Thursday, 21 October 2021

TEKS ULASAN NOVEL “NEGERI 5 MENARA”

 

1.      Keterangan Buku / Novel

Judul Resensi  : Keberhasilan bagi yang Bersungguh-sungguh

Judul Buku      : Negeri 5 Menara

Pengarang       : A. Fuadi

Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama

Kota Terbit      : Jakarta

Tahun Terbit    : 2009

Tebal Buku      : Xii + 423 halaman

Harga Buku     : Rp 50.000,00,

Cover              : Warna

 

2.      Orientasi Novel Negeri 5 Menara

Novel negeri 5 menara adalah novel karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh gramedia tahun 2010. Novel ini termasuk dalam kategori novel religius yang bertemakan pendidikan. Novel ini menyajikan tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan segala kehidupan santrinya.Secara umum, sang penulis mengisahkan pengalaman hidup enam orang pemuda yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren terkenal bernama Pesantren Madani. Keenam tokoh tersebut adalah Alif Fikri yang berasal dari Padang, Atang yang berasal dari Bandung, Raja dari Medan, Dulmajid yang datang dari daerah Sumenep, Said dari kota Mojokerto, dan terkahir Baso yang berasal dari sebuah daerah di Sulawesi Selatan bernama Gowa. Keenam sahabat itu bersama-sama mengarungi kehidupan pendidikan di Pesantren Madani.

 

3.      Sinopsis Singkat Novel Negeri 5 Menara

Dikisahkan sebuah cerita dari tanah Minangkabau, yaitu Alif. Sejak kecil Alif memiliki cita-cita untuk menjadi seseorang seperti B.J. Habibie, tetapi ibunya menginginkan Alif menjadi seseorang seperti Buya Hamka. Hal itulah yang menjadi penghalang bagi tercapainya cita-cita Alif. Ssat itu Alif diberikan dua pilihan untuk melanjutkan sekolahnya, yaitu sekolah di bidang keagamaan atau mondok di pesantren. Pilihan itu membuat Alif sangat marah, karena dia tidak bisa menggapai cita-citanya. Akhirnya, Alif memilih untuk mondok di sebuah pesantren di Jawa Timur, yaitu pondok Madani. Mendengar keputusan Alif, ibunya merasa berat hati karena Alif tidak memilih sekolah ataupun pondok yang berada di Minang. Kekhawatiran ibunya disebabkan oleh Alif yang tidak pernah keluar dari tanah Minang.

Di pondok Madani, Alif merasa berat hati,karena dalam hati kecilnya dia ingin melanjutkan kuliah di ITB. Namun, ada satu hal yang membuat Alif berubah pandangan, bahwa mondok dipesantren sama halnya dengan sekilah umum, sebuah kalimat yang diucapkan oleh pimpinan pondok, yakni Kiai Rais yang mengucapkan “Man Jadda Wa Jadda” barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Hal yang paling berat ketika di Pondok Madani adalah Alif dan kelima temannya harus belajar selama 24 jam dan hanya tidur beberapa menit saja, hal itu dilakukan untuk mempersiapkan mental mereka menghadapi ujian lisan dan tertulis. Disela sibuknya belajar Alif dan kelima temannya menyempatkan diri berkumpul di bawah menara masjid untuk membicarakan seputar cita-cita mereka sambil melihat awan untuk berimajinasi. Tahun berikutnya, Alif dan kelima temannya sudah mulai terbiasa dengan kondisi pondok dan bisa menyesuaikan diri. Namun, teman Alif yang paling cerdas dan rajin yang bernama Baso memutuskan untuk keluar dari pondok Madani dengan alasan ekonomi dan permasalahan keluarga. Alif dan teman-temannya merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan Baso. Hal itu membuat Alif, Dulmajid, Atang, Raja, dan Said lebih bersemangat untuk segera lulus dari pendidikannya dan kelak bisa menjadi orang yang sukses serta mampu mewujudkan cita-citanya menjelajah bebua Eropa dan benua Amerika. Atas usaha dan perjuangan mereka, kini cita-cita yang sebelumnya hanyalah sebuah mimpi  menjadi kenyataan. Alif berada di Amerika, Baso di Asia, Atang di Afrika, Raja di Eropa, Said dan Dulmajid berada di Indonesia. Alif dan kelima temannya berada di bawah menara yang berbeda.

 

 

 

4.      Tokoh-tokoh Utama Novel Negeri 5 Menara

1)             Alif Fikri Chaniago dari Maninjau

2)             Raja Lubis dari Medan

3)             Said Jufri dari Surabaya

4)             Dulmajid dari Sumenep

5)             Atang dari Bandung

6)             Baso Salahuddin dari Gowa

 

5.      Tokoh-tokoh lain dalam  Novel Negeri 5 Menara

1)             Amak

2)             Ayah/Fikri Syafnir/Katik Parpatiah Nan Mudo

3)             Pak Sikumbang

4)             Pak Etek Muncak

5)             Pak Etek Gindo Marajo

6)             Pak Sutan

7)             Ismail Hamzah

8)             Burhan

9)             Ustadz Salman

10)         Kiai Amin Rais

11)         Kak Iskandar Matrufi

12)         Rajab Sujai/Tyson

13)         Ustadz Torik

14)         Raymond Jeffry/Randai

15)         Ustadz Surur

16)         Ustadz Faris

17)         Ustadz Jamil

18)         Ustadz Badil

19)         Ustadz Karim

20)         Kak Jalal

21)         Amir Tsani

22)         Pak Yunus

23)         Kurdi

24)         Ustadz Khalid

25)         Shaliha

26)         Sarah

27)         Mbok Warsi

28)         Zamzam

 

6.      Tafsiran dari Novel Negeri 5 Menara

Pada bab pertama buku ini, menceritakan tentang Alif Fikri sebagai tokoh utama yang telah berhasil menjadi wartawan di Washington DC. Cerita berawal ketika ia mendapatkan pesan dari teman lamanya yang bernama Atang yang telah menjadi orang sukses di Kairo. Ketika mendapatkan pesan tersebut, Alif teringat akan masa lalunya di Maninjau dan Pesantren Madani bersama teman temannya. Bab selanjutnya buku ini, sang penulis menceritakan masa lalu Alif di Maninjau. Alif baru tamat madrasah negeri,sekolah sederajat SMP yang bernuansa islam. Alif lulus dengan nilai tertinggi di Kabupaten Agam. Alif berencana akan melanjutkan pendidikannya ke SMA di Bukit Tinggi, tetapi hal itu ditentang keras oleh amak (ibu) Alif karena amak menyuruh alif melanjutkan pendidikannya ke madrasah aliyah. Amak beraggapan jika Alif menuntut ilmu dalam bidang agama, maka Alif bisa menggapai dunia maupun akhirat. Alif sangat kecewa ketika amak melarangnya untuk melanjutkan ke SMA , Alif mengurung dirinya di kamar selama tiga hari.

Pada suatu hari, alif mendapatkan surat dari Pak Etek (paman) yang sedang belajar di Mesir, nama Pak Etek nya Gindo. Dalam surat itu, pamannya menyarankan Alif untuk melanjutkan pendidikannya di Pesantren Madani, Jawa Timur. Setelah membaca surat dari pamannya, Alif langsung membulatkan tekadnya untuk bersekolah di Pondok Pesantren Madani.Akhirnya, Alif berangkat ke Jawa Timur ditemani oleh Ayah dan pamannya yang bernama Muncak menggunakan bus. Setelah menempuh tiga hari perjalanan, akhirnya Alif sampai di Pondok Pesantren Madani. “Man Jadda Wa Jadda” begitulah si penulis membuat judul bab selanjutnya yang menceritakan tahap awal Alif dan teman-temannya bertemu. Keenam sahabat ini memiliki sifat dan karakter yang berbeda .Bab selanjutnya menceritakan tentang kisah menarik enam sahabat ini. Mereka menamai persahabatan mereka dengan sahibul menara, dikarenakan tempat berkumpul favorit mereka adalah menara.

Setelah empat tahun di Pondok Madani, ada satu hal yang membuat Alif kecewa dan sedih ketika dia mendapat surat dari teman lamanya Randai yang mengabarinya bahwa dia telah diterima di ITB. Diterima di ITB adalah harapan besar Alif dan Randai. Pada saat itu pikirannya guyah dan berencana untuk berhenti sekolah di Pondok Madani. Setelah empat tahun berlalu, Alif diterima disalah satu universitas di Bandung yaitu Universitas Padjajaran. Alif mengambil jurusan hubungan internasional dan berhasil menjadi wartawan Tempo. Kemudian, dia mendapat beasiswa ke Washington DC.

 

7.      Evaluasi dari Novel Negeri 5 Menara

Kekurangan novel ini adalah terlalu menggunakan bahasa daerah, sehingga membuat pembaca yang bukan berasal dari Minangkabau kesulitan untuk mengerti arti kosakatanya. Oleh karena itu, disetiap kosakata suit, dibawahnya dituliskan arti kosakata tersebut. Kekurangan dalam novel ini ditutupi oleh kelebihannya. Kelebihan novel ini dapat menyihir pembaca untuk merasakan suasana pesantren dan apa yang dilakukan oleh Alif dan kelima sahabatnya. Setelah membaca novel ini, kita akan menyadari bahwa pondok pesantren tidak hanya memberikan ilmu agama, tetapi juga ilmu umum. Selain itu, kita akan menghapus anggapan bahwa anak lulusan pondok palingan hanya akan menjadi pemuka agama.

 

8.      Kelebihan dari Novel Negeri 5 Menara

novel ini memberikan  otivasi, khususnya kaum muda untuk selalu semangat, berusaha, optimis, dan yakin dengan apa yang mereka cita-citakan, karena setiap manusia tentu memiliki cita-cita yang mulia dan perlu untuk diperjuangkan hingga apa yang menjadi mimpi akan berubah menjadi kenyataan yang membanggakan.

 

9.      Kekurangan dari Novel Negeri 5 Menara

kekurangan pada novel ini adalah penggunaan alurnya yang campuran, sehingga ceritanya sedikit rumit untuk dipahami, harga bukunya cukup mahal bagi kalangan pelajar maupun mahasiswa.

 

10.  Rangkuman dari Novel Negeri 5 Menara

Dengan mengesampingkan kekurangan novel tersebut, novel ini dapat menginspirasi mengenai persahabatan, keikhlasan, kesungguhan atau kerja keras. Apalagi di Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah dan suku yang berbeda sangat cocok sekali untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan perbedaan. Selain itu, semangat yang dilandasi oleh keikhlasan, dan kerja keras dalam novel ini dapat memotivasi generasi muda untuk lebih baik menentukan masa depan yang baik dengan pendidikannya.

No comments:

Post a Comment