Saturday, 13 November 2021

Laporan Praktek Lapang TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PAKCOY (Brassica Rapa L.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIDROPONIK SISTEM WICK (SUMBU)

 

DAFTAR ISI



LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................. v

DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi

 

BAB    I PENDAHULUAN...........................................................................  1

1.1 Latar Belakang.............................................................................  1

1.2 Tujuan Praktek Lapang ...............................................................   4

1.3 Manfaat Praktek Lapang..............................................................  4

 

BAB  II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................  5

2.1 Taksonomi Tanaman Sawi Pakcoy...............................................  5

2.2 Morfologi Tanaman Sawi Pakcoy ...............................................   5

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Pakcoy........................................  7

2.4 Teknik Budidaya Tanaman Pakcoy secara system wick..............  8

2.5 Keunggulan System Wick............................................................  8

2.6. Nutrisi Tanaman Pakcoy Menggunakan Nutrisi AB mix............  9

 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 10

 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 10

 3.2 Alat dan Bahan........................................................................... 10

3.2.1 Alat ........................................................................................ 10

3.2.2 Bahan...................................................................................... 10

 3.3 Pelaksanaan................................................................................. 11

3.3.1 Persiapan Tempat.................................................................... 11

3.3.2 Persiapan Media Tanam.......................................................... 11

3.3.3 Penyemaian Dan Pemindahan Bibit........................................ 11

3.3.4 Penanaman.............................................................................. 12

3.3.5 Pemeliharaan........................................................................... 12

3.3.6 Pengamatan............................................................................. 12

 

BAB  IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 14

 4.1 Pertumbuhan Tanaman Pakcoy................................................... 14

4.1.1 Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy................................................. 14

4.1.2 Lebar Daun Tanaman Sawi Pakchoy...................................... 16

4.1.3 jumlah daun Tanaman Sawi Pakcoy....................................... 18

 

BAB V  PENUTUP........................................................................................ 20

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 20

5.2 Saran............................................................................................. 20

 

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 21

LAMPIRAN FOTO....................................................................................... 22


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 14 hari setelah tanam (HST)             14

Tabel 2. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 21 hari setelah tanam (HST)             14

Tabel 3. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 28 hari setelah tanam (HST)             15

Tabel 4   Rata-rata lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 14 hari setelah tanam (HST)                   16

Tabel 5.  Rata-rata lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 21 hari setelah tanam (HST)                   16

Tabel 6. Rata-rata lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 28 hari setelah tanam (HST)                   17

Tabel 7. Rata-rata jumlah daun tanaman pakcoy pada umur 14 HST .................. 18

Tabel 8. Rata-rata jumlah daun tanaman sawi pakcoy umur 21 hari setelah tanam (HST)                18

Tabel 9. Rata-rata jumlah daun tanaman sawi pakcoy umur 28 hari setelah tanam (HST)                19

    

                       


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1     Latar Belakang

              Menurut data (BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2017) kebutuhan konsumsi sawi pakcoy di Indonesia pada 2015 dan 2016 adalah 532,370 ton dan 539,800 ton, sedangkan produktivitas sawi pakcoy di Indonesia pada tahun (2015) 10.23 t/ha dan (2016) 9.92 t/ha. Data diatas menunjukkan bahwa setiap tahun terdapat peningkatan konsumsi sawi pakcoy, namun produktivitas sawi pakcoy setiap tahun mengalami penurunan. Belum tercapainya peningkatan produktivitas sawi pakcoy tersebut disebabkan oleh berkurangnya luas panen, teknik budidaya belum intensif, iklim yang kurang mendukung untuk budiaya dan rendahnya kesuburan tanah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas perlu dilakukan pembudiayaan dengan menggunakan teknologi seperti metode hidroponik.

Pakcoy (Brassica rapa L.) (merupakan salah satu sayuran daun yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Sehingga sangat cocok untuk dijadikan usaha karena memiliki prospek yang cukup baik. Selain itu pakcoy juga memiliki kandungan gizi yang tinggi,kandungan yang terdapat pada sawi/pakcoy adalah Kalori 22.00 k, Protein 2.30 g, Lemak 0.30 g, Karbohidrat 4.00 g, Serat 1.20 g, Kalsium (Ca) 220.50 mg, Fosfor (P) 38.40 mg, Besi (Fe) 2.90 mg, Vitamin A 969.00 SI, Vitamin B1 0.09 mg, Vitamin B2 0.10 mg, Vitamin B3 0.70 mg, Vitamin C 102.00 m.

Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) dapat dibudidayakan dengan cara konvensional maupun hidroponik. Metode hidroponik dapat diusahakan diberbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan terbuka, bahkan diatas apartemen sehingga bisa menjadi solusi keterbatasan lahan pertanian. Pemeliharaan tanaman dengan metode hidroponik lebih mudah dan hasilnya lebih bersih dibandingkan metode konvensional. Hidroponik merupakan metode bercocok tanam atau budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, melainkan dengan menggunakan media selain tanah seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, serbuk kayu, dan lainlain sebagai pengganti media tanah. Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan terbuka, atau diatas apartemen sekalipun. Mutu hasil tanaman hidroponik juga lebih bagus dibandingkan hasil konvensional dan mempunyai harga jual lebih tinggi. Hal ini terjadi karena lingkungan yang bersih dan terpenuhinya suplai unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.                        

Budidaya hidroponik dapat menggunakan pupuk anorganik maupun pupuk organik. Pupuk anorganik yang biasa digunakan petani hidroponik adalah AB mix. Kandungan unsur hara AB mix diantaranya larutan A: 5Ca (NO3)2, NH4NO3, 10H2O yaitu Ca 19%, Nitrat 14,4%, Namonium 1,1%, KNO3 38%, Nnitrat 13%, dan Larutan B: K 28%, P 23%, Namonium 21%, S 24%, K2SO4 yaitu K 45% dan S 18%. Bagi Penggemar sayuran organik, hidroponik merupakan jawaban yang tepat karena nutrisinya dapat dibuat dari bahan organik. Selain itu, lingkungan yang bersih dan media tanam yang steril merupakan jaminan yang rasional untuk tidak menggunakan pestisida. Kalaupun terpaksa, ada alternatif pilihan pestisida organik atau biopestisida.

            Pertanian organik kini kembali menjadi trend dikalangan masyarakat karena dapat meminimalkan modal dan hasil panennya tidak mengandung bahan yang dapat membahayakan tubuh. Dengan semakin berkembangnya zaman kini pertanian organik ada yang tidak menggunakan media tanah sebagai media hidup tanaman, salah satunya yaitu hidroponik. Hidroponik adalah suatu metode menanam tanaman menggunakan air sebagai media hidup sekaligus sumber energi tanaman. Prinsip dasar hidroponik dibagi menjadi dua yaitu hidroponik substrat dan NFT (Nutrient Film Technique). Salah satu jenis hidroponik substrat yaitu sistem wick. Wick Sistem adalah sistem hidroponik paling sederhana. Pada prinsipnya, sistem sumbu ini hanya membutuhkan sumbu yang dapat menghubungkan antara larutan nutrisi pada bak penampung dengan media tanam. Air dan nutrisi akan dapat mencapai akar tanaman dengan memanfaatkan daya kapilaritas pada sumbu (Amiira, 2015).

Salah satu media tanam yang sering digunakan pada sistem wick yaitu rockwool. Rockwool merupakan media anorganik dengan komponen media berbentuk granula yang berguna untuk menyerap dan meneruskan air sehingga mempunyai kapasitas memegang air tinggi sehingga memungkinkannya menyimpan nutrisi hidropnik yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh.

 

1.2 Tujuan Praktek Lapang

Mengetahui bagaimana perbandingan pengaruh pemberian AB Mix secara berbeda di setiap tanaman di dalam baskom.

1.3 Manfaat Praktek Lapang

1. Bagi ilmu pengetahuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi manfaat sistem hidroponik jenis wick dapat pertumbuhan tamanan pakcoy.

2.  Bagi pendidikan penelitian ini diharapkan untuk digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran mata kuliah hortikultura.

 

 

 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi Tanaman Sawi Pakcoy

Menurut sejarahnya, sawi (kelompok Brassica campestris) diperkirakan berasal dari kawasan Mediterania dan daerah Timur Dekat, Afganistan, Iran, dan Pakistan Barat. Bukti lain menunjukan bahwa tanaman ini berasal dari Cina dan Asia bagian Timur. Sawi (Brassica juncea L.) termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

            Pakcoy berasal dari benua Asia yaitu dari Tiongkok dan Asia Timur. Adapun klasifikasi tanaman Sawi Pakcoy adalah sebagai berikut:

Kingdom         : Plantae

Divisi                : Spermatophyta

Kelas               : Dicotyledonae

Ordo                : Rhoeadales

Famili              : Brassicaceae

Genus              : Brassica

Spesies            : Brassica rapa L.

2.2 Morfologi Tanaman Sawi Pakcoy        

                Karakteristik morfologi tanaman sawi sangat mirip dengan kubis/kol dikarenakan kekerabatan yang sangat dekat. Berikut adalah morfologi tanaman sawi.

 

a.           Akar

              Akar tanaman pakcoy berupa akar tunggang, yang membentuk cabang-cabang akar yang menyebar keseluruh arah dengan kedalaman 30-40 cm ke bawah permukaan tanah. Akar tanaman berfungsi untuk menghisap air dan zat-zat makanan dari dalam tanah, untuk menyerap unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, dan untuk memperkuat berdirinya batang tanaman (Rukmana, 1994).

b. Batang

              Pakcoy memiliki ukuran batang yang pendek dan beruas-ruas, sehingga batang tanaman tidak terlalu kelihatan. Batang pakcoy termasuk ke dalam jenis batang semu, karena pada tanaman pelepah daun tumbuh berhimpitan, saling melekat dan tersusun rapat secara terartur. Batang tanaman pakcoy memiliki warna hijau muda yang berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun tanaman (Rukmana, 1994).

c.           Daun

              Daun tanman pakcoy berbentuk oval, berwarna hijau tua agak mengkilat, daun tidak membentuk kepala atau krop, dan daun tumbuhn agak tegak atau setengah mendatar. Daun tanaman tersusun dalam bentuk spiral yang rapat, dan melekat pada batang. Tangkai daun tanaman berwarna hijau muda, gemuk, dan berdaging (Rukmana, 1994).

d. Bunga

              Struktur bunga pakcoy tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun, empat helai mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002).

e. Buah dan Biji

              Buah tanaman pakcoy termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji (Rukmana, 2007). Biji pakcoy berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman, permukaannya licin mengkilap, dan agak keras (Rukmana, 1994).

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Pakcoy

Pakcoy merupakan tanaman semusim yang hanya dapat dipanen satu kali. Sawi pakcoy dapat dipanen pada umur 40-60 hari (ditanam dari benih) atau 25- 30 hari (ditanam dari bibit) setelah tanam.

a. Dataran Ketinggian

           Tanaman pakcoy dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketingian 5-1.200 m diatas permukaan laut (dpl). Tanaman sawi pakcoy akan lebih baik jika ditanam di dataran tinggi dengan udara yang sejuk.

b. Iklim

           Untuk tanaman pakcoy Iklim yang baik untuk pertumbuhan pakcoy yaitu daerah yang memiliki suhu 15-300C.

c. Curah Hujan

           Untuk penanaman tanaman pakcoy memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/ bulan, serta penyinaran matahari antara 10-13 jam.

d. Kelembapan Udara

           Tanaman pakcoy memiliki kelembapan udara yang sesuai untuk pertumbuhan pakcoy yaitu antara 80-90%.

e. Tanah

           Jenis tanah yang cocok pada pertumbuhan tanaman pakcoy yaitu tanah gembur yang banyak mengandung houmus, subur, dengan pH antara 6-7, serta drainase yang baik karena tanaman sawi pakcoy tidak menyukai genangan. 

2.4 Teknik Budidaya Tanaman Pakcoy secara system wick

Wick System adalah teknik yang paling sederhana dan populer digunakan oleh para pemula. Sistem ini termasuk pasif karena nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu, wick sistem hidrponik bekarja dengan baik untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem hidroponik tidak bekerja baik untuk tanaman yang membutuhkan bayak suplai air.

Media Tanam Mineral Wool Atau Rockwool Media tanam jenis ini banyak ditemukan telah digunakan oleh banyak petani di negara kita ini. Hal ini karena karakteristik media tanam rockwool sangat halus, bentuknya bisa dikatakan hampir menyerupai busa jika dilihat secara sekilas, serta mempunyai berat yang sangat ringan sehingga mudah saat digunakan. 

2.5 Keunggulan System Wick

a. Kelebihan Wick System (Sistem Sumbu):

1)      Tanaman dapat mensuplai air dan nutrisi secara terus-menerus

2)      Biaya pembuatan yang murah, dengan biaya minimal bisa berkebun hidroponik dan menghasilkan tanaman pangan yang maksimal.

3)      Mempermudah perawatan tanaman karena tidak perlu melakukan penyiraman

4)      Tidak tergantung listrik

    5)  Menghemat tempat, pemakaian ruang bersifat fleksibel, artinya instalasi ini bisa disimpan pada tempat-tempat yang sesuai keinginan.

    6)  Nilai seni yang tidak kalah elegan dengan instalasi hidroponik lainnya. Bisa menata ruang tertentu dengan instalasi sistem sumbu sehingga menjadi berdaya seni tinggi.

2.6. Nutrisi Tanaman Pakcoy Menggunakan Nutrisi AB mix

              Nutrisi hidroponik yang terdiri dari kelompok A dan kelompok B, terdiri dari berbagai garam anorganik dengan komposisi tertentu yang diatur sesuai kebutuhan tanaman. Garam yang dipakai dalam meramu nutrisi hidroponik terdiri unsur hara makro (N, P, K, CA, MG, dan S) mutlak dibutuhkan dalam jumlah banyak. Fungsi unsur hara makro secara umum yaitu membentuk tubuh tanaman, dalam rangka memproduksi yang tinggi kualitas dan kuantitasnya. Nutrisi hidroponik berikutnya yaitu nutrisi mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo) yang juga esensial, mutlak dibutuhkan waktu dalam jumlah kecil, dan banyak berperan sebagai enzym.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Praktek lapang ini telah dilaksanakan di Dinas Pangan Pertanian Kelautan Dan Perikanan Gampong Pande, Kota Banda Aceh.Waktu pelaksanaan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2020.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

            Adapun alat yang digunakan dalam Praktek Lapang ini adalah sebagai berikut : Baskom,netpot, Styrofoam gabus, dan kain flanel.

3.2.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam Praktek Lapang ini adalah sebagai berikut :

a. Benih

            Benih tanaman sawi pakcoy yang digunakan dalam praktek lapang ini adalah benih sawi pakcoy varietas Nauli F1.

b. Nutrisi Sistem wick

Nutrisi yang digunakan dalam Praktek Lapang ini adalah menggunakan AB MIX.

c. Media Tanam

Media tanaman yang digunakan dalam praktek lapang ini adalah: Rockwool.

d. Tempat/Wadah Untuk Media Tanam

Wadah untuk media tanam yang di gunakan yaitu: Netpot.

e. Sumbu untuk tempat media tanam  

Sumbu yang digunakan untuk wadah media tanam ini adalah : sumbu dari kain flanel.

3.3  Pelaksanaan

3.3.1 Persiapan Tempat

Kegiatan praktek lapang dimulai dengan dilakukan pemilihan lokasi yang sesuai untuk penanaman, yaitu dekat dengan sumber air. Lokasi kemudian dibersihkan dari pertumbuhan gulma sehingga diperoleh lahan yang bersih dan datar, sehingga akan memudahkan dalam penempatan alat sistem wick.

3.3.2 Persiapan Media Tanam

Mempersiapkan media tanam penyemaian dengan media tanam AB mix kemudian membuat rangkaian hidroponik dengan membuat bak nutrisi dari box styrofoam. Kemudian memotong bagian atas box styrofoam dengan menggunakan gergaj besi untuk penopang tanaman, kemudian melubangi box styrofoam yang telah terpotong menggunakan bor dengan diameter 4 cm dan jarak tanaman antar lubang 15-20 cm untuk meletakan net pot.

3.3.3 Penyemaian Dan Pemindahan Bibit

Penyemaian benih ini dilakukan di dalam tray dengan media rockwool sampai umur 2 minggu, setelah bibit berumur 2 minggu dipindahkan ke dalam instalasi. Perawatan dilakukan dengan mengganti nutrisi setiap 2 minggu sekali dengan perawatan dilakukan hingga tanaman pakcoy panen.

3.3.4 Penanaman

Bibit yang telah disemai kemudian dimasukan ke dalam net pot. Dalam memasukan bibit ke net pot hal yang perlu diperhatikan adalah akar bibit. Akar bibit diharuskan menjulur keluar dari lubang net pot agar akar bibit tersebut menyentuh sumbu yang menghubungkan ke larutan nutrisi saat penanaman.

3.3.5 Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi pengontrolan, penyulaman dan menjaga tanaman daro organisme pengganggu tanaman (OPT).

3.3.6 Pengamatan

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman dapat diukur mulai dari tanaman pakcoy dipindahkan dari media tanam penyemaian ke dalam rangkian hodroponik. Diukur dari permukaan media tanam sampai titik tumbuh tertinggi. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman sawi pakcoy sudah berumur 14, 21, dan 28 hari setelah panen (HST) dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).

2. Lebar Daun

Pengukuran lebar daun hanya daun yang terlebar pada saat pengamatan, pengukuran dimulai dari tepi kiri ke tepi kanan atau sebaliknya. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman sawi pakcoy sudah berumur 14, 21, dan 28 hari setelah panen (HST) dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).

 

 

 

3. Jumlah Daun

Perhitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah membuka sempurna. Dilakukan pada saat tanaman sawi pakcoy sudah berumur 14, 21, dan 28 hari setelah tanam (HST) dinyatakan dalam satuan helai.

    



BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertumbuhan Tanaman Pakcoy

Hasil pengukuran disetiap parameter tanaman setelah diberikan AB mix berbeda takaran yang diberikan sumbu falanel dapat dilihat pada tabel 1, 2, dan 3.

4.1.1 Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy

Tabel 1. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 14 hari setelah tanam (HST)

No

Perlakuan AB mix

( mix A dan  mix B)

Tinggi Tanaman

Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

1.

10 ml + 10 ml / 7.5 liter air

8,3 cm

9 cm

8,65

2.

20 ml + 20 ml / 7.5 liter air

7 cm

9 cm

8

3.

30 ml + 30 ml / 7.5 liter air

9 cm

9,3 cm

9,15

4.

40 ml + 40 ml / 7,5 liter air

9,5 cm

8 cm

8,75

5.

50 ml + 50 ml / 7,5 liter air

8 cm

8,5 cm

8,25

 

Tabel 2. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 21 hari setelah tanam (HST)

No

Perlakuan AB mix

(mix A dan  mix B)

Tinggi Tanaman

Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

1.

10 ml + 10 ml / 7.5 liter air

18 cm

14,7 cm

16,35

2.

20 ml + 20 ml / 7.5 liter air

20 cm

20 cm

20

3.

30 ml + 30 ml / 7.5 liter air

19,5 cm

18,5 cm

19

4.

40 ml + 40 ml / 7,5 liter air

19,8 cm

20,5 cm

20,15

5.

50 ml + 50 ml / 7,5 liter air

19 cm

20,5 cm

19,75

 

Tabel 3. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 28 hari setelah tanam (HST)

No

Perlakuan AB mix

( mix A dan mix B)

Tinggi Tanaman

Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

1.

10 ml + 10 ml / 7.5 liter air

19,5 cm

19 cm

19,25

2.

20 ml + 20 ml / 7.5 liter air

21,5 cm

21,4 cm

21,45

3.

30 ml + 30 ml / 7.5 liter air

23 cm

22,3 cm

22,65

4.

40 ml + 40 ml / 7,5 liter air

24,5 cm

25 cm

24,75

5.

50 ml + 50 ml / 7,5 liter air

23 cm

24 cm

23,5

 

a. Tinggi Tanaman

Hasil data pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman pada tanaman sawi pakcoy dengan perlakuan nutrisi mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air menunjukkan lebih baik pertumbuhan tinggi tanaman, dapat dihitung jumlah rata-ratanya lebih besar sekitar 24,75 cm untuk kedua tanaman yang diteliti. Karena dengan menambahkan mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air kebutuhan unsur hara seperti nutrisi makro (N, P, K, CA, MG, dan S) dengan nutrisi mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo) yang dibutuhkan sangat mencukupi untuk pertumbuhan tinggi tanaman dan seperti syarat pertumbuhan pada umumnya dengan penggunaan nutrisi AB Mix sekitar 7,5 liter air sama dengan 75 ml AB Mix. Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa hasil yang diambil lebih mendekati dari 75 ml yaitu sekitar 80 ml untuk 7,5 liter air.

 

 

4.1.2 Lebar Daun Tanaman Sawi Pakchoy

 Tabel 4. Rata-rata lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 14 hari setelah tanam (HST)

No

Perlakuan AB mix

(mix A dan mix B)

Lebar Daun

Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

1.

10 ml + 10 ml / 7.5 liter air

3 cm

2 cm

2,5

2.

20 ml + 20 ml / 7.5 liter air

3,3 cm

3 cm

3,15

3.

30 ml + 30 ml / 7.5 liter air

3 cm

3,5 cm

3,25

4.

40 ml + 40 ml / 7,5 liter air

4 cm

4,5 cm

4,25

5.

50 ml + 50 ml / 7,5 liter air

4 cm

4 cm

4

 

 Tabel 5. Rata-rata lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 21 hari setelah tanam (HST)

No

Perlakuan AB mix

(mix A dan mix B)

Lebar Daun

Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

1.

10 ml + 10 ml / 7.5 liter air

4,8 cm

5 cm

4,9

2.

20 ml + 20 ml / 7.5 liter air

5,5 cm

6 cm

5,75

3.

30 ml + 30 ml / 7.5 liter air

6,2 cm

5,8 cm

6

4.

40 ml + 40 ml / 7,5 liter air

6,5 cm

6 cm

6,25

5.

50 ml + 50 ml / 7,5 liter air

6,5 cm

5 cm

5,75

 

 

 

 

 

Tabel 6. Rata-rata lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 28 hari setelah tanam (HST)

No

Perlakuan AB mix

(mix A dan mix B)

Lebar Daun

Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

1.

10 ml + 10 ml / 7.5 liter air

6,5 cm

6,7 cm

6,6

2.

20 ml + 20 ml / 7.5 liter air

6,9 cm

7 cm

6,95

3.

30 ml + 30 ml / 7.5 liter air

7 cm

7,7 cm

7,35

4.

40 ml + 40 ml / 7,5 liter air

8 cm

8,1 cm

8,05

5.

50 ml + 50 ml / 7,5 liter air

8 cm

7,2 cm

7,6

 

a. Lebar Daun

Hasil data pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata lebar daun pada tanaman sawi pakcoy dengan perlakuan nutrisi mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air menunjukkan lebih baik pertumbuhan lebar daun, dapat dihitung jumlah rata-ratanya lebih besar sekitar 8,05 cm untuk kedua tanaman yang diteliti. Karena dengan menambahkan mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air kebutuhan unsur hara seperti nutrisi makro (N, P, K, CA, MG, dan S) dengan nutrisi mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo) yang dibutuhkan sangat mencukupi untuk pertumbuhan lebar daun dan seperti syarat pertumbuhan pada umumnya dengan penggunaan nutrisi AB Mix sekitar 7,5 liter air sama dengan 75 ml AB Mix. Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa hasil yang diambil lebih mendekati dari 75 ml yaitu sekitar 80 ml untuk 7,5 liter air.

 

 

4.1.3 jumlah daun Tanaman Sawi Pakcoy

Tabel 7. Rata-rata jumlah daun tanaman pakcoy pada umur 14 HST

No

Perlakuan AB mix

(mix A dan mix B)

Jumlah Daun

Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

1.

10 ml + 10 ml / 7.5 liter air

5 Helai

6 Helai

5,5

2.

20 ml + 20 ml / 7.5 liter air

6 Helai

6 Helai

6

3.

30 ml + 30 ml / 7.5 liter air

6 Helai

6 Helai

6

4.

40 ml + 40 ml / 7,5 liter air

7 Helai

8 Helai

7,5

5.

50 ml + 50 ml / 7,5 liter air

8 Helai

6 Helai

7

 

Tabel 8. Rata-rata jumlah daun tanaman sawi pakcoy umur 21 hari setelah tanam (HST)

No

Perlakuan AB mix

(mix A dan mix B)

Jumlah Daun

Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

1.

10 ml + 10 ml / 7.5 liter air

9 Helai

10 Helai

9,5

2.

20 ml + 20 ml / 7.5 liter air

10 Helai

12 Helai

11

3.

30 ml + 30 ml / 7.5 liter air

12 Helai

12 Helai

12

4.

40 ml + 40 ml / 7,5 liter air

13 Helai

12 Helai

12,5

5.

50 ml + 50 ml / 7,5 liter air

12 Helai

10 Helai

22

 

 

 

 

 

 

 

No

Perlakuan AB mix

(mix A dan mix B)

Jumlah Daun

Rata-rata

Tanaman 1

Tanaman 2

1.

10 ml + 10 ml / 7.5 liter air

11 Helai

13 Helai

12

2.

20 ml + 20 ml / 7.5 liter air

14 Helai

14 Helai

14

3.

30 ml + 30 ml / 7.5 liter air

15 Helai

16 Helai

15,5

4.

40 ml + 40 ml / 7,5 liter air

16 Helai

18 Helai

17

5.

50 ml + 50 ml / 7,5 liter air

16 Helai

16 Helai

16

Tabel 9. Rata-rata jumlah daun tanaman sawi pakcoy umur 28 hari setelah tanam (HST)

 

a. Jumlah Daun

Hasil data pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun pada tanaman sawi pakcoy dengan perlakuan nutrisi mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air menunjukkan lebih baik pertumbuhan jumlah daun, dapat dihitung jumlah rata-ratanya lebih besar sekitar 17 helai untuk kedua tanaman yang diteliti. Karena dengan menambahkan mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air kebutuhan unsur hara seperti nutrisi makro (N, P, K, CA, MG, dan S) dengan nutrisi mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo) yang dibutuhkan sangat mencukupi untuk pertumbuhan jumlah daun dan seperti syarat pertumbuhan pada umumnya dengan penggunaan nutrisi AB Mix sekitar 7,5 liter air sama dengan 75 ml AB Mix. Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa hasil yang diambil lebih mendekati dari 75 ml yaitu sekitar 80 ml untuk 7,5 liter air.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktek lapang yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan berbagai dosis AB mix berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy yang diamati yaitu tinggi tanaman, lebar daun dan jumlah daun. Dosis AB mix yang terbaik yaitu mix A dan mix B masing-masing 50 ml untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil praktek lapang, maka disarankan perlu dilakukan penelitian pada sistem wick hidroponik harus dilakukan diruangan tertutup atau greenhouse yang memadai agar tanaman tidak terserang hama.

 

 



DAFTAR PUSTAKA

Akmal, S., & Simanjuntak, B. H. (2019). Pengaruh pemberian biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakchoy (Brassica rapa Subsp. chinensis). Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian7(2), 168-174. Charlie Tjandapati, Bertanam Sayuran Hidroponik Organik Dengan Nutrisi Alami, Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka, 2017.

 

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 2017. Luas Panen, Produksi Sayuran, Produktivitas dan Kebutuhan Sayuran di Indonesia, 2012-2016

 

Charlie Tjandapati, Bertanam Sayuran Hidroponik Organik Dengan Nutrisi Alami
(Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka,2017)

 

Fitriani Hamli, Iskandar M. Lapanjang Ramal Yusuf,” Respon Pertumbuhan
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Secara Hidroponik Terhadap Komposisi Media Tanam Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair,” Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu, 2015.

 

Riana Pradina Embarsari, Ahmad Taofik, Budy Frasetya Taufik
Qurrohman,”Pertumbuhan Hasl Tanman Sledri Apium graveolens L.) Pada Sistem Hidroponik Sumbu Dengan Jenis Sumbu Dan Media Tanam Berbeda”,(Jurusan Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Jl. A.H. Nasution No. 105 Cipadung, Cibiru Kota Bandung,2015), h. 42

 

Rommy Andhika Laksono, Darso Sugiono, “Karakteristik Agronomis Tanaman Kailan (Brassica oleraceae L. var. acephala DC.) Kultivar Full White 921 Akibat Jenis Media Tanam Organik dan Nilai EC (Electrical Conductivity) pada Hidroponik Sistem Wick”. (Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang, Kab. Karawang, 2017)

 

Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius

 

No comments:

Post a Comment