BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
latar
belakang
Penangkapan
ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan oleh
manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal
(neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan (sahrhange
andlundbeck,1991), dengan menggunakan tangan kemudian profesi ini
berkebang secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan mulai
membuat perahu yang sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara penangkapan ikan
maka dibutuhkan ilmu yang dapa t menyoko
ng pengetahuan teknik penggunaan alat tangkap dan cara pengoperasiannya
serta kapal yang dapat menunjang keberlansungan penangkapan, yang disebut
dengan Manajemen Operasi Penangkapan Ikan.
Alat
tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia umumnya
masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhoa (1981) pendapat tersebut
tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikan
diIndonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour)
untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah mengetahui ada
sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan kecil sehingga dengan
adanya ikan kecil ditempat penangkapan maka ikan-ikan besar pun akan mendatangi
ke tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan perkembangan peradaban manusia
dapat mendorong manusia untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Kemajuan dari fishing
gears dapat ditandai dengan hal- hal berikut ini:
1.
Perubahan usaha
penangkapan dari sektor demi sektor ke arah usaha penangkapan dalam jumlah
banyak
2.
Perubahan fishing
ground ke arah yang lebih jauh dari pantai
3.
Penggantian tenaga
manusia dengan tenaga mesin.
Gill Net sering diterjemahkan
sebagai ³jaring insang´, ³jaring rahang´, dan lain sebagainya. Gill net adalah
jaring yang berbentuk empat persegi panjang, memiliki mata jaring yang
sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan
panjangnya. Istilah Gill Net didasarkan pada pemikiran bahwa
ikan-ikan tertangkap gill net terjerat di sekitar operculumnya pada
mata jaring. Jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan gill net ialah jenis
ikan yang berenang pada permukaan laut (cakalang, tuna,
saury, fying fish, dan lain-lain), jenis ikan demersal ( flat fish,katamba, sea
bream dan lain-lain), juga jenis udang, lobster, kepiting dan lain-lain
Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura(1978),
Gill net dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Surface
gill net
2. Bottom
gill net
3. Drift
gill net
4. Encricling
gill net atau surrounding gill net
Menurut Anonim (
1975), Gill net dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu:
1. Surface
gill net
2. Mid
water gill net
3. Bottom
gill net
Pemakaian gill net tergantung
daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di tangkap. Penamaan gill net
pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi
nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama
sesuai dengan letak fihing ground.
1.2
Tujuan
o mengetahui
pengertian ,jenis ,dan syarat pembuatan gill net .
o mengetahui
komponen penyusun dan pengoperasian gill net.
BAB II
PEMBAHASAN GILL NET
2.1
kontruksi alat tangkap gill net
1. kontruksi
umum
Pada umumnya yang disebutkan dengan gill
net dasar ialah jaringdengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata
jaring yang samaukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek
jikadibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh
depthlebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang
jaring.Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung
(float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker).Dengan menggunakan
dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy darifloat yang bergerak menuju
keatas dan sinking force dari sinker ditambahdengan berat jaring didalam air
yang bergerak menuju kebawah, maka jaringakan terentang.
2. detail
kontruksi
Pada
kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikianletak jaring akan
telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut,maka dinamakan
bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikanyang menjadi tujuan
penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish)ataupun ikan-ikan damersal.
Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang
dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui
keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.
3. karakteristik
Set
bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yangmenjadi tujuan
penangkapan adalah ikan-ikan damersal.Bottom gill net berbentuk empat persegi
panjang yangdilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta
dilengkapi dengan jangkar.Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran
yang akanditangkap baik udang maupun ikan.jaring gill net direntangkan pada
float berbendera yangdiletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring tetapi
tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.
4. bahan
dan spesifiknya
Pengenalan
bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telahmerangsang perkembangan
pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh lebih
baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PAmonofillament yang transparant
(jernih) dibanding dengan bahan serat alami(kapas, rami, rami halus)
a. Persyaratan
Persyaratan
efisiensi penangkapan yang baik memerlukanrendahnya daya rangsang alat untuk
organ penglihatan atau organlateral line sebelum ikan terkait atau terjerat
dalam jaring gill netharus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi
trawl dan purse seine.Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak
sekecilmungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada
air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkinuntuk mengurangi
daya penginderaan dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga
kurang terlihat. Sebaliknya bahan haruscukup kuat untuk menahan rontaan ikan
yaang tertangkap dan dalamupayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut
diperlukankemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yangterjerat
atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikankeatas kapal tetapi
tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya
mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran
ikan yang terjerat pada insangtergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu
memiliki kekuatansimpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh
dipengaruhiair.
b.
Macam dan Ukuran benang
PA
continous filament adalah bahan yang paling lunak darisemua bahan sintetis
dalam kondisi basah, warna putih mengkilatyang alami adalah jauh lebih terlihat
dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan
warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.Sebab
banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran,ukuran mata jaring, jenis
ikan, pola operasi, kondisi penangkapan,dll tidak mungkin memberi rekomendasi
yang menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal
dan berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belumdiolah.
Menurut
(Alam Ikan 4), menyebutkan walau terdapat perbedaan pokok pada tiap-tiap jenis
gillnet sesuai dengan klasifikasinya, namun secara umum gillnet
mempunyai persamaan bentuk yang umum yang terdapat pada tiap-tiap jenis,
sehingga tiap-tiap jenis gillnet mempunyai persamaan bentuk pokok.
Menurut
(Alam Ikan 4), alat tangkap jaring insang mempunyai bagian-bagian sebagai
berikut :
1.
Jaring Utama atau Badan
Jaring
Jaring
utama adalah merupakan sebuah lembaran jaring
yang tergantung pada tali ris atas. Warna jaring yang umum dipakai untuk
gillnet adalah warna bening atau biru laut, agar ikan sulit mendeteksi
keberadaan jaring di dalam perairan. Warna jaring apabila pengoperasian pada
waktu malam hari yaitu jenis jaring yang dipilih sebaiknya warna biru atau
hijau, sedangkan untuk operasi siang hari dipilih warna putih.
2. Tali
Ris Atas
Tali ris atas adalah tempat
untuk menggantungkan jaring utama dan tali pelampung. Untuk menghindarkan agar
gillnet tidak terbelit sewaktu dioperasikan (terutama pada bagian tali ris
atasnya) biasanya tali ris atas dibuat rangkap dua dengan arah pintalan
yang berlawanan (S-Z).
Fungsi dari tali ris atas
terutama adalah untuk tempat melekatnya
pelampung serta bersama dengan tali ris bawah memberi bentuk pada jaring
tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa bahan dari tali ris atas sebaiknya
dipilih bahan yang memiliki berat jenis kurang dari satu serta tahan terhadap
gesekan, baik itu gesekan dengan bahan diluar jaring (misalnya gesekan tali
dengan bagian tertentu dari perahu). Tali ris yang biasanya digunakan untuk
jaring insang biasanya terbuat dari polyethylene (Alam Ikan 5).
3. Tali
Ris Bawah
Pada gillnet permukaan
jarang menggunakan tali ris bawah sedangkan pada
gillnet pertengahan dan gillnet dasar kadang-kadang digunakan tali ris bawah.
Tali ris bawah ini berfungsi untuk tempat melekatnya pemberat.
4. Tali
Pelampung
Untuk gillnet pertengahan dan gillnet dasar
disamping tali ris atas yang berfungsi melekatkan
pelampung jaring, masih ada lagi pelampung tambahan yang berada di
permukaan perairan yang berfungsi sebagai tanda tempat gillnet
dioperasikan. Pelampung ini biasanya dipasang pada tiap-tiap piece (pada
sambungan antara piece dengan piece). Tali pelampung ini, terentang
panjangnya dari tempat pemasangan alat itu, kedudukan alat dipasang sampai
permukaan laut.
5. Pelampung
Pelampung yang melekat pada tali
ris atas, pada gillnet pertengahan dan gillnet dasar berfungsi untuk
mengangkat tali ris agar jaring dapat berdiri tegak terhadap permukaan air,
diperlukan pelampung tambahan yang berfungsi sebagai tanda di permukaan
perairan. Bahan pelampung umumnya dari gabus/plastik/busa karet.
6. Pemberat
Ada dua
macam pemberat yang biasanya digunakan untuk
gillnet, yaitu pemberat dari saran dan pemberat dari logam atau batu. Pemberat
dari saran adalah berbentuk jaring dengan ukuran mata yang sama dengan ukuran
mata jaring yang dipergunakan dan umumnya memang sudah dipasang langsung dari
pabrik pembuatannya. Pemberat dari logam biasanya bahannya dari timah atau
logam lain yang tidak mudah berkarat dan dibentuk serta murah harganya.
Kadang-kadang pemberat juga dapat mempergunakan bahan dari batu atau
benda-benda lain yang berat jenisnya lebih besar daripada
berat jenis air laut. Fungsi
dari pemberat adalah memperbesar kekuatan jaring dan memberikan
gaya rentangan pada jaring bersama dengan pelampung.
7. Tali Selambar
Pada ujung gillnet (yang pertama
diturunkan sewaktu operasi) dipasang tali selambar yang disebut tali
selambar depan dan gunanya untuk mengikatkan ujung gillnet yang lain
diikatkan dengan tali selambar yang disebut tali selambar belakang. Fungsi tali selambar belakang disamping
untuk mengikatkan ujung gillnet dengan pelampung tanda
kadang-kadang juga untuk mengikatkan gillnet dengan kapal.
8. Mata Jaring
(Alam Ikan 6), mengatakan bahwa
satu mata jaring dibentuk oleh empat simpul. Mata jaring akan terbuka secara
maksimum, jika keempat simpul ini bekerja gaya-gaya yang sama besarnya, dua
gaya pada arah horizontal yang berlawanan arah dan dua gaya pada arah vertikal
yang berlawanan arah pula. Baik arah maupun besar dari gaya-gaya ini haruslah
selalu berada dalam keadaan seimbang sehingga biarpun keadaan perairan
berubah-ubah, mata jaring tetap terbuka maksimum. Pada kenyataannya tidaklah
mudah untuk mendapatkan hal yang demikian.
2.1
jenis jenis alat tangkap gill net
1.
Berdasarkan Letak Alat Dalam Perairan
Jaring insang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu :
a. Jaring insang permukaan (surface gill net)
Jaring insang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu :
a. Jaring insang permukaan (surface gill net)
b. Jaring Insang pertengahan (midwater gill net)
c.
Jaring insang dasar (bottom gill net)
2.
Berdasarkan Kedudukan Alat Waktu Dipasang
a. Gill net hanyut
Gill net hanyut maksudnya adalah gill net yag setelah dipasang di suatu perairan, dibiarkan saja hanyut terbawa oleh arus. Dalam hali ini biasanya gill net diikatkan juga pada kapal yang tidak dijangkar, agar hanyutnya jaring tidak terlalu cepat dikarenakan arus.
a. Gill net hanyut
Gill net hanyut maksudnya adalah gill net yag setelah dipasang di suatu perairan, dibiarkan saja hanyut terbawa oleh arus. Dalam hali ini biasanya gill net diikatkan juga pada kapal yang tidak dijangkar, agar hanyutnya jaring tidak terlalu cepat dikarenakan arus.
b. Gill net Tetap
Yang dimaksud gill net tetap adalah gill net setelah dipasang dari suatu perairan dbiarkan menetap pada gill net tersebut dipasang. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap. Gill net tetap pada umumnya adalah jenis gill net dasar. Oleh karena itu, pengoperasian gill net ini memerlukan syarat yaitu dasar perairannya yang tidak berkarang.
3.
Berdasarkan bentuk Alat Waktu Dioperasikan
a. Gill net melingkar
Gill net melingkar adalah jaring insang yang cara pengoperasiaannya dengan cara dilingkarkan pada sasaran tertentu yaitu kawanan ikan. Kawanan ikan tersebut dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu sinar lampu. Setelah kawanan ikan terkurung kemudian dikejutkan dengan suara (memukul-mukul bagian perahu) sehingga ikan akan tercerai berai dan tersangkut di jaring.
a. Gill net melingkar
Gill net melingkar adalah jaring insang yang cara pengoperasiaannya dengan cara dilingkarkan pada sasaran tertentu yaitu kawanan ikan. Kawanan ikan tersebut dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu sinar lampu. Setelah kawanan ikan terkurung kemudian dikejutkan dengan suara (memukul-mukul bagian perahu) sehingga ikan akan tercerai berai dan tersangkut di jaring.
4.
Berdasarkan Jumlah Lembaran Jaring
a. Gill net rangkap
1) Gill net rangkap tiga (trammel net)
Gill net rangkap tiga (trammel net) juga biasa disebut jaring gondrong, jaring tilek, jaring kantong, jaring ciker, dan jatilap (jaring tiga lapis). Seperti namanya jaring ini terdiri dari 3 lapis, yaitu 2 lapis yang diluar memiliki mata jaring lebih besar sedang yang di dalam memiliki mata jaring yang lebih kecil dan dipasang agak longgar. Dalam pengoperasiaannya jaring ini dapat diset di dasar maupun dihanyutkan. Ikan-ikan yang tertangkap karena terpuntal (entangied).
a. Gill net rangkap
1) Gill net rangkap tiga (trammel net)
Gill net rangkap tiga (trammel net) juga biasa disebut jaring gondrong, jaring tilek, jaring kantong, jaring ciker, dan jatilap (jaring tiga lapis). Seperti namanya jaring ini terdiri dari 3 lapis, yaitu 2 lapis yang diluar memiliki mata jaring lebih besar sedang yang di dalam memiliki mata jaring yang lebih kecil dan dipasang agak longgar. Dalam pengoperasiaannya jaring ini dapat diset di dasar maupun dihanyutkan. Ikan-ikan yang tertangkap karena terpuntal (entangied).
2) Gill net rangkap dua (Jalapdu/ Double Nets)
Gill net rangkap dua merupakan jaring yang memiliki dua lapis dengan mata jaring besar pada lapis pertama dan mata jaring kecil pada lapis kedua. Seperti halnya gill net rangkap tiga, ikan-ikan tertangkap dengan cara terpuntal.
Gill net rangkap dua merupakan jaring yang memiliki dua lapis dengan mata jaring besar pada lapis pertama dan mata jaring kecil pada lapis kedua. Seperti halnya gill net rangkap tiga, ikan-ikan tertangkap dengan cara terpuntal.
b.
Gill net tunggal
Yang termasuk klasifikasi gill net tunggal adalah gill net permukaan, gill net pertengahan, dan gill net dasar.
Yang termasuk klasifikasi gill net tunggal adalah gill net permukaan, gill net pertengahan, dan gill net dasar.
2.3
daerah penangkapan gill net
Syarat-syarat daerah penangkapan
yang baik untuk penangkapan ikan dengan menggunakan gillnet menurut (Alam Ikan
4) adalah :
1. Bukan daerah pelayaran umum
2. Untuk gillnet dasar, dasar
perairan tidak berkarang
3. Arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar empat knot
4. Untuk gillnet permukaan dalam
perairan sekitar 20 - 30 meter
5. Untuk gillnet pertengahan
(midwater gillnet) dalam perairan dari 50 meter.
Menurut (Alam Ikan 8), menyatakan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan daerah penangkapan ikan antara
lain sebagai berikut :
1. Daerah perairan dengan dasar
yang karang berpasir.
2. Perairan dengan kecepatan arus
dan gelombang yang tidak cukup kuat.
3. Arus pasang surut yang tidak
terlalu kuat.
4. Daerah perairan yang kaya akan
bahan makanan berupa sejenis plankton.
Menurut (Alam Ikan 6), daerah
penangkapan yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Arus laut tidak terlalu kuat
2. Dasar peraiaran terdiri dari
lumpur atau pasir, tidak terdapat benda yang dapat menyangkut pada jaring saat dilakukan operasi penagkapan
3. Dasar perairan datar, tidak
terdapat perbedaan kedalaman perairan yang mencolok
Kegiatan usaha penangkapan ikan
dengan menggunakan jaring insang pasif umumnya dilakukan pada malam hari, salah
satu alasannya adalah supaya indera penglihatan dari ikan (hewan air lainya)
sulit untuk mendeteksi keberadaan jaring
dalam perairan. Salah satu alasan tertangkap atau tidak tertangkapnya
ikan pada jaring insang adalah karena adanya pengaruh internal dan eksternal,
pengaruh internal adalah karena adanya pengaruh indera ikan, seperti indera
penglihatan, penciuman, lateral line dan indera lainnya. Pengaruh eksternal
dapat ditimbulkan karena adanya pengaruh dari konstruksi alat tangkap,
kondisi perairan termasuk cuaca dan
pengaruh lainnya.
2.4
faktor yang mempengaruhi alat tangkap gill net
Faktor yang mempengaruhi perikanan
tangkap antara lain:
·
Topografi laut
Produktivitas perikanan tangkap
sebagian besar masih ditentukan oleh topografi laut, termasuk interaksinya
dengan arus laut dan tingkat pencahayaan sinar matahari pada kedalaman
tertentu. Topografi laut dibentuk dengan berbagai jenis pantai, delta sungai,
landasan benua, terumbu karang, dan ciri khas laut dalam seperti palung dan
punggung laut.
·
Arus laut
Arus laut adalah pergerakan air
laut yang terarah dan kontinu. Arus laut adalah aliran air yang bergerak karena
gaya yang bekerja pada air seperti rotasi bumi, angin, perbedaan temperatur dan
kadar garam, dan gravitasi bulan. Kontur dasar laut dan garis pantai juga
mempengaruhi arah dan kekuatan arus laut.
·
Biomassa
Di lautan, rantai makanan umumnya
mengikuti pola:
Fitoplankton → zooplankton → zooplankton
predator → hewan penyaring → ikan predator
Fitoplankton adalah produsen utama
dalam rantai makanan, yang mengubah karbon menjadi biomassa dengan bantuan
sinar matahari. Fitoplankton dikonsumsi zooplankton yang merupakan tingkat
kedua dari rantai makanan, termasuk krill, larva ikan, cumi, lobster, dan
kepiting juga crustacea kecil lainnya seperti copepod. Zooplankton dikonsumsi
oleh zooplankton lain dan hewan penyaring (ikan kecil, porifera, timun laut,
dan sebagainya). Setelah itu, mereka dikonsumsi oleh tingkatan yang lebih
tinggi, seperti ikan predator (salmon dan sebagainya) maupun mamalian air lain
seperti singa laut. Namun hewan besar seperti paus memangsa plankton secara
langsung.
·
Perairan dekat pantai
Estuari adalah badan air dekat
pantai di mana satu atau lebih sungai terhubung dengan laut melalui estuari.
Estuari seringkali dikaitkan dengan laju produktivitas biologis yang tinggi.
Estuari hampir tidak merasakan efek polusi yang berasal dari lautan namun
menerima dampak terbesar dari polusi yang terjadi di sungai.
Laguna adalah badan air asin atau
air payau yang relatif dangkal, terpisah dari laut yang dalam oleh
karakteristik geologi seperti gosong pasir, terumbu karang, dan sebagainya.
Laguna dihidupi oleh nutrisi dari laut. Laguna yang dihidupi oleh nutrisi dari
sungai disebut estuari.
Zona pasang surut adalah bagian
dari laut yang terpapar udara ketika air surut dan tenggelam ketika pasang
tinggi. Area ini bisa beruba habitat dengan berbagai jenis, dari bebatuan
terjal, pantai berpasir, hingga lapisan lumpur. Bentuk dan luas zona ini
bervariasi.
Zona litoral adalah bagian dari
laut yang terdekat dengan garis pantai. Istilah litoral berasal dari bahasa
latin, litoralis yang berarti "pantai laut" Definisi dari zona
litoral menurut Encyclopædia Britannica adalah "bentang alam ekologi laut
yang mengalami efek ombak pasang surut dengan kedalaman antara lima higga
sepuluh meter di bawah titik terendah permukaan laut ketika surut."Zona
neritik adalah bagian dari laut yang melebar dari zona litoral sampai ke
landasan benua. Zona neritik atau zona sublitoral relatif dangkal, dengan
kedalaman mencapai 200 meter dan umumnya merupakan perairan yang memiliki
kandungan oksigen yang cukup, tekanan yang rendah, dan temperatur dan kadar
garam yang relatif stabil. Pada zona neritik cahaya dapat menembus dengan baik
sehingga terdapat kehidupan fotosintetik seperti fitoplankton dan sargassum
yang mengapung,menjadikan zona neritik lokasi di mana mayoritas kehidupan laut
berada.
·
Terumbu karang
Terumbu karang adakah struktur
aragonite yang diproduksi oleh organisme hidup, berada di perairan tropis
dangkal dengan sedikit nutrisi di dalam air. Aliran dari sungai yang mengandung
sisa pupuk pertanian mengangung nutrisi tinggi dan dapat merusak terumbu karang
karena mempercepat pertumbuhan alga yang menempel di terumbu karang.[9] Terumbu
karang dapat ditemukan di perairan beriklim sedang dan tropis, namun terumbu
karang umumnya diterbentuk di zona antara 30°N hingga 30°S dari ekuator.
Terumbu karang merupakan tempat pembiakan alami bagi organisme laut
FAKTOR LUAR :
1.Keadaan Musim ( cuaca )Karena
fishing ground atau daerah penangkapan merupakandaerah teluk, sehingga baik
buruknya musim atau cuaca akanmempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.
2.Keberadaan Resources (sumberdaya
ikan)Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over
fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akanmengurangi
jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk mengatasinya maka
dilakukan pembatasan ukuran mesh size gill net itusendiri.
3.Teknik PenangkapanApabila salah
dalam pengoperasian alat tangkap maka akan didapatkanhasil tangkapan (catch)
yang minimum.
4.Market (Pemasaran)Pemasaran atau
market ke daerah konsumsi atau tujuan jugamempengaruhi keberhasilan suatu
penangkapan.
FAKTOR DALAM :
1.Bahan Jaring
Supaya ikan mudah dapat terjerat
pada mata jaring, maka bahan jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau
twine yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis. Twine
yangdipergunakan hendaklah ³lembut tidak kaku, pliancy, suppleness´.Dengan
demikian maka twine yang digunakan adalah cotton, hennep,linen, amylan, nylon,
kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana twineini mempunyai fibresyang lembut.
Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang fibres-nya
keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twineyang lembut, ditempuh cara yang
antara lain dengan memperkecildiameter twine ataupun jumlah pilin per-satuan
panjang dikurangi,ataupun bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan.
2.Ketegangan rentangan tubuh jaring
Yang dimaksud rentangan disini
ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula rentangan ke arah panjang. Ketegangan
rentangan ini,akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line
ataupun padatubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika jaring direntang terlalu
tegangmaka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun akanmudah
lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukanterutama oleh bouyancy
dari float, berat tubuh jaring, tali temali, sinkingforce dari sinker dan juga
shortening yang digunakan.
3.Shortening atau shrinkage
Supaya ikan-ikan mudah terjerat
(gilled) pada mata jaring dan jugasupaya ikan-ikan tersebut setelah sekali
terjerat pada jaring tidak akanmudah terlepas, maka pada jaring perlulah
diberikan shortening yangcukup.
4.Tinggi Jaring
Yang dimaksud dengan istilah tinggi
jaring disini ialah jarak antarafloat line ke sinker line pada saat jaring
tersebut terpasang di perairan.Jenis jaring yang tertangkapnya ikan secara
gilled, lebih lebar jikadibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya ikan
secara entangled.Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada jenis-jenis
ikan yangmenjadi tujuan penangkapan.
5.Mesh size
Dari percobaan-percobaan terdapat
kecenderungan bahwa sesuatumesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya
pada ikan-ikanyang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain,
gill netakan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang
diperoleh.Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada pada
suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnyadengan besar
badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing groundtersebut
2.5
cara menggunakan alat tangkap gill net
menuju fishing ground, pemasangan
jaring (setting), menunggu (drifting), dan penarikan jaring (hauling) . Proses
yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah proses yang berkaitan dengan
merakit dan menyusun alat tangkap gillnet milenium dan kelengkapan untuk operasi
penangkapan, yaitu Pelampung umbul dan tali pelampung umbul disiapkan. kemudian
diikatkan pada ujung jaring gillnet permukaan bagian atas (tali ris atas) batas
antara pieces, Tali ris samping masing-masing piece dari dua piece yang
bersambung langsung diikat menjadi satu ikatan, Pemberat diikatkan
masing-masing sebanyak 2 buah pada ujung jaring gillnet permukaan bagian bawah
(tali ris bawah) batas antara piece, Menyusun alat tangkap gillnet permukaan
pada bagian tengah sebelah kanan kapal untuk persiapan setting, Memasang tali
selambar pada kedua ujung jaring, dan pemasangan pelampung tanda yang telah
diberi bendera.Kapal dengan alat tangkap tsb berangkat dari fishing base menuju
fishing ground .Tahap awal dalam pengoperasian adalah penentuan fishing ground,
yaitu berdasarkan pada posisi atau koordinat lokasi penangkapan yang telah
direncanakan.
Waktu yang diperlukan dari fishing
base menuju ke fishing ground 3 - 4 jam dengan jarak tempuh antara 3 - 4 mil.
2.6
pengoperasian
·
Setting
Pada saat melakukan setting, kapal
diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh
Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill netdipasang tegak lurus terhadap arus
sehingga nantinya akan dapat menghadanggerombolan ikan yang sebelumnya telah
dipasangi rumpon, dan gerombolan ikantertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon
maupun light fishing dan akhirnyatertangkap karena terjerat pada bagian
operculum (penutup insang) atau dengan caraterpuntal.
·
Holling
Setelah dilakukan setting dan ikan
yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan
menarik jaring bottom gill net dari dasar
perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua
hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan
penyortiran
·
Persiapan Alat
Sebelum operasi dimulai semua
peralatan dan perbekalan harus dipersiapkandengan teliti. Jaring harus disusun
di atas kapal dengan memisahkan antara pemberatdan pelampung supaya mudah
menurunkannya dan tidak kusut.Penyusunan gill net d atas kapal penangkpan ikan
disesuaikan dengan susunan peralatandi atas kapal atau tipe kapal yang
dipergunakan. Sehingga dengan demikian gill netdapat disusun di atas kapal pada
:a. buritan kapal b.samping kiri kapalc. samping kanan kapal Penangkapan ikan denan menggunakan alat
tangkap gill net umumnya dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat
gelap bulan
·
Penurunan Alat
Bila kapal telah sampai di daerah
penangkapan, segera persiapan alat dimulai.
1.mula-mula posisi kapal
ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnyadari tempat penurunan alat
2.setelah kedudukan/ posisi kapal
sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapatditurunkan. Penurunan jaring
dimulai dari penurunan jangkar, pelampung tandaujung jaring atau lampu,
kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali slambar pada ujung akhir jaring atau tali slambar
belakang, dan terakhir pelampungtanda.
3. pada saat penurunan jaring, yang
harus diperhatikan adalah arah arus laut.Karena kedudukan jaring yang paling
baik adalah memotong arus antara 450-900 ᵒc
·
Penarikan Alat dan
Pengambilan Ikan
Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan
sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat(dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil
ikannya.Bila hasil penangkapan baik, jarin dapat didiamkan selama kira-kira 3
jam sedangkan bila hasil penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama
didiamkan di dalamperairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan
mengakibatkan iakan-ikanyang tertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang
dimakan oleh ikan lainyang lebih besar.Urutan pengangkatan alat ini adalah
merupakan kebalikan dari urutan penurunan alatyaitu dimulai dari pelampung
tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar muka dan terakhir
pelampung tanda.Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari
jaring dengan hati-hatiagar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut bila
perlu dengan cara memotong satuatau dua kaki (bar) pada mata jaring agar ikan
dilepas tidak sampai luka/ rusak.Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera
dicuci dengan air laut yang bersih danlangsung dapat disimpan ke dalam palka,
dengan dicampur peahan es atau garamsecukupnya agar iakn tidak lekas membusuk
2.6.1
Metode penangkapan surface gillnet
Setelah tiba pada suatu fishing ground yang
telah ditentukan maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan
jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring
telah diturunkan dantelah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu
tertentu, biasanya2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). mula Pada saat
hauling, jaringdiatur dengan baik sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya
Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari
penangkapan bisa pula dilakukan, yang penting bagaimana warna jaring tidak
terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu warna jaring sering sama dengan warna
perairan.jaring ditebar melintang melawan arus. -Surface
gillnet akan berada di permukaan air, sampai lapisan pertengahan perairan
seperti yang ditunjukan gambar berikut:
daerah penangkapanSebaiknya bukan
daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikutikeberadaan ikan dan
perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga
jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.-Daerah
yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luastak
berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan
atau untuk memijah.-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan
gillnet dalam usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua,
Minahasa Selatan,Bali, JawaBarat dan AmbonKemungkinan hasil:Ikan-ikan pelagis
kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung ukuran meshsize jaring itu
sendiri
2.6.2.metode
penangkapanMidwatergillnet
hampir sama seperti surface gill
net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam lapisan perairan nya. Midwater gill
net , atau biasa disebut juga dengan floating net inikarena posisinya yang
mengapung di lapisan tengah perairan laut yang disebabkanoleh berat jangkar dan
pelampung yang disesuaikan supaya gill net ini dapatterapung.-setelah di setup.
Akan tampak seperti gambar dibawah ini.
daerah penangkapan sebaiknya bukan
daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikutikeberadaan ikan dan
perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga
jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.-Daerah
yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luastak
berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan
atau untuk memijah.-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan
gillnet dalam usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua,
Minahasa Selatan,Bali, JawaBarat dan Ambon
Kemungkinan hasil:Ikan-ikan pelagis
kecil (c/ sarden, baby tuna, layur, dll) tergantung ukuran meshsize jaring itu
sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish,sea bream, dan
lain-lain).
2.6.3.Metode
penangkapan bottom gillnet
Hampir sama seperti surface gill
net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam lapisan perairan nya. Bedanya.
Bottom gill net ini dibuat supaya terbentang dibawah/dasar laut. Dengan cara
bobot pemberat/jangkar dibuat lebih berat sehingga gill net dapattenggelam
tetapi tetap terbentang dengan adanya pelampung dibagian atas gill net.-Setelah
di setup. Akan tampak seperti gambar dibawah ini.
Daerah penangkapan Sebaiknya bukan
daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikutikeberadaan ikan dan
perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga
jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.-Daerah
yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luastak
berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan
atau untuk memijah.
Daerah perikanan di Indonesia yang
banyak menggunakan gillnet dalam usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa
Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil Jenis-jenis ikan
demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan lain-lain).Jenis-jenis
udang, lobster dan lain sebagainya
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Gill net merupakan salah satu jenis
alat untuk menangkap ikan dari bahan jarring yang bentuknya empat persegi
panjang dimana mata jaring (mesh) dari bagian jaring utamaukurannya sama, biasa
disebut dengan jarring insang. Alat ini dapat dioperasikan didaerah daerah
teluk, pantai-pantai, dan muara, karena daerah tersebut adalah fishingground
yang umum dan jarring ini sesuai untuk area fishing ground yang
sempit.Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang
ingin ditangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan
nelayansetempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap,
adapula yangmemberi nama sesuai dengan letak fihing ground.Pada umumnya Gill
net dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
5.Surface gill net
6.Bottom gill net
7.Drift gill ne
tDalam pengoprasian gill net
biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabungmenjadi satu unit
jaring yang panjang,pada umumnya metode dioperasikannya gill netdengan
dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan
caradilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut
(driftgillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar
(encircling gillnet), jaringinsang klitik (shrimp gillnet), dan trammel
netTeknik pengoperasian Gillnet, lebih difokuskan kepada :
Setting
Holling
Persiapan Alat
Waktu Penangkapan
Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Penurunan Alat
Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
Jenis ikan yang dihasilkan
menggunakan alat ini adalah jenis ikan ikan yang berenangdekat permukaan
laut,dan ikan ikan demersal. Misalnya saury, sardine, salmon, layang,tembang
kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerombolan (shoal) dan dapatdikatakan
setiap individu mempunyai ukuran yang hampir sama . Jenis ikan yangseperti
cucut, tuna yang mempunyai tubuh yang sangat besar tak mungkin terjerat
padamata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai bentuk tubu
gepenglebar, sehingga sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini
akan tertangkapdengan cara terbelit-belit (entangled)
3.2
Daftar pustaka
No comments:
Post a Comment