Saturday, 15 January 2022

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.S DENGAN ANEMIA RINGAN DI BPM REVITA, S.Tr.Keb

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.    Latar Belakang

                             Kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri oleh proses persalinan. Dalam proses kehamilan ada beberapa perubahan yang dialami oleh ibu hamil salah satunya yaitu perubahan fisik dan psikologis ibu. Perubahan psikologis ini terjadi pada ibu hamil diantaranya yaitu kecemasan menjelang kelahiran dan suasana ketidaknyaman dalam perubahan saat hamil. Menurut Mufdlilah (2017) rasa cemas yang dialami oleh ibu hamil ini disebabkan karena meningkatnya hormon progesteron. Selain membuat ibu hamil merasa cemas, peningkatan hormon ini juga menyebabkan gangguan perasaan dan membuat ibu hamil cepat lelah dan mempengaruhi kebutuhan istirahat tidur ibu. 

                             Anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Sarwono, 2019). Difisiensi zat-zat nutrisi, seringkah defisiensinya bersifat multipel dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi buruk, atau kelainan herediter seperti hemoglobinapati (Sarwono, 2016). Penyebab anemia paa kehamilan umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilngan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit-penyakit kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumoai selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan-perubhan dalam darah (Manuaba, 2018).

                             Ibu hamil dengan anemia akan berdampak pada kehamilannya seperti abortus, persalinan prematur, dan hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim. Selain itu, anemia juga berdampak pada saat persalinan seperti gangguan his kekuatan mengejan, kala pertama dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan pada kala empat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Dampaknya terhadap masa nifas adalah dapt terjadi sub involusio uteri yang menimbulkan pendarahan post partum. Anemia pda kehamilan juga berdampak pada janin seperti terjadinya abortus, kematian intra uterin, dan persalinan prematuris tinggi (Irianto, 2017).

                             Pencengahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara meningkatkan komsumsi zat besi dari makanan, mengkomsumsi  daging (terutama daging merah) seperti sapi, zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, dan kangkung, buncis, kacang polong serta kacang-kacangan, penyerapan zat besi, seperti vitamin C (Irianto, 2016). Mengurangi resiko terjadinya anemia dalam masalah kehamilan dapat diupayakan dengan pemberian tablet Fe yang di minum secara teratur, dan memberitahu keluarga untuk memantau ibu agar selalu tepat waktu minum tablet Fe, kunjungan ANC secara teratur, ANC terpadu dan pada saat persalinan apabila terjadi pendarahan dapat dilakukan transfusi darah dan kolaborasi dengan dr.SpOG (Manuaba, 2017).

 

2.    Rumusan Masalah

                             Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan suatu rumusan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di BPM Revita, S.Tr.Keb”.

 

3.    Tujuan penulisan

                             Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Anemia ringan di BPM Revita, S.Tr.Keb dengan mengumpulkan data dengan didokumentasi dalam bentuk soap.

 

4.    Manfaat

a.    Bagi penulis

     Untuk menambah wawasan dalam melaksanakan  asuhan kebidanan pada kasus anemia ringan.

b.    Bagi tenanga kesehatan

     Sebagai bahan informasi delam memberikan pada ibu hamil dengan anemia ringan.

c.    Bagi pasien

     Menbantu dengan hal memberikan pengertian secara jelas tenang tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan agar ibu dapat menjaga kesehatannya.

BAB II

TINJAUAN TEORI

 

1.    Tinjauan Teori Medis

A.  Anemia

                             Anemia adalah suatu keadaan kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. Anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II. Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikankarena ketiga parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga sebagai penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu hamil yang mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada trimester kedua dan ketiga.

 

B.  Klasifikasi

1.    Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

Macam-macam anemia menurut Wiknjosastro (2018), ada 4 macam yaitu:

a.    Anemia defisiensi besi

                             Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan, dimana angka kejadiannya 62,3%, yang diakibatkan oleh kekurangan zat besi dan asam folat, gangguan resorbsi, atau terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada kasus perdarahan. Keperluan akan zat besi bertambah selama kehamilan, terutama dalam trimester akhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam kehamilan, mudah terjadi anemia defisiensi besi.

b.    Anemia megaloblastik

                             Anemia jenis ini disebabkan oleh karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik, merupakan urutan kedua terbanyak kejadiannya yaitu sekitar 29,0%.

c.    Anemia hipoplasti

                             Anemia hipoplasti disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang belakang, membentuk sel-sel darah merah baru, dengan angka kejadian berkisar antara 8,0%.

d.    Anemia hemolitik

                             Anemia jenis ini disebabkan oleh penghancuran/ pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya, anemia jenis ini sangat jarang terjadi yaitu berkisar 0,7%.

2.    Klasifikasi Anemia menurut Manuaba (2015), antara lain:

1). Normal : Hb 11gr%

2). Anemia ringan : Hb 9 – 10gr%

Gejala anemia ringan

a)         Cepat lelah

b)        Sering pusing

c)         Mata berkunang- kunang

d)         Badan lemas

3). Anemia sedang : Hb 7 – 8gr%

a)         Cepat lelah

b)        Sering pusing

c)         Mata berkunang-kunang

d)        Malaise

e)         Lidah luka

f)         Napsu makan turun

g)        Konsentrasi hilang

 

4). Anemia berat  : Hb kurang 7gr%

a)         Cepat lelah dan merasa lemah

b)        Kulit tampak pucat

c)         Denyut jantung tidak teratur

d)        Sesak napas

e)         Nyeri dada dan sakit kepala

C. Etiologi

                             Anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu gangguan pencernaan dan absorpsi, hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah , kebutuhan zat besimeningkat, kurangnya zat besi dalam makanan , dan pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.

 

D. Patofisiologi

                             Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:kurang zat besi, kehilangan darah yang berlebihan, proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016).

                             Selama kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb. Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo, 2010). Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil.      Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke 7sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16 sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai . Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. . Pada akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume plasma yang terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada trimester II dan memuncak pada trimester III.

 

E. Tanda dan Gejala anemia

a)    Lemas dan cepat lelah

b)   Penurunan energi

c)    Sesak nafas

d)   Kulit terlihat Tampak pucat

e)    Tekanan darah rendah

f)    Frekuensi pernapasan cepat

g)   Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah

h)   Sakit kepala dan pusing

i)     Tidak bisa berkonsentrasi

j)     Rambut rontok

k)   Malaise (perasaan lelah, tidak nyaman)

 

F. Diagnosa

                             Dalam mendiagnosis ibu bersalin dengan anemia dilakukan dengan anamnesis faktor resiko, pemeriksaan fisik, dan  laboraturium. Pemeriksaan fisik pada ibu bersalin  dilakukan nya anamnesa ,pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan kesahatan ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya dilakukan secara Head to Toe (pemeriksaan fisik dari kepala sampai ke kaki). pemeriksaan laboratorium merupakan  suatu tindakan atau prosedur untuk mengetahui hasil di Pemeriksaan penunjang  seperti Hb, PCV (PackedCell Volume), leukosit, trombosit dll.

 

G. Pencegahan

                             Makanan yang kaya akan zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan, makanan yang mengandung vitamin b12 seperti susu dan produk turunanya, dan makanan yang banyak mengandung vitamin c seperti buah-buahan . ibu bisa mengkonsumsi jus jambu merah,kuma, pisang raja,  ataupun kacang hijau. Pencegahan lain pada anemia defisiensi besi bisa di lakukan dengan cara mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe)  secara teratur dan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti daging merah dan sayur-sayuran. Menurut arisma (2017) pencegahan anemia defisiensi zat besi dapat dilakukan dengan 4 pendekatan yaitu

a. Pemberian tablet atau suntikan zat besi

b.Pendidikan kesehatan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan

c. Pengawasan penyakit infeksi

d. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi.

 

H. Dampak

1). Pada ibu

a. Perdarahan anterpatum

b. Mudah terjadi infeksi

c. Dapat terjadi abortus/persalinan prematurus

2). Pada janin

a. BBLR (berat badan lahir rendah)

b. Kelahiran prematur

c. Hambatam tumbuh kembang janin dalam rahim

d. Kematian janin

 

I. Komplikasi

a. Kesulitan melakukan aktivitas karena kelelahan

b. Masalah irama jantung dan gagal jantung

c. Komplikasi pada kehamilan bila anemia diderita saat hamil

d.Gangguan tumbuh kembang bila anemia terjadi pada anak-anak atau bayi

e. Rentan terjadi infeksi

 

 

J. Penatalaksanaan

a.    Istrahat yang cukup

b.    Makan makanan yang bergizi dan mengandung zat besi

c.    Rutin memeriksakan kehamilannya minimal empat kali selama hamil untuk mendapatkan tablet zat besi (Fe) dan vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan, serta makan makanan yang bergizi tiga kali sehari dengan porsi dua kali lebih banyak.

d.   Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia pada ibu hamil dengan melakukanpemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil.

e.    mengkonsumsi makanan daging merah bisa membuat kadar hemoglobin meningkat.

f.     mengkonsumsi jus jambu biji. Tujuannnya dapat menaikan kadar HB pada ibu. Kandungan mineral yang terkandung dalam buah jambu biji dapat mengatasi masalah anemia, karena zat mineral dapat memperlancar proses pembentukan hemoglobin (sel darah merah).

 

 

 


 

BAB III

TINJAUAN KASUS

 

 

Hari/ Tanggal : Sabtu, 1 Januari 2022                                         Pukul : 17.00 Wib

Tempat           : BPM Revita, S.Tr.Keb

 

Identitas

Nama                    : Ny.S                                      Nama Suami    : Tn.M

Umur                    : 25 tahun                                Umur               : 27 tahun

Agama                  : Islam                                     Agama             : Islam

Suku                     : Aceh                                      Suku                : Aceh

Pendidikan           : SMA                                     Pendidikan      : SMA

Pekerjaan              : Ibu Rumah Tangga               Pekerjaan         : Buruh bangunan 

Alamat                 :Lamreh                                   Alamat                        :Lamreh                                                                                                                      

 

S : Ny.S datang bersama suaminya ke BPM Revita, S.Tr.Keb, ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan sering merasa cepat lelah.

          HPM : 20-10-2021

O : K/U : Baik

Kesadaran : composmentis

Tanda- tanda vital (TTV)

HPL            : 27-07-2022                            BB sebelum Hamil : 47 kg

TD              : 100/70 mmHg                       BB       sekarang      : 50 kg

N                 : 80 x/menit                             TB       : 155 cm

                RR               : 20 x/menit                             LILA   : 23 cm                       

T                 :36,3 C                                                TB       : 155 cm         

                                                                    Hb       : 9 gr/dl

                   

 

Pemeriksaan Fisik

a.    Inspeksi

-       Kepala

:

Bersih, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan

-       Muka

:

Simetris, tidak odema, tidak pucat

-       Mata

:

Simetris, Konjungtiva pucat, sclera putih

-       Hidung

:

Simetris, tidak ada secret dan polip

-       Telinga

:

Simetris, tidak ada serumen

-       Mulut

:

Tidak ada gigi berlubang, tidak ada carises gigi

-       Leher

:

Tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid, limfa

-       Dada

:

Simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae

-       Abdomen

:

Tidak ada luka bekas operasi

-       Ekstremitas

:

Simetris, Tidak ada oedema

 

b.    Palpasi

Abdomen

Leopold I             : Diatas Simpisis

Leopold II            : Belum Teraba

Leopold III          : Belum Teraba

Leopold IV          : Belum Teraba

 

A : Ny.R umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu dengan  Anemia ringan.

 

 

 

 

P :

1.    Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami anemia ringan.

2.    Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 7-8 jam/hari dan mengurangi aktivitas.

3.    Menganjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi gizi, yaitu dengan penambahan makanan yang mengandung vitamin, zat besi, protein dan mineral, contoh nasi, sayur-sayuran hijau, lauk-pauk, kacang-kacangan, buah-buahan, ikan, telur, dan daging

4.    Memberikan KIE tentang tablet Fe, yaitu tentang cara mengkomsumsi tablet Fe pada malam hari diminum dengan air putihdan jangan diminum dengan teh, kopi, susu atau air bersoda, dan memberitahukan ibu bahwa efek minum tablet Fe yaitu merasa mual dan BAB berwarna kehitaman.

5.    Menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi buah bit, manfaat buah bit untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada tubuh.

6.    Memberikan terapi tablet :

 Fe 1 x 1 60 mg (minimal 90 tablet selama hamil)

Vitamin C 1 x 1 20 mg sebnayak (21 tablet)

Kalk 1 x 1 150 mg sebanyak (7 tablet)

7.      Memberitahukan ibu bahwasanya sangat baik mengkomsumsi tablet penambah darah saat hamil, karena bisa mengurangi anemia pada saat hamil dan pendarahan saat melahirkan.

8.      Menganjurkan ibu untuk makan dengan porsi sedikit namun sering

9.    Menganjurkan ibu untuk banyak mengkomsumsi air putih kurang lebih 2 liter perhari.

10.  Memberitahukan ibu untuk kontrol 1 bulan lagi atau bila ada keluhan untuk segera kembali.

11.  Ibu telah mengeti dengan penjelasan dari bidan dan ibu bisa menggulangin kembali apa yang telah dijelaskan oleh bidan.

12.  Melakukan Pendokumentasi.

 

 

 

BAB IV

PEMBAHASAN

    

                             Pada bab ini membahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan menurut SOAP pada Ny.S dengan anemia ringan secara terperinci mulai dari langkah pertama yaitu pengkajian data sampai dengan penatalaksanaan sebagai langkah terakhir. Pembahasan ini akan menjelaskan mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat proses serta kesenjangan antara manajemen teori dan praktek langsung di lapangan juga alternative dari permasalahan yang ada. Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data pasien meliputi analisa melalui anamnesa.

                             Data subjektif pada pasien dengan anemia ringan di dapatkan dari hasil wawancara langsung dengan pasien

                             Data objektif pada pasien dengan kasus anemia ringan adalah hasil pemeriksaan fisik, pada saat pemeriksaan.

                             Data subjektif dan objektif yang penulis temukan saat melakukan pengkajian mendukung ditegakkannya analisa kebidanan pada Ny.S

Pada langkah perencanaan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi, baik yang sifatnya evaluasi/memeriksa kembali dan tindakan yang sifatnya follow up. Penatalaksanaanyaitu mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah di lakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up. Dalam penatalaksanaan terdapat juga intervensi yaitu data subjektif, objektif berubah atau tidak itu tergantung.

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi ini, Ibu hamil dengan anemia akan berdampak pada kehamilannya seperti abortus, persalinan prematur, dan hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim. Selain itu, anemia juga berdampak pada saat persalinan seperti gangguan his kekuatan mengejan, kala pertama dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan pada kala empat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Dampaknya terhadap masa nifas adalah dapt terjadi sub involusio uteri yang menimbulkan pendarahan post partum. Anemia pda kehamilan juga berdampak pada janin seperti terjadinya abortus, kematian intra uterin, dan persalinan prematuris tinggi (Irianto, 2017).

B.  Saran

a.    Bagi Bidan

                             Bidan dapat lebih mengidentifikasi tanda-tanda anemia ringan, sehingga dapat melakukan antisipasi atau tindakan segera, merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang.

b.    Pendidikan

     Menambah referensi buku tentang anemia ringan supaya dapat menambah atau meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa.

c.    Bagi Pasien

Pasien diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan khususnya anemia ringan dengan cara mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh tenaga kesehatan dan mencari informasi yang terkait dengan anemia ringan.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

1.    Asri, D. dan Cristine Clervo. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika

2.    Indah, & Firdayanti. (2019). Manajemen Asuhan Kebidanan. Jurnal MIDWIFERY,

3.    Elisabeth Siwi Walyani, Amd. Keb Dan Th. Endang Purwoastuti, S.Pd, APP, 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui, Bagian Program Dan Kebijakan Teknik Masa Nifas, Yogyakarta: Pustaka Rihama.

4.    World Health Organization. 2015. Maternal Mortality http://www.afro.who.int/sites/defelaut/files/2017-05/trend-in-maternal mortality-1990-to-2015.pdf diakses pada tanggal 15 Desember

5.    Sulistyawati, Ari dan Esti Nugraheny. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba.

6.    Sulistyawati, Ari. 2011. Buka Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI.

7.    Cunningham, F gary. dkk. 2014. Obstetri Williams Edisi 23. Jakarta: EGC.

8.    Manuaba.2015.ilmu kebidanan penyakit kandungan dan kb .Jakarta:EGC

9.    Abdul Bari Saifuddin. 2016. Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

10.  Varney, H, Kriebs JM, dan Gegor CL. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC.

11.  Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

12.  Tarwono,Ns, DKK. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika 2019.

13.  Irianto, Koes.2014.Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (Balanced Nutrition in Reproductive Health).Bandung:ALFABETA

14.  Seu, Merry M V et al. “Anemia Prevalence after Iron Supplementation amon Pregnant Women in Midwifes Practice of Primary Health Care Facilities in Eastern Indonesia.” Anemia vol. 2019 1413906. 22 Oct. 2019,

 

No comments:

Post a Comment