BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vaksin
kanker adalah sediaan farmasi yang bekerja menstimulasi respon imun untuk
mengatasi sel kanker. Terdapat dua tipe vaksin kanker yaitu vaksin kanker
propilaktik (cancer prophylactic vaccines), yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kanker dan vaksin kanker terapetik (cancer therapeutic vaccines),
yang digunakan untuk mengobati penyakit kanker dan meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap kanker. Artikel ini membahas berbagai hal tentang vaksin kanker
termasuk mikroorganisme yang berperan dalam timbulnya sel kanker, cara kerja
vaksin kanker khususnya vaksin human papillomavirus (HPV) dalam mengatasi
kanker serviks yang disebabkan oleh HPVdan efikasi dari vaksin kanker.
B. Tujuan
1.
Mengetahui jenis vaksin kanker
2.
Mengetahui cara kerja vaksin
3.
Menggunakan vaksin dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian vaksin
Vaksin
kanker adalah sediaan farmasi yang bekerja menstimulasi respon imun untuk
mengatasi sel kanker. Terdapat dua tipe vaksin kanker yaitu vaksin kanker
propilaktik (cancer prophylactic vaccines), yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kanker dan vaksin kanker terapetik (cancer therapeutic vaccines),
yang digunakan untuk mengobati penyakit kanker dan meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap kanker. Peranan sistem imun dalam mempertahankan tubuh terhadap
serangan penyakit infeksi telah lama diketahui. Berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa sistem imun selain mencegah penyakit infeksi, dapat juga
melindungi tubuh dari adanya sel yang tidak diperlukan, sel abnormal dan
sel-sel kanker.
Sistem
imun merupakan suatu perangkat kompleks yang terdiri dari organ, jaringan dan
sel-sel khusus yang bekerja secara kolektif mem- pertahankan tubuh. Vaksin yang
umumnya mengandung antigen spesifik dapat meningkatkan respon imun tubuh karena
vaksin dapat menginduksi sel memori untuk bekerja lebih cepat dalam mengenali
dan melindungi tubuh dari serangan antigen yang sama di kemudian hari.
B. Kerja Vaksin Dan Sel-Sel Limfosit
Sel-sel
leukosit memegang peranan penting dalam melindungi tubuh dari serangan
mikroorganisme ataupun terhadap keberadaan sel yang abnor- mal. Salah satu
jenis sel leukosit yang berperan penting dalam imun spe- sifik adalah sel
limfosit. Sekelompok sel limfosit yang perperan dalam respon imun spesifik ini
adalah sel B dan sel T-sitotoksik. Sel B mempro- duksi antibodi, yang dapat
menge- nali dan mencegah terjadinya infeksi. Sel T sitotoksik yang juga dikenal
dengan sel pembunuh (killer T cells), akan memusnahkan sel yang ter- infeksi
atau sel-sel abnormal dengan cara melepaskan zat yang bersifat toksik atau
memicu sel agar mela- kukan distruksi sel (apoptosis). ). Vaksin kanker bekerja
dengan cara meng- aktifasi sel B dan sel T sitotoksik serta mengarahkan mereka
untuk menge- nali dan bekerja terhadap sel kanker tertentu. Pada umumnya sel
kanker mengandung self antigens dan non-self antigens atau cancer-associated
antigens. Keberadaan cancer-associated antigens tersebut dapat memicu sel B dan
sel T-sitotoksik untuk bekerja meng- hancurkan sel-sel kanker. Disamping itu sel-sel
kanker biasanya berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel. normal, sehingga
dapat merangsang respon imun bekerja terhadap sel kanker (1, 2, 3, 4, 5, 6).
Vaksin
kanker merupakan se- diaan farmasi yang termasuk dalam senyawa biological
response modifiers, yang bekerja untuk menstimulasi respon imun sehingga mampu
men- cegah terjadinya penyakit kanker. Terdapat dua jenis vaksin kanker yaitu
cancer prophylactic vaccines, yang digunakan untuk mencegah terjadi- nya kanker
dan cancer therapeutic vaccines ,
yang digunakan untuk mengobati penyakit kanker dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kanker.
Vaksin
kanker ditujukan untuk mencegah timbulnya penyakit kanker yang disebabkan oleh
beberapa mikroorganisme yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya sel-sel
kanker (8). Diperkirakan sekitar 15 - 25
% jenis kanker yang didiagnosis di seluruh dunia disebabkan oleh
mikroorganisme.
C. Metode penelitian
Di
Indonesia insidensi kanker serviks menempati urutan pertama dibandingkan de-
ngan kasus penyakit kanker lainnya. Human
papilloma virus (HPV), merupakan virus DNA yang meng- infeksi jaringan epitel
manusia ter- masuk kulit, epitel anogenital dan mukosa mulut (13). Setelah
masuk ke dalam sel epitel, virus akan meng- infeksi sel keratinosit yang masih
muda di lapisan basal epitelium (14). Virus tidak mensintesis enzim sendiri dan
sangat tergantung pada siklus hidup sel hospesnya. Siklus hidup virus mengikuti
diferensiasi dari sel epitel yang terinfeksi (15). Protein virus terdiri dari
protein early (E1-E8) dan protein late L1 dan L2. Protein E1 dan E2 merupakan
protein utama untuk memulai proses replikasi virus (14). Protein E4 terlibat
dalam reorganisasi sel sitoskleton, sedang- kan protein E6 dan E7 merupakan
protein yang terdapat pada HPV yang bersifat onkogenik berfungsi pada proses
transformasi sel hospes. Selama proses infeksi DNA HPV terdapat pada
sitoplasma, akan tetapi pada tipe onkogenik, DNA HPV terintegrasi pada genom
hospes, sehingga melalui integrasi ini dapat terjadi ekspresi yang berlebihan
dari protein E6 dan E7 (13, 14). Kadar protein E6 dan E7 yang tinggi ini akan
mempengaruhi fungsi tumor suppressor (protein p53) dan protein retinoblastoma
(pRb), sehingga dapat menghambat proses apoptosis sel yang akhirnya dapat menimbulkan tumor dan
kanker.
Dari
seluruh wanita yang terinfeksi HPV, hanya sekitar 25% saja yang dapat
menimbulkan terjadinya cervical intraepithelial neo- plasia (CIN) dan hanya 1%
diantara- nya yang menderita kanker serviks (13).
Lebih
dari 100 tipe HPV telah diidentifikasi (13), 40 tipe diantaranya menyebabkan
infeksi anogenital pada wanita dan pria (15). Tujuan penggunaan vaksin kanker
adalah untuk merangsang produksi antibodi netralisasi yang dapat menghambat
infeksi virus yang menyebabkan timbulnya sel-sel kanker (vaksin propilaktik),
atau untuk mengeliminasi sel-sel yang ab- normal dengan cara meningkatkan
respon imun seluler (vaksin tera- petik).
Vaksin
kanker propilaktik adalah vaksin kanker yang ditujukan untuk mencegah
terjadinya penyakit kanker yang disebabkan oleh mikroorganis- me. Upaya
pengembangan vaksin propilaktik untuk mencegah terjadi- nya penyakit kanker
yang disebab- kan oleh mikroorganisme tidak terlepas dari kemampuan peneliti
untuk mengidentifikasi mikro- organisme yang bertanggung jawab terhadap
terjadinya penyakit kanker.
Cara
vaksin kanker propilaktik meningkatkan respon imun mirip dengan cara kerja
vaksin tradisional, yaitu berdasarkan jenis antigen yang digunakan sebagai
vaksin untuk menimbulkan respon imun sehingga apabila ada invasi miroorganisme
yang masuk akan segera dikenali dan dimusnahkan. Dengan demikian jika
mikroorganisme yang bertanggung jawab terhadap proses terjadinya sel kanker
dapat dicegah maka terben- tuknya sel kanker itupun akan dapat dihindari.
Pada
tahun 2006 Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui
penggunaan vaksin kanker (Gardasil®), yang dapat men- cegah infeksi HPV tipe 16
dan tipe 18 yang menjadi penyebab utama (70%) terjadinya kasus penyakit kan-
ker serviks di seluruh dunia. Gardasil juga dapat mencegah infeksi HPV tipe 6
dan tipe 11 yang dapat menye- babkan genital warts (20). Vaksin kanker
terapetik adalah vaksin kanker yang digunakan untuk memperlambat atau mencegah
pertumbuhan sel kanker dan untuk mengeliminasi sel-sel kanker yang tidak dapat
dimusnahkan dengan cara terapi konvensional. Pengembangan vaksin kanker
terapetik memerlukan pemahaman terhadap bagaimana interaksi antara sistem imun
dengan sel kanker terjadi. Umumnya sistem imun tidak dapat mengenali sel-sel
kanker sebagai suatu susbtansi asing, se- hingga sistem imun tidak melakukan
serangan terhadap sel-sel kanker.
Vaksin
kanker terapetik dibuat dengan menggunakan antigen yang berasal dari sel
kanker. Cancer-asso- ciated antigens yang digunakan antara lain berupa senyawa
karbohidrat, glikoprotein dan gangliosida. Vaksin kanker terapetik dapat juga
dibuat dari sel-sel kanker yang telah dile- mahkan atau dimatikan yang me-
ngandung cancer-associated antigens. Sel-sel kanker tersebut dapat berasal dari
penderita sendiri (vaksin auto- logus), atau berasal dari penderita kanker
lainnya (vaksin allogenik). Berbagai jenis cancer-associated anti- gens, yaitu
molekul yang berasal dari sel-sel kanker termasuk sel kanker payudara, prostat,
kolon, pankreas, paru-paru, rahim dan sel kanker kulit, telah digunakan sebagai
kan- didat vaksin kanker terapetik. Molekul-molekul spesifik, antara lain
carcinoembryonic antigen (CEA), cancer
testis antigens , Mucin-1 (MUC1), gangliosida dan mutan protein
p53, telah diteliti sebagai kandidat vaksin kanker.
D. Hasil
Walaupun
berbagai jenis antigen yang berhubungan dengan sel kanker telah berhasil
diidentifikasi kapasitasnya dalam merangsang respon imun khususnya respon imun
selular, namun respon imunnya masih sangat bervariasi dan masih dibutuhkan
penelitian- penelitian lanjutan untuk menemukan jenis cancer-associated
antigens baru yang mampu menstimulasi respon imun yang potensial dalam
mengatasi berbagai sel kanker (37). Sampai saat ini beberapa vaksin kanker
terapetik masih terus dikembangkan dan sedang dalam fase uji klinik (38).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vaksin
kanker adalah sediaan farmasi yang berfungsi untuk men- stimulasi respon imun
sehingga mampu mengatasi penyakit kanker. Terdapat dua jenis vaksin kanker
yaitu vaksin kanker propilaktik yang digunakan untuk mencegah ter- jadinya
kanker dan vaksin kanker terapetik yang digunakan untuk mengobati penyakit
kanker dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kanker. Vaksin kanker yang
telah disetujui penggunaannya oleh FDA Amerika Serikat adalah vaksin
propilaktik untuk mencegah timbul- nya penyakit kanker serviks yang disebabkan
oleh human papilloma vi- rus (HPV) dan vaksin kanker untuk mencegah penyakit
kanker hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
Efektifitas
vaksin kanker yang dapat mencegah kanker serviks (Gardasil dan Cervarix)
sekitar 70-100% dan diperkirakan dapat mengu- rangi insidensi kasus kanker
serviks sampai 90%. Lama proteksi vaksin diperkirakan sampai 5 tahun, jika
diberikan pada wanita yang berumur antara 9-26 tahun dan belum pernah melakukan
hubungan seks.
Saat
ini vaksin kanker terapetik yang ditujukan untuk terapi kanker masih terus
dikembangkan. Berbagai kandidat vaksin kanker terapetik masih dalam fase uji
klinik dan belum ada yang disetujui penggunaannya untuk pengobatan kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Pardoll DM. 2008. Cancer immu-
nology. In: MD Abeloff, JO Armitage, JE Niederhuber, MB Kastan, WG McKenna,
editors. Abeloff’s Clinical Oncology. 4th ed. Philadelphia: Churchill Living-
stone.
Murphy KM, P Travers, M Wal- port,
editors. 2007. Janeway’S Immunobiology .
7th ed. New
York: Garland SciencE
Sioud M. 2007. An overview of the
immune system and techni-cal advances in tumor antigen discovery and
validation. Me- thods in Molecular Biology; 360:277–318.
Schiffman M, PE Castle, J Jero-
nima, AC Rodrugues, S Wachol- der. 2007. Human papillomavirus and cervical
cancer. Lancet; 370: 890-907.
Lollini PL, F Cavallo, P Nanni, G
Forni. 2006. Vaccines for tumor prevention. Nature Reviews Can-cer; 6
(3):204–216.
Mueller NE.
2003. Cancers caused by infections: Unequal burdens. Cancer
Epidemiology,Biomarkers & Prevention; 12(3):237s.
No comments:
Post a Comment