KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR
ISI.....................................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................................
B. Tujuan.........................................................................................................................
C. Rumusan
Masalah.......................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Senam Lansia .........................................................................................
B. Apa Tujuan Senam Lansia ..........................................................................................
C. Manfaat Senam Lansia…………….............................................................................
D. Fakto – faktor yang Mempengaruhi Senam Pada Lansia……....................................
E. Komponen Senam Lansia………….…………...........................................................
F. Waktu Pelaksanaan Senam Lansia…………………………………………………..
G. Prinsip Olah Raga Pada Lansia…………….…………………………………………
H. Pedoman program Latihan Fisik Senam Lansia……………………………..……….
I. Partisifasi Pada Senam Lansia………………………...………………………………
BAB
III
penutup
A.
Kesimpulan..................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Lansia merupakan tahap
lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang
ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. (Ratnawati,2019)
Lanjut usia (lansia) merupakan manusia dengan
kelompok umur yang telah memasuki fase kehidupan pada tahapan akhir. Menurut
World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki
usia 60 tahun ke atas. Sama halnya dalam Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Kemenkes RI, 2018).
Lansia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Jadi, dapat
disimpulkan lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun dan
mengalami suatu proses menurunnya atau bahkan menghilangnya daya tahan dan
kemunduran struktur dan fungsi organ tubuh secara berangsur- angsur dalam
mengahadapi ransangan dari dalam dan luar tubuh yang dapat berhubungan dengan
kemandirian dan kesehatan lansia (Sanjeeve, 2020).
Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik
di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan
angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka
harapan hidup (life expectancy), yang mengubah struktur penduduk secara
keseluruhan. Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami
peningkatan. Menurut WHO, pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun
2013. (Kemenkes RI, 2018).
Indonesia termasuk ke dalam negara kelima dengan
lansia terbanyak di dunia. Berdasarkan data proyeksi penduduk, diprediksi
jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun
2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes RI, 2017). Hal ini
menunjukan bahwa baik secara global, Asia dan Indonesia dari tahun 2015 sudah
memasuki era penduduk menua (aging population) karena jumlah penduduknya yang
berusia 60 tahun keatas melebihi angka 7 persen. Seperti yang di katakan
Soeweno, “Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia
di atas 7% dari jumlah keseluruhan penduduk”( Kemenkes RI, 2018).
Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa
depan membawa dampak positif maupun negatif. Berdampak positif apabila penduduk
lansia berada dalam keadaan sehat, aktif dan produktif. Disisi lain, besarnya
jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki masalah penurunan
kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan
pendapatan/ penghasilan, peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan sosial
dan lingkungan yang tidak ramah terhadap penduduk lansia. Seseorang dapat
memiliki satu atau lebih jenis kesulitan dengan derajat kesulitan ringan atau
parah. (Kemenkes RI,2017).
Angka rasio ketergantungan penduduk tua telah
meningkat dari 10 persen tahun 2015 menjadi 20 persen pada 2035 di Indonesia.
Itu berarti setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 10 lansia dan akan
terus bertambah hingga 20 lansia (Kemenkes 3 RI, 2018).
A.
Tujuan
1.
Tujuan umum
a.
Lansia
mampu memahami dan mengetahu tentang senam lansia
2.
Tujuan khusus
a.
Lansia
mampu melakukan senam secara mandiri
b.
Lansia
dapat mengetahui pentingnya senam lansia
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu definisi senam lansia ?
2.
Apa
tujuan senam lansia ?
3.
Bagaimana
manfaat senam lansia ?
4.
Apa
saja factor yang mempengaruhi senam lansia ?
5.
Apa
saja komponen senam lansia ?
6.
Kapan
waktu pelaksanaan senam lansia ?
7.
Bagaimana
prinsip olah raga pada lansia ?
8.
Bagaimana
pedoman Latihan fisik senam lansia ?
9.
Bagaimana
pastisipasi pada senam lansia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Senam Lansia
Senam
Lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap
tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar.Senam
atau latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi
aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam
merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan
pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang
telah menderita (Depkes RI,2017).
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan
terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok
dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan
tersebut (Santosa, 2018).
Lansia adalah seseorang individu laki-laki maupun
perempuan yang berumur antara 60-69 tahun (Nugroho 2017).
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang
teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang
dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai
tujuan tersebut. Senam lansia merupakan bagian dari latihan fisik. Latihan
fisik adalah segala upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani dan kondisi fisik lansia (Surini, 2019).
B.
Tujuan
Senam Lansia
Untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan
kesehatan serta kebugaran kesegaran jasmani dan rokhani. Tujuan lain adalah (Widianti, et al, (2017):
a.
Memperbaiki pasokan
oksigen dan proses metabolisme.
b.
Membangun kekuatan
dan daya tahan.
c.
Menurunkan lemak.
d.
Meningkatkan kondisi
otot dan sendi.
C.
Manfaat
Senam Lansia
a. Sebagai Pencegahan
Pada usia 40 tahun keatas senam sangat baik untuk mengatasi
proses-proses degenerasi tubuh. Setelah umur 40 tahun ternyata olahraga yang bersifat endurance sangat
baik untuk mengatasi proses degenerasi tubuh, sehingga orang akan kelihatan
lebih muda. Kekurangan gerak juga menyebabkan otot dan
tulang tidak tumbuh dengan baik, otot yang lemah akan menyebabkan kelainan
posisi badan yang nantinya
akan menjadi kelainan tulang.
b. Sebagai
Pengobatan (Kuratif)
Penyakit yang dapat disembuhkan dan dikurangi dengan
senam lansia adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah, DM, kelainan infark
jantung, kelainan insufisiensi koroner, kelainan pembuluh darah tepi,
thromboplebitis dan osteoporosis.
c. Sebagai
Rehabilisasi
Dengan senam yang baik akan mempengaruhi hal-hal
sebagai berikut:
1) Memperkuat
degenerasi karena telah mengalami perubahan usia.
2) Mempermudah
untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan.
3) Fungsi
melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam bertambahnya tuntutan
(sakit).
D.
Faktor
– Faktor Yang Mempengaruhi Senam Lansia
1. Faktor Pemudah (Predisposing Factors)
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup
dalam domain kognitif
mempunyai 5 tingkatan yaitu (Wawan & Dewi, 2017):
1)
Pengetahuan /Mengingat (Knowledge)
Pengetahuan/mengingat diartikan sebagai mengetahui
terminologi secara umum, mengetahui
fakta yang spesifik, mengetahui konsep dasar dan konsep prinsip.
2) Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman diartikan sebagai
memahami fakta dengan
menginterpretasikan diagram dan grafik, menjustifikasikan prosedur dan metode serta mengestimasikan kebutuhan.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai mengaplikasikan konsep
dan prinsip ke dalam situasi
baru seperti memecahkan problem matematika, menyusun
grafik dan chart, mendemonstrasikan penggunaan metode
dan prosedur.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah mengenal dan menggunakan logika
berfikir untuk menyampaikan suatu alasan, mengevaluasi relevansi data.
5) Evaluasi (Evaluation)
Menjustifikasikan nilai suatu pekerjaan seperti
dapat merancang kembali
suatu rangkaian dengan
lebih efesien.
E.
Komponen
Senam Lansia
Beberapa
komponen aktivitas dan kebugaran menurut Darmojo (2017) terdiri dari:
a.
Self
Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah suatu istilah untuk menggambarkan
rasa percaya atas keamanan dalam melakukan aktivitas. Dengan keberdayagunaan
mandiri ini seorang usia lanjut mempunyai keberanian dalam melakukan aktivitas.
b.
Keuntungan
fungsional atas latihan bertahanan (resistence training) berhubungan dengan
hasil yang di dapat atas jenis latihan yang bertahan, antara lain mengenai
kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis
kekuatan yang dihasilkannya.
c.
Daya
Tahan (endurance) dan keuntungannya. Daya tahan (endurance) atau kebugaran yang
ditunjukkan dengan volume oksigen (VO2) maksimal akan menurun dengan lanjutnya
usia, dimana penurunan akan 2x lebih cepat pada orang inatlit dibanding atlit.
Kebugaran ini menurun
d.
sebagian
karena penurunan massa otot skeletal, sebagian akibat hilangnya otot skeletal
dan sebagian lagi akibat penurunan laju jantung maksimal, penurunan isi jantung
sekuncup maksimal dan penurunan oksigen yang dapat di ekstraksi oleh otot-otot
yang terlatih. Latihan kebugaran dapat memperbaiki semua faktor tersebut
kecuali laju jantung maksimal
e.
Kelenturan
(flexibility). Latihan kelenturan sendi merupakan komponen penting dari latihan
atau olah raga bagi lanjut usia untuk mencegah kekakuan otot.
f.
Keseimbangan.
Latihan keseimbangan yang meliputi motorik, sensorik, dan kekuatan otot akan
menurunkan insiden jatuh pada lansia sebanyak 17%. Latihan yang dilaksanakan
berupa gerakan menyandar (leaning), berbalik (turning) dan mengangkat
(lifting). Latihan keseimbangan tersebut harus diupayakan berkesinambungan
dengan latihan jenis lain seperti yang telah disebutkan di atas, untuk juga
dapat memberikan manfaat bagi penguatan otot penyangga keseimbangan tubuh.
F.
Waktu
Pelaksanaan Senam Lansia
Senam lansia dapat dilaksanakan di
Posbindu, dimana pelaksanaan posbindu dilakukan sebulan sekali, namun bagi
lansia yang melakukan senam lansia di rumah atau secara mandiri dapat melakukan
senam lansia minimal 1 kali dalam seminggu, dilakukan dengan rutin dan sesuai
prinsip senam lansia. Lama pelaksanaan minimum 15 -45 menit kontinyu (Depkes
RI. 2017).
a.
Lamanya
senam Senam akanbermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika
dilaksanakan dalam zona latihan paling sedikit 15 menit. Ataupun latihan fisik
(senam) lansia sebaiknya dilakukan dalam periode waktu 20-30 menit
b.
Frekuensi
senam Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran jasmani, maka senam lansia
harus dilakukan minimal satu bulan sekali, dapat dilakukan dua kali dalam
seminggu. Waktu yang tepat untuk melakukan senam lansia sebaiknya pada pagi
hari, yaitu saat menjelang matahari terbit karena udara masih bersih dan segar.
Senam pada waktu sore hari juga diperbolehkan asalkan di tempat/lapangan yang
nyaman
G.
Prinsip
– prinsip Olah Raga Pada Lansia
a.
Komponen
kesegaran jasmani yang esensial dilatih adalah :
1)
Ketahanan
kardio-pulmonal.
2)
Kelenturan
(fleksibilitas).
3)
Kekuatan
otot
4)
Komposisi
tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan).
b.
Selalu
memperhatikan keselamatan.
c. Latihan teratur dan tidak terlalu berat.
d. Permainan dalam bentuk ringan sangat
dianjurkan.
e. Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang
f. Hindari kompetisi-kompetisi.
g. Perhatikan kontra indikasi latihan:
1)
Adanya
penyakit infeksi.
2)
Hypertensi
sistolik lebih dari 180 mmhg dan 120 mmhg diastolic.
3)
Berpenyakit
berat dan dilarang dokter.
Latihan fisik
untuk usia lanjut diarahkan pada beberapa tujuan yaitu :
1)
Membantu
tubuh agar tetap dapat bergerak.
2)
Secara
lambat laun menaikkan kemampuan fisik.
3)
Memberi
kontak psikologis lebih luas agar tidak terisolir dari rangsang.
4)
Mencegah
cedera.
Oleh karena itu sesuai perubahan-perubahan fisik yang
ada lebih diarahkan pada:
1)
Perbaikan
kekuatan otot.
2)
Perbaikan
stamina (aerobic capacity).
3)
Perbaikan
fleksibilitas.
4)
Perbaikan
komposisi tubuh yang rasional ditambah dengan mempertahankan postur yang baik
H.
Pedoman
Program Latihan Fisik Senam Bagi Lansia
1)
Pedoman
senam bagi lansia sebagai berikut (Maryam, R. S, Et.al., 2013).
Pemeriksaan
fisik harus dapat dipertanggung jawabkan untuk mengkaji kondisi kesehatan
sebelum memulai program latihan fisik (senam)
2)
Memulai
suatu latihan (senam) harus disesuaikan dengan kebutuhan dasar setiap individu
mengenai penilaian kekuatan, kelemahan, dan minat.
3)
Kesesuaian
program latihan menggunakan senam aerobik akan memenuhi kebutuhan setiap individu.
4)
Aktivitas
latihan (senam) harus dimulai dengan pemanasan untuk mempersiapkan sendi dan
otot. Pemanasan mencakup beberapa gerakan dan peregangan.
5)
Mulailah
melakukan gerakan dari yang paling mudah ke yang paling sukar.
6)
Sebelum
melakukan latihan cek dahulu frekuensi jantung dan denyut nadi dan evaluasi
selama melakukan latihan dan pastikan frekuensi dalam keadaan aman.
7)
Nasehat
sangat penting dalam melakukan latihan untuk mewaspadai terjadinya kehilangan
kekuatan sendi.
8)
Langkah
terakhir dalam aktivitas latihan yaitu melakukan pendinginan, dimana otot-otot
direlaksasikan kembali.
9)
Sebelum
melakukan senam, minum terlebih dahulu untuk menggantikan keringat yang hilang.
Bila memungkinkan, minumlah air sebelum, selama, dan sesudah senam.
10)Senam dilakukan minimal dua jam setelah makan agar
tidak menggangu pencernaan. Kalau senam dilakukan pagi hari tidak perlu makan
sebelumnya.
11)Senam harus diawasi oleh pelatih/instruktur agar tidak
terjadi cedera
12)Pakaian yang digunakan terbuat dari bahan yang ringan
dan tipis serta jangan memakai pakaian tebal dan sangat menutup badan
13)Waktu latihan sebaiknya pagi dan sore hari, bukan pada
siang hari bila senam dilakukan di luar ruangan
I.
Partisipasi Pada Senam Lansia
Partisipasi adalah suatu bentuk keterlibatan atau keikutsertaan lansia dalam pemanfaatan program kesehatan lansia.
Selanjutnya menurut Talizidhuhu (2017) menyatakan bahwa masyarakat tergerak
untuk berpartisipasi jika:
1) Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal
atau yang sudah ada
di tengah-tengah masyarakat yang bersangkutan
2) Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada
masyarakat yang bersangkutan.
3) Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi
kepentingan masyarakat itu sendiri.
4) Terjamin adanya kontrol
yang diinginkan masyarakat.
5) Lansia yang sudah ikutserta
dalam kelompok senam lansia Diharapkan dengan semakin banyaknya
kesadaran khususnya lansia di Posyandu lansia,
menjadi penting nya kesadaran untuk berpartisipasi lansia
di dalam senam lansia.Banyaknya partisipasi lansia dapat membantu
kader- kader Posyandu lansia
maupun Pemerintah untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai. Partisipasi lanjut usia sangat penting untuk meningkatkan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan.
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis dan lansia
membutuhkan senam lansia krena pada usia 40 tahun
keatas senam sangat baik untuk mengatasi proses-proses degenerasi tubuh. Setelah
umur 40 tahun ternyata olahraga yang bersifat endurance sangat
baik untuk mengatasi proses degenerasi tubuh, sehingga orang akan kelihatan
lebih muda. Kekurangan gerak juga menyebabkan otot dan
tulang tidak tumbuh dengan baik, otot yang lemah akan menyebabkan kelainan
posisi badan yang nantinya
akan menjadi kelainan tulang.
B.
Saran
Diharapkan makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca lain dan
tentu nya bermanfaat bagi kelompok kami dan juga pada lansia tentunya, dan
supaya dapat menjadi acuan belajar yang lebih baik kedepannya, supaya juga
lansia mampu memahami penting nya tetang senam lansia pada usia yang tidak muda
lagi dan rentang terjadinya sakit
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ratnawati.2019.
Kebugaran Jasmani untuk Lanjut Usia. Yogyakarta: UPN
"Veteran".
2.
Kemenkes
RI.2018. Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia)
Di Rektorat Unibraw Malang. Malang: Universitas
Brawijaya.
3.
Sanjeeve.2020.
Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
4.
Depkes
RI.2017. Pengaruh Senam Lansia terhadap
Penurunan Tingkat Depresi pada Orang Lanjut Usia.
Surakarta: Prodi
Psikologi, FK UNS.
5.
Nugroho.2017.
Pelayanan Keperawatan Secara Terpadu. Yogyakarta. Graha Ilmu.
6.
Surini.2019.
Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
7.
Widianti.2017.
Hubungan antara Kekuatan Otot dan Daya Tahan Otot Anggota Gerak Bawah dengan
Kemampuan Fungsional Lanjut Usia. Tesis.
8.
World
Health Organization. 2016. WHO Global Report on Falls Prevention in
Older Age. Perancis: WHO.
9.
Wawan.2017.
Prevalensi Penyakit Kronis dan Kualitas Hidup pada
10.
Dewi.2017.Lanjut
Usia Di Jakarta Selatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran,
Universitas Trisakti.
DOKUMENTASI SENAM LANSIA KELOMPOK 2 DI DESA BAK BULOH
KECAMATAN KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2022
CEK KESEHATAN SETELAH SENAM LANSIA DAN ISTIRAHAT
No comments:
Post a Comment