DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1...........
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................ 3
C.
Tujuan........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
A.
Pengertian
Pupuk Hayati Cair...................................................................... 4
B.
Fungsi
pupuk hayati..................................................................................... 4
C.
Jenis
Pupuk Hayati....................................................................................... 5
D.
Kekurangan
Dari Pupuk Hayati................................................................... 6
E.
Kelebihan
Dari Pupuk Hayati...................................................................... 6
F.
Mengetahui
Kualitas Pupuk Hayati............................................................. 7
G.
Cara
Pembuatan Starter Mikroba dan Pupuk Hayati................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A.
Kesimpulan
.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pupuk merupakan suatu
nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pupuk
secara umum dibedakan menjadi dua yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik.
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan kimia aktif
seperti pestisida yang diproduksi oleh pabrik-pabrik kimia yang beredar
dipasaran. Sedangkan pupuk organik yaitu pupuk yang terbuat dari pelapukan
organisme tumbuhan atau hewan. Terdapat dua macam pupuk organik yaitu pupuk
organik padat dan organik cair. Pupuk organik padat merupakan pupuk organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan kotoran manusia yang
berbentuk padat sedangkan pupuk organik cair merupakan larutan yang berasal
dari pembusukan bahan-bahan organik. Kelebihan pupuk organik cair adalah mampu
memberikan hara bagi tanaman tanpa merusak unsur hara di dalam tanah dan lebih
mudah diserap oleh tanaman
Sejalan dengan semakin
meningkatnya kesadaran manusia akan kerusakan lingkungan dan munculnya berbagai
macam penyakit yang disebabkan penggunaan bahan kimia secara berlebihan pada
makanan, pertanian organik muncul sebagai sebuah alternatif yang menjadi
pilihan bagi banyak orang yang ingin hidup sehat. Pertanian organik sebagai
suatu system bertani yang selaras dengan alam, mengembalikan siklus ekologi
dalam suatu areal pertanian suatu aliran yang siklik dan seimbang (Gunalan
1996).
Secara perlahan tapi
pasti system pertanian organik mulai berkembang di berbagai belahan bumi, baik
di negara maju maupun negara berkembang. Masyarakat mulai melihat berbagai
manfaat yang dapat diperoleh dengan system pertanian organik ini, seperti
lingkungan yang tetap terjaga kelestarianya dan dapat mengonsumsi produk
pertanian yang relatif lebih sehat karena bebas dari bahan kimia yang dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan (Gunalan 1996).
Dalam usaha peningkatan
produksi tanaman tanaman perkebunan lainnya maka mutu intensifikasi perlu untuk
ditingkatkaan. Salah satu usaha yang dapat ditempuh yaitu dengan meningkatkan
efisiensi penggunaan pupuk. Respon tanaman terhadap penggunaan pupuk akan
menigkat bila menggunakan jenis pupuk, dosis, waktu serta cara pemberian yang
tepat. Pemupukan bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah
dengan memberikan unsur hara atau zat hara kedalam tanah yang langsung atau
tidak langsunng dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan juga
memperbaiki pH tanah dan memperbaiki lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh
tanaman. Dalam hal ini pupuk yang mengandung mikroorganismme lah yang mampu
memperbaiki sifat –sifat tanah.
Pupuk hayati adalah
mikrobia ke dalam tanah untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari
dalam tanah atau udara. Umumnya digunakan mikrobia yang mampu hidup bersama
(simbiosis) dengan tanaman inangnya. Keuntungan diperoleh oleh kedua pihak,
tanaman inang mendapatkan tambahan unsur hara yang diperlukan, sedangkan
mikrobia mendapatkan bahan organik untuk aktivitas dan pertumbuhannya. Mikroba
yang digunakan sebagai pupuk hayati (biofertilizer) dapat diberikan langsung ke
dalam tanah, disertakan dalam pupuk organik atau disalutkan pada benih yang
akan ditanam. Penggunaan yang menonjol dewasa ini adalah mikrobia penambat N
dan mikrobia untuk meningkatkan ketersedian P dalam tanah.
Pemupukan dapat
dikatakan berhasil baik bila kita mengetahui unsur hara apa yang kurang
terdapat dalam tanah atu unsur makan apa yang dibutuhkan oleh tanaman. Gejala
kekurangan unsur hara dapat dilihat dengan tidak normalnya petumbuhan tanaman.
Disamping mengetahui unsur hara apa yang kurang, perlu juga mengetahui berapa
jumlah yang kurang itu sehingga kita bisa memberikan dalam jumlah yang benar
dan efektif .
Bahan organik juga
berperan sebagai sumber makanan dan energi mikroba tanah sehingga dapat
meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman. Jadi
penambahan bahan organik disamping sebagai sumber hara bagi tanaman, sekaligus
sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.
Penggunaan pupuk
organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan
pangan. Oleh karena itu sistem pengolahan hara terpadu yang memadukan pemberian
pupuk organik atau pupuk hayati dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan
dan kelestarian lingkungan perlu digalakkan. Hanya dengan cara ini
keberlanjutan produksi tanaman dan kelestarian lingkungan dapat dipertahankan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pupuk hayati ?
2. Bagaimana
Teknologi Pembuatan Pupuk Hayati?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami Teknologi Pembuatan Pupuk
Hayati serta fungsinya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pupuk Hayati Cair
Pupuk cair hayati atau disebut
dengan biofertilizer merupakan pupuk yang mengandung mikroorganisme
fungsional (bakteri, fungi, dan actomycetes). Apapun namanya pupuk hayati bisa
diartikan sebagai pupuk yang hidup. Pupuk hayati selain mengandung mikroba
dapat juga unsur nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) serta unsur mikro
lainnya. Kandungan pupuk hayati adalah mikroorganisme yang memiliki peranan
positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah
mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang melarutkan hara
(terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman.
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif
untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai
penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian
istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk
hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah
lebih dari 100 tahun yang lalu.
Pupuk hayati dapat didefinisikan sebagai inokulan
berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau
memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman. Memfasilitasi
tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan akses tanaman
terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh
mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing
tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis atau
nonsimbiotis.
B.
Fungsi
pupuk hayati
Terdapat dua peran utama pupuk hayati dalam budidaya
tanaman, yakni sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator), penyubur tanah
kemudian tanah dan penyedia nutrisi tanaman (Feeding the soil that feed the
plant). Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara:
1. Penambat
zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa mikroorganisme berfungsi sebagai
penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme tanaman tidak bisa menyerap nitrogen
dari udara. Beberapa berperan sebagai pelarut fosfat dan penambat kalium
2. Aktivitas
mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik, kimia
maupun biologi.
3. Menguraikan
sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.
4. Mengeluarkan
zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman sperti beberapa jenis hormon
tumbuh.
5. Menekan
pertumbuhan organisme parasit tanaman. Pertumbuhan mikroorganisme baik akan
berkompetisi dengan organisme patogen, sehingga kemungkinan tumbuh dan
berkembangnya organisme patogen semakin kecil.
C.
Jenis
Pupuk Hayati
Pupuk hayati penambat nitrogen, mengandung
mikroba yang mampu mengikat senyawa nitrogen yang berasal dari udara, yang
kemudian akan diproses secara biologis di dalam tanah untuk digunakan oleh
tanaman. Mekanisme penambatan setiap mikroba berbeda-beda, bergantung pada
sifat mikroba tersebut. Ada bakteri yang bersimbiosis dengan tanaman seperti
bakteri Rhizobiumdan Azospirilium. Ada juga bakteri yang tidak
bersimbiosis seperti bakteri Azotobacterchrococcum dan Bacillus
megatherium. Saat ini paling banyak jenis pupuk hayati yang dikembangkan dengan
non simbiosis karena penggunaannya lebih luas dan tidak terbatas dengan jenis
komoditas. Mikroba penambat nitrogen mampu menambat nitrogen 25 - 40 kg
N/hektare/tahun.
Pupuk hayati peluruh fosfat, mengandung
mikroba. Mikroba tersebut memiliki kekuatan untuk meluruhkan unsur fosfat
terikat yang berada di dalam tanah sebagai senyawa organik atau batuan mineral.
Unsur fosfat yang sudah hancur akan lebih mudah diserap oleh tanaman. Namun,
setiap mikroba memiliki mekanisme peluruhan yang berbeda-beda. Pada umumnya
mikroba tersebut akan mengeluarkan senyawa asam organik dan melepas ikatan
fosfat sehingga dapat dengan mudah diserap oleh tanaman. Berdasarkan data
penelitian yang telah dilakukan, inokulan mikroba dapat menyumbang sekitar 20 -
25 persen kebutuhan fosfat bagi tanaman.
Pupuk hayati peluruh bahan organiK, Pupuk ini
mengandung mikroba yang mampu memecahkan senyawa organik komplek yang berada di
dalam tanah menjadi senyawa yang lebih sederhana dan membentuk senyawa lain.
Fungsi lain dari pupuk hayati ini sebagai pembenah tanah, mengubah kondisi
fisik tanah, menjadikan tanah agregat yang stabil, dan masih banyak lagi fungsi
pupuk ini yang sangat berguna bagi tanah.
Pupuk hayati pemicu pertumbuhan dan pengendali
penyakit, Pupuk ini mengandung mikroba yang mampu menstimulasi pertumbuhan dan
melindungi sistem perakaran tanaman serta meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan penyakit.
D.
Kekurangan
Dari Pupuk Hayati
1. Kualitas
pupuk hayati tergantung dari kualitas dan banyaknya populasi mikroorganisme.
Seiring waktu, pupulasi mikroorganisme bisa berkurang sehingga kualitasnya bisa
menurun.
2. Kandungan pupuk
hayati adalah makhluk hidup, jadi bisa mati dalam jangka waktu tertentu.
3. Pupuk
hayati tidak bisa diaplikasikan dengan pupuk kimia atau pestisida.
E.
Kelebihan
Dari Pupuk Hayati
1. Pupuk
hayati mampu memberikan manfaat bagi tanah dan tanaman Secara berkesinambungan
2. Pupuk
hayati mampu menyediakan unsur hara yang lengkap dan berkesinambungan, karena
mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk hayati bisa memproduksi
sendiri.
3. Pupuk
hayati tidak memberi dampak negatif bagi tanah, tanaman, lingkungan dan manusia.
4. Harga pupuk
hayati lebih murah.
F.
Mengetahui
Kualitas Pupuk Hayati
Berdasarkan Kementerian Pertanian, kualitas pupuk
hayati bisa dilihat dari parameter berikut:
1. Jumlah
populasi mikroorganisme,jumlah mikroorganisme hidup yang terdapat dalam pupuk harus
terukur. Bila jumlahnya kurang maka aktivitas mikroorganisme tersebut tidak
akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan tanaman.
2. Efektifitas
mikroorganisme,tidak semua mikroorganisme memberikan pengaruh positif pada
tanaman. Bahkan beberapa diantaranya bisa menjadi parasit. Hanya mikroorganisme
tertentu yang bisa dijadikan sebagai pupuk hayati. Sebagai contoh, jenis
Rhizobium yang bisa menambat nitrogen, atau Aspergillus niger sebagai pelarut
fosfat.
3. Bahan
pembawa,fungsinya sebagai media tempat mikroorganisme tersebut hidup. Bahan
pembawa harus memungkinkan organisme tetap hidup dan tumbuh selama proses
produksi, penyimpanan, distribusi, hingga pupuk siap digunakan.
4. Masa
kadaluarsa,sebagai mana mahluk hidup lainnya mikroorganisme tersebut memiliki
siklus hidup. Apabila mikroorganisme dalam pupuk telah mati, pupuk tersebut
tidak bisa dikatakan sebagai pupuk hayati. Untuk memperpanjang siklus hidup
tersebut, produsen pupuk biasanya mengemas mikroorganisme tersebut dalam
keadaan dorman. Sehingga perlu aktivasi kembali sebelum pupuk diaplikasikan
pada tanaman. Pupuk yang benar seharusnya mencantumkan tanggal kadaluarsa dalam
kemasannya.
G.
Cara
Pembuatan Starter Mikroba dan Pupuk Hayati
Terdapat dua tahap dalam pembuatan pupuk hayati yang
berperan untuk meningkatkan nitrogen tanah yaitu tahap pembuatan starter
mikroba dan tahap pembuatan pupuk hayati cair. Starter mikroba berfungsi untuk
membuat kumpulan mikroba bermanfaat yang bisa berperan untuk meningkatkan
nitrogen tanah.
Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan starter
mikroba dan pupuk hayati yaitu:
1. blender
(juicer),
2. timbangan
kue,
3. botol
air mineral 1,5 L untuk bioreaktor starter mikroba,
4. botol
air mineral 330 ml untuk sistem saringan starter mikroba,
5. sedotan/stick
balon,
6. selang
aerator,
7. pompa
aerator,
8. pompa
sirkulasi,
9. kain
saringan santan, (
10. labu
ukur 1 L dan 100 mL,
11. sumber
listrik,
12. ember
bertutup untuk bioreaktor pupuk hayati cair,
13. pengaduk
kayu atau bambu,
14. kapuk/dakron,
15. vaselin,
dan
16. alkohol
70%.
Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu,
1. limbah
dapur,
2. molase
atau gula merah,
3. kecambah
kacang hijau,
4. sumber
mikroba penambat nitrogen yaitu bintil akar dari jenis tanaman penghasil bintil
seperti tanaman legume atau bunga telang.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pupuk cair hayati atau disebut dengan biofertilizer merupakan
pupuk yang mengandung mikroorganisme fungsional (bakteri, fungi, dan
actomycetes). Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang
hidup. Pupuk hayati selain mengandung mikroba dapat juga unsur nitrogen
(N), fosfor (P) dan kalium (K) serta unsur mikro lainnya. Kandungan pupuk
hayati adalah mikroorganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman.
Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N
dari udara, mikroba yang melarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba
yang merangsang pertumbuhan tanaman.
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif
untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai
penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian
istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis
pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang
sudah lebih dari 100 tahun yang lalu.
DAFTAR PUSTAKA
Cattelan AJ,
Hartel PG, Fuhrmann JJ. 1999. Screening for plant growth- promoting
rhizobacteria to promote early soybean growth. Soil Sci.Soc.Am.J. 63:
1.670-1.680.
FNCA
Biofertilizer Project Group. 2006. Biofertilizer Manual. Forum for Nuclear
Cooperation in Asia (FNCA). Japan Atomic Industrial Forum, Tokyo.
Gunalan. 1996.
Penggunaan Mikroba Bermanfaat pada Bioteknologi Tanah Berwawasan Lingkungan.
Majalah sriwijaya Vol. 32. No. 2. Universitas Sriwijaya
Lingga, Pinus,
Marsono. 2009. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saraswati RDH et
al.. 1998. Pengembangan Rhizo-plus untuk Meningkatkan Produksi, Efisiensi
Pemupukan Menunjang Keberlanjutan Sistem Produksi Kedelai, Laporan Akhir
Penelitian Riset Unggulan Kemitraan I Tahun (1995/1996-1997-1998). Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan.
Simanungkalit
RDM et al. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Subba Rao, N.S.
1982. Biofertilizer in Agriculture.Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi.
No comments:
Post a Comment