MAKALAH
WANITA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Disusun
Oleh:
Kelompok 3
SRI
EVA RIDHA
NIM: 16173004
Dosen
Pembimbing,
Hasanah,
MA
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
ABULYATAMA ACEH
TAHUN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
islam posisi dan porsi wanita sangatlah jelas baik dalam Al-Qur`an maupun
hadist yang merupakan acuan baku bagi umat islam. Banyak hadist- hadist secara
jelas (eksplisit) menjelaskan bahwa wanita bertengger pada posisi yang sangat
mulia dan terhormat. Seperti pada hadist nabi yang sangat populer menyatakan
bahwa sorga itu berada di bawah telapak kaki ibu, itu adalah ungkapan betapa
mulianya seorang ibu itu di mata Allah.
Bahkan
dalam hadis lain dikatakan, ketika seorang pemuda bertanya kepada nabi "
wahai rosul siapakah yang berhak pertamakali saya hormati " rosul menjawab
"ibumu" lalu siapa lagi "ibumu" sampai pada jawaban yang
ketiga "ibumu" dan yang terakhir kalinya "ayahmu". Siapapun
akan terharu biru tak terkecuali seorang ayah walupun di situ disebutkannya
terkahir kali namun penghargaan yang mendalam terhadap perempuan adalah juga
merupakan kebahagian kita semua. Sebuah pelajaran bagi kita kejadian yang
terjadi ketika pada masa nabi.
Seorang
sahabat yang bernama jurait taat solatnya, sufi,selalu mengurung diri dalam
masjid. Namun ketika saat sakratul maut datang jurait tak mampu megucapkan dan
melafalkan sahadatain seperti yang ia biasa lakukan. Namun setelah di cari
kuncinya mengapa itu bisa terjadi terhadap sahabat nabi yang taat solatnya
serta sufi akhirnya terbongkarlah bahwa jurait tidak menghormati ibunya namun
saat ibunya dirayu untuk memaafkan jurait detik itu juga jaurait menghembuskan
nafasnya dengan kalimat sahadatain dan mati dengan khusnul khatimah. Tidak
disangsikan lagi bahwa keberadaan ibu adalah merupakan figure yang sangat
sentral dalam keluraga yang penuh degan kehangatan dan kelembutan. Tidak ada
yang perlu dikotomikan antara peran ayah dan ibu keduanya saling melengkapi
karena keduanya mempunyai kekurangan maupun kelebihan dan alangkah indahnya
jika keduanya disinergikan untuk mendorong keluarga yang sakinah mawaddah
warahmah.
B. Rumusan Masalah
Adapun
yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.
Apa saja Kedudukan dan Keistimewaan
Wanita dalam Islam?
2.
Siapa saja yang bisa dikatakan sebagai
Wanita Islam?
3.
Apa saja Peran Wanita dalam Masyarakat?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan Makalah ini adalah:
1.
Untuk mempelajari tentang Perempuan
dalam Perspektif Islam.
2.
Untuk memberikan pengetahuan kepada para
pembaca tentang Kedudukan, Keistimewaan dan Peran Wanita dalam Islam.
3.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Wanita Dalam Islam
Sesungguhnya
wanita muslimah memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang
besar dalam kehidupan setiap muslim. Dia akan menjadi madrasah pertama dalam
membangun masyarakat yang shalih, tatkala dia berjalan di atas petunjuk
Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena berpegang dengan keduanya akan menjauhkan
setiap muslim dan muslimah dari kesesatan dalam segala hal.
Kesesatan
dan penyimpangan umat tidaklah terjadi melainkan karena jauhnya mereka dari
petunjuk Allah dan dari ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya.
Rasulullah bersabda, “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, di mana kalian tidak
akan tersesat selama berpegang dengan keduanya, yaitu Kitab Allah dan
sunnahku.” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa’ kitab Al-Qadar
III)
Sungguh
telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an betapa pentingnya peran wanita, baik
sebagai ibu, istri, saudara perempuan, mapun sebagai anak. Demikian pula yang
berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Adanya hal-hal tersebut
juga telah dijelaskan dalam sunnah Rasul.
Peran
wanita dikatakan penting karena banyak beban-beban berat yang harus dihadapinya,
bahkan beban-beban yang semestinya dipikul oleh pria. Oleh karena itu, menjadi
kewajiban bagi kita untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya, dan
santun dalam bersikap kepadanya. Kedudukan ibu terhadap anak-anaknya lebih
didahulukan daripada kedudukan ayah. Ini disebutkan dalam firman Allah,
“Dan
Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya
kepada-Ku lah kamu akan kembali.” (QS. Luqman: 14)
Begitu
pula dalam firman-Nya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.”
(QS. Al-Ahqaf: 15)
B. Keistimewaan Wanita dalam Islam
Sebagai
wanita Allah menciptakan dan memberi segala keistimewaannya, cobalah kita (kaum
wanita) mempelajari dari pandangan ISLAM ini dan jadikan suatu keistimewaan itu
sebagai cermin hidup kita. Bagian
dari keistimewaan wanita, yang dipandang ISLAM ;
1.
Doa wanita lebih makbul daripada lelaki
karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki dan ketika ditanya
kepada Rasulullah S.A.W. akan hal tersebut, jawab baginda :
"Ibu
lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan
sia-sia."
2.
Wanita yang solehah (baik) itu lebih
baik daripada 70 orang lelaki yang soleh.
Barang
siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang
senantiasa menangis karena takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takutkan Allah
S.W.T. akan diharamkan api neraka keatas tubuhnya.
Barang
siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan
kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.
Hendaklah
mendahulukan anak perempuan dari pada anak lelaki. Maka barang siapa yang
menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan keturunan Nabi Ismail
A.S.
Wanita
yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.)
di dalam syurga.
Barang
siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak
perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan
dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta
bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
Daripada
Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak
perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi
penghalang baginya daripada api neraka.
Syurga
itu di bawah telapak kaki ibu. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu
bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
Wanita
yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan
terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki
dengan tidak dihisab.
Wanita
yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di
langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat
kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
Tiap
perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T.
memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
Apabila
seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para
malaikat untuknya. Allah S.W.T. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000
kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
Apabila
seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan
baginya pahala orang yang berjihad pada jalan-Nya.
Apabila
seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti
keadaan ibunya melahirkannya.
Apabila
telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada
susunya diberi satu kebajikan.
Apabila
semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah
S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas
untuk membela agama Allah S.W.T.
Seorang
wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
Seorang
wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 lelaki yang jahat.
2
rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baikdaripada 80 rakaat solat
wanita yang tidak hamil.
Wanita
yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (ASI) akan dapat satu
pahala dari pada tiap-tiap tetes susu yang diberikannya.
Wanita
yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah didalam keadaan letih akan
mendapat pahala jihad.
Wanita
yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya
dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
C. Peran Wanita Dalam Keluarga Islami
Peran
dan tugas perempuan dalam keluarga
secara garis besar dibagi menjadi peran wanita sebagai ibu, ibu sebagai istri,
dan anggota masyarakat. Dalam kesempatan kali ini pembicaraan lebih ditekankan
pada tugas perempuan dalam membina kesehatan mental bagi dirinya, keluarganya
maupun masyarakatnya. Agar dapat melakukan peran atau tugasnya dengan baik,
maka perlu dihayati benar mengenai sasaran dan tujuan dari peran itu.
Di
samping itu, perempuan harus menguasai cara atau teknik memainkan peran atau
melaksanakan tugasnya, disesuaikan dengan setiap situasi yang dihadapinya.
Sebagai ibu, pendidik anak-anak perempuan harus mengetahui porsi yang tepat
dalam memberikan kebutuhan-kebutuhan anaknya, yang disesuaikan dengan tahap
perkembangannya. Sikap maupun perilakunya harus dapat dijadikan contoh bagi
anak-anaknya. Sebagai seorang istri, wanita harus menumbuhkan suasana yang harmonis,
tampil bersih, memikat dan mampu mendorong suami untuk hal-hal yang positif.
Sebagai anggota masyarakat, wanita diharapkan peran sertanya dalam masyarakat.
Keberhasilan
melakukan peran di atas, tentunya bukan merupakan hal yang mudah, yang penting
adalah kemauan dan usaha untuk selalu belajar.
D. Peran Wanita Dalam Masyarakat
Secara
kodrati, wanita sebagai manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatannya
dengan manusia lain. Seperti kita ketahui bahwa pada dasarnya berhubungan
dengan individu lain merupakan suatu usaha manusi untuk memenuhi kebutuhan
sosialnya. Dari hubungan antar pribadi ini, tumbuhlah perasaan diterima,
ditolak, dihargai-tidak dihargaidan diakui-tidak diakui. Di samping itu dari
hubungan antar pribadi ini, manusia dapat lebih mengenal dirinya sendiri,
banyak mendapatkan penilaian dan memberikan penilaian. Bergaul dengan individu
lain, membuka kesempatan bagi wanita untuk dapat menyatakan diri dan
mengembangkan kemampuannya.
Suatu
kenyataan bahwa dewasa ini keikut-sertaan wanita dalam mencapai tujuan
pembangunan sangat diharapkan. Berbagai peran dan tugas ditawarkan bagi wanita,
dalam hal ini tentunya kita harus selalu selektif jangan sampai terkecoh
sehingga lupa pada kodratnya.
Dalam
hubungan antar pribadi (pergaulan) masing-masing individu diberi kesempatan
untuk mengembangkan pribadinya agar dapat mendekati sempurna. Wanita, dalam
bergaul memperoleh banyak kesempatan untuk menghayati proses sosialisasi itu,
baik sebagai subjek atau objek dalam kehidupan bersama.
Sehubungan
dengan kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan individu lain, Islam
mengajarkan umatnya untuk menjalankan silaturahmi sebagai usaha untuk
mempererat persaudaraan dengan sesama umat. Dari silaturahmi inilah awal
tumbuhnya Ukhuwah Islamiyah, yang merupakan suatu cara untuk mencapai
terwujudnya masyarakat Islam yang bersatu. Keberhasilan kita dalam menciptakan
suasana yang harmonis dalam masyarakat pada umumnya, maupun sesama muslim pada
khususnya dapat ditentukan oleh kemampuan untuk memberikan kasih sayang, menghindarkan
diri dari sifat kasar, dengki, fitnah, dan saling curiga mencurigai. Di samping
itu pergaulan kita dengan individu lain ditentukan oleh:
a.
Pengertian bahwa tiap individu mempunyai
kepribadian tertentu, yang unik dan hanya dimiliki oleh individu tersebut.
b.
Pengertian bahwa tiap individu mempunyai
kebutuhan yang berbeda dengan individu lain, hal ini akan mendasari
perilakunya.
c.
Kemampuan kita untuk mengerti perasaan
orang lain, toleran, dan penuh pengertian.
d.
Sikap untuk menghargai orang lain
sebagai suatu pribadi dan tidak terlalu mementingkan diri kita sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sungguh
telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an betapa pentingnya peran wanita, baik
sebagai ibu, istri, saudara perempuan, mapun sebagai anak. Demikian pula yang
berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Adanya hal-hal tersebut
juga telah dijelaskan dalam sunnah Rasul.
Peran
wanita dikatakan penting karena banyak beban-beban berat yang harus
dihadapinya, bahkan beban-beban yang semestinya dipikul oleh pria. Oleh karena
itu, menjadi kewajiban bagi kita untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti
kepadanya, dan santun dalam bersikap kepadanya. Kedudukan ibu terhadap
anak-anaknya lebih didahulukan daripada kedudukan ayah.
Sungguh
luar biasa Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang sempurna, dan dibekali
pula dengan kodrat bagai tiang penyanggah yang slalu dibawa kemana pergi dan
suatu saat nanti Allah SWT akan menggantikannya menjadi kebajikan apabila tiang
itu dipergunakan dan diletakannya ditempat yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Alfan,Jundy.
Tanpa tahun. Agenda Shalihah, Panduan Hidup Wanita Sholihah. Pustaka Al-
Wustho:Solo
Azhar, Muhammad .1996. Filsafat Politik: Perbandingan Islam
dan Barat, Jakarta:
RajaGrafindo Persada
Dailamy SP,
Muhammad,2008, Empat Persoalan Perempuan dalam Agama. Untuk kalangan sendiri.
Munir, Lily
Zakiyah.1999. Memposisikan Kodrat Perempuan dan Perubahan dalam Prespektif
Islam, Bandung :Mizan
Qardhawy, Yusuf.
1997. Fiqh Daulah Dalam Perspektif al-Qur'an
dan Sunnah, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar,
Syaltut,Mahmud,
Prof. Dr., 1959. Min Taujihat Al-Islam, Kairo : Al-Idarat Al-'Amat lil Azhar
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah tentang “WANITA DALAM PERSPEKTIF ISLAM”.
Semoga tugas makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan dan
bahan pembelajaran bagi para pembaca.
Saya
menyadari, bahwa dalam pelaksanaan penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan atau kelemahan karena pengalaman yang saya miliki dalam melakukan
penulisan makalah masih sangat kkurang. Oleh karena itu saya berharap kepada
para pembaca untuk memberikan kritik dan saran untuk penyempernaan penulisan di
kemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi
kepada para pembaca. Aamiin.
Aceh
Besar, Desember 2017
Penulis
Sri
Eva Ridha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1
Latar
Belakang...................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah................................................................................. 2
1.3
Tujuan
Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1
Kedudukan
Wanita Dalam Islam.......................................................... 3
2.2
Keistimewaan
Wanita dalam Islam....................................................... 4
2.3
Peran
Wanita Dalam Keluarga Islami................................................... 6
2.4
Peran
Wanita Dalam Masyarakat.......................................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
3.1
Kesimpulan........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
No comments:
Post a Comment