DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN..........................................................................
ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................
v
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang.............................................................................
1
1.2 Tujuan Praktek Lapang ............................................................... 4
1.3 Manfaat Praktek Lapang..............................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
5
2.1 Taksonomi Tanaman Sawi Pakcoy...............................................
5
2.2 Morfologi Tanaman Sawi Pakcoy ............................................... 5
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Pakcoy........................................
7
2.4 Teknik Budidaya Tanaman Pakcoy secara system
wick.............. 8
2.5 Keunggulan System Wick............................................................ 8
2.6. Nutrisi Tanaman Pakcoy Menggunakan Nutrisi AB
mix............ 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 10
3.1 Tempat
dan Waktu Penelitian..................................................... 10
3.2 Alat dan
Bahan........................................................................... 10
3.2.1 Alat ........................................................................................ 10
3.2.2 Bahan...................................................................................... 10
3.3 Pelaksanaan................................................................................. 11
3.3.1 Persiapan Tempat.................................................................... 11
3.3.2 Persiapan Media Tanam.......................................................... 11
3.3.3 Penyemaian Dan Pemindahan Bibit........................................ 11
3.3.4 Penanaman.............................................................................. 12
3.3.5 Pemeliharaan........................................................................... 12
3.3.6 Pengamatan............................................................................. 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 14
4.1
Pertumbuhan Tanaman Pakcoy................................................... 14
4.1.1 Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy................................................. 14
4.1.2 Lebar Daun Tanaman Sawi Pakchoy...................................... 16
4.1.3 jumlah daun Tanaman Sawi Pakcoy....................................... 18
BAB V PENUTUP........................................................................................ 20
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 20
5.2 Saran............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 21
LAMPIRAN FOTO....................................................................................... 22
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 14
hari setelah tanam (HST) 14
Tabel 2. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 21
hari setelah tanam (HST) 14
Tabel 3. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 28
hari setelah tanam (HST) 15
Tabel 4 Rata-rata lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 14
hari setelah tanam (HST) 16
Tabel 5. Rata-rata
lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 21 hari setelah tanam (HST) 16
Tabel 6. Rata-rata
lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 28 hari setelah tanam (HST) 17
Tabel 7. Rata-rata
jumlah daun tanaman pakcoy pada umur 14 HST .................. 18
Tabel 8. Rata-rata
jumlah daun tanaman sawi pakcoy umur 21 hari setelah tanam (HST) 18
Tabel 9. Rata-rata jumlah daun tanaman sawi pakcoy umur 28
hari setelah tanam (HST) 19
BAB I
Menurut
data (BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2017) kebutuhan konsumsi sawi
pakcoy di Indonesia pada 2015 dan 2016 adalah 532,370 ton dan 539,800 ton,
sedangkan produktivitas sawi pakcoy di Indonesia pada tahun (2015) 10.23 t/ha
dan (2016) 9.92 t/ha. Data diatas menunjukkan bahwa setiap tahun terdapat
peningkatan konsumsi sawi pakcoy, namun produktivitas sawi pakcoy setiap tahun
mengalami penurunan. Belum tercapainya peningkatan produktivitas sawi pakcoy
tersebut disebabkan oleh berkurangnya luas panen, teknik budidaya belum
intensif, iklim yang kurang mendukung untuk budiaya dan rendahnya kesuburan
tanah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas perlu dilakukan
pembudiayaan dengan menggunakan teknologi seperti metode hidroponik.
Pakcoy (Brassica
rapa L.)
(merupakan salah satu sayuran daun yang banyak disukai oleh masyarakat
Indonesia. Sehingga sangat cocok untuk dijadikan usaha karena memiliki prospek
yang cukup baik. Selain itu pakcoy juga memiliki kandungan gizi yang
tinggi,kandungan yang terdapat pada sawi/pakcoy adalah Kalori 22.00 k, Protein
2.30 g, Lemak 0.30 g, Karbohidrat 4.00 g, Serat 1.20 g, Kalsium (Ca) 220.50 mg,
Fosfor (P) 38.40 mg, Besi (Fe) 2.90 mg, Vitamin A 969.00 SI, Vitamin B1 0.09
mg, Vitamin B2 0.10 mg, Vitamin B3 0.70 mg, Vitamin C 102.00 m.
Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) dapat dibudidayakan dengan cara konvensional
maupun hidroponik. Metode hidroponik dapat diusahakan diberbagai tempat, baik
di desa, di kota, di lahan terbuka, bahkan diatas apartemen sehingga bisa
menjadi solusi keterbatasan lahan pertanian. Pemeliharaan tanaman dengan metode
hidroponik lebih mudah dan hasilnya lebih bersih dibandingkan metode
konvensional. Hidroponik merupakan metode bercocok tanam atau budidaya tanaman
tanpa menggunakan tanah, melainkan dengan menggunakan media selain tanah
seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, serbuk kayu, dan lainlain sebagai
pengganti media tanah. Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab
hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan
terbuka, atau diatas apartemen sekalipun. Mutu hasil tanaman hidroponik juga
lebih bagus dibandingkan hasil konvensional dan mempunyai harga jual lebih
tinggi. Hal ini terjadi karena lingkungan yang bersih dan terpenuhinya suplai
unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Budidaya hidroponik dapat menggunakan pupuk
anorganik maupun pupuk organik. Pupuk anorganik yang biasa digunakan petani
hidroponik adalah AB mix. Kandungan unsur hara AB mix diantaranya larutan A:
5Ca (NO3)2, NH4NO3, 10H2O yaitu Ca 19%, Nitrat 14,4%, Namonium 1,1%, KNO3 38%,
Nnitrat 13%, dan Larutan B: K 28%, P 23%, Namonium 21%, S 24%, K2SO4 yaitu K
45% dan S 18%. Bagi Penggemar sayuran organik, hidroponik merupakan jawaban
yang tepat karena nutrisinya dapat dibuat dari bahan organik. Selain itu,
lingkungan yang bersih dan media tanam yang steril merupakan jaminan yang
rasional untuk tidak menggunakan pestisida. Kalaupun terpaksa, ada alternatif
pilihan pestisida organik atau biopestisida.
Pertanian
organik kini kembali menjadi trend dikalangan masyarakat karena dapat
meminimalkan modal dan hasil panennya tidak mengandung bahan yang dapat
membahayakan tubuh. Dengan semakin berkembangnya zaman kini pertanian organik ada
yang tidak menggunakan media tanah sebagai media hidup tanaman, salah satunya
yaitu hidroponik. Hidroponik adalah suatu metode menanam tanaman menggunakan
air sebagai media hidup sekaligus sumber energi tanaman. Prinsip dasar
hidroponik dibagi menjadi dua yaitu hidroponik substrat dan NFT (Nutrient Film Technique). Salah satu jenis hidroponik substrat yaitu
sistem wick. Wick Sistem adalah sistem hidroponik paling sederhana. Pada
prinsipnya, sistem sumbu ini hanya membutuhkan sumbu yang dapat menghubungkan
antara larutan nutrisi pada bak penampung dengan media tanam. Air dan nutrisi
akan dapat mencapai akar tanaman dengan memanfaatkan daya kapilaritas pada
sumbu (Amiira, 2015).
Salah satu media tanam yang sering digunakan pada sistem wick yaitu rockwool. Rockwool merupakan media anorganik dengan komponen media
berbentuk granula yang berguna untuk menyerap dan meneruskan air sehingga
mempunyai kapasitas memegang air tinggi sehingga memungkinkannya menyimpan
nutrisi hidropnik yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh.
1.2 Tujuan Praktek Lapang
Mengetahui
bagaimana perbandingan pengaruh pemberian AB Mix secara berbeda di setiap
tanaman di dalam baskom.
1.3 Manfaat Praktek Lapang
1. Bagi ilmu pengetahuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi manfaat sistem hidroponik jenis wick dapat pertumbuhan tamanan
pakcoy.
2. Bagi pendidikan penelitian ini
diharapkan untuk digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran mata
kuliah hortikultura.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Tanaman Sawi Pakcoy
Menurut sejarahnya, sawi (kelompok Brassica campestris) diperkirakan berasal dari kawasan Mediterania dan
daerah Timur Dekat, Afganistan, Iran, dan Pakistan Barat. Bukti lain menunjukan
bahwa tanaman ini berasal dari Cina dan Asia bagian Timur. Sawi (Brassica juncea L.) termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga
Cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Pakcoy
berasal dari benua Asia yaitu dari Tiongkok dan Asia Timur. Adapun klasifikasi tanaman
Sawi Pakcoy adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili :
Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies
: Brassica
rapa L.
2.2 Morfologi Tanaman Sawi Pakcoy
Karakteristik morfologi tanaman
sawi sangat mirip dengan kubis/kol dikarenakan kekerabatan yang sangat dekat.
Berikut adalah morfologi tanaman sawi.
a. Akar
Akar tanaman pakcoy
berupa akar tunggang, yang membentuk cabang-cabang akar yang menyebar keseluruh
arah dengan kedalaman 30-40 cm ke bawah permukaan tanah. Akar tanaman berfungsi
untuk menghisap air dan zat-zat makanan dari dalam tanah, untuk menyerap unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman, dan untuk memperkuat berdirinya batang
tanaman (Rukmana, 1994).
b. Batang
Pakcoy memiliki
ukuran batang yang pendek dan beruas-ruas, sehingga batang tanaman tidak
terlalu kelihatan. Batang pakcoy termasuk ke dalam jenis batang semu, karena
pada tanaman pelepah daun tumbuh berhimpitan, saling melekat dan tersusun rapat
secara terartur. Batang tanaman pakcoy memiliki warna hijau muda yang berfungsi
sebagai alat pembentuk dan penopang daun tanaman (Rukmana, 1994).
c. Daun
Daun tanman pakcoy
berbentuk oval, berwarna hijau tua agak mengkilat, daun tidak membentuk kepala
atau krop, dan daun tumbuhn agak tegak atau setengah mendatar. Daun tanaman
tersusun dalam bentuk spiral yang rapat, dan melekat pada batang. Tangkai daun
tanaman berwarna hijau muda, gemuk, dan berdaging (Rukmana, 1994).
d. Bunga
Struktur bunga
pakcoy tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang
(tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai
kelopak daun, empat helai mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai
benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002).
e. Buah dan Biji
Buah tanaman pakcoy
termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong)
berisi 2-8 butir biji (Rukmana, 2007). Biji pakcoy berbentuk bulat kecil
berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman, permukaannya licin mengkilap, dan
agak keras (Rukmana, 1994).
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
Pakcoy
Pakcoy merupakan tanaman semusim yang hanya dapat
dipanen satu kali. Sawi pakcoy dapat dipanen pada umur 40-60 hari (ditanam dari
benih) atau 25- 30 hari (ditanam dari bibit) setelah tanam.
a. Dataran Ketinggian
Tanaman pakcoy dapat
tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketingian 5-1.200 m
diatas permukaan laut (dpl). Tanaman sawi pakcoy akan lebih baik jika ditanam
di dataran tinggi dengan udara yang sejuk.
b. Iklim
Untuk tanaman pakcoy Iklim
yang baik untuk pertumbuhan pakcoy yaitu daerah yang memiliki suhu 15-300C.
c. Curah Hujan
Untuk
penanaman tanaman pakcoy memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/ bulan, serta
penyinaran matahari antara 10-13 jam.
d. Kelembapan Udara
Tanaman pakcoy memiliki
kelembapan udara yang sesuai untuk pertumbuhan pakcoy yaitu antara 80-90%.
e. Tanah
Jenis tanah yang cocok
pada pertumbuhan tanaman pakcoy yaitu tanah gembur yang banyak mengandung
houmus, subur, dengan pH antara 6-7, serta drainase yang baik karena tanaman
sawi pakcoy tidak menyukai genangan.
2.4 Teknik Budidaya Tanaman Pakcoy
secara system wick
Wick System adalah teknik yang paling sederhana dan populer digunakan
oleh para pemula. Sistem ini termasuk pasif karena nutrisi mengalir ke dalam
media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu, wick sistem
hidrponik bekarja dengan baik untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem
hidroponik tidak bekerja baik untuk tanaman yang membutuhkan bayak suplai air.
Media
Tanam Mineral Wool Atau Rockwool Media tanam jenis ini banyak ditemukan telah
digunakan oleh banyak petani di negara kita ini. Hal ini karena karakteristik
media tanam rockwool sangat halus, bentuknya bisa dikatakan hampir menyerupai
busa jika dilihat secara sekilas, serta mempunyai berat yang sangat ringan
sehingga mudah saat digunakan.
2.5 Keunggulan
System Wick
a. Kelebihan Wick System
(Sistem Sumbu):
1)
Tanaman dapat mensuplai air dan nutrisi secara
terus-menerus
2)
Biaya pembuatan yang murah, dengan biaya
minimal bisa berkebun hidroponik dan menghasilkan tanaman pangan yang maksimal.
3)
Mempermudah perawatan tanaman karena tidak
perlu melakukan penyiraman
4)
Tidak tergantung listrik
5) Menghemat
tempat, pemakaian ruang bersifat fleksibel, artinya instalasi ini bisa disimpan
pada tempat-tempat yang sesuai keinginan.
6) Nilai
seni yang tidak kalah elegan dengan instalasi hidroponik lainnya. Bisa menata
ruang tertentu dengan instalasi sistem sumbu sehingga menjadi berdaya seni
tinggi.
2.6. Nutrisi Tanaman
Pakcoy Menggunakan Nutrisi AB mix
Nutrisi
hidroponik yang terdiri dari kelompok A dan kelompok B, terdiri dari berbagai
garam anorganik dengan komposisi tertentu yang diatur sesuai kebutuhan tanaman.
Garam yang dipakai dalam meramu nutrisi hidroponik terdiri unsur hara makro (N,
P, K, CA, MG, dan S) mutlak dibutuhkan dalam jumlah banyak. Fungsi unsur hara
makro secara umum yaitu membentuk tubuh tanaman, dalam rangka memproduksi yang
tinggi kualitas dan kuantitasnya. Nutrisi hidroponik berikutnya yaitu nutrisi
mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo) yang juga esensial, mutlak dibutuhkan waktu
dalam jumlah kecil, dan banyak berperan sebagai enzym.
BAB III
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Praktek
lapang ini telah dilaksanakan di Dinas Pangan Pertanian Kelautan Dan Perikanan
Gampong Pande, Kota Banda Aceh.Waktu pelaksanaan dari bulan Oktober sampai
dengan Desember 2020.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
Praktek Lapang ini adalah sebagai berikut : Baskom,netpot, Styrofoam gabus, dan kain flanel.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam Praktek Lapang ini adalah sebagai
berikut :
a. Benih
Benih tanaman sawi
pakcoy yang digunakan dalam praktek lapang ini adalah benih sawi pakcoy
varietas Nauli F1.
b. Nutrisi Sistem wick
Nutrisi yang
digunakan dalam Praktek Lapang ini adalah menggunakan AB MIX.
c. Media Tanam
Media tanaman
yang digunakan dalam praktek lapang ini adalah: Rockwool.
d. Tempat/Wadah
Untuk Media Tanam
Wadah untuk media tanam yang di gunakan yaitu: Netpot.
e. Sumbu
untuk tempat media tanam
Sumbu yang digunakan untuk wadah media tanam ini
adalah : sumbu dari kain flanel.
Kegiatan praktek lapang dimulai dengan dilakukan
pemilihan lokasi yang sesuai untuk penanaman, yaitu dekat dengan sumber air.
Lokasi kemudian dibersihkan dari pertumbuhan gulma sehingga diperoleh lahan
yang bersih dan datar, sehingga akan memudahkan dalam penempatan alat sistem
wick.
3.3.2 Persiapan Media Tanam
Mempersiapkan media tanam penyemaian dengan media
tanam AB mix kemudian membuat rangkaian hidroponik dengan membuat bak nutrisi
dari box styrofoam. Kemudian memotong bagian atas box styrofoam dengan menggunakan gergaj besi untuk penopang
tanaman, kemudian melubangi box styrofoam yang telah terpotong menggunakan bor dengan
diameter 4 cm dan jarak tanaman antar lubang 15-20 cm untuk meletakan net pot.
3.3.3 Penyemaian Dan Pemindahan Bibit
Penyemaian benih ini dilakukan di dalam tray dengan
media rockwool
sampai umur 2
minggu, setelah bibit berumur 2 minggu dipindahkan ke dalam instalasi.
Perawatan dilakukan dengan mengganti nutrisi setiap 2 minggu sekali dengan
perawatan dilakukan hingga tanaman pakcoy panen.
3.3.4 Penanaman
Bibit yang telah disemai kemudian dimasukan ke
dalam net pot. Dalam memasukan bibit ke net pot hal yang perlu diperhatikan
adalah akar bibit. Akar bibit diharuskan menjulur keluar dari lubang net pot
agar akar bibit tersebut menyentuh sumbu yang menghubungkan ke larutan nutrisi
saat penanaman.
3.3.5 Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi
pengontrolan, penyulaman dan menjaga tanaman daro organisme pengganggu tanaman
(OPT).
1. Tinggi Tanaman
Tinggi
tanaman dapat diukur mulai dari tanaman pakcoy dipindahkan dari media tanam
penyemaian ke dalam rangkian hodroponik. Diukur dari permukaan media tanam
sampai titik tumbuh tertinggi. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman sawi
pakcoy sudah berumur 14, 21, dan 28 hari setelah panen (HST) dinyatakan dalam
satuan centimeter (cm).
2. Lebar Daun
Pengukuran
lebar daun hanya daun yang terlebar pada saat pengamatan, pengukuran dimulai
dari tepi kiri ke tepi kanan atau sebaliknya. Pengukuran dilakukan pada saat
tanaman sawi pakcoy sudah berumur 14, 21, dan 28 hari setelah panen (HST)
dinyatakan dalam satuan centimeter (cm).
3. Jumlah Daun
Perhitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang
telah membuka sempurna. Dilakukan pada saat tanaman sawi pakcoy sudah berumur
14, 21, dan 28 hari setelah tanam (HST) dinyatakan dalam satuan helai.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pertumbuhan Tanaman Pakcoy
Hasil
pengukuran disetiap parameter tanaman setelah diberikan AB mix berbeda takaran
yang diberikan sumbu falanel dapat dilihat pada tabel 1, 2, dan 3.
4.1.1 Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy
Tabel 1. Hasil pengukuran tinggi
tanaman sawi pakcoy umur 14 hari setelah tanam (HST)
No |
Perlakuan
AB mix ( mix A
dan mix B) |
Tinggi
Tanaman |
Rata-rata |
|
Tanaman 1 |
Tanaman 2 |
|||
1. |
10 ml + 10
ml / 7.5 liter air |
8,3 cm |
9 cm |
8,65 |
2. |
20 ml + 20
ml / 7.5 liter air |
7 cm |
9 cm |
8 |
3. |
30 ml + 30
ml / 7.5 liter air |
9 cm |
9,3 cm |
9,15 |
4. |
40 ml + 40
ml / 7,5 liter air |
9,5 cm |
8 cm |
8,75 |
5. |
50 ml + 50
ml / 7,5 liter air |
8 cm |
8,5 cm |
8,25 |
Tabel 2. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy umur 21 hari
setelah tanam (HST)
No |
Perlakuan AB mix (mix A dan mix B) |
Tinggi Tanaman |
Rata-rata |
|
Tanaman 1 |
Tanaman 2 |
|||
1. |
10 ml + 10 ml / 7.5 liter air |
18 cm |
14,7 cm |
16,35 |
2. |
20 ml + 20 ml / 7.5 liter air |
20 cm |
20 cm |
20 |
3. |
30 ml + 30 ml / 7.5 liter air |
19,5 cm |
18,5 cm |
19 |
4. |
40 ml + 40 ml / 7,5 liter air |
19,8 cm |
20,5 cm |
20,15 |
5. |
50 ml + 50 ml / 7,5 liter air |
19 cm |
20,5 cm |
19,75 |
Tabel 3. Hasil pengukuran
tinggi tanaman sawi pakcoy umur 28 hari setelah tanam (HST)
No |
Perlakuan AB mix ( mix A dan mix B) |
Tinggi Tanaman |
Rata-rata |
|
Tanaman 1 |
Tanaman 2 |
|||
1. |
10 ml + 10 ml / 7.5 liter air |
19,5 cm |
19 cm |
19,25 |
2. |
20 ml + 20 ml / 7.5 liter air |
21,5 cm |
21,4 cm |
21,45 |
3. |
30 ml + 30 ml / 7.5 liter air |
23 cm |
22,3 cm |
22,65 |
4. |
40 ml + 40 ml / 7,5 liter air |
24,5 cm |
25 cm |
24,75 |
5. |
50 ml + 50 ml / 7,5 liter air |
23 cm |
24 cm |
23,5 |
a. Tinggi Tanaman
Hasil
data pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman pada tanaman sawi
pakcoy dengan perlakuan nutrisi mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter
air menunjukkan lebih baik pertumbuhan tinggi tanaman, dapat dihitung jumlah
rata-ratanya lebih besar sekitar 24,75 cm untuk kedua tanaman yang diteliti.
Karena dengan menambahkan mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air
kebutuhan unsur hara seperti nutrisi makro (N, P, K, CA, MG, dan S) dengan nutrisi
mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo) yang dibutuhkan sangat mencukupi untuk
pertumbuhan tinggi tanaman dan seperti syarat pertumbuhan pada umumnya dengan
penggunaan nutrisi AB Mix sekitar 7,5 liter air sama dengan 75 ml AB Mix. Dapat
disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa hasil yang diambil lebih mendekati
dari 75 ml yaitu sekitar 80 ml untuk 7,5 liter air.
4.1.2 Lebar Daun Tanaman Sawi Pakchoy
Tabel 4. Rata-rata lebar daun tanaman sawi
pakcoy umur 14 hari setelah tanam (HST)
No |
Perlakuan AB mix (mix A dan mix B) |
Lebar Daun |
Rata-rata |
|
Tanaman 1 |
Tanaman 2 |
|||
1. |
10 ml + 10 ml / 7.5 liter air |
3 cm |
2 cm |
2,5 |
2. |
20 ml + 20 ml / 7.5 liter air |
3,3 cm |
3 cm |
3,15 |
3. |
30 ml + 30 ml / 7.5 liter air |
3 cm |
3,5 cm |
3,25 |
4. |
40 ml + 40 ml / 7,5 liter air |
4 cm |
4,5 cm |
4,25 |
5. |
50 ml + 50 ml / 7,5 liter air |
4 cm |
4 cm |
4 |
Tabel 5. Rata-rata
lebar daun tanaman sawi pakcoy umur 21 hari setelah tanam (HST)
No |
Perlakuan AB mix (mix A dan mix B) |
Lebar Daun |
Rata-rata |
|
Tanaman 1 |
Tanaman 2 |
|||
1. |
10 ml + 10 ml / 7.5 liter air |
4,8 cm |
5 cm |
4,9 |
2. |
20 ml + 20 ml / 7.5 liter air |
5,5 cm |
6 cm |
5,75 |
3. |
30 ml + 30 ml / 7.5 liter air |
6,2 cm |
5,8 cm |
6 |
4. |
40 ml + 40 ml / 7,5 liter air |
6,5 cm |
6 cm |
6,25 |
5. |
50 ml + 50 ml / 7,5 liter air |
6,5 cm |
5 cm |
5,75 |
Tabel 6. Rata-rata lebar daun tanaman sawi pakcoy
umur 28 hari setelah tanam (HST)
No |
Perlakuan
AB mix (mix A dan
mix B) |
Lebar Daun |
Rata-rata |
|
Tanaman 1 |
Tanaman 2 |
|||
1. |
10 ml + 10
ml / 7.5 liter air |
6,5 cm |
6,7 cm |
6,6 |
2. |
20 ml + 20
ml / 7.5 liter air |
6,9 cm |
7 cm |
6,95 |
3. |
30 ml + 30
ml / 7.5 liter air |
7 cm |
7,7 cm |
7,35 |
4. |
40 ml + 40
ml / 7,5 liter air |
8 cm |
8,1 cm |
8,05 |
5. |
50 ml + 50
ml / 7,5 liter air |
8 cm |
7,2 cm |
7,6 |
Hasil
data pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata lebar daun pada tanaman sawi pakcoy
dengan perlakuan nutrisi mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air
menunjukkan lebih baik pertumbuhan lebar daun, dapat dihitung jumlah
rata-ratanya lebih besar sekitar 8,05 cm untuk kedua tanaman yang diteliti.
Karena dengan menambahkan mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air
kebutuhan unsur hara seperti nutrisi makro (N, P, K, CA, MG, dan S) dengan
nutrisi mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo) yang dibutuhkan sangat mencukupi
untuk pertumbuhan lebar daun dan seperti syarat pertumbuhan pada umumnya dengan
penggunaan nutrisi AB Mix sekitar 7,5 liter air sama dengan 75 ml AB Mix. Dapat
disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa hasil yang diambil lebih mendekati
dari 75 ml yaitu sekitar 80 ml untuk 7,5 liter air.
4.1.3 jumlah daun Tanaman
Sawi Pakcoy
Tabel 7.
Rata-rata jumlah daun tanaman pakcoy pada umur 14 HST
No |
Perlakuan AB mix (mix A dan mix B) |
Jumlah Daun |
Rata-rata |
|
Tanaman 1 |
Tanaman 2 |
|||
1. |
10 ml + 10 ml / 7.5 liter air |
5 Helai |
6 Helai |
5,5 |
2. |
20 ml + 20 ml / 7.5 liter air |
6 Helai |
6 Helai |
6 |
3. |
30 ml + 30 ml / 7.5 liter air |
6 Helai |
6 Helai |
6 |
4. |
40 ml + 40 ml / 7,5 liter air |
7 Helai |
8 Helai |
7,5 |
5. |
50 ml + 50 ml / 7,5 liter air |
8 Helai |
6 Helai |
7 |
Tabel 8. Rata-rata jumlah daun tanaman sawi pakcoy
umur 21 hari setelah tanam (HST)
No |
Perlakuan AB mix (mix A dan mix B) |
Jumlah Daun |
Rata-rata |
|
Tanaman 1 |
Tanaman 2 |
|||
1. |
10 ml + 10 ml / 7.5 liter air |
9 Helai |
10 Helai |
9,5 |
2. |
20 ml + 20 ml / 7.5 liter air |
10 Helai |
12 Helai |
11 |
3. |
30 ml + 30 ml / 7.5 liter air |
12 Helai |
12 Helai |
12 |
4. |
40 ml + 40 ml / 7,5 liter air |
13 Helai |
12 Helai |
12,5 |
5. |
50 ml + 50 ml / 7,5 liter air |
12 Helai |
10 Helai |
22 |
No |
Perlakuan
AB mix (mix A dan
mix B) |
Jumlah Daun |
Rata-rata |
|
Tanaman 1 |
Tanaman 2 |
|||
1. |
10 ml + 10
ml / 7.5 liter air |
11 Helai |
13 Helai |
12 |
2. |
20 ml + 20
ml / 7.5 liter air |
14 Helai |
14 Helai |
14 |
3. |
30 ml + 30
ml / 7.5 liter air |
15 Helai |
16 Helai |
15,5 |
4. |
40 ml + 40
ml / 7,5 liter air |
16 Helai |
18 Helai |
17 |
5. |
50 ml + 50
ml / 7,5 liter air |
16 Helai |
16 Helai |
16 |
Tabel 9.
Rata-rata jumlah daun tanaman sawi pakcoy umur 28 hari setelah tanam (HST)
a. Jumlah Daun
Hasil
data pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun pada tanaman sawi
pakcoy dengan perlakuan nutrisi mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5
liter air menunjukkan lebih baik pertumbuhan jumlah daun, dapat dihitung jumlah
rata-ratanya lebih besar sekitar 17 helai untuk kedua tanaman yang diteliti.
Karena dengan menambahkan mix A dan mix B sekitar 40 ml + 40 ml/ 7,5 liter air
kebutuhan unsur hara seperti nutrisi makro (N, P, K, CA, MG, dan S) dengan
nutrisi mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo) yang dibutuhkan sangat mencukupi
untuk pertumbuhan jumlah daun dan seperti syarat pertumbuhan pada umumnya
dengan penggunaan nutrisi AB Mix sekitar 7,5 liter air sama dengan 75 ml AB
Mix. Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa hasil yang diambil lebih
mendekati dari 75 ml yaitu sekitar 80 ml untuk 7,5 liter air.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan
hasil praktek lapang yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa
perlakuan berbagai dosis AB mix berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman sawi pakcoy yang diamati yaitu tinggi tanaman, lebar daun dan jumlah
daun. Dosis AB mix yang terbaik yaitu mix A dan mix B masing-masing 50 ml untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy.
Berdasarkan hasil praktek lapang, maka disarankan perlu dilakukan
penelitian pada sistem wick hidroponik harus dilakukan diruangan tertutup atau
greenhouse yang memadai agar tanaman tidak terserang hama.
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, S., &
Simanjuntak, B. H. (2019). Pengaruh pemberian biochar terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman sawi pakchoy (Brassica rapa Subsp. chinensis). Agriland:
Jurnal Ilmu Pertanian, 7(2), 168-174. Charlie Tjandapati, Bertanam Sayuran Hidroponik Organik Dengan Nutrisi
Alami, Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka, 2017.
Badan
Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 2017. Luas Panen,
Produksi Sayuran, Produktivitas dan Kebutuhan Sayuran di Indonesia, 2012-2016
Charlie
Tjandapati, Bertanam Sayuran Hidroponik Organik Dengan Nutrisi Alami
(Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka,2017)
Fitriani
Hamli, Iskandar M. Lapanjang Ramal Yusuf,” Respon Pertumbuhan
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Secara Hidroponik Terhadap Komposisi Media
Tanam Dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair,” Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako, Palu, 2015.
Riana Pradina Embarsari, Ahmad Taofik, Budy Frasetya Taufik
Qurrohman,”Pertumbuhan
Hasl Tanman Sledri Apium graveolens L.) Pada Sistem Hidroponik Sumbu Dengan
Jenis Sumbu Dan Media Tanam Berbeda”,(Jurusan Agroteknologi, Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Jl. A.H. Nasution No. 105 Cipadung, Cibiru
Kota Bandung,2015), h. 42
Rommy
Andhika Laksono, Darso Sugiono, “Karakteristik Agronomis Tanaman Kailan (Brassica
oleraceae L. var. acephala DC.) Kultivar Full White 921 Akibat Jenis Media
Tanam Organik dan Nilai EC (Electrical Conductivity) pada Hidroponik Sistem
Wick”. (Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Singaperbangsa Karawang, Kab. Karawang, 2017)
Rukmana,
R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius
No comments:
Post a Comment