Wednesday, 27 October 2021

MAKALAH ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT MORAL

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

A. Pengertian aliran.................................................................................................................. 3

B. Contoh aliran....................................................................................................................... 3

 

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... .14

A. Simpulan ........................................................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA…..................................................................................................... .15

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

                                       

A.Latar Belakang

 

Filsafat merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu Philosophy dan kata ini berasal dari bahasa Yunani yang terbagi dalam dua kata yaitu Philein atau Philia dan Sophia. Apa arti dari kedua kata tersebut? Di sini, kita akan menemukan “cinta” yang pertama pada filsafat. Kedua kata tersebut memiliki arti Philen atau Philia yaitu cinta atau mencintai, sedangkan Sophia memiliki arti kebijaksanaan. Secara keseluruhan, filsafat memiliki arti mencintai kebijaksanaan atau love of wisdom. Yup, seorang filsuf (ahli berpikir) sangat mencintai kebijaksanaan. Aku rasa mereka tidakakan mudah percaya pada hoax atau berita-berita bohong yang banyak terjadi saat ini.Seseorang yang mencintai kebijaksanaan akan lebih berhati-hati dalam menerima dan percaya pada hal yang tidak jelas sumbernya. Mereka akan terus bertanya hingga jawaban yang mereka terima sudah cukup menjawab segala keraguan dan kebingungannya. Bisa dibilang, hidup mereka akan jauh terasa lebih tenang. Dengan pertanyaan-pertanyaan dan usahanya mencari jawaban, dapat membantu mereka untuk tidak terlalu larut dalam hal yang tidak jelas kebenarannya. Hal ini sesuaidengan ciri-ciri filsafat yaitu universal, radikal, dan sistematis. Filsafat itu universal, artinya pemikiran yang ada pada aliran filsafat berlaku untuk semua tidak terkecuali. Lalu filsafat itu memiliki ciri radikal yaitu menggali sesuatu sampai ke akarnya, seorang filsuf tidak hanya berhenti pada satu atau dua pertanyaan saja, pertanyaan akan terus muncul hingga sudah tidak ada lagi hal yang membuatnya ragu atau heran. Terakhir adalah sistematis, filsafat memiliki ciri sistematis yang artinya segala pemikiran yang muncul atau pertanyaan hingga jawaban semuanya berurutan dan saling berkaitan. Nantinya kamu akan menemukan bahwa aliran-aliran filsafat yang ada merupakan aliran yang saling berkaitan dan terhubung satu sama lainnya.

 Filsafat moral terdapat dua teori etika yaitu etika teleologis dwontologis.

 Teleogis menentukan baik buruknya suatu tindakan bdari akibat yang menjadi tujuannya.

 Deontologis, suatu sistem etika yang berdasarkan maksud si pellaku dalamdalam melakukan perbuatannya.

 

-Pembedanya para Ahli moral akan bertindak seperti guru atau ulama/ pendeta sedangkan zahli etika mempunyai keahlian teoretis yang dapat di pelajari tanpa mempedulikan moral para pembelajarnya.

 

B.Rumusan Masalah

 

   a .Apa saja yang termasuk macam-macam Aliran Filsafat moral?

   b.apa saja pengertian aliran?

   c.contoh contoh aliran

 

C. Tujuan

 

  a.Menjelaskan macam-macam Aliran Filsafat Moral.

  b.Menentukan apa- apa saja contoh aliran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

   Filsafat moralFilsafat Moral merupakan bagian dari kehidupan Manusia, dan karena itu tercermin dari sikap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Aliran-aliran filsafat dan kaitanya dengan ilmu pengetahuan, merupakan penelahan dua aspek sekaligus menyangkut paham dan pandangan para ahli pikir atau filsafat.

A. Aliran hedonisme

Kata hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu hedone yang berarti kesenangan. Hedonisme sendiri dapat diartikan sebagai pandangan hidup seseorang atau merupakan ideologi yang kemudian diwujudkan dalam bentuk gaya hidup dan memiliki tujuan utama untuk menikmati serta merasakan kebahagiaan pribadi ketika menjalani hidup.

Hedonisme juga dapat diartikan pula sebagai pandangan hidup yang menganggap bahwa seseorang akan merasakan bahagia dengan cara mencari kebahagiaan sebanyak mungkin serta dengan cara bagaimana pun harus menghindar dari perasaan yang dapat membuatnya merasakan sakit.

Ukuran baik dan buruk bagi aliran ini adalah segala perbuatan yang membawa kebahagiaan dan kenikmatan yang merupakan tujuan hidup manusia. Yang dimaksud kebahagiaan adalah suatu keadaan yang tanpa menderita, yang dapat dicapai dengan akal manusia. Hedonisme dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu:

1) Hedonisme yang egoistik

   Aliran ini mengatakan bahwa manusia harus mencari kenikmatan yang sebesar-besarnya untuk diri sendiri.

2) Hedonisme yang universalistik

       Aliran ini orang dalam hidupnya harus berusaha untuk mencapai kebahagiaan dan kenikmatan bagi seluruh Umat manusia.

 

Ciri-ciri gaya hidup hedonisme

Gaya hidup hedonisme memang mudah ditemukan di masyarakat, namun tidak sedikit pula yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terjebak dalam gaya hidup hedonisme. Untuk dapat menghindari gaya hidup hedonisme, maka Grameds perlu mengetahui ciri-cirinya terlebih dahulu.

     - Orang yang memiliki gaya hidup hedon, maka ia memiliki pandangan bahwa tujuan utama dalam hidupnya adalah untuk kenikmatan serta kesenangan pribadinya saja.

- Orang dengan gaya hidup hedonisme, tidak memedulikan kepentingan serta kebahagiaan orang lain sehingga orang tersebut menjadi pribadi yang egois.

- Orang dengan gaya hidup hedon tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah ia miliki baik harta maupun keluarga.

       - Orang dengan gaya hidup memiliki sifat konsumtif dan lebih mengutamakan untuk membeli barang-barang atau suatu hal karena kesenangan dianggap lebih utama dibandingkan dengan kebutuhan.

 

         - Orang dengan gaya hidup hedonisme cenderung memiliki sifat yang diskriminatif serta sombong.

- Orang dengan gaya hidup hedonisme selalu melihat orang lain berdasarkan harta kekayaan dan merasa dirinya lebih baik dari orang lain.

Itulah enam ciri-ciri yang dimiliki oleh orang yang memiliki gaya hidup hedonisme. Apabila Grameds mulai merasakan salah satu dari enam ciri tersebut, maka segeralah memperbaiki diri dan jangan menutup diri. Apabila Grameds merasakan orang terdekat memiliki salah satu dari keenam ciri tersebut, maka peringatkanlah orang terdekat Grameds agar tidak berlarut-larut dan jatuh lebih dalam pada gaya hidup hedonisme.

 

Contoh Gaya Hidup Hedonisme

Berikut adalah beberapa contoh gaya hidup hedonisme yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.

 

         1. Memiliki Mobil Mewah

            Mobil merupakan kendaraan pribadi yang tidak selalu dibutuhkan untuk setiap orang, namun ada beberapa orang yang memang membutuhkan mobil sebagai alat transportasi yang dapat menunjang kebutuhannya.Contohnya orang tersebut harus bepergian setiap hari ke luar kota dengan jarak yang cukup jauh. Orang tersebuttidak merasa nyaman apabila setiap hari harus mengendarai motor maupun kendaraan umum, karena terkadang cuaca hujan maupun terlalu panas dapat membuatnya kelelahan. Oleh karena itu, ia merasa membutuhkan mobil sebagai alat penunjang kebutuhannya tadi.

         2. Memiliki Sifat Gemar Belanja

           Sebelumnya, ciri-ciri orang yang memiliki gaya hidup hedonisme adalah membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu ia butuhkan, karena ia memiliki pandangan bahwa kesenangan lebih penting dibandingkan kebutuhan.

Oleh karena itu, memiliki sifat gemar belanja merupakan salah satu contoh dari gaya hidup hedonisme. Orang yang memiliki sifat gemar belanja biasanya tidak terlalu memikirkan kegunaan dari barang tersebut ataupun memikirkan apakah ia membutuhkan barang tersebut ataupun tidak, karena ia hanya ingin membeli barang tersebut.

Beberapa orang yang memiliki sifat gemar belanja pun akhirnya hanya membuang-buang uang untuk barang yang tidak terlalu penting dan telah ia beli itu.

          3. Mentraktir Teman dengan Uang Hasil Berhutang

             Tentu tidak masalah apabila ada seorang teman yang ingin mentraktir dan sedikit menyisihkan uangnya untuk temannya. Walaupun begitu apabila terlalu sering membelanjakan barang maupun makanan untuk teman, maka budget pengeluaran akan membengkak dan mengakibatkan orang tersebut membuang-buang uang. Aktivitas satu ini baik apabila dilakukan sewaktu-waktu dan tidak setiap saat.

 

Perlu diperhatikan pula apabila orang tersebut mentraktir menggunakan uang hasil dari dia berhutang kepada orang lain. Maka traktiran tersebut merupakan bentuk dari gaya hidup hedonisme.

Karena orang itu sebenarnya tidak mampu untuk mentraktir orang lain dan harus membuatnya berhutang.

         4. Memberikan Aksesoris Berlebihan pada Hewan Peliharaan

Orang yang memiliki hewan peliharaan tentu memiliki tanggung jawab untuk merawat hewan tersebut sepenuh hati dengan memberikan makanan yang cukup, memerhatikan ketika hewan tersebut sakit dan lain sebagainya.

Pemilik hewan peliharaan juga perlu senantiasa menjaga kebersihan dari hewan tersebut, agar hewan peliharaannya terhindar dari penyakit seperti kutu dan lainnya.

        5. Memilih Makanan Enak Setiap hari                                                                                       

           Makan merupakan kebutuhan seorang manusia dan harus terpenuhi setiap hari dengan mempertimbangkan gizi yang seimbang. Apabila tidak makan, maka manusia akan kehilangan energinya dan tidak dapat mengembalikan energinya sehingga membuat orang tersebut menjadi lemah dan mengganggu aktivitasnya

Oleh karena itu, seseorang tentu perlu makan. Akan tetapi untuk dapat memenuhi gizi dalam sehari, setiap orang tidak perlu makan makanan enak atau mahal setiap hari. Terkadang makanan dengan harga terjangkau seperti sayuran dan tempe lebih bergizi dibandingkan dengan makanan mahal.

Maka, apabila seseorang terlalu memilih-milih makanan dan hanya ingin mengkonsumsi makanan enak setiap saat maka hal tersebut merupakan salah satu contoh dari gaya hidup hedon.

 

Dampak dari Gaya Hidup Hedonisme

Perilaku serta gaya hidup hedonisme akan memberikan dampak pada pribadi yang menganut hedonisme serta lingkungan sekitarnya. Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perilaku hedonisme ini cenderung memberikan dampak negatif dibandingkan dampak positif. Berikut penjelasan lengkapnya.

     1. Individualisme

         Individualisme atau sering menyendiri merupakan dampak pertama yang diberikan oleh gaya hidup hedonisme. Selain sering menyendiri, seseorang yang menganut gaya hidup hedonisme juga menganggap dirinya lebih penting daripada orang lain.

 

     2. Konsumtif

         Gaya hidup hedonisme datang bersamaan dengan sifat konsumtif. Hal ini dikarenakan pandangan orang yang menganut gaya hidup hedonisme adalah mementingkan kesenangan dibandingkan dengan kebutuhan.

Umumnya, orang yang memiliki gaya hidup hedonisme berpendapat bahwa dengan membelanjakan uangnya maka ia akan

mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan. Oleh karena itu, ia akan terus membeli sesuatu dan menghamburkan uangnya.

     3. Egois

         Dampak ketiga ini merupakan buntut dari individualisme. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, orang yang memiliki gaya hidup hedonisme akan cenderung memiliki sifat individualis serta mementingkan dirinya sendiri atau bersikap egois Ketika orang tersebut memiliki sifat egois, maka ia tidak akan memedulikan orang lain dan hanya pada dirinya sendiri.

     4. Memiliki Sifat Pemalas

         Orang yang terlanjur terjerumus dalam hidup hedonisme umumnya memiliki sifat pemala karena ia menjadi tidak menghargai waktu dan hanya fokus pada hal-hal yang dapat membuatnya merasa senang saja.

B. Aliran utilitarianisme

Utilitarianisme adalah teori etis dan filosofis yang menyatakan bahwa tindakan terbaik adalah tindakan yang memaksimalkan utilitas. Utilitas itu sendiri bukanlah konsep yang sederhana, meskipun tujuannya adalah untuk mewakili keadaan yang baik untuk individu.

Aliran ini mengatakan bahwa yang baik ialah yang ada manfaatnya atau utility. Semua perbuatan manusia harus diarahkan kepada kemanfaatan, jadi baik dan buruk dilihat dari manfaatnya.

Menurut aliran ini kebahagiaan manusia dapat dicapai dengan panggilan “natuur” atau panggilan alam. Sesuatu perbuatan dikatakan bermoral apabila sesuai dengan panggilan alam. Gangguan terhadap kelangsungan hidup kan mengakibatkan hilangnya kebahagiaan.

      

   Macam Teori Utilitarianisme

 

   Terdapat dua macam teori etika normatif utilitarianisme, yaitu:

- Tindakan     

         Utilitarianisme sebagaimana yang lazim dipahami adalah Utilitarianisme Tindakan. Kaidah dasarnya bisa dirumuskan sebagai berikut yaitu “Bertindaklah sedemikian rupa sehingga setiap tindakanmu tersebut dapat menghasilkan akibat-akibat baik yang lebih besar di dunia daripada akibat buruknya“.

Pertanyaan pokok yang perlu diajukan bagi para penganut aliran ini dalam mempertimbangkan suatu tindakan ialah Apakah tindakan tertentu yang dilakukan pada situasi tertentu pula, jika memperhatikan semua pihak yang bersangkutan, akan membawa dampak baik yang lebih besar daripada akibat buruknya?.

Bagi Utilitarianisme jenis ini tidak ada peraturan umum yang dengan sendirinya berlaku; tapi setiap tindakan haus dipertimbangkan akibatnya.

     - Peraturan

   Untuk mengatasi kelemahan pokok di atas, maka kemudian berkembanglah etika utilitarian yang kedua, yaitu Utilitarianisme Peraturan. Berdasarkan teori ini yang diperhitungkan bukan lagi akibat baik dan buruk dari tiap-tiap tindakan sendiri, melainkan dari peraturan umum yang mendasari tindakan itu.

Jadi yang dipersoalkan sekarang ialah akibat-akibat baik dan buruk dari suatu peraturan jika diberlakukan secara umum. Sekarang kaidah dasarnya berbunyi: “Bertindaklah selalu sesuai dengan kaidah-kaidah yang penerapannya menghasilkan akibat baik yang lebih besar di dunia ini daripada akibat buruknya”

  Ciri Utilitarianisme

Teori utilitarianisme memiliki 3 karakteristik utama yaitu sebagai berikut:

 

 

 

Universalisme

Utilitarianisme berpendapat bahwa moralitas itu universal, bahwa standar moral yang sama berlaku untuk semua orang dan semua situasi. Standar yang menentukan apa yang benar adalah sama untuk kita semua, terlepas dari siapa kita. Ini tidak terlalu kontroversial, karena sebagian besar filsafat etis sejak masa Enlightenment (pencerahan) bersifat universal.

Konsekuensialime

Utilitarianisme berpendapat bahwa yang penting, secara moral, adalah konsekuensi dari tindakan. Kata teknis untuk ini adalah “Teleologis“. Artinya, bagi para Utilitarian, ini adalah hasil dunia nyata dari sesuatu yang baik atau buruk, bukan sesuatu yang intrinsik dengan tindakan itu sendiri.

Misalnya, berbohong itu buruk jika menghasilkan konsekuensi buruk (yang biasanya dilakukan kebohongan). Itu tidak akan salah hanya karena itu bohong. Pandangan ini cukup kontroversial, dan penentang utama kaum konsekuensialis adalah orang-orang yang mendukung untuk penegakan dalam pengertian hak.

Welfarisme (Kesejahteraan)

Welfarisme adalah pandangan bahwa konsekuensi signifikan secara moral adalah dampak pada kesejahteraan manusia (atau hewan). Ada banyak pemahaman yang berbeda tentang kesejahteraan manusia, tetapi istilah “welfarisme” biasanya dikaitkan dengan konsepsi ekonomi tentang kesejahteraan.

 

Dampak Utilitarianisme

Adapun untuk serangkaian akibat positif dan negarif dari adanya penarapan utilitarianisme, antara lain adalah sebagai berikut;

Kebahagiaan

Prinsip utama teori moral utilitarian, prinsip utilitas, menyatakan bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan kebahagiaan paling menyeluruh. John Stuart Mill mengadaptasi teori Jeremy Bentham, dan menyatakan bahwa kebahagiaan adalah kesenangan dan tidak adanya rasa sakit.

Tidak Ada Deskriminasi

Prasangka dan dalam arti diskriminasi tidak memiliki tempat di sini, karena masing-masing individu menghitung sama ketika menghitung kebahagiaan yang dihasilkan oleh tindakan kita. Mill sendiri berjuang untuk hak-hak perempuan, melawan perbudakan, dan untuk praktik perburuhan yang adil, yang konsisten dengan keyakinan utilitariannya.

Contoh utilirianisme

 contoh utilitarianisme yang ada di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya adalah sebagai berikut;

1. Seseorang yang mengumpulkan dana dari para pejalan kaki untuk membantu orang yang tidak mampu.

2. Perusahaan rokok yang memproduksi rokok dari tembakau pilihan, dengan tingkat produk yang banyak beredar dipasaran maka akan diperoleh keuntungan yang besar, tapi keuntungan yang besar tersebut juga meneyebabkan tingkat pajak yang tinggi terhadap perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan mengambil keputusan yaitu dengan menggunakan metode utilitarian dengan cara setiap pembeli rokok yang diproduksi oleh perusahaan tersebut akan membayar pajak yang ditangguhkan. Sehingga perusahaan tidak lagi membayar pajak, tapi konsumenlah yang membayarnya.

3. Penggunaan pewarna pakaian pada makanan anak-anak, sebagai contoh di sekolah ada penjual makanan yaitu agar-agar dan gulali ternyata menggunakan pewarna pakaian dalam jajanan yang dijual untuk anak-anak tersebut bukan menggunakan pewarna makanan. Secara etis hal ini memang tidak beretika, karena dapat merugikan konsumen yaitu anak-anak. Tapi dalam konsep utilitarianisme hal tersebut akan menghasilkan keuntungan yang banyak bagi penjual sebab dia mampu menggantikan pewarna makanan yang mahal dengan pewarna yang murah.

 

 

C. Pragmatisme

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Paham ini terkesan "baik" karena mengajarkan hal yang langsung pada manfaat yang dapat dirasakan.

Contohnya:

    - kamu sekolah ya supaya pintar, nanti sudah lulus cari uang yang banyak biar jadi orang sukses

- kalau kerja ya supaya dapat banyak uang biar kaya

_ mengasuh anak ya yang penting cukupi saja semua kebutuhannya, sampai nanti dia mandiri, bisa kerja dan jadi sukses.

Fase Teori Pragmatisme

   Ada 3 fase pertumbuhan teori pragmatisme yaitu fase awal menurut Charles S. Pierce, fase perkembangan menurut John Dewey, dan fase radikal menurut William James. Berikut adalah penjelasannya:

 

Fase Awal

Menurut Pierce, hal yang penting dalam konsep pragmatisme adalah apa yang dilakukan terhadap ide tersebut dan tidak mempermasalahkan hakikat dari ide.

Fase Perkembangan

Pada fase ini seperti yang dikemukakan Dewey, menyebutkan bahwa teori pragmatisme bukan mengenai benar atau salahnya suatu pengetahuan, melainkan pada sejauh mana manusia dapat memecahkan masalahnya. Kebenaran diukur hanya berdasarkan kegunaannya secara umum sedangkan akal manusia danya dijadikan sebagai sarananya saja.

Fase Radikal

Dalam fase radikal, James mengajarkan bahwa ukuran kebenaran ditentukan oleh akibatnya yang praktis. Dalam paham ini menyatakan setiap pengetahuan tidak pernah benar namun dapat menjadi benar. Hal tersebut dapat dicari dari taraf kepuasaan manusia sebagai pribadi dan psikisnya.

Pikiran manusia selalu mengalami perkembangan, sehingga manusia dapat menguasai alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Contoh Pragmatis

   1. Contoh Pragmatis Bidang Pendidikan

Contoh pragmatis dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya pada bidang pendidikan. Pendidikan wajib dari sekolah dasar, menengah, hingga tingkat atas dan perguruan tinggi memiliki nilai pragmatis tidak hanya dikaitkan dengan kepercayaan.

 

   2. Contoh Pragmatis Bidang Seni

Pragmatis juga dapat ditemukan dalam bidang seni. Nilai pragmatis dalam bidang seni adalah menenpatkan seni rupa sebagai media untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya membuat gambar karikatur dengan tujuan politik, menyampaikan moral, agama, sosial, dsb.

   3. Contoh Cara Berpikir Pragmatis

Cara berpikir pragmatis adalah pola pikir yang praktis yang digunakan pada kondisi tertentu dan biasanya untuk tujuan jangka pendek. Contohnya adalah seseorang yang mengalami kesulitan ekonomi dan harus menghidupi keluarganya.

Untuk mencukupi kebutuhan dan tanggungannya, akhirnya ia bekerja sebagai kuli bangunan walaupun sebelumnya tidak pernah memiliki keterampilan tersebut.

D. Pandangan teologi dan filsafat moral

 Pendiri negara Indonesia nampaknya menentukan pilihan yang khas.dan inovatif tentang bentuk negara dalam hubungannya dengan agama.Dengan melalui pembahasan yang sangat serius disertai dengan komitmen.moral yang sangat tinggi sampailah pada suatu pilihan bahwa negara.Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.Mengingat kekhasan unsur-unsur rakyat dan bangsa Indonesia yang terdiri.atas berbagai macam etnis, suku, ras, agama, dan budaya nampaknya.Founding Fathers kita sulit untuk menentukan begitu saja bentuk negara.sebagaimana yang ada di dunia.

 sebagai dasar negara dan falsafah kenegaraan Indonesia.diterima dan ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila merupakan hasil.kesepakatan luhur para pendiri bangsa dalam mendirikan negara Indonesia.yang terdiri dari keanekaragaman suku, ras, agama, dan budaya (Pluralitas).Pancasila yang secara sadar dan sengaja itu ditempatkan dalam pembukaan.UUD 1945 sebagai landasan kefilasafatan yang mendasari dan menjiwai.dalam penyusunuan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Dasar itu.Dengan demikian, maka Pancasila melandasi kebijakan-kebijakan dalam penyelenggaraan bernegara dan berbangsa yang dituangkan dalam politikhukumnya, sejak berlakunya undang-undang.

 

 

Ketuhanan dalam perspektif teologikristen

Teologi juga merupakan ilmu tentang pengenalan esensi Tuhan sebagai realitas moral. Dari pengertian ini teologi merupakan pemahaman ketuhanan yang dimiliki oleh agama-agama sebagai landasan berkeyakinan dalam menjalankan rutinitas keagamaan. Teologi dikenal oleh semua agama. Setiap agama memiliki penafsiran dan pemahaman ketuhanan yang berbeda. Secara pengertian, konsep teologisnya sama, setiap agama memiliki keyakinan ketuhanan, namun berbeda dalam hal praktik bahkan keyakinan. Sehingga banyak kita kenal dalam perkembangan agama-agama ada teologi Islam, teologi Kristen, teologi Hindu, dan sebagainya. Perbedaan konsep keyakinan (teologi) masing-masing agama ini sifatnya sensitif. Hal yang paling dasar dalam keyakinan umat beragama adalah konsep teologis. Seringnya terjadi benturan internal maupun eksternal umat beragama kebanyakan dipicu oleh adanya saling singgung soal hal-hal teologis. Dalam konsep toleransi agama mestinya yang paling utama adalah mengedepankan kepentingan sosialkemasyarakatan, bukan atas keyakinan. Karena jelas bahwa konsep teologisnya berbeda dan tidak akan pernah bisa bertemu. Dalam melahirkan kerukunan umat beragama harus mengedepankan hubungan dan kepentingan bersama dalam tujuan-tujuan sosial.


BAB III

PENUTUP

 

  1. kesimpulan

  Filsafat moral merupakan kajian ilmu yang secara garis besar membahas tentangmacam macam teori etika. Dalam teori etika terdapat dua pembagian diantaranyateleologis dan deontologis. Teori teleologis menentukan baik buruknya suatu tindakandari baik buruknya akibat yang menjadi tujuannya. Berbeda dengan etika teleologis,etika deontologis berpandangan bahwa moralitas suatu tindakan melekat padatindakan itu sendiri bukan finalitasnya.Etika sebagai filsafat moral berarti melakukan perenungan secara mendalammengenai berbagai ajaran moral (kebaikan) secara kritis. Namun harus dibedakanantara etika dan moral. Etika mempelajari berbagai ajaran moral secara kritis danlogis. Sedangkan moral adalah nasihat-nasihat yang berupa ajaran-ajaran pada adatistiadat suatu masyarakat/golongan/agama. Moral bersifat aplikatif mengenai tindakanmanusia yang baik dan buruk.Pokok bahasan yang sangat khusus pada etika adalah sikap kritis manusia dalammenerapkan ajaran-ajaran moral terhadap perilaku manusia yang bertanggung jawab.Ajaran-ajaran tersebut sangat menentukan bagaimana moral manusia itu “dibina” baikmelalui pendidikan formal maupun non formal.

 

  1. Saran

  Langkah pertama bagi seseorang untuk dapat memahami etika adalah memahami cara berpikir manusia tentang moral dan moralitas setiap perbuatan. Etika memiliki aliran-aliran berpikir yang beragam yang seluruhnya harus dipahami sebelum melakukan kegiatan berpikir etik. Pemahaman terhadap aliran-aliran berpikir ini akan membantu untuk memahami langkah-langkah selanjutnya dalam pemahaman tentang etika.


DAFTAR PUSTAKA

 

Asmani, Jamil Ma’mur. 2015. Tips Menjadi guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, Jogjakarta: DIVA Press.

Barizi, Ahmad. 2009. Buku Panduan Praktis menjadi Guru Unggul, Jogjakarta: AM Ar Ruzz Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta.

 

 

 

.

No comments:

Post a Comment