BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Kehamilan adalah
suatu hal yang fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri oleh
proses persalinan. Dalam proses kehamilan ada beberapa perubahan yang dialami
oleh ibu hamil salah satunya yaitu perubahan fisik dan psikologis ibu.
Perubahan psikologis ini terjadi pada ibu hamil diantaranya yaitu kecemasan
menjelang kelahiran dan suasana ketidaknyaman dalam perubahan saat hamil.
Menurut Mufdlilah (2017) rasa cemas yang dialami oleh ibu hamil ini disebabkan
karena meningkatnya hormon progesteron. Selain membuat ibu hamil merasa cemas,
peningkatan hormon ini juga menyebabkan gangguan perasaan dan membuat ibu hamil
cepat lelah dan mempengaruhi kebutuhan istirahat tidur ibu.
Anemia dalam
kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan tidak
jarang keduanya saling berinteraksi (Sarwono, 2019). Difisiensi zat-zat
nutrisi, seringkah defisiensinya bersifat multipel dengan manifestasi klinik
yang disertai infeksi, gizi buruk, atau kelainan herediter seperti hemoglobinapati (Sarwono, 2016).
Penyebab anemia paa kehamilan umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi,
kehilngan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit-penyakit kronik. Dalam
kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumoai selama kehamilan disebabkan
oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya
perubahan-perubhan dalam darah (Manuaba, 2018).
Ibu hamil dengan
anemia akan berdampak pada kehamilannya seperti abortus, persalinan prematur,
dan hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim. Selain itu, anemia juga
berdampak pada saat persalinan seperti gangguan his kekuatan mengejan, kala
pertama dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan, kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan pada kala empat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Dampaknya terhadap masa
nifas adalah dapt terjadi sub involusio uteri yang menimbulkan pendarahan post
partum. Anemia pda kehamilan juga berdampak pada janin seperti terjadinya abortus,
kematian intra uterin, dan persalinan prematuris tinggi (Irianto, 2017).
Pencengahan anemia
pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara meningkatkan komsumsi zat besi dari
makanan, mengkomsumsi daging (terutama
daging merah) seperti sapi, zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna
hijau gelap seperti bayam, dan kangkung, buncis, kacang polong serta
kacang-kacangan, penyerapan zat besi, seperti vitamin C (Irianto, 2016).
Mengurangi resiko terjadinya anemia dalam masalah kehamilan dapat diupayakan
dengan pemberian tablet Fe yang di minum secara teratur, dan memberitahu
keluarga untuk memantau ibu agar selalu tepat waktu minum tablet Fe, kunjungan
ANC secara teratur, ANC terpadu dan pada saat persalinan apabila terjadi
pendarahan dapat dilakukan transfusi darah dan kolaborasi dengan dr.SpOG
(Manuaba, 2017).
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas maka didapatkan suatu rumusan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di BPM Revita, S.Tr.Keb”.
3.
Tujuan
penulisan
Melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Anemia ringan di BPM Revita, S.Tr.Keb dengan mengumpulkan data
dengan didokumentasi dalam bentuk soap.
4.
Manfaat
a. Bagi
penulis
Untuk menambah wawasan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus
anemia ringan.
b. Bagi
tenanga kesehatan
Sebagai
bahan informasi delam memberikan pada ibu hamil dengan anemia ringan.
c. Bagi
pasien
Menbantu
dengan hal memberikan pengertian secara jelas tenang tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan anemia ringan agar ibu dapat menjaga kesehatannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.
Tinjauan
Teori Medis
A. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan kurangnya
sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin
sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh
jaringan. Anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi kadar
hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar
hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II. Nilai normal yang akurat
untuk ibu hamil sulit dipastikankarena ketiga parameter laboratorium tersebut
bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika
kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%.
Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10 g/dl
pada trimester kedua dan ketiga sebagai penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai
ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu hamil yang mendapat
suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada
trimester kedua dan ketiga.
B.
Klasifikasi
1. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan
Macam-macam anemia
menurut Wiknjosastro (2018), ada 4 macam yaitu:
a. Anemia defisiensi besi
Anemia
defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan,
dimana angka kejadiannya 62,3%, yang diakibatkan oleh kekurangan zat besi dan
asam folat, gangguan resorbsi, atau terlampau banyaknya besi keluar dari badan,
misalnya pada kasus perdarahan. Keperluan akan zat besi bertambah selama
kehamilan, terutama dalam trimester akhir. Apabila masuknya zat besi tidak
ditambah dalam kehamilan, mudah terjadi anemia defisiensi besi.
b.
Anemia
megaloblastik
Anemia
jenis ini disebabkan oleh karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena
defisiensi vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik,
merupakan urutan kedua terbanyak kejadiannya yaitu sekitar 29,0%.
c.
Anemia
hipoplasti
Anemia
hipoplasti disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang belakang, membentuk sel-sel
darah merah baru, dengan angka kejadian berkisar antara 8,0%.
d. Anemia hemolitik
Anemia
jenis ini disebabkan oleh penghancuran/ pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya, anemia jenis ini sangat jarang terjadi yaitu berkisar
0,7%.
2. Klasifikasi Anemia menurut Manuaba (2015), antara lain:
1).
Normal : Hb 11gr%
2).
Anemia ringan : Hb 9 – 10gr%
Gejala anemia ringan
a)
Cepat
lelah
b)
Sering
pusing
c)
Mata
berkunang- kunang
d)
Badan lemas
3). Anemia sedang :
Hb 7 – 8gr%
a)
Cepat lelah
b)
Sering pusing
c)
Mata berkunang-kunang
d)
Malaise
e)
Lidah luka
f)
Napsu makan turun
g)
Konsentrasi hilang
4).
Anemia berat : Hb kurang 7gr%
a)
Cepat
lelah dan merasa lemah
b)
Kulit
tampak pucat
c)
Denyut
jantung tidak teratur
d)
Sesak
napas
e)
Nyeri
dada dan sakit kepala
C.
Etiologi
Anemia defisiensi besi pada kehamilan
yaitu gangguan pencernaan dan absorpsi, hipervolemia, menyebabkan terjadinya
pengenceran darah , kebutuhan zat besimeningkat, kurangnya zat besi dalam makanan
, dan pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
D.
Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan
oleh banyak faktor, antara lain:kurang zat besi, kehilangan darah yang
berlebihan, proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya,
peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016).
Selama kehamilan, kebutuhan oksigen
lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropenin. Akibatnya,
volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan
volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb. Sedangkan
volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi
hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah Hb
atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam
kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga meningkatkan
perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin
(Prawirohardjo, 2010). Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan
dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat
sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih
tinggi pada ibu hamil. Penurunan
hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada
minggu ke 7sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16 sampai
22 ketika titik keseimbangan tercapai . Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah
meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000
ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah karena jumlah
eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. . Pada akhirnya,
volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan dan
kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume plasma yang
terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia
gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit
mulai meningkat pada trimester II dan memuncak pada trimester III.
E.
Tanda dan Gejala anemia
a) Lemas
dan cepat lelah
b) Penurunan
energi
c) Sesak
nafas
d) Kulit
terlihat Tampak pucat
e) Tekanan
darah rendah
f) Frekuensi
pernapasan cepat
g) Kulit
kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
h) Sakit
kepala dan pusing
i) Tidak
bisa berkonsentrasi
j) Rambut
rontok
k) Malaise
(perasaan lelah, tidak nyaman)
F. Diagnosa
Dalam mendiagnosis
ibu bersalin dengan anemia dilakukan dengan anamnesis faktor resiko,
pemeriksaan fisik, dan laboraturium.
Pemeriksaan fisik pada ibu bersalin
dilakukan nya anamnesa ,pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui
keadaan kesahatan ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada pemeriksaan
ke pemeriksaan berikutnya dilakukan secara Head to Toe (pemeriksaan fisik dari
kepala sampai ke kaki). pemeriksaan laboratorium merupakan suatu tindakan atau prosedur untuk mengetahui
hasil di Pemeriksaan penunjang seperti
Hb, PCV (PackedCell Volume), leukosit, trombosit dll.
G.
Pencegahan
Makanan yang kaya
akan zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran
berdaun hijau gelap dan buah-buahan, makanan yang mengandung vitamin b12
seperti susu dan produk turunanya, dan makanan yang banyak mengandung vitamin c
seperti buah-buahan . ibu bisa mengkonsumsi jus jambu merah,kuma, pisang
raja, ataupun kacang hijau. Pencegahan
lain pada anemia defisiensi besi bisa di lakukan dengan cara mengkonsumsi
tablet tambah darah (Fe) secara teratur
dan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti daging merah
dan sayur-sayuran. Menurut arisma (2017) pencegahan anemia defisiensi zat besi
dapat dilakukan dengan 4 pendekatan yaitu
a.
Pemberian tablet atau suntikan zat besi
b.Pendidikan
kesehatan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan
c.
Pengawasan penyakit infeksi
d.
Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi.
H. Dampak
1).
Pada ibu
a.
Perdarahan anterpatum
b.
Mudah terjadi infeksi
c.
Dapat terjadi abortus/persalinan prematurus
2).
Pada janin
a.
BBLR (berat badan lahir rendah)
b.
Kelahiran prematur
c.
Hambatam tumbuh kembang janin dalam rahim
d.
Kematian janin
I. Komplikasi
a.
Kesulitan melakukan aktivitas karena kelelahan
b.
Masalah irama jantung dan gagal jantung
c.
Komplikasi pada kehamilan bila anemia diderita saat hamil
d.Gangguan
tumbuh kembang bila anemia terjadi pada anak-anak atau bayi
e.
Rentan terjadi infeksi
J. Penatalaksanaan
a. Istrahat
yang cukup
b. Makan
makanan yang bergizi dan mengandung zat besi
c. Rutin
memeriksakan kehamilannya minimal empat kali selama hamil untuk mendapatkan
tablet zat besi (Fe) dan vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan, serta
makan makanan yang bergizi tiga kali sehari dengan porsi dua kali lebih banyak.
d. Upaya
pemerintah dalam mengatasi anemia pada ibu hamil dengan melakukanpemberian
tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil.
e. mengkonsumsi
makanan daging merah bisa membuat kadar hemoglobin meningkat.
f. mengkonsumsi
jus jambu biji. Tujuannnya dapat menaikan kadar HB pada ibu. Kandungan mineral
yang terkandung dalam buah jambu biji dapat mengatasi masalah anemia, karena
zat mineral dapat memperlancar proses pembentukan hemoglobin (sel darah merah).
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
Hari/
Tanggal : Sabtu,
1 Januari
2022 Pukul
: 17.00 Wib
Tempat
: BPM Revita,
S.Tr.Keb
Identitas
Nama : Ny.S Nama
Suami : Tn.M
Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Aceh Suku : Aceh
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh
bangunan
Alamat :Lamreh Alamat :Lamreh
S : Ny.S datang bersama suaminya ke BPM Revita, S.Tr.Keb, ingin memeriksakan
kehamilannya. Ibu mengatakan sering merasa cepat lelah.
HPM : 20-10-2021
O
: K/U
: Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-
tanda vital (TTV)
HPL :
27-07-2022 BB sebelum Hamil : 47
kg
TD : 100/70 mmHg BB sekarang : 50 kg
N : 80 x/menit TB : 155 cm
RR : 20
x/menit LILA : 23 cm
T :36,3 C TB : 155 cm
Hb : 9 gr/dl
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
-
Kepala
|
: |
Bersih,
tidak ada ketombe, tidak ada benjolan |
-
Muka
|
: |
Simetris,
tidak odema, tidak pucat |
-
Mata |
: |
Simetris,
Konjungtiva pucat, sclera putih |
-
Hidung
|
: |
Simetris,
tidak ada secret dan polip |
-
Telinga
|
: |
Simetris,
tidak ada serumen |
-
Mulut |
: |
Tidak
ada gigi berlubang, tidak ada carises gigi |
-
Leher |
: |
Tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid, limfa |
-
Dada |
: |
Simetris,
puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae |
-
Abdomen |
: |
Tidak
ada luka bekas operasi |
- Ekstremitas |
: |
Simetris,
Tidak ada oedema |
b. Palpasi
Abdomen
Leopold I :
Diatas Simpisis
Leopold II :
Belum Teraba
Leopold III :
Belum Teraba
Leopold IV :
Belum Teraba
A : Ny.R umur 25 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 10 minggu dengan Anemia
ringan.
P :
1. Jelaskan
pada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami anemia ringan.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup minimal 7-8 jam/hari dan mengurangi aktivitas.
3. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan
asupan nutrisi gizi, yaitu dengan penambahan makanan yang mengandung vitamin,
zat besi, protein dan mineral, contoh nasi, sayur-sayuran hijau, lauk-pauk,
kacang-kacangan, buah-buahan, ikan, telur, dan daging
4. Memberikan KIE tentang tablet Fe,
yaitu tentang cara mengkomsumsi tablet Fe pada malam hari diminum dengan air
putihdan jangan diminum dengan teh, kopi, susu atau air bersoda, dan
memberitahukan ibu bahwa efek minum tablet Fe yaitu merasa mual dan BAB
berwarna kehitaman.
5. Menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi
buah bit, manfaat buah bit untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada tubuh.
6. Memberikan terapi tablet :
Fe 1 x 1 60 mg
(minimal 90 tablet selama hamil)
Vitamin C 1 x 1 20 mg sebnayak (21 tablet)
Kalk 1 x 1 150 mg sebanyak (7 tablet)
7. Memberitahukan ibu bahwasanya sangat
baik mengkomsumsi tablet penambah darah saat hamil, karena bisa mengurangi
anemia pada saat hamil dan pendarahan saat melahirkan.
8. Menganjurkan ibu untuk makan dengan
porsi sedikit namun sering
9. Menganjurkan
ibu untuk banyak mengkomsumsi air putih kurang lebih 2 liter perhari.
10. Memberitahukan ibu untuk kontrol 1
bulan lagi atau bila ada keluhan untuk segera kembali.
11. Ibu
telah mengeti dengan penjelasan dari bidan dan ibu bisa menggulangin kembali
apa yang telah dijelaskan oleh bidan.
12. Melakukan
Pendokumentasi.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini
membahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan menurut SOAP pada Ny.S dengan anemia ringan secara
terperinci mulai dari langkah pertama yaitu pengkajian data sampai dengan
penatalaksanaan sebagai langkah terakhir. Pembahasan ini akan menjelaskan
mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat proses serta kesenjangan antara
manajemen teori dan praktek langsung di lapangan juga alternative dari
permasalahan yang ada. Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
pasien meliputi analisa melalui anamnesa.
Data subjektif pada
pasien dengan anemia ringan di dapatkan dari hasil wawancara langsung dengan
pasien
Data objektif pada
pasien dengan kasus anemia ringan adalah hasil pemeriksaan fisik, pada saat
pemeriksaan.
Data subjektif dan
objektif yang penulis temukan saat melakukan pengkajian mendukung ditegakkannya
analisa kebidanan pada Ny.S
Pada
langkah perencanaan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi, baik yang sifatnya evaluasi/memeriksa kembali dan tindakan yang
sifatnya follow up. Penatalaksanaanyaitu mencatat seluruh perencanaan
dan penatalaksanaan yang sudah di lakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan
segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow
up. Dalam penatalaksanaan terdapat juga intervensi yaitu data subjektif,
objektif berubah atau tidak itu tergantung.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi ini, Ibu hamil dengan
anemia akan berdampak pada kehamilannya seperti abortus, persalinan prematur,
dan hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim. Selain itu, anemia juga
berdampak pada saat persalinan seperti gangguan his kekuatan mengejan, kala
pertama dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan, kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan pada kala empat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Dampaknya terhadap masa
nifas adalah dapt terjadi sub involusio uteri yang menimbulkan pendarahan post
partum. Anemia pda kehamilan juga berdampak pada janin seperti terjadinya
abortus, kematian intra uterin, dan persalinan prematuris tinggi (Irianto,
2017).
B.
Saran
a. Bagi Bidan
Bidan
dapat lebih mengidentifikasi tanda-tanda anemia ringan, sehingga dapat melakukan antisipasi atau
tindakan segera, merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang.
b. Pendidikan
Menambah
referensi buku tentang anemia ringan supaya dapat
menambah atau meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa.
c. Bagi Pasien
Pasien diharapkan lebih
meningkatkan pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan khususnya anemia ringan dengan cara mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh tenaga kesehatan dan mencari informasi yang terkait dengan anemia ringan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asri,
D. dan Cristine Clervo. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika
2. Indah,
& Firdayanti. (2019). Manajemen Asuhan Kebidanan. Jurnal MIDWIFERY,
3. Elisabeth
Siwi Walyani, Amd. Keb Dan Th. Endang Purwoastuti, S.Pd, APP, 2015. Asuhan
Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui, Bagian Program Dan Kebijakan Teknik Masa
Nifas, Yogyakarta: Pustaka Rihama.
4. World
Health Organization. 2015. Maternal Mortality http://www.afro.who.int/sites/defelaut/files/2017-05/trend-in-maternal
mortality-1990-to-2015.pdf diakses pada tanggal 15 Desember
5. Sulistyawati,
Ari dan Esti Nugraheny. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba.
6. Sulistyawati,
Ari. 2011. Buka Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI.
7. Cunningham,
F gary. dkk. 2014. Obstetri Williams Edisi 23. Jakarta: EGC.
8. Manuaba.2015.ilmu
kebidanan penyakit kandungan dan kb .Jakarta:EGC
9. Abdul
Bari Saifuddin. 2016. Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
10. Varney,
H, Kriebs JM, dan Gegor CL. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1.
Jakarta: EGC.
11. Prawirohardjo,
Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
12. Tarwono,Ns,
DKK. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika 2019.
13. Irianto,
Koes.2014.Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (Balanced Nutrition in
Reproductive Health).Bandung:ALFABETA
14. Seu,
Merry M V et al. “Anemia Prevalence after Iron Supplementation amon Pregnant
Women in Midwifes Practice of Primary Health Care Facilities in Eastern
Indonesia.” Anemia vol. 2019 1413906. 22 Oct. 2019,
No comments:
Post a Comment