BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kambing merupakan salah satu komoditas ternak yang
cukup potensial untuk dikembangkan. Ternak ini banyak dipelihara di
pedesaan,karena telah diketahui kemampuannya beradaptasi dengan lingkungannya
yang sederhana, miskin pakan, dan dapat lebih efisien dalam mengubah pakan yang
berkualitas rendah menjadi air susu dan daging. Disamping itu kambing mempunyai
kemmpuan reproduksi relative tinggi dan tahan terhadap serangan penyakit
Oleh sebab itu, karena di Aceh begitu banyak warung
nasi yang menyajikan gulai kambing sebagai menu andalan nya, dan permintaan
susu kambing (PE) yang tinggi, kami selaku mahasiswa melihat prospek yang
menjanjikan dan berkelanjutan, usaha bisnis rumahan yang ramah lingkungan.
Ternak kambing khususnya kambing Peranakan Ettawa
(PE), merupakan salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa daging dan
susu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan penting artinya bagi
masyarakat. Seiring hal tersebut peternakan kambing memiliki peluang yang cukup
besar dengan semakin sadarnya masyarakat akan kebutuhan gizi yang perlu segera
dipenuhi.
Peternakan kambing dalam perkembanganya tidaklah
semudah yang kita bayangkan. Banyak hal yang menjadi masalah dalam
perkembanganya, beberapa masalah tersebut adalah Pemeliharaan yang masih
bersifat tradisional, Terbatasnya ketersediaan bakalan yang merupakan
pengeluaran terbesar dalam suatu proses produksi, Keterbatasan fasilitas yang
menimbulkan efek langsung pada proses produksi Manajemen pakan yang kurang
baik.
B.
Adapun tujuan dan kegunaan Kuliah Lapangan
ini adalah sebagai berikut:
- Tujuan
Adapun
tujuan dalam pelaksanaan praktek lapangan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui cara pemeliharaan kambing
PE
b. Mengetahui cara pemberian pakan
c. Mengetahui cara pengendalian penyakit
- Kegunaan
Mampu merasakan dan menganalisa masalah-masalah yang ada pada usaha
peternakan kambing PE, yang pada gilirannya
mampu menerapkan strategi yang tepat untuk pemecahannya serta memberi tambahan informasi dan wawasan
ilmu pengetahuan di bidang peternakan, dan Mahasiswa
memiliki pengalaman praktis dalam kegiatan pengelolaan peternakan kambing
PE sebagai bekal kesiapan mahasiswa
dalam menghadapi dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Usaha Beternak Kambing
Kambing banyak dipelihara oleh penduduk pedesaan
(Mulyono, 2003). Dijelaskan lebih lanjut, alasannya pemeliharaan kambing lebih
mudah dilakukan daripada ternak ruminansia besar. Kambing cepat berkembang biak
dan pertumbuhan anaknya juga tergolong cepat besar. Menurut Sarwono (2005),
nilai ekonomi, sosial, dan budaya beternak kambing sangat nyata. Dijelaskan
lebih lanjut, besarnya nilai sumber daya bagi pendapatan keluarga petani bisa
mencapai 14-25 % dari total pendapatan keluarga dan semakin rendah tingkat per
luasan lahan pertanian, semakin besar nilai sumber daya yang diusahakan dari
beternak kambing.
Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing akan
semakin nyata jika kaidah-kaidah usaha peternakan diperhatikan. Kaidah-kaidah
itu antara lain penggunaan bibit yang baik, pemberian pakan yang cukup dari
segi gizi dan volume, tatalaksana pemeliharaan yang benar, serta memperhatikan
permintaan dan kebutuhan pasar.
Kambing adalah hewan dwi guna, yaitu sebagai penghasil
susu dan sebagai penghasil daging (Williamson dan Payne, 1993). Kambing PE adalah
bangsa kambing yang paling populer dan dipelihara secara luas di India
dan Asia Tenggara (Devendra dan Burns, 1994). Ciri-ciri kambing PE adalah warna
bulu belang hitam putih atau merah dan coklat putih, hidung melengkung, rahang
bawah lebih menonjol, jantan dan betina memiliki tanduk, telinga panjang
terkulai, memiliki kaki dan bulu yang panjang (Sosroamidjojo, 1991). Kambing PE
telah beradaptasi terhadap kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono, 2003).
Mulyono dan Sarwono (2005) menyatakan, bila tata laksana
pemeliharaan ternak kambing yang sedang bunting atau menyusui dan anaknya baik,
maka bobot anak kambing bisa mencapai 10-14 kg/ekor ketika disapih pada
umur 90-120 hari. Menurut Williamson dan Payne (1993), untuk kambing pedaging
ada kecenderungan menunda penyapihan untuk memberikan kesempatan anak kambing
memperoleh keuntungan yang maksimal dari susu induknya.
B.
Pembahasan
Beternak kambing, merupakan salah
satu usaha yang cukup menjanjikan karena;
- Tidak memerlukan lahan yang luas
- Memilikidaya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungansehingga
mudah dipelihara Dan dikembangkan
- Untuk berkembang biak tidak memerlukanwaktu yang lama
- Bahan pakan tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan
limbah pertanian. Selain itu
kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi
C.
Hasil
Pengamatan dipeternakan bapak
sayuti malik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Usaha
a. Kalo
kita ingin melakukuan usaha itu kita harus buat perencanaan.
b. Karena
kalo kita salah membuat perencanaan berarti kita merencanakan kegagalan.
c. Jadi
kita harus merencanakan sematang mungkin.
d. Kita harus rajin-rajin membaca buku panduan beternak kambing.
2. Setelah
memulai usaha
a. Kita
harus ada alat yang cukup.
b. Kita
ada yang namanya mesin pecincang rumput.
c. Mempunyai lahan pertanian untuk pakan ternak.
3. Anak Kambing
yang Dipilih untuk Bakalan.
Untuk memudahkan dalam pengontrolan
ternak, di peternakan kambing ettawa
FARM, sudah mulai
melakukan rekording pada ternak.Kegiatan ini dilakukan untuk memudahkan dalam
pengelolaan atau pemeliharaan ternak. Hal-hal yang dicatat dalam kartu
rekording antara lain jenis kelamin, nomor ternak, penyakit, umur, keadaan
ternak dan jenis pakan yang diberikan.
D.
Sistem Pemeliharaan
Sistem pemeliharaan secara ekstensif umumnya dilakukan di daerah yang mahal
dan sulit untuk membuat kandang, kondisi iklim yang menguntungkan, dan untuk
daya tampung kira-kira tiga sampai dua belas ekor kambing per hektar
(Williamson dan Payne 1993).Sistem pemeliharaan secara ekstensif, induk yang
sedang bunting dan anak-anak kambing yang blum disapih harus diberi persediaan pakan yang memadai
(Devendra dan Burns, 1994).Rata-rata pertambahan bobot badan kambing yang
dipelihara secara ekstensif dapat mencapai 20-30 gram per hari (Mulyono dan
Sarwono, 2005).
Sistem pemeliharaan secara intensif memerlukan pengandangan terus menerus
atau tanpa penggembalaan, sistem ini dapat mengontrol dari faktor lingkungan
yang tidak baik dan mengontrol aspek-aspek kebiasaan kambing yang merusak
(Williamson dan Payne 1993).Dalam sistem pemeliharaan ini perlu dilakukan
pemisahan antara jantan dan betina, sehubungan dengan ini perlu memisahkan
kambing betina muda dari umur tiga bulan sampai cukup umur untuk
dikembangbiakkan, sedangkan untuk pejantan dan jantan harus dikandangkan atau
ditambatkan terpisah (Devendra dan Burns, 1994). Pertambahan bobot kambing yang
digemukkan secara intensif bisa mencapai 100-150 gram per hari dengan rata-rata
120 gram per hari atau 700-1.050 gram dengan rata-rata 840 gram per minggu
(Mulyono dan Sarwono, 2005).
Sistem pemeliharaan secara semi intensif merupakan gabungan pengelolaan
ekstensif (tanpa penggembalaan) dengan intensif, tetapi biasanya membutuhkan
penggembalaan terkontrol dan pemberian pakan konsentrattambahan (Williamson
dan Payne 1993).Menurut Mulyono dan Sarwono (2005), pertambahan bobot kambing
yang digemukkan secara semi-intensif, rata-rata hanya 30-50 gram per hari.
E.
Pakan
Menurut Sarwono (2005), kambing membutuhkan hijauan
yang banyak ragamnya. Kambing sangat menyukai daun-daunan dan hijauan seperti
daun turi, akasia, lamtoro, dadap, kembang sepatu, nangka, pisang, gamal,
puteri malu, dan rerumputan.Selain pakan dalam bentuk hijauan, kambing juga
memerlukan pakan penguat untuk mencukupi kebutuhan gizinya.Pakan penguat dapat
terdiri dari satu macam bahan saja seperti dedak, bekatul padi, jagung, atau
ampas tahu dan dapat juga dengan mencampurkan beberapa bahan tersebut.Sodiq
(2002) menjelaskan, ditinjau dari sudut pakan, kambing tergolong dalam kelompok
herbivora, atau hewan pemakan tumbuhan.Secara alamiah, karena kehidupan awalnya
di daerah-daerah pegunungan, kambing lebih menyukai rambanan
(daun-daunan) daripada rumput.
Menurut Kartadisastra (1997), kebutuhan ternak
ruminansia terhadap pakan, dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi.
Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak,
umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting atau menyusui), kondisi tubuh (sehat,
sakit), dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur dan kelembaban nisbi udara).
Pakan sangat dibutuhkan oleh kambing untuk tumbuh dan
berkembang biak, pakan yang sempurna mengandung kelengkapan protein,
karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral (Sarwono, 2005). Pemberian pakan
dan gizi yang efisien, paling besar pengaruhnya dibanding faktor-faktor lain,
dan merupakan cara yang sangat penting untuk peningkatan produktivitas
(Devendra dan Burns, 1994).
Pakan yang diberikan dapat terdiri dari konsentrat dan dedak
dengan perbandingan1: 3 atau penggabungan beberapa bahan pakandengan
perbandingan dedak sebanyak 50%,bungkil kelapa 25%, tepung jagung 15%,
bungkilkacang tanah 8%, garam dapur 1%, tepung tulang0,5% dan kapur 0,5%
sebagai pakan tambahan.Kambing dapat diberikan rumput-rumput seperti:rumput
gajah, rumput setaria, rumput benggala,rumput raja dan rumput alam dan dedaunan,seperti
daun lamtoro, daun turi, daun gamal, daunkacang dan daun kaliandra.
Pakan hijauan /rumput
dapat diberikan sebanyak 15 - 20% dari berat badankambing. Pakan konsentrat
dapat diberikan 0,5kg/ekor/hari untuk memacu pertumbuhan beratbadan, dapat
diberikan growth stimulant (GS)berupa Bio-N-Plus.
F. Metode Pemberian Pakan
Komposisi rumput dan
daunan untuk kambing :
Kambing dewasa membutuhkan 75%
rumput dan25% daunan
Kambing bunting membutuhkan 60%
rumput dan40% daunan
Kambing menyusui membutuhkan 50% rumputdan
50% daunan
Kambing Anak lepas membutuhkan 60%
rumputdan
G.
Perkandangan
Kandang
diusahakan menghadap ke timur agar memenuhi persyaratan kesehatan ternak.Bahan
yang digunakan harus kuat, murah dan tersedia di lokasi.Kandang dibuat panggung
dan beratap dengan tempat pakan dan minum.Dinding kandang harus mempunyai
ventilasi (lubang angin) agar sirkulasi udara lebih baik.
Kambing sebaiknya dipelihara dalam
kandang untuk:
a. Memudahkan dalam pengawasan terhadap
kambing yang sakit atau yang sedang dalam masa kebuntingan
b. Memudahkan dalam pemberian pakan.
c. Menjaga keamanan ternak.
Bentuk dan Ukuran Kandang:
a. Harus
tertutup bagus.
b. Posisi
kandang itu tidak terlalu tertutup sehingga cahaya matahari bisa masuk.
c.
Pembersihan kandang dijaga.Kandang
jangan kotor Kalo
kandang kotor penyakit akan datang lagi.
Ukuran:
a. Anak: 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas
sapih)
b. Jantan dewasa: 1,2 X 1,2 m/ ekor
c. Dara/ Betina dewasa:1 X 1,2 m /ekor
d. Induk dan anak: 1,5 X 1,5 m/induk +
2 anak
H. Pengendalian Penyakit
Kegiatan pengendalian penyakit yang dilakukan meliputi, sanitasi kandang,
sanitasi peralatan, sanitasi lingkungan perkandangan, dan sanitasi
pekerja.Kandang dibersihkan setiap satu minggu sekali.Sanitasi pekerja
dilakukan dua kali sehari (mandi) yaitu sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
di kandang.Sanitasi pekerja dilakukan agar kebersihan dan kesehatan pekerja
dapat terjaga sehingga terhindar dari kuman penyakit yang mungkin berasal dari
kambing yang sedang sakit.
Penanganan ternak yang sakit di Instalasi Perbibitan Rakyat (IPR) sudah
cukup baik. Ternak yang mengalami mencret, diobati dengan cara diberi larutan
garam dan gula masing-masing 10 gram dengan air ± 2,5 liter, atau diberikan
larutan oralit atau tablet karbon aktif (norit) sebanyak 2 tablet, juga dapat
menggunakan daun jambu biji yang sudah ditumbuk.
Kambing yang terserang kudis diobati dengan menyuntikkan Ivomic ± 2 ml
dibawah kulit.Kulit yang terserang digosok dengan beberapa campuran serbuk
belerang, kunyit, dan minyak kelapa yang dipanaskan.Selain itu, kambing juga
harus disuntik hematopan ± 3 ml, untuk mencegah anemia.
1.
Kendala
dalam berternak kambing PE:
a. Masih
banyak kendala.
b. Kata
pak sayuti malik sudah sejauh ini kendala sudah dihadapinya.
c. Sakit
anka kambing, mencret anak kambing.
d. Penyakit
matitis, randang ambing, ambingnya bengkak.
e. Cuaca
f. Banyak
anak-anak kambing masuk angin.
I.
Pemberian
Obat pada Ternak yang Sakit.
Pengobatan pada kambing yang cacingan dilakukan dengan
beberapa cara antara lain diberi obat cacing jenis Albendazole sebanyak 5 ml
secara oral. Obat cacing Dovenix ± 1 ml dan yang disuntikan di bawah kulit
(Ilustrasi 8), atau diberi pelet buah pinang (jambe) tua. Selain itu, ternak
disuntik dengan Hematopan ± 3 ml.
Pengobatan untuk kambing yang terserang kembung dengan
cara memberikan minyak kelapa atau minyak kacang ± 100 ml, menekan perut yang
kembung atau menusuknya antara tulang rusuk dan tulang panggul, mulut ternak
diusahakan tetap terbuka dan ternak dalam posisi berdiri. Ternak disuntik
dengan antibiotika 3 ml dan diberi permethyl 3%, atau minuman bersoda ± 200 ml.
Pengobatan untuk kambing yang terkena penyakit mata
dilakukan dengan cara mengolesi mata dengan salep Terramycin 0,1 %, atau dengan
disemprotkan air garam ke mata ternak secara rutin, bila sudah kronis diberi
obat mata Sofradex.
Penanganan limbah di Peternakan ini, belum maksimal. Limbah padat di
peternakan ini hanya di tampung saja, tidak diolah lebih lanjut.Limbah cair
hanya dibuang, belum dikelola dengan baik.
J.
Pemasaran
Pasar
susu kambing diaceh tidak banyak:
a. 1
hari Cuma ada 3-5 botol.
b. Dalam 1 liter harga susuRp. 60.000.
c. Kalo kita dapat sekitar 2-3 liter/hari kita
bisa dapat hasilnya 180.000
d. .180.000
itu untuk biaya operasional dan untuk gaji pekerja.
pemotong
rumput 20.000
per/hari.
BAB III
METODE KULIAH LAPANGAN
A.
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan Kuliah Lapangan
Waktu
pelaksanaan Praktek Lapangan (PL) adalah pada hari sabtu jam 00:11. WIB s/d
selesai, Desember 2015 Di Desa Lamduroe Tungkop, Kec. Darussalam, Kab. Aceh
Besar.
Tempat
pelaksanaan Praktek Lapangan (PL) adalah Di peternakan Kambing Ettawa FARM,
Milik Bapak. SAYUTI, SP,MP. Yang
berlokasi di tungkop, Kab. Aceh Besar. Perusahaan Peternakan ini telah berdiri
mulai tahun 2013, dan masih ber operasi sampai dengan sekarang.
B. Jenis
Dan Bentuk Kegiatan Yang Dilakukan
Adapun jenis dan bentuk kegitan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Pengenalan nama Perusahan dan pimpinannya
2.
Mempelajari cara pengambilan bibit, perawatan, dan
pemasaran susu dengan danging pada ternak kambing PE
3.
Pemberian pakan tambahan/(konsentrat) dan Pengobatan pada ternak yang sakit.
4.
Sanitasi kandang
5.
Nama-nama kambing Bapak sayuti malik:
a. Dono (jantan)
b. Gading.(jantan)
BAB
IV
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktek
Lapangan di Peternakan kambing Ettawa FARM adalah tatalaksana
pemeliharaan ternaknya sudah dilaksanakan dengan baik.Hal ini dapat dilihat
dari beberapa aspek diantaranya pengadaan pakan, pengelolaan ternak,
pertambahan bobot badan harian, sanitasi, pengendalian penyakit dan sistem
perkandangannya, Dan kami selaku mahasiswa mendapatkan ilmu dan informasi baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimus. 2009. Kambing Etawah. Erlangga.http://www.infoternak.com/kambing kacang(Diakses 17 April 2013)
Blakely, J
dan D.H. Blade. 1998. Ilmu Petemakan. Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh: B. Srigandono ).
Devendra, C.
Dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit ITB, Bandung
Kartadisastra,
H.R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia.Cetakan kesatu.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Jurgens. M.
H. 1993. Animal Feeding and Nutrition.Seventh Edition. Kendall/ Hunt Publishing
Company, Dubuque.
Mulyono, S.
2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ke -V. Penerbit PT Penebar Swadaya,
Jakarta.
Mulyono, S
dan B. Sarwono. 2005. Penggemukan Kambing Potong. Cetakan kedua. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Murtidjo,
B.A. 2001. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment