DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................ 2
C.
Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Pentingnya
Pendidikan Moral...................................................................... 3
B.
Pendidikan
Moral Dalam Keluarga,Sekolah Dan Masyarakat .................... 5
BAB III PENUTUP............................................................................................. 13
A.
Kesimpulan
................................................................................................ 13
B.
Saran........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagian besar masyarakat saat ini tidak begitu
paham apa itu moral. Pendidikan moral saat ini mulai diacuhkan masyarakat.
Masyarakat saat ini dimanjakan oleh teknologi yang berbagai macam hingga
melupakan pentingnya moral di kehidupannya. Padahal moral berkaitan dalam
interaksi antar orang di masyarakat.
Moral tidak lepas dari norma-norma di masyarakat.
Misalnya norma kesopanan,ada moral yang terdapat saat seseorang berkomunikasi
dengan orang lain. Seseorang yang berperilaku tidak sesuai norma dan moral akan
diberikan sanksi.Sanksi tersebut dapat berupa cemoohan oleh masyarakat. Selain
cemoohan sanksi yang diberikan saat melanggar norma hukum dapat berupa tahanan.
Didalam ranah pendidikan, meningkatkan kemampuan
intelektual saja tidak cukup.Kejujuran, kebenaran serta pengabdian kepada
masyarakatadalah hal yang penting dalamdunia pendidikan. Moral dalam dunia
pendidikan merupakan indikator optimisme dalam pembangunan masyarakat Indonesia
ke depan. Moral menuntut pelaksanaan apa yang baik dan penolakan apa yang
buruk. (Zuriah,2008:12).
Seseorang yang paham dengan moral bisa membedakan
apa yang baik dan apa yang buruk. Seseorang yang bermoral akan disegani serta
dihargai masyarakat karena berhasil memahami nilai-nilai serta norma yang
dikehendaki masyarakat.Masyarakat lebih nyaman dengan seseorang yang memahami
pendidikan moral.Seseorang yang bermoral akan menjauhi
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di masyarakat. (Zuriah,2008:13-19).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik
membahas Pentingnya Pendidikan Moral di Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa
itu pendidikan moral ?
2. Jelaskan
moral dalam keluarga dan masyarakat!
3. Bagaimanakah
pentingnya pendidikan moral di Indonesia?
C.
Tujuan
Makalah
ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya pendidikan moral di indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya
Pendidikan Moral
Apabila kita memperhatikan berbagai media massa
sekarang, amat banyak kitasaksikan tayangan atau peristiwa-peristiwa berbagai
tindak kriminalitas seperti pembunuhan, memeras teman di sekolah, memakai
oabt-obatan terlarang,pemerkosaan, perampokan, bom bunuh diri, dan lain-lain.
Semua tayangan tersebut ibarat pisau bermatadua, di satu sisi, pesan-pesan
tayangan tersebut untuk diwaspadai, jangan sampai menjadikorban dan jangan
dilakukan pihak lain maupun diri sendiri. Di sisi lain juga dapatmendorong
seseorang untuk menirukan atau melakukan perbuatan seperti tayangan
yangdisebarkan di media massa tersebut. Menghadapi fenomena sosial demikian,
maka peranan pendidikan moral sangat berpengaruh. Bila penanaman moral atau
budi pekerti dapatdilakukan dengan baik dan benar oleh orang tua serta keluarga
di rumah, para pengajar disekolah maupun di kampus, tokoh-tokoh agama, serta
tokoh-tokoh masyarakat, maka seseorang akan menjadi warga negara yang berbudi
pekerti yang bisa menyaring mana halyang buruk dari tayangan tersebut dan mana
yangbaik di tayangan tersebut.
Pendidikan di Indonesia dalam praktik
pembelajarannya lebih didominasi oleh pengembangan kemampuan intelektual atau
akademis dan kurang memberi perhatian pada aspek moral serta perilaku. Kiranya
tidak seorang pun yang dapat membantah bahwa moral merupakan aspek penting
dalam membangun sumber daya manusia. Seseorang dengankemampuan intelektual yang
tinggi dapat saja menjadi orang yang tidak berguna bagimasyarakat atau bahkan
dapat membahayakan masyarakat jika moral serta budi pekertiyang dimilikinya
rendah. Sementara itu, saat ini kenyataan sosial menunjukkan maraknya beebagai
kasus pelanggaran moral yang terjadi di masyarakat. Dan dalam
kasus-kasustersebut tidak sedikit pelakunya adalah orang-orang yang
terdidik(muchson,samsuri:2013,83).
Menurut undang-undang pendidikan, sebenarnya sudah
dicantumkan bahwa pendidikan nasional kita ini bertujuan untuk membantu
generasi muda agar berkembangmenjadi anggota masyarakat yang utuh, yang
berpengetahuan tinggi, bermoral, taat kepadaajaran agamanya, beriman, berbudi
luhur, bersosialitas dan lain-lain. Dengan kata lain, pendidikan yang kita
jalani di sekolah menghendaki dan membantu generasi muda untuk berkembang
menjadi yang lebih utuh dengan segala aspek kemanusiaan yang
dimilikinya(Elkabumaini,rahmat:2016,37). Kita bangsa Indonesia pada umumnya dan
umat Islam pada khususnya perlu bersyukur bahwa arah tujuan pendidikan Nasional
telah digariskandalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor : 20 Tahun 2003
Bab II pasal 3 yang berbunyi : “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( Azyumandi:2002,203-204).
Selain itu, dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinayatkan pada pasal 3 bahwa tujuan
pendidikan nasional antara lain adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang berakhlak mulia atau bermoral tinggi. Pada masa lalu
pendidikan moral adalah inti dan wajah utama pendidikan di Indonesia.
Dengan demikian, jika ada orang yang berbicara
tentang pendidikan, pendidik, dan orang yang terdidik, maka gambaran yang
paling menonjol adalah aspekmoral, budi pekerti,akhlak, karakter, kepribadian
dan sebagainya. Pendidik dan orang yangterdidik dianggap identik dengan orang
yang memiliki moralitas yang tinggi.(muchon,samsuri:2013,83). Seorang pendidik
harus memiliki moral agar dia sebagai pendidik yang tugasnya adalah mendidik
orang lain bisa saling berbagi bagaimana berperilau yang baik di masyarakat.
Masyarakat tentu akan lebih menghargai tenaga pendidik yang bermoral serta
memiliki akhlak yang baik.
Dengan diberikannya pendidikan moral diharapkan
dapat merubah perilaku seseorang, sehingga orang tersebut jika sudah dewasa
lebih bertanggung jawab danmenghargai sesamanya dan mampu menghadapi tatangan
zaman yang cepat berubah.Disinilah pentingnya nilai-nilai moral yang berfungsi
sebagai media transformasi manusiaIndonesia agar lebih baik, memiliki
keunggulan dan kecerdasan di berbagai bidang; baikkecerdasan emosional,
kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, kecerdasan kinestika,kecerdasan logis,
musikal, lenguistik, kecerdasan special. (Kusrahmadi: 2007, 119).
Pendidikan moral diharapkan dapat menghasilkan masyarakat
yang memiliki kompetensi personal dan sosial sehingga menjadi warga negara yang
baik. Arah kebijaksanaan pendidikan moral adalah untuk mewujudkan masyarakat
sipil dengan parameter masyarakat lebih baik; demokratis, anti kekerasan,
berbudi pekerti luhur, bermoral; masyarakat mendapat porsi partisipasi lebih
luas, serta adanya landasankepastian hukum, mengedepankan nilai-nilai
egalitarian, nilai keadilan, menghargai HAM, penegakan hukum, menghargai
perbedaan SARA dalam kesatuan bangsa. Menjunjungtinggi nilai-nilai religius
dengan dilandasi pengamalan nilai-nilai moral Pancasila, yangdiaktualisasikan
baik secara objektif dan subjektif sebagai paradigmanya. Pendidikanmoral harns
menjadi bagian hidup dalam kehidupan sehari-hari akan sangat mendukungsuasana
yang kondusif untuk pelaksanaan pendidikan moral mewujudkan masyarakatideal.
(Kusrahmadi: 2007,129).
B.
Pendidikan
Moral Dalam Keluarga,Sekolah Dan Masyarakat
- Pendidikan
Moral Dalam Keluarga
Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama,
nilai budaya yang mencakup nilai, moral, dan aturan pergaulan serta pandangan
kepada anggota keluarga. Orang tua sangat berperan aktif dalam proses
menanamkan nilai-moral karena orang tua merupakan pondasi utama dasar perilaku
bagi anak-anaknya. Dengan ditanamkannya nilai-moral oleh orang tua, maka pada
tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik dan buruk, benar
dan salah, sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Anak-anak diharapkan akan lebih mudah membedakan antara perbuatan mana yang
perlu diikuti dan perbuatan mana yang harus dihindari.
Pendidikan moral yang harus ditanamkan kepada anak
oleh orang tua yakni penanaman nilai Kejujuran, penanaman nilai Kerukunan,
penanaman nilai Kerjasama, penanaman nilai Sopan Santun, dan penanaman nilai
Disiplin. Dalam hal ini orang tua bisa memberikan melalui nasehat secara
langsung kepada anak, dan juga orang tua dapat memberikan contoh yang positif
dalam bertindak dan berperilaku karena anak ini akan lebih mencontoh perilaku
orang tua nya.
Orang tua harus memberitahu anaknya bagaimana cara
menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sopan. Perilaku yang dilakukan orang
tua baik atau buruk akan mudah dilihat dan kemudian akan ditiru dan dilakukan
oleh anak.
Contohnya:
Jadilah contoh bagi anak anak dalam keluarga adalah
peniru ulung. Mereka lebih mudah mengikuti jika orang tua mewujudkan
nilai-nilai keluarga dalam perilaku sehari-hari, bukan sekadar diskusi dan nasehat.
Apa saja contoh nilai keluarga?
Jika Anda belum memiliki bayangan seperti apa bentuk
nilai keluarga, contoh di bawah ini bisa memberi gambaran yang lebih rinci.
- Nilai
sosial :
Terkait
dengan kedamaian, keadilan, kebebasan, kesetaraan, dan membuat lingkungan
menjadi lebih baik.
1) Tidak
menyakiti orang lain dan membela orang yang lemah
2) Bersikap
hormat dan sopan dalam berinteraksi
3) Berkontribusi
secara sukarela di lingkungan
4) Bersikap
murah hati
- Nilai
religius :
Berpusat
pada harapan yang dimiliki orang tentang diri mereka sendiri dan orang lain
berdasarkan keyakinan mereka. Meskipun setiap agama memiliki keyakinannya
masing-masing, ada nilai-nilai umum yang cenderung dianut oleh banyak agama.
1) Menunjukkan
kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan
2) Memperlakukan
orang lain sebagaimana seseorang ingin diperlakukan
3) Terus
menerus belajar dan berkembang baik secara spiritual maupun intelektual
4) Rendah
hati
5) Bersikap
hormat dan tanpa kekerasan
- Nilai moral
:
Adalah
nilai pribadi Anda tentang apa yang menurut Anda benar dan salah. Nilai-nilai
moral memberikan fondasi dari mana Anda membuat keputusan.
1) Jujur
dan dapat dipercaya
2) Berani
3) Tidak
pernah menyerah
4) Sabar
5) Mengambil
tanggung jawab pribadi
- Nilai
rekreasi :
Mengacu
pada segala sesuatu yang melibatkan kesenangan dan permainan. Rekreasi penting
dalam keluarga karena menumbuhkan kedekatan dalam keluarga, kesempatan belajar,
menciptakan ingatan, meningkatkan keterampilan sosial, dan mengembangkan
empati.
1) Menyediakan
waktu bermain bersama anggota keluarga
2) Mengizinkan
dan mendorong setiap anggota keluarga untuk mengejar minat
3) Mengambil
liburan bersama
4) Menghabiskan
waktu bersama di luar waktu bermain
2. Pendidikan
Moral Dalam Sekolah
Pendidikan moral di sekolah perlu dilaksanakan
secara bersungguh-sungguh untukmembangun generasi bangsa yang berkualitas.
Walaupun peran utama untuk mendidikmoral anak adalah di tangan orang tua
mereka, guru di sekolah juga berperan besar untukmewujudkan moral peserta didik
yang seharusnya. Keluarga, sekolah, dan masyarakatbersama-sama bertanggung
jawab untuk mendidik anak-anak muda agar bermoral baiksekaligus pintar secara intelektual
sehingga terwujud generasi muda yang unggul. Itulahtujuan utama pendidikan
sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles. Pendidikan moral disekolah harus
dirancang komprehensif mencakup berbagai aspek, yaitu: pendidik, materi,metode,
dan evaluasi sehingga hasilnya diharapkan akan optimal.
Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan
anak manusia bermoral atau bermanusiawi.Artinya pendidikan moral adalah
pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik,namun non akademik khususnya
tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik dilingkungan
keluarga maupun lingkungan sekolah.Pendidikan moral dapat menjadikan anak
memiliki kepribadian sopan santun berperilaku kepada orang yang lebih tua
darinya maupun teman sebayanya.Namun sangat disayangkan pada masa kini,
kurangnya pendidikan moral yang ditanamkan pada usia sekolah dasar,sehingga
menyebabkan perilaku yang kurang baik di usia sekolah dasar.Jaman sekarang
banyak dijumpai anak SD sudah berpacaran dan perperilaku kurang sopan terhadap
guru maupun orang tua, bahkan ada khasus perkelahian siswa SD dengan temannya
sendiri.Hal itu terjadi salah satunya karena kurangnya pendidikan moral yang
tidak diajarkan sedini mungkin kepada sianak.Sehingga membuat anak melakukan
hal sesuka hati mereka tanpa mengetahui hal tersebut baik untuk dirinya atau
tidak.
Di Indonesia sudah minim sekali atau hampir tidak
ada guru yang mengajarkan hal tersebut. Hal ini tentu saja menyebabkan
kehancuran moral siswa siswi saat ini. Dari permasalahan yang sudah di sebutkan
sebelumya membuktikan bahwa tidak terkontrolnya emosi yang ada pada diri siswa,
siswa sudah mulai mengikuti hawa nafsunya tanpa bisa mengendalikannya. Hal itu
merupakan salah satu tugas seorang guru untuk menanamkan pendidikan moral
sedari usia Sekolah Dasar.Dalam pembelajaran pendidikan moral guru dapat
mencontohkan bagaimana berperilaku yang baik yang mencerminkan manusia
bermoral. Karena murit akan meniru atau
mencontoh apa yang ia lihat dalam kegiatan sehari-harinya.Membiasakan anak
untuk saling menghormati satu sama lain tidak boleh mengejek atau pun berbicara
yang kurang sopan.Di sini guru harus memberikan perhatian dan pendampingan
lebih besar kepada si anak atau peserta didik dalam membentuk atau menumbuhkan
pola pikir atau perilaku yang berbasis kasih sayang.Pendidikan moral sangat
penting diberikan kepada peserta didik karena ini dapat menjadikan dasar sikap
moral yang harus dimiliki oleh anak-anak Indonesia.Untuk menjadikan generasi
bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik maka sangat penting di
butuhkannya pendidikan moral sejak dini.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa pendidikan moral
sangatlah penting untuk pembentukan karakter peserta didik agar ketika memasuki
masa remaja peserta didik menjadi penerus bangsa yang berintegritas dan juga
lebih baik untuk masa kedepan.
Contoh:
a. Menghargai
pendapat teman apabila terjadi perbedaan argumen
b. Mendengarkan
dengan baik saat guru menjelaskan materi pembelajaran
c. Bersikap
sopan terhadap guru
d. Tidak
memilih-milih teman
e. Tidak
menyontek saat ulangan
3. Pendidikan
Moral Dalam Masyarakat
Pendidikan moral atau budi pekerti tidak hanya
diterapkan di sekolah-sekolah, tetapi yang sangat penting sekali harus
disosialisasikan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.Kalau andai kata di
sekolah diajarkan tentang pendidikan budi pekerti, tetapi ketika anak berada di
lingkungan keluarga dan masyarakat,mereka bercampur gaul dengan orang di
sekitarnya yang perilakunya berlain jenis, termasuk bergaul dengan orang-orang
yang memiliki perilakunya tidak baik. Seperti pada artikel yang lalu
diungkapkan bahwa ketika seseorang dekat
dengan tukang minyak wangi, maka kemungkinan orang tersebut ikut menjadi
wangi. Begitupun dengan karakter anak, kalau di masyarakat bergaul dengan
anak-anak nakal maka anak bisa menjadi nakal, tetapi sebaliknya ketika karakter
ini dibangun dengan dekat kepada orang-orang berperilaku yang baik kemungkinan
besar anak akan menjadi baik.
Kita tahu di jaman era global ini, jarang orangtua
mengajarkan tentang budi pekerti, tetapi di kebanyakan orang yang tahu persis
bagaimana cara mencari uang, walau dengan jalan apapun toh mereka menghalalkan
secara cara, dan itu didapatkan dengan secara tidak lumrah seperti dari hasil
mencuri, berjudi, prostitusi, dan ini sangat bertentangan dengan budaya dan
etika sebagai bangsa Indonesia yang memegang teguh kepada nilai-nilai moral,
yang kesemuanya itu terikat dalam Pendidikan Pancasila.
Padahal dalam pendidikan moral itu sendiri, perilaku
yang tidak baik dilarang oleh negara dan agama, tetapi toh kenapa masih dilanggar
juga. Nah ini yang perlu kita sikapi.", Sekarang banyak orang
menggembor-gemborkan tentang pendidikan moral berkaitan Pancasila, tetapi kalau hanya dibuat sebagai sumber kekuatan
atau slogan belaka, sedangkan dibelakang itu hidupnya berleha-leha, bermewah-mewahan
dan apalagi mencontoh jika tidak baiknya kepada masyarakat dengan menonjolkan
hidup berfoya-foya, berjudi, Narkobais, Mabok-mabokan, free sex, ini tidak etis sekali dan sangat
bertentangan sekali dengan nurani Pancasila yang mengedepankan peradaban yang
baik serta nilai-nilai yang luhur, kemudian budaya Indonesia yang asli itu
dimana..?"
Penonjolan
ini pun bisa kita saksikan melalui tayangan Media Internet, Televisi dan
Elektronik lainnya, dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi terhadap
mereka.Tujuan mulia negara ini memang perlu kita sikapi dan tanggapi, semuanya
itu harus dilaksanakan oleh semua komponen bangsa tanpa kekecualian, dengan
berasumsi terhadap toleransi yang tidak diskriminatif, tidak egoistik, yang
memperlakukan semua warga negara itu tidak dipandang dari derajat, martabat dan
jabatannya.Menjunjung tinggi moral-moral bangsa mungkin tidak begitu berat,
dibanding dengan peraturan yang dibuat Allah, kalau andaikata seseorang
melanggar peraturan negara berkaitan moral bisa dikenakan hukuman di dunia
saja, tetapi ketika kita melanggar kaidah agama ini sangat berat bukan saja di
dunia juga di akhirat nanti kita akan dituntut, yang tentunya hukumannya masuk
neraka.Memang ketika kita berbuat enak-enak saja, tetapi kita tidak melihat
akibatnya bukan, dan hukuman itu memang ada, dan semestinya kita harus tahu
norma-norma yang berkaitan dengan budi pekerti.
- Macam Nilai
Moral dalam Masyarakat
Adapun
macam peran nilai dan moral dalam masyarakat adalah sebagai berikut;
1) Religius,
Yaitu perilaku yang patuh terhadap pelaksanaan ajaran agama yang dianutnya.
2) Jujur,
Perilaku yang didasarkan pada upaya agar sealu dipercaya dalam perkataan maupun
perbuatan yang dilakukan.
3) Disiplin,
Perilaku disiplin menunjukkan perilaku yang tertib pada berbagai aturan. Adapun
perilaku disiplin menunjukkan upaya bersungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan serta menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.
4) Toleransi,
pengertian toleransi merupakan sikap saling menghargai terhadap perbedaan
agama, suku, etnis, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.
5) Mandiri,
Sikap yang mencerminkan perilaku tidak mudah bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan kewajiban.
6) Kreatif,
pengertian kreatif yaitu sebuah tindakan dalam berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan hal yang baru.
7) Kerja
keras, Yaitu sebuah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai masalah.
8) Rasa
nasionalisme, Yaitu sebuah cara berpikir, bersikap, dan berbuat untuk
menunjukkan rasa kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan ringgi terhadap negara.
9) Rasa
keingintahuan, Tindakan yang selalu mengupayakan untuk mengetahui lebih
mendalam terhadap sesuatu yang dihadapinya.
10) Peduli
terhadap lingkungan, Sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan
lingkungan alam di sekitarnya serta mengembangkan upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang telah terjadi.
11) Bertanggung
jawab, Yaitu sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan kewajiban yang
seseorang lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh
Nilai Moral :
Adapun
beragam contoh nilai moral yang terdapat dalam lingkungan msyarakat dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain adalah sebagai berikut;
a) Membungkukkan
badan ketika melewati orang yang lebih tua.
b) Mengucapkan
terima kasih ketika mendapat pemberian dari seseorang.
c) Menyantuni
anak yatim dan piatu di panti asuhan.
d) Memberikan
pemberlajaran untuk anak-anak jalanan.
e) Menunaikan
ibadah tepat pada waktunya.
f) Menghargai
pendapat orang lain saat rapat sedang berlangsung.
g) Memberikan
tempat duduk saat di kendaraan umum untuk orang tua maupun ibu hamil yang tidak
mendapat tempat duduk.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
- Pendidikan
moral merupakan suatu pembelajaran dalam interaksinya antara orang
yangsatu dengan yang lain meliputi
tindakannya yang mengarah pada hal-hal yang bersifat positif.
- Faktor-faktor
yang memengaruhi moral seseorang antara lain adalah faktor keluarga,faktor
lingkungan serta faktor pendidikan.
- Moral
merupakan aspek penting dalam membangun sumber daya manusia.
Seseorangdengan kemampuan intelektual yang tinggi dapat saja menjadi orang
yang tidak berguna bagi masyarakat atau bahkan dapat membahayakan
masyarakat jika moralserta budi pekerti yang dimilikinya rendah. Maka
orang yang bermoral lebih penting peranan nya dalam masyarakat disbanding
orang yang hanya berkemampuanintelektual tinggi.
B.
Saran
Masih banyak
permasalahan di Indonesia ini diakibatkan oleh moral warga negaranya yang masih
rendah. Hendaknya bagi para pembaca memahami bahwa pendidikanmoral itu sangat
penting terkait dengan kehidupan bangsa dan negara. Dengan memahami bagaimana
pentingnya pendidikan moral hendaknya bangsa Indonesia kedepan nyasemakin lebih
baik lagi bukan hanya infrastrukur pembangunan nya yang banyak dibangunnamun
moral bangsa juga harus lebih dibangun dimasa modern ini.
Melihat dari belum maksimalnya penulisan makalah
ini, hendaknya penulisselanjutnya lebih bisa menyempurnakan lagi makalah ini
agar isi makalah bisa lengkap danlebih mendalam.
DAFTAR
PUSTAKA
Zuriah,Nurul.
2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Elkabumaini,
Nasin dan Rahmat Ruhyana. 2016 Panduan
Implementasi Pendidikan Budi Pekerti untuk SD,SMP DAN SMA. Bandung: Yrama
Widya.
Muchson dan
Samsuri. 2013.Dasar-dasar Pendidikan Moral . Yogyakarta: Ombak.
Azyumadi.
2002.Akhlak Dalam Kehidupan Thasawuf. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Kusrahmadi,
Sigit Dwi. 2007.Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Anak Sekolah Dasar.Yogyakarta:
FIP, UNY.
Dahlan,Ahmad.
2015. Pengertian dan Definisi
Moral.https://www.eurekapendidikan.com/2015/02/pengertian-dan-definisi-moral.html
(diakses pada Rabu tanggal 23 Mei 2018, 10:45:02).
Fariz.
2014.Pendidikan Moral di indonesia.https://farizdp15.wordpress.com/2014/01/13/pendidikan-moral-di-indonesia/
(diakses pada Rabu tanggal 23 Mei 2018, 11:48:06).
Budi. 2011.
Pendidikan Moral ( Nilai/Budi
Pekerti).http://budisma1.blogspot.co.id/2011/07/pendidikan-moral-nilaibudi-pekerti.html(diakses
pada Rabu tanggal 23 Mei 2018, 11:55:45).
Wedan, Mas.
2016. Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan Secara
Umum.http://silabus.org/pengertian-pendidikan/ (diakses pada Rabu tanggal 23
Mei 201811:58:00).
No comments:
Post a Comment