Thursday, 14 March 2019

VAKSIN KANKER

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Vaksin kanker adalah sediaan farmasi yang bekerja menstimulasi respon imun untuk mengatasi sel kanker. Terdapat dua tipe vaksin kanker yaitu vaksin kanker propilaktik (cancer prophylactic vaccines), yang digunakan untuk mencegah terjadinya kanker dan vaksin kanker terapetik (cancer therapeutic vaccines), yang digunakan untuk mengobati penyakit kanker dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kanker. Artikel ini membahas berbagai hal tentang vaksin kanker termasuk mikroorganisme yang berperan dalam timbulnya sel kanker, cara kerja vaksin kanker khususnya vaksin human papillomavirus (HPV) dalam mengatasi kanker serviks yang disebabkan oleh HPVdan efikasi dari vaksin kanker.

B.       Tujuan
1.      Mengetahui jenis vaksin kanker
2.      Mengetahui cara kerja vaksin
3.      Menggunakan vaksin dalam kehidupan

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian vaksin
Vaksin kanker adalah sediaan farmasi yang bekerja menstimulasi respon imun untuk mengatasi sel kanker. Terdapat dua tipe vaksin kanker yaitu vaksin kanker propilaktik (cancer prophylactic vaccines), yang digunakan untuk mencegah terjadinya kanker dan vaksin kanker terapetik (cancer therapeutic vaccines), yang digunakan untuk mengobati penyakit kanker dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kanker. Peranan sistem imun dalam mempertahankan tubuh terhadap serangan penyakit infeksi telah lama diketahui. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa sistem imun selain mencegah penyakit infeksi, dapat juga melindungi tubuh dari adanya sel yang tidak diperlukan, sel abnormal dan sel-sel kanker.
Sistem imun merupakan suatu perangkat kompleks yang terdiri dari organ, jaringan dan sel-sel khusus yang bekerja secara kolektif mem- pertahankan tubuh. Vaksin yang umumnya mengandung antigen spesifik dapat meningkatkan respon imun tubuh karena vaksin dapat menginduksi sel memori untuk bekerja lebih cepat dalam mengenali dan melindungi tubuh dari serangan antigen yang sama di kemudian hari.

B.       Kerja Vaksin Dan Sel-Sel Limfosit
Sel-sel leukosit memegang peranan penting dalam melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme ataupun terhadap keberadaan sel yang abnor- mal. Salah satu jenis sel leukosit yang berperan penting dalam imun spe- sifik adalah sel limfosit. Sekelompok sel limfosit yang perperan dalam respon imun spesifik ini adalah sel B dan sel T-sitotoksik. Sel B mempro- duksi antibodi, yang dapat menge- nali dan mencegah terjadinya infeksi. Sel T sitotoksik yang juga dikenal dengan sel pembunuh (killer T cells), akan memusnahkan sel yang ter- infeksi atau sel-sel abnormal dengan cara melepaskan zat yang bersifat toksik atau memicu sel agar mela- kukan distruksi sel (apoptosis). ). Vaksin kanker bekerja dengan cara meng- aktifasi sel B dan sel T sitotoksik serta mengarahkan mereka untuk menge- nali dan bekerja terhadap sel kanker tertentu. Pada umumnya sel kanker mengandung self antigens dan non-self antigens atau cancer-associated antigens. Keberadaan cancer-associated antigens tersebut dapat memicu sel B dan sel T-sitotoksik untuk bekerja meng- hancurkan sel-sel kanker. Disamping itu sel-sel kanker biasanya berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel. normal, sehingga dapat merangsang respon imun bekerja terhadap sel kanker (1, 2, 3, 4, 5, 6).
Vaksin kanker merupakan se- diaan farmasi yang termasuk dalam senyawa biological response modifiers, yang bekerja untuk menstimulasi respon imun sehingga mampu men- cegah terjadinya penyakit kanker. Terdapat dua jenis vaksin kanker yaitu cancer prophylactic vaccines, yang digunakan untuk mencegah terjadi- nya kanker dan cancer therapeutic vaccines ,  yang  digunakan  untuk mengobati penyakit kanker dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kanker.
Vaksin kanker ditujukan untuk mencegah timbulnya penyakit kanker yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya sel-sel kanker (8). Diperkirakan sekitar 15 - 25 % jenis kanker yang didiagnosis di seluruh dunia disebabkan oleh mikroorganisme.

C.      Metode penelitian
Di Indonesia insidensi kanker serviks menempati urutan pertama dibandingkan de- ngan kasus penyakit kanker lainnya. Human papilloma virus (HPV), merupakan virus DNA yang meng- infeksi jaringan epitel manusia ter- masuk kulit, epitel anogenital dan mukosa mulut (13). Setelah masuk ke dalam sel epitel, virus akan meng- infeksi sel keratinosit yang masih muda di lapisan basal epitelium (14). Virus tidak mensintesis enzim sendiri dan sangat tergantung pada siklus hidup sel hospesnya. Siklus hidup virus mengikuti diferensiasi dari sel epitel yang terinfeksi (15). Protein virus terdiri dari protein early (E1-E8) dan protein late L1 dan L2. Protein E1 dan E2 merupakan protein utama untuk memulai proses replikasi virus (14). Protein E4 terlibat dalam reorganisasi sel sitoskleton, sedang- kan protein E6 dan E7 merupakan protein yang terdapat pada HPV yang bersifat onkogenik berfungsi pada proses transformasi sel hospes. Selama proses infeksi DNA HPV terdapat pada sitoplasma, akan tetapi pada tipe onkogenik, DNA HPV terintegrasi pada genom hospes, sehingga melalui integrasi ini dapat terjadi ekspresi yang berlebihan dari protein E6 dan E7 (13, 14). Kadar protein E6 dan E7 yang tinggi ini akan mempengaruhi fungsi tumor suppressor (protein p53) dan protein retinoblastoma (pRb), sehingga dapat menghambat proses apoptosis sel  yang akhirnya dapat menimbulkan tumor dan kanker.
Dari seluruh wanita yang terinfeksi HPV, hanya sekitar 25% saja yang dapat menimbulkan terjadinya cervical intraepithelial neo- plasia (CIN) dan hanya 1% diantara- nya yang menderita kanker serviks (13).
Lebih dari 100 tipe HPV telah diidentifikasi (13), 40 tipe diantaranya menyebabkan infeksi anogenital pada wanita dan pria (15). Tujuan penggunaan vaksin kanker adalah untuk merangsang produksi antibodi netralisasi yang dapat menghambat infeksi virus yang menyebabkan timbulnya sel-sel kanker (vaksin propilaktik), atau untuk mengeliminasi sel-sel yang ab- normal dengan cara meningkatkan respon imun seluler (vaksin tera- petik).
Vaksin kanker propilaktik adalah vaksin kanker yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit kanker yang disebabkan oleh mikroorganis- me. Upaya pengembangan vaksin propilaktik untuk mencegah terjadi- nya penyakit kanker yang disebab- kan oleh mikroorganisme tidak terlepas dari kemampuan peneliti untuk mengidentifikasi mikro- organisme yang bertanggung jawab terhadap terjadinya penyakit kanker.
Cara vaksin kanker propilaktik meningkatkan respon imun mirip dengan cara kerja vaksin tradisional, yaitu berdasarkan jenis antigen yang digunakan sebagai vaksin untuk menimbulkan respon imun sehingga apabila ada invasi miroorganisme yang masuk akan segera dikenali dan dimusnahkan. Dengan demikian jika mikroorganisme yang bertanggung jawab terhadap proses terjadinya sel kanker dapat dicegah maka terben- tuknya sel kanker itupun akan dapat dihindari.
Pada tahun 2006 Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui penggunaan vaksin kanker (Gardasil®), yang dapat men- cegah infeksi HPV tipe 16 dan tipe 18 yang menjadi penyebab utama (70%) terjadinya kasus penyakit kan- ker serviks di seluruh dunia. Gardasil juga dapat mencegah infeksi HPV tipe 6 dan tipe 11 yang dapat menye- babkan genital warts (20). Vaksin kanker terapetik adalah vaksin kanker yang digunakan untuk memperlambat atau mencegah pertumbuhan sel kanker dan untuk mengeliminasi sel-sel kanker yang tidak dapat dimusnahkan dengan cara terapi konvensional. Pengembangan vaksin kanker terapetik memerlukan pemahaman terhadap bagaimana interaksi antara sistem imun dengan sel kanker terjadi. Umumnya sistem imun tidak dapat mengenali sel-sel kanker sebagai suatu susbtansi asing, se- hingga sistem imun tidak melakukan serangan terhadap sel-sel kanker.
Vaksin kanker terapetik dibuat dengan menggunakan antigen yang berasal dari sel kanker. Cancer-asso- ciated antigens yang digunakan antara lain berupa senyawa karbohidrat, glikoprotein dan gangliosida. Vaksin kanker terapetik dapat juga dibuat dari sel-sel kanker yang telah dile- mahkan atau dimatikan yang me- ngandung cancer-associated antigens. Sel-sel kanker tersebut dapat berasal dari penderita sendiri (vaksin auto- logus), atau berasal dari penderita kanker lainnya (vaksin allogenik). Berbagai jenis cancer-associated anti- gens, yaitu molekul yang berasal dari sel-sel kanker termasuk sel kanker payudara, prostat, kolon, pankreas, paru-paru, rahim dan sel kanker kulit, telah digunakan sebagai kan- didat vaksin kanker terapetik. Molekul-molekul spesifik, antara lain carcinoembryonic antigen (CEA), cancer  testis  antigens ,  Mucin-1 (MUC1), gangliosida dan mutan protein p53, telah diteliti sebagai kandidat vaksin kanker.

D.      Hasil
Walaupun berbagai jenis antigen yang berhubungan dengan sel kanker telah berhasil diidentifikasi kapasitasnya dalam merangsang respon imun khususnya respon imun selular, namun respon imunnya masih sangat bervariasi dan masih dibutuhkan penelitian- penelitian lanjutan untuk menemukan jenis cancer-associated antigens baru yang mampu menstimulasi respon imun yang potensial dalam mengatasi berbagai sel kanker (37). Sampai saat ini beberapa vaksin kanker terapetik masih terus dikembangkan dan sedang dalam fase uji klinik (38).

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Vaksin kanker adalah sediaan farmasi yang berfungsi untuk men- stimulasi respon imun sehingga mampu mengatasi penyakit kanker. Terdapat dua jenis vaksin kanker yaitu vaksin kanker propilaktik yang digunakan untuk mencegah ter- jadinya kanker dan vaksin kanker terapetik yang digunakan untuk mengobati penyakit kanker dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kanker. Vaksin kanker yang telah disetujui penggunaannya oleh FDA Amerika Serikat adalah vaksin propilaktik untuk mencegah timbul- nya penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh human papilloma vi- rus (HPV) dan vaksin kanker untuk mencegah penyakit kanker hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
Efektifitas vaksin kanker yang dapat mencegah kanker serviks (Gardasil dan Cervarix) sekitar 70-100% dan diperkirakan dapat mengu- rangi insidensi kasus kanker serviks sampai 90%. Lama proteksi vaksin diperkirakan sampai 5 tahun, jika diberikan pada wanita yang berumur antara 9-26 tahun dan belum pernah melakukan hubungan seks.
Saat ini vaksin kanker terapetik yang ditujukan untuk terapi kanker masih terus dikembangkan. Berbagai kandidat vaksin kanker terapetik masih dalam fase uji klinik dan belum ada yang disetujui penggunaannya untuk pengobatan kanker.


DAFTAR PUSTAKA

           
Pardoll DM. 2008. Cancer immu- nology. In: MD Abeloff, JO Armitage, JE Niederhuber, MB Kastan, WG McKenna, editors. Abeloff’s Clinical Oncology. 4th ed. Philadelphia: Churchill Living- stone.

Murphy KM, P Travers, M Wal- port, editors. 2007. Janeway’S Immunobiology .  7th  ed.  New  York: Garland SciencE

Sioud M. 2007. An overview of the immune system and techni-cal advances in tumor antigen discovery and validation. Me- thods in Molecular Biology; 360:277–318.

Schiffman M, PE Castle, J Jero- nima, AC Rodrugues, S Wachol- der. 2007. Human papillomavirus and cervical cancer. Lancet; 370: 890-907.

Lollini PL, F Cavallo, P Nanni, G Forni. 2006. Vaccines for tumor prevention. Nature Reviews Can-cer; 6 (3):204–216.

Mueller   NE.   2003.   Cancers  caused by infections: Unequal burdens. Cancer Epidemiology,Biomarkers & Prevention; 12(3):237s.



No comments:

Post a Comment