang juga usaha-usaha
pencegahan adalah usaha yang tetappaling baik dilakukan.Berkaitan dengan uraian
diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikanbeberapa masalah kesehatan
yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usahapencegahan dan penanganannya
terutama yang berkaitan dengan tindakankeperawatan dan menyangkut satu masalah
yang paling menonjol sehingga munculsatu diagnosa keperawatan.
B.
Saran
Dengan membaca makalah ini tim penyusun berharap semua mahasiswa/I dapat
memetik berbagai informasi yang terdapat didalam isi makalah ini. Setidaknya
dengan makalah ini, terdapat sedikit informasi tentang masalah
perkembangan dan kesehatan anak usia toddler dan pra sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Engel, Joyce. Pengkajian Pediatrik. Edisi 2.
Alih bahasa : Teresa. Jakarta : EGC, 1998
Lewer, Helen. Belajar Merawat di Bangsal Anak.
Alih bahasa : Ernie Noviestari. Jakarta : EGC, 1996
Majalah Ayah Bunda : Dari A sampai Z tentang
Perkembangan Anak. Jakarta : Gaya Favorit Press, 2002.
Sacharin, Rosa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik.
Edisi 2. Alih bahasa : RF Maulany, Jakarta : EGC, 1994.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Cetakan II.
Jakarta : EGC, 1998.
Supartini yupi. 2004. Konsep dasar keperawatan anak : buku kedokteran, EGC, jakarta
No comments:
Post a Comment