KATA
PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.............................................................................................................3
B. Tujuan..........................................................................................................................3
C. Rumusan
Masalah........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Jantung Koroner
........................................................................................5
B. Etiologi Jantung Koroner ............................................................................................5
C. Patofisiologi penyakit jantung koroner .......................................................................5
D. Manifestasi klinis penyakit jantung koroner................................................................6
E. Pencegahan penyakit jantung koroner…………......................................................6
BAB III penutup
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit
kardiovaskular saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama
kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010,
secara global penyakit ini akan menjadi penyebab kematian pertama di negara
berkembang, menggantikan kematian akibat infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh
dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36%
dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian
akibat kanker (Yahya, 2010).
Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan
menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari
seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari
angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang
satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK.
Berbagai faktor risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek
metabolik, hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling
terkait (Anonim, 2006)
Jantung sanggup berkontraksi tanpa henti berkat
adanya suplai bahan-bahan energi secara terus menerus. Suplai bahan energi
berupa oksigen dan nutrisi ini mengalir melalui suatu pembuluh darah yang
disebut pembuluh koroner. Apabila pembuluh darah menyempit atau tersumbat
proses transportasi bahan-bahan energy akan terganggu. Akibatnya sel-sel
jantung melemah dan bahkan bisa mati. Gangguan pada pembuluh koroner ini yang
disebut penyakit jantung koroner (Yahya, 2010).
Pengobatan penyakit jantung koroner dimaksudkan
tidak sekedar menggurangi atau bahkan menghilangkan keluhan. Yang paling
penting adalah memelihara fungsi jantung sehingga harapan hidup akan meningkat
(Yahya, 2010).
Adanya keterkaitan penyakit jantung koroner dengan
faktor resiko dan penyakit penyerta lain seperti diabetes melitus dan
hipertensi, serta adanya kemungkinan perkembangan iskemik menjadi infark
menyebabkan kompleksnya terapi yang diberikan. Oleh karena itu, pemilihan jenis
obat akan sangat menentukan kualitas pengguanan obat dalam pemilihan terapi.
B.
Tujuan
1.
Tujuan umum
Lansia mampu memahami konsep penyakit jantung koroner
dan cara pencegahannya
2.
Tujuan khusus
Dilakukan senam lansia sebagai salah satu pencegahan terjadinya
penyakit jantung koroner
C. Rumusan Masalah
1.
Apa itu definisi penyakit jantung koroner ?
2.
Apa
saja etiologi penyakit jantung koroner ?
3.
Bagaimana
patofisiologi penyakit jantung koroner ?
4.
Apa
saja tanda dan gejala penyakit jantung koroner ?
5.
Apa
saja pencegahan pada penyakit jantung koroner ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi
jantung akibat otot jantung
kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Pada waktu
jantung harus be kerja lebih kerasterjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan asupan oksigen, hal inilah yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh
darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan
kejadian inilah yang disebut dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan
antara ketersedian oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK (Huon,
2002). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, secara klinis PJK
ditandai dengan nyeri dada atau terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa
tertekan berat ketika sedang mendaki, kerja berat ataupun berjalan terburu-buru
pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh. Pemeriksaan angiografi
dan elektrokardiogram (EKG) digunakan untuk memastikan terjadinya PJK. Hasil
pemeriksaan EKG yang menunjukkan terjadinya iskemik merupakan salah satu tanda
terjadinya PJK secara klinis (Soeharto dalam Haslindah, 2015).
B.
Etiologi
Jantung Koroner
Etiologi
penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan
pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah tersebut
dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan
nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang.
Hal ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir
dengan kematian (Hermawatirisa, 2014).
Faktor
risiko dapat berupa semua faktor penyebab (etiologi) ditambah dengan faktor
epidemiologis yang berhubungan secara independen dengan penyakit. Faktor-
faktor utama penyebab serangan jantung yaitu perokok berat, hipertensi dan
kolesterol. Faktor pendukung lainnya meliputi obesitas, diabetes, kurang
olahraga, genetik, stres, pil kontrasepsi oral dan gout (Huon, 2002).
Faktor
risiko seperti umur, keturunan, jenis kelamin, anatomi pembuluh koroner dan
faktor metabolisme adalah faktor-faktor alamiah yang sudah tidak dapat diubah.
Namun ada berbagai f aktor risiko yang justru dapat diubah atau diperbaiki.
Sangat jarang orang menyadari bahwa faktor risiko PJK bisa lahir dari
kebiasaaan hidup sehari-hari yang buruk misalnya pola komsumsi lemak yang
berlebih, perilaku merokok, kurang olaraga atau pengelolaan stress yang buruk
(Anies, 2005). Dari faktor risiko tersebut ada yang dikenal dengan faktor
risiko mayor dan minor. Faktor risiko mayor meliputi hipertensi,
hiperlipidemia, merokok, dan obesitas sedangkan faktor risiko minor meliputi
DM, stress, kurang olaraga, riwayat keluarga, usia dan seks.
Menurut
D.Wang (2005) faktor risiko PJK pada wanita meliputi : Obesitas, riwayat
keluarga, penggunaan kontrasepsi oral yang disertai dengan riwayat merokok,
diabetes mellitus, kolesterol, merokok Menurut penelitian yang dilakukan
Rosjidi dan Isro’in (2014) Perempuan lebih rentan terserang penyakit
kardiovaskular dibanding laki-laki. Beban faktor resiko penyakit kardiovaskular
perempuan lebih besar dari lakilaki adalah tingginya LDL, tingginya TG, dan
kurangnya aktivitas fisik. Tiga faktor resiko dominan penyakit kardiovaskular
pada perempuan adalah umur, hiperetnsi dan kolesterol tinggi.
C. Patofisiologi
Perkembangan
PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung oleh plak pada pembuluh darah.
Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya disebabkan peningkatan kadar kolesterol
LDL (low-density lipoprotein) darah berlebihan dan menumpuk pada dinding arteri
sehingga aliran darah terganggu dan juga dapat merusak pembuluh darah (Al
fajar, 2015).
Penyumbatan
pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh penumpukan lemak disertai klot
trombosit yang diakibatkan kerusakan dalam pembuluh darah. Kerusakan pada
awalnya berupa plak fibrosa pembuluh darah, namun selanjutnya dapat menyebabkan
ulserasi dan pendarahan di bagian dalam pembuluh darah yang menyebabkan klot
darah. Pada akhirnya, dampak akut sekaligus fatal dari PJK berupa serangan
jantung (Naga, 2012).
Pada
umumnya PJK juga merupakan ketidakseimba ngan antara penyedian dan kebutuhan
oksigen miokardium. Penyediaan oksigen miokardium bisa menurun atau kebutuhan
oksigen miokardium bisa meningkat melebihi batas cadangan perfusi koroner
peningkatan kebutuhan oksigen miokardium harus dipenuhi dengan peningkatan
aliran darah. gangguan suplai darah arteri koroner dianggap berbahaya bila
terjadi penyumbatan sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau cabang utama
arteri koroner. Penyempitan <50% kemungkinan belum
menampakkan gangguan yang berarti. Keadaan ini tergantung kepada beratnya
asteriosklerosis dan luasnya gangguan jantung (Saprina,2010)
D.
Manifestasi
klinis
Meski
kebanyakan penderita PJK mempunyai masalah pokok yang sama, yaitu penyempitan
arteri koronia, namun gejala yang timbul tidak sama. Gejala-gejala penyakit
jantung korner antara lain: Menurut Anwar TB, (2004),
manifestasi klinik yang biasa terjadi pada kasus cornary artery disease (CAD)
meliputi:
1.
Nyeri dada
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian
bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri
akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan
berat, biasamenyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti
nyeri angina, nyeriini muncul secara spontan (bukan setelah kerja berat atau
gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak
akan hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri
bisa menjalar ke dagu dan leher.
2.
Perubahan pola EKG
Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang
Tinverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis. Distrimia dan
Blok Jantung. Disebabkan kondisi yangmempengaruhi sensitivitassel miokard ke
impuls saraf seperti iskemia,ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus sarat
simpatis dapat berupa bradikardi, takikardi, premature ventrikel,contraction
(ventrikel ekstra systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
3.
Sesak napas
Keluhan ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantung tidak mampu memompa darah ke paru-paru sehingga
oksigen di paru-paru juga berkurang.
4.
Diaphoresis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang meningkatkan
stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer
sehingga kulit akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
5.
Pusing
Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa memompa
darahke otak sehingga suplai oksigen ke otak berkurang.
6.
Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena jantung kekurangan oksigen akibat penyempitan
pembuluh darah.
7.
Mual dan muntah
Nyeri yang dirasakan pada pasien dengan penyakit jantung adalah di dada dan
didaerah perut khususnya ulu hari tergantung bagian jantung mana yang
bermasalah. Nyeri pada ulu hati bisa merangsang pusat muntah. Area infark
merangsang refleksvasofagal
E.
Pencegahan
Menurut M. N. Bustan (2007) upaya pencegahan
PJK dapat meliputi 4 tingkat upaya :
1.
Pencegahan
primordial, yaitu upaya pencegahan munculnya factor predisposisi terhadap PJK
dalam suatu wilayah dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK.
2.
Pencegahan
primer, yaitu upaya awal pencegahan PJK sebelum seseorang menderita. Dilakukan
dengan pendekatan komunitas dengan pendekatan komuniti berupa penyuluhan
faktor-faktor risiko PJK terutama pada kelompok usia tinggi. Pencegahn primer ditujukan kepada
pencegahan terhadap berkembangnya proses artherosklerosis secara dini, dengan
demikian sasaranya adalah kelompok usia muda.
3.
Pencegah
sekunder, yaitu upaya pencegahan PJK yang sudah pernah terjadi untuk berulang
atau menjadi lebih berat. Pada tahap ini diperlukan perubahan pola hidup dan
kepatuhan berobat bagi mereka yang pernah menderita PJK. Upaya peningkatan ini
bertujuan untuk mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan
mortalitas.
4.
Pencegan
tersier, yaitu upaya mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau
kematian
BAB III
PENUTUP
A.
kesimpulan
Penyakit
jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung
kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Pada waktu
jantung harus be kerja lebih kerasterjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan asupan oksigen, hal inilah yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh
darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan
kejadian inilah yang disebut dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan
antara ketersedian oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK.
Pencegahan yang dilakukan sejak dini dan pengetahuan yang baik sangat
penting dalam upaya mencegah penyakit jantung koroner
B. Saran
Semoga
makalah yang kami buat sangat bermanfaat bagi pembelajaran kita dan tentunya
untuk Lansia.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Damayanti Y. 2015. Hubungan Asupan Lemak Dan Serat
Dengan Kejadian Hiperkolesterolemia Pada Guru SD Negeri Di Kecamatan Nanggalo
Kota Padang Tahun 2015. Poltekkes Kemenkes Padang.
2.
Anwar TB. 2004. Faktor Resiko Penyakit jantung
Koroner. Medan: Bagian Ilmu Gizi Fakultas kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Digitized by USU digital library.
3.
Soeharto. 2015. Serangan Jantung dan Stroke
Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol, Edisi Keenam, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
4.
Sirajuddin. 2014. Survei Konsumsi Pangan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran: EGC Soeharto, 2004. Pencegahan dan Penyembuhan
Penyakit Jantung Koroner, Edisi Kedua, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
5.
Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2007.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
No comments:
Post a Comment