Thursday, 26 January 2023

MAKALAH KONSEP ANATOMI SISTEM KEKEBALAN TUBUH IMUNITAS

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. ii

BAB I PENDAHULUAN.. 1

A. Latar Belakang. 1

B. Rumusan Masalah. 1

C. Tujuan. 1

BAB II PEMBAHASAN.. 3

A. Pengertian dari Sistem Imum.. 3

B. Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh. 4

C. Penggolongan Sistem Kekebalan Tubuh. 4

D. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh. 11

E. Cara mempertahankan sistem kekebalan tubuh. 14

BAB III PENUTUP. 16

A. Kesimpulan. 16

B. Saran. 17

DAFTAR PUSTAKA.. 18

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh.

Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan misalnya sarapan didalam kendaraan, makan siang serba tergesah-gesah, dan malam karena kelelahan jadi tidak ada nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga dan stres. Apabila terus berlanjut maka daya tahan tubuh akan terus menurun, lesu, cepat lelah dan mudah terserang penyakit. Sehingga saat ini banyak orang yang masih muda banyak yang mengidap penyakit degeneratif. Kondisi stres dan pola hidup modern serta polusi, diet tidak seimbang dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga menurunkan kecukupan antibodi. Gejala menurunnya daya tahan tubuh seringkali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia dini.

 

B. Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian sistem imun
  2. Apa fungsi sistem imun
  3. Apa yang dimaksud antigen dan antibody
  4. Apa yang dimaksud sistem komplemen
  5. Macam-macam imunitas
  6. Apa yang dimaksud reaksi hipersensitivitas

 

C. Tujuan

  1. Untuk mengetahui pengertian sistem imun
  2. Untuk mengetahui fungsi sistem imun
  3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud antigen dan antibodi
  4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud sistem komplemen
  5. Untuk mengetahui apa saja macam-macam imunitas
  6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud reaksi hipersensitivitas

 

 

 

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian dari Sistem Imum

Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. (Wikipedia.com)

 Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistemkekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh. Adapun fungsi sistem imun adalah sebgai berikut:

1.      Pembentuk kekebalan tubuh.

2.      Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

3.      Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.

4.      Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh. Sistem imun membentuk beberapa lapisan pertahanan tubuh.

Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

 

B. Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh

1.      Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

2.      Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan jaringan.

3.      Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.

4.      Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh.

C. Penggolongan Sistem Kekebalan Tubuh

1.      Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit

a.       Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik

Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikrobia patogen satu dengan yang lainnya. Ciri-cirinya :

1)        Tidak selektif

2)        Tidak mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya

3)        Eksposur menyebabkan respon maksimal segera

4)        Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam tubuh

 

 

 

Sistem pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :

1.      Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Tubuh

a.       Pertahanan Fisik

Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh, yaitu kulit dan membran mukosa, yang berfungsi menghalangi jalan masuknya patogen ke dalam tubuh. Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun rapat sehingga sulit ditembus oleh patogen. Lapisan terluar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Sedangkan membran mukosa yang terdapat pada saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran kelamin berfungsi menghalangi masuknya patogen ke dalam tubuh.

b.      Pertahanan Mekanis

Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia pada trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara yang dihirup dari berbagai partikel berbahaya dan mikrobia. Sedangkan silia berfungsi menyapu partikel berbahaya yang terperangkap dalam lendir untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.

c.       Pertahanan Kimiawi

Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan oleh kulit dan membran mukosa. Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret tersebut adalah minyak dan keringat. Minyak dan keringat memberikan suasana asam (pH 3-5) sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme di kulit. Sedangkan air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri dengan cara menghidrolisis dinding sel bakteri hingga pecah sehingga bakteri mati.

d.      Pertahanan Biologis

Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa. Bakteri tersebut melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan bakteri patogen dalam memperoleh nutrisi.

2.      Respons Peradangan (Inflamasi)

Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat tergores atau benturan keras. Proses inflamasi merupakan kumpulan dari empat gejala sekaligus, yakni dolor (nyeri), rubor (kemerahan), calor (panas), dan tumor (bengkak). Inflamasi berfungsi mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Reaksi inflamasi juga berfungsi sebagai sinyal bahaya dan sebagai perintah agar sel darah putih (neutrofil dan monosit) melakukan fagositosis terhadap mikrobia yang menginfeksi tubuh. Mekanisme inflamasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.       Adanya kerusakan jaringan sebagai akibat dari luka, sehingga mengakibatkan patogen mampu melewati pertahanan tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh.

b.      Jaringan yang terinfeksi akan merangsang mastosit untuk mengekskresikan histamin dan prostaglandin.

c.       Terjadi pelebaran pembuluh darah yang meningkatkan kecepatan aliran darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat.

d.      Terjadi perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang terinfeksi.

e.       Sel-sel fagosit memakan patogen.

3.      Fagositosis

Fagositosis adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan cara mencerna mikrobia/partikel asing. Sel fagosit terdiri dari dua jenis, yaitu fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear. Contoh fagosit mononuklear adalah monosit (di dalam darah) dan jika bermigrasi ke jaringan akan berperan sebagai makrofag. Contoh fagosit polimorfonuklear adalah granulosit, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, dan cell mast (mastosit). Sel-sel fagosit akan bekerja sama setelah memperoleh sinyal kimiawi dari jaringan yang terinfeksi patogen. Berikut ini adalah proses fagositosis :

a.       Pengenalan (recognition), mikrobia atau partikel asing terdeteksi oleh sel-sel fagosit.

b.      Pergerakan (chemotaxis), pergerakan sel fagosit menuju patogen yang telah terdeteksi. Pergerakan sel fagosit dipacu oleh zat yang dihasilkan oleh patogen.

c.       Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan reseptor pada membran sel fagosit.

d.      Penelanan (ingestion), membran sel fagosit menyelubungi seluruh permukaan patogen dan menelannya ke dalam sitoplasma yang terletak dalam fagosom.

e.       Pencernaan (digestion), lisosom yang berisi enzim-enzim bergabung dengan fagosom membentuk fagolisosom dan mencerna seluruh permukaan patogen hingga hancur. Setelah infeksi hilang, sel fagosit akan mati bersama dengan sel tubuh dan patogen. Hal ini ditandai dengan terbentuknya nanah.

f.       Pengeluaran (releasing), produk sisa patogen yang tidak dicerna akan dikeluarkan oleh sel fagosit.

4.      Protein Antimikrobia

Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non spesifik adalah protein komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh patogen dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut. Hal ini menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara cairan dan garam-garam dari luar bakteri akan masuk ke dalamnya dan menyebabkan hancurnya sel bakteri tersebut.

Interferon dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus. Interferon dihasilkan saat virus memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Selanjutnya, interferon akan berikatan dengan sel yang tidak terinfeksi. Sel yang berikatan ini kemudian membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus dapat dicegah.

b.      Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik

Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuh non spesifik. Ciri-cirinya :

1)      Bersifat selektif

2)      Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing

3)      Mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya

4)      Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi)

5)      Perlambatan waktu antara eksposur dan respons maksimal

 

Sistem pertahanan tubuh spesifik terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

1.      Limfosit

a)      Limfosit B (Sel B)

Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Sel B berperan dalam pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan menjadi :

1.      Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.

2.      Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi infeksi kedua.

3.      Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.

b)      Limfosit T (Sel T)

Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan proses pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam pembentukan kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang sel penghasil antigen secara langsung. Sel T juga membantu produksi antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat dibedakan menjadi :

1)      Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.

2)      Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan sel T lainya serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.

3)      Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara menurunkan produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.

2.      Antibodi (Immunoglobulin/Ig)

Antibodi akan dibentuk saat ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antigen adalah senyawa protein yang ada pada patogen sel asing atau sel kanker. Antibodi disebut juga immunoglobulin atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi tubuh melalui proses kekebalan (immune). Antibodi merupakan senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, untuk selanjutnya ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu antibodi bekerja secara spesifik untuk antigen tertentu. Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat spesifik, maka diperlukan antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai jenis antibodi untuk melindungi tubuh dari berbagai kuman penyakit.

Antibodi tersusun dari dua rantai polipeptida yang identik, yaitu dua rantai ringan dan dua rantai berat. Keempat rantai tersebut dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida dan bentuk molekulnya seperti huruf Y. Setiap lengan dari molekul tersebut memiliki tempat pengikatan antigen. Beberapa cara kerja antibodi dalam menginaktivasi antigen yaitu :

a.       Netralisasi (menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri dan atau opsonisasi)

b.      Aglutinasi partikel yang mengandung antigen, seperti mikrobia

c.       Presipitasi (pengendapan) antigen yang dapat larut

d.      Fiksasi komplemen (aktivasi komplemen)

e.       Antibodi dibedakan menjadi lima tipe seperti pada tabel di bawah ini.

 

2. Berdasarkan Mekanisme Kerja

1)      Kekebalan Humoral

Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, sel B pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B plasma. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga makrofag akan mudah menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B pengingat akan tetap hidup dalam waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons kekebalan primer.

Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel  B plasma yang akan memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder.

Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang dihasilkan lebih besar daripada respons kekebalan primer. Hal ini disebabkan adanya memori imunologi, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.

2)      Kekebalan Seluler

Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan mengehentikan respons kekebalan dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.

3. Berdasarkan Cara Memperolehnya

1)      Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan aktif dapat diperoleh secara alami maupun buatan.

 

 

a.       Kekebalan Aktif Alami

Kekebalan aktif alami diperoleh seseorang setelah mengalami sakit akibat infeksi suatu kuman penyakit. Setelah sembuh, orang tersebut akan menjadi kebal terhadap penyakit itu. Misalnya, seseorang yang pernah sakit campak tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kalinya.

b.      Kekebalan Aktif Buatan

Kekebalan aktif buatan diperoleh melalui vaksinasi atau imunisasi. Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin merupakan siapan antigen yang dierikan secara oral (melalui mulut) atau melalui suntikan untuk merangsang mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen. Vaksin dapat berupa suspensi mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan. Vaksin juga dapat berupa toksoid atau ekstrak antigen dari suatu patogen yang telah dilemahkan. Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh akan menstimulasi pembentukan antibodi untuk melawan antigen sehingga tubuh menjadi kebal terhadap penyakit yang menyerangnya.

Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio, tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.

 

D. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh

1.      Alergi

Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan terhadap senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen dapat berupa debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan tertentu, misalnya udang.

Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh yang kemudian merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen yang pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam proses inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan bernapas. Gejala alergi dapat dihentikan dengan pemberian antihistamin.

2.      Autoimunitas

Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus. Autoimunitas menyebabkan beberapa kelainan, yaitu :

a.      Diabetes mellitus

Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.

b.      Myasthenia gravis

Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik sehingga otot lurik mengalami kerusakan.

c.       Addison’s disease

Addison’s disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar adrenal. Hal ini mengakibatkan berat badan menurun, kadar gula darah menurun, mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.

 

 

 

d.      Lupus

Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada penderita lupus, antibodi menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu:

1)      Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi yang menyerang sel darah merah sehingga menyebabkan anemia.

2)      Antibodi bergabung dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang dianamakan kompleks imun. Dalam kondisi normal, sel asing yang antigennya telah diikat oleh antibodi selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun, pada penderita lupus, sel-sel asing ini tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel fagosit dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan semakin bertambah sambil mengeluarkan senyawa yang menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi dalam jangka panjang, fungsi organ tubuh akan terganggu.

e.       Radang sendi (artritis reumatoid)

Radang sendi merupakan penyakit autoimunitas yang menyebabkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini biasanya mengenai banyak sendi dan ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur sendi, atrofi otot, serta penipisan tulang.

3.      AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan jenis sel T lainnya. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh dalam melawan berbagai kuman penyakit.

Gejala-gejala penyakit AIDS yaitu :

a.       Gangguan pada sistem saraf

b.      Penurunan libido

c.       Sakit kepala

d.      Demam

e.       Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan

f.       Diare

g.      Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keunguan pada sekujur tubuh

h.      Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total

i.        Terjadi penurunan berat badan secara drastis

j.        Cara penularan virus HIV/AIDS :

k.      Hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS

l.        Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita

m.    Transfusi darah yang terinfeksi HIV/AIDS

n.      Bayi yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari seorang ibu penderita HIV/AIDS

o.      Cara mencegah penularan HIV/AIDS :

p.      Menghindari hubungan seks di luar nikah

q.      Memakai jarum suntik yang steril

r.        Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS yang terluka

s.       Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS

 

E. Cara mempertahankan sistem kekebalan tubuh

1.      Nutrisi yang sempurna

Setiap makanan yang kita makan harus mencakup berbagai nutrisi untuk tubuh kita karena nutrisi dan sistem imun saling berkaitan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memakan makanan yang mengandung :

a.       Protein

Protein diperlukan untuk menghasilkan immunoglobulin dan berbagai antibodi. Protein dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.

b.      Vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral dapat diperoleh dari berbagai jenis sayuran dan buah.

c.       Teh hijau

Teh hijau mengandung antioksidan flavonoid yang dapat membantu meningkatkan sistem imun. Para ahli sains menemukan bahwa kandungan theanine pada daun teh dapat membantu sel imun badan dalam melawan bakteri dan virus.

d.      Aloevera

Aloevera mengandung zat aktif seperti asam amino dan vitamin yang dapat membantu badan dalam mengeluarkan toksin, memulihkan jaringan yang terluka, dan meningkatkan sistem imun badan dengan cepat.

2.      Olahraga yang sesuai

Olahraga minimal 15 menit setiap hari secara berkelanjutan dapat meningkatkan ketahanan tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang, berjalan, dan yoga dapat meningkatkan peredaran darah, menguatkan jantung, dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh.

3.      Senantiasa gembira dan bijak menangani tekanan

Tekanan psikologi yang berkepanjangan dapat mengganggu mekanisme sistem imun dalam tubuh. Apabila otak merasa tertekan, otak akan menghasilkan hormon kortisol yang jika berlebihan akan berdampak negatif bagi sistem kekebalan tubuh kita.

 


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen.

Sistem kekebalan tubuh dapat diklasifikasikan berdasarkan :

a)      Cara mempertahankan diri dari penyakit

1)      Sistem pertahanan tubuh non spesifik

Tidak membedakan mikrobia patogen yang satu dengan yang lainnya.

2)      Sistem pertahanan tubuh spesifik

Pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk dalam tubuh

b)      Cara memperoleh

1)      Kekebalan aktif

Kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.

2)      Kekebalan pasif

Kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh.

c)      Mekanisme kerja

1)      Kekebalan humoral

Melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam aliran darah.

2)      Kekebalan seluler

Melibatkan sel T yang berfungsi menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung.

Syistem kekebalan tubuh kita dapat mengalami gangguan, antara lain :

a)      Alergi

Respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh.

b)      Autoimunitas

Antibodi yang diproduksi menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan antara sel tubuh sendiri dengan sel asing yang masuk ke dalam tubuh.

c)      AIDS

Kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV.

     Untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh, kita harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan cara :

a)      Memakan makanan yang bernutrisi

b)      Berolahraga yang teratur

c)      Senantiasa gembira dan bijak dalam menghadapi tekanan

 

B. Saran

Supaya makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca, maka penulis menyarankan :

1.      Jagalah pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit

2.      Perhatikanlah setiap makanan yang akan dikonsumsi

3.      Jagalah kebersihan lingkungan sekitar

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Zewert,dkk. 2011. Mikrobiologi kedokteran . jakarta: salemba
Kimbal,1983. Biologi, Jakarta : erlangga

Gorman dkk, 1982. Kimia dan biologi antibiotic laktan, London : academic press
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/IMUNOPATOLOGI.pdf

http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/Alergi-hipersensitif-diktat1.pdf

http://eprints.undip.ac.id/43998/3/Josephine_Rahma_G2A009055_Bab2KTI.pdf