Makalah
KONSEP DESINFEKSI
Disusun
Oleh:
CUT ERNA YUNITA
ZAIRA SAFRIANA
KHAIRULLAH
NAZARUDDIN
AKADEMI KEPERAWATAN ABULYATAMA
BANDA ACEH
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkup
bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang berisiko
terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya
infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadinya
penyebaran infeksi. Selain itu diperlukan juga cara untuk mengurangi atau
bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan.
Sejalan
dengan itu, program patient safety yang sekarang sedang digalakkan oleh semua
rumah sakit, dimana salah satu tujuan patient safety yaitu untuk melindungi
pasien dari penularan infeksi yang bisa saja terjadi. Oleh sebab itu perlu
tindakan untuk pencegahan infeksi.
Beberapa
tindakan pecegahan infeksi yang dapat dialakukan adalah sebagai berikut.
- Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan, istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatakan infeksi. Tujuan akhirnya dalah menggurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
- Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat perubahan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
- Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur bedah/tindakan dilakukan.
- Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran.
- Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri , jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati.
- Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar(tidak semua) mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus atau menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri endospora
Pada
makalah ini, kami akan membahas secara spesifik mengenai salah satu tindakan
pencegahan infeksi yaitu tindakan desinfeksi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan menjadi enam pertanyaan.
- Apa yang dimaksud dengan desinfeksi?
- Apa saja jenis desinfeksi?
- Bagaimana cara desinfeksi?
- Apa saja macam desinfektan?
- Bagaimana cara kerja desinfektan?
- Bagaimana cara membuat larutan desinfektan?
C. Tujuan
Berdasarkan
latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
- apa yang dimaksud dengan desinfeksi;
- jenis desinfeksi;
- cara desinfeksi;
- macam-macam desinfektan;
- cara kerja desinfektan;
- cara membuat larutan desinfektan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desinfeksi
Desinfeksi
adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak
hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A. Aziz Alimul H., 2012).
Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman
patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat
perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan
desinfektan melalui cara mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Desinfeksi
adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak
hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri. Desinfeksi juga dikatakan
suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi
tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun
kedokteran.
Kemampuan
desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek, kandungan zat
organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan waktu pemaparan,
kealamian objek, suhu dan derajat keasaman (pH).
Desinfeksi
dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci ,mengoles ,
merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi, dan
mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Kriteria
Desinfeksi yang ideal adalah :
1.
Bekerja dengan cepat untuk
menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
2.
Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh
bahan organic, pH, temperature dan kelembaban
3.
Tidak toksik pada hewan dan manusia
4.
Tidak bersifat korosif
5.
Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6.
Tidak berbau
7.
Bersifat biodegradable / mudah diurai
8.
Larutan stabil
9.
Mudah digunakan dan ekonomis
10.
Aktivitas berspektrum luas
Dalam
proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara yaitu cara fisik ( pemanasan )
dan cara kimia ( penambahan bahan kimia ).
B. Jenis Desinfeksi
1.
Desinfeksi Tingkat Tinggi
Desinfeksi
tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali spora bakteri. DTT
dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan bahan kimia.
a.
DTT dengan merebus
1)
Mulai menghitung waktu saat air mulai
mendidih
2)
Merebus selama 20 menit dalam panci
tertutup
3)
Seluruh alat harus terendam
4)
Jangan menambah alat apapun ke air
mendidih
5)
Pakai alat sesegera mungkin atau simpan
dalam wadah tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal satu minggu
b.
DTT dengan mengukus
1)
Kukus alat selama 20 menit
2)
Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
3)
Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
4)
Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
5)
Keringkan dalam kontainer DTT
c.
DTT dengan kimia
1)
Desinfektan kimia untuk DTT
2)
Klorin 0,1%, Formaldehid 8%,
Glutaraldehid 2%
3)
Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan
dibilas lalu keringkan
4)
Rendam semua alat dalam larutan
desinfektan selama 20 menit
5)
Bilas dengan air yang telah direbus dan
dikeringkan di udara
6)
Segera pakai atau disimpan dalam
kontainer yang kering dan telah di DTT
2.
Desinfeksi Tingkat Sedang
Desinfeksi
tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.
3.
Desinfeksi Tingkat Rendah
Desinfeksi
tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan beberapa
jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil
tuberkel dan spora bakteri.
C. Cara Desinfeksi
Menurut
A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu
sebagai berikut.
- Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur
kerja:
a.
Cucilah tangan dengan sabun lalu
bersihkan, kemudian siram atau membasahi dengan alkohol 70%
b.
Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau
larutan lainnya
c.
Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan
dioperasi dengan yodium tinktur 3%, kemudian dengan alkohol.
d.
Cucilah vulva dengan larutan sublimat
atau larutan sejenisnya.
- Cara desinfeksi dengan mengoleskan
Prosedur
kerja:
a.
Oleskan luka dengan merkurokrom atau
bekas luka jahitan menggunakan alkohol atau betadine
- Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur
kerja:
a.
Rendamlah tangan dengan larutan lisol
0,5%
b.
Rendamlah peralatan dengan larutan lisol
3-5% selama 2 jam
c.
Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5%
kurang lebih 24 jam
- Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur
kerja:
a.
Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal,
pispot, dan lain-lain dengan masing-masing permukaan selama 2 jam
D. Macam-macam Desinfektan
Desinfektan
merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi dengan
membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda mati. Proses desinfeksi
dapat menghilangkan 60% - 90% jasad renik. Desinfektan digunakan secara luas
untuk sanitasi baik di rumah tangga, laboratorium, dan rumah sakit. Berikut ini
merupakan bahan-bahan desinfektan.
- Alkohol
Etil
alkohol atau propel alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
untuk mendesinfeksi permukaan.
- Glutaraldehid
Glutaraldehid
merupakan salah satu desinfektan yang popular pada kedokteran gigi , baik
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Glutaraldehid merupakan desinfektan yang
kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak
dapat disterilkan.
- Biguanid
Klorheksidin
merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran
gigi sebagai antiseptik kontrok plak.
- Fenol
Larutan
jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang
terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik.Zat ini
bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar
bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan
laboratorium.
- Klorsilenol
Merupakan
larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik,
aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya dettol).
Kriteria
desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi
mikroorganisme pada suhu kamar; aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan
organic, pH, temperature dan kelembaban; tidak toksik pada hewan dan manusia;
tidak bersifat korosif; tidak berwarna dan meninggalkan noda; tidak berbau;
bersifat biodegradable/mudah diurai; larutan stabil; mudah digunakan dan
ekonomis; serta aktivitasnya berspektrum luas.
E. Cara Kerja Desinfektan
Menurut prosesnya, cara kerja desinfektan yaitu
sebagai berikut.
1.
Denaturasi protein mikroorganisme, yaitu
dengan mengubah struktur mikroorganisme hingga sifat-sifat khasnya hilang.
2.
Pengendapan protein dalam protoplasma
(zat-zat halogen, fenol, alcohol, dan garam logam).
3.
Oksidasi protein(Oksidanasia).
4.
Mengganggu sistem dan proses enzim
(zat-zat halogen, alkohol ,dan garam logam).
5.
Modifikasi dinding sel atau membran
sitoplasma (desinfektasi dengan aktivitas permukaan).
F. Cara Membuat Larutan Desinfektan
Berikut
ini adalah cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa sabun,
lisol/kreolin, dan savlon.
1.
Sabun
Alat/bahan:
a.
Sabun padat/krim/cair
b.
Gelas ukuran
c.
Timbangan
d.
Sendok makan
e.
Alat pengocok
f.
Air panas/hangat dalam tempatnya
g.
Baskom
Prosedur
kerja:
a.
Masukkan 4 gram sabun padat atau krim ke
dalam 1 liter air panas/hangat, kemudian diaduk sampai larut.
b.
Masukkan 3 cc sabun cair ke dalam 1
liter air panas/hangat kemudian diaduk sampai larut.
Larutan
ini dapat digunakan untuk mencuci tangan atau peralatan medis.
2.
Lisol dan kreolin
Alat/bahan:
a.
Larutan lisol/kreolin
b.
Gelas ukuran
c.
Baskom berisi air
Prosedur
kerja:
a.
Masukkan larutan lisol/kreolin 0,5%
sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci
tangan.
b.
Masukkan larutan lisol/kreolin 2%
sebanyak 20 cc atau larutan lisol/kreolin 3% sebanyak 30 cc ke dalam 1 liter
air. Larutan ini dapat digunakan untuk merendam peralatan medis.
3.
Savlon
Alat/bahan:
a.
Savlon
b.
Gelas ukuran
c.
Baskom berisi air secukupnya
Prosedur
kerja:
a.
Masukkan larutan savlon 0,5% sebanyak 5
cc ke dalam 1 liter air
b.
Masukkan larutan savlon 1% sebanyak 10
cc ke dalam 1 liter air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
Desinfeksi adalah proses pembuangan
semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian
pada endospora bakteri.
2.
Berdasarkan jenisnya, desinfeksi dibagi
menjadi tiga yaitu desinfeksi tingkat tinggi, desinfeksi tingkat sedang dan
desinfeksi tingkat rendah.
3.
Desinfeksi dapat dilakukan dengan empat
cara, yaitu cara desinfeksi dengan mencuci, cara desinfeksi dengan mengoleskan,
cara desinfeksi dengan merendam dan cara desinfeksi dengan menjemur.
4.
Macam-macam desinfektan yaitu alkohol,
glutaraldehid, biguanid, fenol, dan klorsilenol.
5.
Cara kerja desinfektan menurut prosesnya
yaitu dengan denaturasi protein mikroorganisme, pengendapan protein dalam
protoplasma, oksidasi protein, mengganggu sistem dan proses enzim, dan
modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma
6.
Cara membuat larutan desinfektan dengan
bahan berupa sabun, lisol/kreolin, dan savlon terlampir pada bab II.
B. Saran
Berdasarkan
uraian pada bab II, penulis mengusulkan saran kepada pihak terkait sebagai
berikut.
1.
Kepada semua pihak yang terkait di
pelayanan kesehatan baik klinik, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain, agar
menerapkan metode desinfeksi sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya
penularan infeksi. Karena angka penularan infeksi merupakan salah satu
indikator penerapan patient safety.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Http://ahmadmuzaki47.blogspot.co.id.
2011. Desinfeksi.Diunduh 15 Oktober 2015. Pukul 16.00 WIB.
Http://www.scribd.com. Desinfeksi,
Sterilisasi, Aseptik dan Antiseptik. Diunduh 15 Oktober 2015. Pukul 16.05 WIB.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
rahmat,taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas kelompok dalam membuat makalah yang berjudul “KONSEP DESINFEKSI.” Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi
kelompok kami.
Makalah
ini disususun berdasarkan hasil diskusi kelompok kerja kami dan pengupulan data
dari beberapa buku panduan yang ada,
serta dengan bantuan dari dunia maya yaitu melalui situs internet, dan yang
lainnya.
kami
menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu
dengan adanya bantuan dari semua pihak yang terkait.
Dalam
penyusunan makalah ini kami sudah berusaha menyajikan semaksimal mungkin, namun
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, maka kami
mengharapkan masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman
lainnya dalam menyempurnakan penulisan makalah kami agar dapat bermamfaat bagi
seluruh pembaca.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Aceh Besar,
Desember 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................ 2
C.
Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Desinfeksi..................................................................................................... 3
B.
Jenis
Desinfeksi............................................................................................ 4
C.
Cara
Desinfeksi............................................................................................ 5
D.
Macam-macam
Desinfektan......................................................................... 6
E.
Cara
Kerja Desinfektan................................................................................ 7
F.
Cara
Membuat Larutan Desinfektan............................................................ 7
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A.
Kesimpulan................................................................................................... 9
B.
Saran............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
No comments:
Post a Comment