Wednesday, 27 October 2021

MAKALAH PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL PANCASILA DI INDONESIA

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang............................................................................................. 1

B.    Rumusan Masalah........................................................................................ 2

C.    Tujuan........................................................................................................... 2

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

A.    Pentingnya Pendidikan Moral...................................................................... 3

B.    Pendidikan Moral Dalam Keluarga,Sekolah Dan Masyarakat .................... 5

 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 13

A.    Kesimpulan ................................................................................................ 13

B.    Saran........................................................................................................... 13

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

 

 

 

 

        


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Sebagian besar masyarakat saat ini tidak begitu paham apa itu moral. Pendidikan moral saat ini mulai diacuhkan masyarakat. Masyarakat saat ini dimanjakan oleh teknologi yang berbagai macam hingga melupakan pentingnya moral di kehidupannya. Padahal moral berkaitan dalam interaksi antar orang di masyarakat.

Moral tidak lepas dari norma-norma di masyarakat. Misalnya norma kesopanan,ada moral yang terdapat saat seseorang berkomunikasi dengan orang lain. Seseorang yang berperilaku tidak sesuai norma dan moral akan diberikan sanksi.Sanksi tersebut dapat berupa cemoohan oleh masyarakat. Selain cemoohan sanksi yang diberikan saat melanggar norma hukum dapat berupa tahanan.

Didalam ranah pendidikan, meningkatkan kemampuan intelektual saja tidak cukup.Kejujuran, kebenaran serta pengabdian kepada masyarakatadalah hal yang penting dalamdunia pendidikan. Moral dalam dunia pendidikan merupakan indikator optimisme dalam pembangunan masyarakat Indonesia ke depan. Moral menuntut pelaksanaan apa yang baik dan penolakan apa yang buruk. (Zuriah,2008:12).

Seseorang yang paham dengan moral bisa membedakan apa yang baik dan apa yang buruk. Seseorang yang bermoral akan disegani serta dihargai masyarakat karena berhasil memahami nilai-nilai serta norma yang dikehendaki masyarakat.Masyarakat lebih nyaman dengan seseorang yang memahami pendidikan moral.Seseorang yang bermoral akan menjauhi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di masyarakat. (Zuriah,2008:13-19).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik membahas Pentingnya Pendidikan Moral di Indonesia.

 

 

B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1.      Apa itu pendidikan moral ?

2.      Jelaskan moral dalam keluarga dan masyarakat!

3.      Bagaimanakah pentingnya pendidikan moral di Indonesia?

 

C.    Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya pendidikan moral di indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pentingnya Pendidikan Moral

Apabila kita memperhatikan berbagai media massa sekarang, amat banyak kitasaksikan tayangan atau peristiwa-peristiwa berbagai tindak kriminalitas seperti pembunuhan, memeras teman di sekolah, memakai oabt-obatan terlarang,pemerkosaan, perampokan, bom bunuh diri, dan lain-lain. Semua tayangan tersebut ibarat pisau bermatadua, di satu sisi, pesan-pesan tayangan tersebut untuk diwaspadai, jangan sampai menjadikorban dan jangan dilakukan pihak lain maupun diri sendiri. Di sisi lain juga dapatmendorong seseorang untuk menirukan atau melakukan perbuatan seperti tayangan yangdisebarkan di media massa tersebut. Menghadapi fenomena sosial demikian, maka peranan pendidikan moral sangat berpengaruh. Bila penanaman moral atau budi pekerti dapatdilakukan dengan baik dan benar oleh orang tua serta keluarga di rumah, para pengajar disekolah maupun di kampus, tokoh-tokoh agama, serta tokoh-tokoh masyarakat, maka seseorang akan menjadi warga negara yang berbudi pekerti yang bisa menyaring mana halyang buruk dari tayangan tersebut dan mana yangbaik di tayangan tersebut.

Pendidikan di Indonesia dalam praktik pembelajarannya lebih didominasi oleh pengembangan kemampuan intelektual atau akademis dan kurang memberi perhatian pada aspek moral serta perilaku. Kiranya tidak seorang pun yang dapat membantah bahwa moral merupakan aspek penting dalam membangun sumber daya manusia. Seseorang dengankemampuan intelektual yang tinggi dapat saja menjadi orang yang tidak berguna bagimasyarakat atau bahkan dapat membahayakan masyarakat jika moral serta budi pekertiyang dimilikinya rendah. Sementara itu, saat ini kenyataan sosial menunjukkan maraknya beebagai kasus pelanggaran moral yang terjadi di masyarakat. Dan dalam kasus-kasustersebut tidak sedikit pelakunya adalah orang-orang yang terdidik(muchson,samsuri:2013,83).

Menurut undang-undang pendidikan, sebenarnya sudah dicantumkan bahwa pendidikan nasional kita ini bertujuan untuk membantu generasi muda agar berkembangmenjadi anggota masyarakat yang utuh, yang berpengetahuan tinggi, bermoral, taat kepadaajaran agamanya, beriman, berbudi luhur, bersosialitas dan lain-lain. Dengan kata lain, pendidikan yang kita jalani di sekolah menghendaki dan membantu generasi muda untuk berkembang menjadi yang lebih utuh dengan segala aspek kemanusiaan yang dimilikinya(Elkabumaini,rahmat:2016,37). Kita bangsa Indonesia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya perlu bersyukur bahwa arah tujuan pendidikan Nasional telah digariskandalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor : 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi : “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( Azyumandi:2002,203-204).

Selain itu, dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinayatkan pada pasal 3 bahwa tujuan pendidikan nasional antara lain adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia atau bermoral tinggi. Pada masa lalu pendidikan moral adalah inti dan wajah utama pendidikan di Indonesia.

Dengan demikian, jika ada orang yang berbicara tentang pendidikan, pendidik, dan orang yang terdidik, maka gambaran yang paling menonjol adalah aspekmoral, budi pekerti,akhlak, karakter, kepribadian dan sebagainya. Pendidik dan orang yangterdidik dianggap identik dengan orang yang memiliki moralitas yang tinggi.(muchon,samsuri:2013,83). Seorang pendidik harus memiliki moral agar dia sebagai pendidik yang tugasnya adalah mendidik orang lain bisa saling berbagi bagaimana berperilau yang baik di masyarakat. Masyarakat tentu akan lebih menghargai tenaga pendidik yang bermoral serta memiliki akhlak yang baik.

Dengan diberikannya pendidikan moral diharapkan dapat merubah perilaku seseorang, sehingga orang tersebut jika sudah dewasa lebih bertanggung jawab danmenghargai sesamanya dan mampu menghadapi tatangan zaman yang cepat berubah.Disinilah pentingnya nilai-nilai moral yang berfungsi sebagai media transformasi manusiaIndonesia agar lebih baik, memiliki keunggulan dan kecerdasan di berbagai bidang; baikkecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, kecerdasan kinestika,kecerdasan logis, musikal, lenguistik, kecerdasan special. (Kusrahmadi: 2007, 119).

Pendidikan moral diharapkan dapat menghasilkan masyarakat yang memiliki kompetensi personal dan sosial sehingga menjadi warga negara yang baik. Arah kebijaksanaan pendidikan moral adalah untuk mewujudkan masyarakat sipil dengan parameter masyarakat lebih baik; demokratis, anti kekerasan, berbudi pekerti luhur, bermoral; masyarakat mendapat porsi partisipasi lebih luas, serta adanya landasankepastian hukum, mengedepankan nilai-nilai egalitarian, nilai keadilan, menghargai HAM, penegakan hukum, menghargai perbedaan SARA dalam kesatuan bangsa. Menjunjungtinggi nilai-nilai religius dengan dilandasi pengamalan nilai-nilai moral Pancasila, yangdiaktualisasikan baik secara objektif dan subjektif sebagai paradigmanya. Pendidikanmoral harns menjadi bagian hidup dalam kehidupan sehari-hari akan sangat mendukungsuasana yang kondusif untuk pelaksanaan pendidikan moral mewujudkan masyarakatideal. (Kusrahmadi: 2007,129).

 

B.     Pendidikan Moral Dalam Keluarga,Sekolah Dan Masyarakat

  1. Pendidikan Moral Dalam Keluarga

Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai, moral, dan aturan pergaulan serta pandangan kepada anggota keluarga. Orang tua sangat berperan aktif dalam proses menanamkan nilai-moral karena orang tua merupakan pondasi utama dasar perilaku bagi anak-anaknya. Dengan ditanamkannya nilai-moral oleh orang tua, maka pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik dan buruk, benar dan salah, sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak diharapkan akan lebih mudah membedakan antara perbuatan mana yang perlu diikuti dan perbuatan mana yang harus dihindari.

Pendidikan moral yang harus ditanamkan kepada anak oleh orang tua yakni penanaman nilai Kejujuran, penanaman nilai Kerukunan, penanaman nilai Kerjasama, penanaman nilai Sopan Santun, dan penanaman nilai Disiplin. Dalam hal ini orang tua bisa memberikan melalui nasehat secara langsung kepada anak, dan juga orang tua dapat memberikan contoh yang positif dalam bertindak dan berperilaku karena anak ini akan lebih mencontoh perilaku orang tua nya.

Orang tua harus memberitahu anaknya bagaimana cara menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sopan. Perilaku yang dilakukan orang tua baik atau buruk akan mudah dilihat dan kemudian akan ditiru dan dilakukan oleh anak.

Contohnya:

Jadilah contoh bagi anak anak dalam keluarga adalah peniru ulung. Mereka lebih mudah mengikuti jika orang tua mewujudkan nilai-nilai keluarga dalam perilaku sehari-hari, bukan sekadar diskusi dan nasehat.

Apa saja contoh nilai keluarga?

Jika Anda belum memiliki bayangan seperti apa bentuk nilai keluarga, contoh di bawah ini bisa memberi gambaran yang lebih rinci.

  1. Nilai sosial :

Terkait dengan kedamaian, keadilan, kebebasan, kesetaraan, dan membuat lingkungan menjadi lebih baik.

1)      Tidak menyakiti orang lain dan membela orang yang lemah

2)      Bersikap hormat dan sopan dalam berinteraksi

3)      Berkontribusi secara sukarela di lingkungan

4)      Bersikap murah hati

  1. Nilai religius :

Berpusat pada harapan yang dimiliki orang tentang diri mereka sendiri dan orang lain berdasarkan keyakinan mereka. Meskipun setiap agama memiliki keyakinannya masing-masing, ada nilai-nilai umum yang cenderung dianut oleh banyak agama.

1)      Menunjukkan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan

2)      Memperlakukan orang lain sebagaimana seseorang ingin diperlakukan

3)      Terus menerus belajar dan berkembang baik secara spiritual maupun intelektual

4)      Rendah hati

5)      Bersikap hormat dan tanpa kekerasan

  1. Nilai moral :

Adalah nilai pribadi Anda tentang apa yang menurut Anda benar dan salah. Nilai-nilai moral memberikan fondasi dari mana Anda membuat keputusan.

1)      Jujur dan dapat dipercaya

2)      Berani

3)      Tidak pernah menyerah

4)      Sabar

5)      Mengambil tanggung jawab pribadi

  1. Nilai rekreasi :

Mengacu pada segala sesuatu yang melibatkan kesenangan dan permainan. Rekreasi penting dalam keluarga karena menumbuhkan kedekatan dalam keluarga, kesempatan belajar, menciptakan ingatan, meningkatkan keterampilan sosial, dan mengembangkan empati.

1)      Menyediakan waktu bermain bersama anggota keluarga

2)      Mengizinkan dan mendorong setiap anggota keluarga untuk mengejar minat

3)      Mengambil liburan bersama

4)      Menghabiskan waktu bersama di luar waktu bermain

2.      Pendidikan Moral  Dalam Sekolah

Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan secara bersungguh-sungguh untukmembangun generasi bangsa yang berkualitas. Walaupun peran utama untuk mendidikmoral anak adalah di tangan orang tua mereka, guru di sekolah juga berperan besar untukmewujudkan moral peserta didik yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakatbersama-sama bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baiksekaligus pintar secara intelektual sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulahtujuan utama pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral disekolah harus dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi,metode, dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.

Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral atau bermanusiawi.Artinya pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik,namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah.Pendidikan moral dapat menjadikan anak memiliki kepribadian sopan santun berperilaku kepada orang yang lebih tua darinya maupun teman sebayanya.Namun sangat disayangkan pada masa kini, kurangnya pendidikan moral yang ditanamkan pada usia sekolah dasar,sehingga menyebabkan perilaku yang kurang baik di usia sekolah dasar.Jaman sekarang banyak dijumpai anak SD sudah berpacaran dan perperilaku kurang sopan terhadap guru maupun orang tua, bahkan ada khasus perkelahian siswa SD dengan temannya sendiri.Hal itu terjadi salah satunya karena kurangnya pendidikan moral yang tidak diajarkan sedini mungkin kepada sianak.Sehingga membuat anak melakukan hal sesuka hati mereka tanpa mengetahui hal tersebut baik untuk dirinya atau tidak.

Di Indonesia sudah minim sekali atau hampir tidak ada guru yang mengajarkan hal tersebut. Hal ini tentu saja menyebabkan kehancuran moral siswa siswi saat ini. Dari permasalahan yang sudah di sebutkan sebelumya membuktikan bahwa tidak terkontrolnya emosi yang ada pada diri siswa, siswa sudah mulai mengikuti hawa nafsunya tanpa bisa mengendalikannya. Hal itu merupakan salah satu tugas seorang guru untuk menanamkan pendidikan moral sedari usia Sekolah Dasar.Dalam pembelajaran pendidikan moral guru dapat mencontohkan bagaimana berperilaku yang baik yang mencerminkan manusia bermoral.  Karena murit akan meniru atau mencontoh apa yang ia lihat dalam kegiatan sehari-harinya.Membiasakan anak untuk saling menghormati satu sama lain tidak boleh mengejek atau pun berbicara yang kurang sopan.Di sini guru harus memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar kepada si anak atau peserta didik dalam membentuk atau menumbuhkan pola pikir atau perilaku yang berbasis kasih sayang.Pendidikan moral sangat penting diberikan kepada peserta didik karena ini dapat menjadikan dasar sikap moral yang harus dimiliki oleh anak-anak Indonesia.Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik maka sangat penting di butuhkannya pendidikan moral sejak dini.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa pendidikan moral sangatlah penting untuk pembentukan karakter peserta didik agar ketika memasuki masa remaja peserta didik menjadi penerus bangsa yang berintegritas dan juga lebih baik untuk masa kedepan.

Contoh:

a.       Menghargai pendapat teman apabila terjadi perbedaan argumen

b.      Mendengarkan dengan baik saat guru menjelaskan materi pembelajaran

c.       Bersikap sopan terhadap guru

d.      Tidak memilih-milih teman

e.       Tidak menyontek saat ulangan

 

3.      Pendidikan Moral Dalam Masyarakat

Pendidikan moral atau budi pekerti tidak hanya diterapkan di sekolah-sekolah, tetapi yang sangat penting sekali harus disosialisasikan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.Kalau andai kata di sekolah diajarkan tentang pendidikan budi pekerti, tetapi ketika anak berada di lingkungan keluarga dan masyarakat,mereka bercampur gaul dengan orang di sekitarnya yang perilakunya berlain jenis, termasuk bergaul dengan orang-orang yang memiliki perilakunya tidak baik. Seperti pada artikel yang lalu diungkapkan bahwa ketika seseorang dekat  dengan tukang minyak wangi, maka kemungkinan orang tersebut ikut menjadi wangi. Begitupun dengan karakter anak, kalau di masyarakat bergaul dengan anak-anak nakal maka anak bisa menjadi nakal, tetapi sebaliknya ketika karakter ini dibangun dengan dekat kepada orang-orang berperilaku yang baik kemungkinan besar anak akan menjadi baik.

Kita tahu di jaman era global ini, jarang orangtua mengajarkan tentang budi pekerti, tetapi di kebanyakan orang yang tahu persis bagaimana cara mencari uang, walau dengan jalan apapun toh mereka menghalalkan secara cara, dan itu didapatkan dengan secara tidak lumrah seperti dari hasil mencuri, berjudi, prostitusi, dan ini sangat bertentangan dengan budaya dan etika sebagai bangsa Indonesia yang memegang teguh kepada nilai-nilai moral, yang kesemuanya itu terikat dalam Pendidikan Pancasila.

Padahal dalam pendidikan moral itu sendiri, perilaku yang tidak baik dilarang oleh negara dan agama, tetapi toh kenapa masih dilanggar juga. Nah ini yang perlu kita sikapi.", Sekarang banyak orang menggembor-gemborkan tentang pendidikan moral berkaitan Pancasila, tetapi  kalau hanya dibuat sebagai sumber kekuatan atau slogan belaka, sedangkan dibelakang itu hidupnya berleha-leha, bermewah-mewahan dan apalagi mencontoh jika tidak baiknya kepada masyarakat dengan menonjolkan hidup berfoya-foya, berjudi, Narkobais, Mabok-mabokan,  free sex, ini tidak etis sekali dan sangat bertentangan sekali dengan nurani Pancasila yang mengedepankan peradaban yang baik serta nilai-nilai yang luhur, kemudian budaya Indonesia yang asli itu dimana..?"

  Penonjolan ini pun bisa kita saksikan melalui tayangan Media Internet, Televisi dan Elektronik lainnya, dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi terhadap mereka.Tujuan mulia negara ini memang perlu kita sikapi dan tanggapi, semuanya itu harus dilaksanakan oleh semua komponen bangsa tanpa kekecualian, dengan berasumsi terhadap toleransi yang tidak diskriminatif, tidak egoistik, yang memperlakukan semua warga negara itu tidak dipandang dari derajat, martabat dan jabatannya.Menjunjung tinggi moral-moral bangsa mungkin tidak begitu berat, dibanding dengan peraturan yang dibuat Allah, kalau andaikata seseorang melanggar peraturan negara berkaitan moral bisa dikenakan hukuman di dunia saja, tetapi ketika kita melanggar kaidah agama ini sangat berat bukan saja di dunia juga di akhirat nanti kita akan dituntut, yang tentunya hukumannya masuk neraka.Memang ketika kita berbuat enak-enak saja, tetapi kita tidak melihat akibatnya bukan, dan hukuman itu memang ada, dan semestinya kita harus tahu norma-norma yang berkaitan dengan budi pekerti.  

  1. Macam Nilai Moral dalam Masyarakat

Adapun macam peran nilai dan moral dalam masyarakat adalah sebagai berikut;

1)      Religius, Yaitu perilaku yang patuh terhadap pelaksanaan ajaran agama yang dianutnya.

2)      Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya agar sealu dipercaya dalam perkataan maupun perbuatan yang dilakukan.

3)      Disiplin, Perilaku disiplin menunjukkan perilaku yang tertib pada berbagai aturan. Adapun perilaku disiplin menunjukkan upaya bersungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan serta menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.

4)      Toleransi, pengertian toleransi merupakan sikap saling menghargai terhadap perbedaan agama, suku, etnis, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.

5)      Mandiri, Sikap yang mencerminkan perilaku tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan kewajiban.

6)      Kreatif, pengertian kreatif yaitu sebuah tindakan dalam berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan hal yang baru.

7)      Kerja keras, Yaitu sebuah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai masalah.

8)      Rasa nasionalisme, Yaitu sebuah cara berpikir, bersikap, dan berbuat untuk menunjukkan rasa kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan ringgi terhadap negara.

9)      Rasa keingintahuan, Tindakan yang selalu mengupayakan untuk mengetahui lebih mendalam terhadap sesuatu yang dihadapinya.

10)  Peduli terhadap lingkungan, Sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya serta mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi.

11)  Bertanggung jawab, Yaitu sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan kewajiban yang seseorang lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Contoh Nilai Moral :

Adapun beragam contoh nilai moral yang terdapat dalam lingkungan msyarakat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain adalah sebagai berikut;

a)      Membungkukkan badan ketika melewati orang yang lebih tua.

b)      Mengucapkan terima kasih ketika mendapat pemberian dari seseorang.

c)      Menyantuni anak yatim dan piatu di panti asuhan.

d)     Memberikan pemberlajaran untuk anak-anak jalanan.

e)      Menunaikan ibadah tepat pada waktunya.

f)       Menghargai pendapat orang lain saat rapat sedang berlangsung.

g)      Memberikan tempat duduk saat di kendaraan umum untuk orang tua maupun ibu hamil yang tidak mendapat tempat duduk.

 

 


BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

  1. Pendidikan moral merupakan suatu pembelajaran dalam interaksinya antara orang yangsatu dengan yang lain meliputi    tindakannya yang mengarah pada hal-hal yang bersifat positif.
  2. Faktor-faktor yang memengaruhi moral seseorang antara lain adalah faktor keluarga,faktor lingkungan serta faktor pendidikan.
  3. Moral merupakan aspek penting dalam membangun sumber daya manusia. Seseorangdengan kemampuan intelektual yang tinggi dapat saja menjadi orang yang tidak berguna bagi masyarakat atau bahkan dapat membahayakan masyarakat jika moralserta budi pekerti yang dimilikinya rendah. Maka orang yang bermoral lebih penting peranan nya dalam masyarakat disbanding orang yang hanya berkemampuanintelektual tinggi.

 

B.     Saran

  Masih banyak permasalahan di Indonesia ini diakibatkan oleh moral warga negaranya yang masih rendah. Hendaknya bagi para pembaca memahami bahwa pendidikanmoral itu sangat penting terkait dengan kehidupan bangsa dan negara. Dengan memahami bagaimana pentingnya pendidikan moral hendaknya bangsa Indonesia kedepan nyasemakin lebih baik lagi bukan hanya infrastrukur pembangunan nya yang banyak dibangunnamun moral bangsa juga harus lebih dibangun dimasa modern ini.

Melihat dari belum maksimalnya penulisan makalah ini, hendaknya penulisselanjutnya lebih bisa menyempurnakan lagi makalah ini agar isi makalah bisa lengkap danlebih mendalam.


DAFTAR PUSTAKA

 

Zuriah,Nurul. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Elkabumaini, Nasin dan Rahmat Ruhyana. 2016  Panduan Implementasi Pendidikan Budi Pekerti untuk SD,SMP DAN SMA. Bandung: Yrama Widya.

Muchson dan Samsuri. 2013.Dasar-dasar Pendidikan Moral . Yogyakarta: Ombak.

Azyumadi. 2002.Akhlak Dalam Kehidupan Thasawuf. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Kusrahmadi, Sigit Dwi. 2007.Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Anak Sekolah Dasar.Yogyakarta: FIP, UNY.

Dahlan,Ahmad. 2015. Pengertian dan Definisi Moral.https://www.eurekapendidikan.com/2015/02/pengertian-dan-definisi-moral.html (diakses pada Rabu tanggal 23 Mei 2018, 10:45:02).

Fariz. 2014.Pendidikan Moral di indonesia.https://farizdp15.wordpress.com/2014/01/13/pendidikan-moral-di-indonesia/ (diakses pada Rabu tanggal 23 Mei 2018, 11:48:06).

Budi. 2011. Pendidikan Moral ( Nilai/Budi Pekerti).http://budisma1.blogspot.co.id/2011/07/pendidikan-moral-nilaibudi-pekerti.html(diakses pada Rabu tanggal 23 Mei 2018, 11:55:45).

Wedan, Mas. 2016. Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan Secara Umum.http://silabus.org/pengertian-pendidikan/ (diakses pada Rabu tanggal 23 Mei 201811:58:00).                    

 

No comments:

Post a Comment