Tuesday, 16 November 2021

MAKALAH FERTILITAS KEPENDUDUKAN

 

DAFTAR ISI

 


FERTILITAS KEPENDUDUKAN

KATA PENGANTAR. 2

BAB I 4

PENDAHULUAN.. 4

LATAR BELAKANG.. 4

BAB II 6

PEMBAHASAN.. 6

Fertilitas. 6

FAKTOR FAKTOR FERTILITAS. 7

PENGUKURAN FERTILITAS. 8

Studi kasus tentang fertilitas. 11

BAB III 13

PENUTUP. 13

Kesimpulan. 13

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 LATAR BELAKANG

Fertilitas (kelahiran) sama dengan kelahiran hidup (live birth) yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas, berteriak, jantung berdenyut dan sebagainya. Indonesia merupakan negara yang padat penduduknya. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk Indonesia yang mendapati posisi terpadat keempat di dunia setelah Amerika Serikat. Sebagai negara berkembang dengan tingkat  penduduk yang cukup tinggi, ini merupakan salah satu masalah pokok yang harus dihadapi. Pada hakikatnya angka kelahiran merupakan hal positif bagi sebuah negara dibanding tingginya angka mortalitas yang mengindikasi adanya konflik dan permasalahan di negara tersebut.

          Namun tingkat kelahiran dapat memberikan permasalahan lainnya khususnya dalam hal ekonomi. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa kualitas penduduk masih rendah sehingga diposisikan sebagai beban pembangunan daripada modal  pembangunan. Pada umumnya kasus kehamilan yang tidak dikehendaki terjadi pada ibu yang berstatus sosial ekonomi rendah. Ini akan menimbulkan masalah tersendiri yang cukup rumit seperti proses kehamilan, proses persalinan ibu, ketercukupan gizi ibu dan anak dan lain sebagainya. Sementara itu, kasus kehamilan yang tidak dikehendaki tidak hanya terbatas terjadi pada  perempuan dengan status menikah, tetapi juga perempuan yang tidak menikah.

       Melihat dari apa yang tengah terjadi di saat ini, tentu kita harus mempelajari dan memahami mengenai fertilitas itu sendiri dan diharapkan kita sadar akan bagaimana mengendalikan laju fertilitas di masa mendatang yang berdampak pada ketimpangan terhadap beban pembangunan negara.

 

          1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada materi fertilitas ini yaitu sebagai berikut :

 

 1.Apa yang dimaksud dengan fertilitas ?

 2.Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi angka fertilitas ?

3. Bagaimana cara menghitung angka fertilitas ?

           

 

       

   1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini ialah sebagai berikut :

a.       Sebagai pengetahuan kepada penulis dan pembaca dalam mengetahui apa yang dimaksud mengenai fertilitas.

b.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi angka fertilitas

c.       Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai cara menghitung angka fertilitas.

d.      Agar dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi sehingga dapat seimbang dengan pembangunan negara.

e.       Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah geografi penduduk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

Fertilitas

Fertilitas yang bahasa inggrisnya ” fertility” berartireproductive  performance(Webster’s, 1966). Fertilitas adalah suatu pengertian yangdigunakan oleh ahli demografi untuk menunjukan tingkat pertambahan jumlah anak (Hutabarrat, 1973). Pengertian lain dari fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita, dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup (Hatmadji, 1981).

           Menurut ahli lain, fertilitas adalah suatu istilah yang dipergunakan di dalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang benar- benar dilahirkan hidup. Fertilitas juga diartikan sebagai suatu ukuran yang diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi wanita yang diperoleh dari statistik jumlah kelahiran hidup (Pollard, 1984) Melihat dari pendapat para ahli dalam memberi definisi mengenai fertilitas maka dapat disimpulkan bahwa fertilitas dapat diartikan sebagai suatu ukuran dari hasil reproduksi dan dinyatakan dengan jumlah bayi yang lahir hidup ataupun yang lahir mati. Menurut Hatmadji (1981), terdapat konsep-konsep penting dalam mengkaji fenomena fertilitas, diantaranya:

 

1.      Lahir hidup ( life birth) menurut WHO, adalah suatu kelahiran seorang  bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si  bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal : bernafas, ada denyut  jantungnya atau tali pusat atau gerakan-gerakan otot

2.      Lahir mati ( still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

3.      Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kurang dari 28 minggu. Ada dua macam abortus : disengaja (induced ) dan tidak disengaja (spontaneus). Abortus yang disengaja mungkin lebih sering kita kenal dengan istilah aborsi dan yang tidak disengaja lebih sering kita kenal dengan istilah keguguran.

4.      Masa reproduksi Childbearing age) adalah masa dimana perempuan melahirkan, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).

 

 

 

 

A.    FAKTOR FAKTOR FERTILITAS

 

Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas faktor-faktor demografi dan non demografi. Faktor-faktor demografi antara lain meliputi struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama, keperidian atau fekunditas dan proporsi penduduk yang kawin.

       Sedangkan faktor-faktor non demografi diantaranya keadaan ekonomi  penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrialisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap fertilitas.

       Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagus Mantra,1985) memperinci pengaruh faktor social melalui 11 “variable antara” yang dikelompokkan sebagai berikut:

a)      Variable – variable yang mempengaruhi hubungan kelamin

1.      Umur memulai hubungan kelamin (kawin) 2.

2.       Selibat permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah adakan hubungan kelamin

3.      Lamanya masa reproduksi yang hilang karena perceraian, perpisahan atau ditinggal pergi oleh suami, dan suami meninggal.

4.       Abstinensi sukarela.

5.       Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak dapat dihindari.

6.       Frekuensi hubungan seks

 

b)      Variable – variable yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi

1.      Keperidian dan kemandulan (fekunditas dan infekunditas).

2.       Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.

3.       Kesuburan atau kemandulan yang disengaja (sterilitas)

 

c)      Variable – variable yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat

1.      Kematian janin oleh faktor-faktor yang tidak disengaja.

2.       Kematian janin oleh faktor-faktor yang disengaja

 

 

 

 

 

B.      PENGUKURAN FERTILITAS

 

Pengukuran fertilitas memiliki dua macam pengukuran, yaitu  pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas tahunan

(vital rates) adalah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu yang dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Sedangkan pengukuran fertilitas kumulatif adalah mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita hingga mengakhiri batas usia subur.

 

a. Ukuran-ukuran Fertilitas Tahunan

1.Tingkat Fertilitas Kasar ( crude birth rate)

Tingkat fertilitas kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Dalam ukuran CBR, jumlah kelahiran tidak dikaitkan secara langsung dengan penduduk wanita, melainkan dengan penduduk secara keseluruhan.

CBR = B x 1000

Pm

Dimana:

CBR = Tingkat kelahiran kasar

Pm   = penduduk pertengahan tahun

K      = bilangan konstan yang biasanya 1000

B      = jumlah kelahiran pada tahun tertentu

 

 

Adapun kelemahan dalam perhitungan CBR yakni tidak memisahkan  penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar. Sedangkan kelebihan dalam penggunaan ukuran CBR adalah perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang diahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

1.      Tingkat fertilitas umum (general fertility rate)

           Tingkat fertilitas umum mengandung pengertian sebagai jumlah kelahiran (lahir hidup) per 1.000 wanita usia produktif (15-49 tahun) pada tahun tertentu. Pada tingkat fertilitas kasar masih terlalu kasar karena membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Tetapi pada tingkat fertilitas umum ini pada penyebutnya sudah tidak menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun lagi, tetapi  jumlah penduduk wanita pertengahan tahun umur 15-49 tahun

 

 

GFR= _B_ x k

Pf’15 –44

atau

GFR = _B_ x k

Pf’15 –49

 dimana:

GFR = Tingkat Fertilitas Umum

 B = Jumlah kelahiran

 Pf(15-49)= Jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada  pertengahan tahun

 Pf(15-49)= Jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada  pertengahan tahun

K = Bilangan konstanta yang bernilai 1.000

 

 Kelemahan dari penggunaan ukuran GFR adalah ukuran ini tidak membedakan kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai resiko melahirkan yang sama besar dengan wanita yang berumur 25 tahun. Namun kelebihan dari penggunaan ukuran ini ialah ukuran ini cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang  berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang“exposed to risk”

 

1.      Tingkat fertilitas menurut umur ( age specific fertility rate) Diantara kelompok wanita reproduksi (15-49 tahun) terdapat variasi kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas wanita  pada tiap-tiap kelompok umur. Dengan mengetahui angka-angka ini dapat  pula dilakukan perbandingan fertilitas antar penduduk dari daerah yang  berbeda.

ASFRi= _ Bi_ x k

 Pf

ASFRi = Tingkat Fertilitas menurut Umur

Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur

Pf I = Jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun K = Angka konstanta, yaitu 1.000

 

 Namun dalam pengukuran ASFR masih terdapat beberapa kelemahan diantaranya yaitu:

a.       Ukuran ini membutuhkan data yang terperinci yaitu banyaknya kelahiran untuk tiap kelompok umur sedangkan data tersebut belum tentu ada di tiap negara/daerah, terutama negara yang sedang berkembang. Jadi pada kenyataannya sukar sekali mendapatkan ukuran ASFR.

 

b.       Tidak menunjukkan ukuran fertilitas untuk keseluruhan wanita umur 15-49 tahun.

 

c.       ukuran – ukuran fertilitas kumulatif

 

 

1. Total fertilitas rate ( TFR)

Total Fertility Rate/ TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita sampai akhir masa reproduksinya. Rumus perhitungan

TFR yaitu sebagai berikut.

TFR5 ASFR

 Keterangan :

 TFR = Angka Fertilitas Total

 ASFR = Angka Fertilitas Menurut kelompok umur 5 tahunan

 

2.  Gross reproduction rates (GRR) Jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya, dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya Banyaknya  perempuan yang dilahirkan oleh kohor perempuan

GRR =5ASFR

GRR = 5 x Jumlah ASFR

 = 5 x 208,31 = 1041,55

 = 1.041,55 kelahiran bayi perempuan tiap 1000 perempuan usia reproduksi.

 

 3.  Net Reproduction Rates (NRR)  NRR adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.

 NRR = ASFR x nLx 1o

 

 

 

 

 

 

 

 

C.    Studi kasus tentang fertilitas

 

Jumlah  kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000  perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalnya  perempuan tsb sebelum mengakhiri masa reproduksinya. Asumsi : bayi  perempuan mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya.

jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia.Tingkat pertumbuhan penduduknya juga tinggi. Sebenarnya jumlah  pendudukyang besar bukanlah suatu masalah, sebab apabila semua  penduduknya memiliki kualitas SDM yang baik maka justru akan memberikan kontribusi kepada negara. Masalah kependudukan di Indonesia adalah sebagai berikut:

 

1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif

a . Jumlah Penduduk Besar Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:

1)Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.

2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari  bangsa lain.

 

Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang  berpenduduk besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

 

 1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.

 2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan  pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini. 

b. Pertumbuhan Penduduk Cepat Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 –  1971  pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 –  1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 –  2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan.

 

 

keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera. Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:

 a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.

 b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera

c. Persebaran Penduduk Tidak Merata Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.   Kesimpulan

 

Fertilitas yang bahasa inggrisnya  fertility” berarti reproductive performance (Webster’s, 1966).Fertilitas adalah suatu pengertian yang digunakan oleh ahli demografi untuk menunjukan tingkat pertambahan jumlah anak (Hutabarrat, 1973). Melihat dari pendapat para ahli dalam memberi definisi mengenai fertilitas maka dapat disimpulkan bahwa fertilitas dapat diartikan sebagai suatu ukuran dari hasil reproduksi dan dinyatakan dengan jumlah bayi yang lahir hidup ataupun yang lahir mati.

Pengukuran Fertilitas Tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Adapun ukuran–  ukuran fertilitas tahunan adalah

 a. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate ) Adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.

 b. Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate ) Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) )  pada tahun tertentu.

 c. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate ) Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.

d. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific Fertility Rates Rates) Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi  bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.

 Pengukuran Fertilitas Kumulatif Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas kumulatif adalah :

         I.            Tingkat Fertilitas Total (TFR) adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan :

-  tidak ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.

-  tingkat fertilitas menurut umur tdk berubah pd periode waktu tertentu.

      II.            Gross Reproduction Rates (GRR) adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.

   III.            Net Reproduction Rates (NRR) adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.

 

B. SARAN

Makalah ini membahas keseluruhan mengenai fertilitas yang menyangkut sumber data, pengukuran dalam fertilitas, ukuran reproduksi dan sebagiannya yang sangat penting dalam kependudukan dan berbagai aspek. Maka dari itu diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat memahami apa-apa saja aspek dalam fertilitas dan bagaimana mengaplikasikannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125427-S-5750-Analisis%20hubungan-Literatur.pdf 

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15202-Chapter1-803224.pdf 

http://widyaastuti-agrittude.blogspot.com/2011/11/fertilitas-penduduk.html

http://demografi.bps.go.id/parameter2/index.php/fertilita

 

No comments:

Post a Comment