Thursday, 22 November 2018

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN MENGUKUR PASANG SURUT, TINGGI GELOMBANG, KUAT ARUS LAUT DAN KECERAHAN AIR LAUT DI ALUE NAGA BANDA ACEH


LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
MENGUKUR PASANG SURUT, TINGGI GELOMBANG, KUAT ARUS LAUT DAN KECERAHAN AIR LAUT DI ALUE NAGA BANDA ACEH



OLEH :

KELOMPOK IV

NOVA FIFI ALFIS         : 17160014
RAHMADAINI               : 16160044
ALMUTHAD A              : 17160021
WILLY DOZAN             :
DEFRI AFANDI             : 17160031
ALAN FARDANI           : 17160003
AFANDI GUNAWAN   : 17160032









FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2018

 

BAB I

PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan. oseanologiadalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan.Secara sederhana oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan laut, yang mencakup pengetahuan tentang faktor biotik dan abiotik serta interaksi yang terjadi diantaranya. Perairan laut adalah suatu badan air yang berhubungan dengan lautan (Nontji,2007).
Untuk mengetahui apakah terdapat suatu keseimbangan antara faktor biologi dan habitatnya, yaitu organisme dengan faktor-faktor fisika dan kimia suatu perairan serta kondisi fisik alam dalam perairan diperlukan pengetahuan tentang ukuran faktor-faktor tersebut secara kualitatif dan kuantitatif (Romimohtarto,2009).
Beberapa faktor lingkungan penentu perairan diperanguhi pengelolaan dan kelansungan hidup, kondisi fisik alam, pertumbuhan, atau reproduksi organisme akuatik dapat dilihat dari sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Faktor kimia meliputi: salinitas dan pH sedangkan faktor fisika meliputi: pasang surut, gelombang, arus,kecerahan dan suhu (Hutabarat dan Evans,1985).

1.2    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilaksanakan praktikum ini agar mahasiswa dapat:
a.       Menganalisa dan mengenal parameter fisika suatu perairan;
b.      Mengetahui kondisi fisik suatu perairan.
c.       Menghitung nilai parameter fisika.





1.3    Tujuan Penelitian
       Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini agar mahasiswa dapat:
a.     Memahami dan memperluas wawasan tentang parameter fisika dan kimia perairan;
b.    Memenuhi tugas praktikum mata kuliah oseanografi.
      
1.3. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum lapangan mata kuliah oseanografi dilaksanakan di pantai aluenaga banda aceh,pada tangal 21 januari 2018 dimulai dari jam 09:30 sampai jam 16:00 wib.


















BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

 

2.1  Perairan Laut

Kata oseanografi adalah kombinasi dari dua kata Yunani: oceanus (samudera) dan graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang samudera. Tetapi lingkup oseanografi pada kenyataan lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena samudera sendiri akan melibatkan berbagai disiplin ilmu jika ingin diungkapkan (Supangat dan Susanna, 2008).

Indonesia adalah negara kepulauan yang mana dua per tiganya dikelilingi oleh laut.

Gambar 1.Perairan Nusantara
Air laut merupakan bahan baku utama dalam produksi garam (NaCl). Dari hasil analisa air laut banyakmengandung unsur-unsur seperti Ca, Mg, SO4, K yang dapat menurunkan kualitas garam dalam air.Air laut adalah air murni yang di dalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas. Senyawa-senyawa terlarut yang secara kolektif disebut garam. Dengan kata lain 96,5% air laut berupa air murni dan 3,5% zat terlarut. Banyaknya zat terlarut disebut salinitas. Zat terlarut meliputi garam-garam anorganik. Fraksi yang terbesar dari bahan yang terlarut terdiri dari garam-garam anorganik yang berwujud ion. Enam ion anorganik (klor, natrium, belerang, magnesium, kalsium, dan kalium) merupakan komponen utama (99,28%) berat dari bahan anorganik padat. Empat ion lainnya (bikarbonat, bromida, asam borat, stronsium) menambah 0,71% berat hingga sepuluh ion bersama-sama sebagai zat terlarut dalam air laut (Nybakken, J. W, 1985).

Keberadaan ekosistem yang kompleks dalam suatu perairan laut, pola aliran arus antar pulau yang dinamis dan aktifitas di kawasan laut mempunyai pengaruh terhadap kandungan zat hara serta pola sebarannya.Kandungan zat hara di suatu daerah perairan selain berasal dari perairan itu sendiri juga tergantung pada keadaan sekelilingnya, seperti sumbangan dari daratan melalui sungai serta serasah mangrove dan lamun. Zat hara merupakan zat-zat yang diperlukan dan mempunyai pengaruh terhadap proses dan perkembangan hidup organisme seperti fitoplankton, terutama zat hara nitrat dan fosfat. Kedua zat hara ini berperan penting terhadap sel jaringan jasad hidup organisme serta dalam proses fotosintesis. Tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton di suatu perairan tergantung pada kandungan zat hara di perairan antara lain nitrat dan fosfat. Senyawa nitrat dan fosfat secara alamiah berasal dari perairan itu sendiri melalui proses-proses penguraian pelapukan ataupun dekomposisi tumbuhtumbuhan, sisa-sisa organisme mati dan buangan limbah baik limbah daratan seperti domestik, industri, pertanian, dan limbah peternakan ataupun sisa pakan yang dengan adanya bakteri terurai menjadi zat hara (Ulqodry,2011).

Fenomena dinamika yang terjadi di lautan seperti pasang surut, arus, transportmassa, dan sebagainya, termasuk fenomena-fenomena yang belum terungkap secara lugas,contohnya fenomena el nino dan la nina dibutuhkan informasinya oleh banyak Negara.
Gambar 2.  Fenomena El Nino dan La Nina
Semua fakta di atas mengukuhkan pentingnya samudera bagi kehidupan nasional, regional, dan internasional.Dan ini juga mengukuhkan pentingnya disiplin ilmu oseanografi untuk lebih dilirik, dipahami, bahkan didalami oleh para intelektual yang meminatinya (Mahatma, 2011).

1.1.1        Pasang Surut
Hampir di setiap perairan pantai terjadi kenaikan maupun penurunan permukanair laut dalam hitangan jam maupun hari. Dimana air pantai yang turundisebut dengan surut, dan air pantai yang naik dikenal dengan nama pasang. Fenomena ini disebut dengan pasang surut air laut.
           
A                                                         B
Gambar 6. Pasang Surut. A. Air Laut Pasang; B.sesudah air laut pasang.
Peristiwa ini di sebabkan oleh gaya tarik benda-benda angkasa yang menyebabkan terjadinya kenaikan atau penurunan permukaaan air laut. Dimana dalam satu hari bumi berputar satu kali penuh dan bulan menarik massa air laut hal ini mengakibatkan gaya sentrifugal yang menyebabkan hal ini terjadi (Hoffman,2010).
Pasut merupakan fenomena pergerakan air laut yang di akibatkan oleh beberapa factor antara lain di akibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda langit. Selain itu pasang surut juag di sebabkan oleh pengaruh gaya tarik menarik anatar massa  umi dan massa benda-banda langit terutam matahari dan  baulan. Gaya tarik ini berbanding lurus dengan massanya dan berbanding tebalik dengan kuadrat jaraknya (Lubis,2011)
Menurut Weyl (1970), Pasang surut timbul dari gaya tarik gravitasi bulan dan matahari di bumi . Selain itu efek bulan lebih kuat, jarak rata-rata antara pusat bumi dan bulan tidak berubah dengan waktu , daya tarik gravitasi bulan di bumi yang tepat dan seimbang yang menyebabkan gaya sentrifugal akibat rotasi bumi di sekitar pusat massa dari sistem bumi yaitu bulan.

Keterangan :
Y         : tinggi pasut pada waktu t
T          : periode komponen pasut ke-n, dalam jam
A         : amplitude komponen pasut ke-n

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Komponen harmonik  utama pasang surut, penyebab, periode dan perbandingan gaya yang ditimbulkan.
Tipe Pasut
Komponen Harmonik
Simbol
Periode (jam)
Gaya yang di timbulkan
Ganda
Bulan Utama
Matahari Utama
Elip Bulan Besar
Bulan-Matahari
M2
S2
N2
K2
12.42
12.00
12.66
11.97
100
46
19
13
Tunggal
Bulan-Matahari
Bulan Utama
Matahari Utama
K1
O1
P1
23.93
26.87
24.07
58
41
19
Periode Panjang
Bulan 2 Mingguan
Bulan – Mingguan
Mingguan
Bulan 4 Mingguan
Matahari Sementara
Mf
Msf

Mm
Ssa
327.86
354.36

661.30
4384.80
16
9

8
8

Pasang Surut terbagi dari atas beberapa jenis, yaitu :
a.     Pasang Surut harian Ganda.
b.    Pasang Surut harian Tunggal.
c.     Pasang Surut campuran condong ke condong ke harian ganda.
d.    Pasang Surut campuran harian tunggal.

faktor-faktor penyebab terjadi pasang surut
Berdasarkan teori kesetimbangan :
a.    Rotasi bumi pada sumbunya.
b.    Revolusi bulan terhadap matahari.
c.    Revolusi bumi terhadap matahari.
Berdasarkan teori dinamis :
a.     Kedalaman dan luas perairan, 
b.    Pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan 
c.     Gesekan dasar.
Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi pasang surut :
a.     Topogafi dasar laut.
b.    Lebar selat.
c.     Bentuk teluk dan lain sebagainya.
Manfaat pasang surut untuk manusia :
a.     Sumber penghasil tenaga listrik
b.    Dapat menghasilkan garam
Melakukan Surfing, dan lain-lain







1.1.2        Kecerahan

Faktor lain yang mempengaruhi proses penyerapan dalam air laut antara lain lumpur dan mikroorganisme (fitoplankton), sehingga tingkat kecerahan suatu perairan sangat mempengaruhi intensitas cahaya yang terserap dalam kolom air di perairan tersebut (Sediandi, 2003).
Penyinaran cahaya matahari akan berkurang secara cepat sesuai dengan makin tingginya kedalaman lautan. Pada perairan yang dalam dan jernih proses fotosintesa hanya terdapat sampai kedalaman sekitar 200 meter saja. Adanya bahan – bahan yang melayang – layang dan tingginya nilai kekeruhan di perairan dekat pantai penetrasi cahaya akan berkurang di tempat ini. Akibatnya penyebaran tanaman hijau di sini hanya dibatasi sampai pada kedalaman antara 15 dan 40 meter.(Hutabarat, 1985).
A                                                             B
Gambar 5. Secchi Disk. A. Alat Mengukur Kecerahan ; B. Penggunaan Alat Secchi Disk
Kecerahan perairan merupakan kebalikan dari kekeruhan, Kecerahan air memberikan petunjuk tentang daya tembus atau penetrasi cahaya ke dalam air laut.Bird dan Benson (1987) menyatakan bahwa kecerahan untuk budidaya.AlgaeKappaphycus alvarezii lebih besar dari 5 meter. Perairan yang keruh mempunyai banyak partikel-partikel halus yang melayang didalam air dan banyak partikelpartikel tersebut menempel pada thallus, sehingga dapat menghambat penyerapan makanan dan proses fotosintesis.


2.1.1        Kecepatan Arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di dunia.Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal. Gerakan air dipermukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya (Hutabarat,1985).
Gambar 3. Pasang Surut
Arus permukaan laut umumnya digerakkan oleh stres angin yang bekerja pada permukaan laut.Angincenderung mendorong lapisan air dipermukaan laut dalam gerakan angin. Arus laut juga dapat terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara tempat yang satu dengan yang lain. Perbedaan tekanan ini terjadi sebagai hasil adanya variasi densitas air laut dan slope permukaan laut. Gaya akibat perbedaan tekanan di sebut gaya gradient tekanan (Azis, 2006).
Faktor penyebab terjadinya arus laut
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu :
a.     Faktor internal, seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air.
b.    Faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik, dan angin.



Jenis-jenis arus laut
Berdasarkan Proses Terjadinya
a.     Arus ekman, arus yang dipengaruhi oleh angin.
b.    Arus termohaline, arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitas.
c.     Arus pasut, arus yang dipengaruhi oleh pasut.
d.    Arus geostropik, arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya corolis.
e.     Arus wind driven current, arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.
Berdasarkan Kedalamannya:
a.    Arus permukaan,terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
b.    Arus dalam, terjadi jauh di dasar kolom peraran, arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan membawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.
Pengamatan arus laut
Dilakukan untuk mengetahui arah dan kecepatan air laut pada kedalaman tertentu.Metode pengamatannya menggunakan Current Meter, yaitu dengan menempatkannya di beberapa stasiun pengamat di bawah permukaan laut.
Keuntungan Current Meter:
·         Dapat mengukur pada setiap kedalaman.
·         Pencatatanya secara otomatis.Data
·         Ukurannya relatif teliti.
Sistem Pengamatan
Gambar 4.Water Current Meter 
Pengukuran kecepatan arus air disebut dengan Water Current Meter yang secara prinsip dibagi dalam tiga sistem, yaitu:
a.     Sistem pencacah putaran, yaitu current meter yang mengkonversi kecepatan sudut dari propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis ini mempunyai kisaran pengukuran antara 0,03 – 10 m/s.
b.    Sistem elektromagnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yang mengalir melalui medan magnetik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan kedalam kecepatan.
c.     Sistem akustik, pada sistem ini digunakan prinsip Dopler pada transduser, juga biasanya berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa pendek pada frekuensi tertentu. Pulsa-pulsa dari yang diterima kembali oleh receiver dimana hal tersebut dapat diukur sebagai kecepatan arus air.
d.    Menurut Hutabarat (1985), gerakan air di permukaan laut di sebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lain, yaitu:
·      Bentuk topografi dasar
·      Gaya coriolis dan Arus ekman: gaya coriolis membelokkan arah pergerakan massa air sebagai akibat dari rotasi bimi. Penyebab ini membentuk sebuah spiral yg disebut spiral Ekman.
·      Perbedaan-perbedaan tekanan air: air mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke tekanan rendah.



2.3    Parameter Kimia
2.3.1   pH
Derajat keasaman atau pH digambarkan sebagai keberadaan ion hidrogen. Derajat keasaman (pH) berpengaruh terhadap kelarutan dan ketersediaan ion mineral sehingga mempengaruhi penyerapannutrien oleh sel. Perubahan nilai pH yang signifikan dapat mempengaruhi kerja enzim dan menghambat proses fotosintesis dan pertumbuhan mikroalga (Gunawan,2012).
Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu yang disukai bagi pertumbuhannya.Makin tinggi kenaikan suhu air, maka makin sedikit oksigen yang terkandung di dalamnya.Suhu yang berbahaya bagi makrozoobenthos adalah yang lebih kurang dari 350 C. Organisme perairan mempunyai kemampuan berbeda dalam menolerir pH perairan.Batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi banyak faktor antara lain suhu, oksigen terlarut, alkalinitas, adanya berbagai anion dan kation serta jenis dan stadia organism (Marpaung,2013).
Air laut umumnya memiliki nilai pH di atas 7 yang berarti bersifat basis, namun dalam kondisi tertentu nilainya dapat menjadi lebih rendah dari 7 sehingga menjadi bersifat asam. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan nilai pH, nilai yang ideal untuk kehidupan antara 7 – 8,5. Pada nilai pH yang lebih rendah (< 4), sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah(Susana, 2009).

2.3.2        Salinitas
Salah satu besaran dasar dalam bidang ilmu kelautan adalah salinitas air laut. Salinitas sering kali diartikan sebagai kadar garam dari air laut, walaupun hal tersebut tidak tepat karena sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat padat yang terlarut dalam 1 kilogram air laut jikalau semua brom dan yodium digantikan dengan khlor dalam jumlah yang setara, semua karbonat diubah menjadi oksidanya dan semua zat organik dioksidasikan.Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg yang umumnya dituliskan dalam ‰ atau ppt yaitu singkatan dari part-per-thousand (Arief, 1984).Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.
Tabel 2. Salinitas Berdasarkan Jenis Air
No
Jenis Air
Besar Salinitas
1
Air Tawar
< 0,05 %
2
Air Payau
0,05-3%
3
Saline
3-5%
4
Braine
>5%
Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar.  Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payauatau menjadi salinebila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine. Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya,misalnya  Laut Matimemiliki kadar garam sekitar 30% (Alfiah, 2013).
Salinitas adalah derajat konsentrasi garam yang terlarut dalam air. Hasil pengukuran menunjukkan pada kisaran antara 34,4 – 36,3 ‰ dengan rata-rata 35,5 ‰. Berdasarkan kisaran tersebut menunjukkan bahwa salinitas meningkat ke arah laut.Tingginya salinitas di area pengukuran pantai dan dekat muara sungai menunjukkan bahwa kecenderungan muara sungai tersebut termasuk dalam kategori estuaria negatif, yaitu interpensi air laut lebih besar dari pada air sungai.(Irawan dan Sari, 2013).

2.1.2        DO (Dissolved Oxygen)
DO atau Dissolved Oxygen adalah jumlah oksigen dalam air yang berasal dari fotosintesa dan adsorbsi atmosfer udara. DO berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahluk hidup dalam air. Semakin banyak DO maka kualitas air semakin baik. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, metabolisme, untuk tumbuh dan pembiakan. Sumber utama DO dalam perairan berasal dari proses difusi udara bebas dari fotosintesis tumbuhan perairan (Salmin, 2005).
Menurut Boyd (1990) dalam Puspitaningrum (2012) konsumsi oksigen dilakukan oleh semua organisme melalui proses respirasi dan perombakan bahan organik. Produksi oksigen berlangsung melalui proses fotosintesis oleh komunitas autotrof, sedangkan konsumsi oksigen dilakukan oleh semua organisme melalui proses respirasi dan perombakan bahan organik. Dinamika oksigen terlarut dalam ekosistem perairan ditentukan oleh keseimbangan antara produksi dan konsumsi oksigen.
Menurut Odum (1971) dalam Salmin (2005), menyatakan bahwa pada lapisan permukaan, kadar oksigen terlarut akan lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh difusi antara air dengan udara bebas dan adanya proses fotosintesis. Kadar O2 semakin berkurang seiring dengan bertambahnya kedalaman karena proses fotosintesis berkurang. Jadi, dapat disimpulkan semakin banyak fitoplankton maka kadar oksigen akan meningkat.




BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1    Alat dan Fungsi
3.1.1   Kecepatan Arus
Alat yang digunakan pada praktikum Oseanografi sebagai berikut:
a.     Stopwatch      : sebagai alat menghitung waktu
b.    Meteran           : sebagai alat pengukur panjang tali rafia yang digunakan.
c.     Float                : sebagai alat pengapung saat mengukur arus laut.
d.    Kompas           : sebagai alat penentu arah mata angin.
e.     GPS                 : sebagai alat untuk menentukan letak koordinat..

3.1.2. Pasang Surut
Alat yang digunakan pada praktikum Oseanografi sebagai berikut:
a.     Tide Stuff       : sebagai alat pengukur pasang surut.
b.    Senter              : sebagai alat penerang digunakan pada malam hari.
c.     GPS                 : sebagai alat untuk menentukan letak koordinat.

3.1.4. Kecerahan
Alat yang digunakan pada praktikum Oseanografi sebagai berikut:
a.     Secchi Disk         : sebagai alat untuk mengukur kecerahan.
b.    Tongkat Skala      : sebagai pengukur panjang tali pada Secchi Disk yang telah                    ditandai karet gelang sebagai D1 dan D2.


3.2    Prosedur Kerja
3.2.1   Kecepatan Arus
a.     Disiapkan alat 1 balon karet.
b.    Dihubungkan dengan tali raffia sepanjang 30 cm, diberi tanda ikatan setiap 1m.
c.     Siapkan pemberat (shinker)
d.    Dihanyutkan mengikuti arus air laut.
e.     Bersamaan tekan start stopwatch (pengukur waktu).
f.     Bidikan kompas (pengukur arah) sejajar dengan botol.
g.    Matikan stopwatch saat tali mulai merenggang sempurna.
h.    Catat hasil pengukuran waktu dan arah arus.
i.      Dihitung kecepatan arus dengan rumus  v =s/t
j.      Dicatat dalam satuan m/s.

3.2.2. Pasang Surut
a.     Siapkan Tide Staff
b.    Ditancapkan di daerah pasang surut yang masih terendam air saat surut terendah
c.     Dicatat tinggi permukaan air mula-mula ( ) sesuai dengan tinggi permukaan air pada pipa paralon dalam cm
d.    Ditunggu selama 1 jam kemudian dicatat lagi tinggi permukaan airnya ( ) pada pipa paralon yang telah diberi skala dalam cm
e.     Dihitung tinggi pasang surut lembah dan puncaknya  Dicatat dalam satuan cm/jam

3.2.3. Kecerahan
a.     Siapkan Secchi Disk
b.    Tongkat skala atau tali rafia yang telah diatur ukurannya ditegakkan pada perairan.
c.     Menyentuh dasar periaran.
d.    Usahakan posisi tubuh tidak menghalangi arah datangnya gelombang.
e.     Tunggu puncak gelombang menyentuh tongkat skala.
f.     Tinggi puncak gelombang saat menyentuh tongkat skala (É…).
g.    V= É…/T
h.    Dicatat sampai mana secchi disk tidak terlihat lagi dan sampai mana secchi disk kelihatan pada kedalaman perairan.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Data dan Hasil Pengamatan
4.1.1   Kecepatan Arus
Untuk mengukur kecepatas arus, menggunakan rumus :
Keterangan :
v   : kecepatan
s   : jarak tempuh float
t    : waktu tempuh float
Peralatan yang digunakan :
a.     Stopwatch
b.    Meteran
c.     Float (balon)
d.    Kompas
e.     GPS
Data di ambil pada pukul 17.50 WIB tepatnya pada sore hari sabtu tanggal 09 Desember 2016.Dengan hasi pengukuran sebagai berikut :
Jarak Tempuh Alat                  : 2 meter
Waktu Tempuh                       : 1,31 menit atau 91 detik
Kecepatan Arus                      : 0.02197802 m/detik
Pada Data Tabel Sheet di atas hanya dapat kami paparkan 1 data, disebabkan oleh kurangnya alat yang memadai ataupun dapat dibilang ada beberapa faktor eksternal yang menghambat proses pengambilan data.





4.1.2. Pasang Surut (Metode Tide Pole)
Peralatan yang dibutuhkan :
a.     Tide suft
b.    Senter, digunakan pada malam hari
c.     GPS

            Data di ambil mulai tanggal 21 januari 2018 mulai pukul 09:30 sampai 16:00
berikut :
Puncak            : puncak tertinggi 180 cm dan puncak terendah 70 cm.
Selang waktu penggukuran     : 15 menit
Tipe pasng surut                      : tunggal

4.1.4 Kecerahan
Peralatan yang dibutuhkan :
·         Saichi Disk
·         Meteran
·         Tali
Kedalaman terlihat                  : 100 cm
Kedalaman tak terlihat            : 150 cm
Persentase (%)                         : 100 %
Jarak kecerahan                       : 66,666667
Pada Data Tabel Sheet di atas hanya dapat kami paparkan 1 data, disebabkan oleh kurangnya alat yang memadai ataupun dapat dibilang ada beberapa faktor eksternal yang menghambat proses pengambilan data.





4.1    Prosedur
4.2.1   Kecepatan Arus
Alat dan bahan yang digunakan saat pengukuran kecepatan arus adalah tali rafia diamana tali rafia merupakan alat yang digunakan untuk mengikat balon (pelampung). Balon merupakan alat yang digunakan utuk mengukur atau indikator kecepatan arus. Stopwatch merupakan alat yang digunakan untuk mengukur waktu saat praktikum dimana stopwatch digunakan untuk mengukur waktu kecepatan renggang antara balon dan tali rafia. Kompas merupakan alat yang digunakan untuk menentukan arah mata angin saat praktikum di lapang diaman pengkuran sangat penting di lakukan karena merupakan salahsatu penentu pergerakan arus nantinya.
Arus merupakan pergerakan air yang menyebabkan perpindaha horizontal massa air dari suatu tempat ke tempat yang lain. Faktor yang mempengaruhi arus, gerakan air di permukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angina yang bertiup di atasnya. Pengukuran arus di lakukan pada praktikum oceanografi dilakukan di posisi sekitar 5 – 10 meter dari bibir pantai dimana pengukuran arus di lakukan di tempat yang sama seperti pengukuran suhu. Pada pengukuran suhu alat yang di gunakan adalah dengan menggunakan alat konvensional dimana alat tersebut terdiri dari satu buah balon yang di ikat pada tali sepanjang 30 cm dan di ikat lagi dengan tali sepanjang 1 – 2 meter. Dimanapengukuran di lakukan dengan cara menghitung waktu yang di perlukan botol untuk merenggang dan di hitung dengan rumus v = s : t

4.2.2   Pasang surut
Alat dan bahan yang digunakan pada saat pengnukuran parameter pasang surut saat praktikum sebagai berikut. Tide staff merupakan alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian pasang surut di suatu perairan dimana tide staf terbuat dari pipa paralon selinder berukuran 200cm yang ada saat pengukuran di tancapkan di perairang untuk kerluan pengambilan data. Stopwatch merupakan alat yang digunakan untuk mengukur lamanya pasanag surut pada saat praktikum.
Pasang surut adalah gelombang yang di bangkitkan oleh factor interaksi anatara bumi dan benda bennda antariksa salah satunya matahari dan bulan.Diman puncak tertinggi di sebut dengan pasang dan terendah di sebut dengan pasut. Terdapat tiga jenis pasang surut yaitu pasang surut diurmal yaitu pasut harian, semi diurnal yaitu pasut setengah hari dan mixe tides yaitu pasut campuran. Dimana skema kerja dari pengukuran pasu adalah menggunakan alat  tide sataf. Tide staff di tancabkan pada substrak yang dimana saat surut terendah masih di terendam oleh air dan di letekan dititik yang ingin di ambil sampel pasang surutnya.

4.2.3   Kecerahan
Alat dan abhan yang digunakan pada pengukuran paremeter kecerahan adalah sebagai berikut. Secchi disk merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kecerahan di suatu perairan denga mengukur secara langsung perairan yang ingin di ambil sampel kecerahanya. Secchi disk merupakan alat ukur kecerahan secara konvensional yang biasa digunakan pada pengukuran kecerahan suatu perairan. Penggaris merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panjang tali pada secchi disk pada saat praktikum. Karet gelang merupakan alat yang digunakan untuk menandai tali atau mengikat tali pada secchi disk untuk menandai posisi D1 dan D2 pada tali secchi disk dimana D1 dan D2 merupakan skala atau data yang di cari pada saat pengukuran. Tongkat skala merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panjang atau kecerahan pada perairan dimana yang di ukur adalah panjang dari dataD1 dan D2 pada tali secchi disk yang tadinya di ukur dan sudah di tandai dengan karet gelang.
Kecerahan merupakan ukuran penetrasi cahaya yang dapat masuk ke dalam kolom perairan dan mencapai daerah dimana saat cahaya terssebut sudah tidak mampu menembus perairan lagi.Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter.Dimana kecerahan optimal dari suatu perairan adalah 1-2 meter.Pengukuran kecerahan sediri di lakukan dengan alat secchi disk yang merupakan alat pengukuran kecarahan konvensional. Cara pengambilan data ini dilakukan dengan menurunkan sacchi disk ke dalam air secara pelan-pelan sampai sacchi dis tidak nampak dari permukaan, yang dimana ini merupakan ukuran kecerahan terdalam dari suatu perairan. Setelah sachi disk sudah tidak terlihat lalu di Tarik naik ke permukaan dan di catat berapa kadalaman saat sacchi disk pertama kali terlihat dari permukaan.





4.3    Analisa Hasil
4.3.1   Kecepatan Arus
Dari data yang kita peroleh dari pengukuran kecepatan arus di perairan Pantai Gapang Pulau Sabang adalah 0,021 m/s dan arus bergerak dari timur ke barat. Pergerakan arus dari timur ke Barat ini tidak terlepas dari beberapa faktor yaitu pertama pergerakan angin. Lalu adanya tekanan juga menyebabkan perbedaan arah arus. Variasi densitas juga berpengaruh pada arus laut(Azis,2006).
Sementara itu gaya coriolis juga berpengaruh pada arus air laut. Sebab gaya ini mempengaruhi aliran massa air dimana air yang lurus akan belok akibat gaya ini.  Gaya ini akibat dari rotasi pada poros bumi seperti yang dikatakan Hutabarat(1985).

4.3.2   Pasang Surut
Menurut Widarno(2011), tipe pasang surut adalah dibagi menjadi tiga. Adalah yang pertama yaitu pasang surut harian. Kedua yaitu pasang surut purnama dan yang terakhir adalah pasang surut perbani. Pada saat pengamatan praktikum, yang dilakukan di Pantai Gapang Pulau Sabang yang terjaadi adalah pasang surut tunggal, Sabang Lintang Utara (05o09’00”U) dan Bujur Timur (95o03’00”T).

4.3.3   Kecerahan
Hasil pengukuran diperairan Pantai Gapang pulau sabang . Hal ini menunjukkan bahwa kecerahan perairan tersebut baik. Hal ini sesuai dengan KLH(1988), yang mengatakan bahwa kecerahan untuk budidaya ikan seharusnya lebih dari 3 m. Untuk budidaya rumput laut dan tiram.

4.4    Manfaat Di Bidang Perikanan
4.4.1   Kecepatan Arus
Arus adalah gerakan air yang menyebabkan perpindahan horizontal massa air dari suatu ke tempat lain. Arus disebabkan oleh angin tetapi penyebab utamanya adalah radiasi matahari pada siang hari, sedangkan pada malam hari disebabkan oleh bulan. Disamping itu, gaya Coriolis juga dapat menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan arah arus yang kompleks susunannya. Gaya Coriolis sendiri yaitu gaya yang disebabkan oleh rotasi bumi yang mengakibatkan pembelokan arah angin. Angin juga dapat menyebabkan timbulnya arus vertical yang dikenal sebagai upwelling dandownwelling (Hutabarat, 1985) Hal ini biasanya terjadi karena adanya perbedaan densitas dan suhu.
Ada dua macam arus yaitu pertama, arus permukaan yang disebabkan oleh angin.Ke dua, arus kedalaman yang disebabkan oleh densitas.Adapun manfaat arus adalah sebagai transportasi unsur hara, penyegaran dan pencucian karang, distribusi migrasi ikan, sebagai arah pelayaran, dan sebagai energy alternative (pembangkit listrik).
Kecepatan arus dapat dihitung dengan rumus :
           Keterangan :
           v = kecepatan arus
           s = panjang tali yang terpakai (m)
           t = waktu tempuh (s)

4.4.2. Pasang Surut
Pasang Surut adalah pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara rata-rata dan dalam periode tertentu, yang dibangkitkan oleh adanya interaksi antara bumi-bulan-matahari.Waktu antara puncak atau lembah ke puncak atau lembah gelombang berikutnya disebut periode. Di dalam pasang surut juga terkenal istilah tidal range yaitu jarak antara pasang tertinggi dibanding dengan surut terendah periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
     Pasang surut mempunyai tiga tipe dasar, yaitu :
a.    Pasang surut harian (diurnal). Mekanisme pasang surut harian adlah satu kali pasang, satu kali suru, dengan periode 24 jam 50 menit.
b.    Pasang surut tengah harian (semi diurnal). Hampir sama seperti diurnal namun semi diurnal ini hanya terjadi setengah hari.
c.    Pasang surut campuran (mixed tide). Pasang surut ini terdiri dari diurnal dan semi diurnal.Sehingga terjadi satu kali pasang, dua kali surut dengan periode yang sangat berbeda.
Adapun macam Pasang Surut yaitu :
a.    Pasang surut perbani, dimana posisi bulan bumi matahari tegak lurus
b.    Pasang surut purnama, dimana posisi bumi bulan matahri sejajar
Alat untuk mengukur pasang surut disebut tide staffyang nantinya ditempeli dengan meteran.

4.4.4. Kecerahan
Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan dimana kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh kedalam perairan. Hubungan antara kecerahan dan fotosintesis, yaitu semakin banyak cahaya matahari yang masuk maka semakin besar fitoplankton berfotosintesis. Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam perairan. Menurut Asmawi (1986) faktor-faktor kekeruhan air disebabkan oleh benda.
Nilai kecerahan dinyatakan dengan satuan meter, dan sebaiknya pengukuran kecerahan dilakukan pada saat cuaca cerah. Tujuan mengukur kecerahan yaitu untuk mengukur kualitas perairan dimana ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi dalam air , lapisan manakah yang keruh dan tidak keruh (Kordi dan Andi,2007). Kecerahan optimal disuatu perairan berkisar  1-2m , sedangkan kisaran maksimal 1-5m. jika kurang dari 1m maka perairan tersebut mengalami booming phytoplankton.
perairan terkena radiasi matahari, dan lapisan yang paling dalam disebut  afotik dimana kolom perairan sama sekali tidak menerima radiasi matahari. Faktor yang mempengaruhi kecerahan antara lain, intensitas cahaya matahari (semakin banyak intensitas cahaya yang masuk semakin dalam kecerahan disuatu perairan),fitoplankton  , jumlah partikel yang tersuspensi, kedalaman, garis lintang, waktu pengukuran.
Alat untuk mengukur kecerahan disebut Secchi Disk.Secchi Disk mempunyai desain berbentuk lingkaran atau lempengan dengan empat warna, yaitu hitam-putih-hitam-putih dengan tujuan agar warna hitam itu menyerap cahaya sedangkan warna putih memantulkan cahaya.
Cara menghitung kecerahan:
            D = D1 + D2
                        2

BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan yaitu :
a.    Parameter suatu perairan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor kimia meliputi: salinitas dan pH sedangkan faktor fisika meliputi: pasang surut, gelombang, arus,kecerahan dan suhu (Hutabarat dan Evans,1985).
b.    Arus adalah pergerkan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju keseimbangan. Rata- rata nilai kuat arus perairan berdasarkan pengamatan yaitu ....
c.    Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan lautdan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air. Rata- rata nilai gelombang perairan berdasarkan pengamatan yaitu: puncak gelombang (98 cm), lembah gelombang (86 cm) dan frekuensi geombang 7,4 kali dalam 60 detik.
d.   Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnyapermukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik benda-benda astronomi. Rata-rata nilai tinggi pasang surut perairan berdasarkan pengamatan yaitu 67,36 cm.
e.    Kecerahanperairan merupakan kebalikan dari kekeruhan, Kecerahan air memberikan petunjuk tentang daya tembus atau penetrasi cahaya ke dalam air laut. Rata- rata nilai kecerahan perairan berdasarkan pengamatan yaitu ....

5.2    Saran
Dari praktikum oseanografi yang telah dilakukan diharapkan para praktikan untuk berhati-hati dalam melaksanakan praktikum karena para praktikan langsungberada di tengah lautan juga berhati-hati dalam menggunakan alat praktikum karena kebanyakan alat terbuat dari bahan berat.




DAFTAR PUSTAKA

Alfiah.2013. Distribusi Suhu, Salinitas Dan Oksigen Terlarut di Perairan Kema, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax. Vol. 1, no 3 : hlm 148-157.

Andi, Kurniawan. 2006. Diktat kuliah pengantar oseanografi Penerbit Brawijaya Fakultas Perikanan. Malang. http://ikbrawijaya.blogspot.com/ . diakses pada tanggal 22 mei 2014 pukul 14.00 WIB.

Arif,Dharma.1984. Pengukuran Salinitas Air Laut dan Peranannya dalam Ilmu Kelautan.Jurnal oceanografi. Vol IX no 1 : hlm 3-10.

Asmawi, S. 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. PT. Gramedia. Jakarta.

Asyari,Muhammad.2011.LaporanPraktikumOceanografi.http://muhammadasarydevin.blogs pot.com/2011/04/laporan-praktikum-oceanografi.html/diakses pada tanggal 22 mei 2014 pukul 14.00 WIB.

Azis, M. Furqon  2006  GERAK AIR DILAUT (http: www.oseanografi.lipi.go.id) pdf. Di akses pada tanggal 28 April 2014 jam 20.00 WIB.

Baharudin, John I Pariwono, I Wayan Nurjaya. 2009. Pola Transformasi Gelombang dengan Menggunakan Model RCPWave Pada Pantai Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara. E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 1, No. 2, Hal.60-71, Desember 2009.

Barus, T.A. 2002. Pengantar Limnologi. Medan : Jurusan Biologi FMIPA USU.

Bird dan Benson.1987. Biological Oceanographic Processes.New York:State University.

Brotowidjoyo, dkk.1995.Suhu Perairan Tropis.Jakarta:Gramedia

LAMPIRAN

DOKUMENTASI PRATEK LAPANGAN
Gambar 9. Pantai Gapang
Gambar 10. Pengambilan data kecerahan air
Gambar 11. Pemasangan Alat Tide Staff
Gambar 12. Tide staff

Gambar 13. Mekanisme Pemasangan Tide Staf





No comments:

Post a Comment