2.1
Klasifikasi Gracilaria sp.
2.2 Spesies Rumput Laut Gracillaria sp
Tahapan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Rumput laut merupakan sumber daya
hayati yang sangat berlimpah di perairan Indonesia. Rumput laut mengandung
sejumlah komponen bioaktif seperti senyawa fenolik, pigmen alami, polisakarida
sulfat, serat dan komponen bioaktif lainnya yang telah diteliti berkhasiat
untuk kesehatan.
Rumput laut jenis Gracilaria sp. yang merupakan golongan
alga merah untuk menghasilkan agar (agarofit) yang menjadi prioritas untuk
dikembangkan. Kandungan agarnya mencapai 47,34% yang banyak digunakan sebagai
bahan pengental dan pengemulsi dalam industri makanan, obat-obatan, kosmetik,
kertas, tekstil, minyak bumi, dan industri bioteknologi (Nurrahmawan dan Jadid,
2017).
Namun permasalahan yang dihadapi
oleh pembudidaya rumput laut termasuk jenis Gracilaria
sp. saat ini adalah ketersediaan bibit yang berkualitas dan
berkesinambungan .
Terutama unsur nitrogen phosphor
(Lideman et al, 2014). Berdasarkan
hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan pupuk NPK
komersil untuk menunjang terjadinya pelepasan spora rumput laut jenis Gracilaria sp.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Gracilaria sp. Merupakan kelompok alga merah (Rhodophyceae). Berikut
klasifikasi Gracilaria sp. sebagai berikut :
Diviso :
Rhodophyta
Kelas :
Rhodophyceae
Bangsa :
Gigartinales
Suku :
Gracilariaceae
Marga :
Gracilaria
Jenis : Gracilaria sp.
2.2 Spesies Rumput Laut Gracillaria sp
Gambar 1. Gracillaria Sp
Thallus pada umumnya berbentuk silindris atau agak memipih, namun pada G. euchewnoides dan G. textoni yang dideskripsikan oleh Cordero (1977) di Filipina, bentuk thallus kedua tumbuhan tersebut benar-benar gepeng.Ujung- ujung thallus umumnya meruncing, permukaan thallus halus atau berbintil-bintil. Keadaan permukaan thallus yang berbintil, umumnya ditemukan pada tumbuhan dalam bentuk karposporofit (mengandung), Sjafrie (1990). Panjang thallus sangat bervariasi, mulai dari 3,4 — 8 cm pada G. eucheumoides sampai mencapai lebih dari 60 cm pada G. verrucosa (Trono dan Corrales, 1983 dalam Sjafrie 1990).
2.3 Daur Hidup
Daur hidup alga laut Gracilarian sp di alam terbagi dalam 3
fase pertumbuhan. Secara morfologi memang ketiga bentuk pertumbuhan tadi sangat
sulit dibedakan, namun jika dilihat dari segi anatomi maka dapat dibedakan
antara fase sporofit, gametofit dan fase karposporofit. Fase sporofit adalah
tumbuhan yang memiliki kromosom diploid (2n), gametofit adalah bentuk tumbuhan
haploid (In), sedangkan karposporofit adalah bentuk tumbuhan haplo-diploid
(sedang mengandung) Sjafrie, (1990).
Gambar 2.Daur Hidup Gracilaria Sp.
1. Cahaya
Susanto dkk (1996) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang rendah dari 500
luxdapat mempercepat pelepasan spora sedangkan intensitas cahaya yang lebih tinggi dari intensitas optimum (500 lux)
akan mengganggu metabolisme yang berdampak pada pelepasan spora.Tingkat
kecerahan perairan yang tinggi sangat dibutuhkan pada budidaya alga laut.
Tingkat kecerahan dimaksudkan agar cahaya matahari dapat menembus permukaan ke
dalam air. Intensitas sinar yang diterima secara sempurna oleh thallus
merupakan faktor utama dalam proses fotosintesis. Kondisi air yang jernih
cahaya dengan tingkat transparansi sekitar 2 – 5 meter cukup baik bagi pertumbuhan
alga laut. Lideman et al 2016 (petunjuk teknis).
2.4 Habitat dan Sebaran
Gracilaria sp. umumnya hidup sebagai fitobentos, melekat dengan bantuan
cakram pelekat( Hold Fast) pada substrat padat. Terdiri dari kurang lebih 100
spesies yang menyebar luas dari perairan tropis sampai subtropic. Hal ini
menyebabkan beberapa orang menyebutnya sebagai spesies yang kosmopolit. Gracilaria
sp. hidup di daerah litoral dan sub litoral, sampai kedalaman tertentu,
yang masih dapat dicapai oleh penetrasi cahaya matahari. Beberapa jenis hidup
di perairan keruh, dekat muara sungai.
Di Indonesia terdapat
kurang lebih 15 jenis Gracilaria yang menyebar seluruh kepulauan. Daerah
sebaran Gracilaria sp. di Indonesia meliputi : kepulauan Riau, Bangka,
Sumatera selatan, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Pulau Bawean,
Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Maluku.
2.5 Pupuk Npk
Pemupukan adalah upaya pemberian
nutrien kepada tumbuhan guna menunjang kelangsungan hidupnya (Sutejo, 2002dalam Rukmi dkk., 2012).Alga laut Gracilaria
sp. merupakan tumbuhan yang hidup di perairan juga membutuhkan sejumlah
nutrien pada jumlah yang cukup dan seimbang, guna mencapai produksi yang
optimal. Oleh karena itu, perlakuan pemupukan pada komoditas ini sangat perlu
agar produksi dapat ditingkatkan dari produksi yang biasa dihasilkan pada
keadaan alami (Rukmi dkk., 2012)
Fungsi N, P, dan K berkaitan erat
dalam mendukung proses fotosintetis dan produksi fotosintat yang dihasilkan,
serta meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui mekanisme pengubahan unsur hara
NPK menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolisme, unsur hara tidak
dapat digantikan dengan unsur hara lain sehinga dengan unsur hara tanaman dapat
memenuhi siklus hidup
Pemupukan
Saat ini pembudidaya mengalami
kesulitan memperoleh bibit berkualitas dan berkesinambungan, sehingga
diperlukan suatu teknik yang mampu menghasilkan bibit alga laut unggul dan
tersedia setiap saat. Menurut Hendra dkk., (2016) Pemupukan merupakan salah
satu cara untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk cair
diperlukan alga laut sebagai bahan dasar penyusun protein dan pembentukan
klorofil yang diperlukan dalam proses fotosintesa. Pupuk merupakan bahan yang
mengandung sejumlah nutrien yang diperlukan bagi tumbuhan. Pemupukan adalah
upaya pemberian nutrien kepada tumbuhan guna menunjang kelangsungan hidupnya
(Sutejo, 2002 dalam Rukmi dkk.,
2012).
Alga laut merupakan tumbuhan yang
tidak memiliki akar untuk meyerap nutrient, sehingga ketersediaan nutrient yang
berada disekitar thallus akan sangat berpengaruh untuk proses pertumbuhannya.
Menurut (Lobban dan Horison, 1997 dalam Lideman
et al, 2014), nitrogen adalah unsur
utama yang sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan, selain itu phosphor juga
biasanya berperan sebagai faktor pembatas dalam pertumbuhannya. Kekurangan
nutrient menyebabkan pertumbuhan alga laut yang dipelihara akan menjadi kerdil,
sehingga upaya untuk melakukan penambahan nutrient melalui proses pemupukan
sangat perlu untuk dilakukan.
Gracilaria sp salah satu tumbuhan alga
laut yang hidup di perairan dan membutuhkan sejumlah nutrien pada jumlah yang
cukup dan seimbang, guna mencapai produksi yang optimal. Oleh karena itu,
perlakuan pemupukan pada komoditas ini sangat perlu agar produksi dapat
ditingkatkan dari produksi yang biasa dihasilkan pada keadaan alami (Rukmi dkk., 2012).
BAB III METODE
PENELITIAN
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum
dilaksanakan pada tanggal 23 November 2021 sampai 23 Desember 2022 di Laboratorium
Budidaya Perikanan Abulyatama (UNAYA) lampoh keude,
Kab Aceh Besar, Provinsi Aceh
3.2 Alat dan
Bahan
3.2.1 Alat
Penelitian
Table 1.Alat
yang akan digunakan pada penelitian
No |
Alat |
Fungsi |
1 |
Timbangan
Analitik |
Menimbang bahan kimia
padat pembuatan pupuk NPK |
2 |
Baskom |
Wadah penelitian
Gracilaria sp |
4 |
Kamera |
Dokumentasi |
3.2.2 Bahan
Penelitian
Table 2.Bahan
yang digunakan dalam penelitian
No |
Bahan |
Fungsi |
1 |
Rumput laut
Gracilaria sp |
Eksplan yang akan di
amati |
2 |
Pupuk NPK |
Nitrogen Phospat
Kalium |
3 |
Air laut steril |
Media pemeliharaan
alga laut |
4 |
Label |
Memberi label |
3.3 Bahan Uji
Bahan yang di
gunakan dalam penelitian ini yaitu thallus Gracilaria sp. yang terdapat
cystocarp (kantong spora) yang di tandai dengan adanya bintik-bintik timbul di
permukaan thalus seperti pada gambar dibawah ini yang di dapatkan di Desa Kajhu
Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar.
Prosedur Penelitian
Tahapan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Wadah Dan Media
Sebelum memulai praktikum, terlebih
dahulu dilakukan persiapan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang harus
disiapkan diantara nya : Timbangan, Penggaris, Wadah. Dan bahan yang harus
disiapkan diantaranya : Rumput laut, Air laut,
dan Pupuk NPK
2. Koleksi
dan Aklimatisasi Gracilaria sp. Fertil
Sampel alga laut yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah Gracilaria sp. yang telah mengandung spora (fertil)
tipe carpospores yang di hidup liar
di Desa Kajhu Kec, Baitussalam,
Kabupaten Aceh Besar. Spora (fertil) yang akan digunakan di seleksi terlebih
dahulu dengan ciri-ciri thallus-nya bersih dari kotoran. Lalu dicuci hingga
bersih dengan air laut.
Pratikum ini bersifat eksperimental dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) adapun perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a.
Perlakuan A menggunakan NPK
b.
Perlakuan B tidak menggunakan
NPK
Peubah yang diamati pada pratikum ini meliputi jumlah berat rumput laut (Gracilaria Sp,
perminggu pada perlakuan menggunakan pupuk NPK dan yang tidak menggunakan
pupuk NPK, selama kurang lebih 1 bulan.
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah berat Gracilaria sp yang
lepas selama 1 bulan pengamatan pada perlakuan
pemberian pupuk NPK dan tidak menggunakan NPK disajikan pada tabel 3.
Grafik 1.Rata-rata berat yang menggunakan NPK dan tidak menggunakan NPK
Hasil Uji
T menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK sebanyak 0.08 memberikan pengaruh nyata
(p<0,05) terhadap jumlah berat Gracilaria sp yang lepas. Hasil uji lanjut
menunujukan pemberian pupuk NPK sebanyak
0,08 berbeda nyata.
4.2 Pembahasan
Hasil Uji T menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK sebanyak 0,08 memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat rumput laut.
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah
spora pada (tabel 3) menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK dengan dosis 0,08
memberikan pengaruh nyata (P<0,05)
yaitu spora Gracilaria sp. masing-masing 247,575 dan 68,575. Berdasarkan data
tersebut membuktikan pupuk NPK dapat meningkatkan berat pada Gracilaria sp.
yang dilepaskan. N,P dan K berkaitan erat dalam mendukung proses penambahan
berat Gracilaria sp. yang dihasilkan. Rumput laut tidak berbeda dengan tumbuhan
lain, tumbuhan ini juga memerlukan nutrisi pada pertumbuhannya seperti
nitrogen,phosfat dan kalium serta karbon dioksida Angkasa et al (1998). fungsi
unsur nitrogen (N) bagi tumbuhan yakni sebagai bahan penyusun protein tumbuhan,
klorofil, asam nukleat dan menghasilkan dinding sel yang tipis sehingga dapat
memacu produksi pelepasan lebih maksimal (Purwadi, 2011). Nitrat, nitrit dan
amoniak merupakan sumber utama sumber N yang sangat dibutuhkan untuk rumput
laut (sadhori, 1990) . Selain unsur N, rumput laut juga membutuhkan unsur
phospat (P) untuk pertumbuhannya. Hal ini seperti yang diungkapan oleh Lingga
dan Marsono (2007), bahwa phospat merupakan komponen yang sangat penting untuk
merangsang pertumbuhan. Ion kalium (K) di dalam tanaman dapat berfungsi sebagai
activator dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme
utama tanaman. . Secara umum, dapat dikatakan bahwa tingkat pemberian pupuk NPK
yang terpapar dalam Gracilaria sp. akan mempengaruhi jumlah berat. Semakin
tinggi pemberian pupuk NPK yang diberikan, maka jumlah berat rumput laut
Gracilaria sp. akan semakin menurun. Ketidakmampuan dalam mentoleransi
akumulasi zat yang berlebih akan menyebabkan gangguan fisioligis dan berakibat
pada kerusakan organ sel tumbuhan (Dwidjoseputro, 1989).
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pupuk NPK mampu meningkatkan jumlah
berat Gracilaria sp. dengan hasil terbaik pada
pemberian pupuk NPK sebanyak 0,08 gram.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/bahri/Downloads/12389-24700-1-SM.pdf
file:///C:/Users/bahri/Downloads/173-Article%20Text-751-1-10-20210726.pdf
https://kkp.go.id/djpb/infografis-detail/656-budidaya-rumput-laut-gracilaria-sp
https://text-id.123dok.com/document/yeov48eq-laporan-praktek-rumput-laut-docx.html
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10030-Full_Text.pdf
No comments:
Post a Comment