BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kebutuhan manusi merupakan unsur
unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis
maupun psikologis yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan
didalam kehidupan.
Selain sebagai makhluk idividu manusia
tak lepas dari yang namanya makhluk social,artinya manusia tidak akan pernah
bisa memenuhi segala kebutuhan yang di butuhkannya tanpa memerlukan bantuan
orang laen.dengan sifat alamiah sebagai makhluk social maka manusia memerlukan
berbagai peran orang laen guna saling memenuhi berbagai kebutuhan tersebut.
Oleh karena itu manusia memerlukan
sebuah wadah untuk saling bekerja sama dengan manusia lain guna memenuhi segala kebutuhannya.Dalam mencapai kebutuhan
,seseorang harus berjenjang ,tidak peduli seberapa tinggi jenjang yang sudah
dilewati,kalau jenjang dibawah mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya
masih sangat kecil,dia akan kembali kejenjang yang tak terpuaskan itu sampai
memperoleh tingkat kepuasan yang dikehendaki .
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kebutuhan
Dasar Menurut Maslow
Abraham Maslow (1908-1970), seorang psikolog besar yang mencoba
menemukan dan menawarkan jawaban sistematis atas pertanyaan tersebut melalui
teorinya yang tersohor, yakni teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, setiap
individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara Menurut hierarki
dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkat yang paling tinggi. Dengan model ini, Maslow menjelaskan bahwa
kebutuhan manusia bertingkat, mulai dari kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi
pada bagian bawah piramid, dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas
apabila jenis kebutuhan yang dasar sudah terpenuhi.
a.
Kebutuhan Fisiologis
Jika kebutuhan
dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit,
terasa lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya
dapat terhambat. Pada hierarki yang paling bawah ini, manusia harus memenuhi
kebutuhan makanan, tidur, minum, seks, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
fisik badan. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan,
sehingga ia menderita kelaparan, maka ia tidak akan mungkin mampu untuk
memikirkan kebutuhan akan keamanannya ataupun kebutuhan aktualisasi diri.
b.
Kebutuhan Rasa Aman (Safety
Needs)
Kebutuhan level
kedua, yakni kebutuhan akan rasa aman dan kepastian (safety and security needs) muncul dan memainkan peranan dalam
bentuk mencari tempat perlindungan, membangun privacy individual (kebebasan individu), mengusahakan keterjaminan
finansial melalui asuransi atau dana pensiun, dan sebagainya. Baik keamanan
secara harfiah (keamanan dari perampok, orang jahat, dan lain-lain), maupun
keamanan secara finansial ataupun hal lainnya.
c.
Kebutuhan kasih sayang / sosial (Love/belonging needs)
Ketika
seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai
timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Perasaan menyenangkan yang dimiliki
pada saat kita memiliki sahabat, seseorang untuk berbagi cerita, hubungan dekat
dengan keluarga adalah tujuan utama dari memenuhi kebutuhan sosial ini. Jika
tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.
d.
Kebutuhan Harga Diri (Esteem
Needs)
Semua orang
pasti ingin dihormati dan ingin merasa berguna bagi orang lain. Level keempat
dalam hierarki adalah kebutuhan akan penghargaan atau pengakuan (esteem needs). Maslow membagi level ini
lebih lanjut menjadi dua tipe, yakni tipe bawah dan tipe atas. Tipe bawah
meliputi kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, perhatian, reputasi,
kebanggaan diri, dan kemashyuran. Tipe atas terdiri atas penghargaan oleh diri
sendiri, kebebasan, kecakapan, keterampilan, dan kemampuan khusus
(spesialisasi).
e.
Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)
Pada umumnya,
kebutuhan ini akan muncul bila seseorang merasa seluruh kebutuhan mendasarnya
sudah terpenuhi Seperti mengaktualisasikan diri untuk menjadi seorang ahli
dalam bidang ilmu tertentu, atau hasrat untuk mengetahui serta memenuhi
ketertarikannya akan suatu hal. Inilah puncak sekaligus fokus perhatian Maslow
dalam mengamati hierarki kebutuhan.
2.2
Kebutuhan
Dasar Menurut Virginia Henderson
Menurut
Virginia Henderson 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :
- Bernafas
dengan normal
- Makan
dan minum cukup.
- Pembuangan
eliminassi tubuh.
- Bergerak
dan mempertahankan posisi yang nyaman.
- Tidur
dan istirahat.
- Memilih
pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian.
- Mempertahankan
suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan.
- Menjaga
kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi kulit
- Menghindari
bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain.
- Komunikasi
dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan
pendapat.
- Beribadah
menurut kepercayaan seseorang.
- Bekerja
sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan.
- Belajar,
menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang
normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia
Menurut Henderson, ke-14 kebutuhan dasar yang harus
menjadi fokus tersebut dipengaruhi oleh :
- Usia
- Kondisi
emosional (mood & temperamen)
- Latar
belakang sosial dan budaya.
- Kondisi
fisik dan mental, termasuk berat badan, kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lakomotif, dan status mental
2.3
Kebutuhuan
Menurut Jean Watson
Jean Watson dalam memahami konsep
keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar
biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
CARA NABI MUHAMMAD SAW
MEMBENTUK JIWA ANAK
- MEMBERI CIUMAN, PERHATIAN, DAN
KASIHSAYANGBeberapa orang Badui datang kepadaRasulullah saw. Mereka
bertanya, „Apakahkalian mencium anak-anak kalian?‟ „Ya,‟ jawabRasulullah saw. „Tapi
kami, demi Allah, sekali-kali tidak pernah mencium anak-anak kami.‟Maka Rasulullah saw. bersabda,
„Saya tidakmemiliki kekuatan sekiranya Allah SWT.mencabut perasaan kasih
sayang dari hatikalian.‟” (H.r. Imam Ahmad)
- BERMAIN DAN BERCANDA DENGAN
ANAKAbu Hurairah r.a. berkata, “Saya mendengardengan kedua telingaku dan
melihat dengankedua mataku bahwa Rasulullah saw. memegangdengan kedua
tangannya, kedua telapak cucunyaHasan atau Husain, dan kedua telapak
kakimereka di atas telapak kaki Rasulullah saw.Kemudian Rasulullah saw.
berkata, „Naiklah!‟Maka keduanya naik hingga
keduanyameletakkan kakinya di dada Rasulullah saw.,kemudian beliau
berkata, „Bukalah mulutmu!‟Kemudian beliau menciumnya dan
berkata, “YaAllah, saya mencintainya dan sungguh sayamencintainya.‟” (H.r. Bukhari)
- MEMBERI HADIAH, PENGHARGAAN,
DAN PUJIANKEPADA ANAKAl Hasan atau Jabir bin Abdillah berkata, “Saya
shalatzhuhur atau „ashar bersama Rasulullah saw. Selesaisalam beliau
bersabda kepada kami, „Tetaplah ditempat kalian!‟ Kemudian beliau bersabda lagi,
„Bejanayang berisi manisan.‟ Kemuian beliau
membagikanmanisan tersebut sesendok kepada setiap orang yanghadir. Ketika
sampai kepadaku (saat itu aku masihanak-anak), beliau memberiku satu
sendok kemudianberkata, „Apakah kamu ingin tambah?‟ „Ya,‟ jawabku.Beliau menambah satu
sendok dan berkata kembali,„Apakah kamu ingin tambah?‟ „Ya,‟ jawabku. Beliaumenambah satu
sendok lagi dan itu terus dilakukanbeliau hingga sampai pada sahabat yang
terakhir.” (H.r.Ibnu Abid Dunya)
- MENGUSAP KEPALA ANAKAnas r.a.
berkata, “Bahwa Rasulullah saw.mengunjungi sahabat Anshar. Ia
mengucapkansalam kepada anak-anak mereka danmengusap kepala mereka.” (H.r.
Ibnu Hibban)
- MENYAMBUT ANAK DENGAN
KEHANGATANAbdillah bin Ja‟far r.a. berkata, “Ketika
Rasulullahsaw. datang dari suatu perjalanan, beliaumenemui dua orang anak
dari keluarganya. Sayaberlomba untuk menghampirinya kemudian
beliaumenggendongku. Setelah itu, beiau mengajaksalah satu putra Fathimah,
yaitu Hasan atauHusain r.a. dan memboncengkan di belakangnya,sehingga kami
bertiga memasuki kota Madinahdengan menaiki kendaraan.” (H.r. Ibnu
Asakir,Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
- MEMPERHATIKAN DAN MENANYAKAN
KEADAANANAKSalman r.a. berkata, “Kami berada di sekitar Rasulullah
saw.,kemudian tiba-tiba Ummu Aiman r.a. datang dan berkatan,
„YaRasulullah, Hasan dan Husain tersesat.‟ Pada waktu itu siang
sudahmulai sore. Maka Rasulullah saw. bersabda, „Berdirilah kalian
dancarilah kedua anakku!‟ Maka setiap orang mengambil
arah yangberbeda dan aku searah dengan Rasulullah saw. hingga sampai
kelereng gunung. Hasan dan Husain terlihat saling berangkulanketakutan
karena seekor ular yang baru keluar dari lubangnyaberdiri dengan ekornya.
Rasulullah saw. segera menghampiri ulartadi dan ular itu lari, masuk ke
sela-sela bebatuan. Rasulullah saw.segera mendatangi kedua cucunya dan melepaskan
rangkulanmereka lalu mengusap kepala mereka sambil berkata, „Demi ibudan
ayahku, semoga Allah SWT. memuliakan kalian!‟ Rasulullahkemudian menggendong
keduanya. Aku (Salman r.a.) berkata,„Kebaikan untuk kalian berdua.
Sebaik-baik tunggangan adalahtunggangan kalian.‟ Rasulullah saw. bersabda, „Dan
sebaik-baikpenunggang adalah keduanya dan orang tuanya lebih baik
darikeduanya.” (H.r. At Thabrani)
- PENGAWASAN KHUSUS BAGI
ANAKPEREMPUAN DAN YATIMAbu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw.bersabda,
„Sesungguhnya saya menekankankalian akan hak dua orang lemah ini,
yaituanak yatim dan anak perempuan.‟” (H.r. AlHakim, Al Baihaqi, Imam
Ahmad, dan IbnuHibban)
- MEMBERIKAN
KECINTAAN KEPADA ANAKSECARA PROPORSIONAL DAN TAWAZUN“Demi Allah, yang
jiwaku berada di Tangan-Nya, tidaklah sempurna keimanan salahseorang di
antara kamu, sehingga aku lebih iacintai dari pada bapaknya, anaknya,
danseluruh manusia.” (H,r, Bukhari, Muslim, danAn Nasaa-i)
Seperti apakah Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak-anaknya
?
Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anaknya
Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anaknya
dapat
di gambarkan di bawah ini:
1.
Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak
dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah,
dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu
berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu
(hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya
lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.
2.
Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan
mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah ja’far
dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan
anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak
ja’far. Ketika mereka dating, beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata.
Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang
menimpanya.
3.
“Wahai rasulullah,
apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang sampai
kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya
benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras.
Asma pun menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul mengerumuninya.
Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda,
“janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka,
kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian ja’far.”
4.
Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau
memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sahabat merasa heran karena
beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi
Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya ini adalah air
mata seorang kawan yang kehilangan kawannya.
5.
Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium
Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang
anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak
akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut
rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih
sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”
6.
Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya
di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh
beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak.
Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, biarkanlah dia
sampai selesai dulukencing.”Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian
membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang
terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri
pakaian yang terkena kencing tadi.
7.
Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku
beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna
kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW. ayahku
membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata
kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!
8.
Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul
dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu
Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”
9.
Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti
zainab di letakkan di leher beliau. Di kala beliau sujud, Umamah di leher
beliau.
10.
Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna
lama sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,” Wahai
Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada
sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab,
“Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau
tergesa-gesahsampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau
Al-Husain Radhiyallahu Anhuma
11.
Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu
sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau
berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak
itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata,
Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia. Ketika
Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu beliau
turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.
12.
Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti
Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib
berulang-rulang.”
13.
Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat
Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.
14.
Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar
rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, beliau melihat banyak anak
kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju
baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju
pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis
tersedu-sedu. Bajunya compang-camping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah
SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau
seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab,
“biarkanlah aku sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di
hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku
mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawin
lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya.
Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat
kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l”
Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut
seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi
kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi
saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia
berkata, “mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun
membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah,
memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu
mengajak makan.
Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan
kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat
perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu
menagis, mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan,
sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku
mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku
Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.”
Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga
beliau wafat.
Membangun keluarga dan mendidik anak secara islami, beberapa
hal yang perlu dilakukan adalah:
Menyediakan fasilitas dan membangun keluarga yang
- Ta’aruf : mengenal karakter
masing2 anggota keluarga
- Tafahum: saling memahami
- Ta’awun : saling menolong
Menjaga
keluarga dari api neraka
Keluarga yang sholeh dan sholehah. Bagaimana membuat program
dari awal pernikahan, merencanakan mempunyai anak, mengandung dan melahirkan
anak serta membangun keluarga.
Dalam alQuran dijelaskan di Surat Lukman ayat 13-19,
mengenai konsep Alquran mengenai mendidik anak secara islami, 7 Ayat Surat
Lukman ini tidak mudah untuk menjalankan.
Ayat
ini menjelaskan:
Membangun
keiimanan. Yang paling utama adalah Akidah. Pelajaran jangan menyekutukan
Allah. Diawali dengan meng Azankan anak pada saat anak lahir. Lafal Allah
didengarkan di telinga anak, dan untuk rasa, diawali dengan memberikan sedikit
Kurma dan Madu.
Mensyukuri
nikmat Allah. Walaupun diberi sedikit selalu melafalkan “Alhamdulillah”
Berbuat
baik pada orang tua. Introspeksi diri, apakah kita sudah berbakti pada orang
tua.
Menyusui
anak hingga 2 tahun
Mengajari
kejujuran
Mengajari
anak sholat, karena sholat adalah tiang agama.
Bagaimana
agar anak terbiasa menjalankan sholat:
- Doakan anak (surat Ibrahim
20-21)
- Membiasakan untuk sholat
berjamaah, anak yang sudah besar menjadi imam.
- Wudhu dan sholat diajarkan
sejak umur 7 tahun.
- Menyempurnakan sholat dengan
rawatib. Bukan sekedar sholat saja, tapi diusahakan juga berdzikir
bersama, membaca Alquran bersama keluarga.
Melatih anak untuk sabar dalam
menghadapi musibah. Tugas seorang ibu, membantu anak bisa sabar. Contoh kecil;
jika anak kehilangan mainan, ajarkan anak untuk bersabar, dan jelaskan.
Mengajari
anak agar tidak sombong.
Mengajarkan
anak kesederhanaan dan melunakkan suara pada saat berbicara pada anak.
Bagaimana
Rasulullah mendidik Anak?
1.
Anak itu merupakan asset masa depan, maka mendidik anak
harus secara benar. Terutama mendidik anak lelaki, karena mereka adalah calon
pemimpin. Hadist Ibnu Abbas: “Ajarilah, Mudahkanlah, Gembirakanlah dan
Janganlah ditakut-takuti”
2.
Memberikan keteladanan atau contoh yang baik kepada anak.
3.
Memilih waktu yang tepat dalam menasehati anak. Misalnya
pada saat jalan2 atau pada saat makan malam bersama.
4.
Memelihara anak dengan bermusyawarah, jangan memaksa, ajak
diskusi.
5.
Mendoakan anak
6.
Memberikan mainan yang memancing kreatifitas anak.
7.
Menolong anak agar berbakti pada orang tua.
8.
Tidak banyak mencela/memaki anak. Jangan mengatakan sesuati
yang tidak baik pada anak.
9.
Banyak berdoa untuk kebaikan anak.
10. Memperhatikan gizi anak, karena
berpengaruh penting untuk perkembangan anak.
Dalam surat Al Kahfi ayat 10,
terdapat do’a untuk menenangkan hati dan terlepas dari kesulitan.
Tanya
Jawab
- Bagaimana melunakkan hati anak?
Berdoa diwaktu yang makbul misalnya;
setelah habis sholat fardhu, menjelang buka puasa. Banyak beristighfar,
sholawat dan doa orang tua. Sebut nama anak dalam do’a2 kita. Jika anak akan
menempuh ujian, doakan” Berilah kemudahan, kelulusan dan sempurnakanlah dengan
nilai2 yang bagus”
Hadist
Ibnu Abbas yang menjelaskan untuk tidak menakut-nakuti anak, pada kenyataannya,
Bagaimana kalo anak sulit sekali diajak sholat seringkali orang tua
menakutdenganancaman2?
Jika anak sudah baliqh, wajib untuk menjalankan sholat tidak apa- apa. Tapi akan menjadi baik, jika anak dilatih untuk membiasakan diri melakukan sholat. Dan ibu jangan pernah bosan untuk menasehati anak.
Jika anak sudah baliqh, wajib untuk menjalankan sholat tidak apa- apa. Tapi akan menjadi baik, jika anak dilatih untuk membiasakan diri melakukan sholat. Dan ibu jangan pernah bosan untuk menasehati anak.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut Maslow, setiap individu memiliki
kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara Menurut hierarki
dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkat yang paling tinggi. Dengan model ini, Maslow menjelaskan bahwa
kebutuhan manusia bertingkat, mulai dari kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi
pada bagian bawah piramid, dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas
apabila jenis kebutuhan yang dasar sudah terpenuhi.
Maslow menggambarkan kebutuhan ini
bersifat hirarkis,artinya beberpa kebutuhan lebih mendasar atau lebih kuat dari
pada yang lainnya dan setelah kebutuhan
ini terpenuhi ,kebutuhan lain yang lebih tinggi muncul.
No comments:
Post a Comment