Tuesday, 19 April 2022

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK PADA PASIEN NY.A DENGAN DIAGNOSA ASAM URAT

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Definisi Asam Urat

Penyakit osteoarthritis atau gout (asam urat) merupakan penyakit sendi yang disebabkan karena adanya kandungan asam urat yang masuk dan tersimpan didalam sendi. Masuknya asam urat ke dalam sendi terjadi apabila kadarnya melebihi batas normal. Nilai batas normal asam urat bagi perempuan: 2-6 mg/dL dan laki-laki: 2-5,7 mg/dL. Sendi-sendi yang menjadi sasaran asam urat biasanya adalah sendi-sendi seperti jempol jari kaki, pangkal jari kaki, pergelangan kaki, terkadang sendi-sendi lain seperti lutut, tangan, siku, dan bahu (Setiabudi, 2012).

Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

Kelebihan zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-persendian termasuk diginjal dalam bentuk kristal-kristal, penumpukan kristal-kristal asam urat pada persendian inilah yang akhirnya menyebabkan persendian menjadi nyeri (Sandjaya, 2014).

 

  1. Etilogi Asam Urat

Gangguan metabolik dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini ditimbulkan dari penimbunan kristal di sendi oleh monosodium dan kalsium pirofosfat dihidrat, dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenarasi tulang rawan sendi (Nurarif dan Kusuma, 2016). Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yang hiperurisemia (Sya’diyah 2018). Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:

1.      Pembentukan asam urat yang berlebih

a.    Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang berlebih

b.   Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena penyakit lain, seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitotistika psoarisis, polisetemia vera dan mielofibrosis.

2.   Kurang asam urat melalui ginjal

a.    Gout primer renal terjadi karena ekseresi asam urat ditubuli distal ginjal yang sehat.

b.   Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronis.

 

  1. Patofisiologi

Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak diobati. Tahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik, dalam tahap ini pasien tidak menunjukan gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat serum. Tahap kedua adalah arthritisgout akut pada tahap ini terjadi awal mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Arthritis bersifat monoartikuler dan menunjukan tanda-tanda peradangan lokal, demam dan peningkatan jumlah leukosit. Serangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat-obatan, alkohol, atau stress emosional.  Sendi-sendi lain dapat terserang, termasuk sendi jari-jari tangan, lutut, mata kaki, pergelangan tangan, dan siku.

Tahap ketiga adalah stadium interkritikal, gout interkritikal (atau interval) menujukan periode setelah serangan gout akut mereda dan pasien asimtomatik. Tahap keempat adalah stadium arthritis gout menahun. Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri, sehingga dalam waktu lama tidak berobat teratur pada dokter. Arthritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan terdapat poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, yang kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder (Wahyuningsih, 2013).

 

 

 

 

 

  1. Manifestasi Klinis

1.sendi mendadak terasa sakit

2.kesulitan untuk berjalan akibat sakit yang mengganggu

3.nyeri berkembang dengan cepat dalam beberapa jam

 

 

 

  1. Komplikasi

 

Abiyoga (2016), menyatakan bahwa Komplikasi yang muncul akibat gout arthritis (pirai) antara lain:

1.    Gout kronik bertophus. Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi) disekitar sendi yang sering meradang.Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat di sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon. Tofi bisa juga ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub mitral jantung, retina mata, pangkal tenggorokan.

2.    Nefropati gout kronik. Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia.terjadi akibat dari pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak glomerulus.

3.   Nefrolitiasis asam urat (batu ginjal). Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam ginjal, bisa menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat, sistin dan mineral struvit (campuran magnesium, ammonium, fosfat). Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang.

  1. Pemeriksaan Penunjang

1.   Pemeriksaan Laboratorium

Seseorang dikatakan menderita asam urat ialah apabila pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar asam urat dalam darah diatas 7 mg/dL untuk pria dan lebih dari 6 mg/dL untuk wanita. Bukti adanya kristal urat dari cairan sinovial atau dari topus melalui mikroskop polarisasi sudah membuktikan, bagaimanapun juga pembentukan topus hanya setengah dari semua pasien dengan gout.

  1. Penatalaksanaan

Menurut Majority dalam Dianatia (2013) Terapi untuk serangan gout yaitu:

1.   Kolkisin

Dosis: 0,5-0,6 mg tiap satu jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal dan diikuti 0,5-0,6 mg tiap dua jam sampai gejala penyakit hilang atau mulai timbul gejala saluran cerna, misalnya muntah dan diare. Dapat diberikan dosis maksimum sampai 7-8 mg tetapi tidak melebihi 7,5 mg dalam waktu 24 jam. Untuk profilaksis diberikan 0,5-1,0 mg sehari.

2.   Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

Contohnya: indometasin, fenilbutazon

3.   Obat urikosurik/ anti hiperurisemia        

Contohnya: alopurinol, probenesid, sulfinpirazon, dan febuxostat.

4.   Kortikosteroid

Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan akan mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID.Jika goutnya monarticular, pemberian antra-articular yang paling efektif.

Contohnmya: dexametason, hidrokortison, prednisone.

5.    Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan yang dilakukan yaitu tentang pola makan nutrisi osteoarthritis yang baik (mengendalikan pola makan yang baik dan kadar purin yang normal).

6.   Pemeriksaan Cairan Sendi

Pemeriksaan cairan sendi dilakukan di bawah mikroskop. Tujuannya ialah untuk melihat kristal urat atau monosodium urate (kristal MSU) dalam cairan sendi. Untuk melihat perbedaan jenis artritis yang terjadi perlu dilakukan kultur cairan sendi.

7.   Pemeriksaan dengan Roentgen

Pemeriksaan ini baiknya dilakukan pada awal setiap kali pemeriksaan sendi. Dan jauh lebih efektif jika pemeriksaan roentgen ini dilakukan pada penyakit sendi yang sudah berlangsung kronis. Pemeriksaan roentgen perlu dilakukan untuk melihat kelainan baik pada sendi maupun pada tulang dan jaringan di sekitar sendi.

 

 

 

 

  1. Pencegahan

Selain dengan cara mengobati, salah satu cara mengatasi penyakit asam urat adalah dengan mengatur makanan yang boleh dimakan (diet), dengan syarat diet sebagai berikut ini:

1.      Mengurangi konsumsi karbohidrat (zat gula)

2.      Menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, seperti:

a.       Jerohan: hati, limpa, babat, usus, paru otak, jantung

b.      Sari laut: udang, kerang, kepiting

c.       Makanan kaleng: ikan sarden

d.      Ekstrak daging: kaldu

e.       Unggas: bebek, angsa, burung dara, ayam

f.       Buah-buahan: durian, alpokat, nanas, melinjo, dan emping melinjo

3.    Menghindari alkohol: bir, wiski, anggur, tape, brem

4.      Membatasi konsumsi lemak jenuh dan tidak jenuh (santan, daging berlemak, mentega, dan msakanan yang menggunakan minyak)

5.      Olah raga rutin minimal 3 kali dalam 1 minggu

6.      Minum air putih minimal 8 gelas sehari atau 2 liter air mineral

 

 

 


 

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

  1. Pengkajian

Menurut (Santosa, Budi. 2008)

1.      Identitas klien, meliputi :

Nama pasien, tanggal lahir,umur, agama, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, No rekam medis.

2.      Keluhan utama

Klien mengeluh nyeri pada persendian, bengkak dan terasa kaku.

 

3.      Riwayat kesehatan sekarang

Pasien datang dengan keluhan sakit pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.

4.      Riwayat kesehatan dahulu

Nyeri lutut, pinggang, kaku persendian.

5.      Riwayat kesehatan keluarga

Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita asam urat.

6.      Pemeriksaan Fisik

a.    Istirahat dan aktivitas :Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stres pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise. Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.

b. Sirkulasi Gejala : adanya riwayat penyakit hipertensi, infark miokard akut, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama. Tanda : takikardia, perubahan TD postural, nadi menurun, disritmia, krekels, kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung.

c.       Integrias Ego:

Faktor-faktor stres akut atau kronis misalnya finansial pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.

Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).

d.      Eliminasi Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri terbakar, kesulitan berkemih, ISK, nyeri tekan abdomen, diare. Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus lemah, hiperaktif pada diare.

e.       Makanan dan cairan

Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat mual, anoreksia.

Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.

f.       Neurosensori Gejala: Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari) serta kaji nyeri dengan Provokasi (penyebab), Qualitas  (nyerinya seperti apa), Reqion (di daerah mana yang nyeri), Scala (skala nyeri 1-10), Time (kapan nyeri terasa bertambah berat).

Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi.

g.      Kardiovaskular: Fenomena Raynaud dari tangan misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.

h.      Interaksi sosial

Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.

i.        Penyuluhan atau pembelajaran

a.    Riwayat rematik pada keluarga.

b.   Penggunaan makanan sehat, vitamin, penyembuhan penyakit, tanpa pengujian.

j.        Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

k.      Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya, saat klien sakit tindakan yang dilakukan klien untuk menunjang kesehatannya.

l.        Pola persepsi diri Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran diri.

m.    Pola seksual dan reproduksi

Kaji manupouse, kaji aktivitas seksual.

n.      Pola peran dan hubungan

Kaji status perkawinan, pekerjaan.

o.      Fungsional klien

Indeks Barthel yang dimodifikasi Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah tempat, kebersihan diri, aktivitas di toilet, mandi, berjalan di jalan datar, naik turun tangga, berpakaian, mengontrol defikasi dan berkemih.

  1. Diagnosa Keperawatan

Yang Muncul :

1.   Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

2.   Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi.

3.   Gangguan konsep diri, citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh pada tulang dan sendi.

4.   Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peradangan kronik adanya kristal asam urat.

 

C.    Perencanaan

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancangatau rencana tindakan untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ketingkat yang diinginkan dan hasil yang diharapkan.

 

 

 

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

 

A.    Pengkajian keperawatan

 

Hari/ Tanggal Pengkajian                    : Rabu/ 16 Maret 2022

 

1.      Data Biografis                             

Nama                                       : Ny. A

Umur                                       : tahun

Tempat/Tahun Lahir                : Banda Aceh, 14-07-1951

Jenis Kelamin                          : Perempuan

Suku                                        :  Aceh

Agama                                     : Islam

Pendidikan                              : SD

Status Perkawinan                  : Cerai Mati

Alamat                                                : Rabeu

No. Hp                                    : -

 

 

2.      Riwayat Keluarga

Pasangan

 

Hidup

Meninggal

-

 

 

 

Anak

 

Hidup

Meninggal

     

 5 orang

2 perempuan 3 laki-laki

1 orang laki-laki

 

 

 

 

 

Alergi

Obat-obatan                : tidak ada

Makanan                     : tidak ada

Kontak substansi         : tidak ada

Faktor lingkungan       :kurang bersih

 

3.      Riwayat Pekerjaan

Pekerjaan saat ini                    : tidak ada

Pekerjaan Sebelumnya            : bertani

Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :dari anak-anak

 

4.      Lingkungan Hidup

Pasien tinggal di lingkungan yang baik dan bersih

 

5.      Rekreasi dan Hiburan

Hobi/ minat           : Pengajian Al-quran

Liburan/perjalanan : -

Hiburan                 : -

 

6.      Sumber/Sistem Pendukung yang digunakan

Keluarga

 

7.      Status Kesehatan Saat ini

Status kesehatan selama setahun yang lalu : Pasien mengatakan nyeri di sendi.

8.      Status Kesehatan Masa Lalu

Pasien mengatakan dulunya ada riwayat penyakit lambung.

 

9.      Riwayat Penggunaan Obat-obatan

Alergi

Obat-obatan          : Tidak ada

Makanan               : Tidak ada

Kontak Substansi : Tidak ada

Faktor Lingkungan: Tidak ada

 

10.  Riwayat kesehatan keluarga

Ny.A mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit seperti Ny. A

11.  Pola Kebiasaan

Pola Nutrisi

 

Diet khusus, pembatasan makanan atau pilihan : Tidak Diet

 

Riwayat peningkatan/ penurunan berat badan : tidak ada

     

Pola konsumsi makanan (frekuensi)                      : 3 x sehari

 

Pola istirahat/ tidur

 

      Kebiasaan tidur           :kadang-kadang

Lama tidur                  : 11 jam

Insomnia                     : tidak

Personal Hygiene/ perawatan diri

Mandi

      Frekuensi                     : 2x sehari

      Menyikat gigi              : 2x sehari

      Mencuci rambut          : Ada

Berpakain/ berhias

      Menyisir rambut                      : 1x sehari

      Kebersihan rambut                  : bersih

Menggunakan bedak               : kadang – kadang

 

12.  Pengkajian Fisik

a.       KeadaanUmum:

b.      Tanda-Tanda Vital:

 

1.

Tekanandarah

120/90 mmHg

2.

Nadi

82 x/mnt

3.

Respirasi

22 x/mnt

4.

Temperature

36,5

                                                                                  

c.       Umum:

                                                                                   Ya         Tidak

1.

Kelelahan

 

2.

Deman

 

3.

Keringat malam

 

4.

Kesulitan makan

 

5.

Sering Pilek, infeksi

 

6.

Kemampuan untuk melakukan ADL

 

 

d.      Sistem Persarafan:

Ya                   Tidak

1.

Sakitkepala

 

2.

Kejang

 

3.

Sinkope/serangan jantung

 

4.

Paralisis

 

5.

Masalah Koordinasi

 

6.

Tremor

 

7.

Cedera kepala

 

8.

Masalah Memori

 

 

 

 

e.       SistemKardiovaskuler:

Ya                   Tidak

1.

Nyeri/ketidaknyaman

 

2.

Palpitasi

 

3

Sesak napas

 

4.

Dispnea pada aktivitas

 

5.

Murmur

 

6.

Edema

 

7.

Varises

 

8.

PerubahanWarna kaki

 

 

 

f.       Sistem Gastrointestinal:

                                                                                                            Ya                   Tidak

1.

Disfagia

 

2.

Nyeri ulu hati

 

3.

Mual/muntah

 

4.

Hematemesis

 

5.

Perubahannafsumakan

 

6.

Diare

 

7.

Konstipasi

 

8.

Malena

 

 

g.      Sistem genitourinaria:

Ya                   Tidak

1.

Distensikandungkemih

 

2.

Disuria

 

3.

Hematuria

 

4.

Poliuria

 

5.

Nokturia

 

6.

Infeksi

 

7.

Inkontinensia

 

8.

Frekuesi

 

9.

Warna

 

10.

Biru

 

 

h.      SistemIntegumen:

Ya                   Tidak

1.

Turgor

Turgor menurun karena faktor usia

2.

Perubahan Pigmen

 

3.

Jaringan parut

 

4.

Keadaan kuku

 

5.

Keadaan Rambut

 

6.

Luka

 

7.

Diaforesis

 

 

i.        SistemMuskuloskeletal:

Ya                   Tidak

1.

Nyeri persendian

 

2.

Kekakuan

 

3.

Pembenkakan sendi

 

4.

Deformitas

 

5.

Kram

 

6.

Kelemahan otot

 

7.

Masalah cara berjalan

 

8.

Nyeri punggung

 

9.

Kekakuan otot

 

10.

Kifosis

 

 

j.        Sistem Penginderaan

Pilihatan: Normal

Pendengaran: MasihBaik

 

13.  Faktor Resiko Jatuh

Kondisi

                                                                                                Ya       Tidak

1.

Riwayat Fraktur Tulang

 

2.

Penggunaan alkohol dan sedatif, pengobatan psikoaktif

 

3.

Riwayat jatuh sebelumnya, gangguan keseimbangan dan pusing

 

4.

Penyakit akut

 

5.

Kondisi patologi, serangan jatuh

 

6.

Gangguan kognitif, disorientasi

 

7.

Kelemahan anggota gerak bawah

 

8.

Abnormalitas  dari keseimbangan dan cara berjalan

 

9.

Masalah pada kaki

 

10.

Hipotensi postural

 

11.

Perubahan skeletal dan neuromuscular

 

12.

Penyakitakutdankronikberat

 

13.

Defisitsensori

 

14.

Kecemasanberhubungandenganjatuhsebelumnya

 

 

 

Situasi:

                                                                                                Ya                   Tidak

1.

Lingkungan yang berbahaya

 

2.

Permukaan  lantai yang licin, basah

 

3.

Tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi

 

4.

Pencahayaan yang tidak adekuat

 

 

 

14.  Spiritual

Kegiatan keagamaan :Mengaji, Shalat, Mendengan ceramah

Konsep keyakinan klien tentang kematian : -

Harapan – harapan klien :

 

15.  Psikosial

 

Identifikasi masalah emisional

Pertanyaan Tahap 1

                                                                                                                                                                                                                                                                        Ya       Tidak

1.

Apakah klien mengalami sukar tidur ?

 

2.

Apakah klien sering merasa gelisah ?

 

  

3.

Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ?

 

  

4.

Apakah klien sering was –was dan khawatir ?

 

 

PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK KLIEN LANSIA

 

A.    Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

Beri nilai 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini

Berinilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini

 

NO

TES UJI KESEIMBANGAN

SKOR

 

 

 

0

1

1.

Bangun

Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi dahulu. Tidak stabil pada saat berdiri pertama kali

 

 

 

 

 

2.

Duduk kekursi

Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi

 

 

 

3.

Menahan dorongan pada stenum (pemeriksa mendorong stenum perlahan-lahan sebanyak 3 kali) klien menggerakkan kaki keatas, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya

 

 

 

 

 

4.

Mata tertutup

Sama seperti diatas (periksa kepercayaan klien tentang input penglihatan untuk keseimbangan

 

 

 

5.

Perputaran leher

menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil

 

 

 

 

 

 

6.

Gerakan menggapai sesuatu

Tidak mampu menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan

 

 

 

 

 

7.

Membungkuk

Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objekkecil (mis. Pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiple untuk bangun

 

 

 

 

 

 

 

B.     Komponen gaya berjalan atau gerakan satu kondisi dibawah ini

Beri nilai 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini

Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini

 

NO

TES UJI KESEIMBANGAN

SKOR

 

 

 

0

1

1.

Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan

 

 

2.

Ketinggian langkah kaki (memegang kaki saat melangkah) kaki tidak naik dari lantai secara konsisiten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (>5cm)

 

 

3.

Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping klien setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementarara kaki yang lain menyentuh lantai

 

 

 

4.

Ketidak simestrisan langkah (lebih baik diobservasi dari belakang klien)

Tidak berjalan dalam garis, bergelombang dari sisi ke sisi

 

 

 

 

5.

Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang klien)

 

 

 

6.

Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan semponyongan, bergoyang, memegang objek untuk dukungan

 

 

 

 

 

1.      Pengkajian fungsional klien

KATZ index of independence in activities of daily living

Aktivitas

     Poin :

       0

 

Independen

(1 poin)

Tanpa supervise, arahanataubantuan

Dependen

(0 poin)

dengan supervise, arahandanbantuanatau total care

Mandi

poin :

1

(1 poin) mampumandisendiriataubutuhbantuanhanyasatubagiantubuhsepertipunggung, area genital atauektermitas yang cacat/ lumpuh

(0 poin) butuhbantuanuntukmandilebihdarisatuanggotatubuh.

Berpakaian

poin:

1

(1 poin) mampumengambilpakaiandarilemaripakaiandanmengenakannya. Mungkinperlubantuanuntukikatsepatu

(0 poin) butuhbantuanuntukberpakaian

Toileting

poin:

1

(1 poin) mampuketoilet, bangundan duduk, membersihkan area genital tanpabantuan.

(0 poin) butuhbantuanuntukketoilet, membersihkandiriataumenggunakan bedpan

Berpindah

poin:

1

(1poin) mampubergerakdaritempattidur/ kursitanpabantuan.

(0 poin) butuhbantuanuntukberpindahdaritempattidur/ kursi

Kontinent

poin:

1

(1poin) mampumengontrolmiksidandefekasi

(0 poin) parsial continent

 

 

Identifikasiaspekkognitifdarifungsi mental denganmenggunakan mini mental status exam (MMSE)

No

Aspekkognitif

Nilaimaksimal

Nilaiklien

Kriteria

1.

Orientasi

5

5

Menyebutkandenganbenar:

·         Tahun

·         Musim

·         Tanggal

·         Hari

·         Bulan

2.

Orientasi

5

5

Dimanakitasekarangberada:

·         Negara Indonesia

·         Provinsiaceh

·         Kota bandaaceh

·         Gp.Rabeu

·         Lampoh teubee

3.

Registrasi

3

3

Sebutkannama 3 objek ( olehpemeriksa) 1 detikuntukmengatakanmasing – masingobjek. Kemudiantanyakankepadaklienketigaobjektadi ( untukdisebutkan)

·         Objekbuku

·         Objekpiring

·         Objekkacamata

4.

Perhatiandankalkulasi

5

5

Mintaklienuntukmemulaidariangka 100 kemudiandikurangi 7 sampai 5 kali atautingkat

·         93

·         86

·         79

·         72

·         65

5.

Mengingat

3

3

Mintaklienuntukmengulangiketigaobjekpada no 2 ( registrasi) tadi. Bila benar, 1 poinuntukmasing – masingobjek

6.

Bahasa

2

2

Tunjukanpadakliensuatubendadantanyakannamanyapadaklien

·         (jam tangan)

·         (pulpen)

 

Mintaklienuntukmengulangi kata berikut ”jikatidak, dan, atautetapi”

Mintaklienuntukmengikutiperintahberikut yangterdiridari 3 langkah

“ambilkertasketangananda, lipatduadantaruh di lantai”

Perintahkanpadaklienuntukmembacadanmengikutikalimatberikut

“ TUTUP MATA ANDA”

Mintaklienuntukmenulissebuahkalimat

Gambarkankembaliobjekberikut.

 

 

 

 

 

Interpretasi:

a.       > 23           Aspekkognitifdarifungsi mental baik

b.      18-22         Kerusakanaspekfungsimental RINGAN

c.       < 17           Terdapatkerusakanaspekfungsimental berat

 

 

ANALISA DATA

 

No

Data

Masalah

1

Ds :-Nenek A mengatakan nyeri di bagian lututnya.

      - Nenek A mengatakan nyeri sesekali dan hilang timbul.

      - Nenek A mengatakan nyeri seperti di remas dan di tekan.

Do :TD: 120/90

        N : 82

       RR: 22

       S  : 36,5 oC

-    P :nyeri radang sendi

-    Q : nyeri seperti di remas dan di tekan.

-    R : di bagian kedua lutut

-    S : 3 NRS

-    T : sering

- Klien tampak memegang bagian lutut saat nyeri.

- Klien tampak meremas bagian lutut saat nyeri.

 

 

 

 

 

 

Nyeri kronis

2

 

Ds : Nenek A mengatakan tidak bias berjalan karena extremitas bawah yang melemah .

      - Nenek A mengatakan tidak bisa berdiri karena gangguan koordinasi saat berdiri yang tidak seimbang dan otot yang lemah.

Do :TD: 120/90

        N : 82

       RR: 22

       S  : 36,5 oC

- Klien tampak hanya duduk saja di atas lantai dan tempat tidur.

Pasien tampak hanya ambulasi saja dari tempat tidur ke lantai dan sebaliknya.

 

 

 

Gangguan mobilitas fisik

3

Ds: - Nenek A mengatakan tidak bisa berdiri

-          Nenek mengatakan kalau berdiri tidak seimbang karena otot yang lemah dan tidak mampu menahan berat badan.

Do: TD: 120/90

        N : 82

       RR: 22

       S  : 36,5 oC

-          Pasien tampak tidak berdiri

Tampak lingkungan pasien yang kurang aman karena tinggi dan ada tangga di pinggir tempat tidur pasien dan selang Cuma 1,5 meter dari tempat tidur pasien.

 

Risiko jatuh

 

 

 

 

 

RENCANA / INTERVENSI KEPERAWATAN

NO

Diagnosa

Keperawatan

kriteria hasil

Intervensi

Keperawatan

1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gangguan mobilitas fisik

Setelah dilakukan intervensi 1x24 jam maka diharapkan gangguan mobilitas fisik membaik dengan kriteria hasil:

  1. Pergerakan ekstremitas meningkat.
  2. Kekuatan otot meningkat

3.      Nyeri menurun

4.      Kaku sendi menurun

5.      Gerakan terbatas menurun

Kelemahan fisik menurun

 

Observasi

-   Identikasi toleransi fisik melakukan pergerakan

-   Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi

-   Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi

 

Terapeutik

-   Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu

-   Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu

-   Libatkan keluarga untuk membantu pasien meningkatkan pergerakan

 

Edukasi

-   Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

-   Anjurkan melakukan mobilisasi dini

-   Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan

 

2

Nyeri akut

1.      TTVdalam batas normal

2.      berkurangnya skala nyeri

3.      meningkatkan dukungan emosional

4.      berkurang tingkat kecemasan

 

 

Observasi

1.      monitor TTV skala nyeri

Terapeutik

1.      Berikan teknik nonfarmakologi untuk meredakan nyeri

2.      Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk meredakan nyeri

3.      pengurangan kecemasan

3

Risiko jatuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan keparahan dan cedera yang diamati menurun, dengan kriteria hasil:

-   Kejadian cedera menurun

 

Observasi

-   Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstremitas bawah

 

Terapeutik

-   Sediakan cahaya yang memadai

-   Pastikan barang-barang mudah dijangkau

-   Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien, sesuai kebutuhan

 

Edukasi

-   Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga

-   Anjurkan berganti posisi secara perlahan

 

 

 

 

 

KEPERAWATAN GERONTIK

PERTEMUAN KE 1 TANGGAL  16/03/2022

 

       I.            Latar Belakang

 

Lansia atau lanjut usia bias di lakukan sebagai tahan akhir dari pertumbuhan atau perkembangan pada kehidupan manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif. Proses penuaan merupakan suatu alami yang tidak dapat di cegah merupakan hal yang wajar di alami oleh orang yang diberi karunia umur panjang, dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai serta menikamti masa dengan penuh kasih saying (Hamid, 2006) dalam jurnal Anis Ika Nur Rohmah, Purwaningsih, Khoridatul, Bariyah (2012).

Gerontik adalah tanda  sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan segala permasalahanya keadaan sehat maupun sakit dan ilmu yang mempelajari tentang keperawatan lensia yang berfokus pada pengkajian suatu pungsional,perencanaan dan implementasi,evaluasi (Nugroho,2006)

 

    II.            Rencana Keperawatan

 

a.       Diagnosa keperawatan

            Belum dapat di tegakkan karna, belum di lakukan pengkajian

b.      Tujuan umum

Untuk mendapatkan data maupun informasi mengenai kondisi lansia melalui   pendekatan 

c.       Tujuan khusus

            setelah 45 menit interaksi yang di harapkan:

1.      Dapat terjalin hubungan saling percaya antara perawat dan lansia

2.      Mendapatkan infoermasi tentang lansia secara umum

3.      Mendapatkan data tentang kemampuan yang dimiliki oleh lansia

 

 III.            Rancangan Kegiatan

1.      Topik        : Mengkaji biodata pasien 

2.      Metode     : Wawancara tanya jawab dan obesrvasi

3.      Media       : Format pengkajian   

4.      Waktu      : 1 jam

5.      Stretegi pelaksanaan        (fase orientasi kerja dan terminasi).

 

No

Alokasi waktu

Kegiatan

1

O9.00-10.00

Fase orientasi

1.      Mengucapkan salam

2.      Menyakan kabar dan perasaan pasien hari ini

3.      Membuat kontrak waktu

4.      Menjelaskan tujuan dan topik yang ingin dilakukan.

 

Fase kerja

1.      Melakukan pengkajian

2.      Menulis data umum lansia

3.      Riwayat dan tahap perkembangan

4.      Riwayat keluarga

5.      Status kesehatan saat ini

6.      Riwayat alergi

7.      Pola kebiasaan

8.      TTV

 

Fase terminasi

1.      Menulis hasil pengkajian

2.      Membuat kontrak waktu, topik

3.      Mengucapkan salam

 

 IV.            Kriteria Evaluasi  (kegiatan hari ini)

1.      Kriteria struktur                  : Tercapai keseluruhan pengkajian

2.      Kriteria proses                    : Lansia comparative dan pengkajian lancar

3.      Kriteria hasil                       : Lancar (100%).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEPERAWATAN GERONTIK

PERTEMUAN KE II TANGGAL  17/03/2022

 

                               I.            Latar Belakang

 

Lansia atau lanjut usia bias di lakukan sebagai tahan akhir dari pertumbuhan atau perkembangan pada kehidupan manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif. Proses penuaan merupakan suatu alami yang tidak dapat di cegah merupakan hal yang wajar di alami oleh orang yang diberi karunia umur panjang, dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai serta menikamti masa dengan penuh kasih saying (Hamid, 2006) dalam jurnal Anis Ika Nur Rohmah, Purwaningsih, Khoridatul, Bariyah (2012).

Gerontik adalah tanda  sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan segala permasalahanya keadaan sehat maupun sakit dan ilmu yang mempelajari tentang keperawatan lensia yang berfokus pada pengkajian suatu pungsional, perencanaan dan implementasi, evaluasi (Nugroho,2006)

 

                            II.            Rencana Keperawatan

 

1.      Diagnosa keperawatan

Belum dapat di tegakkan karna, belum di lakukan pengkajian

2.      Tujuan umum

Untuk mendapatkan data maupun informasi mengenai kondisi lansia melalui pendekatan.

3.      Tujuan khusus

            setelah 45 menit interaksi yang di harapkan:

1.      Dapat terjalin hubungan saling percaya antara perawat dan lansia

2.      Mendapatkan infoermasi tentang lansia secara umum

3.      Mendapatkan data tentang kemampuan yang dimiliki oleh lansia

 

                         III.            Rencana kengiatan

1.      Topik   : Mengkaji biodata pasien

2.      Metode: Wawancara tanya jawab dan observasi

3.      Media : Format pengkajian

4.      Waktu : 1 jam

5.      Strategi pelaksanaan (fase orientasi kerja dan terminasi)

 

No

Aloaksi waktu

Kengiatan

1

10.00-11.00

Fase orientasi

1.      Mengucapkan salam

2.      Menanyakan kabar dan perasaan pasien pada hari ini

3.      Membuat kontrak waktu

4.      Menjelaskan tujuan dan topic yang ingin dilakukan

 

Fase kerja

1.      Melakukan pengkajian fisik

2.      Spiritual

3.      Psikososial

 

Fase terminasi

1.      Menulis hasil pengkajian

2.      Membuat kontrak waktu, topik

3.      Mengucapkan salam

 

 

                         IV.            Kriteria Evaluasi (kegiatan hari ini)

a.       Kriteria struktur    : Tercapai keseluruhan pengkajian

b.      Kriteria proses       : Lansia comparative dan pengkajian lancar

c.       Kriteria hasil          : Lancar (100%).

 

 

 

 

KEPERAWATAN GERONTIK

PETEMUAN KE III TANGGAL 18/03/2022

 

       I.            Latar Belakang

Pada pertemuan pertama dan kedua telah di dapatkan data, Ny. A mengeluh nyeri di bagian sendi lutut dan sendi kaki. Ny. A sudah sebulan lebih tidak bias lagi berjalan di karenakan kelemahan otot gerak bawah yang tidak sanggup lagi menopang tubunya. Ny. A juga dengan riwayat jatuh saat pulang mandi. Dan karena kejadian itulah Ny. A tidak lagi berjalan karena takut hilangnya keseimbangan badan dan jatuh. Ny. A melakukan ADL nya hanya di tempat tidur dan di lantai sambal duduk. Kebutuhan ADL nya di bantu oleh anak-anak Ny. A misalnya menyediakan air untuk mandi dan bersuci di dekat tempat tidur Ny. A. dan airnya mengalir ke bawah karena rumah panggung.

    II.            Rencana keperawatan

 

1.      Diagnosa keperawatan

Nyeri kronis, Risiko jatuh, Gangguan mobilitas fisik.

2.      Tujuan umum

Untuk menilih dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.

3.      Tujuan khusus

setelah 45 menit interaksi yang di harapkan:

a.       Membuat analisa data

b.      Menegakkan diagnosa

c.       Membuat kriteria hasi

d.      Membuat intervensi

e.       Membuat implementasi

 

 III.            Rancangan kegiatan

 

1.      Topik   : Lanjutan pengkajian sebelumnya

2.      Metode : Wawancara tanya jawab dan observasi

3.      Media : Format pengkajian

4.      Waktu             : 1 jam

5.      Strategi pelaksanaan (fase orientas,kerja dan terminasi).

 

No

Alokasi waktu

Kegiatan

1

09:00-10.00

Fase orientasi

1.   Mengucapkan salam

2.   Menanyakan kabar dan perasaan pasien

3.   Membuat kontrak waktu

4.   Menjelaskan maksud dan tujuan

Fase kerja

1.      Melakukan tes uji perubahan melihat

2.      Melakukan tes uji melihat kondisi

3.      Melakukan tes fungsional

4.      Melakukan tes kognitif dan fungsi mental

Fase terminasi

1.      Menulis skor

2.      Membuat kontrak waktu, topik

3.      Mengucapkan salam

 

 IV.            Kriteria evaluasi (kegiatan hari ini)

 

1.      Kriteria struktur

a.       Tersedianya media berupa format pengkajian dan nursing kit

b.      Tersedia kertas uji kognitif

c.       Tersedianya tempat pertemuan

d.      Adanya kontrak waktu 1 jam

2.      Kriteria proses

a.       Mengikuti tes uji perubahan posisi dan gerak kesimbangan

b.      Klien mengikuti tes uji suatu kondisi

c.       Mengikuti tes aspek kognitif dan fungsional

d.      Mengikuti tes fungsional

3.      Kriteria hasil

a.       Mampu melakukan tes kesimbangan

b.      Mampu mengikuti keseimbangan komponen

c.       Mampu melakukan tes aspek kognitif dan fungsional

d.      Mampu mengikuti tes fungsional

 

 

 

 

 

 

1.   ANALISA DATA

 

No

Data

Masalah

1

Ds :-Nenek A mengatakan nyeri di bagian lututnya.

      - Nenek A mengatakan nyeri sesekali dan hilang timbul.

      - Nenek A mengatakan nyeri seperti di remas dan di tekan.

Do :TD: 120/90

        N : 82

       RR: 22

       S  : 36,5 oC

-    P : nyeri radang sendi

-    Q : nyeri seperti di remas dan di tekan.

-    R : di bagian kedua lutut

-    S : 3 NRS

-    T : sering

- Klien tampak memegang bagian lutut saat nyeri.

- Klien tampak meremas bagian lutut saat nyeri.

 

 

 

 

 

 

Nyeri kronis

2

 

Ds : Nenek A mengatakan tidak bias berjalan karena extremitas bawah yang melemah .

      - Nenek A mengatakan tidak bisa berdiri karena gangguan koordinasi saat berdiri yang tidak seimbang dan otot yang lemah.

Do :TD: 120/90

        N : 82

       RR: 22

       S  : 36,5 oC

- Klien tampak hanya duduk saja di atas lantai dan tempat tidur.

Pasien tampak hanya ambulasi saja dari tempat tidur ke lantai dan sebaliknya.

 

 

 

Gangguan mobilitas fisik

3

        Ds: - Nenek A mengatakan tidak bisa berdiri

-          Nenek mengatakan kalau berdiri tidak seimbang karena otot yang lemah dan tidak mampu menahan berat badan.

Do: TD: 120/90

        N : 82

       RR: 22

       S  : 36,5 oC

-          Pasien tampak tidak berdiri

Tampak lingkungan pasien yang kurang aman karena tinggi dan ada tangga di pinggir tempat tidur pasien dan selang Cuma 1,5 meter dari tempat tidur pasien.

 

Risiko jatuh

 

 

 

 

 

2.  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.   Nyeri kronis

2.   Risiko jatuh

3.   Gangguan mobilitas fisik

 

3.   RENCANA / INTERVENSI KEPERAWATAN

NO

Diagnosa

Keperawatan

kriteria hasil

Intervensi

Keperawatan

1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nyeri kronis

Setelah dilakukan intervensi 1x24 jam maka diharapkan :

-    TTVdalam batas normal

-    berkurangnya skala nyeri

-    meningkatkan dukungan emosional

-    berkurang tingkat kecemasan.

 

Observasi

-    monitor TTV skala nyeri

Terapeutik

-    Berikan teknik nonfarmakologi untuk meredakan nyeri

-    Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk meredakan nyeri

-    pengurangan kecemasan.

2

Gangguan mobilitas fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan gangguan mobilitas fisik membaik, dengan kriteria hasil:

-   Pergerakan ekstremitas meningkat

-   Kekuatan otot meningkat

-   Nyeri menurun

-   Kaku sendi menurun

-   Gerakan terbatas menurun

-   Kelemahan fisik menurun

 

Observasi

-   Identikasi toleransi fisik melakukan pergerakan

-   Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi

-   Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi

 

Terapeutik

-   Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu

-   Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu

-   Libatkan keluarga untuk membantu pasien meningkatkan pergerakan

 

Edukasi

-   Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

-   Anjurkan melakukan mobilisasi dini

-   Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan

 

3

Risiko jatuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan keparahan dan cedera yang diamati menurun, dengan kriteria hasil:

-   Kejadian cedera menurun

 

Observasi

-   Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstremitas bawah

 

Terapeutik

-   Sediakan cahaya yang memadai

-   Pastikan barang-barang mudah dijangkau

-   Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien, sesuai kebutuhan

 

Edukasi

-   Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga

-   Anjurkan berganti posisi secara perlahan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEPERAWATAN GERONTIK

PERTEMUAN KE 1V SELASA,  22 MARET 2022

A. Latar Belakang

             Pada pertemuan ini perawat akan melakukan implementasi yang sudah di rencanakan.

B. Rencana kegiatan

1.      diagnosa keperawatan : nyeri kronis.

2.      tujuan umum : setelah dilakukan implementasi tentang nyeri kronis dengan menggunakan metode penkes maka nyeri kronis berkurang.

3.      Tujuan khusus

a.       Memahami Pengertian nyeri kronis, factor yang mempengaruhi dan cara mengatasi nyeri kronis.

b.      Tanda­tanda vital seimbang

C. Rencana Kegiatan

Topik               : melakukan penkes tentang nyeri kronis

Metode            : Penkes

Media              : Booklet dan Leaflet

Waktu              : 30 menit

D. Strategi Kegiatan

No

Alokasi Waktu

Kegiatan

1

15.00 -15.05

Fase orientasi

a.       Mengucapkan salam

b.      Membuat kontrak waktu

c.       Menjelaskan maksud dan bagian interaksi

2

15.05-15.25

Fase kerja

a.       Menjelaskan Pengertian nyeri

b.      Menjelaskan factor yang mempengaruhi nyeri

c.       Menjelaskan cara mengatasi nyeri non farmakologi

3

15.25-15.30

Fase terminasi

a.       Membuat kesimpulan hasil pertemuan

b.       Membuat kontrak waktu pertemuan selanjutnya

c.        Mengucapkan salam

 

E. Kriteria Hasil

1. Kriteria Sktuktur

a.       Telah membuat kontrak waktu sebelumnya

b.      Bersedia alat dan bahan

2. Kriteria Proses

a.    lansia mengikuti arahan yang dijelaskan

b.    lansia berpatisipasi

c.    perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan lansia

3. Kriteria Hasil

a.       terbinanya hubungan saling percaya

b.      jurnal pendukung

 

 

 

 

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tgl / Waktu

Diagnosa

Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

Paraf

preseptor

Selasa, 22 maret

Nyeri  Kronis

1.      mengucapkan salam

2.      validasi perasaan

3.      membuat kontrak waktu selama 45 menit untuk melakukan pengkajian

4.      menjelaskan tujuan kedatangan penyeluh

5.      membuat kesimpulan hasil pertemuan

6.      membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya

7.      mengucapkan salam

S:

-       Ny. A mengatakan tidak bisa berjalan karena kelemahan otot gerak bawah.

-       Ny. A mengatakan nyeri di bagian sendi lutut dan kaki.

-       Ny. A mengatakan sudah mengerti Pengertian nyeri, factor yang mempengaruhi nyeri dan cara mengatasi nyeri nonfarmakologi

O:

-       TD : 120/90 mmHg

-       S : 36, 5

-       N : 82x/m

-       RR : 22x/m

A:

- Nyeri kronis

 

P: Melakukan pemberian terapi kompres air jahe hangat pada klien.

 

 

 

SATUAN ACARA PENYULUHAN

 

Pokok bahasan                        : Geriatric

Sub pokok bahasan                 : Nyeri kronis

Sasaran                                    : Pasien lansia di Gp. Rabeu dusun Lampoeh Teubee

Hari/Tanggal                           : Selasa , 22 Maret 2022

Waktu                                                 : 10.00 WIB

Tempat                                    : Rumah lansia di Gp. Rabeu dusun Lampoeh Teubee

 

A.    Latar Belakang

Proses menua bukanlah suatu penyakit ataupun kondisi hendaya, walaupun sebagian besar usia lanjut mengalami kemunduran kemampuan fungsionalnya yang sering disebabkan oleh akibat dari berbagai penyakit kronik yang umumnya menyertai proses menua. Proses menua adalah penjumlahan semua perubahan yang terjadi dengan berlalunya waktu. Perubahan ini menjadi penyebab atau berkaitan erat dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit, karena berkurangnnya kemampuan tubuh proses-proses penyesuaian diri dalam mempertahankan keseimbangan tubuh terhadap ransangan dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Hal yang nyata adalah terjadi keterbatasan kapasitas fungsi secara bertahap dan mengurangi kecepatan aktivitas yang pernah mampu dikerjakan sbelumnya.

Pada umumnya, penyakit yang diderita orang lanjut usia bersifat kronik diselingi dengan serangan akut. Urutan pola penyakit terbanyak pada orang usia lanjut adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit sendi dan tulang, penyakit kencing manis, disusul dengan penyakit pernapasan. Deretan penyakit ini sangat berpeluang untuk ebabkan risiko jatuh pada lansia.

B.     Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit pasien dan keluarga mengerti dan memahami tentang nyeri kronis pada lansia.

C.    Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pendidikan selama 1x30 menit, pasien dan keluarga diharapkan mampu:

1.      Menjelaskan tentang Pengertian lansia dan nyeri kronis .

2.      Menyebutkan penyebab nyeri kronis pada lansia.

3.      Menjelaskan cara mengatasi nyeri kronis pada lansia.

D.    Metode

Ceramah, diskusi dan Tanya jawab.

E.     Media

Leaflet, booklet.

F.     Proses Pelaksanaan

No

Kegiatan Penyuluhan

Waktu

Kegiatan Peserta

Media

1.       

Pembukaan

a.    Salam

b.   Perkenalan

c.    Menjelaskan tujuan dari pertemuan

d.   Kontrak waktu

5 menit

a.    Menjawab salam

b.   Mendengarkan

c.    Mendengarkan

 

2.       

Pelaksanaan

a.       Menyampaikan materi

·      Pengertian lansia

·      Penyebab nyeri 

·      Cara mengatasi nyeri

b.      Membagikan leaflet

c.       Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.

20 menit

 

Leaflet

Booklet

3.       

Penutupan

a.       Memberikan pertanyaan lisan kepada pasien dan keluarga.

b.      Menyimpulkan kegiatan yang telah disampaikan.

c.       Memberikan salam penutup.

 

 5 menit

a.    Menjawab pertanyaan

b.    Memperhatikan

c.    Menjawab salam

 

 

G.    Materi

1.   Pengertian lansia

2.   Penyebab nyeri pada lansia

3.   Cara mengatasi nyeri kronis pada lansia

H.    Evaluasi

1.      Kriteria Struktur

a.       Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan

b.      Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan (leaflet dan lembar balik).

c.       Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan

2.      Kriteria proses

a.       Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan kunjungan.

b.      Selama kegiatan penyuluhan, klien aktif mendengarkan dan memperhatikan.

c.       Klien aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

d.      Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

e.       Kontrak telah diingatkan oleh petugas.

3.      Kriteria hasil

a.       Klien kooperatif selama selama diskusi berlangsung.

b.      Klien kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan pertanyaan petugas.

c.       Klien dapat menjelaskan Pengertian, penyebab, dan cara mengatasi nyeri non farmakologi.

KEPERAWATAN GERONTIK

PERTEMUAN KE V KAMIS,  24 MARET 2022

A. Latar Belakang

             Pada pertemuan ini perawat akan melakukan rancangan implementasi.

B. Rencana kegiatan

1.      diagnosa keperawatan :nyeri kronis.

2.      tujuan umum : setelah dilakukan implementasi tentang nyeri kronis dengan menggunakan metode pemberian terapi kompres air jahe hangat maka nyeri kronis berkurang.

3.      Tujuan khusus

a.      Memahami prosedur pembuatan air jahe hangat untuk mengatasi nyeri kronis.

b.     Tanda­tanda vital seimbang

C. Rencana Kegiatan

Topik               : Melakukan terapi kompres air jahe hangat

Metode            : Praktik

Media              : Jahe, air panas, baskom, dan waslap/handuk kecil.

Waktu              : 30 menit

D. Strategi Kegiatan

No

Alokasi Waktu

Kegiatan

1

15.00 -15.05

Fase orientasi

a.       Mengucapkan salam

b.      Membuat kontrak waktu

c.       Menjelaskan maksud dan bagian interaksi

2

15.05-15.25

Fase kerja

a.       Menjelaskan cara kerja atau prosedur cara membuat kompres air jahe hangat.

b.      Menjelaskan manfaat dari kompres air jahe hangat.

c.       Mempraktiikan langsung pada klien.

3

15.25-15.30

Fase terminasi

a.       Membuat kesimpulan hasil pertemuan

b.       Membuat kontrak waktu pertemuan selanjutnya

c.       Mengucapkan salam

 

E. Kriteria Hasil

1. Kriteria Sktuktur

c.       Telah membuat kontrak waktu sebelumnya

d.      Bersedia alat dan bahan

2. Kriteria Proses

d.   lansia mengikuti arahan yang dijelaskan

e.    lansia berpatisipasi

f.     perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan lansia

3. Kriteria Hasil

c.       terbinanya hubungan saling percaya

d.      jurnal pendukung

 

 

 

 

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

 

Tgl / Waktu

Diagnosa

Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

Paraf

preseptor

Selasa, 22 maret

Nyeri Kronis

1.   mengucapkan salam

2.   validasi perasaan

3.   membuat kontrak waktu selama 45 menit untuk melakukan pengkajian

4.   menjelaskan tujuan kedatangan penyeluh

5.   membuat kesimpulan hasil pertemuan

6.   membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya

7.   mengucapkan salam

S:

-       Ny. A mengatakan tidak bisa berjalan karena kelemahan otot gerak bawah.

-       Ny. A mengatakan nyeri di bagian sendi lutut dan kaki.

-       Ny. A mengatakan jika sedang nyeri Ny. A memijat di bagian sendi yang nyeri.

-       Ny. A mengatakan nyeri tidak berkurang jika tidak minum obat.

O:

-       TD : 120/90 mmHg

-       S : 36, 5

-       N : 82x/m

-       RR : 22x/m

A:

- Nyeri kronis

 

P: Melakukan pemberian terapi kompres air jahe hangat pada klien.

 

 

 

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

 

Mata ajar : Keperawatan gerontik

Kompetensi: Kompres air hangat rebusan jahe

Pengertian : Pemberian kompres hangat di bagian sendi yang mengalami nyeri

Tujuan : Mengurangi nyeri

Persiapan alat :

1.      Baskom/ember berisi air hangat.

2.      Handuk/waslap

3.      Jahe

 

No

Tahap pemberian kompres hangat rebusan jahe

Tahap pra interaksi

1.       

Kaji adanya kebutuhan tindakan kompres hangat

2.       

Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontraindikasi

3.       

Siapkan alat dan bahan

Tahap orientasi

1.       

Beri salam dan panggil klien dengan namanya

2.       

Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga.

Tahap kerja

1.       

Beri kesempatan klien untuk bertanay sebelum kegiatan dilakukan.

2.       

Menanyakan keluhan utama klien.

3.       

Jaga privasi klien.

4.       

Siapkan satu atau dua rimpang jahe.

5.       

Cuci jahe hingga bersih tanpa mengupas kulitnya.

6.       

Jahe yang sudah di cuci di potong menjadi beberapa bagian lebih kecil lalu di panaskan di atas kompor sampai mendidih.

7.       

Tuangkan air rebusan jahe ke dalam ember dan campur dengan sedikit air mentah hinggu suhu air menjadi hangat-hangat kuku.

8.       

Cuci tangan dan pakai sarung tangan bila diperlukan.

9.       

Celupkan waslap kedalam air hangat rebusan jahe, peras sebelum digunakan untuk mengompres.

10.   

Lakukan kompres selama 5-10 menit pada lutut atau daerah yang nyeri/reumarik dan ulangi beberapa kali.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                             

 

 

 

 

 

 

LAPORAN KEPERAWATAN GERONTIK

PERTEMUAN KE VI SABTU TANGGAL 26 MARET 2022

 

A.     LatarBelakang

Pada pertemuan kelima, perawat telah melakukan implementasi ulang yang menyelesaikan masalah diagnosa pertama yaitu nyeri kronis dengan memberikan terapi kompres air jahe hangat.

Pada pertemuan keenam, perawat melakukan kontrak waktu dengan klien dan akan melakukan evaluasi terhadap terapi yang diberikan sebelumnya.

B.     Rencana Keperawatan

 

1.      Diagnosakeperawatan

Nyeri kronis  

2.      Tujuan Umum

Untuk memberikan pemahaman tentang terapi air jahe hangat pada lansia dengan asam urat.

3.      Tujuan Khusus

a.       Memahami prosedur pembuatan air jahe hangat untuk mengatasi nyeri kronis.

b.      Tanda­tanda vital seimbang

C.    Rencana Kegiatan

Topik               : Melakukan evaluasi terapi air jahe hangat

Metode            : Tanya jawab, diskusi

Media              : jahe, handuk kecil/waslap, air hangat

Waktu             : 30 menit

D.    Strategi Kegiatan

No

Alokasi Waktu

Kegiatan

1

15.00 -15.05

Fase orientasi

a.       Mengucapkan salam

b.      Membuat kontrak waktu

c.       Menjelaskan maksud dan bagian interaksi

2

15.05-15.25

Fase kerja

a.       Mampu menjelaskan prosedur terapi air jahe hangat

b.      Mampu menyebutkan manfaat kompres air jahe hangat

c.       Mampu mempraktikkan cara melakukan kompres air jahe hangat.

3

15.25-15.30

Fase terminasi

a.       Membuat kesimpulan hasil pertemuan

b.       Membuat kontrak waktu pertemuan selanjutnya

c.        Mengucapkan salam

 

D. KriteriaHasil

            1. Kriteria Hasil

a.  Telah membuat kontrak waktu selanjutnya

            2. Kriteria proses

a.    Klien dampak berpartisipasi dengan perawat dengan baik

b.   Klien merasa lebih rileks dan nyaman

            3. Kriteria Hasil

a.Klien mampu mengikuti proses dengan baik

b.   Klien tau tujuan dan demonstrasi terapi

c.Klien bisa mengulang kembali apa yang  diajarkan

 

 

 

 

 

 

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

 

Tgl / Waktu

Diagnosa

Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

Paraf

preseptor

Sabtu

26 Maret 2020

Risiko Jatuh

1.   mengucapkan salam

2.   validasi perasaan

3.   membuat kontrak waktu selama 45 menit untuk melakukan pengkajian

4.   menjelaskan tujuan kedatangan penyeluh

5.   membuat kesimpulan hasil pertemuan

6.   membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya

7.   mengucapkan salam

S:

-       Ny. A mengatakan sudah bisa menjelaskan prosedur pembuatan air jahe hangat

-       Ny. A sudah bias menyebutkan manfaat dari kompres air jahe hangat

-       Ny. A sudah bias mempraktikkan cara mengompres dengan air jahe hangat

O:

-       TD : 120/90 mmHg

-       S : 36, 5

-       N : 82x/m

-       RR : 22x/m

A:

- Nyeri kronis

 

P: intervensi dilanjutkan.

 

 

 

SATUAN ACARA PENYULUHAN

 

Pokokbahasan                         : Geriatric

Sub pokok bahasan                 : Risiko jatuh pada lansia

Sasaran                                    : Pasienlansia di Gp. Rabeu dusun Lampoeh Teubee

Hari/Tanggal                           : Sabtu , 28 Maret 2022

Waktu                                     : 14.00 WIB

Tempat                                    : Rumah lansia di Gp. Rabeu dusun Lampoeh Teubee

 

A.    LatarBelakang

Proses menua bukanlah suatu penyakit atau pun kondisi hendaya, walaupun sebagian besar usia lanjut mengalami kemunduran kemampuan fungsionalnya yang sering disebabkan oleh akibat dari berbagai penyakit kronik yang umumnya menyertai proses menua. Proses menua adalah penjumlahan semua perubahan yang terjadi dengan berlalunya waktu. Perubahan ini  menjadi penyebab atau berkaitan erat dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit, karena berkurangnnya kemampuan tubuh proses-proses penyesuaian diri dalam mempertahankan keseimbangan tubuh  terhadap ransangan dari dalam tubuh maupun  dari luar tubuh. Hal yang nyata adalah terjadi keterbatasan kapasitas fungsi secara bertahap dan mengurangi kecepatan aktivitas yang pernah mampu dikerjakan sbelumnya.

Padaum umnya, penyakit yang diderita orang lanjut usia bersifat kronik diselingi dengan serangan akut. Urutan pola penyakit terbanyak pada orang usia lanjut adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit sendi dan tulang, penyakit kencing manis, disusul dengan penyakit pernapasan. Deretan penyakit ini sangat berpeluang untuk menyebabkan risiko jatuhpada lansia.

B.     TujuanUmum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit pasien dan keluarga  mengerti dan memahami tentang risiko jatuh pada lansia.

C.    TujuanKhusus

Setelah mengikutipendidikanselama 1x30 menit, pasien dan keluarga diharapkan mampu:

4.      Menjelaskan tentang Pengertian lansia dan jatuh.

5.      Menyebutkan penyebab risiko jatuh pada lansia.

6.      Menjelaskan pencegahan risiko jatuh pada lansia.

D.    Metode

Ceramah, diskusi dan Tanya jawab.

E.     Media

Leaflet, Booklet.

F.     Proses Pelaksanaan

No

Kegiatan Penyuluhan

Waktu

Kegiatan Peserta

Media

1.        

Pembukaan

a.    Salam

b.   Perkenalan

c.    Menjelaskan tujuan dari pertemuan

d.   Kontrak waktu

5 menit

a.    Menjawab salam

b.   Mendengarkan

c.    Mendengarkan

 

2.

Pelaksanaan

a.       Menyampaikan materi

·      Pengertian lansia

·      Penyebab jatuh

·      Pencegahan risiko jatuh

b.      Membagikan leaflet

c.       Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.

20 menit

 

Booklet

Leaflet

 

3.

Penutupan

a. Memberikan pertanyaan lisan kepada pasien dan keluarga.

b.Menyimpulkan kegiatan yang telah disampaikan.

c. Memberikan salam penutup.

 

 5 menit

a.    Menjawabpertanyaan

b.   Memperhatikan

c.    Menjawab salam

 

 

G.    Materi

1.      Pengertian lansia

2.      Penyebab jatuh pada lansia

3.      Pencegahan risiko jatuh pada lansia

H.    Evaluasi

4.      KriteriaStruktur

a.       Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan

b.      Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan (leaflet dan lembar balik).

c.       Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan

5.      Kriteria proses

a.       Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan kunjungan.

b.      Selama kegiatan penyuluhan, klien aktif mendengarkan dan memperhatikan.

c.       Klien aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

d.      Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

e.       Kontrak telah diingatkan oleh petugas.

6.      Kriteria hasil

a.       Klien kooperatif selama diskusi berlangsung.

b.      Klien kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan petugas.

c.       Klien dapat menjelaskan Pengertian, penyebab, dan pencegahan risiko jatuh pada lansia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Beare& Stanley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC.

Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Jilid pertama. Edisi pertama. Yogyakarta :Nuha Medika.

Maas, et.al. 2011. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta : EGC.

SetiadiSiti, 2000. Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan. Jakarta :fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK PERTEMUAN KE – VII (SENIN, 28 MARET 2022)

 

A.  Latar Belakang

Pada pertemuan ke VI perawat telah melakukan intervensi terkait diagnosis nyeri kronis dengan cara terapi air jahe hangat pada kaki. Perawat mengevaluasi terapi air jahe hangat tersebut, klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang dan intensitasnya membaik.

Pada pertemuan ini perawat telah melakukan kontrak waktu dengan klien dan akan melakukan intervensi terkait diagnosa risiko jatuh.

 

B.  Rencana Keperawatan

1.    Diagnosa Keperawatan

Risiko jatuh

2.    Tujuan Umum

Untuk memberikan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan risiko jatuh.

3.    Tujuan Khusus

a.       Melakukan implementasi keperawatan pada klien lansia dengan risiko jatuh.

b.      Mampu mendokumentasi penkes yang telah dilakukan pada klien lansia dengan risiko jatuh.

 

C.  Rencana Kegiatan

1.    Topik                 : Melakukan penkes risiko jatuh pada lansia

2.    Metode              : Demontrasi , diskusi dan tanya jawab

3.    Media                : Booklet, leaflet

4.    Hari/Tanggal      : Senin, 28 Maret 2022

5.    Waktu                : 45 menit

 

D.  Strategi Pelaksana

No

Alokasi Waktu

Kegiatan

1

16.15 – 16.20

Fase Orientasi

a.       Mengucapkan salam

b.      Membuat kontrak waktu

c.       Menjelaskan maksud dan tujuan.

2

16.20 – 16. 55

Fase Kerja

a.       Menjelaskan pengertian risiko jatuh

b.      Menjelaskan factor risiko jatuh

c.       Menjelaskan penyebab jatuh

d.      Menjelaskan akibat jatuh

3

16.55 – 17.05

Fase Terminasi

a.       Membuat hasil/kesimpulan dari pertemuan

b.      Membuat kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

c.       Mengucapkan salam.

 

E.  Kriteria Hasil

a.    Kriteria Struktur

a.    Tersedianya tempat pertemuan

b.    Adanya kontrak waktu

c.    Alat dan bahan

b.    Kriteria Proses

a.    Klien mengikuti kegiatan dalam intervensi selama 45 menit

b.    Klien dapat berpartisipasi secara baik sampai kegiatan berakhir

c.    Klien menyatakan mengerti dengan materi risiko jatuh yang telah disampaikan

c.    Kriteria Hasil

a.    Klien mampu mengikuti proses dengan baik

b.    Klien mengetahui tujuan dan demontrasi penkes

c.    Klien bisa mengulang kembali apa yang disampaikan

 

 

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

 

Tgl / Waktu

Diagnosa

Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

Paraf

preseptor

Sabtu

26 Maret 2020

Risiko Jatuh

1.   mengucapkan salam

2.   validasi perasaan

3.   membuat kontrak waktu selama 45 menit untuk melakukan pengkajian

4.   menjelaskan tujuan kedatangan penyeluh

5.   membuat kesimpulan hasil pertemuan

6.   membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya

7.   mengucapkan salam

S:

-       Ny. A mengatakan sudah bisa menjelaskan prosedur pembuatan air jahe hangat

-       Ny. A sudah bias menyebutkan manfaat dari kompres air jahe hangat

-       Ny. A sudah bias mempraktikkan cara mengompres dengan air jahe hangat

O:

-       TD : 120/90 mmHg

-       S : 36, 5

-       N : 82x/m

-       RR : 22x/m

A:

- Nyeri kronis

 

P: intervensi dilanjutkan.

 

 

 

SATUAN ACARA PENYULUHAN

 

Pokokbahasan                         : Geriatric

Sub pokok bahasan                 : Risiko jatuh pada lansia

Sasaran                                    : Pasienlansia di Gp. Rabeu dusun Lampoeh Teubee

Hari/Tanggal                           : Sabtu , 28 Maret 2022

Waktu                                     : 14.00 WIB

Tempat                                    : Rumah lansia di Gp. Rabeu dusun Lampoeh Teubee

 

I.       LatarBelakang

Proses menua bukanlah suatu penyakit atau pun kondisi hendaya, walaupun sebagian besar usia lanjut mengalami kemunduran kemampuan fungsionalnya yang sering disebabkan oleh akibat dari berbagai penyakit kronik yang umumnya menyertai proses menua. Proses menua adalah penjumlahan semua perubahan yang terjadi dengan berlalunya waktu. Perubahan ini  menjadi penyebab atau berkaitan erat dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit, karena berkurangnnya kemampuan tubuh proses-proses penyesuaian diri dalam mempertahankan keseimbangan tubuh  terhadap ransangan dari dalam tubuh maupun  dari luar tubuh. Hal yang nyata adalah terjadi keterbatasan kapasitas fungsi secara bertahap dan mengurangi kecepatan aktivitas yang pernah mampu dikerjakan sbelumnya.

Padaum umnya, penyakit yang diderita orang lanjut usia bersifat kronik diselingi dengan serangan akut. Urutan pola penyakit terbanyak pada orang usia lanjut adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit sendi dan tulang, penyakit kencing manis, disusul dengan penyakit pernapasan. Deretan penyakit ini sangat berpeluang untuk menyebabkan risiko jatuhpada lansia.

J.      TujuanUmum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit pasien dan keluarga  mengerti dan memahami tentang risiko jatuh pada lansia.

K.    TujuanKhusus

Setelah mengikutipendidikanselama 1x30 menit, pasien dan keluarga diharapkan mampu:

7.      Menjelaskan tentang Pengertian lansia dan jatuh.

8.      Menyebutkan penyebab risiko jatuh pada lansia.

9.      Menjelaskan pencegahan risiko jatuh pada lansia.

L.     Metode

Ceramah, diskusi dan Tanya jawab.

M.   Media

Leaflet, Booklet.

N.    Proses Pelaksanaan

No

Kegiatan Penyuluhan

Waktu

Kegiatan Peserta

Media

2.        

Pembukaan

e.    Salam

f.    Perkenalan

g.   Menjelaskan tujuan dari pertemuan

h.   Kontrak waktu

5 menit

d.   Menjawab salam

e.    Mendengarkan

f.    Mendengarkan

 

2.

Pelaksanaan

d.      Menyampaikan materi

·      Pengertian lansia

·      Penyebab jatuh

·      Pencegahan risiko jatuh

e.       Membagikan leaflet

f.       Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.

20 menit

 

Booklet

Leaflet

 

3.

Penutupan

d.               Memberikan pertanyaan lisan kepada pasien dan keluarga.

e. Menyimpulkan kegiatan yang telah disampaikan.

f. Memberikan salam penutup.

 

 5 menit

d.   Menjawabpertanyaan

e.    Memperhatikan

f.    Menjawab salam

 

 

O.    Materi

4.      Pengertian lansia

5.      Penyebab jatuh pada lansia

6.      Pencegahan risiko jatuh pada lansia

P.     Evaluasi

7.      KriteriaStruktur

d.      Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan

e.       Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan (leaflet dan lembar balik).

f.       Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan

8.      Kriteria proses

f.       Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan kunjungan.

g.      Selama kegiatan penyuluhan, klien aktif mendengarkan dan memperhatikan.

h.      Klien aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

i.        Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

j.        Kontrak telah diingatkan oleh petugas.

9.      Kriteria hasil

d.      Klien kooperatif selama diskusi berlangsung.

e.       Klien kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan petugas.

f.       Klien dapat menjelaskan Pengertian, penyebab, dan pencegahan risiko jatuh pada lansia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Beare& Stanley. 2007. Buku Ajar KeperawatanGerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC.

Bandiyah, Siti. 2009. LanjutUsiadanKeperawatanGerontik.Jilidpertama. Edisipertama. Yogyakarta :NuhaMedika.

Maas, et.al. 2011. AsuhanKeperawatanGeriatrik. Jakarta : EGC.

SetiadiSiti, 2000. PedomanPraktisPerawatanKesehatan. Jakarta :fakultasKedokteranUniversitas Indonesia.

 

 

 

 

 

                                         

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK PERTEMUAN KE – VIII (SELASA, 29 MARET 2022)

 

A.  Latar Belakang

Pada pertemuan ke VII perawat telah melakukan intervensi terkait diagnosa risiko jatuh. Perawat telah mengevaluasi kembali klien agar mampu memahami tentang risiko jatuh dan mampu menjaga kesehatannya secara maksimal.

Pada pertemuan ini perawat telah melakukan kontrak waktu dengan klien dan akan melakukan implementasi pada diagnosa ke tiga yaitu gangguan mobilitas fisik dengan memberikan terpai rentang gerak ROM yang dilakukan untuk melatih peregangan otot. Selanjutnya perawat melakukan kontrak waktu dengan klien untuk mengevaluasi implementasi yang sudah dijalankan yaitu pada pertemuan ke IX.

 

B.  Rencana Keperawatan

1.    Diagnosa Keperawatan

Gangguan mobilitas fisik.

2.    Tujuan Umum

Setelah dilakukan asuhan keperawatan terkait gangguan mobilitas fisik dengan memberikan edukasi dan praktik terkait dengan ROM pasif, klien bisa mengehui tujuannya dan manfaatnya.

3.    Tujuan Khusus

Setelah mengikuti demontrasi dan penjelasan cara memperagakan dan melakukannya sendiri selama 1 x 40 menit klien dapat :

a.    Mengetahui apa itu ROM pasif

b.    Mampu menjelaskan manfaat ROM pasif

c.    Mampu mempraktikkan rentang gerak ROM pasif

 

C.  Rencana Kegiatan

1.    Topik                 : Implementasi tentang ROM pasif

2.    Metode              : Demontrasi , diskusi, tanya jawab dan praktek

3.    Media                : Praktik

4.    Hari/Tanggal      : Selasa, 29 Maret 2022

5.    Waktu                : 45 menit

D.  Strategi Pelaksana

No

Alokasi Waktu

Kegiatan

1

11.10 – 11.15

Fase Orientasi

-          Mengucapkan salam

-          Membuat kontrak waktu

-          Menjelaskan maksud dan tujuan.

2

11.15 – 11.50

Fase Kerja

-          Menanyakan pada klien terkait perasaan yang dirasakan setelelah dilakukan rentang gerak ROM pasif

-          Menanyakan manfaat dari ROM pasif

-          Meminta klien mempraktikkan rentang gerak ROM pasif

-          Cek TTV.

3

11.50 – 12.00

Fase Terminasi

-          Membuat hasil/kesimpulan dari pertemuan

-          Membuat kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

-          Mengucapkan salam.

 

E.  Kriteria Hasil

1.    Kriteria Struktur

-  Tersedianya tempat pertemuan

-  Adanya kontrak waktu

-  Alat dan bahan

2.    Kriteria Proses

-  Klien mengikuti kegiatan dalam intervensi selama 45 menit

-  Klien dapat berpartisipasi secara baik sampai akhir

-  Tidak ada gagasan dalam melakukan intervensi.

3.    Kriteria Hasil

Rentang gerak baik/bebas.

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK PERTEMUAN KE – IX (RABU, 30 MARET 2022)

 

F.   Latar Belakang

Pada pertemuan ke VIII perawat telah melakukan intervensi terkait diagnosa gangguan mobilitas fisik dengan memberikan terapi rentang gerak ROM pasif.

Pada pertemuan ini perawat telah melakukan kontrak waktu dengan klien dan akan melakukan evaluasi pada diagnosa ke tiga yaitu gangguan mobilitas fisik yang teah diberikan terapi rentang gerak ROM pasif yang dilakukan untuk melatih peregangan otot.

 

G. Rencana Keperawatan

4.    Diagnosa Keperawatan

Gangguan mobilitas fisik.

5.    Tujuan Umum

Setelah dilakukan asuhan keperawatan terkait gangguan mobilitas fisik dengan memberikan edukasi dan praktik terkait dengan ROM pasif, klien bisa mengehui tujuannya dan manfaatnya.

6.    Tujuan Khusus

Setelah mengikuti demontrasi dan penjelasan cara memperagakan dan melakukannya sendiri selama 1 x 40 menit klien dapat :

d.   Mengetahui apa itu ROM pasif

e.    Mampu menjelaskan manfaat ROM pasif

f.     Mampu mempraktikkan rentang gerak ROM pasif

 

H.  Rencana Kegiatan

6.    Topik                 : Evaluasi tentang ROM pasif

7.    Metode              : Demontrasi , diskusi, tanya jawab dan praktek

8.    Media                : Praktik

9.    Hari/Tanggal      : Rabu, 30 Maret 2022

10.     Waktu             : 45 menit

I.     Strategi Pelaksana

No

Alokasi Waktu

Kegiatan

1

11.10 – 11.15

Fase Orientasi

-          Mengucapkan salam

-          Membuat kontrak waktu

-          Menjelaskan maksud dan tujuan.

2

11.15 – 11.50

Fase Kerja

-          Menanyakan pada klien terkait perasaan yang dirasakan setelelah dilakukan rentang gerak ROM pasif

-          Menanyakan manfaat dari ROM pasif

-          Meminta klien mempraktikkan rentang gerak ROM pasif

-          Cek TTV.

3

11.50 – 12.00

Fase Terminasi

-          Membuat hasil/kesimpulan dari pertemuan

-          Membuat kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya

-          Mengucapkan salam.

 

J.    Kriteria Hasil

4.    Kriteria Struktur

-  Tersedianya tempat pertemuan

-  Adanya kontrak waktu

-  Alat dan bahan

5.    Kriteria Proses

-  Klien mengikuti kegiatan dalam intervensi selama 45 menit

-  Klien dapat berpartisipasi secara baik sampai akhir

-  Tidak ada gagasan dalam melakukan intervensi.

6.    Kriteria Hasil

Rentang gerak baik/bebas.

 

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

                                         

No

Diagnosa Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

Paraf

1

Gangguan mobilitas fisik

1.     Mengucapkan salam

2.     Menanyakan /memvalidasi perasaan klien

3.     Menjelaskan tujuan kepada Ny. A

4.     Menjelaskan apa itu ROM pasif

5.     Menjelaskan manfaat ROM pasif

6.     Menjelaskan rentang gerak ROM pasif

7.     Mempraktikkan gerak ROM pasif

8.     Meminta klien untuk mengulang gerak ROM pasif  

S :

-    Ny. F mampu menjelaskan apa itu ROM pasif.

-    Ny. A mampu menyebutkan manfaat ROM pasif

-    Ny. A mampu mempraktikkan sendiri rentang gerak ROM pasif

 

O :

-   Ny. A tau apa itu ROM pasif

-   Ny. A mampu menyebutkan manfaat ROM pasif.

-   Ny. A mampu mempraktikkan rentang gerak ROM pasif.

 

A :

Gangguan mobilitas fisik.

 

P :

Melakukan demontrasi rentang gerak ROM pasif.

 

 

 

 

 

 

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

                                         

No

Diagnosa Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

Paraf

1

Gangguan mobilitas fisik

1.   Mengucapkan salam

2.   Menanyakan /memvalidasi perasaan klien

3.   Menjelaskan tujuan kepada Ny. A

4.   Menjelaskan apa itu ROM pasif

5.   Menjelaskan manfaat ROM pasif

6.   Menjelaskan rentang gerak ROM pasif

7.   Mempraktikkan gerak ROM pasif

8.   Meminta klien untuk mengulang gerak ROM pasif  

S :

-    Ny. F mampu menjelaskan apa itu ROM pasif.

-    Ny. A mampu menyebutkan manfaat ROM pasif

-    Ny. A mampu mempraktikkan sendiri rentang gerak ROM pasif

 

O :

-   Ny. A tau apa itu ROM pasif

-   Ny. A mampu menyebutkan manfaat ROM pasif.

-   Ny. A mampu mempraktikkan rentang gerak ROM pasif.

 

A :

Gangguan mobilitas fisik.

 

P :

Melakukan demontrasi rentang gerak ROM pasif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

               

 

 

                                  STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

 

Mata ajar : keperawatan Gerontik

Kompetensi : Terapi rentang gerak ROM

Pengertian

Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif), kekuatan otot 50%.

Tujuan

1.     Mempertahankan dan memelihara kekuatan otot

2.     Memelihara mobilisasi persendian

3.     Menstimulasi sirkulasi

4.     Mempercepat rehabilitasi

5.     Mencegah terjadinya kecacatan

 

Indikasi

1.     Pasien yang mengalami hambatan mobilitas fisik

2.     Pasien yang mengalami keterbatasan rentang gerak

Konta Indikasi

1.      Gerakan ROM tidak dapat diberikan apabila memprlambat proses pemulihan atau cedera

2.     Tidak boleh diberikan apabila kondisi pasien membahayakan

3.    Dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar

 

Alat dan Bahan

1.      Handuk kecil

2.      Baby oil

Prosedur kerja

1.      Leher

Tekuk kepala ke atas dan bawah lalu menoleh ke samping kanan dan kiri

2.      Lengan/pundak

Angkat tangan ke atas lalu kembali ke bawah, setelah itu kesamping dan kebawah lagi

3.      Siku

Dengan menekuk lengan, gerakan lengan ke atas dan kebawah

4.      Pergelangan tangan

Tekuk pergelangan tangan ke dalam dan keluar lalu samping kiri dan kanan

5.      Jari tangan

Tekuk ke empat jari tangan kearah dalam lalu regangkan kembali. Kepalkan seluruh jari lalu buka. Tekuk tiap jari satu persatu.

6.      Lutut

Angkat kaki ke atas lalu lutut di tekuk kemudian diturunkan lagi. Gerakkan kaki ke samping kanan dan kiri lalu putar kearah luar dan dalam.

7.      Pergelangan kaki

Tekuk pergelangan kaki ke atas lalu luruskan. Tekuk jari keatas dan ke bawah.

8.      Jika mampu berdiri lakukan pergerakan badan membungkuk lalu putar pinggang ke samping kanan dan kiri.

 

 

No comments:

Post a Comment