PENGOBATAN PADA IBU MENYUSUI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat,
karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami
yang sederhana ini ” Pengobatan Pada Ibu Menyusui”
Kami berharap agar setelah membaca makalah
kami pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik sebagai
mana tujuan kita bersama sehinga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan
kompetensi dalam bidang keperawatan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami membuka diri untuk menerima
berbagai saran dan kritik demi perbaikan dimasa mendatang.
Banda
Aceh, 7 Juni 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
BAB II PENGOBATAN PADA IBU MENYUSUI.......................................................................... 2
Antibiotik...................................................................................................................... 3
Obat-obat Yang Tidak Aman di Konsumsi oleh Ibu Menyusui.................................... 5
SARAN.................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa aktifitas
menyusui bayi bisa membantu ibu untuk menurunkan berat badannya atau fatloss
secara bertahap, setidaknya selama 6 bulan setelah kelahiran. Dalam proses ini
sejumlah hormon akan dilepaskan ke dalam tubuh, hormon-hormon inilah yg akan
membantu rahim untuk mengembalikan tubuh ke bentuk semula seperti sebelum
hamil. ketika menyusui membakar kalori sebesar 200 hingga 500 kalori perhari.
Jumlah kalori yg sama jika anda berenang selama beberapa jam atau naik sepeda
selama satu jam.
Sebagian besar obat-batan belum diuji pada wanita
menyusui sehingga belum diketahui secara pasti bagaimana pengaruhnya terhadap
anak yang disusuinya. Karena sangat sedikit masalah yang telah dilaporkan, maka
meminum obat yang dijual bebas dan obat yang diresepkan, dalam jumlah tidak
terlalu banyak dan hanya jika diperlukan, akan aman.
Bahkan ibu-ibu yang harus meminum obat secara rutin setiap hari untuk penyakit yang dideritanya (misalnya epilepsi, diabetes atau hipertensi) biasanya bisa menyusui anaknya. Meskipun demikian, ibu masih tetap harus berkonsultasi dengan dokter anaknya. Untuk meminimalkan pemaparan obat-obatan pada bayi yang disusui, ibu sebaiknya meminum obat setelah menyusui atau sebelum bayi tidur.
Bahkan ibu-ibu yang harus meminum obat secara rutin setiap hari untuk penyakit yang dideritanya (misalnya epilepsi, diabetes atau hipertensi) biasanya bisa menyusui anaknya. Meskipun demikian, ibu masih tetap harus berkonsultasi dengan dokter anaknya. Untuk meminimalkan pemaparan obat-obatan pada bayi yang disusui, ibu sebaiknya meminum obat setelah menyusui atau sebelum bayi tidur.
Jika ibu menyusui memerlukan terapi obat dan obat yang
diberikan merupakan obat yang relatif aman maka obat tersebut sebaiknya
dikonsumsi 30 – 60 menit setelah menyusui dan 3 – 4 jam sebelum waktu menyusui
berikutnya. Waktu tersebut umumnya sudah mencukupi dimana darah ibu sudah
relatif bersih dari obat dan konsentrasi obat dalam ASI juga sudah relatif
rendah.
BAB II
Pengobatan Pada Ibu Menyusui
Menyusui
Kadang-kadang
kondisi sedang menyusui membuat kita ragu
untuk mengkonsumsi obat, takut obat bakal berpengaruh terhadap ASI atau bayi. Padahal banyak obat yang boleh
dikonsumsi untuk ibu-ibu yang hamil dan menyusui mulai dari tingkat L1 (safest)
sampai L4. Sebaiknya obat hanya dikonsumsi pada kondisi terpaksa, jika masih bisa home therapy, sebaiknya obat
tidak dikonsumsi. Salah satu obat paling aman untuk ibu menyusui adalah
acetaminophen atau parasetamol.
Hampir semua obat
yang dikonsumsi ibu menyusui akan dikeluarkan juga melalui ASI, dalam kadar
rendah atau tinggi, sehingga obat tersebut dapat masuk ketubuh bayi.
Oleh
karena itu sebaiknya ibu yang menyusui sedapat mungkin menghindari mengkonsumsi
obat2an yang tidak begitu perlu, seperti jamu pegel linu, sakit kepala, batuk
bersin dan lain sebagainya. Minumlah obat yang memang sangat diperlukan untuk
menyembuhkan suatu penyakit dan obat harus diresepkan oleh dokter.
Beberapa jenis
obat yang sering kita pakai yang perlu dihindari selama menyusui adalah :
1. Obat anti alergi
atau antihistamin, misalnya promethasin, difenhidrami, dan dexklorfeniramin,
obat-obat ini bisa mentebabkan bayi yang sedang disusui menjadi gelisah.
2. Obat migre, obat
ini tiadak boleh digunakan jika berefek pada bayi dan juga dapat menggurangi
ASI.
3. Obat tidur dan
obat penenang, yang harus dihindari adalah semacam barbiturate(luminal), bensodiazepin(valium),
dan meprobamate.
4. Obat anti muntah
: ondasentro.
5. Obat gout (sakit
persendian) : kolkosin
Aspirin
juga perlu dihindari karena dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah,
mengganggu fungsi trombosit dan mengurangi prothrombin (salah satu faktor
pembekuan darah)
Hormon
Semua jenis
hormon jagan diminum selama menyusui, terutama hormon androgen, karena dapat
menyebabkan maskulinisasi pada bayi wanita dan pubertas dini pada bayi
lalki-laki, dan juga mengurangi jumlah ASI. Danasol dan estrogen(termasuk pil
KB) juga perlu dihindari
Antibiotik
Beberapa jenis
antibiotik juga perlu dihindari , antara lain tetrasiklin (menghambat
pertumbuhan tulang dan mewarnai gigi), kloramfenicol (menekan sumsum tulang
bayi), klindamisin, metronidazol, sulfonamide dan kotrimoksasol (menyebabkan
anaemia hemolitik dan mata jadi kuning).
Pada
prinsipnya pengobatan TB(Tubercolusis: yang dsebabkan oleh mikobakterium
tuberculosis yang hampir seluruh organ dapat terserang olehnya yang paling
banyak pada paru-paru, TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mycobakterium tuberculosis dengan gejala yang sangat berfariasi(mansjor 1999))
pada ibu menyusui tidak berbeda dengan pasien pada umumnya. Semua jenis OAT
aman diminum oleh ibu menyusui. Sedangkan pada ibu hamil, semua jenis OAT yang
diminum aman, sedangkan obat yang berupa suntikan tidak dianjurkan. Seorang ibu
hamil atau menyusui harus mendapatkan pengobatan TB secara adekuat.
Sampai
saat ini masih banyak ibu hamil atau menyusui yang menghentikan pengobatannya
karena mereka kawatir akan keselamatan janin atau bayinya. Justru yang sangat
disayangkan adalah, mereka menghentikan obat TB setelah berkonsultasi dengan
bidan desa. Dengan tulisan ini, semoga tenaga kesehatan dan PMO (pengawas Minum
Obat) mengetahui bahwa obat TB aman diminum oleh wanita hamil atau ibu
menyusui.
Perlu dijelaskan pada ibu hamil
atau menyusui bahwa keberhasilan pengobatan sangat penting artinya. Pada
ibu hamil bertujuan supaya proses persalinan berjalan lancer dan bayi yang dilahirkan
akan terhindar dari kemungkinan tertulat TB. Sedangkan pada ibu menyusui,
pengobatan TB sampai sembuh adalah cara terbaik untuk menghindari penularan
dari ibu kepada bayinya. Sebagaimana kita ketahui bahwa penularan kuman TB
karena percikan dahak pada waktu kita batu, bersin, bicara bahkan pada saat
kita bernafas. Ibu menyusui boleh tetap menyusui bayinya asalkan memakai masker
pada saat berdekatan
Perlu dijelaskan pada ibu hamil
atau menyusui bahwa keberhasilan pengobatan sangat penting artinya. Pada
ibu hamil bertujuan supaya proses persalinan berjalan lancer dan bayi yang
dilahirkan akan terhindar dari kemungkinan tertulat TB. Sedangkan pada ibu
menyusui, pengobatan TB sampai sembuh adalah cara terbaik untuk menghindari
penularan dari ibu kepada bayinya. Sebagaimana kita ketahui bahwa penularan
kuman TB karena percikan dahak pada waktu kita batu, bersin, bicara bahkan pada
saat kita bernafas. Ibu menyusui boleh tetap menyusui bayinya asalkan memakai
masker pada saat berdekatan dengan bayi yang disusuinya, agar terhindar dari
hal yang tidak di inginkan pada bayi.
Obat-obatan
yang digunakan secara eksternal – misalnya obat-obatan untuk asthma,
obat-obatan yang dioleskan di mata atau hidung – secara umum aman digunakan
selama masa menyusuAnestesi local atau regional tidak akan terserap pencernaan
bayi dan aman untuk digunakan. Anestesi general akan terserap di dalam ASI
dalam jumlah yang sangat sedikit, seperti
umumnya obat-obatan lain dan tidak akan menimbulkan efek samping pada bayi.
Obat-obatan anestesi memiliki masa tinggal yang sangat pendek dalam tubuh ibu
dan dapat dihilangkan dengan sangat cepat dari tubuh. Ibu dapat kembali
menyusui sesaat setelah ibu sadar dan nyaman untuk menyusui.
Beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelum meresepkan obat
tertentu kepada ibu menyusui, antara lain:
- Apakah terapi obat tersebut benar-benar diperlukan?
- Memilih obat yang paling aman bagi ibu menyusui.
- Bila ada kemungkinan bahwa obat yang akan diberikan
dapat berpengaruh pada bayi, perlu dipertimbangkan pengukuran konsentrasi
obat di dalam darah pada bayi yang menyusu tersebut.
- Paparan terhadap obat bagi bayi dapat diminimalisasi
dengan meminta ibu untuk meminum obatnya setelah menyusui bayinya.
Obat-obatan yang aman dikonsumsi oleh ibu menyusui
Pada bulan Januari 1994, The American Academy of Pediatrics telah mengeluarkan daftar obat yang biasanya bisa diberikan pada ibu menyusui :
Pada bulan Januari 1994, The American Academy of Pediatrics telah mengeluarkan daftar obat yang biasanya bisa diberikan pada ibu menyusui :
- Asetaminofen
- Antibiotik
- Anti-epilepsi (Primidon harus dibawah pengawasan)
- Antihistamin
- Alkohol dalam jumlah terbatas (dalam jumlah banyak, pada bayi, alkohol
bisa menyebabkan ngantuk, kelemahan dan penambahan berat badan abnormal)
- Anti-hipertensi
- Aspirin (harus dibawah pengawasan)
- Kafein
- Dekongestan
- Ibuprofen
- Insulin
- Kuinin
- Obat tiroid.
Obat-obatan yang tidak aman dikonsumsi oleh ibu menyusui
Obat-obatan radioaktif yang digunakan untuk
pemeriksaan diagnostik tertentu (misalnya Gallium-69, Iodine-125, Iodine-131
atau Technetium-99m) bisa digunakan asalkan untuk sementara waktu ibu berhenti
menyusui.
Obat-obatan yang sebaiknya tidak boleh diminum oleh ibu menyusui adalah:
- Bromokriptin (obat untuk penyakit Parkinson, juga menyebabkan
berkurangnya pembentukan ASI)
- Sebagian besar obat-obat kemoterapi untuk kanker (obat ini membunuh
sel-sel di dalam tubuh ibu sehingga bisa melukai bayinya)
- Ergotamin (untuk sakit kepala migren, karena menyebabkan muntah, diare
dan kejang pada bayi)
- Litium (untuk penyakit manik-depresif, karena dikeluarkan melalui ASI)
- Metotreksat (untuk artritis, karena bisa menekan sistem kekebalan
bayi)
- Obat-obatan yang disalahgunakan.
- Merokok tembakau. Ibu menyusui sebaiknya tidak merokok. Nikotin bisa
menyebabkan muntah, diare dan gelisah pada bayi, juga akan mengurangi
pembentukan ASI. Ibu menyusui yang merokok aktif maupun pasif, bisa meningkatkan
resiko terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS, sindroma kematian
bayi mendadak) dan infeksi saluran pernafasan dan telinga.
Beberapa jenis obat, seperti kokain dan PCP, bisa menimbulkan keracunan
pada bayi. Amfetamin, heroin dan marijuana bisa menyebabkan iritabilitas, pola
tidur yang buruk, tremor dan muntah. Bayi juga menjadi ketagihan terhadap
obat-obat tersebut.
Panduan untuk memberikan obat kepada ibu yang
sedang menyusui:
1. Gunakan obat jika emang diperlukan
2. Beriakan dosis terkecil yang efektif dan untuk
waktu yang sesingkat mungkin
3. Pilih obat yang kadar didalam ASI lebih rendah
dari pada kadar dalam plasma. Rasio ASI/PALASMA kurang dari 1
4. Hindari obat dengan masa paruh panjang
5. Hindari obat yang time-released
6. Jadwalkan pemberian obat misalkan segera
setelah menyusui atau sebelum waktu tidur panjang bayi sehingga kadar obat
didalam ASI sangat rendah saat menyusui
7. Perhatikan gejala obat pada bayi, seperti
kemerah- merahan pada kulit, kegelisahan, sukar tidur, malas minum dsb
1. Obat yang di anjurkan untuk tidak diberikan kepada ibu yang menyusui
Nama obat
|
Alasan
|
Bromocriptine
|
Menekan laktasi, dapat berbahaya bagi ibu
|
Cocaine
|
Intoksikasi
|
Heroin
|
Tremor, gelisah, muntah, kesulitan minum
|
Nicotine (merokok)
|
Muntah, diare, gelisah, menekan produksi ASI
|
Amphetamine
|
Gelisah, sukar tidur
|
Cyclophosphamide
|
Neutropenia, menekan daya tahan
|
Cyclosporine
|
Menekan daya tahan
|
Methotrexate
|
Menekan daya tahan
|
Ergotamine
|
Muntah, diare, kejang
|
Phenindione
|
Meningkatkan masa protrombin
|
Phencyclidine
|
Halusinasi
|
Lithium
|
Kadar tinggi di dalam ASI
|
2. Zat radioaktif yang memerlukan penghentian pemberian ASI untuk sementara
Nama zat
|
Waktu penghentian pemberian ASI yang dianjurkan
|
Cuprum 64
|
Radioaktivitas masih terdapat di dalam ASI setelah
50 jam
|
Gallium 67
|
Radioaktivitas masih terdapat di dalam ASI setelah 2
minggu
|
Indium 111
|
Pada 20 jam terdapat sangat sedikit di dalam ASI
|
Iodine 123
|
Radioaktivitas masih terdapat di dalam ASI sampai 36
jam
|
Iodine 125
|
Radioaktivitasnya terdapat di dalam ASI selama 12
hari
|
Iodine 131
|
Radioaktivitasnya terdapat dalam ASI selama 14 hari
|
Apabila ibu memerlukan pemeriksaan
menggunakan zat radioaktif, maka ASI sementara tidak diberikan kepada bayi,
walaupun tetap harus dikeluarkan (dibuang) agar produksi ASI jangan terhenti.
Lama penghentia menyesui tergantung dari masa paruh obat, dianjurkan untuk
menghentikan penyusuan selam 5 kali masa paruh atau sesuai anjuran.
3. Obat-obatan yang pemberiannya perlu berhati-hati
karena mungkin mempunyai efek terhadap bayi
Nama Obat
|
Alasan
|
Chlorpromazine
|
Letargi dan rasa kantuk
|
Chloramphenicol
|
Supresi sumsum tulang
|
Metronidazole
|
In vitro adalah mutagen; bila ibu memerlukan hanya
dosis tunggal, pemberian ASI dapat dilanjutkan setelah 24 jam
|
Salicylate
|
Asidosis metabolik
|
Phenobarbital
|
Sedasi, methemoglobinemia
|
Primidone
|
Sedasi, masalah minum
|
Caffeine (bila berlebihan)
|
Iritabel, sulit tidur
|
Pil kontrasepsi yang mengandung estrogen
|
Mengurangi jumlah ASI dan kandungan proteinnya
|
Dexbrompheniramine maleate
|
Banyak menangis, iritabel, kurang tidur
|
Indomethacin
|
Kejang
|
Yodium
|
Mengganggu keaktifan kelenjar tiroid
|
Povidon iodine
|
Bau yodium pada kulit bayi
|
Nalidixic acid
|
Hemolisis pada bayi dengan defisiensi enzim G-6-PD
|
Nitrofurantoin
|
Hemolisis pada bayi dengan defisiensi enzim G-6-PD
|
Phenytoin
|
Methemoglobinemia
|
Golongan Sulfa
|
Adalah “bilirubin displacer” Ikterus
|
Tolbutamide
|
Ikterus
|
Saran
Bagi wanita
hamil dan menyusui, konsumsi obat-obatan harus benar-benar diperhatikan. Sebab,
kandungan zat-zat dalam obat tersebut dikhawatirkan dapat mempengaruhi janin
atau bayi yang sedang disusui. American Academy of Family Physicians memberikan
saran mengenai beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum wanita hamil dan menyusui
mengonsumsi obat-obatan, antara lain:
* Jika harus mengonsumsi obat yang diminum, lakukan setelah
menyusui. Hal itu perlu dilakukan agar obat-obatan memiliki waktu untuk berada
dalam sistem tubuh beberapa saat.
* Secara umum, obat jenis asetaminophen merupakan pereda rasa
sakit yang aman bagi ibu menyusui. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter
Anda.
* Jangan minum obat jenis aspirin selama menyusui karena bisa
menyebabkan pendarahan pada ibu dan ruam kulit pada bayi.
* Hindari juga konsumsi obat jenis antihistamine untuk jangka
panjang selama menyusui.
* Cek apakah ada kemungkinan efek samping dari obat yang
dikonsumsi ibu pada bayi. Terutama gejala awal seperti sulit bernapas atau ruam
kulit.
DAFTAR PUSTAKA
(cfs/merckmanual/aap.org/medphram.co.za)
No comments:
Post a Comment