Tuesday, 19 April 2022

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG SENAM LANSIA PADA LANSIA

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang............................................................................................................

B.  Tujuan.........................................................................................................................

C.  Rumusan Masalah.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.  Pengertian Senam Lansia   .........................................................................................

B.  Apa Tujuan Senam Lansia ..........................................................................................

C.  Manfaat Senam Lansia…………….............................................................................

D.  Fakto – faktor yang Mempengaruhi Senam Pada Lansia……....................................

E.   Komponen Senam Lansia………….…………...........................................................

F.   Waktu Pelaksanaan Senam Lansia…………………………………………………..

G.  Prinsip Olah Raga Pada Lansia…………….…………………………………………

H.  Pedoman program Latihan Fisik Senam Lansia……………………………..……….

I.     Partisifasi Pada Senam Lansia………………………...………………………………

BAB III penutup

A.  Kesimpulan..................................................................................................................

B.  Saran............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

 

Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. (Ratnawati,2019)

Lanjut usia (lansia) merupakan manusia dengan kelompok umur yang telah memasuki fase kehidupan pada tahapan akhir. Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Sama halnya dalam Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Kemenkes RI, 2018).

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Jadi, dapat disimpulkan lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun dan mengalami suatu proses menurunnya atau bahkan menghilangnya daya tahan dan kemunduran struktur dan fungsi organ tubuh secara berangsur- angsur dalam mengahadapi ransangan dari dalam dan luar tubuh yang dapat berhubungan dengan kemandirian dan kesehatan lansia (Sanjeeve, 2020).

Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka harapan hidup (life expectancy), yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan. Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan. Menurut WHO, pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun 2013. (Kemenkes RI, 2018).

Indonesia termasuk ke dalam negara kelima dengan lansia terbanyak di dunia. Berdasarkan data proyeksi penduduk, diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes RI, 2017). Hal ini menunjukan bahwa baik secara global, Asia dan Indonesia dari tahun 2015 sudah memasuki era penduduk menua (aging population) karena jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun keatas melebihi angka 7 persen. Seperti yang di katakan Soeweno, “Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia di atas 7% dari jumlah keseluruhan penduduk”( Kemenkes RI, 2018).

Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak positif maupun negatif. Berdampak positif apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif dan produktif. Disisi lain, besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan/ penghasilan, peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan yang tidak ramah terhadap penduduk lansia. Seseorang dapat memiliki satu atau lebih jenis kesulitan dengan derajat kesulitan ringan atau parah. (Kemenkes RI,2017).

Angka rasio ketergantungan penduduk tua telah meningkat dari 10 persen tahun 2015 menjadi 20 persen pada 2035 di Indonesia. Itu berarti setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 10 lansia dan akan terus bertambah hingga 20 lansia (Kemenkes 3 RI, 2018).

 

 

 

 

A.    Tujuan

                       1.          Tujuan umum

a.       Lansia mampu memahami dan mengetahu tentang senam lansia

                       2.          Tujuan khusus

a.       Lansia mampu melakukan senam secara mandiri

b.      Lansia dapat mengetahui pentingnya senam lansia

 

B.   Rumusan Masalah  

                           1.          Apa itu definisi senam lansia ?

                           2.          Apa tujuan senam lansia ?

                           3.          Bagaimana manfaat senam lansia ?

                           4.          Apa saja factor yang mempengaruhi senam lansia ?

                           5.          Apa saja komponen senam lansia ?

                           6.          Kapan waktu pelaksanaan senam lansia ?

                           7.          Bagaimana prinsip olah raga pada lansia ?

                           8.          Bagaimana pedoman Latihan fisik senam lansia ?

                           9.          Bagaimana pastisipasi pada senam lansia ?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Senam Lansia

Senam Lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar.Senam atau latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang telah menderita (Depkes RI,2017).

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 2018).

Lansia adalah seseorang individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun (Nugroho 2017).

Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut. Senam lansia merupakan bagian dari latihan fisik. Latihan fisik adalah segala upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kondisi fisik lansia (Surini, 2019).

 

B.     Tujuan Senam Lansia

Untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran kesegaran jasmani dan rokhani. Tujuan lain adalah (Widianti, et al, (2017):

a.       Memperbaiki pasokan oksigen dan proses metabolisme.

b.      Membangun kekuatan dan daya tahan.

c.       Menurunkan lemak.

d.      Meningkatkan kondisi otot dan sendi.

C.    Manfaat Senam Lansia

a.       Sebagai Pencegahan

Pada usia 40 tahun keatas senam sangat baik untuk mengatasi proses-proses degenerasi tubuh. Setelah umur 40 tahun ternyata olahraga yang bersifat endurance sangat baik untuk mengatasi proses degenerasi tubuh, sehingga orang akan kelihatan lebih muda. Kekurangan gerak juga menyebabkan otot dan tulang tidak tumbuh dengan baik, otot yang lemah akan menyebabkan kelainan posisi badan yang nantinya akan menjadi kelainan tulang.

b.      Sebagai Pengobatan (Kuratif)

Penyakit yang dapat disembuhkan dan dikurangi dengan senam lansia adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah, DM, kelainan infark jantung, kelainan insufisiensi koroner, kelainan pembuluh darah tepi, thromboplebitis dan osteoporosis.

c.       Sebagai Rehabilisasi

Dengan senam yang baik akan mempengaruhi hal-hal sebagai berikut:

1)      Memperkuat degenerasi karena telah mengalami perubahan usia.

2)      Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan.

3)      Fungsi melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam bertambahnya tuntutan (sakit).

 

D.    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Senam Lansia

1. Faktor Pemudah (Predisposing Factors)

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan yaitu (Wawan & Dewi, 2017):

1)    Pengetahuan /Mengingat (Knowledge)

Pengetahuan/mengingat diartikan sebagai mengetahui terminologi secara umum, mengetahui fakta yang spesifik, mengetahui konsep dasar dan konsep prinsip.

2)    Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman diartikan sebagai memahami fakta dengan menginterpretasikan diagram dan grafik, menjustifikasikan prosedur dan metode serta mengestimasikan kebutuhan.

3)    Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai mengaplikasikan konsep dan prinsip ke dalam situasi baru seperti memecahkan problem matematika, menyusun grafik dan chart, mendemonstrasikan penggunaan metode dan prosedur.

4)    Analisis (Analysis)

Analisis adalah mengenal dan menggunakan logika berfikir untuk menyampaikan suatu alasan, mengevaluasi relevansi data.

5)    Evaluasi (Evaluation)

Menjustifikasikan nilai suatu pekerjaan seperti dapat merancang kembali suatu rangkaian dengan lebih efesien.

 

 

E.     Komponen Senam Lansia

Beberapa komponen aktivitas dan kebugaran menurut Darmojo (2017) terdiri dari:

a.     Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah suatu istilah untuk menggambarkan rasa percaya atas keamanan dalam melakukan aktivitas. Dengan keberdayagunaan mandiri ini seorang usia lanjut mempunyai keberanian dalam melakukan aktivitas.

b.     Keuntungan fungsional atas latihan bertahanan (resistence training) berhubungan dengan hasil yang di dapat atas jenis latihan yang bertahan, antara lain mengenai kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis kekuatan yang dihasilkannya.

c.     Daya Tahan (endurance) dan keuntungannya. Daya tahan (endurance) atau kebugaran yang ditunjukkan dengan volume oksigen (VO2) maksimal akan menurun dengan lanjutnya usia, dimana penurunan akan 2x lebih cepat pada orang inatlit dibanding atlit. Kebugaran ini menurun

d.    sebagian karena penurunan massa otot skeletal, sebagian akibat hilangnya otot skeletal dan sebagian lagi akibat penurunan laju jantung maksimal, penurunan isi jantung sekuncup maksimal dan penurunan oksigen yang dapat di ekstraksi oleh otot-otot yang terlatih. Latihan kebugaran dapat memperbaiki semua faktor tersebut kecuali laju jantung maksimal

e.     Kelenturan (flexibility). Latihan kelenturan sendi merupakan komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut usia untuk mencegah kekakuan otot.

f.      Keseimbangan. Latihan keseimbangan yang meliputi motorik, sensorik, dan kekuatan otot akan menurunkan insiden jatuh pada lansia sebanyak 17%. Latihan yang dilaksanakan berupa gerakan menyandar (leaning), berbalik (turning) dan mengangkat (lifting). Latihan keseimbangan tersebut harus diupayakan berkesinambungan dengan latihan jenis lain seperti yang telah disebutkan di atas, untuk juga dapat memberikan manfaat bagi penguatan otot penyangga keseimbangan tubuh.

F.     Waktu Pelaksanaan Senam Lansia

      Senam lansia dapat dilaksanakan di Posbindu, dimana pelaksanaan posbindu dilakukan sebulan sekali, namun bagi lansia yang melakukan senam lansia di rumah atau secara mandiri dapat melakukan senam lansia minimal 1 kali dalam seminggu, dilakukan dengan rutin dan sesuai prinsip senam lansia. Lama pelaksanaan minimum 15 -45 menit kontinyu (Depkes RI. 2017).

a.     Lamanya senam Senam akanbermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika dilaksanakan dalam zona latihan paling sedikit 15 menit. Ataupun latihan fisik (senam) lansia sebaiknya dilakukan dalam periode waktu 20-30 menit

b.     Frekuensi senam Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran jasmani, maka senam lansia harus dilakukan minimal satu bulan sekali, dapat dilakukan dua kali dalam seminggu. Waktu yang tepat untuk melakukan senam lansia sebaiknya pada pagi hari, yaitu saat menjelang matahari terbit karena udara masih bersih dan segar. Senam pada waktu sore hari juga diperbolehkan asalkan di tempat/lapangan yang nyaman

G.    Prinsip – prinsip Olah Raga Pada Lansia

a.  Komponen kesegaran jasmani yang esensial dilatih adalah :

1)      Ketahanan kardio-pulmonal.

2)      Kelenturan (fleksibilitas).

3)      Kekuatan otot

4)      Komposisi tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan).

b.  Selalu memperhatikan keselamatan.

c. Latihan teratur dan tidak terlalu berat.

d. Permainan dalam bentuk ringan sangat dianjurkan.

e. Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang

f. Hindari kompetisi-kompetisi.

g. Perhatikan kontra indikasi latihan:

1)      Adanya penyakit infeksi.

2)      Hypertensi sistolik lebih dari 180 mmhg dan 120 mmhg diastolic.

3)      Berpenyakit berat dan dilarang dokter.

Latihan fisik untuk usia lanjut diarahkan pada beberapa tujuan yaitu :

1)      Membantu tubuh agar tetap dapat bergerak.

2)      Secara lambat laun menaikkan kemampuan fisik.

3)      Memberi kontak psikologis lebih luas agar tidak terisolir dari rangsang.

4)      Mencegah cedera.

Oleh karena itu sesuai perubahan-perubahan fisik yang ada lebih diarahkan pada:

1)      Perbaikan kekuatan otot.

2)      Perbaikan stamina (aerobic capacity).

3)      Perbaikan fleksibilitas.

4)      Perbaikan komposisi tubuh yang rasional ditambah dengan mempertahankan postur yang baik

H.    Pedoman Program Latihan Fisik Senam Bagi Lansia

1)    Pedoman senam bagi lansia sebagai berikut (Maryam, R. S, Et.al., 2013).

Pemeriksaan fisik harus dapat dipertanggung jawabkan untuk mengkaji kondisi kesehatan sebelum memulai program latihan fisik (senam)

2)    Memulai suatu latihan (senam) harus disesuaikan dengan kebutuhan dasar setiap individu mengenai penilaian kekuatan, kelemahan, dan minat.

3)    Kesesuaian program latihan menggunakan senam aerobik akan memenuhi kebutuhan setiap individu.

4)    Aktivitas latihan (senam) harus dimulai dengan pemanasan untuk mempersiapkan sendi dan otot. Pemanasan mencakup beberapa gerakan dan peregangan.

5)    Mulailah melakukan gerakan dari yang paling mudah ke yang paling sukar.

6)    Sebelum melakukan latihan cek dahulu frekuensi jantung dan denyut nadi dan evaluasi selama melakukan latihan dan pastikan frekuensi dalam keadaan aman.

7)    Nasehat sangat penting dalam melakukan latihan untuk mewaspadai terjadinya kehilangan kekuatan sendi.

8)    Langkah terakhir dalam aktivitas latihan yaitu melakukan pendinginan, dimana otot-otot direlaksasikan kembali.

9)    Sebelum melakukan senam, minum terlebih dahulu untuk menggantikan keringat yang hilang. Bila memungkinkan, minumlah air sebelum, selama, dan sesudah senam.

10)Senam dilakukan minimal dua jam setelah makan agar tidak menggangu pencernaan. Kalau senam dilakukan pagi hari tidak perlu makan sebelumnya.

11)Senam harus diawasi oleh pelatih/instruktur agar tidak terjadi cedera

12)Pakaian yang digunakan terbuat dari bahan yang ringan dan tipis serta jangan memakai pakaian tebal dan sangat menutup badan

13)Waktu latihan sebaiknya pagi dan sore hari, bukan pada siang hari bila senam dilakukan di luar ruangan

I.       Partisipasi Pada Senam Lansia

 

Partisipasi adalah suatu bentuk keterlibatan atau keikutsertaan lansia dalam pemanfaatan program kesehatan lansia. Selanjutnya menurut Talizidhuhu (2017) menyatakan bahwa masyarakat tergerak untuk berpartisipasi jika:

1)    Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat yang bersangkutan

2)    Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan.

3)    Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan masyarakat itu sendiri.

4)    Terjamin adanya kontrol yang diinginkan masyarakat.

5)    Lansia yang sudah ikutserta dalam kelompok senam lansia Diharapkan dengan semakin banyaknya kesadaran khususnya lansia di Posyandu lansia, menjadi penting nya kesadaran untuk berpartisipasi lansia di dalam senam lansia.Banyaknya partisipasi lansia dapat membantu kader- kader Posyandu lansia maupun Pemerintah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Partisipasi lanjut usia sangat penting untuk meningkatkan

 

 

 

 

 


 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

 

Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis dan lansia membutuhkan senam lansia krena pada usia 40 tahun keatas senam sangat baik untuk mengatasi proses-proses degenerasi tubuh. Setelah umur 40 tahun ternyata olahraga yang bersifat endurance sangat baik untuk mengatasi proses degenerasi tubuh, sehingga orang akan kelihatan lebih muda. Kekurangan gerak juga menyebabkan otot dan tulang tidak tumbuh dengan baik, otot yang lemah akan menyebabkan kelainan posisi badan yang nantinya akan menjadi kelainan tulang.

B.     Saran

Diharapkan makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca lain dan tentu nya bermanfaat bagi kelompok kami dan juga pada lansia tentunya, dan supaya dapat menjadi acuan belajar yang lebih baik kedepannya, supaya juga lansia mampu memahami penting nya tetang senam lansia pada usia yang tidak muda lagi dan rentang terjadinya sakit

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

1.      Ratnawati.2019. Kebugaran Jasmani untuk Lanjut Usia. Yogyakarta: UPN

"Veteran".

 

2.      Kemenkes RI.2018. Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia)

Di Rektorat Unibraw Malang. Malang: Universitas Brawijaya.

 

3.      Sanjeeve.2020. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

 

4.      Depkes RI.2017. Pengaruh Senam Lansia terhadap

Penurunan Tingkat Depresi pada Orang Lanjut Usia. Surakarta: Prodi

Psikologi, FK UNS.

 

5.      Nugroho.2017. Pelayanan Keperawatan Secara Terpadu. Yogyakarta. Graha Ilmu.

 

6.      Surini.2019. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

 

7.      Widianti.2017. Hubungan antara Kekuatan Otot dan Daya Tahan Otot Anggota Gerak Bawah dengan Kemampuan Fungsional Lanjut Usia. Tesis.

 

8.      World Health Organization. 2016. WHO Global Report on Falls Prevention in

Older Age. Perancis: WHO.

 

9.      Wawan.2017. Prevalensi Penyakit Kronis dan Kualitas Hidup pada

 

10.  Dewi.2017.Lanjut Usia Di Jakarta Selatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran,

Universitas Trisakti.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

DOKUMENTASI SENAM LANSIA KELOMPOK 2 DI DESA BAK BULOH KECAMATAN KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2022

 

 

 

CEK KESEHATAN SETELAH SENAM LANSIA DAN ISTIRAHAT

 

 

 

No comments:

Post a Comment