DAFTAR
ISI
2.1. Perubahan
Psikologis Dalam Persalinan
Gangguan
Psikologis Yang Dialami Dalam Proses Persalinan
2.4. Mengatasi
Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan Persalinan
2.5. Deteksi
Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Kehamilan adalah kondisi yang
menimbulkan perubahan fisik maupun psikososial seorang wanita. Ibu hamil di
trimester pertama akan mengalami mual yang membuatnya merasa tidak sehat dan
tidak nyaman, bahkan beberapa ibu hamil bisa jadi menolak kehamilannya
tersebut. Pada trimester kedua, ibu hamil mulai merasa nyaman dengan
kehamilannya, namun di trimester ketiga saat janin sudah memasuki rongga
panggul, ibu hamil bisa jadi merasa cemas dan khawatir dikarenakan ketakutan
akan kehilangan perhatian spesial yang didapatkan semasa kehamilan.
Bagi seorang ibu yang sedang hamil atau
mengandung sudah tentu akan mengalami perubahan didalam badannya. Kebanyakan
wanita yang sudah siap hamil tidak menjadi masalah terhadap perubahan yang akan
dialaminya, akan tetapi bagi wanita yang belum siap untuk hamil kemudian
tiba-tiba menjadi hamil maka sering. menimbulkan perasaan-perasaan yang menekan
jiwanya terutama karena perubahan badan atau fisiknya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mengungkapkan, di seluruh dunia sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita yang
baru saja melahirkan mengalami gangguan mental, terutama depresi. Khususnya di
negara berkembang, gangguan mental saat hamil menjadi 15,6% dan 19,8% setelah kelahiran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Perubahan Psikologis Dalam Persalinan
Perubahan psikologis yang kompleks memerlukan adaptasi
terhadap proses kehamilan yang terjadi. Dukungan psikologik dan perhatian akan
memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial pada wanita hamil dan dari aspek
teknis dapat mengurangi aspek sumber daya.
1. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin Kala I
Pada persalinan Kala I selain pada saat
kontraksi uterus. umumnya ibu dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu
pucat. Kondisi psikologis yang sering terjadi pada wanita dalam persalinan kala
I adalah:
1.
Kecemasan, Ketakutan
tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan dilahirkan dalam keadaan
cacat, serta khayalan lain.
2.
Timbulnya rasa tegang,
takut, kesakitan, kecemasan dan konflik batin. Hal membesarnya janin ini
disebabkan oleh semakin dalam kandungan yang dapat mengakibatkan calon ibu
mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan
bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya diwaktu kehamilannya.
2. Perubahan
Psikologis Ibu Bersalin Kala II
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang
tenang. dan bangga akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut.
Adapun perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.
panik dan terkejut
dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
2.
Bingung dengan adanya
apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
3.
Frustasi dan marah
4.
Tidak memperdulikan
apa saja dan siapa saja yang ada di kamar bersalin
5.
Rasa lelah dan sulit
mengikuti perintah
6.
Fokus pada dirinya
sendiri
Masalah
psikologis yang terjadi pada masa persalinan adalah kecemasan. Pada masa
persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan kelahiran bayinya,
tetapi ada juga yang merasa takut. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang
ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Ibu
bersalin mengalami gangguan dalam menilai realitas, namun kepribadian masih
tetap utuh. Perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas batas normal.
Kecemasan
berbeda dengan rasa takut. Cemas adalah respon emosi tanpa obyek yang spesifik
yang secara subyektif dialami dan dikomunikasikan interpersonal secara
langsung. Kecemasan dapat diekspresikan melalui respon fisiologis dan
psikologis.
Secara
fisiologis, respon tubuh terhadap kecemasan adalah yaraf otonor dengan
mengaktifkan sistem simpatis dan parasimpatis). Sistem saraf simpatis akan
mengaktivasi proses tubuh, sedangkan sistem saraf
parasimpatis akan menimbulkan respons tubuh. Bila korteks otak menerima
rangsang, maka rangsangan akan dikirim melalui saraf simpatis ke kelenjar
adrenal yang akan melepaskan adrenal/epineprin sehingga efeknya antara lain
nafas menjadi lebih dalam, nadi meningkat, dan tekanan darah meningkat. Darah
akan tercurahkan terutama ke jantung, susunan saraf pusat dan otak. Dengan
peningkatan glike genolisis maka gula darah akan meningkat. Secara psikologis,
kecemasan akan mempengaruhi koordinasi atau gerak refleks, kesulitan mendengar
atau mengganggu hubungan dengan orang lain. Kecemasan dapat membuat individu
menarik diri dan menurunkan keterlibatan orang lain.
Secara
umum kecemasan dipengaruhi oleh beberapa gejala yang mirip dengan orang yang
mengalami stress. Bedanya stress didominasi oleh gejala fisik, sedangkan
kecemasan didominasi oleh gejala psikis.
Adapun gejala orang yang mengalami
kecemasan adalah sebagai berikut:
1.
Ketegangan
motorik/alat gerak seperti gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat
santai, gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut, dan mudah kaget.
2.
Hiperaktivitas saraf
otonom (simpatis dan parasimpatis) seperti keringat berlebihan, jantung berdebar-debar,
rasa dingin di telapak tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa mual, sering
buang air kecil, diare, muka merah/pucat, denyut nadi dan nafas cepat.
3.
Rasa khawatir yang
berlebihan tentang hal-hal yang akan datang seperti cemas, takut, khawatir,
membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya.
4.
Kewaspadaan yang
berlebihan seperti perhatian mudah beralih, sukar konsentrasi, sukar tidur,
mudah tersinggung, dan tidak sabar.
2.2 Gangguan
Psikologis Yang Dialami Dalam Proses Persalinan
Menjelang
minggu terkahir kelahiran bayi, kegelisahan dan ketidaknyamanan ibu hamil telah
mencapai puncak. Signifikan tekanan bobot bayi semakin jelas. Semakin besar
hasrat siibu melihat bayinya, maka semakin besar efek psikologis yang
ditimbulkan seperti kegelisahan terhadap fase pemisahan probadi ibu dan pribadi
bayi.
Jenis
gangguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu dapat berupa kondisi
emosional ibu menjelang kelahiran dan reaksi sikap ibu dalam menanti kelahiran
bayinya.
Adapun kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dapat
berupa sebagai berikut :
1.
Perasaan Takut Mati
Persalinan merupakan fenomenal fisiologis yang normal, tapi
pada kenyataannya terkadang disertai dengan pendarahan dll, yang dapat
menimbulkan ketakutan bahkan kematian. Ketakutan kematian yang sangat mendalam
disebut dengan ketakutan primer.
Ketakutan ini akan menjadi intensif bila semua keluarga ikut
panik dan gelisah dengan kondisinya. Sehingga diperlukan dukungan psikologis
dan sikap menghibur dan mendukung pada ibu agar ketakutan tersebut tidak
terjaddan dapat mengatasi konflik batin pada ibu. Ketakutan mati bisa dikurangi
dengan mekanisme pertahanan diri yang kuat seperti persiapan mental menghadapi
persalinan dan menghindari konflik yang serius.
2.
Rasa Bersalah
Perasaan bersalahberkaitan dengan kehidupan emosi dan kasih
sayang yang diterima wanita dari ibunya. Disaat dia menerima kasih sayang yang
baik mkemungkinan besar rasa bersalah juga besar. Atau sebaliknya jika anak
yang dilahirkan dari hasil perkosaan maka dia akan cenderung ingin, membunuh
anaknya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah meminta ibu untuk menemaninya
selama persalinan berlangsung.
3.
Rasa Takut Riel
Rasa takut yang konkrit akan muncul bersamaan dengan
perasaan atau pikiran ketakutan akan anak yang lahir cacat atau bernasib buruk
karena dosa ibunya atau sejenisnya sehingga muncul perasaan takutyang
berlebihan dan berkepanjangan.
4.
Trauma Kelahiran
Berkaitan dengan rasa takut berpisah dengan bayi yang dalam
kandunganya. Ketautan ini muncul karena sikap ibu yang berlebihan melindungi
bayinya, sehingga merasa tidak mampu untuk merawat bayinya diluar rahim.
Analogi trama genital semacam ini merupakan bentuk angguan seksual neurotis.
5.
Halusinasi Hipnagogik
Diantara kontrasi terkadang ibu akan mengalami kantuk dan tidur.
Disaat ini lah muncul halusinasi hipnagogik. Halusinasi hipnagogik adalah
gambaran-gambaran tanpa disertai perangsang yang adekuat yang berlangsung saat
setengah tidur dan setengah jaga. Selama interval rilex ini akan bermunculan
konflik konflik batin, tendensi psikis yang tak terselesaikan, masih
mengganggu, dan ketenangan yang mengganggu kelahiran.
Sedangkan reaksi sikap ibu menanti
kelahiran ada reaksi pa sif dan aktif. Secara umum tipe-tipe reaksional ibu
menjelang kelahiran dapat berupa sebagai berikut :
1.
Pasif Secara Total.
Sejak awal dia telah menerima kehamilan dan persalinannya adalah hal yang
normla jdi dia tidak terlalu merasakan kecemasan dan ketakutan tersebut. Namun
ketika merasakan sakit yang sesungguhnya dia akan menjadi marah, tidak sabaran,
dan selalu menuntu segra kehadiran dokter atau bidan.
2.
Hiper Pasif Ibu dengan
hipepasif ini merupakan ibu yang tidak perduli dengan kehamilannya dan merasa
tidak bertanggungjawab dengan kehamilannya. Ibu dengan hiperpasif ini selalu
bergantung pada orang tua, suami dan keluarganya, bertingkah laku seperti anak
anak dan banyak mengeluh, jika kehamilan sudah matang dia tidak sabaran,
persalinan dianggap sebagai hal yang menakjubkan, merasa tidak takut mati, dan
berharap ibu selalu menemani.
3.
Pasif Menyerah Ibu
dengan pasif menyerah biasanya tidak mampu bekerjasam sehinga memperlambat
proses persalinan. Kondisi ini menyebabkan kontrksi menjadi lemah, bahkan
hilang total. Biasanya keadaan ini dibantu denga persalinan ceasar.
2.3.
Kebutuhan Psikologis
Proses persalinan pada dasarnya
merupakan suatu hal fisiologis yang dialami oleh setiap ibu bersalin, sekaligus
merupakan suatu hal yang menakjubkan bagi ibu dan keluarga. Namun, rasa
khawatir, takut maupun cemas akan muncul pada saat memasuki proses persalinan.
Perasaan takut dapat meningkatkan respon fisiologis dan psikologis, seperti:
nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah. yang pada akhirnya
akan menghambat proses persalinan.
Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping
persalinan diharapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan
selama proses persalinan berlangsung. Asuhan yang mendukung selama persalinan
merupakan standar pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dengan asuhan mendukung
adalah bersifat aktif dan ikut serta selama proses asuhan berlangsung.
Kebutuhan psikologis ibu selama persalinan menurut Lesser
dan Kenne meliputi:
1.
Kehadiran seorang
pendamping secara terus-menurus
2.
Penerimaan atas sikap
dan perilakunya
3.
Informasi dan
kepastian tentang hasil persalinan aman.
Kebutuhan psikologis pada ibu bersalin
merupakan salah satu kebutuhan dasar pada ibu bersalin yang perlu diperhatikan
bidan.. Keadaan psikologis ibu bersalin sangat berpengaruh pada proses dan
hasil akhir persalinan. Kebutuhan ini berupa dukungan emosional dari bidan
sebagai pemberi asuhan, maupun dari pendamping persalinan baik suami/anggota
keluarga ibu. Dukungan psikologis yang baik dapat mengurangi tingkat kecemasan
pada ibu bersalin yang cenderung meningkat.
Dukungan psikologis yang dapat
diberikan bidan untuk dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu adalah dengan
membuatnya merasa nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan:
1.
membantu ibu untuk
berpartisipasi dalam proses persalinannya dengan tetap melakukan komunikasi
yang baik.
2.
memenuhi harapan ibu
akan hasil akhir persalinan,
3.
membantu ibu untuk
menghemat tenaga dan mengendalikan rasa nyeri, serta
4.
mempersiapkan tempat
persalinan yang mendukung dengan memperhatikan privasi ibu.
Secara
terperinci, dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat diberikan dengan cara:
1.
memberikan sugesti
positif,
2.
mengalihkan sakit
terhadap perhatian dan rasa ketidaknyamanan selama persalinan, dan
3.
kepercayaan dengan
komunikasi yang efektif.
Pemberian dukungan
psikologis dapat berupa :
1.
Pemberian Sugesti
Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan pengaruh pada
ibu dengan pemikiran yang dapat rima secara logis. Sugesti yang diberikan
berupa sugesti positif yang mengarah pada tindakan memotivasi ibu untuk melalui
proses persalinan sebagaimanal mestinya. Menurut psikologis sosial individu,
orang yang mempunyai keadaan psikis labil akan lebih mudah
dipengaruhi/mendapatkan sugesti.
Demikian juga pada wanita bersalin yang mana keadaan
psikisnya dalam keadaan kurang stabil, mudah sekali menerima sugesti/pengaruh.
Sugesti positif yang dapat diberikan bidan pada ibu bersalin diantaranya adalah
dengan mengatakan pada ibu bahwa proses persalinan yang ibu hadapi akan
berjalan lancar dan normal, ucapkan hal tersebut berulang kali untuk memberikan
keyakinan pada ibu bahwa segalanya akan baik-baik saja.
2.
Mengalihkan Perhatian
Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama
proses persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang sebenarnya.
Secara psikologis, apabila ibu merasakan sakit, dan bidan tetap fokus pada rasa
sakit itu dengan menaruh rasa empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa
sakit justru akan bertambah.
Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping persalinan
untuk mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit selama persalinan misalnya
adalah dengan mengajaknya berbicara, sedikit bersenda gurau, mendengarkan musik
kesukaannya atau menonton televisi/film. Saat kontraksi berlangsung dan ibu
masih tetap merasakan nyeri pada ambang yang tinggi, maka upaya-upaya
mengurangi rasa nyeri misal dengan teknik relaksasi, pengeluaran suara, dan
atau pijatan harus tetap dilakukan.
3.
Membangun Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam
membangun citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan. Ibu
bersalin yang memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu melahirkan
secara normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang dihadapi akan
berjalan dengan lancar, maka secara psikologis telah mengafirmasi alam bawah
sadar ibu untuk bersikap dan berperilaku positif selama proses persalinan
berlangsung sehingga hasil akhir persalinan sesuai dengan harapan ibu.
2.4.
Mengatasi Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan Persalinan
Periode kehamilan dan melahirkan
merupakan periode kehidupan yang rentang mengalami stres karena mengalami
keterbatasan kondisi fisik yang membuatnya harus membatasi aktivitas. Perubahan
fisik maupun psikologis biasa terjadi pada Ibu bersalin.
Perubahan psikologis pada Ibu bersalin
memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar Ibu bersalin dapat
menerima keadaan yang terjadi pada selama persalinan. Penyebab gangguan
psikologis pada Ibu bersalin yaitu perubahan hormone, kurangnya persiapan
mental, dan adanya keinginan narsitis yaitu cenderung menolak kelahiran bayinya
dan ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan.
Pendekatan dengan Komunikasi Teraupetik
Komunikasi teraupetik merupakan komunikasi yang mendorong proses penyembuhan
klien. Proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi
teraupetik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Tujuan komunikasi
teraupetik, yaitu:
A.
Membantu klien
mengurangi beban persaan dan pikiran selama proses persalinan
B.
Membantu mengambil
tindakan yang efektif untuk pasien
C.
Membantu mempengaruhi
orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan Ibu dan
proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
Dalam mengatasi gangguan psikologis ini
maka diperlukannya adanya konseling. Konseling Gangguan psikologi pada
persalinan terbagi atas 2 fase yaitu:
1.
Fase Laten: Pada fase
ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera
berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan
khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya ia ingin
berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan
kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami
akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut.
2.
Fase Aktif: saat
kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum rasa khawatir wanita
menjadi meningkat. Kontraksi semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga
wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius.
Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginyal karena dia merasa
takut tidak mampu beradaptasi dengan kontraksinya. Cara mengatasi Sebagai
seorang bidan, tugas utama dalam mengatasi gangguan psikologi pada masa
persalinan yaitu dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik/ konseling dan peningkatan
support mental/ dukungan keluarga.
2.5.
Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan
Deteksi dini merupakan suatu usaha
untuk mengetahui ada tidaknya kelainan atau gangguan perkembangan mental,
psikologis atau perilaku yang memnyebabkan kecacatan secara dini atau gangguan
yang dapat mempengaruhi suatu proses dalam kehidupan.
Deteksi dini gangguan psikologis pada
persalinan merupakan suatu usaha untuk mengetahui ada tidaknya gangguan
perkembangan mental, psikologis atau perilaku yang dapat mempengaruhi kehamilan
dan persalinan secara dini atau gangguan yang dapat mempengaruhi proses
kelahiran.
Gangguan psikologis dapat dicegah atau
dideteksi secara dini dengan cara :
1.
Melakukan pemeriksaan
berkala selama kehamilan Diperlukannya dan ditekankan nya peranan dak
partisipasi
2.
dari keluarga terutama
orangtua dan suami.
3.
Melakukan konseling
dan temu wicara untuk menangani masalah atau keluhan yang sedang dirasakan ibu
Memebrikan asuhan dan pengetahuan pada ibu seputas
4.
kehamilan dan
persalinan agar ibu tidak merasa takut dan berandai andai dengan persalinannya
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap ibu hamil akan selalu dihadapkan kepada
perubahan, baik itu perubahan psikologis, mental ataupun perubahan fisiologis.
Pada setiap perubahan yang dialami oleh ibu hamil, diharapkan adanya peran
serta suami, keluarga dan tenaga kesehatan dalam mengurangi keluhan terhadap
perubahan tersebut, agar ibu hamil merasa nyaman dan aman dalam melewati masa
kehamilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Herri
Zan Pieter, dkk. 2011. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta.
Kencana. 2011 Dr. Kartini Kartono, 2007. Psikologi Wanita 2. Bandung.
Sumber Sari Indah. 2007
No comments:
Post a Comment