Thursday, 14 March 2019

Makalah MELAKUKAN KOMUNIKASI PADA PADA BAYI dan ANAK-ANAK


Makalah

MELAKUKAN KOMUNIKASI PADA PADA BAYI dan ANAK-ANAK



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Komunikasi merupakan bagian dari aktivitas kehidupan manusia yang memiliki peranan sangat vital. Dalam kehidupan sosial, masing-masing manusia tidak bisa dilepas dari jerat kebutuhan komuniasi. Begitu pula dengan perawat, yang tidak lain merupakan salah satu profesi pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Bisa dikatan bahwa perawat memiliki waktu yang paling lama dalam berinteraksi dengan pasien ketimbang petugas kesehatan lainnya (Pribadi Zen MH, 2013).
Komunikasi merupakan wahana yang digunakan perawat untuk mengenal klien, menetapkan kebutuhan dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan tersebut  (Ermawati dkk, 2009).
Kemampan komunikasi pada anak merupakan saah satu indikator perkembangan anak. Komunikasi sangat mempengaruhi tingkat perkembangan anak dalam beraktivitas dengan lingkungannya (Mundakir, 2006).
Komunikasi dapat berbentuk verbal, non verbal, dan abstrak. Komunikasi verbal seperti ekspresi vokal dalam bentuk tertawa, merintih, berteriak atau menangis. Komunikasi non-verbal sering disebut sebagai bahasa tubuh, seperti isyarat, gerak-gerik, lenggak-lenggok, ekspresi wajah, postur tubuh dan reaksi terhadap sesuatu, sedangkan komunikasi abstrak seperti permainan, ekspresi artistik (seni), simbol, photografi dan cara memilih pakaian. Hanya karena komunikasi abstrak memungkinkan menggunakan penguasaan dan pengontrolan kesadaran melibihi komunikasi verbal (bersifat subyektif), maka komunikasi abstrak kurang dapat dipercaya untuk menunjukkan perasaan yang sebenarnya, khususya dalam berkomunikasi dengan anak-anak (Mundakir, 2006).



1.2  Rumusan Masalah
  1. Apa saja petunjuk berkomunikasi dengan bayi dan anak ?
  2. Bagaimana komunikasi pada bayi dan anak sesuai tahap perkembangannya?
  3. Bagaimana bentuk komunikasi pra-bicara pada bayi dan anak?
  4. Apa saja pendekatan umum pada anak sebelum melakukan pemeriksaan?
  5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi bayi dan anak?
  6. Bagaimana teknik berkomuikasi dengan bayi dan anak?
  7. Apa saja peran bicara dalam komunikasi anak ?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Petunjuk Komunikasi Dengan Bayi dan Anak
A.    Petunjuk Komunikasi dengan Bayi
1.      Bicara dengan suara yang wajar
Ini merupakan cara yang alami untuk membantu bayi membedakan berbicara di lingkungan yang tenang dengan di tempat yang ramai.
2.      Bicara saat suasana tenang
Hindari bicara saat anak menangis. Sebaiknya, ia ditenangkan lebih dahulu.
3.      Kurangi suara-suara yang tidak perlu
Misalnya, kecilkan suara musik saat bicara dengan bayi.
4.      Gendonglah bayi
Atau ambil posisi sejajar dengan bayi, kemudian bicara sambil saling menatap mata.Misalnya, anda sedang menari dengan bayi, katakan anda dan bayi sedang menari.
5.      Ekspresi jelas
Berbicaralah dengan ekspresi jelas. Apakah anda sedang gembira atau mengkhawatirkannya.
6.      Kenali sinyal-sinyal dan bahasa tubuh bayi
Apakah ia sudah ingin berhenti atau masih ingin beraktivitas.
7.      Pusatkan perhatian pada respon bayi
Tanggapi pesan-pesan yang disampaikannya melalui bahasa tubuh atau ekspresi wajahnya.
8.      Gunakan komunikasi positif, jelas dan konsisten.
Untuk membantu bayi menyerap suara orang tua. Ini dapat membimbing bayi memahami maksud orang tua.
9.      Jadilah pendengar aktif
Menunjukkan minat dan menghargai lawan bicara sangatlah penting dalam berkomunikasi. Apakah anda pendengar yang baik atau bukan, bayi akan meniru apa yang ia lihat. Anda model bagi si kecil untuk menjadi pendengar aktif.

B.     Petunjuk Komunikasi pada Anak
1.      Pilih waktu yang tepat supaya anak merasa senang dengan keberadaan perawat.
2.      Berikan senyuman yang lembut serta pandangan mata yang memancarkan persahabatan kepada anak.
3.      Berkomunikasi melalui transisi objek, semisal menggunakan boneka.
4.      Berikan kesempatan kepada anak guna berbicara tanpa harus mengikutsertakan keluarga.
5.      Atur posisi, supaya saat berkomunikasi perawat bisa bertatapan dengan enak.
6.      Bicara yang jelas dan spesifik menggunakan kata-kata yang sederhana atau mudah dicerna oleh anak.
7.      Berikan pujian sekaligus motivasi terhadap anak supaya berani berbicara.
8.      Gunakan taknik komunikasi yang variatif.
9.      Harus jujur kepada anak dan pastikan untuk menghindari memberikan janji yang tidak mungkin bisa ditepati atau dilaksanakan.

2.2    Komunikasi pada Bayi dan Anak Sesuai Tahap Perkembangannya
A.    Masa bayi
1.       Belum bisa berkomunikasi dengan kata-kata. Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi non verbal.
2.       Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah laku dan suara yang bisa diinterpretasikan oleh orang-orang disekitarnya, seperti menangis, yang bisa jadi menunjukan lapar, sakit, pembatasan gerak, atau kesepian. Adapun tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan mengusap, berbicara halus, menggendong, atau dipangku.
3.       Ketika bayi berumur 6 bulan, perilaku yang basa dilakukan adalah menggerak-gerakkan tangan dan kaki. Gerakan itu dilakukan guna, menarik perhatian orang-orang disekitarnya. Adapun tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan menepuk tubuh dengan perasaan.
4.       Ketika bayi berusia diatas 6 bulan, biasanya selalu berpusat pada diri dan ibunya. Saat itu, bayi merasa takut pada orang asing.
B.     Anak usia kurang 5 tahun
1.      Sangat egosentris. Melihat sesuatu hanya dengan sudut pandangnya sendiri (komunikasi yang berpusat pada dirinya sendiri).
2.      Takut ketidaktahuan. Guna mengatasinya, beritahuan apa yang akan terjadi pada dirinya, bagaimana merasakannya serta diberi kesempatan guna menyentuh atau memegang alat yang menarik perhatiannya.
3.      Belum lancar dalam berbicara. Pergunakkan kata-kata yang simpel, singkat, dan dikenal oleh anak dalam berkomunikasi serta berikan pujian mengenai hal-hal yang sudah dicapainya.
4.      Sering-seringlah berpandangan dengan mata sejajar kepada anak.
C.    Usia sekolah
1.      Pada umunya, saat menemui masalah, mereka hanya percaya pada apa yang dilihat dan diketahui tanpa membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
2.      Anak usia ini sangat memerhatikan keberadaan tubuhnya. Mereka sangat peka terhadap segala sesuatu yang diasumsikan bisa mengancam atau menyakiti tubuhnya.
D.    Anak usia remaja
1.      Mulai memiliki pola pikir dan tingkah laku, sebagai penanda peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa.
2.      Apabila sedang mengalami stres, biasanya akan mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sebaya atau orang dewasa diluar keluarganya.
3.      Menolak sesorang yang diasumsikan dapat menjatuhkan harga dirinya. Untuk hal ini, berikan mereka support dan pengertian agar jangan melakukan interupsi. Selain itu, hindari ragam bentuk ertanyaan yang berpotensi menimbulkan rasa malu.

2.3    Bentuk Komunikasi Pra-Bicara pada Bayi dan Anak
Sebelum anak siap untuk belajar berbicara, alam telah menyediakan bentuk komunikasi tertentu yang sifatnya sementara. Selama satu setengah tahun pertama, sebelum anak mempelajari kata-kata sebagai, bentuk komunikasi, mereka menggunakan empat bentuk komunikasi prabicara yakni
1.         Tangisan
Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Melalui tangisan dia memberitahu kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas, lelah, dan kebutuhan untuk diperhatikan. Jika kebutuhanya segera dipenuhi, bayi hanya akan menangis bila ia mmerasa sakit atau tertekan. Perawat harus banyak berlatih mengenal macam-macam arti tangisan bayi karena ibu muda memerlukan bantuan ini. Setelah berusia 2 minggu, kebanyakan kasus disebabkan karena orang tua yang tidak cepat tanggap terhadap arti tangis bayinya dan tidak konsisten dalam menanggapinya. Bayi yang sehat dan normal frekuensi tangisan menurun pada usia 6 bulan karena keinginan dan kebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekuensi tangisan seharusnya menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan berbicara.
2.            Ocehan dan Celoteh
Bentuk komunikasi  prabicara disebut “ ocehan “ (cooing) atau “ celoteh “ (babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan oleh perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Ocehan ini terjadi pada bulan awal kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, menguap, bersin, menangis, dan mengeluh. Sebagian ocehan akan berkembang menjadi celoteh dan sebagian akan hilang. Celotehan merupakan mekanisme otot saraf bayi berkembang dan sebagian bayi mulai berceloteh pada awal bulan kedua, kemudian meningkat cepat antara bulan ke -6 dan ke-8.
Nilai celoteh :
a.       Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar bagi perkembangan gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat keterampilan berbicara.
b.      Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia bagian dari kelompok sosial.
3.            Isyarat
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara.
Contoh isyarat umum pada masa bayi:
a.       Mendorong putting susu dari mulut artingya kenyang/tidak lapar
b.      Tersenyum dan mengacungkan tangan artinya ingin digendong
c.       Mengeliat, meronta, menangis, selama berpakaian dan mandi artinya tidak suka akan pembatasan gerak.
4.            Ungkapan emosional
Adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh dan roman muka.
Contoh :
a.       Gembira: mengendurkan badan, mengankat tangan/kaki, tersenyum dan marah.
b.      Marah : menegakkan badan, gerak membanting tangan atau kaki, roman muka tegang dan menangis.

2.4    Pendekatan Umum pada Anak Sebelum Melakukan Pemeriksaan
1.       Ajak berbicara orang tua terlebih dahulu sebelum melangsungkan komunikasi dengan anak.
2.       Lakukan komunikasi dengan metode cerita atau teknik lainnya supaya anak mau berkomunikasi.
3.       Berikan mainan kepada anak sebelum masuk kedalam inti pembicaraan.
4.       Berikan kesempatan terhadap anak guna memilih tempat pemeriksaan yang diinginkan.
5.       Lakukan pemeriksaan dari yang sederhana ke kompleks serta pastikan bahwa pemeriksaan yang dilakukan tidak menyebabkan anak menjadi trauma.
6.       Hindari pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan ketakutan pada diri anak. Selain itu, berikan kesempatan kepada anak guna memegang alat alat periksa.

2.5    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Bayi dan Anak
A.    Pada Bayi
1.      Fase prelinguistic / pralinguistik
Terjadi pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk, dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif dari pada terencana. Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan cara yang unik. Klinisi harus menentukan apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi. Selanjutnya, intervensi direncanakan untuk membangun lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati dan bereaksi terhadap suara.
2.      Kata pertama
Terjadi pada umur 3-9 bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya kontrol, dan interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak. Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang, tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal anak.
3.      Kalimat pertama
Terjadi pada umur 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak dan dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi kata-kata berlangsung cepat pada sekitar umur 18 bulan. Anak mulai bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya dengan orang dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan isi, bentuk, dan pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan semakin berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak mulai bisa berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam memorinya. Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi bentuk kata benda dan kata kerja.
4.      Kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat
5.      Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang, dan peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik. Anak terus mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasa
B.     Pada Anak
1.      Pendidikan
2.      Pengetahuan
3.      Sikap
4.      Usia pertumbuhan
5.      Status kesehatan anak
6.      Sistem sosial
7.      Saluran
8.      Lingkungan




2.6    Teknik Berkomuikasi dengan Bayi dan Anak
A.    Pada Bayi
1.      Verbal
a.       Dengan cara menimang-nimang saat tidur dan menyanyikannya lagu.
b.      Dengan cara merespon tangisannya.
c.       Mengajak bicara setiap akan melakukan suatu hal
2.      Non Verbal
a.       Dengan cara sentuhan.
b.      Dengan nada suara.
c.       Dengan ekspresi.
B.     Pada Anak
1.      Verbal
a.       Menulis
Menuis adalah satu alternative pendekatan komunikasi bagi anak, remaja muda dan praremaja. Untuk memulai suatu percakapan perawat dapat memeriksa/ menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis anak-anak lebih riil dan nyata.
b.      Menggambar
Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi berharga melalui pengamatan gambar. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak mengungkapkan tentang dirinya.
c.       Gerakan Gambar Keluarga
Menggambarkan suatu kelompok, berpengaruh pada perasaan anak-anak dan respon emosi, dia akan menggambarkan pikirannya tentang dirinya dan anggota keluarga yang lainnya. Gambar kelompok yang paling berharga bagi anak adalah gambar keluarga.


d.      Sosiogram
Menggambar tak perlu dibatasi bagi anak-anak, dan jenis gambar yang berguna bagi anak-anak seusia 5 tahun adalah sosiogram (gambar ruang kehidupan) atau lingkaran keluarga. Menggambar suatu lingkaran adalah untuk melambangkan orang-orang
2.      Non Verbal
a.       Teknik orang ketiga
Teknik semacam ini mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga, semisal “ia” atau “mereka”. Teknik tersebut sangat membantu guna mengurangi perasaan terancam pada diri anak dibandingkan dengan bertanya secara langsung pada diri mereka. Cara semacam ini sangt efektif guna memberikan kesempatan kepada anak guna memilih setuju tanpa ada keinginan untuk bertahan.
b.      NLP (Neuro Linguistik Programming)
Pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses suatu komunikasi, yaitu dengan memperhatikan cara, gaya, atau kelakuan individu. Seorang perawat bisa menggunakan sensoris yang sama guna meningkatkan hubungan sekaligus mengomunikasikan informasi yang lebih efektif, seperti jenis orang :
1)      Tipe Visual (penglihatan)
Orang yang biasa memanfaatkan alat bantu visual, seperti diagram dan ilustrasi.
2)      Tipe Mendengar (Pendengaran)
Orang yang biasa menggunakan kata-kata atau suara.
3)      Tipe kinestetis
Orang yang memiliki kecenderungan belajar dari manipulasi objek.


c.       Facilitative Responding
Mendengarkan secara seksama sama sekaligus membayangkan kembali perasaan pasien dan isi pernyataan anak.
d.      Story Telling (Bercerita)
Fungsi cerita tidak hanya membantu membuka pikiran anak, tetapi berguna untuk mengubah  menghilangkan rasa takut dan persepsi anak.
e.       Bibliotherapy
Adapun petunjuk umum bagi seorang perawat dalam menggunakan bibliotherapy adalah:
1)      Jajaki perkembangan emosi serta pengetahuan anak
2)      Hayati isi buku serta sesuaikan dengan tingkat usia anak.
3)      Menikmati buku tersebut bersama anak.
4)      Menyisir secara lebih mendalam mengenai isi yang terkandung dalam buku tersebut kemudian ceritakan kembali.
f.       Fantasi
Bentuk khusus dari bibliotherapy adalah menggunakan dongeng fantasi, penting bagi seorang perawat untuk memberikan penjelasan terhadap anak mengenai arti dari cerita dongeng tersebut.
g.      Mimpi
Salah satu cara pada ilmu psikoterapi guna mengatasi penafsiran mimpi dengan menanyakan kepada anak atau orang tua mengenai mimpi yang dialaminya.
h.      Three Wishes
Tiga permintaan merupakan salah satu teknik yang sangat efektif serta merupakan salah satu strategi guna mengundang anak-anak kedalam suatu komunikasi.




2.7    Peran Bicara Dalam Komunikasi Bayi dan Anak
A.    Pada Bayi
1.      Merupakan ungkapan sayang pada bayi.
Melatih bayi untuk mengucapkan kata-kata sederhana, sehingga lambat laun bayi akan menirukannya.
Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja syaraf otak dan pendengaran untuk merangsang syaraf pada indera pengecapan.
Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa diabaikan dan merasa selalu diperhatikan.
B.     Pada Anak
1.      Persiapan fisik
Persiapan ini tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam hal kematangan mekanisme bicara. Pertumbuhan organ-organ bicara yang kurang sempurna sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak.
2.      Persiapan mental
Tergantung pada kematangan  otak ( asosiasi otak ), yang berkembang antara 1 sampai 18 bulan,saat yang tepat di ajak bicara. Meskipun bayi tidak dapat merespon dengan kata-kata, namun suara atau bicara yang kita tunjukan pada bayi akan menjadi stimulus bayi dan akan direspon dengan bahasanya sendiri, misalnya dengan senyum atau tertawa.
3.      Model untuk ditiru
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara adalah stimulus suara. Ucapan-ucapan yang sering kita sampaikan kepada bayi menjadi model yang bisa ditiru oleh bayi pada perkembangan bicara selanjutnya. Dengan demikian ucapan-ucapan yang kita sampaikan hendaknya ucapan yang baik dan mendidik.
4.      Kesempatan praktek/ untuk berlatiAgar bayi atau anak dapat segera bicara, maka bayi perlu diajarkan atau diberikan untuk meniru kata-kata yang sering kita ucapkan.

5.      Motivasi dan tantangan
Ajaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa yang bisa diucapkan oleh bayi. Dalam hal ini perlu disadari bahwa yang diucapkan bayi belum sempurna, mungkin yang keluar baru berupa suara-suara atau kata-kata yang belum jelas sehingga butuh kesabaran dan ketelatenan dalam mengajarkan bicara kepada bayi/anak.
6.      Bimbingan
Upaya untuk membantu keterampilan bicara anak dapat dilakukan dengan cara : menyediakan model yang baik, mengatakan dengan perlahan dan jelas, serta membetulkan kesalahan yang diucapkan si anak.

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip, strategi / tehnik, dan hambatan - hambatan yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi. Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut. Pembagian rentang 19 umur dapat dibedakan atas bayi (0-1), toddler (1-3), anak-anak pra sekolah (3-5), anak usia sekolah (5-12).

DAFTAR PUSTAKA


Dalami, Ermawati., dkk. 2009. Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Zen, Pribadi. 2013. Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan Profesional. Yogyakarta: D-Medika.

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul MELAKUKAN KOMUNIKASI PADA PADA BAYI dan ANAK-ANAK
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasia meridoi segala usaha kita. Amin

Aceh Besar,   November 2017

Penyusun


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2  Rumuan Masalah................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1  Petunjuk Komunikasi Dengan Bayi dan Anak..................................... 3
A.  Petunjuk Komunikasi dengan Bayi.................................................. 3
B.  Petunjuk Komunikasi pada Anak............................................. ....... 4
2.2  Komunikasi pada Bayi dan Anak Sesuai Tahap  
Perkembangannya.......................................................................... ....... 4
A.  Masa bayi......................................................................................... 4
B.  Anak usia kurang 5 tahun................................................................. 5
C.  Usia sekolah..................................................................................... 5
D.  Anak usia remaja.............................................................................. 5
2.3  Bentuk Komunikasi Pra-Bicara pada Bayi dan Anak................... ....... 6
2.4  Pendekatan Umum pada Anak Sebelum Melakukan
Pemeriksaan.......................................................................................... 7
2.5  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Bayi dan
Anak...................................................................................................... 8
A.  Pada Bayi......................................................................................... 8
B.  Pada Anak................................................................................ ....... 9
2.6  Teknik Berkomuikasi dengan Bayi dan Anak.................................... 10
A.  Pada Bayi....................................................................................... 10
B.  Pada Anak...................................................................................... 10
2.7  Peran Bicara Dalam Komunikasi Bayi dan Anak............................... 13
A.  Pada Bayi....................................................................................... 13
B.  Pada Anak...................................................................................... 13

BAB III PENUTUP............................................................................................. 15
A.    Kesimpulan......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16



No comments:

Post a Comment