Thursday, 22 November 2018

Laporan praktek lapang TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN LADA (Piper ningrum linnaeus) MENGGUNAKAN PERANGSANG ALAMI AIR KELAPA


Laporan praktek lapang

TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN LADA (Piper ningrum linnaeus) MENGGUNAKAN PERANGSANG ALAMI
AIR KELAPA



Oleh
ABRAR
NIM.12130012




Description: E:\media\foto\simbol\3.png




PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang  
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman penting di Indonesia karena hasil komoditas ini (buah lada) menjadi salah satu sumber devisa. Tanaman lada adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman ini dapat mulai berbuah pada umur tanaman bekisar antara 2-3 tahun. Dilampung komoditas ini banyak diusahakan petani dalam bentuk perkebunan kecil yang diusahakan secara turun temurun dengan padat tenaga kerja. Produktivitas tanaman lada masih berpotensi dapat ditingkatkan dengan melalui penerapan teknologi budidaya mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan penangnan pasca panen yang baik. Tanaman lada dapat diperbanyak secara generatif dengan biji, dan secara vegetatif dengan setek.
Perbanyakan menggunakaan setek lebih praktis, efesien dan bibit yang dihasilkan sama dengan sifat induknya, setek tanaman lada dapat diambil dari sulur panjat,sulur gantung, sulur tanah, dan sulur buah. Sulur panjat adalah sulur yang tumbuh memanjat tanaman penegak, mempunyai cukup akar lekat pada setiap buku, apabila ditanam akan menghasilkan tunas dan akar, sulur gantung adalah sulur panjat yang menggantung atau tidak tumbuh memanjat pada tanaman penegaktidak mempunyai akar lekat, sulur tanah adalah sulur yang tumbuh merayap dipermukaan tanah, akar lekatnya terbatas tiap buku tidak keluar akar, sulur buah (cabang buah) adalah cabang buah, tidak mempunyai akar lekat, apabila ditanam akan cepat menghasilkan buah tetapi tanaman lada tidak dapat tumbuh tinggidan tidak melekat pada tanaman penegak (BPTP, 2008).
Setek memegang peran penting dalam pembibitan tanaman lada karena lebih efektif, efesien dan praktik, serta bibit yang dihasilkan mempunyai sifat yang sama dengan induknya, bibit lada asal setek hanya memiliki akar leteral sebagi akar utama, jumlahnya terbatas, sehingga kemampuan penyerapan hara dan air menjadi rendah serta kurang efektif dan efesien. Untuk itu dibutuhkan suatu paket teknologi perkebunan yang mampu memperbaiki sistem penakaran serta meningkatkan kemampuan serapan hara tanaman lada (Hendra Aguzaen, 2009).
Menurut Marpaung et.,all (2015) Pembentukan akar pada setek juga sangat dipengaruhi oleh adanya zat perangsang tumbuh (ZPT), golongan auksin dan untuk pembentukan tunas dipengaruhi oleh sitokinin. Air kelapa merupakan salah satu bahan alamiyang mengandung hornom sitokinin 5,8% mg/l, auksin 0,07 mg/l, dan giberelinserta senyawa lain. Senyawa lain yang terdapat dalam air kelapa adalah protein, lemak, mineral, karbohidrat, bahkan lengkap dengan vitamin C dan B komleks, protein dan karbohidrat dibutuhkan tanaman sebagai cadangan makanan, lemak dibutuhkan sebagai cadangan energy, mineral sebagai bahan penyusun tubuh tanaman, dan vitamin C dan B kompleks berperan didalam proses metabolisme. Dengan demikian, air kelapa dapat dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan baik pertunasan maupun perakaran pada berbagai jenis tanaman.


1.2  Tujuan Praktek Lapang
Tujuan praktek lapang ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan mempelajari teknik perbanyakan tanaman lada dengan menggunakan zat perangsang alami air kelapa

1.3  Hipotesis
Penggunaan perangsang tumbuh alami berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Tanaman lada.


BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Klasifikasi Tanaman Lada
            Tanaman ini berasal dari daerah Ghat Barat, India. Usaha pengembangan lada di Indonesia sudah sejak abad XVIdengan skala kecil yang berpusat di Pulau Jawa. Tetapi memasuki abad XVIII diusahakan secara besar-besaran yang pusatnya di Sumatra dan Kalimantan. Taksonomi tanaman lada :
Divisio             : Spermatophyta
Subdivision     : Angiospermae
Clasis               : Dicotyledoneae
Ordo                : Piperales
Famili              : Piperaceae
Genus              : Piper
Spesies            : Piper nigrum L.

2.2 Morfologi Tanaman Lada
            Lada merupakan tanaman tahunan yang memanjat dari keluarga piparaceae. Tanaman lada memiliki akar tunggang dengan akar utama dapat menembus tanah sampai kedalaman 1-2 m. batang tanaman lada berbuku-buku dan berbentuk sulur yang dapat dikelompokkan menjadi empat macam sulur, yaitu sulur gantung, sulur panjat, sulur buah, dan sulur tanah. Daun lada merupakan daun tunggal dengan duduk daun berseling dan tumbuh pada setiap buku. Warna daun hijau muda pada waktu muda dan daun tua berwarna hijau mengkilat pad apermukaan atas. Pertulangan daun melengkung dengan tepi daun bergelombang atau rata. Bunga-bunga terdapat pada cabang plagiotrophic (horizontal) yang tersusun dalam bulir (spica) atau untai (amentum). Buah lada termasuk buah buni berbentuk bulat berwarna hijau dan pada waktu masuk berwarna merah. Biji lada berwarna putih coklat dengan permukaan licin (Siti Aminah, 2009).

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Lada
            Tanaman lada tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian mulai dari 0-700 m di atas permukaan laut(dpl). Penyebaran tanaman lada sangat luas berada diwilayah tropika antara 200 LU dan 200 LS, dengan curah hujan dari 1.000-3.000 mm per tahun, merata sepanjang tahun dan mempunyai hari hujan 110-170 per tahun, musim kemarau hanya 2-3 bulan pertahun. Kelembaban udara 63-98% selama musim hujan, dengan suhu maksimum 350 C dan suhu minimum 200. Lada dapat tumbuh pada semua jenis tanah, teruma tanah berpasir dan gembur dengan unsure hara cukup, drainase (air tanah) baik, tingkat kemasaman tanah (pH) 5,0-6,5.

2.4 Teknik Perbanyakan Tanaman Lada
            Menurut BPTP (2009) perbanyakan tanaman lada dapat dilakukan dengan perbanyakan generatif dengan menggunakan biji dan vegetatif menggunakan setek perbanyakan menggunakan setek lebih praktis. Untuk menghasilkan tanaman lada yang dapat tumbuh baik pada tanaman penegak, sebaiknya menggunakan bahan tanaman yang berasal dari sulur panjat. Setek lada dari sulur panjat yang baik diperoleh dari tanaman lada yang belum berproduksi pada umur fisiologis bahan setek 6-9 bulan, pohon induk dalam keadaan pertumbuhan aktif dan tidak berbunga atau berbuah. Setek tidak boleh terlalu tua atau terlalu muda dan di ambil dari sulur yang belum menjadi kayu, bibit lada yang terlalu tua pertumbuhannya tidak baik, sedangkan yang terlalu muda tidak kuat.
            Bahan tanaman lada untuk bibit dapat berasal dari setek pendek maupun setek panjang. Setek pendek satu ruas berdaun tunggal dari sulur panjat memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat menyediakan bibit dalam jumlah banyak dalam relative cepat, menghemat penggunaan bahan tanaman dan seragam.

2.5 Air Kelapa sebagai Perangsang Alami
            Pada perbanyakan secara vegetatif dengan setek, pemberian ZPT dimaksudkan untuk merangsang dan memicu terjadinya pembentukan akar setek. Sehingga perakaran setek akan lebih baik dan lebih banyak. Air kelapa telah lama dikenal sebagai salah satu sumber ZPT terutama sitokinin, auksin, dan giberelin sehingga cukup berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber ZPT alami yang ramah lingkungan, dan mudah dapat. Menurut salah satu penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan serta perkembangan akar dan tajuk dari setek lada dapat ditinggatkan dengan perendaman stek selama 8 jam dalam 25% air kelapa muda dan setek lada perlu direndam dalam 25-50% air kelapa selama 12 jam.
            Menurut Hamdriman et.,all (2013) pemberian air kelapa berpengaruh berbeda nyata pada parameter tinggi tunas tanaman melati putih pada perlakuan dengan konsentrasi 25%.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu
            Praktek lapang ini dilakukan di Desa Reukih Dayah Kec. Indrapuri Kab. Aceh Besar, waktu pelaksanaan direncanakan dimulai pada tanggal 27 maret 2016 sampai dengan  18 April 2016.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan dalam praktek ini terdiri atas :
1.      Bibit
Bibit stek tanaman lada yang digunakan adalah bibit yang baik , tidak terlau tua dan tidak terlalu muda, bibit ini diperoleh dari Desa Reukih Dayah Kec. Indrapuri Kab. Aceh Besar.
2.      Media tanam
Tanah, sekam padi , bahan-bahan ini diperoleh dari Desa Reukih Dayah Kec.Indrapuri Kab.Aceh Besar.
3.      Polybag ukuran pembibitan dan plastik transparan.
3.2.2        Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktek ini adalah Ember, Cangkul, Gembor, Gunting, Kamera, Alat Tulis.


3.3 Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola non factorial dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan sehingga terdapat 9 unit percobaan. Faktor yang diteliti adalah pengaruh lama perendaman air kelapa.
Faktor Air kelapa terdiri dari 3 taraf, yaitu :
L0 = Biasa
L1 = 25 %  Air kelapa tua/12 jam
L2 = 25 % Air kelapa tua/24 jam
Model Matematika yang digunakan adalah :
Y= µ + τ + ε
Keterangan :
 Âµ = Nilai rerata
 Ï„  = Pengaruh faktor perlakuan lama perendaman
 Îµ = Pengaruh galat
Apabila analisis uji F menunjukkan pengaruh nyata, maka diteruskan dengan uji beda jujur pada taraf peluang 5% (BNJ0,05) untuk membandingkan rata-rata perlakuan. Rumus BNJ0,05 adalah sebagai berikut :
BNJ0,05=q(p;dbA) 
Keterangan :
BNJ0,05                = Beda nyata jujur pada taraf ke 5 %
q           = Diperoleh dari tebel
p          = Banyaknya perlakuan
dbA        = Derajat bebas acak
KTA     = Kuadrat tengah acak
 r          = Ulangan

3.4 Pelaksanaan Praktek lapang 
            a. Persiapan Media tanam
            Tanah di ayak untuk mendapatkan tanah yang homogen, masukkan kedalam polybag pembibitan yang sudah disiapkan.
            b. Perlakuan dan penanaman
            setek lada ditanam kedalam media tanam sesuai perlakuan pada tanggal 27 maret 2016, bibit lada direndam sesuai perlakuan L0 (Kontrol), L1 (25% air kelapa tua (1 gelas air kelapa : 2 gelas air mineral) dengan perendaman 12 jam dan L2 (25 % air kelapa tua(1 gelas air kelapa : 2 gelas air mineral) dengan perendaman 24 jam , kemudian tanaman yang sudah ditanam di beri sungkup degan sungkup dari plastic.
            c. Penyiraman
            Penyiraman dilakukukan tidak seperti penyeriman seperti pembibitan pada tanaman lain, penyiram dilakukan dengan memukul uap yang terdapat pada sungkup tanaman lada.
            d. Pengendalian hama dan penyakit
            Dapat disemprot dengan larutan fungisida dan insektisida setiap 7 hari.

3.5 Pengamatan     
            a. Lamanya muncul tunas (Hari)
Penghitungan muncul tunas dengan cara melihat melalui sungkup transparan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Air Kelapa terhadap Tanaman.
4.1.1. Lamanya Muncul Tunas
            Data pengamatan lamanya muncul tunas pada tanaman stek lada disajikan pada lampiran 2.
            Hasil uji F pada analisis sidik ragam (lampiran 3) menunjukkan pemberia air kelapa sebagai zat perangsang tumbuh alami tidak berpengaruh nyata pada lamanya muncul tunas tanaman stek lada.
            Rata-rata lamanya muncul tunas tanaman stek lada tertera pada tabel 2 berikut ini :
            Tabel 2. Rata-rata Lamanya muncul tunas akibat pemberian air kelapa
Perlakuan
Muncul tunas
L0
13,67
L1
14,33
L2
16,33

            Dari hasil rata-rata (Tabel 2),  Penggunaan air kelapa sebagai perangsang alami tidak berpengaruh nyata pada lamanya muncul tunas hal ini di duga bahwa auksin dan sitokinin belum bekerja secara sinergis dalam merangsang dan memacu inisiasi akar setek lada dan tunas stek , kemampuan serapan akar belum maksimal.
4.1.2. Presentasi Tumbuh Stek Lada
Data pengamatan presentasi tumbuh stek tanaman lada pada tanaman lada
disajikan pada lampiran 4.
            Hasil uji F pada analisis sidik ragam (lampiran 5) menunjukkan pemberian air kelapa sebagai zat perangsang tumbuh alami tidak berpengaruh nyata pada presentasi tumbuh stek tanaman lada selama 30 hari .
            Rata-rata presentasi tumbuh stek tanaman lada selama 30hari tertera pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Rata-rata presentasi tumbuh stek tanaman lada akibat pemberian air  kelapa selama 30 hari

Perlakuan
Rata-rata
L0
100
L1
93.33
L2
100

            Data rata-rata (tabel 3), penggunaan air kelapa sebagai perangsang alami tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap presentasi tumbuh stek lada selama 30 hari hal ini diduga keberadaan hormon auksin dan sitokinin dan giberelin yang terkandung dalam air kelapa belum di translokasikan ketunas stek sehingga belum dapat memicu pertumbuhan stek lada, setiap terjadi pertumbuhan dan permunculan tunas pucuk maka secara langsung akan menghasilkan pertambahan panjang batang bibit stek lada.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1.      Pemberian air kelapa sebagai zat perangsang alami untuk tanaman setek lada tidak berpengaruh pada lamanya muncul  tunas dan presentase tumbuh stek lada.
5.2. Saran
            Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsentrasi air kelapa yang lebih baik untuk tanaman setek lada.

DAFTAR PUSTAKA


BPTP, 2008. Teknologi Budidaya Lada. BPTP. Bogor.

Hamdriman K, Meizal dan Z.R,. Hamdani. 2013. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah dan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Melati Putih (jasminum Sambac).UMSU. Medan.

Hendra Aquazaen. 2004. Respon Pertumbuhan Bibit Stek Lada (Piper nisrum L.) Terhadap Pemberian Air Kelapa dan Berbagai Jenis CMA.UNAND

Marpaung, EA, Hutabarat, RC. 2015. Respon Jenis Perangsang Tumbuh Berbahan Alami dan Asal Setek Batang Terhadap Pertumbuhan Bibit Tin (Ficus carica L.). Balai penelitian Tanaman Sayur.Bandung Barat.

Siti Aminah. 2009. Pertumbuhan Benih Setek Lada (Piper ningrum linnaeus) Pada Beberapa macam Media Konsentrasi Auksin. Univ.Sebelas Maret. Surakarta.


Lampiran 1. Bagan percobaan
 















Lampiran 2.Lamanya Muncul Tunas Stek Lada Akibat Pemberian Zat Perangsang Alami Air Kelapa ( hari )

Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Rata-rata
1
2
3
L0
17
17
19
53
17.67
L1
17
19
19
55
18.33
L2
21
21
19
61
20.33
169
18.78
                                                                                                                    Ó®=18,78

                                                                                               
                    
Lampiran 3. Analisis Sidik Ragam Muncul Tunas Stek Lada Akibat Pemberian Zat Perangsang Alami Air Kelapa

Sk
db
Jk
Kt
F hitung
F tabel
5%
1%
Perlakuan
2
11.56
5.78
4.33tn
5.14
10.92
Acak
6
8.00
1.33
Total
8
 KK = 26,65 %

Keterangan : tn = Tidak berpengaruh nyata

Lampiran 4. Presentasi Tumbuh Stek Lada Akibat Pemberian Zat Perangsang Alami selama 30 hari.

Perlakuan
Ulangan
Jumlah
Rata-rata
1
2
3
L0
100
100
100
300
100.00
L1
100
100
80
280
93.33
L2
100
100
100
300
100.00
880
97.78
                                                                                                                Ó®=97,78

Lampiran 5. Analisis Sidik Ragam Presentasi Tumbuh Stek Lada Akibat Pemberian Zat Perangsang Alami selama 30 hari.

Sk
db
Jk
Kt
F hitung
F tabel
5%
1%
Perlakuan
2
88.89
44.44
1tn
5.14
10.92
Acak
6
266.67
44.44
Total
8
KK = 6,82 %

Keterangan : Tn = Tidak berpengaruh nyata 


   
Description: G:\IMG_20160425_094556.jpg

   Gambar 1. Pohon induk bibit stek lada.


Description: G:\IMG_20160425_094551.jpg

Gambar 2. Peneliti sedang menanam bibit lada


Description: G:\IMG_20160425_094601.jpg
           
                                    Gambar 3. Tanaman lada yang sudah mulai tumbuh



No comments:

Post a Comment