KATA
PENGANTAR
Segala puji
hanya milik Allah SWT.
Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya saya mampu
menyelesaikan tugas Makalah
ini yang berjudul “Supporting Devices”
Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Dan saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang saya hadapi teratasi.
Makalah ini disusun
agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Gizi Ibu Hamil dan Menyusui
Banda Aceh, Mei
2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang................................................................................. 1
B.
Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
C.
Manfaat
Penulisan............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2
A.
Pengertian
Supporting Devices........................................................ 2
B.
Klasifikasi
Supporting Devices........................................................ 2
C.
Fungsi
Klasifikasi Supporting Devices............................................ 4
D.
Dampak Negatif
Supporting Device................................................ 4
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A. Kesimpulan....................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jika zaman dahulu
perawat hanya melakukan aktivitas fungsional tanpa mengetahui justifikasi dari
tindakan yang dilakukan, lain halnya dengan kemajuan ilmu keperawatan yang berkembang
sekarang ini. Perawat mulai meningkatkan kemampuan untuk berfikir kritis
terkait tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan kondisi
dan penyakit yang diderita oleh pasien tersebut. Salah satu bukti kemajuan
teknologi yang membantu tugas perawat adalah dengan digunakannya handheld
device.
B.
Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan :
1.
Mengetahui pengertian
Supporting Devices.
2.
Mengetahui klasifikasi
Supporting Devices.
3.
Mengetahui fungsi
Supporting Devices.
4.
Mengetahui Dampak
Negatif Supporting Devices.
C.
Manfaat
Penulisan
Mengacu pada tujuan
penulisan, maka manfaat penulisan dari makalah ini adalah :
- Dapat
mengetahui pengertian Supporting Devices.
- Dapat
mengetahui klasifikasi Supporting Devices.
- Dapat
mengetahui fungsi Supporting Devices.
- Dapat
mengetahui Dampak Negatif Supporting Devices.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Supporting Devices
Supporting Devices
adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di tinjau dari segi keperawatan,
maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat
tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan
praktek.
B.
Klasifikasi
Supporting Devices
Adapun klasifikasi Supporting Devices,
yaitu:
1. Alat
Bantu
Teknologi medis yang
canggih merupakan alat atau perkakas untuk para dokter, dan alat bantu akan
mengurangi beban perawat. Kemajuan dalam layanan medis, termasuk alat medis
dengan sistem komputerisasi yang canggih, melindungi jiwa banyak orang. Produk
THK memenuhi standar realibilitas tertinggi yang diperlukan untuk alat medis.
2. Peralatan
Sinar X
Pemandu LM dan Cincin
Roller Lintang kami digunakan untuk pergerakan reseptor sinar X. Ini
memungkinkan mesin sinar X untuk menggerakkan unit transmiter dan penerima
sinar ke arah manapun dan mengambil gambar dari sudut manapun, tanpa bergantung
pada posisi pasien. Saat produk THK digunakan, getaran dan suara mesin juga
dikurangi sehingga menghilangkan kekhawatiran pasien. sinar X yang mampu
melakukan penetrasi kedalam tubuh pasien.
3. Peralatan
analisis otomatis hematologikal
Splina Bola dapat
menekan getaran di ujung injektor saat dihentikan, dan mur perubah sekrup geser
memungkinkan terciptanya mekanisme pengumpanan dengan kecepatan tinggi dan
sangat mulus.
4. Pemindai
CT sinar X medis
Pemindai CT sinar X
merupakan perangkat tunggal yang memindai keseluruhan tubuh pasien dan terdiri
dari pemindai CT (Computed Tomography/Tomografi Komputer) dan peralatan
angiografi. Pada perangkat ini, Pemandu LM THK digunakan di bagian gerakan
longitudinal yang menggerakkan pasien yang terbaring di tempat tidur selama
proses pemindaian. Karena pemandu tersebut dapat mengurangi getaran dan suara
selama gerakan sistem, komponen ini dapat menghilangkan kekhawatiran pasien.
5. Fasilitas
mandi dengan penopang kursi roda elektrik
Splina Bola kami
digunakan dalam fasilitas mandi dengan pengangkat (lift) bertenaga listrik.
Menggunakan poros splina sebagai batang angkat memungkinkan desain fasilitas
yang kompak.
6. Robot
pendukung pembedahan
Selama pengobatan
tulang, dokter menggunakan tekanan berat untuk mengembalikan posisi tulang.
Dosis radiasi yang diserap selama radiografi juga menimbulkan masalah. Untuk
mengatasi ini, robot pendukung pembedahan telah dikembangkan. Dengan
menggunakan pemandu LM dan aktuator dari THK.
7. Handheld
Handheld adalah suatu alat yang membantu perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan kepada klien, melalui pengumpulan data,
berkomunikasi dengan pasien, berkonsultasi dengan sesama perawat maupun tenaga
medis, mencari literatur terkait interaksi obat dan infus, sampai menganalisis
hasil laboratorium. Handheld yang digunakan dalam keperawatan disebut Personal
Digital Assistants (PDAs).
8. Handheld
Device
Handheld Device adalah
mempermudah perawat untuk mengakses sumber-sumber klinik, pasien dan sejawat
melalui suara serta pesan teks, serta mempermudah akses ke jaringan informasi
sehingga penentuan keputusan secara desentralisasi dapat dilakukan yang akan
meningkatkan otonomi perawat.
9. Wireless
Communication
Wireless Communication
juga memudahkan perawat untuk memperoleh hasil pemeriksaan laboratorium pasien
atau melakukan perubahan pesanan ke laboratorium, ketika masih berada di kamar
pasien tanpa harus kembali ke ruang perawat terlebih dahulu
C.
Fungsi
Klasifikasi Supporting Devices
1)
Fungsi Sinar X yaitu
untuk melihat kondisi tulang serta organ tubuh tanpa melakukan pembedahan pada tubuh pasien.
2)
Fungsi analisis
otomatis hematologikal yaitu untuk transportasi vertikal injektor reagen dalam peralatan tes
hematologikal.
3)
Fungsi CT sinar X medis
yaitu untuk diagnosis sistem sirkulasi.
4)
Fungsi penopang kursi
roda elektrik yaitu dalam fasilitas mandi dengan pengangkat
(lift) bertenaga listrik.
5)
Fungsi Robot pendukung
pembedahan yaitu robot pendukung pembedahan dapat menjadi alat yang berdaya
guna tinggi, dan juga membuat proxide ini menjadi kompak untuk mendapatkan
tingkat akurasi tinggi selama pembedahan, sehingga mampu mensimulasi gerakan
dokter yang dapat diandalkan.
6)
Fungsi Handheld yaitu
mulai meningkatkan kemampuan untuk berfikir
kritis terkait tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien
sesuai dengan kondisi dan penyakit yang
diderita oleh pasien tersebut.
7)
Fungsi Handheld Device
yaitu Handheld device digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
melalui kemampuan mengakses informasi, mempermudah penghitungan, dan memperlancar
komunikasi.
8)
Fungsi Wireless
Communication yaitu untuk memperoleh hasil pemeriksaan laboratorium pasien atau
melakukan perubahan pesanan ke laboratorium.
D.
Dampak
Negatif Supporting Device
1.
Sinar X
Terlepas dari peranan
Sinar X dalam menunjang informasi diagnosis klinis, Sinar X ternyata memiliki
sisi yang sangat perlu diperhatikan secara khusus, yaitu berkaitan dengan efek negatif yang
ditimbulkan.
Perlu diketahui bahwa
Sinar X dengan karakteristiknya memiliki energi minimal sebesar 1 KeV = 1000 eV.
Energi sebesar ini jika berinteraksi dengan tubuh manusia tentunya
dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif.
Ada beberapa
kemungkinan peristiwa yang dapat terjadi, ketika Sinar X berinteraksi dengan
materi (tubuh manusia) dari sudut pandang mikroskopis, yaitu hamburan Compton,
hamburan Fotolistrik dan hamburan Pair
Production. Hamburan Compton terjadi karena
Sinar X berinteraksi dengan elektron yang terletak pada lintasan
terluar, yang selanjutnya elektron ini akan terlempar keluar dari atom.
Efek hamburan Compton
umumnya terjadi pada rentang energi sekitar 26 keV (kilo elektron volt) untuk
diagnostik. Hamburan fotolistrik terjadi ketika Sinar X berinteraksi dengan
atom materi dan melemparkan salah satu elektron sehingga mengakibatkan elektron
lainnya, bergerak menuju lintasan yang kehilangan elektron sambil melepaskan
energinya.
Hamburan ini juga dapat
terjadi pada energi untuk diagnostik. Sedangkan hamburan pair production jarang
sekali terjadi di bidang imaging diagnostik karena membutuhkan energi Sinar X
yang sangat besar 1,02 MeV (mega elektron volt). Walaupun sudut pandang ini
hanya dilihat secara mikroskopis, secara makroskopis dikhawatirkan akan
mengganggu kestabilan atom materi dan menimbulkan kelainan pada sel tubuh
manusia.
Ini perlu kehati-hatian
dan pemilihan yang tepat dalam penggunaannya di bidang medis. Walaupun secara
empiris pasien yang diberikan Sinar X pada level diagnostik medis di rumah
sakit tidak mengalami gejala ataupun tanda-tanda kerusakan jaringan. Namun
gejala kelainan pada tubuh manusia akan muncul jika diberikan Sinar X secara
berlebihan. Oleh karena itu paparan radiasi medis (diagnostik imaging) yang
mengenai tubuh pasien diharapkan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan kebutuhan
dalam imaging adalah kualitas citra yang mampu menunjang
diagnosis klinis yang
diderita pasien dengan tidak memberikan paparan radiasi yang berlebihan atau
tidak dibutuhkan kepada tubuh pasien.
2.
CT Scan
Ternyata radiasi
alat-alat tersebut dalam waktu lama bisa meningkatkan risiko terserang penyakit
leukemia. Sinar-X
adalah suatu radiasi berenergi kuat yang tergantung pada dosisnya, dapat
mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik, dan menimbulkan defek pada
bayi yang belum dilahirkan. Sel-sel yang membelah cepat adalah paling sensitif
terhadap paparan sinar-x. Bayi dalam perut ibu sensitif terhadap sinar-x karena
sel-selnya masih dalam taraf pembelahan dengan cepat, dan berkembang menjadi
jaringan dan organ yang berbeda-beda. Pada dosis tertentu, paparan sinar-x pada
wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin yang
dikandungnya, termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa.
Memang sebagian besar
prosedur pemaparan sinar-x menghasilkan radiasi yang relatif ringan. Namun
sebagai langkah jaga-jaga, penggunaan sinar-x pada wanita hamil kecuali
benar-benar perlu,harus dihindari. Wanita yang melalui pemeriksaan rontgen
sebelum mengetahui status kehamilannya harus berbicara kepada dokternya.
CT Scan memang bisa
memberikan hasil tes medis secara cepat dan rinci. Beberapa penyakit pada anak
seperti radang paru atau patah tulang juga membutuhkan alat-alat pemindai
kesehatan untuk diagnosis yang lebih akurat.
Tetapi para ahli juga
mengingatkan bahaya terselubung yang mungkin timbul. Pada anak-anak, paparan
sinar-X tiga kali atau lebih akan meningkatkan ancaman leukimia.
"Menghindari atau mengurangi
paparan radiasi sangat penting," kata Patricia Buffler, dari
Univesitas Berkeleys School of Public Health, Amerika. Dalam penelitiannya, ia mengamati
catatan medis 711 anak berusia maksimal 14 tahun yang didiagnosa leukimia
limfoid akut di California antara tahun 1995-2008. Ia membandingkannya dengan
data anak yang tidak menderita leukimia.
Secara umum peningkatan
risiko leukimia pada anak memang tidak terlalu besar. Dari 100.000 anak, ada 4
yang terkena leukimia. Namun, meski kasus kankernya kecil, tetap saja risikonya
ada. Buffler menjelaskan, radiasi yang terdapat dalam sinar-X membuat sel-sel
dalam tubuh bermutasi dan menciptakan kanker. CT-Scan yang belakangan ini
sangat populer memiliki tingkat radiasi yang lebih tinggi.
Pemajanan medan
elektromagnet yang terlalu sering diduga meningkatkan risiko kanker. Demikian
studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah New England Journal of
Medicine.
Kesimpulan tersebut
didapat berdasarkan survei terhadap 950.000 pasien. Hampir 70 persen pasien
pernah mengalami sekurangnya satu kali prosedur pencitraan yang membuat mereka
terpajan. Dalam waktu tiga tahun selanjutnya, diketahui mereka menderita
kanker.
3.
Robot pendukung
pembedahan
Robot laba-laba ini
diharapkan dapat berjalan sepanjang lintasan DNA. Dengan menggunakan alur yang
sesuai dengan urutan, robot dapat dibuat untuk berjalan, berbelok ke kiri atau
kanan sesuai alur untaian DNA. Tubuh robot ini terdiri dari protein yang biasa
disebut streptavidin. Melekat padanya kaki tiga 'enzimatik DNA' untai tunggal
yang mengikat dan kaki keempatnya adalah untaian yang membawa laba-laba ke
titik awal.
"Setelah robot
dilepaskan dari pemicu, maka ia akan mengikat kemudian memotong untaian DNA,"
ujar Milan Stojanovic selaku ketua tim proyek. Setelah untaian dipotong, kaki
robot mulai meraih jalur dan mencocokan DNA. dengan ini, robot dipandu ke jalur
yang ditetapkan oleh peneliti.
Untuk melihat robot ini
bergerak, para peneliti menggunakan mikroskop kekuatan atom. Robot ini bisa
mencatat tanda-tanda penyakit pada permukaan sel, menentukan sel itu adalah
kanker, menghancurkan sel kanker bahkan robot itu bisa memberikan senyawa untuk
membunuhnya. Rupanya 'DNA berjalan' ini sudah dikembangkan sejak dulu, namun
mereka tak pernah mencapai prestasi seperti saat ini. "Robot itu bisa
berjalan hingga 100 nanometer atau sekitar 50 langkah," ungkap Profesor
Yan asal Arizona State University.
"Ini pertama
kalinya sistem mesin nano digunakan untuk melakukan operasi. Sebuah kemajuan
penting dalam evolusi teknologi DNA," kata Lloyd Smith dari University of
Wisconsin, Madison. Hampir 6 miliar poundsterling diinvestasikan dalam
penelitian dan pengembangan produk nano di seluruh dunia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Supporting Devices
adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika di tinjau dari segi keperawatan,
maka dapat kita simpulkan kalau supporting devices itu adalah perangkat
tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan pada para perawat dalam melakukan
praktek.
Klasifikasi Supporting
Devices terbagi atas Peralatan Sinar X, Peralatan analisis otomatis
hematological, Pemindai CT sinar X medis, Fasilitas mandi dengan penopang kursi
roda elektrik, Robot pendukung pembedahan, Handheld Device, Wireless Communication.
Setiap Klasifikasi Supporting Devices memiliki fungsih masing-masing yang
saling menguntungkan dalam dunia keperawatan. Klasifikasi Supporting Devices
juga memiliki dampak yang negatif.
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah
ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan baik
dari bentuk maupun isinya, maka dari itu penulis menyarankan kepada pembaca
agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana pembaca mempelajari tentang
Supporting Devices dan semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah
cakrawala ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=39486
http://forum.vivanews.com/iptek/50006-mengetahui-manfaat-dan-bahaya-sinar-x.html
http://dc374.4shared.com/doc/t6vbISua/preview.html
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/10/18/27/383488/sinar-x-dan-ct-scan-picu-leukemia
No comments:
Post a Comment