MAKALAH
JURNALISME MASYARAKAT
Tugas Ini
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Jurnalistik
Disusun Oleh :
SITI
MAISARAH
Nim: 15113019
Dosen Pembimbing
Safriadi,
S.Pd. M.Pd
UNIVERSITAS
ABULYATAMA ACEH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ACEH
BESAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul JURNALISME MASYARAKAT.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Jurnalistik.
Makalah
ini bertujuan untuk memberikan manfaat pengetahuan kepada para pembaca, dan
juga untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen kami.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Aceh
Besar, 11 Desember 2017
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1
Latar
Belakang...................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah................................................................................. 5
1.3
Tujuan
Makalah..................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6
2.1
Peran
Jurnalisme Warga........................................................................ 6
2.2
Perkembangan
Jurnalisme Warga.......................................................... 7
2.3
Jurnalisme
Masyarakat di ranah Internet.............................................. 8
2.4
Etika
Jurnalisme Warga....................................................................... 10
2.5
Tanggung
jawab Jurnalisme Warga..................................................... 12
2.6
Perbandingan
Jurnalisme Warga Antara Luar Negeri dengan Indonesia 13
2.7
Tantangan
di Indonesia....................................................................... 15
2.8
Dampak
JurnaIlisme Warga................................................................ 17
BAB III PENUTUP............................................................................................. 20
3.1
Kesimpulan......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jurnalisme
warga atau Jurnalisme Masyarakat mulai berkembang di seluruh dunia sejak
kehadiran internet di seluruh dunia. Perkembangan terbesar di bidang komunikasi
40 tahun terakhir adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Lahirnya komunikasi
interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan
bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu, dan menandai
teknologi yang disebut dengan internet. Teknologi yang tergolong baru ini
membuat sekat antarmanusia semakin tak terlihat seberapa pun jauhnya jarak yang
memisahkan. Dalam dunia internet semua hal bisa diperoleh hanya dalam one click
way.
Sejarah
dan perkembangan Jurnalisme Masyarakat di dunia sebenarnya telah berlangsung
lama, sekitar dua dekade belakangan. Nicholas Lemann, profesor di Columbia
University Graduate School of Journalism, New York City, Amerika Serikat, mencatat,
kelahiran jurnalisme publik dimulai melalui gerakan pada Pemilu 1988. Saat itu
publik mengalami erosi kepercayaan terhadap media-media mainstream seputar
pemilihan presiden AS.
Ada
dua hal setidaknya yang memunculkan corak Jurnalisme Masyarakat seperti
sekarang ini. Pertama, komitmen pada suara-suara publik. Kedua, kemajuan
teknologi yang mengubah lansekap modus komunikasi. Sejarah Jurnalisme
Masyarakat sendiri bisa dilacak sejak konsep public journalism dilontarkan oleh
beberapa penggagas, seperti Jay Rozen, Pew Research Center, dan Poynter
Institute. Bersama Wichita News, Eagle, Kansas, para penggagas Jurnalisme
Masyarakat mencobakan konsep public journalism dengan membentuk panel diskusi
bagi publik guna mengidentifikasi isu-isu yang dianggap penting bagi publik.
(communicare.com, 1 Desember 2007)
Jay
Rozen, seorang profesor bidang jurnalistik di New York University (NYU), adalah
salah satu pelopor pertama Jurnalisme Masyarakat atau jurnalisme publik. Sejak tahun 1993 hingga
1997, dia memimpin Proyek dalam Kehidupan Publik dan Pers, berdasarkan Knight
Foundation di NYU. Dia juga yang menjalankan Press Think weblog.
Bill
Gates pernah meramalkan bahwa digitalisasi dalam bidang komunikasi dan
informasi pada tahun 1990 akan mematikan surat kabar. Kehadiran situs-situs
berita di pertengahan tahun 1990-an dikhawatirkan bisa menjadi ancaman seluruh
media massa konvensional, seperti surat kabar, radio, maupun televisi. Akan
tetapi, dalam hal kecepatan menyampaikan informasi, konon seluruh jenis media
massa terancam oleh kehadiran mailing list atau blog.
Jurnalisme
warga dapat berlindung pada pasal 28F UUD 1945. Media cetak menjadi primadona
masa lalu, media televisi primadona saat ini, media internet primadona masa
depan. Media cetak hanya bisa bertahan jika mampu mengembangkan bisnis di
multimedia. Media bisa mati jika tidak bisa menjadi bagian dari komunitas
konsumennya. Harus ada interaksi antara media dengan konsumennya. Pesta blogger
bisa digunakan untuk menyosialisasikan draft etika jurnalisme warga yang
digagas dewan pers. Di Indonesia belum banyak jurnalisme warga mengembangkan
audio – video.
Kapan
Jurnalisme Masyarakat bangkit? Banyak kalangan menilai peristiwa bom yang
mengguncang London, Inggris, 7 Juli 2005 lah sebagai tonggaknya. Tragedi yang
menewaskan lebih dari 50 orang itu, menginspirasikan Tim Porter untuk
menuangkan unek-unek di situs pribadinya, First Draft. Ia berselancar di dunia
maya sesaat setelah kejadian mencari informasi lebih lanjut setelah menjemput
istrinya yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.
Porter
dengan cepat menemukan informasi terkini tentang ledakan tersebut dari sebuah
situs pribadi. Di sisi lain media konvensional seperti Radio, TV atau situs
dot.com bahkan belum menyiarkan berita tersebut. Apalagi koran, butuh satu hari
baru dapat dibaca oleh orang banyak.
Jeff
Jarvis dan Steve Yelvington lah, dua warga yang berada paling dekat dengan
pusat ledakan. Keduanya mengirimkan hasil rekaman video kepanikan orang di
dalam stasiun kereta api bawah tanah ke situs pribadi. Gambar tersebut hasil
shootingan Adam Stacey, seorang penumpang dengan kamera handphonenya. Beberapa
menit kemudian, gambar tersebut telah disiarkan televisi BBC.
Perkembangan
Jurnalisme Masyarakat di Indonesia masih belum lama. Yang mengawali mungkin
adalah detik.com, yang menampilkan berita-berita segar dan tidak terkungkung.
Akan tetapi situs seperti detik.com dibuat oleh satu pihak untuk dibaca banyak
orang. Berbeda dengan blog yang berbeda-beda, yang disiapkan oleh banyak orang
untuk dibaca orang banyak pula. (perspektifonline.com)
Sedangkan
Jurnalisme Masyarakat yang paling fenomenal di dunia saat ini adalah situs Oh
My News (OMN). Berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan, situs ini pertama
terbit 22 Februari 2000 dengan moto “Setiap Warga adalah Seorang Reporter”.
Pemunculan Oh My News juga dilatar belakangi pemilihan presiden korea selatan.
Hingga kini OMN telah memiliki 60 ribu reporter seluruh dunia 80% berasal dari Jurnalisme
Masyarakat dan hanya 40 orang berasal dari ”wartawan tradisional”.
Media
internet sendiri, sebagai suatu media baru, pada gilirannya juga telah
menghadirkan sekian banyak bentuk jurnalisme yang sebelumnya tidak kita kenal.
Salah satunya adalah kemunculan “jurnalisme warga”. Jurnalisme Masyarakat
tumbuh subur di di Amerika Serikat dalam waktu enam tahun terakhir yang antara
lain dipelopori oleh sejumlah wartawan veteran dan sekolah jurnalistik yang
ingin mengeksplorasi partisipasi masyarakat dalam ekosistem media massa. Model
jurnalisme ini memiliki banyak nama di berbagai belahan dunia. Antara lain,
netizen, partisipatory journalism, dan grassroot journalism.
Kemunculan
jurnalisme warga di Indonesia bermula pada masa Orde Baru, saat Soeharto
berkuasa, di mana pada saat itu arus informasi dari media massa kepada
masyarakat dijaga ketat oleh pemerintah dan aparatnya. Masa Orde Baru yang
dikenal dengan sistem pers tertutupnya, memaksa pers untuk lebih mengedepankan
agenda kebijakan, khususnya kebijakan eksekutif. Pers lebih banyak memberitakan
kebijakan pemerintah. Dominannya penggunaan sumber berita eksekutif menjadikan
pemberitaan pers menjadi top down.
Di
Indonesia, jurnalisme ala warga telah hadir dalam keseharian melalui
acara-acara talkshow di radio khususnya sejak awal tahun 90-an. Karena dilarang
pemerintah menyiarkan program siaran berita, beberapa stasiun radio mengusung
format siaran informasi. Pada program siarannya, stasiun radio tersebut
(diantaranya adalah Radio Mara 106,7 FM di Bandung yang menjadi pionir siaran
seperti ini) menyiarkan acara talkshow yang mengajak pendengar untuk aktif
berpartisipasi melalui telepon untuk menyampaikan informasi maupun pendapat
tentang sebuah topik hangat. Pada masa orde baru acara siaran tersebut efektif
menjadi saluran khalayak menyampaikan keluhan terhadap kelemahan atau kezaliman
penguasa.
Setelah
UU Penyiaran No.32 Tahun 2002, kehadiran community based media di bidang
penyiaran pun akhirnya terakomodasi. kehadiran radio dan televisi komunitas
menjadi legal. legalitas ini membuat peluang jurnalisme ala warga menjadi
semakin terbuka. melalui radio atau televise komunitas, warga bisa bertukar
informasi atau pendapat, tentang hal-hal terdekat dengan keseharian mereka,
yang biasanya luput diliput oleh media-media besar. Pada radio siaran, biaya
peralatan, operasional siaran dan pesawat penerima yang relative murah—bahkan
sangat murah bila dibandingkan operasional tv atau akses ke internet—peluang
jurnalisme ala warga menjadi semakin besar untuk bisa dilakukan oleh lebih banyak
orang termasuk di pedesaan.
Sejumlah
mailing list menjadi pelarian warga yang mampu mengakses internet akibat media
massa konvensional saat itu tidak ada yang berani mengkritik rezim. Kehadiran
blog ini baru dianggap sebagai ancaman karena sifat interaktifnya, yang tidak
mungkin dilakukan media massa konvensional.
CJ
murni dijadikan tonggak dimana konsep CJ dikenal di masyarkat Indonesia ini. Yang dimaksud CJ murni disini
adalah CJ tersebut berupa blog pribadi/
web yang isinya sesuai konsep CJ atau blog/ web yang bermisi dan bervisi menjalankan CJ. Dari database CJ
murni ini, menemukan bahwa CJ yang
pertamakali muncul di Indonesia adalah rumahkiri.net yaitu pada tahun 2005, disusul tahun 2006 dengan
munculnya wikimu.com, panyingkul.com dan
kabarindonesia.com. Sementara CJ murni terbaru adalah pewarta-indonesia.com yang didirikan pada
akhir tahun 2008. Perkembangan selanjutnya adalah kemunculan kolaborasi antara
warga dengan CJ yang dipelopori oleh
Kompas, Suara Merdeka, Metro TV dan Elshinta. Facebook mendukung aktivitas CJ
di Indonesia. Pada beberapa kasus
facebook justru memiliki peran besar dalam proses demokratisasi dan mengalahkan aktivitas blog CJ. Misal pada
kasus Prita vs RS Omni dan KPK vs Polri.
Youtube mendukung perkembangan CJ di Indonesia, terutama penyebaran video
amateur oleh warga.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam
hal ini kami ingin membatasi permasalahan dalam makalah ini. Permasalahanya
meliputi:
- Peran Jurnalisme Warga?
- Perkembangan Jurnalisme Warga ?
- Etika Jurnalisme Warga?
- Tanggung jawab Jurnalisme Warga?
- Perbandingan Jurnalisme Warga Antara Luar Negeri dengan Indonesia ?
- Tantangan di Indonesia ?
- Dampak Citizen Jurnalism?
1.3 Tujuan Makalah
- Untuk mengetahui peran jurnalisme warga dalam kehidupan.
- Sejauh mana jurnalisme warga berkembang dewasa ini.
- Etika apa yang seharusnya ditanam saat kita ingin memuat berita.
- Tanggung jawab apa yang harus dipegang pada setiap Jurnalisme warga
- Berapa besar perbandingan antara jurnalisme local maupun internasional.
- Tantangan maupun dampak yang dihasilkan dari jurnalisme warga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Jurnalisme Warga
Jurnalisme
Masyarakat jika diartikan menurut bahasanya berarti jurnalisme warga, aksi dari
warga kota/negara yang memainkan peran aktif dalam proses pengumpulan,
pelaporan, analisa, serta diseminasi berita dan informasi. Jurnalisme
Masyarakat melibatkan warga dalam memberitakan sesuatu peristiwa dengan begitu
setiap orang adalah wartawan dan kerja wartawan bisa dilakukan oleh setiap
orang, baik itu ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa bahkan para pekerja
kantoran. Karena tidak terikat dengan salah satuprofesi tertentu maka Jurnalisme
Masyarakat dikategorikan sebagai jurnalisme publik. Maksud dari partisipasi
publik ini untuk menghadirkan independensi, reliabilitas, akurasi, wide-ranging
dan relevansi informasi yang ada dalam demokratisasi.
Jurnalisme
warga menurut definisi ensiklopedia IT adalah berita dan komentar dari publik
secara luas. Melalui blog, situs wiki, siapapun dapat memberikan konstribusi
informasi atas beragam peristiwa yang ada. Sedangkan menurut definisi dari Jay
Rousen, jurnalisme warga adalah ketika orang-orang yang sebelumnya dikenal
sebagai konsumen media pers mempunyai kekuatan kontrol untuk untuk berbagi
informasi satu sama lain dengan sesama konsumen (pembaca/pemirsa/pendengar
media).
Di
sini setiap orang dapat menjadi subjek sekaligus objek dari dari media massa,
bukan lagi hanya menjadi subjek seperti dalam media-media konvensional. Dalam
media konvensional biasanya hanya mereka yang terdaftar sebagai wartawan dalam
media tersebut saja yang dapat memberikan berita, sedangkan masyarakat pada posisi
pasif sebagai penonton, pemirsa ataupun pembaca saja. Masyarakat tidak
dilibatkan terlalu jauh untuk dapat menentukan topik, tema maupun bahasan dalam
setiap pemberitaannya. Karena sejauh ini ternyata media-media utama, mainstream
yang ada, tidak bisa memenuhi kebutuhan dengan alasan space, industri, bisnis
serta alasan lainnya.
Jurnalisme
Masyarakat tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini publik namun lebih
menitikberatkan pada “inilah yang terjadi di lingkungan kita”. Pemberitaan Jurnalisme
Masyarakat lebih mendalam dengan proses penayangan berita di televisi, dengan
menggunakan visual dari masyarakat. Jurnalisme Masyarakat dinilai sebagai
bentuk partisipasi aktif masyarakat untuk menyuarakan pendapat secara lebih
leluasa, tersruktur, serta dapat diakses secara umum dan sekaligus menjadi
rujukan alternatif Fenomena weblog pribadi sebenarnya telah mencerminkan
passion to share dengan baik. Orang-orang membuat blog karena ingin berbagi
cerita, menyuarakan opini, mendokumentasi peristiwa yang disaksikan atau
diketahui.
Walau
wartawan atau pers menganggap diri mereka sebagai media komunikasi publik,
bahkan disebut sebagai pilar keempat dari demokrasi namun dalam praktiknya,
media massa terjebak pada kungkungan
institusionalisasi suatu lembaga. Maksudnya, mereka telah menjelma
menjadi institusi yang mandiri dari publik yang melahirkannya. Jika di masa
lalu media massa menjadi milik para wartawannya, kini bahkan media massa
menjadi milik para pemodal. Jika pemodal memiliki kepentingan dengan kekuasaan,
maka pers tak lagi menjadi kekuatan masyarakat dan gagal menjadi pilar keempat
demokrasi. Pers tidak lagi menjadi pembela masyarakat, justru menjadi kekuatan
yang bisa membahayakan masyarakat.
2.2 Perkembangan Jurnalisme Warga
Jurnalisme
warga mencuatkan lagi persoalan profesionalisme wartawan dan wartawan sebagai
profesi terbuka. Dengan adanya jurnalisme warga, setiap orang dapat menjalankan
fungsi sebagai jurnalis. Karena itu, untuk membedakan antara pelaku jurnalisme
warga dengan jurnalisme media konvensional, diusulkan ada pendidikan khusus dan
“pernyataan sumpah” bagi jurnalis seperti yang selama ini berlaku di bagi
penerjemah.
Jurnalisme
mempertegas perubahan ke arah kekuatan rakyat secara kolektif untuk menentukan
kebenaran terhadap informassi yang disebarluaskan. Informasi tidak lagi
didominasi kalangan elite. Jurnalisme warga memunculkan keberagaman informasi
dan informasi seperti apa yang dibutuhkan warga. Kekurangan dan kelebihan dari
informasi yang disampaikan melalui jurnalisme warga akan bermuara pada
munculnya informasi berkualitas. Diperkirakan di Indonesia saat ini ada 650
ribu blog berbahasa Indonesia.
Perkembangan
jurnalisme warga saat ini baru seumur “kepompong”, belum menjadi “kupu-kupu”.
Karena untuk melahirkan jurnalisme warga yang indah dibutuhkan pembelajaran.
Beberapa media besar di Amerika menyediakan link ke blog jurnalisme warga. Tiap
bulannya blog yang paling banyak diakses akan mendapat hadiah dari media
tersebut. Rubrik jurnalisme warga yang dikelola media-media besar di Jakarta,
diisi wartawan daerah. Wartawan lokal mengirim tulisan ke rubrik jurnalisme
warga karena alasan politis atau ekonomis. Sebenarnya honor yang diberikan
kepada penulis rubrik jurnalisme warga dapat mengikis tujuan awal keberadaan
jurnalisme warga.
2.3 Jurnalisme Masyarakat di ranah
Internet
Dalam
format berbeda, yaitu melalui saluran Internet, warga dunia pun sudah
keranjingan melaporkan berita, baik melalui “blog bersama” [untuk memudahkan
penyebutan] maupun blog pribadi. Contoh blog bersama yang paling fenomenal ialah
weblog OhMyNews di Korea Selatan dan NowPublic di Kanada. OhMyNews didirikan Oh
Yeon-ho, yang sebelumnya memang bekerja sebagai wartawan media, dengan slogan
“Setiap warga adalah reporter.” Jumlah kontributornya sudah berkisar di angka
50 ribu warga dari seluruh dunia. Sedangkan NowPublic hingga kemarin telah
memiliki 132.173 kontributor dari 4.581 kota, yang rajin mengirim naskah
berita, foto, suara, dan video.
Kedua
blog ini bukan jenis “blog ecek-ecek” seperti Blog Berita; mereka sudah
menghasilkan uang lewat iklan. NowPublic diberitakan telah meraup laba tahun
ini lebih dari 10 juta US dollar, dan situs ini dicatat majalah Time sebagai
salah satu dari 50 situs terbaik tahun 2007.
Situs
bersama lainnya yang menerapkan Jurnalisme Masyarakat ialah WikiNews. Di sini
para penulis diberi honor, karena ia adalah situs non-profit alias tidak
memasang iklan. . Tetapi Sudah ada 35
ribu orang lebih yang telah menyumbangkan dana [donatur] ke Wiki Media
Foundation. Tetapi Oh MyNews memberikan honor kepada penulis yang ikut berperan
penuh didalamnya.
Dalam
era globalisasi ini, maka pilihan internet merupakan akses masuk menjadi warga
dunia. Ohmy News sudah membuktikan, dari skala nasional Korea Selatan mereka
sekarang sudah merambah warga dunia dengan Ohmy News International. Perjuangan
mereka untuk sampai pada posisi sekarang ini tidak lain dari kontribusi para
netizen (sebutan mereka untuk jurnalis warga dalam dunia internet) selama 7
tahun pertumbuhannya. Kebanyakan netizen berbobot yang masuk dalam featured writers
Ohmy News International adalah jurnalis profesional, kenapa mereka mau
menyumbangkan tulisan untuk Ohmy News International? Menurut Oh Yeon-ho, CEO
dan pendiri Ohmy News, mereka mau ikut serta karena mereka ingin merubah dunia!
Semua netizen yang bergabung menulis terutama karena adanya idealisme bahwa
pemikiran yang ditulis akan bergaung dan membawa perubahan.
Dahulu
buku memang jendela dunia, tetapi sekarang internet adalah pintu globalisasi!
Membuka wikimu.com berarti membuka pintu untuk mengenal Indonesia dan dunia
tanpa pernah beranjak keluar dari pekarangan rumah tercinta.
Fenomena
jurnalisme publik ini pun telah diterapkan. Situs pemain lama seperti Yahoo dan
BBC. Misalnya Yahoo, punya rubrik “You witness news” dan “People of the web” di
mana setiap orang bisa mengirim artikel, foto, dan video. BBC juga punya rubrik
sejenis. Banyak warga mengirim materi berita ke sana walaupun tidak dibayar.
Di
Indonesia sendiri memang ada beberapa blog-bersama yang menerapkan Jurnalisme
Masyarakat, namun gregetnya belum “gedubrak”. Yang justru punya hits pembaca
yang banyak adalah blog pribadi semisal CosaAranda [berisi tips mencari uang
lewat iklan Google], Blogombal [catatan ringan yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari], Blog Enda [seluk-beluk blog], atau KafeMotor [modifikasi
sepedamotor].
Di
ranah Internet sudah banyak kritik yang menyangsikan kredibilitas bloger yang
menulis berita atau peristiwa. Bloger kerap dituduh tidak punya kode etik dan
standar jelas dalam meliput maupun menulis selayaknya reporter media
tradisional. Dalam banyak kasus penilaian itu bisa diterima. Namun bukan
berarti tulisan bloger-citizen reporter otomatis harus dianggap sampah. Justru
terkadang berita karya para bloger bisa eksklusif, kritis, demi kepentingan
publik, dan sama sekali tidak dipublikasikan di media biasa seperti koran dan
tivi.
Contoh
teraktual adalah tulisan dan foto karya para bloger di Burma, yang melaporkan
kekejaman junta militer menghadapi aksi demo rakyat. Koran dan tivi di sana
tidak berani memberitakannya secara apa adanya karena ditekan oleh junta; tapi
bloger — apakah itu mahasiswa maupun orangtua — mampu melaporkan berita
tersebut via Internet hingga diketahui dunia. Dalam kasus Burma, para bloger,
meskipun terpaksa memilih anonim, tidak boleh dipandang sebelah mata.
Berdasarkan
data yang di peroleh, ada hal lain yang lebih mendasar bagi kepopuleran radio,
televise, dan internet nantinya. Hal ini tidak lain daripada koneksi internet
yang masih sangat rendah di Indonesia (8%). Bila dibandingkan dengan negara tetangga
Singapura (66,3%), Malaysia (38,9%), serta negara tempat lahirnya Ohmy News
(Korea Selatan – 66,1%) maka tidak heran kalau Jurnalisme Masyarakat di
internet belum bisa berkembang sepesat Jurnalisme Masyarakat di radio.
Berdasarkan
penelitian GlobeScan (2006) untuk BBC, Reuters, dan The Media Center di
Indonesia televisi masih menduduki peringkat pertama media sebagai sumber
berita (56%), peringkat kedua adalah koran (21%), sementara radio dan internet
sebenarnya berada pada posisi seimbang (9%). Seandainya koneksi internet lebih
merakyat dengan biaya yang terjangkau rakyat, maka bisa dipastikan lahirnya
sumber informasi baru yang memiliki kekuatan pasar yang besar.
2.4 Etika Jurnalisme Warga
Kode
etik jurnalistik yang berlaku bagi wartawan media konvensional bisa berkembang
mengikuti arus etika jurnalisme warga. Sebab berbagai isu dan perdebatan
sekarang ini banyak dimulai dari para pegiat jurnalisme warga melalui blog-blog
mereka. Ambil contoh kasus Prita. Media konvensional memiliki tugas untuk
memberikan edukassi kepada pegiat jurnalisme warga mengenai etika dan praktik
jurnalistik. Sayangnya, rubrik jurnalisme warga yang dikelola media besar saat
ini tidak cukup mendorong tumbuhnya jurnalisme warga yang berkualitas. Karena,
misalnya rubrik mereka lebih banyak memuat tulisan-tulisan tentang sex.
Beberapa
media tidak memberi izin wartawannya memuat tulisan di blog yang isinya
mengenai bagaimana mereka memperolaeh berita yang telah dipublikasikan. Ada 10
panduan bagi jurnalisme warga yang bisa diikuti :
- Tidak plagiat
- Cek dan ricek fakta dan data
- Jangan gunakan sumber anonim
- Utarakan rahasia secara selektif
- Hati-hati dengan pendapat narasumber
- Pelajari batas daya ingat
- Hindari konflik kepentingan
- Dilarang lakukan pelecehan
- Pertimbangkan setiap pendapat
- Perhatikan dan peduli kaidah / nasehat hukur. Prinsip dasar Jurnalisme Masyarakat adalah :
a.
Pewarta (reporternya) adalah pembaca,
khalayak ramai, siapapun yang mempunyai informasi atas sesuatu,
b.
Siapa pun dapat memberikan komentar,
koreksi, klarifikasi atas berita yang diterbitkan,
c.
Biasanya non-profit oriented
d.
Masih didominasi oleh media-media
online,
e.
Memiliki komunitas-komunitas yang sering
melakukan gathering,
f.
Walaupun ada kritik, tidak ada
persaingan antarpenulis (reporter),
g.
Tidak membedakan pewarta profesional
atau amatir,
h.
Tidak ada seleksi ketat terhadap
berita-beritanya,
i.
Ada yang dikelola secara profesional ada
pula yang dikelola secara amatir, pembaca dapat langsung berinteraksi dengan
penulisnya melalui kotak komentar atau e-mail.
Blogger
senior dan praktisi komunikasi Wimar Witoelar pernah mengungkapkan, blog boleh
dibilang bersifat komunal. Di dunia blog, transparansi dan akuntabilitas
menjadi kata kunci. Seorang penulis blog tidak lagi dianggap yang paling tahu.
Pendapat-pendapatnya bisa dikritisi oleh siapa pun lantaran sifat blog yang
transparan. Inilah paradigma baru dari blog. Melalui blog akan tercipta Jurnalisme
Masyarakat, di mana setiap orang bebas berpendapat.
Karena
itu, menjadi citizen journalist juga ada etikanya. Etika Jurnalisme Masyarakat
kurang lebih sama dengan etika menulis di media online. Di antaranya sebagai
berikut:
- Tidak menyebarkan berita bohong
- Tidak mencemarkan nama baik
- Tidak memicu konflik SARA
- Tidak memuat konten pornografi
2.5 Tanggung jawab Jurnalisme Warga
Jurnalis
yang menjadi blogger sudah mendapat bekal mengenai etika menjalankan peran
jurnalisme warga, berbeda dengan warga biasa. Karena itu sasaran bagi kampanye
etika jurnalisme warga sebaiknya ditujukan kepada warga biasa yang
mengembangkan jurnalisme warga. Pertanggung jawaban terhadap konten dari
jurnalisme warga yang dipublikasikan media mainstream, ada pada penulisnya
kemudian penyedia konten. Pendapat lain, yang paling bertanggung jawab terhadap
isi konten jurnalisme warga adalah penanggung jawab media. Komunitas blog harus
membuat aturan yang jelas mengenai pengelolaan blog. Aturan disini, misalnya,
soal copyright artikel yang dimuat.
Gillmor,
penulis buku We the Media: Grassroots Journalism by the People for he People
(2006) yang juga mantan kolumnis teknologi di San Jose Mercury News,
mengatakan, abad ke 21 ini akan menjadi tantangan berat bagi media massa
konvensional atas lahirnya jurnalisme baru yang sangat berbeda dengan
jurnalisme terdahulu. Kelahiran Jurnalisme Masyarakat diperkuat oleh kekecewaan
warga akan pemberitaan di mainstream media yang sarat kepentingan politik dan
ekonomi. Agenda setting yang ditetapkan mainstream media, seringkali tidak
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan warga. maka ketika teknologi internet
muncul, warga memiliki aternatif cara untuk mencapatkan informasi sekaligus
bereaksi atas informasi yang ia terima. Makin banyaknya pengguna internet
membuat Jurnalisme Masyarakat berkembang pesat.
2.6 Perbandingan Jurnalisme Warga
Antara Luar Negeri dengan Indonesia
Perkembangan
juunalisme warga di Indonesia sudah cukup bagus secara tematik. Semua peristiwa
diliput oleh orang biasa, bisa dijadikan sebuah isu di masyarakat yang cukup
menarik. Di luar negeri, ada seorang wartawan Amerika datang ke liputan Amerika
menyerang Irak. Ide tersebut datang dari jurnalisme warga atau Jurnalisme
Masyarakat. Jurnalisme warga kalau di luar negeri itu sampai ada seorang
pengelola blog menghasilkan tulisan hingga ribuan. Jadi, dia didanai oleh
pembaca blog-nya.
JD
Lasica, senior editor Online Journalism Review mengatakan, ada 6 kategori
jurnalisme partisipasi, yaitu:
- Partisipasi khalayak dalam mainstream media.
Di
Indonesia praktik-praktik seperti ini juga telah banyak dilakkan baik di media
cetak (suratkabar maupun majalah), media elektronik (radio maupun televise) serta
media online. partisipasi ini dapat berbentuk: komentar khalayak (media online
biasanya menyediakan ruang untuk berkomentar berdampingan dengan beritanya,
radio dan tlevisi biasa menyediakan acara talkshow untuk memberikan kesempatan
khalayak menyampaikan komentar); forum diskusi pembaca/khalayak; kolom artikel;
juga termasuk foto, video, laporan yang dikirim oleh khalayak; serta
bentuk-bentuk kontribusi khalayak lainnya.
Berita
independen dan situs yang berisi informasi (weblog individual maupun situs dengan
tema khusus, misalnya situs yang menyediakan berita kota) .
Situs
dengan partisipasi penuh, di mana hampir semua beritanya diproduksi
olehreporter warga (citizen reporters), seperti OhmyNews di Korea Selatan atau
panyingkul di Makasar Sulawesi Selatan.
- Collaborate and Contributory media sites
Media
kecil lainnya, termasuk milis, email newsletter, dan media digital lainnya. Situs
penyiaran personal, yang memublikasikan penyiaran radio maupun TV.
CJ
yang membuka ruang untuk komentar publik, di mana pembaca atau khalayak bisa
bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan jenis ini bisa kita kenal
sebagai ruang surat pembaca. Menambahkan
pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis. Warga diminta
untuk ikut menuliskan pengalamannya, pada sebuah topik utama liputan yang dilaporkan
jurnalis.Kolaborasi antara jurnalis porfesional dengan sebagai bantuan dalam mengarahkan atau
memeriksa keakuratan artikel. Terkadang professional nonjurnalis ini dapat juga
menjadi contributor tunggal yang menghasilkan artikel tersebut. Bolghouse
warga. Melalui blog, orang bisa berbagi cerita tentang dunia, dan bisa
menceritakan dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya.
Newsroom
citizen transparency blogs, merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi
media sebagai upaya transparansi, di mana pembaca bisa memasukkan keluhan,
kritik, atau pujian atas pekerjaan media tersebut.
Stand-alone
CJ sites, yang melalui proses editing. Sumbangan laporan dari warga, biasanya
tentang hal-hal yang sifatnya sangat lokal yang dialami langsung oleh warga.
Editor berperan untuk menjaga kualitas laporan, dan mendidik warga
(kontributor) tentang topik-topik yang menarik dan layak untuk dilaporkan.
- Stand-alone CJ sites, yang tidak melalui proses editing.
Gabungan
stand-alone CJ journalism website dan edisi cetak Hybrid: Pro+CJ. suatu kerja
organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan
journalis warga. Situs OhmyNews, Radio Elshinta, atau Radio Mara FM bandung
termasuk ke dalam kategori ini. dalam OhmyNews, kontribusi berita tidak
otomatis diterima sebagai sebuah berita. Editor berperan dalam menilai dan
memilih berita yang akan diangkat ke halaman utama.
Penggabungan
antara jurnalis professional dan jurnalis warga dalam satu atap, di mana
website membeli tulisan dari jurnalis professional dan menerima tulisan
jurnalis warga.
Model
Wiki, di mana pembaca adalah juga edior. setiap orang bisa menulis artikel dan
setiap orang bisa memberi tambahan atau komentar yang terbit.
2.7 Tantangan di Indonesia
Saat
ini, pers berada dalam situasi di mana pengertian wartawan dan media massa
mengalami pergeseran penting sebagai akibat dari berkembangnya dual hal, yakni
perkembangan jurnalistik dan perkembangan media. Dunia jurnalistik kini telah
mengalami perubahan. Setiap warga, kini, bisa melaporkan peristiwa kepada
media. Tren munculnya jurnalisme warga
semacam ini tampaknya semakin kuat. Kehadiran jurnalisme warga ini juga telah
menjadi tantangan bagi jenis jurnalisme mapan, yang diterapkan media-media
konvensional, seperti suratkabar, radio, dan televisi.
Jumlah
informasi yang ditawarkan Jurnalisme Masyarakat akan lebih banyak dan beragam
sementara mainstream media terikat dengan jumlah halaman, durasi penayangan,
atau durasi penyiaran. Pemilihan terhadap peristiwa atau isu tertentu, mutlak
dilakukan karena terbatasnya kemampuan wartawan mainstream media menjangkau
semua lokasi pusat berita. Sementara Jurnalisme Masyarakat menawarkan
perputaran tanpa batas. Tak ada halaman yang mengikat, atau pun durasi yang
memusingkan kepala redaksi. Pemberitaannya dapat diakses di mana saja dan kapan saja.
Pada
sisi lain, kondisi masyarakat kita yang kurang menyadari terhadap konsep dalam
melakukan lompatan dan percepatan penerapan teknologi informasi tersebut
membuat potensi media belum secara optimal berfungsi. Bukan hanya soal minimnya
penetrasi infrastruktur internet ke lapisan masyarakat, melainkan juga
disebabkan oleh ketidakmapuan sumber daya masyarakat kita dalam mengadaptasi
perubahan yang cepat.
Jurnalisme
Masyarakat tidak hadir sebagai saingan, tapi sebagai alternatif. yang
memperkaya pilihan dan referensi. Berita tidak lagi dilihat sebagai produk yang
didominasi wartawan dan institusi pers. Masyarakat biasa seharusnya masuk dalam
ekosistem media sebagai unsur yang aktif berinteraksi. Johnny berpendapat bahwa
adanya Jurnalisme Masyarakat ini bukanlah ancaman bagi media massa
konvensional. Media massa konvensional
kita beradaptasi terhadap situasi.
Masyarakat harus melihat secara kredibilitas berita itu. Corak baru
media massa ini menambah khasanah terhadap jurnalisme yang ada selama ini yang
mungkin dianggap kaku.
Masalah
yang dihadapi dari munculnya Jurnalisme Masyarakat adalah citizen journalist
hanya eksis di beberapa blog saja. Kenyataannya bisa dilihat dari empat kategori
Jurnalisme Masyarakat:
1)
citizen journalist adalah orang yang
memiliki kamera digital atau kamera ponsel dan menyunting karya mereka, seperti
peristiwa utama (tsunami, bom di London) atau kecelakaan mobil, ke organisasi
berita
2)
citizen journalist adalah orang yang
ingin menemukan komunitas lokal atau cybercommunity dan memproduksi tulisan
tentang komunitasnya
3)
citizen journalist adalah orang yang
mengkritisi dan mengampanyekan sebab-sebab politik;
4)
Jurnalisme Masyarakat adalah orang yang
berpartisipasi ke dalam sebuah “percakapan” dengan para jurnalis profesional
dan para pemilik blog.
Tidak
ada yang meragukan bahwa sesuatu yang baru telah muncul dan kantor berita
tradisional harus setuju dengan citizen journalist. Akan tetapi, esensi Jurnalisme
Masyarakat telah menggantikan jurnalisme tradisional yang dianggap mati. Para
citizen journalist adalah bagian dari keluarga. Dan perbedaannya terletak pada
sebutan yang diberikan kepada mereka, yaitu “intelegensi kolektif”. Bagi
seorang jurnalis, kantor berita adalah ekspresi intelegensi kolektif dengan
hubungan horizontal antara kolega, tetapu juga memiliki hubungan vertikal
dengan editor. (editorsweblog.org, 29 Desember 2005)
Siapa yang diuntungkan?
Perkembangan
teknologi informasi juga mengubah hakekat media. Dengan internet, kini
berkembang situs-situs lembaga maupun pribadi. Selain itu, berkembang juga
weblog atau blog, di mana setiap orang bisa melaporkan peristiwa di
sekelilingnya, atau paling tidak, melaporkan gagasannya kepada publik. Dengan
demikian, kalau dulu media didirikan oleh lembaga, atau individu yang mempunyai
uang dan kekuasaan (power), kini setiap individu bisa membuat media. Karena
itu, di zaman internet ini, setiap individu juga adalah media.
Kalau
ditanya siapa secara politis siapa yang dapat keuntungan dari blog, maka
keuntungan ini bisa kita kategorikan menjadi 3 hal: finansial, sikap politis,
dan keuntungan dari sisi negatif. Untuk keuntungan finansial mungkin agak sulit
karena blog pada dasarnya tidak ada aspek komersil, akan tetapi keuntungan itu
dalam bentuk lain yaitu publisitas. Kalau keuntungan dari sisi negatif,
maksudnya adalah orang-orang yang ingin mengacau, bisa saja melakukan hal
tersebut.
2.8 Dampak JurnaIlisme Warga
Secara
praktis, kehadiran jurnalisme warga (Jurnalisme Masyarakat) membawa beberapa
dampak.
- Menjadi pesaing baru bagi media-media tradisional, Antara lain menyangkut kecepatan menyampaikan informasi.
- jurnalisme warga berkembang cepat, mungkin dari menit ke menit. Setiap orang dan setiap saat dapat menjadi bagian jurnalisme warga.
- jurnalisme warga secara ekstrim dapat menimbulkan anarkhi informasi seperti soal akurasi, pemalsuan penyampaian informasi dan lain-lain.
Jalan
yang tepat adalah menemukan kebijaksanaan yang tepat agar jurnalisme warga
memberi manfaat sebagai perwujudan kebebasan berkomunikasi dan sarana informasi
public yang bermanfaat bagi masyarakat tanpa mencederai hukum dan etik yang
akan menimbulkan kekacauan informasi, kegaduhan kehidupan social, politik dan
ekonomi.
Jurnalisme
warga adalah pranata yang dalam kenyataan menjalankan fungsi-fungsi jurnalistik
seperti menyampaikan informasi dan melakukan kritik sosial dan lain-lain, asas
dan kaidah etik untuk mewujudkan tanggung jawab sosial. Demikian juga dengan
kewajiban taat pada hukum. Kewajiban taat kepada hukum merupakan tuntutan
peradaban (law abiding society). Karena itu, terlepas dari apakah jurnalisme
warga adalah bagian dari jurnalisme atau di luar jurnalisme, sama sekali tidak
mengurangi kewajiban untuk menjunjung tinggi asas dan kaidah etik dan hukum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jurnalisme
warga atau Jurnalisme Masyarakat mulai berkembang di seluruh dunia sejak
kehadiran internet di seluruh dunia. Perkembangan terbesar di bidang komunikasi
40 tahun terakhir adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Lahirnya komunikasi
interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan
bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu, dan menandai
teknologi yang disebut dengan internet. Teknologi yang tergolong baru ini
membuat sekat antarmanusia semakin tak terlihat seberapa pun jauhnya jarak yang
memisahkan. Dalam dunia internet semua hal bisa diperoleh hanya dalam one click
way.
Jurnalisme
warga dapat berlindung pada pasal 28F UUD 1945. Media cetak menjadi primadona
masa lalu, media televisi primadona saat ini, media internet primadona masa
depan. Kemunculan jurnalisme warga di Indonesia bermula pada masa Orde Baru,
saat Soeharto berkuasa, di mana pada saat itu arus informasi dari media massa
kepada masyarakat dijaga ketat oleh pemerintah dan aparatnya. Masa Orde Baru
yang dikenal dengan sistem pers tertutupnya, memaksa pers untuk lebih
mengedepankan agenda kebijakan, khususnya kebijakan eksekutif. Pers lebih
banyak memberitakan kebijakan pemerintah. Dominannya penggunaan sumber berita
eksekutif menjadikan pemberitaan pers menjadi top down.
Peran
jurnalisme wargaJurnalisme Masyarakat tidak bertujuan menciptakan keseragaman
opini publik namun lebih menitikberatkan pada “inilah yang terjadi di
lingkungan kita”. Pemberitaan Jurnalisme Masyarakat lebih mendalam dengan
proses penayangan berita di televisi, dengan menggunakan visual dari
masyarakat. Jurnalisme Masyarakat dinilai sebagai bentuk partisipasi aktif
masyarakat untuk menyuarakan pendapat secara lebih leluasa, tersruktur, serta
dapat diakses secara umum dan sekaligus menjadi rujukan alternatif Fenomena
weblog pribadi sebenarnya telah mencerminkan passion to share dengan baik.
Perkembangan jurnalisme warga yaitu
memunculkan keberagaman informasi dan informasi seperti apa yang dibutuhkan
warga. Kekurangan dan kelebihan dari informasi yang disampaikan melalui
jurnalisme warga akan bermuara pada munculnya informasi berkualitas.
Diperkirakan di Indonesia saat ini ada 650 ribu blog berbahasa Indonesia.
Perkembangan jurnalisme warga saat ini baru seumur “kepompong”, belum menjadi
“kupu-kupu”. Karena untuk melahirkan jurnalisme warga yang indah dibutuhkan
pembelajaran.
Etika
jurnalisme warga yaitu , Tidak plagiat, Cek dan ricek fakta dan data, Jangan
gunakan sumber anonym, Utarakan rahasia secara selektif, dll. Yang paling
bertanggung jawab terhadap isi konten jurnalisme warga adalah penanggung jawab
media. Komunitas blog harus membuat aturan yang jelas mengenai pengelolaan
blog. Aturan disini, misalnya, soal copyright artikel yang dimuat. Ada
Perbandingan jurnalisme warga antara luar negeri dengan Indonesia. Di luar
negeri, ada seorang wartawan Amerika datang ke liputan Amerika menyerang Irak.
Ide tersebut datang dari jurnalisme warga atau Jurnalisme Masyarakat.
Jurnalisme warga kalau di luar negeri itu sampai ada seorang pengelola blog
menghasilkan tulisan hingga ribuan.
Tantangan di Indonesia
adalah:
1)
citizen journalist adalah orang yang
memiliki kamera digital atau kamera ponsel dan menyunting karya mereka, seperti
peristiwa utama (tsunami, bom di London) atau kecelakaan mobil, ke organisasi
berita
2)
citizen journalist adalah orang yang
ingin menemukan komunitas lokal atau cybercommunity dan memproduksi tulisan
tentang komunitasnya
3)
citizen journalist adalah orang yang
mengkritisi dan mengampanyekan sebab-sebab politik;
4)
Jurnalisme Masyarakat adalah orang yang
berpartisipasi ke dalam sebuah “percakapan” dengan para jurnalis profesional
dan para pemilik blog.
Dampak yang dihasilkan
dari Jurnalisme Masyarakat
- Menjadi pesaing baru bagi media-media tradisional, Antara lain menyangkuy kecepatan menyampaikan informasi.
- jurnalisme warga berkembang cepat, mungkin dari menit ke menit. Setiap orang dan setiap saat dapat menjadi bagian jurnalisme warga.
- jurnalisme warga secara ekstrim dapat menimbulkan anarkhi informasi seperti soal akurasi, pemalsuan penyampaian informasi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Kerja sama Balai
Pengkajian Informasi (BP2I) wilayah III Bandung, Badan Litbang SD, Departemen
Komunikasi dan Informatika . 2007 . Mengamati Fenomena Jurnalisme Masyarakat .
Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Kusumaningati,
Imam FR . 2012 . Jadi Jurnalis itu Gampang! . PT : Elex Media Komputindo
Suwandi, Imam.
2010. Langkah Otomatis Jadi Citizen Journalist . Dian Rakyat.
http://www.Citizen6.com
http://www.Kompasiana.com
http://www.Metrotvnews.com
http://www.femina.co.id
http://www.jurnalistik.net
http://lunjap.wordpress.com/2008/06/03/citizen-journalism-sebuah-fenomena/
http://uuzblog.blogspot.com/2010/03/contoh-citizen-journalism.html
http:// nurudin.staff.umum.ac.id/2010/01/21/jurnalisme-warga-negara-citizen-journalism/
No comments:
Post a Comment