Thursday, 15 March 2018

MELAKUKAN KOMUNIKASI PADA REMAJA, DEWASA dan LANSIA




Makalah

MELAKUKAN KOMUNIKASI PADA REMAJA, DEWASA dan LANSIA



Disusun
Oleh:

ERA NOVIA
MAYA RITA YANTI
CUT ERNA YUNITA
NANDA MULIAROSAN
SAIBATUL HAMDI









Dosen Pembimbing
Nurul Maqfirah







AKADEMI KEPERAWATAN ABULYATAMA
BANDA ACEH
2017

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat,taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalah yang berjudul “KOMUNIKASI PADA REMAJA, DEWASA dan LANSIA.”  Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi kelompok kami.
Makalah ini disususun berdasarkan hasil diskusi kelompok kerja kami dan pengupulan data dari beberapa buku panduan  yang ada, serta dengan bantuan dari dunia maya yaitu melalui situs internet, dan yang lainnya.
kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu dengan adanya bantuan dari semua pihak yang terkait.
Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha menyajikan semaksimal mungkin, namun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, maka kami mengharapkan masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman lainnya dalam menyempurnakan penulisan makalah kami agar dapat bermamfaat bagi seluruh pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.


Aceh Besar,    November 2017


Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.    Pengertian Komunikasi................................................................................ 3
B.    Tujuan dan Fungsi Komunikasi.................................................................... 3
C.    Komunikasi Pada Usia Remaja.................................................................... 4
D.    Komunikasi pada usia dewasa..................................................................... 6
E.     Komunikasi Pada Lansia...................................................................... ..... 10

BAB III PENUTUP............................................................................................. 16
A.    Kesimpulan................................................................................................. 16
B.    Saran........................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Melihat perkembangan dunia keperawatan saat ini yang semakin pesat tidak jarang kita melihat perawat yang beretika tidak, sesuai salah satunya mengenai cara berkomunikasi pada klien yang tidak memperhatikan faktor umur sehingga beberapa klien sering menganggap perawat bekerja secara semberono . Maka sehubungan dengan hal itu dan adanya tugas dari dosen mata kuliah, Memahami sikap pelayanan perawat maka kami membuat makalah ini dengan judul Sikap perawat dalam berkomunikasi sesuai pada tingkat usia. (Widjaja.2000)
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bahwa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan.
Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu.
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan.
Komunikasi pada lansia membutuhkan peratian khusus. Perawat harus waspada terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memperngaruhi pola komunikasi. Perubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem auditoris dapat mengakibatkan kerusakan pada pendengaran. Perubahan pada telinga bagian dalam dan telinga mengalangi proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran terhadap suara.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. ( Widjaja.2000)
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain. Komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang .

B.       Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Pada umumnya komunikasi mempunyai beberaapa tujuan, antara lain :
1.      Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti
Sebagai komunikator kita harus menjelaskan pada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.
2.      Dapat memahami orang lain
Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.
3.      Supaya gagasan dapat diterima orang orang lain
Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.
4.      Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan yang lebih banyak mendorang, yang penting harus diingat adalah bagaimana yang baik untuk melakukannya.


Fungsi Komunikasi
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut :
1.      Informasi, pengumpulan, penyimpanan dan pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar.
2.      Agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain.
3.      Sosialisasi dan penyediaan sumber ilmu pengetahuan.
Agar orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif mengerti akan fungsi sosialnya di dalam masyarakat.
4.      Motivasi.
Tujuannya yaitu mendorong orang untuk mementukan pilihan dan keinginanya.
5.      Perdebatan dan diskusi.
Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik yang menyangkut kepentingan umum.
6.      Pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk ketrampilan dan kemandirian dalam berbagai bidang.
7.      Memajukan kehidupan dan menyebarkan hasil kebudayaan dan seni.
Mengembangan kebudayaan maksudnya yaitu mengembangkan kebudayaan serta imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetikanya.

C.      Komunikasi Pada Usia Remaja
1.      Perkembangan komunikasi pada masa remaja
Pada masa ini, remaja sudah dapat menunjukan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berfikir secara konseptual, pola pikir remaja sudah mulai menunjukan kearah yang lebih positif. Oleh karena itu pada saat anak mengalami ketegangan, mereka mencari rasa aman yang biasa didapatkan pada masa kanak-kanak. Orang tua ataupun orang yang terdekat dengan remaja harus menghindari sikap menilai atau menghakimi terhadap apa yang dilakukan.
Remaja harus diberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya. remaja butuh diskusi dalam menangani masalahnya sehingga penjelasan tentang persepsi yang kurang tepat sangat penting dilakukan. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi,.
Dalam berkomunikasi, remaja sering menggunakan bahasa yang telah berkembang, ia telah banyak belajar dari lingkungan dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan, karena kekayaan lingkungan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru. lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang didalam keluarga atau bahasa itu.  Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya, sehingga pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa.
Apabila remaja bicara disertai emosional maka cara terbaik yang dilakukan adalah memberi perhatian, mencoba untuk tidak menyela (interupsi) dan hindari komentar/ekspresi yang menimbulkan kesan terkejut/mencela.
2.      Faktor-faktor yang berhubungan dengan komunikasi
a.       Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk menerima informasi dan makin bagus pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya. Dalam komunikasi dengan anak atau orang tua juga perlu diperhatikan tingkat pendidikan khususnya orang tua karena berbagai informasi akan mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya.
b.      Sikap
Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses komunikasi berjalan efektif atau tidak (hal tersebut dapat ditunjukan seseorang yang memiliki sikap kurang baik akan menyebapkan pendengar kurang percaya terhadap komunikator, demikian sebaliknya apabila dalam komunikasi menunjukan sikap yang baik maka dapat menunjukan kepercayaan dari penerima pesan atau informasi). Sikap yang diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti, percaya, empati menghargai dan lain-lain, kesemuanya dapat mendukung berhasilnya komunikasi yang baik.

D.      Komunikasi pada usia dewasa
1.      Pengertian dewasa
Istilah Adult (dewasa)  berasal dari kata latin yang berarti telah tumbuh menjadi dewasa. Terdapat berbedaan budaya tentang penentuan usia dewasa. Ada yang menganggap 21 tahun namun secara hukum orang telah dapat bertanggung jawab akan perbuatannya di usia 18 tahun. Sehingga usia ini orang dianggap telah syah menjadi dewasa di mata hukum. Masa dewasa dini dimulai usia 18 sampai 40 tahunan, saat perubahan fisik dan psikologis menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
2.      Komunikasi pada usia dewasa
Menurut Erikson 1985 pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi dan isolasi, dimana pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat, masalah dengan orang lain. Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu seperti pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap pada dirinya, Sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Juga pengetahuan yang selama ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang lama. Tegasnya orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa belajar kalau ia sendiri dengan belajar, terdorong akan tidak puas lagi dengan perilakunya yang sekarang, maka menginginkan suatu perilaku lain dimasa mendatang, lalu mengambil langkah untuk mencapai perilaku baru itu. Dari segi psikologis. Orang dewasa dalam situasi komunikasi mempunyai sikap-sikap tertentu yaitu :
a)      Komunikasi adalah suatu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih muktahir.
b)      Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan dan pikiran.
c)      Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan menerima akan belajar banyak karena pertukaran pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.
3.      Suasana komunikasi
Dengan adanya faktor tersebut yang mempengaruhi efektifitas komunikasi orang dewasa, Maka perhatian dicurahkan pada penciptaan suasana komunikasi yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa adalah :
a)      Suasana Hormat menghormati
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia lebih turut berfikir dan mengemukakan fikirannya.
b)      Suasana Saling Menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, system nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.

c)      Suasana Saling Percaya
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan.
d)     Suasana Saling Terbuka
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain, Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternative dapat tergali. Komunikasi verbal dan non verbal adalah sling mendukung satu sama lain. Seperti pada anak-anak, perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa. Expresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang status emosional dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa mempunyai kendala hal-hal ini.
4.       Komunikasi Dewasa
Pada usia dewasa terjadi:
1)      Puncak kematangan fisik: suatu gejala dimana suatu individu sudah mencapai batas maksimal pertumbuhan dan perkembangan fisiknya seperti berat badan, bentuk tubuh dan organ-organ tubuh didalamnya.
2)      Mental: Bisa mengambil keputusan serta mampu mengambil resiko dari keputusan sendiri, dapat mengendalikan emosi.
3)      Sosial: Mampu beradaptasi dengan lingkungan baru, mampu menerima perbedaan didalam lingkungan itu sendiri, bisa menjadi pemimpin dalam kelompok atau perkumpulan.
Teknik komunikasi yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap remaja yang mulai beranjak dewasa adalah :
a.       Mendengar supaya remaja mau berbicara.
Hal yang perlu dilakukan oleh orang tua ketika berkomunikasi dengan anaknya adalah memberikan kesempatan kepada remaja untuk berbicara mengenani apa yang ingin disampaikannya dan orang tua berusaha untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh remaja, hal ini dapat membuat remaja merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua.

b.      Mengenal diri remaja dengan cara memahami perasaannya.
Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara ketika dia sedang mengalami masalah, karena banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara.
5.      Hambatan dalam komunikasi Dewasa
1.      Secara umum hambatan yang terjadi dalam komunikasi adalah sebagai berikut :
a.        Kurangnya pengetahuan
b.        Perbedan persepsi
c.        Pesan yang kurang jelas
d.       Perbedaan status, pengetahuan dan bahasa.
2.      Hambatan komunikasi yang sering terjadi antara orang tua dan remaja adalah :
a.       Orang tua merasa tau lebih banyak dari pada remaja
b.      Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat.
c.       Orang tua cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan.
d.      Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya.
e.       Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami remaja.
f.       Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan terhadap remaja.
Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.
Batas usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun = masa remaja akhir.
Tugas perkembangan pada masa remaja menurut Garison:
a.       Menerima keadaan diri sendiri.
b.      Mendapatkan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin
c.       Menerima keberadaan sebagai pria atau wanita dan belajar hidup sesuai dengan keadaan ibu
d.      Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain
e.       Mendapatkan kemampuan untuk bertanggung jawab dalam masalah ekonomi dan keuangan
f.       Mendapatkan nilai hidup dan falsafah hidup.

E.       Komunikasi Pada Lansia
1.      Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan social secara bertahap.Berdasarkan penelitian oleh Ryan (1994) “
Lanjut Usia dalam berkomunikasi sering menggunakan perbendaharaan kata yang terbatas daripada anak muda. Hal ini disebabkan adanya stereotipe dan persepsi orang muda terhadap lanjut usia sehingga akan berdampak juga pada proses komunikasi. Sehingga lansia sulit dalam berkomunikasi dengan orang lain harus mengubah bentuk komunikasi. Bentuk komunikasi adalah ciri karakteristik (tata bahasa dan berbicara lambat) dengan menggunakan strategi pengenalan (kalimat sederhana dan penuh artikulasi) dan nada (tone). Peneliti menyarankan disaat lansia telah memiliki stereotipe yang negatif, lansia lebih suka menjadi target pola komunikasi ini (Hummert;1990). Jadi bagi praktiisi penting untuk menghindari pola pembicaraan saat berkomunikasi dengan lansia atau klien lansia yang lemah (Anomin.2004)
Masalah yang sering pada saat berkomunikasi pada lansia yaitu  timbul perilaku dalam komunikasi antara lain karena komunikator kurang menguasai tekhnik komunikasi. Komunikan mempunyai pandangan apriori, emosi, suasana yang otoriter, ketidakmampuan untuk berubah walau salah dan egosentris serta adanya factor situasional yaitu kondisi dan situasi dimana komunikasi tersebut berlangsung.
2.      Keterampilan Komunikasi  Pada Lansia
Keterampilan Komunikasi , dapat meliputi :
1)      Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan lama wawancara.
2)      Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
3)      Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya.
4)      Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak.
5)      Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien.
6)      Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada.
7)      Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian.
8)      Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi.
9)      Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien.
10)  Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.
11)  Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.
12)  Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau orang lain yang sangat mengenal pasien.
13)  Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.
Respon Perilaku juga harus diperhatikan, karena Pengkajian perilaku merupakan dasar yang paling penting dalam perencanaan keperawatan pada lansia. Perubahan perilaku merupakan gejala pertama dalam beberapa gangguan fisik dan mental. Jika mungkin, pengkajian harus dilengkapi dengan kondisi lingkungan rumah, ini menjadi modal pada faktor lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan pada lansia. Pengkajian tingkah laku termasuk mendefinisikan tingkah laku, frekuensinya, durasi, dan faktor presipitasi atau triggers. Ketika terjadi perubahan perilaku ini sangat penting untuk dianalisis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain:
a.        Perubahan fisisk lansia seperti pendengaran.
Gangguan pendengaran menyebabkan lansia hanya dapat mendengar suara yang relatif keras dan pada tempo suara yang lebih lambat.
b.        Normal Agging Process
c.        Perubahan sosial
d.       Pengalaman hidup dan latar belakang budaya.

Tips Berkomunikasi Dengan Lansia adalah :
1.      Menyedikan waktu ekstra
2.      Mengurangi kebisingan
3.      Duduk berhadapan
4.      Menjaga kontak mata
5.      Mendengar aktif
6.      Berbicara pelan, jelas, dan keras
7.      Gunakan kata- kata atau kalimat yang sederhana dan pendek
8.      Menetapkan satu topic dalam satu waktu
9.      Awali percakapan dengan topic sederhana
10.  Bicarakan tentang topic yang familiar dan menarik bagi lansia
11.  Beri kesempatan pada lansia untuk menegenang masa lalu
12.  Menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.
3.      Perkembangan Komunikasi Pada Lansia.
a.       Faktor-faktor yang berhubungan dengan komunikasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi baik sebagai factor pendukung maupun penghambat terjadinya komunikasi yang efektif, tidak lepas dari unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi itu sendiri.
1)        Faktor Sumber Pesan (Source)
Sebagai seorang professional (perawat), sumber pesan/informasi adalah sangat penting. Beberapa factor sumber yang mempengaruhi kasus komunikasi adalah :
·         Bahasa yang digunakan
Kebanyakan sumber-sumber informasi/pesan menggunakan bahasa asing (Inggris) yang menghambat individu memperoleh sumber karena kenyatannya memang belum banyak yang memahami bahasa asing tersebut.
·         Factor teknis
Terkait dengan teknis operasional dalam memanfaatkan sumber informasi.

·         Ketersediaan dan keterjangkauan sumber
Bentuk ketersediaan sumber dari buku, surat kabar, dan internet, individu dapat menjangkau untuk memperoleh informasi/pesan dengan mengakses internet atau membeli buku-buku sebagai sumber informasi.
2)      Factor komunikator (Comunicator)
Komunikasi dapat berjalan lancar dan efektif karena adanya factor komunikator.
·         Penampilan dan sikap
Penampilan komunikator meliputi sikap, ekspresi verbal maupun non verbal, busana yang dipakai dan kerapian komunikator. Sikap yang ditunjukan seperti senyum, rendah hati, saling percaya.
·         Penguasaan masalah
Seorang komunikator akan tegas dan mantap dalam menyampaikan pesan bila dia menguasai apa yang akan disampaikan.
·         Penguasaan bahasa
Penguasaan bahasa dapat membantu komunikator dalam memperoleh sumber yang bagus dan berkualitas.
·         Kesempatan
Kesempatan bagi komunikator adalah adanya waktu dan tempat serta suasana psikologis yang memungkinkan terlaksananya komunikasi secara dinamis.
·         Saluran
Saluran yang dimaksud adalah alat indra yang digunakan komunikator dalam mendapatkan dan menyampaikan pesan.
3)      Factor Pesan (massage)
·         Teknik penyampaian pesan yang digunakan
penyampaian pesan yang digunakan ini sering terganggu karena factor bahasa (language factor) dan factor tehnis (noice factor) selama pesan disamaikan.
·         Bentuk pesan
Bentuk pesan yang disampaikan dapat bersifat informative, persuasive, dan koersif.
·         Pesan sesuai kebutuhan
Pesan yang disampaikan seorang komunikator dapat menimbulkan keterarikan atau sebaliknya kepada komunikan,
·         Jelas
Pesan yang disampaikan dengan jelas dan mudah diterima oleh komunikan akan lebih Nampak hasilnya dan efektifnya proses komunikasi.
·         Simple
isi pesan yang disampaikan tidak terlalu banyak.
4)      Factor media/saluran
Menurut Kariyoso (1994), media/sarana yang digunakan adalah mata, hidung, otak, tangan, dan telinga. Kerusakan yang terjadi pada salah satu media ini mengalami kerusakan maka akan berpengaruh pada jalannya komunikasi.
5)      Factor umpan balik
Terjadinya umpan balik dalam proses komunikasi menandakan komunikasi berjalan aktif.
6)      Factor komunikan
Keberhasilan komunikasi tidak bisa lepas dari peran dan pengaruh komunikan.
7)      Factor efek
Komunikasi dengan tujuan tertentu bila tidak membawa dampak atau efek yang nyata maka orang akan jemu atau bosan.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Komunikasi pada dasarnya harus memperhatikan kematangan orang atau klien yang diajak berbicara berdasarkan tingkatan usia, dalam hal ini yaitu kesempurnaan indra, kesempurnaan dan kematangan otak , kematangan psikologi sehingga pada akhirnya kita dapat menyesuaikan gaya bahasa, tekanan suara, dan jenis bahasa yang kita gunakan.
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain.
Komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang . Respon Perilaku juga harus diperhatikan, karena Pengkajian perilaku merupakan dasar yang paling penting dalam perencanaan keperawatan pada lansia. Perubahan perilaku merupakan gejala pertama dalam beberapa gangguan fisik dan mental. Jika mungkin, pengkajian harus dilengkapi dengan kondisi lingkungan rumah, ini menjadi modal pada faktor lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan pada lansia.
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertaankan dan meningkatkan kontrak dengan oran lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingka laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi denan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yan maknanya dipacu dan ditransmisikan.
Berkomunikasi  pada orang dewasa perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi. Disamping itu, salah satu tujuan komunikasi  dewasa adalah membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan atau pikirannya serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan. penerapan komunikasi pada dewasa.

B.       Saran
Sebaiknya dalam melakukan komunikasi, kita harus bersikap ramah, sopan, dan mampuh menempatkan diri terhadap orang yang diajak berkomunikasi, dengan melihat tingkatan usia, sosial, latar belakang,dan budayanya.

DAFTAR PUSTAKA


Anomin.2004.Komunikasi Pada lansia.Diakses pada tanggal 07 November2008 pukul 13.30 wib.
Azwar,Azrul.1988.Pengantar administrasi Kesehatan edisi kedua.Jakarta:Binapura Aksara
Brunner and Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 1.Jakarta:EGC.
Keliat, Anna.1996.Hubungan .Jakarta:EGC.
Potter and Perry.2005.Fundamental Keperawatan Volume 1.Jakarta:EGC.
Widjaja.2000.Ilmu Komunikasi.Jakarta:Rineka Cipta.
www.komunikasi lansia.com


No comments:

Post a Comment