Laporan praktek
lapang
TEKNIK
PERBANYAKAN TANAMAN LADA (Piper ningrum linnaeus)
MENGGUNAKAN PERANGSANG ALAMI
AIR KELAPA
Oleh
ABRAR
NIM.12130012
PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
TAHUN 2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman
penting di Indonesia karena hasil komoditas ini (buah lada) menjadi salah satu
sumber devisa. Tanaman lada adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis
tinggi. Tanaman ini dapat mulai berbuah pada umur tanaman bekisar antara 2-3
tahun. Dilampung komoditas ini banyak diusahakan petani dalam bentuk perkebunan
kecil yang diusahakan secara turun temurun dengan padat tenaga kerja.
Produktivitas tanaman lada masih berpotensi dapat ditingkatkan dengan melalui
penerapan teknologi budidaya mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan, dan penangnan pasca panen yang baik. Tanaman lada dapat
diperbanyak secara generatif dengan biji, dan secara vegetatif dengan setek.
Perbanyakan
menggunakaan setek lebih praktis, efesien dan bibit yang dihasilkan sama dengan
sifat induknya, setek tanaman lada dapat diambil dari sulur panjat,sulur
gantung, sulur tanah, dan sulur buah. Sulur panjat adalah sulur yang tumbuh
memanjat tanaman penegak, mempunyai cukup akar lekat pada setiap buku, apabila
ditanam akan menghasilkan tunas dan akar, sulur gantung adalah sulur panjat
yang menggantung atau tidak tumbuh memanjat pada tanaman penegaktidak mempunyai
akar lekat, sulur tanah adalah sulur yang tumbuh merayap dipermukaan tanah,
akar lekatnya terbatas tiap buku tidak keluar akar, sulur buah (cabang buah) adalah cabang buah,
tidak mempunyai akar lekat, apabila ditanam akan cepat menghasilkan buah tetapi
tanaman lada tidak dapat tumbuh tinggidan tidak melekat pada tanaman penegak
(BPTP, 2008).
Setek memegang
peran penting dalam pembibitan tanaman lada karena lebih efektif, efesien dan
praktik, serta bibit yang dihasilkan mempunyai sifat yang sama dengan induknya,
bibit lada asal setek hanya memiliki akar leteral sebagi akar utama, jumlahnya
terbatas, sehingga kemampuan penyerapan hara dan air menjadi rendah serta
kurang efektif dan efesien. Untuk itu dibutuhkan suatu paket teknologi
perkebunan yang mampu memperbaiki sistem penakaran serta meningkatkan kemampuan
serapan hara tanaman lada (Hendra Aguzaen, 2009).
Menurut Marpaung
et.,all (2015) Pembentukan akar pada setek juga sangat dipengaruhi oleh adanya
zat perangsang tumbuh (ZPT), golongan auksin dan untuk pembentukan tunas
dipengaruhi oleh sitokinin. Air kelapa merupakan salah satu bahan alamiyang
mengandung hornom sitokinin 5,8% mg/l, auksin 0,07 mg/l, dan giberelinserta
senyawa lain. Senyawa lain yang terdapat dalam air kelapa adalah protein,
lemak, mineral, karbohidrat, bahkan lengkap dengan vitamin C dan B komleks,
protein dan karbohidrat dibutuhkan tanaman sebagai cadangan makanan, lemak
dibutuhkan sebagai cadangan energy, mineral sebagai bahan penyusun tubuh
tanaman, dan vitamin C dan B kompleks berperan didalam proses metabolisme.
Dengan demikian, air kelapa dapat dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan baik
pertunasan maupun perakaran pada berbagai jenis tanaman.
1.2
Tujuan
Praktek Lapang
Tujuan praktek
lapang ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan mempelajari teknik
perbanyakan tanaman lada dengan menggunakan zat perangsang alami air kelapa
1.3
Hipotesis
Penggunaan
perangsang tumbuh alami berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Tanaman lada.
BAB
II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
2.1 Klasifikasi
Tanaman Lada
Tanaman
ini berasal dari daerah Ghat Barat, India. Usaha pengembangan lada di Indonesia
sudah sejak abad XVIdengan skala kecil yang berpusat di Pulau Jawa. Tetapi
memasuki abad XVIII diusahakan secara besar-besaran yang pusatnya di Sumatra
dan Kalimantan. Taksonomi tanaman lada :
Divisio : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Clasis : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum L.
2.2
Morfologi Tanaman Lada
Lada
merupakan tanaman tahunan yang memanjat dari keluarga piparaceae. Tanaman lada
memiliki akar tunggang dengan akar utama dapat menembus tanah sampai kedalaman
1-2 m. batang tanaman lada berbuku-buku dan berbentuk sulur yang dapat
dikelompokkan menjadi empat macam sulur, yaitu sulur gantung, sulur panjat,
sulur buah, dan sulur tanah. Daun lada merupakan daun tunggal dengan duduk daun
berseling dan tumbuh pada setiap buku. Warna daun hijau muda pada waktu muda
dan daun tua berwarna hijau mengkilat pad apermukaan atas. Pertulangan daun
melengkung dengan tepi daun bergelombang atau rata. Bunga-bunga terdapat pada
cabang plagiotrophic (horizontal)
yang tersusun dalam bulir (spica)
atau untai (amentum). Buah lada
termasuk buah buni berbentuk bulat berwarna hijau dan pada waktu masuk berwarna
merah. Biji lada berwarna putih coklat dengan permukaan licin (Siti Aminah,
2009).
2.3
Syarat Tumbuh Tanaman Lada
Tanaman
lada tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian mulai dari 0-700 m di
atas permukaan laut(dpl). Penyebaran tanaman lada sangat luas berada diwilayah
tropika antara 200 LU dan 200 LS, dengan curah hujan dari
1.000-3.000 mm per tahun, merata sepanjang tahun dan mempunyai hari hujan
110-170 per tahun, musim kemarau hanya 2-3 bulan pertahun. Kelembaban udara
63-98% selama musim hujan, dengan suhu maksimum 350 C dan suhu minimum
200. Lada dapat tumbuh pada semua jenis tanah, teruma tanah berpasir
dan gembur dengan unsure hara cukup, drainase (air tanah) baik, tingkat
kemasaman tanah (pH) 5,0-6,5.
2.4
Teknik Perbanyakan Tanaman Lada
Menurut
BPTP (2009) perbanyakan tanaman lada dapat dilakukan dengan perbanyakan
generatif dengan menggunakan biji dan vegetatif menggunakan setek perbanyakan
menggunakan setek lebih praktis. Untuk menghasilkan tanaman lada yang dapat
tumbuh baik pada tanaman penegak, sebaiknya menggunakan bahan tanaman yang
berasal dari sulur panjat. Setek lada dari sulur panjat yang baik diperoleh
dari tanaman lada yang belum berproduksi pada umur fisiologis bahan setek 6-9
bulan, pohon induk dalam keadaan pertumbuhan aktif dan tidak berbunga atau
berbuah. Setek tidak boleh terlalu tua atau terlalu muda dan di ambil dari
sulur yang belum menjadi kayu, bibit lada yang terlalu tua pertumbuhannya tidak
baik, sedangkan yang terlalu muda tidak kuat.
Bahan
tanaman lada untuk bibit dapat berasal dari setek pendek maupun setek panjang.
Setek pendek satu ruas berdaun tunggal dari sulur panjat memiliki beberapa
keuntungan antara lain dapat menyediakan bibit dalam jumlah banyak dalam
relative cepat, menghemat penggunaan bahan tanaman dan seragam.
2.5
Air Kelapa sebagai Perangsang Alami
Pada
perbanyakan secara vegetatif dengan setek, pemberian ZPT dimaksudkan untuk
merangsang dan memicu terjadinya pembentukan akar setek. Sehingga perakaran
setek akan lebih baik dan lebih banyak. Air kelapa telah lama dikenal sebagai
salah satu sumber ZPT terutama sitokinin, auksin, dan giberelin sehingga cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber ZPT alami yang ramah
lingkungan, dan mudah dapat. Menurut salah satu penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan serta perkembangan akar dan tajuk dari setek lada dapat
ditinggatkan dengan perendaman stek selama 8 jam dalam 25% air kelapa muda dan
setek lada perlu direndam dalam 25-50% air kelapa selama 12 jam.
Menurut
Hamdriman et.,all (2013) pemberian
air kelapa berpengaruh berbeda nyata pada parameter tinggi tunas tanaman melati
putih pada perlakuan dengan konsentrasi 25%.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Tempat dan
Waktu
Praktek
lapang ini dilakukan di Desa Reukih Dayah Kec. Indrapuri Kab. Aceh Besar, waktu
pelaksanaan direncanakan dimulai pada tanggal 27 maret 2016 sampai dengan 18 April 2016.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1
Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktek ini terdiri atas :
1. Bibit
Bibit stek tanaman
lada yang digunakan adalah bibit yang baik , tidak terlau tua dan tidak terlalu
muda, bibit ini diperoleh dari Desa Reukih Dayah Kec. Indrapuri Kab. Aceh
Besar.
2. Media
tanam
Tanah, sekam
padi , bahan-bahan ini diperoleh dari Desa Reukih Dayah Kec.Indrapuri Kab.Aceh
Besar.
3. Polybag
ukuran pembibitan dan plastik transparan.
3.2.2
Alat
Alat-alat yang
digunakan dalam praktek ini adalah Ember, Cangkul, Gembor, Gunting, Kamera,
Alat Tulis.
3.3
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap pola non factorial dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan
sehingga terdapat 9 unit percobaan. Faktor yang diteliti adalah pengaruh lama
perendaman air kelapa.
Faktor Air
kelapa terdiri dari 3 taraf, yaitu :
L0 = Biasa
L1 = 25 % Air kelapa tua/12 jam
L2 = 25 % Air kelapa
tua/24 jam
Model Matematika yang digunakan adalah :
Y= µ + τ + ε
Keterangan :
µ = Nilai rerata
Ï„ =
Pengaruh faktor perlakuan lama perendaman
ε = Pengaruh galat
Apabila analisis
uji F menunjukkan pengaruh nyata, maka diteruskan dengan uji beda jujur pada
taraf peluang 5% (BNJ0,05) untuk membandingkan rata-rata perlakuan.
Rumus BNJ0,05 adalah sebagai berikut :
BNJ0,05=q(p;dbA)
Keterangan :
BNJ0,05 = Beda nyata jujur pada taraf ke 5 %
q = Diperoleh dari tebel
p =
Banyaknya perlakuan
dbA = Derajat bebas acak
KTA = Kuadrat tengah acak
r =
Ulangan
3.4
Pelaksanaan Praktek lapang
a.
Persiapan Media tanam
Tanah
di ayak untuk mendapatkan tanah yang homogen, masukkan kedalam polybag
pembibitan yang sudah disiapkan.
b.
Perlakuan dan penanaman
setek
lada ditanam kedalam media tanam sesuai perlakuan pada tanggal 27 maret 2016,
bibit lada direndam sesuai perlakuan L0 (Kontrol), L1 (25%
air kelapa tua (1 gelas air kelapa : 2 gelas air mineral) dengan perendaman 12
jam dan L2 (25 % air kelapa tua(1 gelas air kelapa : 2 gelas air
mineral) dengan perendaman 24 jam , kemudian tanaman yang sudah ditanam di beri
sungkup degan sungkup dari plastic.
c.
Penyiraman
Penyiraman
dilakukukan tidak seperti penyeriman seperti pembibitan pada tanaman lain,
penyiram dilakukan dengan memukul uap yang terdapat pada sungkup tanaman lada.
d.
Pengendalian hama dan penyakit
Dapat
disemprot dengan larutan fungisida dan insektisida setiap 7 hari.
3.5
Pengamatan
a.
Lamanya muncul tunas (Hari)
Penghitungan
muncul tunas dengan cara melihat melalui sungkup transparan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pengaruh Air Kelapa terhadap Tanaman.
4.1.1.
Lamanya Muncul Tunas
Data
pengamatan lamanya muncul tunas pada tanaman stek lada disajikan pada lampiran
2.
Hasil
uji F pada analisis sidik ragam (lampiran 3) menunjukkan pemberia air kelapa
sebagai zat perangsang tumbuh alami tidak berpengaruh nyata pada lamanya muncul
tunas tanaman stek lada.
Rata-rata
lamanya muncul tunas tanaman stek lada tertera pada tabel 2 berikut ini :
Tabel
2. Rata-rata Lamanya muncul tunas akibat pemberian air kelapa
Perlakuan
|
Muncul tunas
|
|
L0
|
13,67
|
|
L1
|
14,33
|
|
L2
|
16,33
|
Dari
hasil rata-rata (Tabel 2), Penggunaan
air kelapa sebagai perangsang alami tidak berpengaruh nyata pada lamanya muncul
tunas hal ini di duga bahwa auksin dan sitokinin belum bekerja secara sinergis
dalam merangsang dan memacu inisiasi akar setek lada dan tunas stek , kemampuan
serapan akar belum maksimal.
4.1.2.
Presentasi Tumbuh Stek Lada
Data pengamatan
presentasi tumbuh stek tanaman lada pada tanaman lada
disajikan pada lampiran 4.
Hasil
uji F pada analisis sidik ragam (lampiran 5) menunjukkan pemberian air kelapa
sebagai zat perangsang tumbuh alami tidak berpengaruh nyata pada presentasi
tumbuh stek tanaman lada selama 30 hari .
Rata-rata
presentasi tumbuh stek tanaman lada selama 30hari tertera pada tabel 3 berikut
ini :
Tabel
3. Rata-rata presentasi tumbuh stek tanaman lada akibat pemberian air kelapa selama 30 hari
Perlakuan
|
Rata-rata
|
L0
|
100
|
L1
|
93.33
|
L2
|
100
|
Data
rata-rata (tabel 3), penggunaan air kelapa sebagai perangsang alami tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap presentasi tumbuh stek lada selama 30
hari hal ini diduga keberadaan hormon auksin dan sitokinin dan giberelin yang
terkandung dalam air kelapa belum di translokasikan ketunas stek sehingga belum
dapat memicu pertumbuhan stek lada, setiap terjadi pertumbuhan dan permunculan
tunas pucuk maka secara langsung akan menghasilkan pertambahan panjang batang
bibit stek lada.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
1. Pemberian
air kelapa sebagai zat perangsang alami untuk tanaman setek lada tidak
berpengaruh pada lamanya muncul tunas
dan presentase tumbuh stek lada.
5.2.
Saran
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsentrasi air kelapa yang
lebih baik untuk tanaman setek lada.
DAFTAR PUSTAKA
BPTP, 2008. Teknologi Budidaya Lada. BPTP. Bogor.
Hamdriman K, Meizal dan Z.R,. Hamdani.
2013. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bawang
Merah dan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Melati Putih (jasminum
Sambac).UMSU. Medan.
Hendra Aquazaen. 2004. Respon Pertumbuhan Bibit Stek Lada (Piper
nisrum L.) Terhadap Pemberian Air
Kelapa dan Berbagai Jenis CMA.UNAND
Marpaung, EA, Hutabarat, RC. 2015. Respon Jenis Perangsang Tumbuh Berbahan
Alami dan Asal Setek Batang Terhadap Pertumbuhan Bibit Tin (Ficus carica L.). Balai penelitian Tanaman
Sayur.Bandung Barat.
Siti Aminah. 2009. Pertumbuhan Benih Setek Lada (Piper ningrum linnaeus) Pada Beberapa
macam Media Konsentrasi Auksin. Univ.Sebelas Maret. Surakarta.
Lampiran
1. Bagan percobaan
Lampiran
2.Lamanya Muncul Tunas Stek Lada Akibat Pemberian Zat Perangsang Alami Air
Kelapa ( hari )
Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
1
|
2
|
3
|
|||
L0
|
17
|
17
|
19
|
53
|
17.67
|
L1
|
17
|
19
|
19
|
55
|
18.33
|
L2
|
21
|
21
|
19
|
61
|
20.33
|
169
|
18.78
|
Ó®=18,78
Lampiran
3. Analisis Sidik Ragam Muncul Tunas Stek Lada Akibat Pemberian Zat Perangsang
Alami Air Kelapa
Sk
|
db
|
Jk
|
Kt
|
F hitung
|
F tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Perlakuan
|
2
|
11.56
|
5.78
|
4.33tn
|
5.14
|
10.92
|
Acak
|
6
|
8.00
|
1.33
|
|||
Total
|
8
|
KK = 26,65 %
Keterangan
: tn = Tidak berpengaruh nyata
Lampiran
4. Presentasi Tumbuh Stek Lada Akibat Pemberian Zat Perangsang Alami selama 30
hari.
Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
||
1
|
2
|
3
|
|||
L0
|
100
|
100
|
100
|
300
|
100.00
|
L1
|
100
|
100
|
80
|
280
|
93.33
|
L2
|
100
|
100
|
100
|
300
|
100.00
|
880
|
97.78
|
Ó®=97,78
Lampiran
5. Analisis Sidik Ragam Presentasi Tumbuh Stek Lada Akibat Pemberian Zat
Perangsang Alami selama 30 hari.
Sk
|
db
|
Jk
|
Kt
|
F hitung
|
F tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Perlakuan
|
2
|
88.89
|
44.44
|
1tn
|
5.14
|
10.92
|
Acak
|
6
|
266.67
|
44.44
|
|||
Total
|
8
|
KK
= 6,82 %
Keterangan
: Tn = Tidak berpengaruh nyata
Gambar 1. Pohon induk bibit stek lada.
Gambar 2. Peneliti sedang menanam
bibit lada
Gambar 3.
Tanaman lada yang sudah mulai tumbuh
No comments:
Post a Comment