DAFTAR ISI
A. Pengertian Pengobat Tradisional dan Jenisnya
B. Istilah Pengobat Tradisional yang Paling Banyak Dikenal di Masyarakat dan
Jenisnya
C. Bebarapa Praktik Penyembuh Tradisional yang berkembang di Masyarakat
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern saat ini,
khususnya di bidang kesehatan yang semakin maju, telah ditemukan berbagai teknologi
dalam penyembuhan penyakit serta berbagai industri di bidang obat-obatan.
Kendatipun demikian, tidak membuat masyarakat umum sepenuhnya meninggalkan
sistem pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional sendiri berkembang di
masyarakat dan dilatarbelakangi oleh kondisi sosial dan budaya masyarakat
setempat.
Masyarakat umum
terutama kelompok masyarakat yang masih memegang kebudayaan tertentu, ketika
mengalami suatu masalah atau gangguan pada kesehatannya tidak hanya berobat ke
dokter dan pelayanan kesehatan, namun banyak di antara mereka yang mencoba
pengobatan tradisional (alternatif). Kebanyakan menganggap karena pengobatan
tradisional jauh lebih murah, dan juga mereka merasa lebih dekat dan nyaman
dengan si penyembuhnya. Oleh karena itu, penyembuh tradisional memegang peranan
penting dalam kesehatan masyarakat yang mayoritasnya lebih memilih pengobatan
melalui sistem pengobatan tradisional. Ada banyak sekali praktik pengobatan
tradisional di masyarakat dengan berbagai istilah penyembuh tradisional
berdasarkan dengan cara penyembuhan yang mereka terapkan. Tidak hanya pada
proses pengobatan penyakit, masih ada banyak masyarakat yang menggunakan
praktik medis tradisional yaitu dalam proses melahirkan. Tentunya hal ini juga
memberikan dampak yang cukup besar pada status kesehatan masyarakat karena
status kesehatan masyarakat juga ditentukan oleh angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
apa pengertian pengobat
tradisional dan jenis-jenisnya?
2.
Apa Sebutan
Pengobat tradisional yang paling banyak dikenal di masyarakat dan
jenis-jenisnya?
3.
Bagaimana Praktik Penyembuh
Tradisional yang berkembang di Masyarakat?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa pengertian pengobat tradisional dan jenis-jenisnya
2.
Untuk mengetahui sebutan pengobat tradisional yang paling banyak dikenal di masyarakat dan
jenis-jenisnya
3. Untuk
mengetahui praktik penyembuh tradisional yang berkembang di masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengobat Tradisional dan Jenisnya
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003
tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobat tradisional adalah
orang yang melakukan pengobatan tradisional (alternatif). Menteri Kesehatan (2003) membagi pengobat tradisional
(Battra) menjadi beberapa jenis, yaitu :
a.
Pengobat
Tradisional Keterampilan.
Pengobat tradisional ketrampilan adalah seseorang yang melakukan
pengobatan dan/atau perawatan tradisional berdasarkan ketrampilan fisik dengan
menggunakan anggota gerak dan/atau alat bantu lain, antara lain:
1)
Battra pijat urut adalah seseorang yang melakukan
pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan cara mengurut/memijat bagian
atau seluruh tubuh. Tujuannya untuk penyegaran relaksasi otot, hilangkan capai,
juga untuk mengatasi gangguan kesehatan atau menyembuhkan suatu keluhan atau
penyakit. Pemijatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan, telapak
tangan, siku, lutut, tumit atau dibantu alat tertentu antara lain pijat yang
dilakukan oleh dukun/tukang pijat, pijat tunanetra, dsb.
2)
Battra patah tulang adalah seseorang yang memberikan
pelayanan pengobatan dan/atau perawatan patah tulang dengan cara tradisional.
Disebut dukun potong (Madura), sangkal putung (Jawa), sandro pauru (Sulawesi Selatan).
3)
Battra sunat adalah seseorang yang memberikan
pelayanan sunat (sirkumsisi) secara tradisional. Battra sunat menggunakan
istilah berbeda seperti bong supit (Yogya), bengkong (Jawa Barat). Asal
ketrampilan umumnya diperoleh secara turun temurun
4) Battra
dukun bayi adalah seseorang yang memberikan pertolongan persalinan ibu
sekaligus memberikan perawatan kepada bayi dan ibu sesudah melahirkan selama 40 hari. Di Jawa Barat disebut paraji, dukun rembi (Madura),
balian manak (Bali), sandro pammana (Sulawesi Selatan), sandro bersalin
(Sulawesi Tengah), suhu batui di Aceh
5)
Battra Pijat Refleksi adalah seseorang yang melakukan
pelayanan pengobatan dengan cara pijat dengan jari tangan atau alat bantu
lainnya pada zona-zona refleksi terutama pada telapak kaki dan/atau tangan.
6)
Akupresuris adalah seseorang yang melakukan pelayanan
pengobatan dengan pemijatan pada titik-titik akupunktur dengan menggunakan
ujung jari dan/atau alat bantu lainnya kecuali
jarum.
7)
Akupunkturis adalah seseorang yang melakukan pelayanan
pengobatan dengan perangsangan pada titik-titik akupunktur dengan cara
menusukkan jarum dan sarana lain seperti elektro akupunktur.
8)
Chiropractor
adalah seseorang yang melakukan pengobatan kiropraksi (Chiropractie) dengan cara teknik khusus
untuk gangguan otot dan persendian.
9) Battra
lainnya yang metodenya sejenis.
b.
Pengobat
Tradisional Ramuan
Pengobat tradisional ramuan adalah seseorang yang melakukan pengobatan
dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan obat/ramuan tradisional yang
berasal dari tanaman (flora), fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam lain,
antara lain:
1)
Battra ramuan indonesia (jamu) adalah seseorang yang
memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan menggunakan ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral dan lainlain, baik diramu sendiri,
maupun obat jadi tradisional Indonesia.
2)
Battra gurah adalah seseorang yang memberikan
pelayanan pengobatan dengan cara memberikan ramuan tetesan hidung, yang berasal
dari larutan kulit pohon sengguguh dengan tujuan mengobati gangguan saluran
pernafasan atas seperti pilek, sinusitis, dan
lain-lain.
3)
Shinshe
adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan
dengan menggunakan ramuan obat-obatan tradisional Cina. Falsafah yang mendasari
cara pengobatan ini adalah ajaran ”Tao (Taoisme)”
di mana dasar pemikirannya adalah adanya keseimbangan antara unsur Yin dan
unsur Yang.
4)
Tabib adalah seseorang yang memberikan pelayanan
pengobatan dengan ramuan obat tradisional yang berasal dari bahan alamiah yang
biasanya dilakukan oleh orang- orang India atau Pakistan.
5)
Homoeopath
adalah seseorang yang memiliki cara pengobatan dengan menggunakan
obat/ramuan dengan dosis minimal (kecil) tetapi mempunyai potensi penyembuhan
tinggi, dengan menggunakan pendekatan holistik berdasarkan keseimbangan antara
fisik, mental, jiwa dan emosi penderita.
6)
Aromatherapist
adalah seseorang yang memberikan perawatan dengan menggunakan rangsangan
aroma yang dihasilkan oleh sari minyak murni (essential oils) yang didapat dari sari tumbuh-tumbuhan (ekstraksi
dari bunga, buah, daun, biji, kulit, batang/ranting akar, getah) untuk
menyeimbangkan fisik, pikiran dan perasaan.
7)
Battra lainnya yang metodenya sejenis.
c.
Pengobat
Tradisional Pendekatan Agama
Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri atas pengobat
tradisional dengan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha.
d.
Pengobat
Tradisional Supranatural
Pengobat tradisional supranatural terdiri atas pengobat tradisional
tenaga dalam (prana), paranormal, reiky
master, qigong, dukun kebatinan,
dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis
B.
Istilah
Pengobat Tradisional yang Paling Banyak Dikenal di Masyarakat dan Jenisnya
Dukun atau "orang pintar" adalah sebuah istilah
yang secara umum dipahami dalam pengertian orang yang memiliki kelebihan dalam
hal kemampuan supranatural yang menyebabkannya dapat memahami hal tidak kasat
mata serta mampu berkomunikasi dengan arwah dan alam gaib, yang dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat, seperti penyakit, gangguan
sihir, kehilangan barang, kesialan, dan lain-lain.
Dalam cara hidup tradisional,
terdapat peran dukun dalam membantu proses melahirkan. Tingginya angka kematian
bayi dan ibu melahirkan di Indonesia memberikan kesadaran untuk lebih
meningkatkan upaya kesehatan ibu, antara lain dengan cara menempatkan tenaga
bidan di setiap desa, yang sedikit demi sedikit mulai menggeser peran dukun.
Kemampuan dukun diperoleh melalui 2
sumber. Sumber yang pertama ini
diperoleh secara alami tanpa melalui proses belajar, dan menjadi kemampuan yang
melekat dengan sendirinya dalam diri dukun tersebut. Kemampuan meramal nasib di
masa depan, kemampuan menyembuhkan penyakit, kemampuan berkomunikasi dengan makhluk
astral/makhluk halus adalah beberapa dari kemampuan alami yang dukun itu
sendiri tidak dapat memastikan kapan permulaannya hingga ia secara tidak sadar
dapat mempergunakan kemampuan tersebut pada dirinya atau pada orang lain, pada
suatu waktu. Namun meskipun dikatakan kemampuan tersebut secara murni merupakan
pemberian, hal itu tidak serta merta dapat dibenarkan, karena kemampuan itu
sebenarnya merupakan bakat yang diwariskan atau diturunkan dari leluhur. Hal
ini pun dipercayai bahwa tanpa didahului oleh para pendahulu mereka di masa
lalu (kakek, kakek buyut, nenek dari kakek, kakek dari kakek buyut, dst.)
dengan kemampuan yang sama, tidak mungkin bagi seseorang memilikinya. Oleh
sebab itu, berdasarkan sumber yang pertama ini, kemampuan gaib tidak dapat
dimiliki oleh orang biasa dan hanya dimiliki oleh orang yang terpilih.
Sumber kemampuan gaib yang kedua
ialah yang diperoleh dari hasil belajar dan proses deduksi ilmu dari orang yang layak disebut
guru. Hal ini dipercayai beberapa orang dukun bahwa kemampuan gaib dapat
dipelajari seperti ilmu-ilmu lain, dan dalam proses mempelajari ilmu gaib,
seperti halnya mempelajari ilmu-ilmu yang lain, harus disertai dengan keinginan
dan keteguhan hati, serta kepercayaan diri untuk menjadikannya usaha yang
profesional
Jenis-Jenis Dukun yang Berhubungan dengan Kesehatan
Teridentifikasi sejumlah kategori dukun sebagai
berikut:
a.
Dukun Bayi
Dukun bayi adalah
seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang mendapat
kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara tradisional,
dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan : secara turun temurun, belajar secara
praktis, atau cara lain yang menjurus ke arah peningkatan ketrampilan tersebut
serta melalui petugas kesehatan (Depkes RI, 1994: 1). Di Indonesia persalinan
dukun sebesar 75% sampai 80% terutama di daerah pedesaan. Pertolongan
persalinan oleh dukun menimbulkan berbagai masalah dan penyebab utama tingginya
angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal. Dapat dipahami bahwa dukun
tidak dapat mengetahui tanda-tanda bahaya perjalanan persalinan (Manuaba,1998).
1)
Dukun terlatih
Dukun terlatih adalah dukun yang
telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
(Syafrudin, 2007: 184).
2)
Dukun tidak terlatih
Dukun tidak terlatih adalah dukun
bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang
sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus. Peranan dukun beranak sulit
ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan masyarakat dan tenaga terlatih
yang masih belum mencukupi. Dukun beranak masih dapat dimanfaatkan untuk ikut
serta memberikan pertolongan persalinan (Manuaba, 1998: 21).
Batas kewenangan dukun dalam
melakukan pertolongan persalinan menurut Depkes RI (1994: 14) adalah sebagai
berikut :
1.
Mempersiapkan pertolongan persalinan meliputi mempersiapkan tempat,
kebutuhan ibu dan kebutuhan bayi, mempersiapkan alat-alat persalinan sederhana
secara bersih, mencuci tangan sebatas siku dengan sempurna (10 menit).
2.
Memimpin persalinan normal dengan teknik-teknik sederhana yang meliputi
membimbing ibu mengejan, menahan perineum, merawat tali pusat, memeriksa
kelengkapan placenta.
3.
Dukun tidak melakukan tindakan yang dilarang seperti memijat perut serta
mendorong rahim, menarik plasenta, memasukkan tangan ke dalam liang senggama.
4.
Melakukan perawatan pada bayi baru lahir yang meliputi perawatan mata,
mulut dan hidung bayi baru lahir, perawatan tali pusat dan memandikan bayi.
Kemungkinan dampak tersering dari
persalinan yang ditolong oleh dukun baik bagi ibu maupun bayinya adalah
perdarahan post partum, persalinan lama, ruptur uteri, kematian janin dalam
rahim, asfiksia dan infeksi neonatus (Manuaba, 1998: 19)
Peran dukun dalam pertolongan
persalinan dalam Pedoman Kemitraan Bidan dengan Dukun (2009) adalah sebagai
berikut :
a.
Mengantar calon ibu bersalin ke
Bidan
b.
Mengingatkan keluarga menyiapkan
alat transportasi untuk pergi ke bidan / memanggil bidan
c.
Mempersiapkan sarana prasarana
persalinan aman seperti :
i. Air bersih
ii. Kain bersih
d.
Mendampingi ibu pada saat persalinan
e.
Membantu Bidan pada saat proses
persalinan
f.
Melakukan ritual
keagamaan/tradisional yang sehat yang sesuai tradisi setempat
g.
Membantu bidan dalam perawatan bayi
baru lahir
h.
Membantu ibu dalam inisiasi menyusui
dini kurang dari 1 jam
i.
Memotivasi rujukan jika diperlukan
j.
Membantu bidan membersihkan ibu,
tempat dan alat setelah persalinan
b.
Dukun Pijat
Dukun Pijat
berkeahlian dalam pijat-memijat, membantu menyelesaikan masalah pada tubuh atau
anggota tubuh yang sakit atau kurang berfungsi dengan baik, misalnya badan
pegal-pegal atau kaki keseleo karena terjatuh/kecelakaan, dll.
Kini
di kota-kota besar maupun di daerah pedesaan yang sudah banyak menjamur tukang
pijat refleksi ataupun pengobatan-pengobatan terapi berbasiskan herbal. Banyak
yang mengiklankan tempat-tempat yang menyediakan pengobatan berbau herbal
demikian yang konon katanya mampu mengobati segala macam penyakit. Namun hal
itu tidak sepenuhnya benar, karena berdasarkan fakta yang ada sekitar,
masyarakat mendapatkan efek samping atau
mengalami tidak cocokkan dengan pengobatan-pengobatan berbau verbal tersebut.
Itu disebabkan karena pengobatan seperti itu juga memberikan ramuan-ramuan yang
konon katanya alami serta dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Akan
tetapi, pandangan masyarakat yang demikian tidak benar menurut kode etika
kesehatan. Bagaimanapun seorang dokter dengan pendidikan tinggi yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata tetap menjadi pilihan bila mengalami masalah
kesehatan. Karena ilmu kedokteran telah ada sejak zaman dahulu berabad abad
yang lalu. Hal berbau kepercayaan seperti tukang pijat refleksi yang saat ini
banyak menjamur di kota besar ini bukanlah tidak berbasiskan ilmu kedokteran.
Mereka juga menggunakan ilmu kedokteran tradisional namun masih banyak yang
asal-asalan dalam melakukan pengobatan demi mengejar materi. Alangkah baiknya
bila masyarakat sekarang lebih berpikir intelektual sebagai individu yang berpendidikan.
Masyarakat tidak mudah mempercayai hal-hal berbau magis atau kepercayaan
demikian, masyarakat hendaknya bisa membedakan yang mana kepercayaan yang mana
bukan. Masyarakat juga harus tetap berpegang teguh terhadap ilmu-ilmu yang
sudah dikembangkan dan sudah pasti memiliki seorang ahli dalam ilmu tersebut.
C.
Bebarapa
Praktik Penyembuh Tradisional yang berkembang di Masyarakat
Umumnya di
kalangan masyarakat yang belum sepenuhnya meninggalkan cara hidup tradisional,
dukun masih memegang peran penting di antara mereka. Seorang dukun dapat
memperoleh kekuatan dan ilmu penyembuhan yang dimilikinya melalui belajar atau
juga bisa melalui pewarisan keturunan dan hubungan kekerabatan. Biasanya
pewarisan ini dilakukan kepada garis keturunan dan kekerabatan yang sejenis,
seperti contohnya seorang dukun laki-laki akan mewariskan ilmu yang dimilikinya
kepada pewaris laki-laki dalam keturunannya. Selain itu, si penyembuh
tradisional juga melakukan berbagai ritual untuk menyempurnakan ilmu
penyembuhan yang dimiliknya.
Dukun yang berperan sebagai penyembuh tradisional kini istilah tersebut
mulai tergantikan dengan penyembuh alternatif. Berapa penyembuh tradisional
juga menggunakan pendekatan agama dalam melakukan penyembuhan.
1.
Penyembuhan
melalui pijat refleksi.
Penyembuh alternatif yang
berhubungan dengan piat memijat menjadi salah satu favorit masyarakat dalam
melakukan pengobatan hingga saat ini. Tidak hanya masyarakat di pedesaan yang masih hidup secara tradisional, namun
masyarakat perkotaan juga masih sangat banyak yang melakukan pengobatan pijat
ini sebagai alternatif. Mereka masih banyak yang memilih diobati oleh battra
pijat urut, akupresuris, akupunkturis, battra patah tulang, dan juga battra pijat
refleksi.
Dalam salah satu penelitian, sang
penyembuh melakukan pijat refleksi sebagai metode mendeteksi penyakit,
mendiagnosis dan untuk kemudian menentukan penyakit dan terapinya. Pada
praktiknya, pemijatan diakukan dengan menggunakan minyak atau lotion sebagai
pelicin. Deteksi penyakit dilakukan dengan pemijatan pada titik-titik zona
penyakit. Pemijatan dilakukan secara berurutan pada titik-titik yang telah
ditentukan dan pada durasi tertentu. Selama pemijatan, si pengobat akan
menanyakan beberapa hal kepada pasien dan dari jawaban si pasien, si pengobat mengetahui apa yang salah dari tubuh
pasiennya. Menurt Mark S. Memijat daerah refleksi dapat memperlancar sirkulasi
darah pada organ-organ, sehingga darah yang berperan dalam membawa zat gizi,
antibody, oksigen dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan dapat juga membuang
kotoran sehingga organ yang sakit membutuhkan sirkulasi darah yang lancar dalam
penyembuhan penyakitnya.
2.
Transfer
Penyakit ke Organ Binatang
Transfer penyakit pada awalnya
dilakukan dengan memindahkan penyakit ke hewan seperti kelinci dan bulus. Namun
karena kelinci yang berukuran kecil dan semakin sedikit, dan pasien
menginginkan penyembuhan yang cepat akhirnya digunakanlah kambing dan anjing sebagai media. Kebanyakan anjing
dan kambing lebih digunakan pada penyakit yang kronis (menahun). Pemilihan
kambing dan anjing ini digunakan karena mereka memiliki organ yang cukup besar
sehingga mampu menampung penyakit yang berat. Untuk kelinci sendiri karena
memiliki organ yang lebih kecil sehingga ia biasanya digunakan dalam
penyembuhan penyakit yang lebih ringan. Ketika ritual pemindahan penyakit telah
selesai di laksanakan, maka hewan yang digunakan sebagai media akan disembelih
dan dilihat organ-organnya. Organ yang sehat adalah organ yang berwarna merah
marun dan jika organ hewan tersebut berwarna yang lain menunjukkan bahwa pasien
mengalami gangguan pada organ tersebut. Ritual selanjutnya adalah pelarungan
atau penghanyutan organ hewan. Organ hewan yang telah disembelih tadi akan
dihanyutkan dan pasien atau keluarganya yang hadir akan diminta untuk berdoa
sesuai kepercayaannya masing-masing.
Transfer pemindahan penyakit seperti
ini tidak bisa dilakukan hanya oleh satu orang penyembuh saja tapi dilakukan
oleh beberapa orang dan memiliki pembagian tugasnya, yang meliputi pemimpin
upacara ritual, dan berapa orang dalam tugas penyembelihan. Untuk penyakit
kronis yang menggunakan kambing sebagai mediator, beberapa hari setelah ritual
pasien akan diminta datang dan dilihat apakah terjadi perubahan pada
kondisinya. Banyak tidaknya melakukan transfer tergantung pada keyakinan
pasien. Jika pasien masih merasakan sakit dan kondisinya belum membaik maka
akan dilakukan transfer berikutnya pada hewan yang lebih kecil seperti kelinci.
Transfer berikutnya juga bertujuan untuk membersihkan sisa penyakit yang masih
tertinggal pada tubuh pasien.
Praktik penyembuhan pijat refleksi berkembang banyak di kalangan masyarakat
umum dari berbagai daerah di Indonesia. Praktik pengobatan pijat refleksi dapat
dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Untuk praktik transfer penyakit
dengan binatang sebagai mediator merupakan praktik pengobatan yang khas dari masyarakat Jawa. Di beberapa
daerah mungkin juga terdapat praktik pengobatan yang mirip seperti ini, namun
masih berkembang di sebagian kecil masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengobat tradisional adalah orang yang
melakukan pengobatan tradisional (alternatif). Menteri Kesehatan (2003) membagi
pengobat tradisional (Battra) menjadi beberapa jenis, yaitu pengobat
tradisional keterampilan dan pengobat tradisional ramuan. Dukun atau
"orang pintar" adalah sebuah istilah yang secara umum dipahami dalam
pengertian orang yang memiliki kelebihan dalam hal kemampuan supranatural yang
menyebabkannya dapat memahami hal tidak kasat mata serta mampu berkomunikasi
dengan arwah dan alam gaib, yang dipergunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah di masyarakat, seperti penyakit, gangguan sihir, kehilangan barang,
kesialan, dan lain-lain. Beberapa Praktik Penyembuh Tradisional yang berkembang
di Masyarakat yaitu penyembuhan melalui pijat refleksi dan transfer penyakit ke
organ binatang..
DAFTAR PUSTAKA
Kasniyah, Nanik. Fenomena Budaya dalam Penyembuhan
Penyakit Secara Tradisional : Pijat
Refleksi dan Transfer Penyakit dengan
Media Binatang. Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik,No. 4: 333-342
Anisa’Ul Jannah, Nur Ika& Siti
Zurinani. 2017. Pewarisan Ilmu Dukun dalam Sistem Penyembuhan Tradisional.
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik. Vol 30, No. 1: 48-58
Nurulsiah, Nana Aini.2016. Profil
Penggunaan obat tradisional (makalah). Purwokerto. : Univeristas Muhamadiyah Purwokerto
No comments:
Post a Comment