BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hiperemesis
gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah yang berlebih, dapat
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga membahayakan kesehatan bagi
janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, mual muntah juga
berdampak negatif bagi ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi
terganggu. Biasanya mual muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat
timbul kapan saja maupun terjadi kadang
dimalam hari. Gejala tersebut 40-60%
biasa terjadi pada wanita yang pernah hamil (multigravida)
(Prawirohardjo,2014).
Mual
(nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar pada ibu hamil trimester 1. Kondisi ini akan berubah,
jika mual muntah terjadi >10 kali dalam sehari, sehingga dapat mengganggu
keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan dapat memengaruhi keadaan umum serta
menganggu kehidupan sehari-hari (Prawirohardjo,2015).
Kehamilan
menurut Prawirohardjo, (2015) adalah
merupakan proses produksi yang memerlukan perawatan yang khusus agar persalinan
dapat berjalan dengan lancar dan aman, sehingga bayi terlahir dengan sehat,
selamat sesuai keinginan keluarga. Kehamilan merupakan peristiwa yang sangat
ditunggu bagi perempuan yang sudah menikah. Saat perempuan tidak lagi mendapat
menstruasi dan setelah melakukan pemeriksaan urin serta ditandai dengan hasil
positif maka bisa dikatakan hamil. Perempuan tersebut akan merasa senang begitu
juga dengan keluarganya.
Word Health
Organizatition (WHO) (2013) menyatakan bahwa perempuan meninggal selama
mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000 orang. Sedangkan kematian ibu hamil
akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang
sebanyak 99%. Resiko kematian ibu dinegara-negara berkembang merupakan
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi yang hidup jika
dibandingkan dengan dengan rasio kematian ibu di 9 negara dan 51 negara
persemakmuran.
Perubahan
fisiologis yang terjadi pada masa ibu hamil, yaitu perubahan pada sistem
pencernaan, mengalami penurunan nafsu makan, ibu hamil trimester 1 sering
mengalami mual muntah yang merupakan perubahan saluran cerna dan kenaikan kadar
estrogen, progesterone, dan human chorionic gonadotropin (HCG) dapat menjadi
pencetus terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil. Meningkatnya hormone progesterone
dapat mengakibatkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks
esofagus, penurunan motilitas lambung dan menurunnya sekresi asam hidroklorid
juga berkontribusi terjadinya mual dan muntah. Selain itu, mual muntah juga
diperberat dengan adanya faktor lain, seperti faktor psikologis, lingkungan,
spiritual, dan sosiokultural (Sulistyawati,2012).
Ada beberapa
faktor yang memengaruhi kejadian hiperemesis gravidarum menurut modifakasi
yaitu faktor hormonal, paritas, psikologis, alergi dan nutrisi. Faktor-faktor
tersebut dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
trimester 1. Pada dasarnya perilaku kesehatan merupakan suatu respon terhadap
stimulus yang berhubungan dengan sakit dan penyakit,terhadap sistem pelayanan
kesehatan, lingkungan dan makanan. Perilaku kesehatan seseorang termasuk pada
ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor umur, paritas,sikap, pendidikan, dan pengetahuan (Sulistyawati,2012).
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Untuk dapat melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan
pada Ny. N dengan Hiperemesis Gravidarum sampai dengan pendokumentasian nya.
2.
Tujuan khusus
a.
Untuk dapat melakukan pengumpulan data subjektif pada Ny. N dengan
Hiperemesis Gravdarum.
b.
Untuk dapat mengumpulkan data objektif pada Ny. N dengan Hiperemesis
Gravidarum.
c.
Untuk dapat menegakkan assessment (diagnose,
masalah dan kebutuhan) pada Ny. N dengan Hiperemesis Gravdarum.
d.
Untuk dapat melakukan perencanaan asuhan pada Ny. N dengan Hiperemesis
Gravdarum.
C. Manfaat Penulisan
1.
Bagi mahasiswa
Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum dan mampu menerapkan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
2.
Bagi lahan praktik
Dapat membimbing
mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan yang sesuai pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum di BPM Rosita Ferawati. S.Tr.Keb
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A.
Konsep Kehamilan
1.
Definisi
Kehamilan
Menurut
Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9-10
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester,
yaitu trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke- 40) (Prawirohardjo, 2014)
2.
Tanda-Tanda
Kehamilan
Menurut Jannah 2012, Tanda-tanda kehamilan
adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita hamil dan terjadi
akibat adanya perubahan fisiologis dan psikologis pada masa kehamilan ;
a. Tanda
Pasti Kehamilan
Tanda
pasti hamil adalah tanda-tanda obyektif yang di dapatkan oleh pemeriksaan yang
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa kehamilan. Yang termasuk tanda pasti
kehamilan;
1)
Denyut Jantung Janin
(DJJ)
Denyut jantung
janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dan dapat didengar dengan
stetoskop Leanec pada minggu 18-20 minggu. Pada orang gemuk, lebih lambat.
Dengan sistem dopler pada kehamilan usia kehamilan 12 minggu
2)
Terasa Gerakan
Janin
Gerakan janin
pada primigravida dapat dirasakan oleh ibu pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan
pada multigravida pada kehamilan 16 minggu karena telah berpengalaman dari
kehamilan terdahulu. Pada bulan ke IV dan V janin itu kecil jika dibandingkan
dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka
akan melenting di dalam rahim. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas
setelah minggu 24.
3)
Teraba Bagian-Bagian
Janin
Bagian-bagian
janin secara secara obyektif dapat dapat diketahuai oleh pemeriksa dengan cara
palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua (jannah 2012).
3.
Perubahan
Anatomi Dan Fisiologis Pada Perempuan Hamil
a.
Perubahan Sistem
Reproduksi
1)
Uterus
Pada perempuan
tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas 10 ml atau kurang,
selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung
janin, plasenta dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume
totalnya mencapai 5 bahkan dapat mencapai 20 atau lebih dengan berat rata-rata
1100 gr (Rukiyah 2013)
2)
Ovarium
Proses ovulasi
selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya
satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium (Rukiyah 2013)
3)
Vagina dan perenium
Selama kehamilan
peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot
di perenium dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan
yang dikenal dengan tanda chadwick (Rukiyah 2013)
b.
Perubahan Metabolik
1)
Sistem respirasi
Selama kehamilan
sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan
kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh
diafragma yang naik ± 4 cm selama kehamilan titik perubahan ini akan mencapai
puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24
Minggu setelah persalinan (Rukiyah,2013)
2)
Traktus urinarius
Pada bulan-bulan
pertama kehamilan, kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar
sehingga menimbulkan sering berkemih. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin
sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan ini akan timbul kembali
(Rukiyah, 2013)
3)
Sistem endokrin
Kelenjar adrenal
pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormon androstenedion dioksi
kortikosteron, aldosterone, dan kortisol akan meningkat, sementara itu
dehydroepiandrosterone sulfat akan menurun (Rukiyah, 2013)
4)
Sistem muskuloskeletal
lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. akibat
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat
daya berat ke belakang ke arah 2 tungkai (Rukiyah, 2013)
4. Kebutuhan Nutrisi
Selama Kehamilan
Menurut
Rukiyah, (2013), gizi seimbang untuk ibu hamil dan ibu menyusui mengindikasikan
bahwa konsumsi makanan ibu hamil dan ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan
untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin atau bayinya. Oleh
karena itu ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi
pangan nya tetap beraneka ragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh
ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya.
5. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan
a. Ketidaknyamanan
Ibu Hamil Trimester I
1)
Mual Muntah
Mual
muntah terjadi pada 50% wanita hamil. Mual kadang-kadang sampai muntah yang
terjadi pada ibu hamil biasanya terjadi
pada pagi hari sehingga disebut morning sickness
meskipun bisa juga terjadi pada siang atau sore hari. Mual muntah ini lebih sering terjadi pada
saat lambung dalam keadaan kosong sehingga lebih sering terjadi pada pagi hari
(Yuni, K, 2010).
2) Sering BAK (Buang Air Kecil)
Ibu
hamil trimester I sering mengalami keluhan sering Buang Air Kecil (BAK). Faktor Penyebab
menurut Miftahul, K (2019) yaitu
:
a)
Uterus membesar sehingga menekan kandung kemih.
b)
Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.
c)
Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat.
3) Kelelahan
atau Fatique
Ibu
hamil seringkali merasakan cepat lelah sehingga kadang-kadang mengganggu aktifitas sehari–hari. Kelelahan sering terjadi pada ibu hamil trimester I, penyebab yang pasti sampai saat ini belum diketahui. Diduga hal ini
berkaitan dengan faktor metabolisme yang
rata-rata menurun pada ibu hamil (Arsinah, dkk, 2010).
4) Keputihan
Ibu
hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering ganti celana dalam. Kejadian keputihan ini
bisa
terjadi pada ibu hamil trimester
pertama, kedua maupun ketiga
(Arsinah, dkk, 2010).
b.
Ketidaknyamanan Ibu
Hamil Trimester II
1)
Odema
2)
Nafas
Sesak
3)
Nyeri Ligamentum Rotundum
4)
Nyeri Ulu Hati (Heart Burn)
5)
Perut Kembung
6)
Sakit Kepala
7)
Sakit Punggung Atas dan Bawah
8)
Konstipasi Atau Sembelit
9)
Kram pada Kaki
c.
Ketidaknyamanan Ibu
Hamil Trimester III
1)
Sering Buang Air Kecil (BAK)
2)
Kram pada Kaki
3)
Konstipasi (Sembelit)
4)
Sakit Kepala
5)
Sakit Punggung
B.
Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari
sampai mengganggu pekerjaan sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi (Fauziyah, 2016).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu (Norma dan Dwi, 2015).
Hiperemesis gravidarum adalah mual atau muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan
aktifitas sehari hari dan bahkan dapat membahayakan ibu hamil (Manuaba,
2008).
C.
Etiologi Hiperemesis Gravidarum
Menurut Manuaba
(2015), penyebab gestosis - hiperemesis gravidarum tidak diketahui
dengan pasti, tetapi diduga terdapat
faktor berikut ini :
1.
Faktor Psikologis : bergantung pada apakah ibu dapat menerima
kehamilannya dan apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.
2.
Faktor Fisik : terdapat
kemungkinan masuknya villi khorealis ke dalam
sirkulasi darah ibu, terjadinya peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan human chorionic
gonadotropin, faktor konsentrasi human
chorionic gonadotropin yang tinggi,
faktor gizi/anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis
gravidarum.
D.
Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
Menurut Manuaba
(2015), diawali dengan muntah yang berlebihan sehingga
dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan deurisis
menurun. Hal ini menimbulkan perfungsi
ke jaringan, menutup untuk memberikan nutrisi dan mengkonsumsi O2 Oleh karena itu dapat terjadi
perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobik
yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
PH darah menjadi lebih tinggi. Dampak dari semua itu
masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai
berikut :
1. Hepar
: Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel
liver dan terjadi ikterus, terjadi
perdarahan pada parenkin
liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum.
2. Ginjal
: Dehidrasi penurunan diuresis
sehingga sisa metabolisme tertimbun, terjadi perdarahan dan nekrosis se1
ginjal, sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan otak
diantaranya perdarahan ventrikel.
E.
Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum
Menurut Norma dan Dwi (2013), gejala
Hiperemesis Gravidarum secara klinis dapat
dibagi menjadi 3 tingkat, meliputi :
1. Tingkat
I (Ringan) : dengan gejala mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, rasa nyeri di
epigastrum, nadi meningkat dan tekanan darah turun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
2. Tingkat II (Sedang) : dengan gejala mual muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah dan apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah
kering dan kotor, nadi kecil dan
cepat, suhu badan naik (dehidrasi), tekanan darah turun, ikterus
ringan, berat badan turun, mata cekung, hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi, dapat
pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.
3. Tingkat III (Berat), dengan gejala keadaan
umum jelek, kesadaran sangat
menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil (halus) dan cepat, dehidrasi hebat,
suhu badan naik dan tekanan darah turun sekali, icterus, komplikasi yang sangat
fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati Wernicke, nistagmus,
diplopia, perubahan metal).
F.
Diagnosis
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak
terlalu sukar, dapat diketahui dengan terdapatnya amenorea,
mual dan muntah berlebihan sampai
mengganggu kehidupan sehari - hari dengan berbagai tingkat.
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum dapat dengan mudah
ditegakkan memalui gambaran klinis seperti amenore, mual muntah berlebihan
sampai mengganggu aktifitas sehari-hari, nyeri perut bagian bawah (tidak
berhubungan dengan persalinan normal) (Sulistyawati, 2013).
G. Pencegahan
Prinsip
pencegahan menurut Fauziyah (2012), adalah dengan memberikan edukasi tentang diet dan gaya hidup untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup ibu
hamil. Diet ibu hamil yaitu makan
sedikit - sedikit tapi sering, kaya akan karbohidrat dan rendah lemak, memberikan makanan selingan seperti snack, kacang, biskuit
dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur, menghindari makanan
yang berminyak dan berbau dan makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat
dingin. Edukasi gaya hidup bisa dengan istirahat dan dukungan emosional.
H.
Penatalaksanaan
Menurut (Manuaba, 2016), apabila
dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan :
1.
Obat – obatan; Sedativa :
Phenobarbital, Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B –kompleks, Anti histamine :
dramamin, avomin, Anti emetik (pada keadaanlebih berat) : Dislikomin
hidrokloride atau khlorpromasine. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih
berat perlu dikelola di rumah sakit
2.
Isolasi; Penderita disendirikan
dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik, catat
cairan yang keluar masuk, hanya dokterdan perawat yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita sampai muntahberhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan atau minumandan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala
– gejala akanberkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3.
Terapi psikologika; perlu diyakinkan
kepeda penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh
karena kehamilan, kurangi pekerjaanserta menghilangkan masalah dan konflik.
4.
Cairan parenteral; cairan yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein denganglukosa 5% dalam cairan fisiologis (2
– 3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin
C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada
umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
5.
Menghentikan kehamilan; Pada keadaan
yang sangat berat tindakan ini dilakukan dengan indikasi gangguan
kesadaran dan saraf, somnolen sampai koma, ensefalopati
wernick, gangguan organik (
perdarahan esofagus, lambung, retina) atau gangguan fungsi hati dan ginjal.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
Hari/ Tanggal : Rabu /15-12-2021
Pukul :
17:00
wib
Tempat :
PMB Rosita Ferawati.S.Tr.Keb
Nama ibu : Ny. N
Nama
suami: Tn.M
Umur : 32 Tahun Umur
: 34 Tahun
Alamat : Tungkop Alamat : Tungkop
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Security
Pendidikan :SMA Pekerjaan : SMA
S : Ny.N usia 32 tahun datang ke PMB Rosita Ferawati., S.Tr.Keb bersama
suaminya ingin periksa kehamilan, ibu mengatakan mengalami mual muntah 8 kali
sehari,badan terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya, ini merupakan kehamilan
pertama dan tidak pernah keguguran ,Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan
begitu juga dengan keluarganya. HPHT : 16-8-2021.
O : K/U :
Lemah
Kesadaran : Komposmentis
TTP
: 23-5-2022
Pemeriksaan TTV
TD
: 110/70 mmhg Lila :
23,5
cm
N :
84
x/m BB ( sebelum hamil ): 55 Kg
R :
22 x/m BB
( setelah hamil): 58 Kg
T :
36,9
o C TB : 158 cm
Pemeriksaan
fisik
Wajah
: tidak ada cloasma
gravidarum dan tidak oedema
Mata
: Konjuntiva merah muda, dan mata cekung
Sklera :
Putih
Mulut :
Lidah kering
Pemeriksaan Abdomen
Leopold 1 :
Teraba Ballotement
Leopold 2 :
Belum Teraba
Leopold
3 : Belum Teraba
Leopold
4 : Belum Teraba
A
: Ibu
G1 P0 A0 usia kehamilan 17 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I, Keadaan ibu lemas
P
:
1.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu saat
ini dalam kondisi lemah.
2.
Memberikan penjelasan kepada ibu
bahwa mual muntah yang dialami oleh ibu hamil trimester 1 adalah mual muntah yg
normal,kecuali mual muntah yang sudah berlebihan.
3.
Memberitahukan ibu saat ini bahwa ia
sedang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat 1.
5.
Menganjurkan ibu untuk makan sedikit
tapi sering dan makan – makanan ringan seperti biskuit.
6.
Menganjurkan ibu untuk tidak
mengkomsumsi makanan yang merangsang mual dan muntah misalnya makanan yang
berminyak dan berbau lemak seperti gorengan.
7.
Memberitkan therapy:Ondancetron 3x1
jika mual dan muntah.
8.
Memberitahukan ibu tentang
mobilisasi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I yaitu jangan
tiba – tiba langsung berdiri pada saat baru bangun tidur pagi, tetapi ibu
miring terlebih dahulu kemudian duduk baru perlahan berdiri untuk menghindari
pusing yang menimbulkan mual dan muntah.
9.
Menganjurkan ibu untuk mampu
meningkatkan informasi pengetahuan melalui sharing dengan sesama ibu dilingkungan
rumah atau melalui media elektronik dan buku bacaan.
10.
Memberitahukan ibu untuk tidak stres
karna dapat berpengaruh terhadap
kehamilan ibu.
11.
Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan 4 minggu lagi untuk mengontrol kondisi ibu
atau jika ada keluhan ibu segera kembali.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari
sampai mengganggu pekerjaan sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi. Penyebab gestosis -
hiperemesis gravidarum tidak
diketahui dengan pasti, tetapi diduga terdapat faktor 2 faktor yaitu faktor psikologis
dan faktor fisik.
Berdasarkan
data yang diperoleh dari hasil praktik yang telah dilaksanakan pada tanggal 15
Desember 2021 di PMB Rosita Ferawati. S.Tr.Keb, di dapatkan pasien hamil dengan
kasus Hiperemesis Gravidarum, yaitu Ny.N G1 P0 Ao usia kehamilan 17 Minggu
dengan gejala mual muntah sudah 8 kali sehari, nyeri pada uluhati, tidak nafsu
makan, badan terasa lemas, mata cekung, lidah kering dan turgor kulit
berkurang.
Dari
gejala tersebut, Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.N adalah menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup ±8 jam, menganjurkan ibu untuk makan sedikit
tapi sering, tidak memakan makanan yang merangsang mual dan muntah,
menganjurkan ibu jika bangun tidur, bangunlah sambil miring terlebih dahulu,
kemudian duduk baru berdiri secara perlahan dan memberitahu ibu untuk kunjungan
ulang 4 minggu lagi atau jika ada keluhan ibu segera kembali.
B.
Saran
1.
Bagi mahasiswa
Di harapkan bagi
mahasiswa agar dapat mempelajari kasus patologi sehingga mampu menerapkan
asuhan dan mengevaluasi ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan praktik
lahan
2.
Bagi lahan praktek
Di harapkan tenaga
kesehatan memperhatikan pelayanan kesehatan terhadap Pasien dengan baik dan
sesuai standar asuhan kebidanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsinah, dkk. 2010. Asuhan
Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar
Asuahan Kebidanan Kehamilan .Yogyakarta : ANDY
Miftahul, K, dkk.
2019. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya: Jakad Publishing
Prawirohadjo, Sarwono. 2015. Buku Acuan
nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : PT Bina pustaka
sarwono paworohardjo.
Rukiyah
,A.Y.& Yulianti,L(2013). Asuhan
Neonatus bayi dan anak balita (3th ed). Jakarta ; TIM.
Sulistyawati A. 2012. Perubahan
anatomi dan fisiologi ibu hamil. Didalam:
Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: Edsa Mahkota
Yuni, K. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
No comments:
Post a Comment