DAFTAR ISI
A. Pengertian Sistem Perkemihan
C. Fisiologi Sistem Perkemihan
D. Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia,
seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang
berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerjasama untuk mengatur
suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan
variabel lainnya. Ginjal berperan penting mempertahankan
homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama
elektrolit dan air dengan mengeliminasi semua
zat sisa metabolisme.
Sistem perkemihan merupakan bagian dari
anatomi dan fisiologi tubuh manusia, yang sangat berperan penting dalam
kelangsungan hidup manusia. Sistem perkemihan berfungsi untuk mengolah zat-zat
yang tidak diperlukan dalam tubuh dan
memiliki beberapa proses. Sehingga dengan keluarnya zat yang tidak baik
bagi tubuh maka tubuh akan terhindar dari beberapa penyakit yang menyangkut
sistem perkemihan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan sistem perkemihan ?
2. Apa sajakah
anatomi sistem perkemihan ?
3. Bagaimana proses fisiologi sistem
perkemihan ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari
Sistem Perkemihan
2. Untuk mengetahui anatomi sistem
perkemihan
3. Untuk memahami proses fisiologi
sistem perkemihan
D. Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat
menambah pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan
merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan
atau biasa juga disebut Urinary System
adalah suatu sistem kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan
keseimbangan internal atau Homeostatis.
Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh dan banyak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Susunan sistem perkemihan terdiri
dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa
urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria
(VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari
vesika urinaria.
B. Anatomi Sistem Perkemihan
1. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak
pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji
kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus
hepatis dexter yang besar.
a) Fungsi ginjal :
·
Memegang
peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
·
Mempertahankan
suasana keseimbangan cairan, osmotic, dan ion,
·
Mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
·
Fungsi
hormonal dan metabolisme,
·
Mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
b) Struktur ginjal.
Setiap
ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis
di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian
medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai
pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis
renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi
menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang
menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang
merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap
ginjal. Nefron terdiri dari :
1.
Glomerolus
Suatu
jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang
kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi
sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
2. Kapsula
Bowman
Bagian
dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang
difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
3. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
·
Tubulus
proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi
bahan-bahan dari cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan
tubuli.
·
Ansa Henle
Ansa henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U.
Terdiri dari pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke
medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke korteks. Bagian
bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis sehingga disebut
segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari
cairan tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu,
berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.
·
Tubulus
distal
Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
4.
Duktus
pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari
delapan nefron yang berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula
untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.
c) Persarafan
ginjal.
Ginjal
mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi
untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
1) Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari
ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada
rongga pelvis.
Lapisan
dinding ureter terdiri dari :
·
Dinding luar jaringan ikat (jaringan
fibrosa)
·
Lapisan tengah lapisan otot polos.
·
Lapisan
sebelah dalam lapisan mukosa
·
Lapisan dinding ureter menimbulkan
gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
2) Vesika Urinaria (Kandung Kemih).
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam
rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti
balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
·
Lapisan
sebelah luar (peritoneum).
·
Tunika
muskularis (lapisan berotot).
·
Tunika
submukosa.
·
Lapisan
mukosa (lapisan bagian dalam).
3) Uretra.
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika
urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada
laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
a.
Urethra pars Prostatica
b.
Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c.
Urethra pars spongiosa.
Pada
wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra
terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini
hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding
urethra terdiri dari 3 lapisan:
·
Lapisan
otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria mengandung jaringan elastis dan otot
polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
·
Lapisan submukosa, lapisan longgar
mengandung pembuluh darah dan saraf.
·
Lapisan
mukosa.
4) Air kemih (urine).
Sifat
fisis air kemih, terdiri dari:
·
Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc
tergantung dari pemasukan(intake) cairan dan faktor
lainnya.
·
Warna, bening kuning muda dan bila
dibiarkan akan menjadi keruh.
·
Warna, kuning tergantung dari
kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
·
Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan
lama akan berbau amoniak.
·
Berat
jenis 1,015-1,020.
·
Reaksi
asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein member
reaksi asam).
·
Komposisi air kemih, terdiri dari:
·
Air
kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
·
Zat-zat sisa nitrogen dari hasil
metabolisme protein, asam urea amoniak
,Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
·
Pagmen
(bilirubin dan urobilin).
·
Toksin
.
C. Fisiologi Sistem Perkemihan
Pada saat vesica
urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa meningkatkan tekanannya
(biasanya pada saat volume urine kira-kira 300 ml)makam reseptor pada dinding
vesika urinaria akan memulai kontraksi musculus detrussor. Pada bayi, berkemih
terjadi secara involunter dan dengan segera. Pada orang dewasa, keinginan
berkemih dapat ditunda sampai ia menemukan waktu dan tempat yang cocok.
Walaupun demikian, bila rangsangan sensoris ditunda terlalu lama, maka akan
memberikan rasa sakit.
Dengan demikian mulainya
kontraksi musculus detrussor, maka terjadi relaksasi musculus pubococcygeus dan
terjadi pengurangan topangan kekuatan urethra yang menghasilkan beberapa
kejadian dengan urutan sebagai berikut :
1.
Membukanya meatus intemus
2.
Erubahan sudut ureterovesical
3.
Bagian atas urethra akan terisi urine
4.
Urine bertindak sebagai iritan pada dinding urine
5.
Musculus detrussor berkontraksi lebih kuat
6.
Urine didorong ke urethra pada saat tekanan intra abdominal
meningkat
7.
Pembukaan sphincter extemus
8.
Urine dikeluarkan sampai vesica urinaria kosong
Penghentian
aliran urine dimungkinkan karena musculus pubococcygeus yang bekerja di bawah
pengendalian secara volunteer :
1.
Musculus pubococcygeus mengadakan kontraksi pada saat urine mengalir
2. Vesica urinaria tertarik ke
atas
3. Urethra memanjang
4.
Musculus sprincter externus di pertahankan tetap dalam keadaan kontraksi.
Apabila
musculus pubococcygeus mengadakan relaksasi lahi maka siklus kejadian seperti
yang baru saja diberikan di atas akan mulai lagi secara otomatis.
Fungsi sistem homeostatis urinaria:
·
Mengatur
volume dan tekanan darah dengan mengatur banyaaknya air yang hilang dalam
urine, melepaskan eritropoietin dan melepaskan rennin.
·
Mengatur
konsentrasi plasma dengan mengontrol jumlah natrium, kalium, klorida, dan ion
lain yang hilang dalam urin dan mengontrol kadar ion kalsium.
·
Membantu
menstabilkan pH darah, dengan mengontrol kehilangan ion hydrogen dan ion
bikarbonat dalam urin.
·
Menyimpan
nutrient dengan mencegah pengeluaran dalam urin, mengeluarkan produk sampah
nitrogen seperti urea dan asam urat.
·
Membantu
dalam mendeteksi racun-racun.
·
Mekanisme
pembentukan urine
Dari sekitar 1200ml darah yang
melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang
telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L
filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar
sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan
masuk ke dalam kandungan kemih
Tahap –
tahap Pembentukan Urine :
a. Proses
filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini
terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka
terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai
bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll,
diteruskan ke seluruh ginjal.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian
besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi
pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali
kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal
dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian
tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih
terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine
sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang
dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan
menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine
sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh
melalui uretra.
Urin
yang keluar dari kandungan kemih mempunyai komposisi utama yang sama dengan
cairan yang keluar dari duktus koligentes, tidak ada perubahan yang berarti
pada komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui kaliks renalis dan ureter
sampai kandung kemih.
D. Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air
kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih
dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi).
Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang
sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter
eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang
menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan
melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara
volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini
hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra
medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf –
saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus –
menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako
lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk
relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter
masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi
lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis
superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman
dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis
sepanjang arteri umbilikalis.
Jadi,reflex
mikturisi merupakan sebuah sikus yang lengkap yang terdiri dari:
1. Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif
2. Periode
tekanan menetap
3. Kembalinya
tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal.
4. Perangsangan
atau penghambatan berkemih oleh otak.
Pusat – pusat
ini antara lain:
1. Pusat perangsang dan
penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak di ponds, dan beberapa
pusat yang terletak korteks serebral yang terutama bekerja menghambat tetapi
dapat menjadi perangsang.
2. Refleks
berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat yang lebih
tinggi normalnya memegang peranan sebagai pengendali akhir dari berkenmih
sebagai berikut:
a) Pusat yang lebih tinggi menjaga
secara parsial penghambatan refleks berkemih kecuali jika peristiwa berkemih
dikehendaki.
b) pusat yang lebih tinggi dapat
mecegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul, dengan membuat kontraksi
tonik terus menerus pada sfingter eksternus kandung kemih sampai mendapatkan
waktu yang baik untuk berkemih.
c) Jika tiba waktu berkemih, pusat
kortikal dapat merangsang pusat berkemih sacral untuk membantu untuk
mencetuskan refleks berkemih dan dalam waktu bersamaan menghambat sfingter
eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi.
Berkemih di bawah keinginan biasanya tercetus dengan cara
berikut: Pertama, seseorang secara sadar mengkontraksikan otot – otot
abdomennya, yang meningkatkan tekanan dalam kandung kemih dan
mengakibatkan urin ekstra memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior di
bawah tekanan, sehingga meregangkan dindingnya.
E. Urine (Air Kemih)
Mikturisi ( berkemih ) merupakan
refleks yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat persarafan yang
lebih tinggi dari manusia. Gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang
menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai organ yang menekan kandung kemih
membantu mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter,
tetapi berbeda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye,
pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus
dengan pH rata-rata 6.
1.
Sifat – sifat air kemih
2.
Komposisi air kemih
Urin atau air seni atau air
kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang
menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori.
Urin
terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap
kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung
urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi
racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin
dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi
sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui
urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan
ditemukan dalam urin orang yang sehat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Anatomi
Sistem Perkemihan
·
Ginjal
(Ren)
·
Ureter
·
Vesika
Urinaria (Kandung Kemih).
·
Uretra.
Fisiologi
Sistem Perkemihan
Pada saat vesica
urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa meningkatkan tekanannya
(biasanya pada saat volume urine kira-kira 300 ml)makam reseptor pada dinding
vesika urinaria akan memulai kontraksi musculus detrussor. Pada bayi, berkemih
terjadi secara involunter dan dengan segera.
Tahap – tahap Pembentukan Urine
a. Proses
filtrasi
darah kecuali protein, cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari
b. Proses reabsorpsi
c. Augmentasi (Pengumpulan)
B. Saran
Diharapkan agar dapat memberi masukan
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun tentang Anatomi Fisiologi dalam
konteks pelayanan kebidanan khususnya konsep Anatomi Fisiologi Sistem
Perkemihan .
DAFTAR PUSTAKA
Pearce , Evelyn C.2006. Anatomi Dan
Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sander , Mochamad Aleq . 2004. Patologi
Anatomi . Jakarta : Rajawali Pers.
Sobotta.Atlas Anatomi Manusia
Ed.1.Jakarta : EGC.
Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi
Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wibowo , Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia .
Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
No comments:
Post a Comment