Wednesday, 2 February 2022

MAKALAH PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PADA RMPUT LAUT Gracilaria sp.

 DAFTAR ISI

 

DAFTAR ISI. i

DAFTAR GAMBAR.. ii

DAFTAR TABLE.. iii

DAFTAR GRAFIK.. iv

BAB I  PENDAHULUAN.. 1

1.1      Latar Belakang. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 2

2.1 Klasifikasi Gracilaria sp. 2

2.2  Spesies Rumput Laut Gracillaria sp. 2

2.3  Daur Hidup. 3

2.4 Habitat dan Sebaran. 5

2.5      Pupuk Npk. 5

    Pemupukan. 6

BAB III METODE PENELITIAN.. 8

3.1 Waktu dan Tempat 8

3.2 Alat dan Bahan. 8

3.2.1 Alat Penelitian. 8

3.2.2 Bahan Penelitian. 8

3.3 Bahan Uji 9

Prosedur Penelitian. 9

Tahapan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 9

BAB IV  HASIL DAN PEMBAHASAN.. 11

4.1 Hasil 11

4.2 Pembahasan. 11

5.1 Kesimpulan. 12

DAFTAR PUSTAKA.. 13

DAFTAR LAMPIRAN.. 14

BAB I  

PENDAHULUAN

 1.1  Latar Belakang

Rumput laut merupakan sumber daya hayati yang sangat berlimpah di perairan Indonesia. Rumput laut mengandung sejumlah komponen bioaktif seperti senyawa fenolik, pigmen alami, polisakarida sulfat, serat dan komponen bioaktif lainnya yang telah diteliti berkhasiat untuk kesehatan.

 

Rumput laut jenis Gracilaria sp. yang merupakan golongan alga merah untuk menghasilkan agar (agarofit) yang menjadi prioritas untuk dikembangkan. Kandungan agarnya mencapai 47,34% yang banyak digunakan sebagai bahan pengental dan pengemulsi dalam industri makanan, obat-obatan, kosmetik, kertas, tekstil, minyak bumi, dan industri bioteknologi (Nurrahmawan dan Jadid, 2017).

Namun permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya rumput laut termasuk jenis Gracilaria sp. saat ini adalah ketersediaan bibit yang berkualitas dan berkesinambungan .

 

Terutama unsur nitrogen phosphor (Lideman et al, 2014). Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan pupuk NPK komersil untuk menunjang terjadinya pelepasan spora rumput laut jenis Gracilaria sp.


BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA

 2.1 Klasifikasi Gracilaria sp.

Gracilaria sp. Merupakan kelompok alga merah (Rhodophyceae). Berikut klasifikasi Gracilaria sp. sebagai berikut :

Diviso                         : Rhodophyta

Kelas                           : Rhodophyceae

Bangsa                        : Gigartinales

Suku                            : Gracilariaceae

Marga                          : Gracilaria

Jenis                            : Gracilaria sp.


2.2  Spesies Rumput Laut Gracillaria sp

 


Gambar 1. Gracillaria Sp

 

 Gracilaria sp. hidup dengan jalan melekatkan diri pada substrat padat, seperti kayu, batu, karang mati dan sebagainya. Untuk melekatkan dirinya, Gracilaria sp. memiliki suatu alat cengkeram berbentuk cakram yang dikenal dengan sebutan 'hold fast'. Jika dilihat secara sepintas, tumbuhan ini berbentuk rumpun, dengan tipe percabangan tidak teratur, dichotomous, alternate, pinnate, ataupun bentuk- bentuk percabangan yang lain (Sjafrie, 1990).

Thallus pada umumnya berbentuk silindris atau agak memipih, namun pada G. euchewnoides dan G. textoni yang dideskripsikan oleh Cordero (1977) di Filipina, bentuk thallus kedua tumbuhan tersebut benar-benar gepeng.Ujung- ujung thallus umumnya meruncing, permukaan thallus halus atau berbintil-bintil. Keadaan permukaan thallus yang berbintil, umumnya ditemukan pada tumbuhan dalam bentuk karposporofit (mengandung), Sjafrie (1990). Panjang thallus sangat bervariasi, mulai dari 3,4 — 8 cm pada G. eucheumoides sampai mencapai lebih dari 60 cm pada G. verrucosa (Trono dan Corrales, 1983 dalam Sjafrie 1990).

2.3  Daur Hidup

Daur hidup alga laut Gracilarian sp di alam terbagi dalam 3 fase pertumbuhan. Secara morfologi memang ketiga bentuk pertumbuhan tadi sangat sulit dibedakan, namun jika dilihat dari segi anatomi maka dapat dibedakan antara fase sporofit, gametofit dan fase karposporofit. Fase sporofit adalah tumbuhan yang memiliki kromosom diploid (2n), gametofit adalah bentuk tumbuhan haploid (In), sedangkan karposporofit adalah bentuk tumbuhan haplo-diploid (sedang mengandung) Sjafrie, (1990).

   Menurut Sjafrie (1990) seperti umumnya Rhodophyceae, daur hidup Gracilaria sp bersifat 'trifasik' (3 fase pertumbuhan), yang mengalami pergantian generasi antara seksual dan aseksual.

 


    Gambar 2.Daur Hidup Gracilaria Sp.


            Ekologi

 Menurut Aslan (1998) bahwa faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, kadar garam, gerakan air, dan faktor biologis yang berpengaruh penting pada reproduksi alga.

1. Cahaya

 

Susanto dkk (1996) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang rendah dari 500 luxdapat mempercepat pelepasan spora sedangkan intensitas cahaya yang lebih tinggi dari intensitas optimum (500 lux) akan mengganggu metabolisme yang berdampak pada pelepasan spora.Tingkat kecerahan perairan yang tinggi sangat dibutuhkan pada budidaya alga laut. Tingkat kecerahan dimaksudkan agar cahaya matahari dapat menembus permukaan ke dalam air. Intensitas sinar yang diterima secara sempurna oleh thallus merupakan faktor utama dalam proses fotosintesis. Kondisi air yang jernih cahaya dengan tingkat transparansi sekitar 2 – 5 meter cukup baik bagi pertumbuhan alga laut. Lideman et al 2016 (petunjuk teknis).


2.4 Habitat dan Sebaran

Gracilaria sp. umumnya hidup sebagai fitobentos, melekat dengan bantuan cakram pelekat( Hold Fast) pada substrat padat. Terdiri dari kurang lebih 100 spesies yang menyebar luas dari perairan tropis sampai subtropic. Hal ini menyebabkan beberapa orang menyebutnya sebagai spesies yang kosmopolit. Gracilaria sp. hidup di daerah litoral dan sub litoral, sampai kedalaman tertentu, yang masih dapat dicapai oleh penetrasi cahaya matahari. Beberapa jenis hidup di perairan keruh, dekat muara sungai.

Di Indonesia terdapat kurang lebih 15 jenis Gracilaria yang menyebar seluruh kepulauan. Daerah sebaran Gracilaria sp. di Indonesia meliputi : kepulauan Riau, Bangka, Sumatera selatan, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Pulau Bawean, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Maluku.

2.5   Pupuk Npk

Pemupukan adalah upaya pemberian nutrien kepada tumbuhan guna menunjang kelangsungan hidupnya (Sutejo, 2002dalam Rukmi dkk., 2012).Alga laut Gracilaria sp. merupakan tumbuhan yang hidup di perairan juga membutuhkan sejumlah nutrien pada jumlah yang cukup dan seimbang, guna mencapai produksi yang optimal. Oleh karena itu, perlakuan pemupukan pada komoditas ini sangat perlu agar produksi dapat ditingkatkan dari produksi yang biasa dihasilkan pada keadaan alami (Rukmi dkk., 2012)

 

 

 

 


Fungsi N, P, dan K berkaitan erat dalam mendukung proses fotosintetis dan produksi fotosintat yang dihasilkan, serta meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui mekanisme pengubahan unsur hara NPK menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolisme, unsur hara tidak dapat digantikan dengan unsur hara lain sehinga dengan unsur hara tanaman dapat memenuhi siklus hidup

*                      Pemupukan

 

Saat ini pembudidaya mengalami kesulitan memperoleh bibit berkualitas dan berkesinambungan, sehingga diperlukan suatu teknik yang mampu menghasilkan bibit alga laut unggul dan tersedia setiap saat. Menurut Hendra dkk., (2016) Pemupukan merupakan salah satu cara untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk cair diperlukan alga laut sebagai bahan dasar penyusun protein dan pembentukan klorofil yang diperlukan dalam proses fotosintesa. Pupuk merupakan bahan yang mengandung sejumlah nutrien yang diperlukan bagi tumbuhan. Pemupukan adalah upaya pemberian nutrien kepada tumbuhan guna menunjang kelangsungan hidupnya (Sutejo, 2002 dalam Rukmi dkk., 2012).

Alga laut merupakan tumbuhan yang tidak memiliki akar untuk meyerap nutrient, sehingga ketersediaan nutrient yang berada disekitar thallus akan sangat berpengaruh untuk proses pertumbuhannya. Menurut (Lobban dan Horison, 1997 dalam Lideman et al, 2014), nitrogen adalah unsur utama yang sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan, selain itu phosphor juga biasanya berperan sebagai faktor pembatas dalam pertumbuhannya. Kekurangan nutrient menyebabkan pertumbuhan alga laut yang dipelihara akan menjadi kerdil, sehingga upaya untuk melakukan penambahan nutrient melalui proses pemupukan sangat perlu untuk dilakukan.

 

Gracilaria sp salah satu tumbuhan alga laut yang hidup di perairan dan membutuhkan sejumlah nutrien pada jumlah yang cukup dan seimbang, guna mencapai produksi yang optimal. Oleh karena itu, perlakuan pemupukan pada komoditas ini sangat perlu agar produksi dapat ditingkatkan dari produksi yang biasa dihasilkan pada keadaan alami (Rukmi dkk., 2012).


BAB III METODE PENELITIAN

 

 

3.1 Waktu dan Tempat

                                    Praktikum dilaksanakan pada tanggal 23 November 2021 sampai 23 Desember 2022  di Laboratorium Budidaya Perikanan Abulyatama (UNAYA) lampoh keude, Kab Aceh Besar, Provinsi Aceh

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Penelitian

Table 1.Alat yang akan digunakan pada penelitian

No

Alat

Fungsi

1

Timbangan Analitik

Menimbang bahan kimia padat pembuatan pupuk NPK

2

Baskom

Wadah penelitian Gracilaria sp

4

Kamera

Dokumentasi

3.2.2 Bahan Penelitian

Table 2.Bahan yang digunakan dalam penelitian

No

Bahan

Fungsi

1

Rumput laut Gracilaria sp

Eksplan yang akan di amati

2

Pupuk NPK

Nitrogen Phospat Kalium

3

Air laut steril

Media pemeliharaan alga laut

4

Label

Memberi label

 

 

 

3.3 Bahan Uji

Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu thallus Gracilaria sp. yang terdapat cystocarp (kantong spora) yang di tandai dengan adanya bintik-bintik timbul di permukaan thalus seperti pada gambar dibawah ini yang di dapatkan di Desa Kajhu Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar.       

Prosedur Penelitian

Tahapan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1.      Persiapan Wadah Dan Media

        Sebelum memulai praktikum, terlebih dahulu dilakukan persiapan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang harus disiapkan diantara nya : Timbangan, Penggaris, Wadah. Dan bahan yang harus disiapkan diantaranya : Rumput laut, Air laut,  dan Pupuk NPK

2.      Koleksi dan Aklimatisasi Gracilaria sp. Fertil

        Sampel alga laut yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Gracilaria sp. yang telah mengandung spora (fertil) tipe carpospores yang di hidup liar di Desa Kajhu  Kec, Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar. Spora (fertil) yang akan digunakan di seleksi terlebih dahulu dengan ciri-ciri thallus-nya bersih dari kotoran. Lalu dicuci hingga bersih dengan air laut.  

Rancangan Percobaan

            Pratikum ini bersifat eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) adapun perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.        Perlakuan A menggunakan NPK

b.      Perlakuan B tidak  menggunakan NPK

 Penimbangan Berat

Peubah yang diamati pada pratikum ini meliputi jumlah berat    rumput   laut (Gracilaria  Sp, perminggu pada perlakuan menggunakan pupuk NPK dan yang tidak menggunakan pupuk NPK, selama kurang lebih 1 bulan.

  

 


BAB IV  HASIL DAN PEMBAHASAN

 4.1 Hasil

            Jumlah berat Gracilaria sp yang lepas selama 1 bulan  pengamatan pada perlakuan pemberian pupuk NPK dan tidak menggunakan NPK disajikan pada tabel 3.


Grafik 1.Rata-rata berat yang menggunakan NPK dan tidak menggunakan NPK

            Hasil Uji T menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK sebanyak 0.08 memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap jumlah berat Gracilaria sp yang lepas. Hasil uji lanjut menunujukan pemberian pupuk NPK sebanyak 0,08  berbeda nyata.

  

4.2 Pembahasan

           Hasil Uji T menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK sebanyak 0,08 memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat rumput laut.

            Berdasarkan hasil pengamatan jumlah spora pada (tabel 3) menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK dengan dosis 0,08 memberikan pengaruh nyata (P<0,05) yaitu spora Gracilaria sp. masing-masing 247,575 dan 68,575. Berdasarkan data tersebut membuktikan pupuk NPK dapat meningkatkan berat pada Gracilaria sp. yang dilepaskan. N,P dan K berkaitan erat dalam mendukung proses penambahan berat Gracilaria sp. yang dihasilkan. Rumput laut tidak berbeda dengan tumbuhan lain, tumbuhan ini juga memerlukan nutrisi pada pertumbuhannya seperti nitrogen,phosfat dan kalium serta karbon dioksida Angkasa et al (1998). fungsi unsur nitrogen (N) bagi tumbuhan yakni sebagai bahan penyusun protein tumbuhan, klorofil, asam nukleat dan menghasilkan dinding sel yang tipis sehingga dapat memacu produksi pelepasan lebih maksimal (Purwadi, 2011). Nitrat, nitrit dan amoniak merupakan sumber utama sumber N yang sangat dibutuhkan untuk rumput laut (sadhori, 1990) . Selain unsur N, rumput laut juga membutuhkan unsur phospat (P) untuk pertumbuhannya. Hal ini seperti yang diungkapan oleh Lingga dan Marsono (2007), bahwa phospat merupakan komponen yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan. Ion kalium (K) di dalam tanaman dapat berfungsi sebagai activator dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme utama tanaman. . Secara umum, dapat dikatakan bahwa tingkat pemberian pupuk NPK yang terpapar dalam Gracilaria sp. akan mempengaruhi jumlah berat. Semakin tinggi pemberian pupuk NPK yang diberikan, maka jumlah berat rumput laut Gracilaria sp. akan semakin menurun. Ketidakmampuan dalam mentoleransi akumulasi zat yang berlebih akan menyebabkan gangguan fisioligis dan berakibat pada kerusakan organ sel tumbuhan (Dwidjoseputro, 1989).

5.1 Kesimpulan

             Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pupuk NPK mampu meningkatkan jumlah berat Gracilaria sp. dengan hasil terbaik pada pemberian pupuk NPK sebanyak 0,08 gram.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

file:///C:/Users/bahri/Downloads/12389-24700-1-SM.pdf

file:///C:/Users/bahri/Downloads/173-Article%20Text-751-1-10-20210726.pdf

https://kkp.go.id/djpb/infografis-detail/656-budidaya-rumput-laut-gracilaria-sp

https://text-id.123dok.com/document/yeov48eq-laporan-praktek-rumput-laut-docx.html

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10030-Full_Text.pdf

 

No comments:

Post a Comment