Friday, 29 March 2019

makalah ALAT TANGKAP GILL NET

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  latar  belakang
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang  telah lama dilakukan oleh manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal (neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan (sahrhange andlundbeck,1991),  dengan menggunakan tangan kemudian profesi ini berkebang secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan mulai membuat perahu yang sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara penangkapan ikan maka dibutuhkan ilmu yang   dapa t  menyoko ng pengetahuan teknik penggunaan alat tangkap dan cara pengoperasiannya serta kapal yang dapat menunjang keberlansungan penangkapan, yang disebut dengan Manajemen Operasi Penangkapan Ikan. 
Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhoa (1981) pendapat tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikan diIndonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan kecil sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat penangkapan maka ikan-ikan besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan perkembangan peradaban manusia dapat mendorong manusia untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 
 Kemajuan dari fishing gears dapat ditandai dengan hal- hal berikut ini:
1.    Perubahan usaha penangkapan dari sektor demi sektor ke arah usaha penangkapan dalam jumlah banyak   
2.    Perubahan fishing ground ke arah yang lebih jauh dari pantai
3.    Penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Gill Net  sering diterjemahkan sebagai ³jaring insang´, ³jaring rahang´, dan lain sebagainya. Gill net adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, memiliki mata  jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Istilah Gill Net didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan  tertangkap gill net terjerat di sekitar operculumnya pada mata jaring. Jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan gill net ialah jenis ikan yang berenang  pada permukaan laut (cakalang,  tuna, saury, fying fish, dan lain-lain), jenis ikan demersal ( flat fish,katamba, sea bream dan lain-lain), juga jenis udang, lobster, kepiting dan lain-lain
Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura(1978), Gill net dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.    Surface gill net
2.    Bottom gill net
3.    Drift gill net
4.    Encricling gill net atau surrounding gill net
Menurut Anonim ( 1975), Gill net  dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu:
1.     Surface gill net
2.     Mid water gill net
3.     Bottom gill net
Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di tangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai  jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.
1.2  Tujuan
o  mengetahui pengertian ,jenis ,dan syarat pembuatan gill net .
o  mengetahui komponen penyusun dan pengoperasian gill net.





BAB II
PEMBAHASAN GILL NET

2.1 kontruksi alat tangkap gill net
1.   kontruksi umum
Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaringdengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang samaukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jikadibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depthlebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring.Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker).Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy darifloat yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambahdengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaringakan terentang.
2. detail kontruksi
Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikianletak jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut,maka dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikanyang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish)ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.
3. karakteristik
Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yangmenjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yangdilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akanditangkap baik udang maupun ikan.jaring gill net direntangkan pada float berbendera yangdiletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.
4. bahan dan spesifiknya
Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telahmerangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PAmonofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami(kapas, rami, rami halus)
a.    Persyaratan
Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukanrendahnya daya rangsang alat untuk organ penglihatan atau organlateral line sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring gill netharus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan purse seine.Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecilmungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkinuntuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan haruscukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalamupayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukankemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yangterjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikankeatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insangtergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatansimpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhiair.
b.    Macam dan Ukuran benang
PA continous filament adalah bahan yang paling lunak darisemua bahan sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilatyang alami adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran,ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan,dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belumdiolah.
Menurut (Alam Ikan 4), menyebutkan walau terdapat perbedaan pokok pada tiap-tiap jenis gillnet sesuai dengan klasifikasinya, namun  secara umum gillnet mempunyai persamaan bentuk yang umum yang terdapat pada tiap-tiap jenis, sehingga tiap-tiap jenis gillnet mempunyai persamaan bentuk pokok.
Menurut (Alam Ikan 4), alat tangkap jaring insang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
1.      Jaring Utama atau Badan Jaring
Jaring utama adalah merupakan sebuah lembaran jaring yang tergantung pada tali ris atas. Warna jaring yang umum dipakai untuk gillnet adalah warna bening atau biru laut, agar ikan sulit mendeteksi keberadaan jaring di dalam perairan. Warna jaring apabila pengoperasian pada waktu malam hari yaitu jenis jaring yang dipilih sebaiknya warna biru atau hijau, sedangkan untuk operasi siang hari dipilih warna putih.
2.      Tali Ris Atas
Tali ris atas adalah tempat untuk menggantungkan jaring utama dan tali pelampung. Untuk menghindarkan agar gillnet tidak terbelit sewaktu dioperasikan (terutama pada bagian tali ris atasnya) biasanya tali ris atas  dibuat rangkap dua dengan arah pintalan yang berlawanan (S-Z).
Fungsi dari tali ris atas terutama adalah untuk tempat melekatnya pelampung serta bersama dengan tali ris bawah memberi bentuk pada jaring tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa bahan dari tali ris atas sebaiknya dipilih bahan yang memiliki berat jenis kurang dari satu serta tahan terhadap gesekan, baik itu gesekan dengan bahan diluar jaring (misalnya gesekan tali dengan bagian tertentu dari perahu). Tali ris yang biasanya digunakan untuk jaring insang biasanya  terbuat dari polyethylene (Alam Ikan 5).
3.      Tali Ris Bawah
Pada gillnet permukaan jarang menggunakan tali ris bawah sedangkan pada gillnet pertengahan dan gillnet dasar kadang-kadang digunakan tali ris bawah. Tali ris bawah ini berfungsi untuk tempat melekatnya pemberat.
4.      Tali Pelampung
Untuk gillnet pertengahan dan gillnet dasar disamping tali ris atas yang berfungsi melekatkan pelampung jaring, masih ada lagi pelampung tambahan  yang berada di permukaan perairan yang berfungsi sebagai tanda tempat gillnet  dioperasikan. Pelampung ini biasanya dipasang pada tiap-tiap piece (pada sambungan antara piece dengan piece). Tali  pelampung ini, terentang panjangnya dari tempat pemasangan alat itu, kedudukan alat dipasang sampai permukaan laut.
5. Pelampung
Pelampung yang melekat pada tali ris atas, pada gillnet pertengahan  dan gillnet dasar berfungsi untuk mengangkat tali ris agar jaring dapat berdiri tegak terhadap permukaan air, diperlukan pelampung tambahan yang berfungsi sebagai tanda di permukaan perairan. Bahan pelampung umumnya dari gabus/plastik/busa karet.
6. Pemberat
Ada dua macam pemberat yang biasanya digunakan untuk gillnet, yaitu pemberat dari saran dan pemberat dari logam atau batu. Pemberat dari saran adalah berbentuk jaring dengan ukuran mata yang sama dengan ukuran mata jaring yang dipergunakan dan umumnya memang sudah dipasang langsung dari pabrik pembuatannya. Pemberat dari logam biasanya bahannya dari timah atau logam lain yang tidak mudah berkarat dan dibentuk serta murah harganya. Kadang-kadang  pemberat juga dapat mempergunakan bahan dari batu atau benda-benda lain yang  berat jenisnya  lebih besar daripada  berat jenis air laut. Fungsi dari pemberat adalah memperbesar kekuatan jaring dan memberikan gaya rentangan pada jaring bersama dengan pelampung.
7. Tali Selambar
Pada ujung gillnet (yang pertama diturunkan sewaktu operasi) dipasang  tali selambar yang disebut tali selambar depan dan gunanya untuk mengikatkan  ujung gillnet yang lain diikatkan dengan tali selambar yang disebut tali selambar belakang. Fungsi  tali selambar belakang  disamping untuk  mengikatkan  ujung gillnet  dengan pelampung tanda kadang-kadang juga untuk mengikatkan gillnet dengan kapal.
8. Mata Jaring
(Alam Ikan 6), mengatakan bahwa satu mata jaring dibentuk oleh empat simpul. Mata jaring akan terbuka secara maksimum, jika keempat simpul ini bekerja gaya-gaya yang sama besarnya, dua gaya pada arah horizontal yang berlawanan arah dan dua gaya pada arah vertikal yang berlawanan arah pula. Baik arah maupun besar dari gaya-gaya ini haruslah selalu berada dalam keadaan seimbang sehingga biarpun keadaan perairan berubah-ubah, mata jaring tetap terbuka maksimum. Pada kenyataannya tidaklah mudah untuk mendapatkan hal yang demikian.
2.1 jenis jenis alat tangkap gill net
1.    Berdasarkan Letak Alat Dalam Perairan
Jaring insang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu :
a.    Jaring insang permukaan (surface gill net)
                                       
b.    Jaring Insang pertengahan (midwater gill net)             
                                        
c.    Jaring insang dasar (bottom gill net)
                                            

2.    Berdasarkan Kedudukan Alat Waktu Dipasang
a.    Gill net hanyut

Gill net hanyut maksudnya adalah gill net yag setelah  dipasang di suatu perairan, dibiarkan saja hanyut terbawa oleh arus. Dalam hali ini biasanya  gill net diikatkan juga pada kapal yang tidak dijangkar, agar hanyutnya jaring tidak terlalu cepat  dikarenakan arus.   
                                            
 
b.    Gill net Tetap
Yang dimaksud gill net tetap adalah gill net setelah dipasang dari suatu perairan dbiarkan menetap pada gill net tersebut dipasang. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap. Gill net tetap pada umumnya adalah jenis gill net dasar. Oleh karena itu, pengoperasian gill net ini memerlukan syarat yaitu dasar perairannya yang tidak berkarang.
                                             
3.    Berdasarkan bentuk Alat Waktu Dioperasikan
a.    Gill net melingkar

Gill net melingkar adalah jaring insang yang cara pengoperasiaannya dengan cara dilingkarkan pada sasaran tertentu yaitu kawanan ikan. Kawanan ikan tersebut dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu sinar lampu. Setelah kawanan ikan terkurung kemudian dikejutkan dengan suara (memukul-mukul bagian perahu) sehingga ikan akan tercerai berai dan tersangkut di jaring.   

b.    Gill net mendatar  
4.    Berdasarkan Jumlah Lembaran Jaring
a.    Gill net rangkap
1)    Gill net rangkap tiga (trammel net)

    Gill net rangkap tiga (trammel net) juga biasa disebut jaring gondrong, jaring tilek, jaring kantong, jaring ciker, dan jatilap (jaring tiga lapis). Seperti namanya jaring ini terdiri dari 3 lapis, yaitu 2 lapis yang diluar memiliki mata jaring lebih besar sedang yang di dalam memiliki mata jaring yang lebih kecil dan dipasang agak longgar. Dalam pengoperasiaannya jaring ini dapat diset di dasar maupun dihanyutkan. Ikan-ikan yang tertangkap karena terpuntal (entangied).
2)    Gill net rangkap dua (Jalapdu/ Double Nets)
        Gill net rangkap dua merupakan jaring yang memiliki dua lapis dengan mata jaring besar pada lapis pertama dan mata jaring kecil pada lapis kedua. Seperti halnya gill net rangkap tiga, ikan-ikan tertangkap dengan cara terpuntal.
b.    Gill net tunggal
Yang termasuk klasifikasi gill net tunggal adalah gill net permukaan, gill net pertengahan, dan gill net dasar.


2.3 daerah penangkapan gill net
Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan ikan dengan menggunakan gillnet menurut (Alam Ikan 4) adalah :
1. Bukan daerah pelayaran umum
2. Untuk gillnet dasar, dasar perairan  tidak berkarang
3. Arus arahnya beraturan  dan paling kuat  sekitar empat knot
4. Untuk gillnet permukaan dalam perairan sekitar 20 - 30 meter
5. Untuk gillnet pertengahan (midwater gillnet) dalam perairan dari 50 meter.
Menurut (Alam Ikan 8), menyatakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan daerah penangkapan ikan antara lain sebagai berikut :
1. Daerah perairan dengan dasar yang karang berpasir.
2. Perairan dengan kecepatan arus dan gelombang yang tidak cukup kuat.
3. Arus pasang surut yang tidak terlalu kuat.
4. Daerah perairan yang kaya akan bahan makanan berupa sejenis plankton.
Menurut (Alam Ikan 6), daerah penangkapan yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Arus laut tidak terlalu kuat
2. Dasar peraiaran terdiri dari lumpur atau pasir, tidak terdapat benda yang dapat       menyangkut pada jaring  saat dilakukan operasi penagkapan
3. Dasar perairan datar, tidak terdapat perbedaan kedalaman perairan yang mencolok
Kegiatan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang pasif umumnya dilakukan pada malam hari, salah satu alasannya adalah supaya indera penglihatan dari ikan (hewan air lainya) sulit untuk mendeteksi keberadaan jaring  dalam perairan. Salah satu alasan tertangkap atau tidak tertangkapnya ikan pada jaring insang adalah karena adanya pengaruh internal dan eksternal, pengaruh internal adalah karena adanya pengaruh indera ikan, seperti indera penglihatan, penciuman, lateral line dan indera lainnya. Pengaruh eksternal dapat ditimbulkan  karena adanya  pengaruh dari konstruksi alat tangkap, kondisi perairan termasuk cuaca  dan pengaruh lainnya.

2.4 faktor yang mempengaruhi alat tangkap gill net
Faktor yang mempengaruhi perikanan tangkap antara lain:
·         Topografi laut
Produktivitas perikanan tangkap sebagian besar masih ditentukan oleh topografi laut, termasuk interaksinya dengan arus laut dan tingkat pencahayaan sinar matahari pada kedalaman tertentu. Topografi laut dibentuk dengan berbagai jenis pantai, delta sungai, landasan benua, terumbu karang, dan ciri khas laut dalam seperti palung dan punggung laut.
·         Arus laut
Arus laut adalah pergerakan air laut yang terarah dan kontinu. Arus laut adalah aliran air yang bergerak karena gaya yang bekerja pada air seperti rotasi bumi, angin, perbedaan temperatur dan kadar garam, dan gravitasi bulan. Kontur dasar laut dan garis pantai juga mempengaruhi arah dan kekuatan arus laut.
·         Biomassa
Di lautan, rantai makanan umumnya mengikuti pola:
Fitoplankton → zooplankton → zooplankton predator → hewan penyaring → ikan predator
Fitoplankton adalah produsen utama dalam rantai makanan, yang mengubah karbon menjadi biomassa dengan bantuan sinar matahari. Fitoplankton dikonsumsi zooplankton yang merupakan tingkat kedua dari rantai makanan, termasuk krill, larva ikan, cumi, lobster, dan kepiting juga crustacea kecil lainnya seperti copepod. Zooplankton dikonsumsi oleh zooplankton lain dan hewan penyaring (ikan kecil, porifera, timun laut, dan sebagainya). Setelah itu, mereka dikonsumsi oleh tingkatan yang lebih tinggi, seperti ikan predator (salmon dan sebagainya) maupun mamalian air lain seperti singa laut. Namun hewan besar seperti paus memangsa plankton secara langsung.
·         Perairan dekat pantai
Estuari adalah badan air dekat pantai di mana satu atau lebih sungai terhubung dengan laut melalui estuari. Estuari seringkali dikaitkan dengan laju produktivitas biologis yang tinggi. Estuari hampir tidak merasakan efek polusi yang berasal dari lautan namun menerima dampak terbesar dari polusi yang terjadi di sungai.
Laguna adalah badan air asin atau air payau yang relatif dangkal, terpisah dari laut yang dalam oleh karakteristik geologi seperti gosong pasir, terumbu karang, dan sebagainya. Laguna dihidupi oleh nutrisi dari laut. Laguna yang dihidupi oleh nutrisi dari sungai disebut estuari.
Zona pasang surut adalah bagian dari laut yang terpapar udara ketika air surut dan tenggelam ketika pasang tinggi. Area ini bisa beruba habitat dengan berbagai jenis, dari bebatuan terjal, pantai berpasir, hingga lapisan lumpur. Bentuk dan luas zona ini bervariasi.
Zona litoral adalah bagian dari laut yang terdekat dengan garis pantai. Istilah litoral berasal dari bahasa latin, litoralis yang berarti "pantai laut" Definisi dari zona litoral menurut Encyclopædia Britannica adalah "bentang alam ekologi laut yang mengalami efek ombak pasang surut dengan kedalaman antara lima higga sepuluh meter di bawah titik terendah permukaan laut ketika surut."Zona neritik adalah bagian dari laut yang melebar dari zona litoral sampai ke landasan benua. Zona neritik atau zona sublitoral relatif dangkal, dengan kedalaman mencapai 200 meter dan umumnya merupakan perairan yang memiliki kandungan oksigen yang cukup, tekanan yang rendah, dan temperatur dan kadar garam yang relatif stabil. Pada zona neritik cahaya dapat menembus dengan baik sehingga terdapat kehidupan fotosintetik seperti fitoplankton dan sargassum yang mengapung,menjadikan zona neritik lokasi di mana mayoritas kehidupan laut berada.
·         Terumbu karang
Terumbu karang adakah struktur aragonite yang diproduksi oleh organisme hidup, berada di perairan tropis dangkal dengan sedikit nutrisi di dalam air. Aliran dari sungai yang mengandung sisa pupuk pertanian mengangung nutrisi tinggi dan dapat merusak terumbu karang karena mempercepat pertumbuhan alga yang menempel di terumbu karang.[9] Terumbu karang dapat ditemukan di perairan beriklim sedang dan tropis, namun terumbu karang umumnya diterbentuk di zona antara 30°N hingga 30°S dari ekuator. Terumbu karang merupakan tempat pembiakan alami bagi organisme laut
FAKTOR LUAR :
1.Keadaan Musim ( cuaca )Karena fishing ground atau daerah penangkapan merupakandaerah teluk, sehingga baik buruknya musim atau cuaca akanmempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.
2.Keberadaan Resources (sumberdaya ikan)Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akanmengurangi jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk mengatasinya maka dilakukan pembatasan ukuran mesh size gill net itusendiri.
3.Teknik PenangkapanApabila salah dalam pengoperasian alat tangkap maka akan didapatkanhasil tangkapan (catch) yang minimum.
4.Market (Pemasaran)Pemasaran atau market ke daerah konsumsi atau tujuan jugamempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.
FAKTOR DALAM :
1.Bahan Jaring
Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis. Twine yangdipergunakan hendaklah ³lembut tidak kaku, pliancy, suppleness´.Dengan demikian maka twine yang digunakan adalah cotton, hennep,linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana twineini mempunyai fibresyang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang fibres-nya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twineyang lembut, ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecildiameter twine ataupun jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi,ataupun bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan.
2.Ketegangan rentangan tubuh jaring
Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula rentangan ke arah panjang. Ketegangan rentangan ini,akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line ataupun padatubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika jaring direntang terlalu tegangmaka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun akanmudah lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukanterutama oleh bouyancy dari float, berat tubuh jaring, tali temali, sinkingforce dari sinker dan juga shortening yang digunakan.
3.Shortening atau shrinkage
Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan jugasupaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akanmudah terlepas, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yangcukup.
4.Tinggi Jaring
Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antarafloat line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan.Jenis jaring yang tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jikadibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya ikan secara entangled.Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada jenis-jenis ikan yangmenjadi tujuan penangkapan.
5.Mesh size
Dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatumesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikanyang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain, gill netakan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh.Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnyadengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing groundtersebut


2.5 cara menggunakan alat tangkap gill net
menuju fishing ground, pemasangan jaring (setting), menunggu (drifting), dan penarikan jaring (hauling) . Proses yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah proses yang berkaitan dengan merakit dan menyusun alat tangkap gillnet milenium dan kelengkapan untuk operasi penangkapan, yaitu Pelampung umbul dan tali pelampung umbul disiapkan. kemudian diikatkan pada ujung jaring gillnet permukaan bagian atas (tali ris atas) batas antara pieces, Tali ris samping masing-masing piece dari dua piece yang bersambung langsung diikat menjadi satu ikatan, Pemberat diikatkan masing-masing sebanyak 2 buah pada ujung jaring gillnet permukaan bagian bawah (tali ris bawah) batas antara piece, Menyusun alat tangkap gillnet permukaan pada bagian tengah sebelah kanan kapal untuk persiapan setting, Memasang tali selambar pada kedua ujung jaring, dan pemasangan pelampung tanda yang telah diberi bendera.Kapal dengan alat tangkap tsb berangkat dari fishing base menuju fishing ground .Tahap awal dalam pengoperasian adalah penentuan fishing ground, yaitu berdasarkan pada posisi atau koordinat lokasi penangkapan yang telah direncanakan.
Waktu yang diperlukan dari fishing base menuju ke fishing ground 3 - 4 jam dengan jarak tempuh antara 3 - 4 mil.
2.6 pengoperasian
·         Setting
Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill netdipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadanggerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikantertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnyatertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan caraterpuntal.
·         Holling
Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar  perairan ke permukaan ( jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran
·         Persiapan Alat
Sebelum operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus dipersiapkandengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberatdan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut.Penyusunan gill net d atas kapal penangkpan ikan disesuaikan dengan susunan peralatandi atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan demikian gill netdapat disusun di atas kapal pada :a. buritan kapal b.samping kiri kapalc. samping kanan kapal  Penangkapan ikan denan menggunakan alat tangkap gill net umumnya dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan
·         Penurunan Alat
Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat dimulai.
1.mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnyadari tempat penurunan alat
2.setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapatditurunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar, pelampung tandaujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali slambar  pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang, dan terakhir pelampungtanda.
3. pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus laut.Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 450-900 ᵒc
·         Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
 Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat(dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya.Bila hasil penangkapan baik, jarin dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama didiamkan di dalamperairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan iakan-ikanyang tertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan lainyang lebih besar.Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alatyaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar muka dan terakhir pelampung tanda.Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hatiagar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satuatau dua kaki (bar) pada mata jaring agar ikan dilepas tidak sampai luka/ rusak.Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih danlangsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur peahan es atau garamsecukupnya agar iakn tidak lekas membusuk
2.6.1 Metode penangkapan surface gillnet
 Setelah tiba pada suatu fishing ground yang telah ditentukan maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dantelah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu, biasanya2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). mula Pada saat hauling, jaringdiatur dengan baik sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan bisa pula dilakukan, yang penting bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu warna jaring sering sama dengan warna perairan.jaring ditebar melintang melawan arus. -Surface gillnet akan berada di permukaan air, sampai lapisan pertengahan perairan seperti yang ditunjukan gambar berikut:
daerah penangkapanSebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikutikeberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.-Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luastak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah.-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, JawaBarat dan AmbonKemungkinan hasil:Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung ukuran meshsize jaring itu sendiri
2.6.2.metode penangkapanMidwatergillnet
hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam lapisan perairan nya. Midwater gill net , atau biasa disebut juga dengan floating net inikarena posisinya yang mengapung di lapisan tengah perairan laut yang disebabkanoleh berat jangkar dan pelampung yang disesuaikan supaya gill net ini dapatterapung.-setelah di setup. Akan tampak seperti gambar dibawah ini.
 
daerah penangkapan sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikutikeberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.-Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luastak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah.-Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, JawaBarat dan Ambon
Kemungkinan hasil:Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, layur, dll) tergantung ukuran meshsize jaring itu sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish,sea bream, dan lain-lain).
2.6.3.Metode penangkapan bottom gillnet
Hampir sama seperti surface gill net, yang berbeda hanyalah posisi di dalam lapisan perairan nya. Bedanya. Bottom gill net ini dibuat supaya terbentang dibawah/dasar laut. Dengan cara bobot pemberat/jangkar dibuat lebih berat sehingga gill net dapattenggelam tetapi tetap terbentang dengan adanya pelampung dibagian atas gill net.-Setelah di setup. Akan tampak seperti gambar dibawah ini.
Daerah penangkapan Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikutikeberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.-Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian gillnet adalah perairan luastak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah.
Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan gillnet dalam usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan lain-lain).Jenis-jenis udang, lobster dan lain sebagainya







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gill net merupakan salah satu jenis alat untuk menangkap ikan dari bahan jarring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring (mesh) dari bagian jaring utamaukurannya sama, biasa disebut dengan jarring insang. Alat ini dapat dioperasikan didaerah daerah teluk, pantai-pantai, dan muara, karena daerah tersebut adalah fishingground yang umum dan jarring ini sesuai untuk area fishing ground yang sempit.Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin ditangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayansetempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yangmemberi nama sesuai dengan letak fihing ground.Pada umumnya Gill net dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
5.Surface gill net
6.Bottom gill net
7.Drift gill ne
tDalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabungmenjadi satu unit jaring yang panjang,pada umumnya metode dioperasikannya gill netdengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan caradilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (driftgillnet), jaring insang tetap(set gillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaringinsang klitik (shrimp gillnet), dan trammel netTeknik pengoperasian Gillnet, lebih difokuskan kepada :
Setting
Holling
Persiapan Alat
Waktu Penangkapan
Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Penurunan Alat
Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
Jenis ikan yang dihasilkan menggunakan alat ini adalah jenis ikan ikan yang berenangdekat permukaan laut,dan ikan ikan demersal. Misalnya saury, sardine, salmon, layang,tembang kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerombolan (shoal) dan dapatdikatakan setiap individu mempunyai ukuran yang hampir sama . Jenis ikan yangseperti cucut, tuna yang mempunyai tubuh yang sangat besar tak mungkin terjerat padamata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai bentuk tubu gepenglebar, sehingga sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkapdengan cara terbelit-belit (entangled)






3.2 Daftar pustaka


No comments:

Post a Comment