DAFTAR ISI
A. Pengertian dari Sistem Imum
B. Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh
C. Penggolongan Sistem Kekebalan Tubuh
D. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh
E. Cara mempertahankan sistem kekebalan tubuh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem
kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus
disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari
masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh.
Pola
hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan. Hal ini
berdampak juga pada pola makan misalnya sarapan didalam kendaraan, makan siang
serba tergesah-gesah, dan malam karena kelelahan jadi tidak ada nafsu makan.
Belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga
dan stres. Apabila terus berlanjut maka daya tahan tubuh akan terus menurun,
lesu, cepat lelah dan mudah terserang penyakit. Sehingga saat ini banyak orang
yang masih muda banyak yang mengidap penyakit degeneratif. Kondisi stres dan
pola hidup modern serta polusi, diet tidak seimbang dan kelelahan menurunkan daya
tahan tubuh sehingga menurunkan kecukupan antibodi. Gejala menurunnya daya
tahan tubuh seringkali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi,
penuaan dini pada usia dini.
B. Rumusan Masalah
- Apa
pengertian sistem imun
- Apa
fungsi sistem imun
- Apa
yang dimaksud antigen dan antibody
- Apa
yang dimaksud sistem komplemen
- Macam-macam
imunitas
- Apa
yang dimaksud reaksi hipersensitivitas
C. Tujuan
- Untuk
mengetahui pengertian sistem imun
- Untuk
mengetahui fungsi sistem imun
- Untuk
mengetahui apa yang dimaksud antigen dan antibodi
- Untuk
mengetahui apa yang dimaksud sistem komplemen
- Untuk
mengetahui apa saja macam-macam imunitas
- Untuk
mengetahui apa yang dimaksud reaksi hipersensitivitas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Sistem Imum
Sistem
Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia sebagai
perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme,
termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan
dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi
pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
(Wikipedia.com)
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah
sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ
khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem
ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistemkekebalan
melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam
tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.
Sistem
imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda
asing yang masuk ke tubuh. Adapun fungsi sistem imun adalah sebgai berikut:
1.
Pembentuk
kekebalan tubuh.
2.
Penolak
dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
3.
Pendeteksi
adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
4.
Penjaga
keseimbangan komponen dan fungsi tubuh. Sistem imun membentuk beberapa lapisan
pertahanan tubuh.
Sistem kekebalan tubuh atau sistem
imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh
sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena
penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi
tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan
zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka
kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor.
Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan
resiko terkena beberapa jenis kanker.
B. Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh
1.
Melindungi tubuh dari
serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
2.
Menghilangkan jaringan
sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan jaringan.
3.
Mengenali dan
menghilangkan sel yang abnormal.
4.
Menjaga keseimbangan
homeostatis dalam tubuh.
C. Penggolongan Sistem Kekebalan Tubuh
1.
Berdasarkan
Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit
a.
Sistem Pertahanan Tubuh
Non Spesifik
Sistem
Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan
mikrobia patogen satu dengan yang lainnya. Ciri-cirinya :
1)
Tidak selektif
2)
Tidak mampu mengingat
infeksi yang terjadi sebelumnya
3)
Eksposur menyebabkan
respon maksimal segera
4)
Memiliki komponen yang
mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam tubuh
Sistem
pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :
1. Pertahanan
yang Terdapat di Permukaan Tubuh
a.
Pertahanan Fisik
Pertahanan
secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh, yaitu kulit dan membran
mukosa, yang berfungsi menghalangi jalan masuknya patogen ke dalam tubuh.
Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun rapat sehingga
sulit ditembus oleh patogen. Lapisan terluar kulit mengandung keratin dan
sedikit air sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Sedangkan membran
mukosa yang terdapat pada saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran
kelamin berfungsi menghalangi masuknya patogen ke dalam tubuh.
b. Pertahanan
Mekanis
Pertahanan
secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia pada trakea. Rambut
hidung berfungsi menyaring udara yang dihirup dari berbagai partikel berbahaya
dan mikrobia. Sedangkan silia berfungsi menyapu partikel berbahaya yang
terperangkap dalam lendir untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
c. Pertahanan
Kimiawi
Pertahanan
secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan oleh kulit dan membran
mukosa. Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret tersebut adalah minyak dan keringat.
Minyak dan keringat memberikan suasana asam (pH 3-5) sehingga dapat mencegah
pertumbuhan mikroorganisme di kulit. Sedangkan air liur (saliva), air mata, dan
sekresi mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri
dengan cara menghidrolisis dinding sel bakteri hingga pecah sehingga bakteri
mati.
d. Pertahanan
Biologis
Pertahanan
secara biologi dilakukan oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di
kulit dan membran mukosa. Bakteri tersebut melindungi tubuh dengan cara
berkompetisi dengan bakteri patogen dalam memperoleh nutrisi.
2. Respons
Peradangan (Inflamasi)
Inflamasi
merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat tergores
atau benturan keras. Proses inflamasi merupakan kumpulan dari empat gejala
sekaligus, yakni dolor (nyeri), rubor (kemerahan), calor (panas), dan tumor (bengkak).
Inflamasi berfungsi mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat penyembuhan
luka. Reaksi inflamasi juga berfungsi sebagai sinyal bahaya dan sebagai
perintah agar sel darah putih (neutrofil dan monosit) melakukan fagositosis
terhadap mikrobia yang menginfeksi tubuh. Mekanisme inflamasi dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a.
Adanya kerusakan
jaringan sebagai akibat dari luka, sehingga mengakibatkan patogen mampu
melewati pertahanan tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh.
b.
Jaringan yang
terinfeksi akan merangsang mastosit untuk mengekskresikan histamin dan
prostaglandin.
c.
Terjadi pelebaran
pembuluh darah yang meningkatkan kecepatan aliran darah sehingga permeabilitas
pembuluh darah meningkat.
d.
Terjadi perpindahan
sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang terinfeksi.
e.
Sel-sel fagosit memakan
patogen.
3.
Fagositosis
Fagositosis
adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan cara
mencerna mikrobia/partikel asing. Sel fagosit terdiri dari dua jenis, yaitu
fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear. Contoh fagosit mononuklear
adalah monosit (di dalam darah) dan jika bermigrasi ke jaringan akan berperan
sebagai makrofag. Contoh fagosit polimorfonuklear adalah granulosit, yaitu
neutrofil, eosinofil, basofil, dan cell
mast (mastosit). Sel-sel fagosit akan bekerja sama setelah memperoleh
sinyal kimiawi dari jaringan yang terinfeksi patogen. Berikut ini adalah proses
fagositosis :
a.
Pengenalan (recognition), mikrobia atau partikel
asing terdeteksi oleh sel-sel fagosit.
b.
Pergerakan (chemotaxis), pergerakan sel fagosit
menuju patogen yang telah terdeteksi. Pergerakan sel fagosit dipacu oleh zat
yang dihasilkan oleh patogen.
c.
Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan
reseptor pada membran sel fagosit.
d.
Penelanan (ingestion), membran sel fagosit
menyelubungi seluruh permukaan patogen dan menelannya ke dalam sitoplasma yang
terletak dalam fagosom.
e.
Pencernaan (digestion), lisosom yang berisi
enzim-enzim bergabung dengan fagosom membentuk fagolisosom dan mencerna seluruh
permukaan patogen hingga hancur. Setelah infeksi hilang, sel fagosit akan mati
bersama dengan sel tubuh dan patogen. Hal ini ditandai dengan terbentuknya
nanah.
f.
Pengeluaran (releasing), produk sisa patogen yang
tidak dicerna akan dikeluarkan oleh sel fagosit.
4. Protein
Antimikrobia
Protein
yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non spesifik adalah protein
komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh patogen dengan cara
membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut. Hal ini
menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara cairan dan garam-garam
dari luar bakteri akan masuk ke dalamnya dan menyebabkan hancurnya sel bakteri
tersebut.
Interferon
dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus. Interferon dihasilkan saat virus
memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Selanjutnya, interferon akan
berikatan dengan sel yang tidak terinfeksi. Sel yang berikatan ini kemudian
membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus dapat
dicegah.
b.
Sistem Pertahanan Tubuh
Spesifik
Sistem
Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu
yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil
melewati sistem pertahanan tubuh non spesifik. Ciri-cirinya :
1)
Bersifat selektif
2)
Tidak memiliki reaksi
yang sama terhadap semua jenis benda asing
3)
Mampu mengingat infeksi
yang terjadi sebelumnya
4)
Melibatkan pembentukan
sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi)
5)
Perlambatan waktu
antara eksposur dan respons maksimal
Sistem
pertahanan tubuh spesifik terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Limfosit
a)
Limfosit B (Sel B)
Proses
pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Sel B berperan dalam
pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan
menjadi :
1.
Sel B plasma, berfungsi
membentuk antibodi.
2.
Sel B pengingant, berfungsi
mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh serta menstimulasi
pembentukan sel B plasma jika terjadi infeksi kedua.
3.
Sel B pembelah,
berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.
b)
Limfosit T (Sel T)
Proses
pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan proses pematangannya
terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam pembentukan kekebalan seluler,
yaitu dengan cara menyerang sel penghasil antigen secara langsung. Sel T juga
membantu produksi antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat dibedakan menjadi :
1)
Sel T pembunuh,
berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh, sel tubuh yang terinfeksi,
dan sel kanker secara langsung.
2)
Sel T pembantu,
berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan sel T lainya serta
mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.
3)
Sel T supresor,
berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara menurunkan
produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan
bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.
2. Antibodi
(Immunoglobulin/Ig)
Antibodi akan dibentuk
saat ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antigen adalah senyawa protein yang
ada pada patogen sel asing atau sel kanker. Antibodi disebut juga
immunoglobulin atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi
tubuh melalui proses kekebalan (immune). Antibodi merupakan senyawa protein
yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, untuk selanjutnya
ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu antibodi bekerja secara spesifik
untuk antigen tertentu. Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit
bersifat spesifik, maka diperlukan antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang
berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai jenis antibodi untuk melindungi
tubuh dari berbagai kuman penyakit.
Antibodi tersusun dari
dua rantai polipeptida yang identik, yaitu dua rantai ringan dan dua rantai
berat. Keempat rantai tersebut dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida
dan bentuk molekulnya seperti huruf Y. Setiap lengan dari molekul tersebut
memiliki tempat pengikatan antigen. Beberapa cara kerja antibodi dalam
menginaktivasi antigen yaitu :
a.
Netralisasi
(menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri dan atau opsonisasi)
b.
Aglutinasi partikel
yang mengandung antigen, seperti mikrobia
c.
Presipitasi
(pengendapan) antigen yang dapat larut
d.
Fiksasi komplemen
(aktivasi komplemen)
e.
Antibodi dibedakan menjadi lima tipe seperti pada tabel di
bawah ini.
2. Berdasarkan
Mekanisme Kerja
1) Kekebalan
Humoral
Kekebalan
humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah
dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, sel B
pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B plasma. Sel B plasma akan
menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga makrofag akan mudah
menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B pengingat
akan tetap hidup dalam waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons
kekebalan primer.
Apabila
antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat akan mengenalinya
dan menstimulasi pembentukan sel B
plasma yang akan memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons
kekebalan sekunder.
Respons
kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang dihasilkan
lebih besar daripada respons kekebalan primer. Hal ini disebabkan adanya memori
imunologi, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen yang pernah
masuk ke dalam tubuh.
2) Kekebalan
Seluler
Kekebalan
seluler
melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau jaringan tubuh yang terifeksi
secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena antigen pada permukaan sel
asing, sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkan sel tersebut dengan cara
merusak membran sel asing. Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T supresor
akan mengehentikan respons kekebalan dengan cara menghambat aktivitas sel T
pembunuh dan membatasi produksi antibodi.
3. Berdasarkan
Cara Memperolehnya
1)
Kekebalan Aktif
Kekebalan
aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan
aktif dapat diperoleh secara alami maupun buatan.
a.
Kekebalan Aktif Alami
Kekebalan
aktif alami diperoleh seseorang setelah mengalami sakit akibat infeksi suatu
kuman penyakit. Setelah sembuh, orang tersebut akan menjadi kebal terhadap
penyakit itu. Misalnya, seseorang yang pernah sakit campak tidak akan terkena
penyakit tersebut untuk kedua kalinya.
b.
Kekebalan Aktif Buatan
Kekebalan
aktif buatan diperoleh melalui vaksinasi atau imunisasi. Vaksinasi adalah
proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin merupakan siapan antigen yang
dierikan secara oral (melalui mulut) atau melalui suntikan untuk merangsang
mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen. Vaksin dapat berupa suspensi
mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan. Vaksin juga dapat berupa
toksoid atau ekstrak antigen dari suatu patogen yang telah dilemahkan. Vaksin
yang dimasukkan ke dalam tubuh akan menstimulasi pembentukan antibodi untuk
melawan antigen sehingga tubuh menjadi kebal terhadap penyakit yang
menyerangnya.
Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu,
sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini
dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga
imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi
antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus,
polio, tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya
diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh
masyarakat.
D. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh
1.
Alergi
Alergi
atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan terhadap senyawa yang
masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen dapat berupa
debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan tertentu,
misalnya udang.
Proses
terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh yang kemudian
merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen yang pertama
kali masuk ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang
terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke
dalam tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah
berikatan dengan mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan
dalam proses inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala
alergi seperti bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan
kesulitan bernapas. Gejala alergi dapat dihentikan dengan pemberian
antihistamin.
2.
Autoimunitas
Autoimunitas
merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi yang diproduksi
justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh
sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses
pematangan sel T di kelenjar timus. Autoimunitas menyebabkan beberapa kelainan,
yaitu :
a.
Diabetes
mellitus
Diabetes
mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di pankreas yang
berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan
hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.
b.
Myasthenia
gravis
Myasthenia
gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik sehingga otot lurik
mengalami kerusakan.
c.
Addison’s
disease
Addison’s
disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar adrenal. Hal ini
mengakibatkan berat badan menurun, kadar gula darah menurun, mudah lelah, dan
pigmentasi kulit meningkat.
d.
Lupus
Lupus
disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada penderita lupus,
antibodi menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu:
1)
Antibodi menyerang
jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi yang menyerang sel darah
merah sehingga menyebabkan anemia.
2)
Antibodi bergabung
dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang dianamakan kompleks imun. Dalam
kondisi normal, sel asing yang antigennya telah diikat oleh antibodi
selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun, pada
penderita lupus, sel-sel asing ini tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel fagosit
dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan semakin bertambah sambil
mengeluarkan senyawa yang menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan
menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi dalam jangka panjang,
fungsi organ tubuh akan terganggu.
e.
Radang sendi (artritis reumatoid)
Radang
sendi merupakan penyakit autoimunitas yang menyebabkan peradangan dalam waktu
lama pada sendi. Penyakit ini biasanya mengenai banyak sendi dan ditandai
dengan radang pada membran sinovial dan struktur sendi, atrofi otot, serta
penipisan tulang.
3.
AIDS
AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
merupakan kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem
kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel T pembantu yang
berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan jenis sel T lainnya. Hal
ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh dalam melawan berbagai kuman
penyakit.
Gejala-gejala
penyakit AIDS yaitu :
a. Gangguan
pada sistem saraf
b. Penurunan
libido
c. Sakit
kepala
d. Demam
e. Berkeringat
pada malam hari selama berbulan-bulan
f. Diare
g. Terdapat
bintik-bintik berwarna hitam atau keunguan pada sekujur tubuh
h. Terdapat
banyak bekas luka yang belum sembuh total
i.
Terjadi penurunan berat
badan secara drastis
j.
Cara penularan virus HIV/AIDS :
k. Hubungan
seks dengan penderita HIV/AIDS
l.
Pemakaian jarum suntik
bersama-sama dengan penderita
m. Transfusi
darah yang terinfeksi HIV/AIDS
n. Bayi
yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari seorang ibu penderita
HIV/AIDS
o.
Cara mencegah penularan HIV/AIDS :
p. Menghindari
hubungan seks di luar nikah
q. Memakai
jarum suntik yang steril
r.
Menghindari kontak
langsung dengan penderita HIV/AIDS yang terluka
s. Menerima
transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS
E. Cara mempertahankan sistem kekebalan
tubuh
1.
Nutrisi yang sempurna
Setiap
makanan yang kita makan harus mencakup berbagai nutrisi untuk tubuh kita karena
nutrisi dan sistem imun saling berkaitan. Oleh karena itu, penting bagi kita
untuk memakan makanan yang mengandung :
a.
Protein
Protein
diperlukan untuk menghasilkan immunoglobulin dan berbagai antibodi. Protein
dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.
b.
Vitamin dan mineral
Vitamin
dan mineral dapat diperoleh dari berbagai jenis sayuran dan buah.
c.
Teh hijau
Teh
hijau mengandung antioksidan flavonoid yang dapat membantu meningkatkan sistem
imun. Para ahli sains menemukan bahwa kandungan theanine pada daun teh dapat
membantu sel imun badan dalam melawan bakteri dan virus.
d.
Aloevera
Aloevera
mengandung zat aktif seperti asam amino dan vitamin yang dapat membantu badan
dalam mengeluarkan toksin, memulihkan jaringan yang terluka, dan meningkatkan
sistem imun badan dengan cepat.
2.
Olahraga yang sesuai
Olahraga
minimal 15 menit setiap hari secara berkelanjutan dapat meningkatkan ketahanan
tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang, berjalan, dan yoga dapat
meningkatkan peredaran darah, menguatkan jantung, dan meningkatkan sistem imun
dalam tubuh.
3.
Senantiasa gembira dan
bijak menangani tekanan
Tekanan
psikologi yang berkepanjangan dapat mengganggu mekanisme sistem imun dalam
tubuh. Apabila otak merasa tertekan, otak akan menghasilkan hormon kortisol
yang jika berlebihan akan berdampak negatif bagi sistem kekebalan tubuh kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kekebalan tubuh (imunitas)
adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh
biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen.
Sistem kekebalan tubuh dapat
diklasifikasikan berdasarkan :
a)
Cara mempertahankan
diri dari penyakit
1)
Sistem pertahanan tubuh
non spesifik
Tidak
membedakan mikrobia patogen yang satu dengan yang lainnya.
2)
Sistem pertahanan tubuh
spesifik
Pertahanan
tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk dalam tubuh
b)
Cara memperoleh
1)
Kekebalan aktif
Kekebalan
yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
2)
Kekebalan pasif
Kekebalan
yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh.
c)
Mekanisme kerja
1)
Kekebalan humoral
Melibatkan
aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam aliran darah.
2)
Kekebalan seluler
Melibatkan
sel T yang berfungsi menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang
terinfeksi secara langsung.
Syistem kekebalan tubuh kita
dapat mengalami gangguan, antara lain :
a)
Alergi
Respons
imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh.
b)
Autoimunitas
Antibodi
yang diproduksi menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan
antara sel tubuh sendiri dengan sel asing yang masuk ke dalam tubuh.
c)
AIDS
Kumpulan
berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh karena
infeksi virus HIV.
Untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh, kita harus menjaga
kesehatan tubuh kita dengan cara :
a)
Memakan makanan yang
bernutrisi
b)
Berolahraga yang
teratur
c)
Senantiasa gembira dan
bijak dalam menghadapi tekanan
B. Saran
Supaya makalah ini dapat memberikan
manfaat yang besar bagi pembaca, maka penulis menyarankan :
1. Jagalah
pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit
2. Perhatikanlah
setiap makanan yang akan dikonsumsi
3. Jagalah
kebersihan lingkungan sekitar
DAFTAR PUSTAKA
http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/Alergi-hipersensitif-diktat1.pdf
http://eprints.undip.ac.id/43998/3/Josephine_Rahma_G2A009055_Bab2KTI.pdf
No comments:
Post a Comment