ASKEP
DEMENSIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Demensia
adalah sebuah sindrom karena penyakit otak, bersifat kronis atau progresif
dimana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang lebih tinggi, termasuk memori,
berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, belajar,kemampuan, bahasa, dan
penilaian kesadaran tidak terganggu. Gangguan fungsikognitif yang biasanya
disertai, kadang-kadang didahului, oleh kemerosotandalam pengendalian emosi,
perilaku sosial, atau motivasi. Sindrom terjadi pada penyakit Alzheimer,
di penyakit serebrovaskular dan dalam kondisi lain terutama atau sekunder yang
mempengaruhi otak (Durand dan Barlow, 2006)
Berdasarkan
sejumlah hasil penelitian diperoleh data bahwa dimensia seringkali terjadi pada
usia lanjut yang telah berumur kurang lebih 60 tahun. Dimensia tersebut dapat
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: 1) Dimensia Senilis (60 tahun); 2) Demensia
Pra Senilis (60 tahun). Sekitar 56,8% lansia mengalami demensia dalam bentuk
Demensia Alzheimer (4% dialami lansia yang telah berusia 75 tahun, 16% pada
usia 85 tahun, dan 32% pada usia 90 tahun). Sampai saat ini diperkirakan +/- 30
juta penduduk dunia mengalami Demensia dengan berbagai sebab (Oelly Mardi
Santoso, 2002).
Demensia
banyak menyerang mereka yang telah memasuki usia lanjut.Bahkan, penurunan
fungsi kognitif ini bisa dialami pada usia kurang dari 50tahun. Sebagian besar
orang mengira bahwa demensia adalah penyakit yanghanya diderita oleh para
Lansia, kenyataannya demensia dapat diderita oleh siapasaja dari semua tingkat
usia dan jenis kelamin (Harvey, R. J. et al. 2003). Untuk mengurangi
risiko, otak perlu dilatih sejak dini disertai penerapan gaya hidupsehat.
(Harvey, R. J., Robinson, M. S. & Rossor, M. N, 2003).
B. Tujuan
Makalah
ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa, dosen maupun
masyarakat mengetahui tentang demensia
serta mampu melakukan pengkajian dan merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
yang mengalami demensia.
C. Rumusan
Masalah
Secara
garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
1.
Mampu mengetahui pengertian demensia.
2.
Mampu mengetahui penyebab
demensia.
3.
Mampu memahami proses terjadinya demensia.
4.
Mampu mengetahui tanda dan gejala
demensia
5.
Mampu mengetahui jenis demensia.
6.
Mampu mengetahui fase / tahapan demensia
D. Manfaat
Penulisan
Adapun
manfaat penulisan yang diperoleh dari makalah ini, yaitu :
1. Bagi
penyusun
a.
Khususnya sebagai objek studi.
b.
Untuk menambah wawasan tentang demensia dan asuhan
keperawatan demensia.
2. Bagi
kampus
a.
Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa.
b.
Sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan
mahasiswa membuat sebuah makalah.
3. Bagi
masyarakat
a.
Memberikan informasi tentang demensia pada masyarakat.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Behavioural and
Psychological Symptoms of Dementia / Demensia (atau dalam bahasa inggris
dikatakan dementia) adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan daya ingat dan daya pikir dan kemampuan-kemampun tersebut menimbulkan
gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.
Demensia merupakan suatu
sindrom akibat penyakit atau gangguan otak yang biasanya bersifat kronik,
progresif, dimana terdapat gannguan fungsi luhur kortikal termasuk didalamnya :
daya ingat, daya pikir, orientasi , daya tangkap (comprehension), berhitung,
kemampun belajar, berbahasa dan daya nilai judgment, umumnya disertai, dan ada
kalanya diawali dengan kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi,
perilaku sosial, atau motivasi hidup.
Demensia merupakan suatu
sindroma yang menunjukkan adanya kemunduran intelegensi. Demensia adalah gangguan
fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi vegetatif atau keadaan terjaga.
Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian, dan interpretasi atas
komunikasi tertulis dan lisan dapat terganggu. (Elizabeth J. Corwin, 2009)
B.
Penyebab
Demensia disebabkan
oleh:
a. Kondisi akut yang tidak
diobati atau tidak dapat disembuhkan, bila kondisi akut yang menyebabkan
delirium atau tidak dapat diobati, terdapat kemungkinan bahwa kondisi ini akan
menjadi kronik dan karenanya dapat dianggap sebagai demensia.
b. Penyakit vaskular,
seperti hipertensi, arteriosklerosis, dan ateroklerosis dapat menyebabkan
stroke.
c. Penyakit Parkinson:
demensia menyerang 40% dari pasien-pasien ini.
d. Penyakit prion ( Protein
yang terdapat dalam proses infeksi penyakit Creutzfeldt-Jakob).
e. Infeksi human imuno
defesiensi virus (HIV) dapat menyerang system saraf pusat, menyebabkan
ensefalopati HIV atau komlek demensia AIDS.
f. Gangguan struktur
jaringan otak, seperti tekanan normal hidrosefalus dan cedera akibat trauma
kepala.
C. Rentang Respon
D. Proses Terjadinya
Masalah
Terdapat beberapa
perubahan khas biokimia dan neuropatologi yang dijumpai pada penyakit demensia.
Serabut neuron yang kusut (masa kusut neuron yang tidak berfungsi) dan plak
senile atau neuritis (deposit pritein beta-amiloid, bagian dari suatu protein
besar, protein precusor amiloid (APP)). Kerusakan neuron
tersebut terjadi secara primer pada korteks serebri dan mengakibatkan rusaknya
ukuran otak. Perubahan serupa juga dijumpai pada tonjolan kecil jaringan otak
normal lansia. Sel utama yang terkena penyakit ini adalah menggunakan
neurotransmitter asetilkolin. Secara biokomia, produksi asetilkolion yang
mempengaruhi aktivitas menurun. Asetilkolin terutama terlibat dalam proses
ingatan.
Kerusakan serebri
terjadi bila pasokan darah keotak terganggu. Infark, kematian jaringan otak,
terjadi dengan kecepatan yang luar biasa. Infark serebri kecil-kecil
multiple-infark.
Pusing, sakit kepala dan
penurunan kekuatan fisik dan mental adalah tanda-tanda awal penyakit. Pada
lebih dari setengah kasus, penyakit ini muncul sebagai kebingungan yang
mendadak. Kemudian diikuuti kehilangan ingatan yang mendadak. Kemudian diikuti
kehilangan ingatan bertahap. Pasien bisa mengalami halusinasi dan menunjukkan
tanda-tanda delirium, bisa terjadi gangguan bicara.
E.
Tanda dan Gejala
a. Hilangnya memori (tahap
awal kehilangan memori yang baru seperti lupa sedang memasak makanan di kompor,
tahap selanjutnya kehilangan memori masa lalu seperti melupakan nama anak-anak,
pekerjaan).
b. Penurunan fungsi bahasa
(melupakan nama benda-benda umum seperti kursi atau meja, palilalia [mengulangi
suara], dan mengulang kata-kata yang didengar [ekolalia]).
c. Kehilangan kemampuan
untuk berpikir abstrak dan merencanakan, memulai, mengurutkan, memantau, atau
menghentikan perilaku yang kompleks (kehilangan fungsi eksekutif): klien
kehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri.
F.
Jenis / Macam-Macam Demensia
1. Menurut umur:
a) Demensia senilis yaitu
demensia yang terjadi pada usia > 65 tahun.
b) Demensia prasenilis
yaitu demensia yang terjadi pada usia < 65 tahun.
2. Menurut perjalanan
penyakit:
a) Reversibel (mengalami
perbaikan)
b) Irreversibel (normal
pressure hidrosefalus, subdural hematoma, vitamin B defesiensi, hipotiroidisme,
intoksikasi PB). Pada demensia tipe ini terdapat
pembesaran vertrikel dengan meningkatnya cairan serebrospinalis, hal ini
menyebabkan adanya :
·
Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret).
·
Inkontinensia
urin.
3. Menurut kerusakan
struktur otak:
a) Demensia tipe Alzheimer
Alzheimer adalah
penurunan konsentrasi asetilkolin dan kolin asetil transferase didalam otak dan
merupakan penyakit degenerative akibat kematian sel-sel otak dan umumnya
menyebabkan kemunduran fungsi intelektual atau kognitif, yang meliputi
kemunduran daya mengingat dan proses berfikir. prilaku yang dialami demensia
ini adalah mudah lupa atau pikun. Walaupun pennyebab demensia tipe Alzheimer
belum diketahui secara pasti, beberapa penelitian telah menyatakan bahwa
sebanyak 40 % pasien mempunyai riwayat keluarga menderita demensia tipe
Alzheimer sehingga faktor genetik sangat dianggap berperan dalam perkembangan
gangguan didalam sekurangnya beberapa kasus.
b) Demensia vascular
Penyebab utama dari
demensia vaskular adalah penyakit vaskular cerebral yang multipel yang
menyebabkan suatu pola gejala demensia, yang biasanya juga disebut demensia
multi infark. Demensia vascular ini sering terjadi pada laki-laki khususnya
pada mereka dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya atau factor resiko
kardiovaskuler lainnya.
G. Fase / Tahapan
Fase / tahapan demensia
yaitu :
1. Tahapan Awal : Pada
kondisi awal, demensia memiliki awitan gejala tersembunyi dan membahayakan,
pada kondisi ini terjadi demensia vaskuler dengan perubahan-perubahan kognisi
yang tiba-tiba. Pada tahapan ini, klien dapat menunjukan pola penilaian yang
buruk, terutama jika berada pada situasi yang baru atau menimbulkan stress,
terjadi perubahan-perubahan kepribadian. Klien mulai menunjukan ledakan emosi
dan menjadi cemas dan gelisah, terdapat kebingungan antara orientasi waktu dan
jarak. Adapun gejala spesifiknya :
a.
Perubahan alam perasaan atau kepribadian.
b.
Gangguan penilaian dan penyelesaian masalah.
c.
Konfusi tentang waktu dan tempat.
d.
Kesulitan dengan angka, uang dan tagihan.
e.
Menarik diri atau depresi.
2. Tahapan Pertengahan :
Pada kondisi ini, ingatan klien pada masa ini dan masa lampau memburuk dan
kurangnya penilaian menyebabkan kekhawatiran tentang keselamatan berkurang.
Tahapan ini merupakan tahap yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari
klien. Adapun gejala spesifiknya yang ditunjukan pada tahapan ini :
a. Gangguan memori masa
kini dan masa lalu.
b. Gangguan penilaian dan
penyelesaian masalah yang parah.
c. Gangguan persepsi.
d. Kehilangan pengendalian
impuls.
e. Ansietas, gelisah.
3. Tahapan Akhir : Pada
demensia tahap akhir, klien menjadi kekakuan otot, dan reflek primitife juga
muncul. Adapun gejalanya adalah :
a. Gangguan yang parah pada
semua kemampuan kognitif.
b. Ketidakmampuan untuk
mengenali keluarga dan teman.
c. Gangguan komunikasi yang
parah (dapat menggerutu, mengeluh atau menggumam).
d. Sedikitnya kapasitas
perawatan diri.
e. Kemungkinan terjadi
hiperoral dan memiliki tangan yang aktif.
f. Penurunan nafsu makan,
dispasia, dan resiko aspirasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Indentias klien meliputi
nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar belakang kebudayaan, status sipil,
pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2. Keluhan utama
Keluhan utama atau sebab
utama yang menyebkan klien datang berobat (menurut klien dan atau keluarga).
Gejala utama adalah kesadaran menurun.
3. Pemeriksaan fisik
Kesadaran yang menurun dan
sesudahnya terdapat amnesia. Tensi menurun, takikardia, febris, BB menurun
karena nafsu makan yang menurun dan tidak mau makan.
4. Psikososial
1)
Konsep diri
·
Gambaran diri, tressor yang menyebabkan
berubahnya gambaran diri karena proses patologik penyakit.
·
Identitas, bervariasi sesuai dengan tingkat
perkembangan individu.
·
Harga diri, tidakmampuan dalam mencapai tujuan
sehingga klien merasa harga dirinya rendah karena kegagalannya.
2)
Hubungan social
Berbagai faktor di
masyarakat yang membuat seseorang disingkirkan atau kesepian, yang selanjutnya
tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi.
Konsep diri dibentuk oleh pola hubungan sosial khususnya dengan orang yang
penting dalam kehidupan individu. Jika hubungan ini tidak sehat maka
individu dalam kekosongan internal. Perkembangan hubungan sosial yang tidak
adeguat menyebabkan kegagalan individu untuk belajar mempertahankan komunikasi
dengan orang lain, akibatnya klien cenderung memisahkan diri dari orang lain
dan hanya terlibat dengan pikirannya sendiri yang tidak memerlukan kontrol
orang lain. Keadaa ini menimbulkan kesepian, isolasi sosial, hubungan dangkal
dan tergantung.
3)
Spiritual
Keyakinan klien
terhadapa agama dan keyakinannya masih kuatnya tetapi tidak atau kurang mampu dalam
melaksnakan ibadatnmya sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
5. Status mental
1) Penampilan klien tidak
rapi dan tidak mampu utnuk merawat dirinya sendiri.
2) Aktivitas motorik,
Perubahan motorik dapat dinmanifestasikan adanya peningkatan kegiatan motorik, gelisah,
impulsif.
3) Alam perasaan. Klien
nampak ketakutan dan putus asa.
4) Persepsi
Persepsi melibatkan
proses berpikir dan pemahaman emosional terhadap suatu obyek. Perubahan
persepsi dapat terjadi pada satu atau kebiuh panca indera yaitu penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Perubahan persepsi dapat
ringan, sedang dan berat atau berkepanjangan. Perubahan persepsi yang paling
sering ditemukan adalah halusinasi.
5) Proses berpikir
Klien yang terganggu
pikirannya sukar berperilaku kohern, tindakannya cenderung berdasarkan
penilaian pribadi klien terhadap realitas yang tidak sesuai dengan penilaian
yang umum diterima.
6) Penilaian realitas
secara pribadi oleh klien merupakan penilaian subyektif yang dikaitkan dengan
orang, benda atau kejadian yang tidak logis.(Pemikiran autistik). Klien tidak
menelaah ulang kebenaran realitas. Pemikiran autistik dasar perubahan proses
pikir yang dapat dimanifestasikan dengan pemikian primitf, hilangnya asosiasi,
pemikiran magis, delusi (waham), perubahan linguistik (memperlihatkan gangguan pola pikir abstrak sehingga tampak
klien regresi dan pola pikir yang sempit misalnya ekholali, clang asosiasi dan
neologisme.
Tanda dan Gejala yang
ditemukan pada saat melakukan pengkajian pada pasien dengan demensia adalah sebagai
berikut :
1. Kesukaran dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulang
kata-kata
4. Tidak mengenal dimensi
waktu, misalnya tidur di ruang makan
5. Cepat marah dan sulit di
atur.
6. Kehilangan daya ingat
7. Kesulitan belajar dan
mengingat informasi baru
8. Kurang konsentrasi
9. Kurang kebersihan diri
10. Rentan terhadap
kecelakaan: jatuh
11. Tremor
12. Kurang koordinasi
gerakan.
Pohon Masalah
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan
gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan diagnosa keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir
2. Risiko Cedera: jatuh
C. Intervensi
1. Diagnosa 1
: Gangguan Proses Pikir
Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan agar pasien
mampu:
·
Mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan
temapat
·
Meklakukan aktiftas
sehari-hari secara optimal
Tindakan
1. Beri kesempatan bagi
pasien untuk mengenal barang milik pribadinya misalnya tempat tidur, lemari,
pakaian dll.
2. Beri kesempatan kepada
pasien untuk mengenal waktu dengan menggunakan jam besar, kalender yang
mempunyai lembar perhari dengan tulisan besar.
3. Beri kesempatan kepada
pasien untuk menyebutkan namanya dan anggota keluarga terdekat
4. Beri kesempatan kepada
klien untuk mengenal dimana dia berada.
5. Berikan pujian jika
pasien bila pasien dapat menjawab dengan benar.
6. Observasi kemampuan
pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
7. Beri kesempatan kepada
pasien untuk memilih aktifitas yang dapat dilakukannya.
8. Bantu pasien untuk
melakukan kegiatan yang telah dipilihnya
9. Beri pujian jika pasien
dapat melakukan kegiatannya.
10. Tanyakan perasaan pasien
jika mampu melakukan kegiatannya.
11. Bersama pasien membuat
jadwal kegiatan sehari-hari.
Tindakan untuk keluarga
Tujuan : Keluarga mampu
mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang dan tempat, Menyediakan saran
yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi realitas, Membantu pasien
dalam melakukan aktiftas sehari-hari.
Tindakan:
1. Diskusikan dengan
keluarga cara-cara mengorientasikan waktu, orang dan tempat pada pasien
2. Anjurkan keluarga untuk
menyediakan jam besar, kalender dengan tulisan besar
3. Diskusikan dengan
keluarga kemampuan yang pernah dimiliki pasien
4. Bantu keluarga memilih
kemampuan yang dilakukan pasien saat ini.
5. Anjurkan kepada keluarga
untuk memberikan pujian terhadap kemampuan terhadap kemampauan yang masih
dimiliki oleh pasien
6. Anjurkan keluarga untuk
memantu lansia melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
7. Anjurkan keluarga untuk
memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
8. Anjurkan keluarga untuk
memberikan pujian terhadap kemampuan yang masih dimiliki pasien
9. Anjurkan keluarga untuk
membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
10. Anjurkan keluarga
memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan
yang sudah dibuat.
2. Diagnosa 2
: Risiko Cedera: jatuh
Tindakan pada pasien.
Tujuan
·
Pasien terhindar dari cedera
·
Pasien mampu mengontrol aktifitas yang dapat
mencegah cedera.
Tindakan:
1. Jelaskan faktor-faktor
risiko yang dapa menimbulkan cedera dengan bahasa yang sederhana
2. Ajarkan cara-cara untuk
mencegah cedera: bila jatuh jangan panik tetapi berteriak minta tolong
3. Berikan pujian terhadap
kemampuan pasien menyebutkan cara-cara mencegah cedera.
Tindakan untuk keluarga
Tujuan: Keluarga mampu:
1. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasien
2. Keluarga mampu
menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah cedera
Tindakan:
1. Diskusikan dengan
keluarga faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasien
2. Anjurkan keluarga untuk
menciptakan lingkungan yang aman seperti: lantai rumah tidak licin, jauhkan
benda-benda tajam dari jangkauan pasien, berikan penerangan yang cukup, lampu
tetap menyala di siang hari, beri alat pegangan dan awasi jika pasien merokok,
tutup steker dan alat listrik lainnya dengan plester, hindarkan alat-alat
listrik lainnya dari jangkauan klien, sediakan tempat tidur yang rendah
3. Menganjurkan keluarga
agar selalu menemani pasien di rumah serta memantau aktivitas harian yang
dilakukan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demensia (atau dalam
bahasa inggris dementia) adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan daya ingat dan daya pikir dan kemampuan-kemampun tersebut
menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.
Demensia disebabkan
oleh:
a.
Kondisi akut yang tidak diobati atau tidak dapat
disembuhkan.
b.
Penyakit vaskular, seperti hipertensi,
arteriosklerosis, dan ateroklerosis dapat menyebabkan stroke.
c.
Penyakit Parkinson: demensia menyerang 40% dari
pasien-pasien ini.
d.
Penyakit prion ( Protein yang terdapat dalam
proses infeksi penyakit Creutzfeldt-Jakob).
e.
Infeksi human imuno defesiensi virus (HIV) dapat
menyerang system saraf pusat, menyebabkan ensefalopati HIV atau komlek demensia
AIDS.
f.
Gangguan struktur jaringan otak, seperti tekanan
normal hidrosefalus dan cedera akibat trauma kepala.
Tanda dan Gejala yang
ditemukan pada saat melakukan pengkajian pada pasien dengan demensia adalah
sebagai berikut :
1. Kesukaran dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulang
kata-kata
4. Tidak mengenal dimensi
waktu, misalnya tidur di ruang makan dll.
DAFTAR PUSTAKA
·
Http://intanmahadewi.blogspot.com/2011/09/askep-demensia.html
·
Http:// blognyanaghperawat.blogspot.com/2011/02/askep-demensia.html
·
Http://Gustriag.wordpress.com/2012/11/16/makalah-demensia/
·
http://id.scribd.com/doc/76112282/28/APLIKASI-KASUS-PADA-DEMENSIA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena walaupun dalam
keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam
penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang “Askep Demensia”.
Dalam karya tulis ini, kami juga menyediakan pembahasan tentang konsep dasar demensia
dan asuhan keperawatan pada klien dengan demensia.
Apa
yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih jauh yang diharapkan dan isinya
masih terdapat kesalahan – kesalahan baik dalam penulisan kata maupun dalam
menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya
membangun, kami harapkan sehingga makalah ini menjadi sempurna.
Banda Aceh, 2 April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang................................................................................................................................. 1
B.
Tujuan................................................................................................................................................ 2
C.
Rumusan Masalah........................................................................................................................... 2
D.
Manfaat Penulisan........................................................................................................................... 2
BAB II KONSEP DASAR....................................................................................................................... 3
A.
Pengertian.......................................................................................................................................... 3
B.
Penyebab........................................................................................................................................... 3
C.
Rentang Respon.............................................................................................................................. 4
D.
Proses Terjadinya Masalah............................................................................................................. 4
E.
Tanda dan Gejala............................................................................................................................. 5
F.
Jenis / Macam-Macam Demensia................................................................................................. 5
G.
Fase / Tahapan.................................................................................................................................. 6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................. 8
A.
Pengkajian......................................................................................................................................... 8
B.
Diagnosa Keperawatan................................................................................................................ 10
C.
Intervensi......................................................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP................................................................................................................................. 14
A.
Kesimpulan..................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 15
No comments:
Post a Comment