Wednesday, 6 April 2022

MAKALAH DETEKSI DINI GANGGUAN PSIKOLOGIS PERSALINAN

 

DAFTAR ISI

 

DAFTAR ISI. 2

BAB I. 4

PENDAHULUAN.. 4

1.1. Latar Belakang Masalah. 4

BAB II. 5

PEMBAHASAN.. 5

2.1. Perubahan Psikologis Dalam Persalinan. 5

Gangguan Psikologis Yang Dialami Dalam Proses Persalinan. 7

2.3. Kebutuhan Psikologis. 9

2.4. Mengatasi Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan Persalinan. 11

2.5. Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan. 12

BAB III. 14

PENUTUP.. 14

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun psikososial seorang wanita. Ibu hamil di trimester pertama akan mengalami mual yang membuatnya merasa tidak sehat dan tidak nyaman, bahkan beberapa ibu hamil bisa jadi menolak kehamilannya tersebut. Pada trimester kedua, ibu hamil mulai merasa nyaman dengan kehamilannya, namun di trimester ketiga saat janin sudah memasuki rongga panggul, ibu hamil bisa jadi merasa cemas dan khawatir dikarenakan ketakutan akan kehilangan perhatian spesial yang didapatkan semasa kehamilan.

Bagi seorang ibu yang sedang hamil atau mengandung sudah tentu akan mengalami perubahan didalam badannya. Kebanyakan wanita yang sudah siap hamil tidak menjadi masalah terhadap perubahan yang akan dialaminya, akan tetapi bagi wanita yang belum siap untuk hamil kemudian tiba-tiba menjadi hamil maka sering. menimbulkan perasaan-perasaan yang menekan jiwanya terutama karena perubahan badan atau fisiknya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, di seluruh dunia sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita yang baru saja melahirkan mengalami gangguan mental, terutama depresi. Khususnya di negara berkembang, gangguan mental saat hamil menjadi 15,6% dan 19,8% setelah kelahiran.


 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perubahan Psikologis Dalam Persalinan

Perubahan psikologis yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi. Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial pada wanita hamil dan dari aspek teknis dapat mengurangi aspek sumber daya.

1. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin Kala I

 Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus. umumnya ibu dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu pucat. Kondisi psikologis yang sering terjadi pada wanita dalam persalinan kala I adalah:

1.      Kecemasan, Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan dilahirkan dalam keadaan cacat, serta khayalan lain.

2.      Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik batin. Hal membesarnya janin ini disebabkan oleh semakin dalam kandungan yang dapat mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya diwaktu kehamilannya.

 

2. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala II

 Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang. dan bangga akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut. Adapun perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut:

1.      panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap

2.      Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap

3.      Frustasi dan marah

4.      Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar bersalin

5.      Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah

6.      Fokus pada dirinya sendiri

Masalah psikologis yang terjadi pada masa persalinan adalah kecemasan. Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan kelahiran bayinya, tetapi ada juga yang merasa takut. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Ibu bersalin mengalami gangguan dalam menilai realitas, namun kepribadian masih tetap utuh. Perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas batas normal.

Kecemasan berbeda dengan rasa takut. Cemas adalah respon emosi tanpa obyek yang spesifik yang secara subyektif dialami dan dikomunikasikan interpersonal secara langsung. Kecemasan dapat diekspresikan melalui respon fisiologis dan psikologis.

Secara fisiologis, respon tubuh terhadap kecemasan adalah yaraf otonor dengan mengaktifkan sistem simpatis dan parasimpatis). Sistem saraf simpatis akan mengaktivasi proses tubuh, sedangkan sistem saraf parasimpatis akan menimbulkan respons tubuh. Bila korteks otak menerima rangsang, maka rangsangan akan dikirim melalui saraf simpatis ke kelenjar adrenal yang akan melepaskan adrenal/epineprin sehingga efeknya antara lain nafas menjadi lebih dalam, nadi meningkat, dan tekanan darah meningkat. Darah akan tercurahkan terutama ke jantung, susunan saraf pusat dan otak. Dengan peningkatan glike genolisis maka gula darah akan meningkat. Secara psikologis, kecemasan akan mempengaruhi koordinasi atau gerak refleks, kesulitan mendengar atau mengganggu hubungan dengan orang lain. Kecemasan dapat membuat individu menarik diri dan menurunkan keterlibatan orang lain.

Secara umum kecemasan dipengaruhi oleh beberapa gejala yang mirip dengan orang yang mengalami stress. Bedanya stress didominasi oleh gejala fisik, sedangkan kecemasan didominasi oleh gejala psikis.

Adapun gejala orang yang mengalami kecemasan adalah sebagai berikut:

1.      Ketegangan motorik/alat gerak seperti gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut, dan mudah kaget.

2.      Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) seperti keringat berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin di telapak tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa mual, sering buang air kecil, diare, muka merah/pucat, denyut nadi dan nafas cepat.

3.      Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang seperti cemas, takut, khawatir, membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya.

4.      Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih, sukar konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung, dan tidak sabar.

2.2 Gangguan Psikologis Yang Dialami Dalam Proses Persalinan

Menjelang minggu terkahir kelahiran bayi, kegelisahan dan ketidaknyamanan ibu hamil telah mencapai puncak. Signifikan tekanan bobot bayi semakin jelas. Semakin besar hasrat siibu melihat bayinya, maka semakin besar efek psikologis yang ditimbulkan seperti kegelisahan terhadap fase pemisahan probadi ibu dan pribadi bayi.

Jenis gangguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu dapat berupa kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dan reaksi sikap ibu dalam menanti kelahiran bayinya.

Adapun kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dapat berupa sebagai berikut :

1.      Perasaan Takut Mati

Persalinan merupakan fenomenal fisiologis yang normal, tapi pada kenyataannya terkadang disertai dengan pendarahan dll, yang dapat menimbulkan ketakutan bahkan kematian. Ketakutan kematian yang sangat mendalam disebut dengan ketakutan primer.

Ketakutan ini akan menjadi intensif bila semua keluarga ikut panik dan gelisah dengan kondisinya. Sehingga diperlukan dukungan psikologis dan sikap menghibur dan mendukung pada ibu agar ketakutan tersebut tidak terjaddan dapat mengatasi konflik batin pada ibu. Ketakutan mati bisa dikurangi dengan mekanisme pertahanan diri yang kuat seperti persiapan mental menghadapi persalinan dan menghindari konflik yang serius.

2.      Rasa Bersalah

Perasaan bersalahberkaitan dengan kehidupan emosi dan kasih sayang yang diterima wanita dari ibunya. Disaat dia menerima kasih sayang yang baik mkemungkinan besar rasa bersalah juga besar. Atau sebaliknya jika anak yang dilahirkan dari hasil perkosaan maka dia akan cenderung ingin, membunuh anaknya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah meminta ibu untuk menemaninya selama persalinan berlangsung.

3.      Rasa Takut Riel

Rasa takut yang konkrit akan muncul bersamaan dengan perasaan atau pikiran ketakutan akan anak yang lahir cacat atau bernasib buruk karena dosa ibunya atau sejenisnya sehingga muncul perasaan takutyang berlebihan dan berkepanjangan.

4.      Trauma Kelahiran

Berkaitan dengan rasa takut berpisah dengan bayi yang dalam kandunganya. Ketautan ini muncul karena sikap ibu yang berlebihan melindungi bayinya, sehingga merasa tidak mampu untuk merawat bayinya diluar rahim. Analogi trama genital semacam ini merupakan bentuk angguan seksual neurotis.

5.      Halusinasi Hipnagogik

Diantara kontrasi terkadang ibu akan mengalami kantuk dan tidur. Disaat ini lah muncul halusinasi hipnagogik. Halusinasi hipnagogik adalah gambaran-gambaran tanpa disertai perangsang yang adekuat yang berlangsung saat setengah tidur dan setengah jaga. Selama interval rilex ini akan bermunculan konflik konflik batin, tendensi psikis yang tak terselesaikan, masih mengganggu, dan ketenangan yang mengganggu kelahiran.

Sedangkan reaksi sikap ibu menanti kelahiran ada reaksi pa sif dan aktif. Secara umum tipe-tipe reaksional ibu menjelang kelahiran dapat berupa sebagai berikut :

1.      Pasif Secara Total. Sejak awal dia telah menerima kehamilan dan persalinannya adalah hal yang normla jdi dia tidak terlalu merasakan kecemasan dan ketakutan tersebut. Namun ketika merasakan sakit yang sesungguhnya dia akan menjadi marah, tidak sabaran, dan selalu menuntu segra kehadiran dokter atau bidan.

2.      Hiper Pasif Ibu dengan hipepasif ini merupakan ibu yang tidak perduli dengan kehamilannya dan merasa tidak bertanggungjawab dengan kehamilannya. Ibu dengan hiperpasif ini selalu bergantung pada orang tua, suami dan keluarganya, bertingkah laku seperti anak anak dan banyak mengeluh, jika kehamilan sudah matang dia tidak sabaran, persalinan dianggap sebagai hal yang menakjubkan, merasa tidak takut mati, dan berharap ibu selalu menemani.

3.      Pasif Menyerah Ibu dengan pasif menyerah biasanya tidak mampu bekerjasam sehinga memperlambat proses persalinan. Kondisi ini menyebabkan kontrksi menjadi lemah, bahkan hilang total. Biasanya keadaan ini dibantu denga persalinan ceasar.

2.3. Kebutuhan Psikologis

Proses persalinan pada dasarnya merupakan suatu hal fisiologis yang dialami oleh setiap ibu bersalin, sekaligus merupakan suatu hal yang menakjubkan bagi ibu dan keluarga. Namun, rasa khawatir, takut maupun cemas akan muncul pada saat memasuki proses persalinan. Perasaan takut dapat meningkatkan respon fisiologis dan psikologis, seperti: nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah. yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.

 Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan diharapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan selama proses persalinan berlangsung. Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan standar pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dengan asuhan mendukung adalah bersifat aktif dan ikut serta selama proses asuhan berlangsung.

Kebutuhan psikologis ibu selama persalinan menurut Lesser dan Kenne meliputi:

1.      Kehadiran seorang pendamping secara terus-menurus

2.      Penerimaan atas sikap dan perilakunya

3.      Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman.

Kebutuhan psikologis pada ibu bersalin merupakan salah satu kebutuhan dasar pada ibu bersalin yang perlu diperhatikan bidan.. Keadaan psikologis ibu bersalin sangat berpengaruh pada proses dan hasil akhir persalinan. Kebutuhan ini berupa dukungan emosional dari bidan sebagai pemberi asuhan, maupun dari pendamping persalinan baik suami/anggota keluarga ibu. Dukungan psikologis yang baik dapat mengurangi tingkat kecemasan pada ibu bersalin yang cenderung meningkat.

Dukungan psikologis yang dapat diberikan bidan untuk dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu adalah dengan membuatnya merasa nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan:

1.      membantu ibu untuk berpartisipasi dalam proses persalinannya dengan tetap melakukan komunikasi yang baik.

2.      memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinan,

3.      membantu ibu untuk menghemat tenaga dan mengendalikan rasa nyeri, serta

4.      mempersiapkan tempat persalinan yang mendukung dengan memperhatikan privasi ibu.

Secara terperinci, dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat diberikan dengan cara:

1.      memberikan sugesti positif,

2.      mengalihkan sakit terhadap perhatian dan rasa ketidaknyamanan selama persalinan, dan

3.      kepercayaan dengan komunikasi yang efektif.

Pemberian dukungan psikologis dapat berupa :

1.      Pemberian Sugesti

Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan pengaruh pada ibu dengan pemikiran yang dapat rima secara logis. Sugesti yang diberikan berupa sugesti positif yang mengarah pada tindakan memotivasi ibu untuk melalui proses persalinan sebagaimanal mestinya. Menurut psikologis sosial individu, orang yang mempunyai keadaan psikis labil akan lebih mudah dipengaruhi/mendapatkan sugesti.

Demikian juga pada wanita bersalin yang mana keadaan psikisnya dalam keadaan kurang stabil, mudah sekali menerima sugesti/pengaruh. Sugesti positif yang dapat diberikan bidan pada ibu bersalin diantaranya adalah dengan mengatakan pada ibu bahwa proses persalinan yang ibu hadapi akan berjalan lancar dan normal, ucapkan hal tersebut berulang kali untuk memberikan keyakinan pada ibu bahwa segalanya akan baik-baik saja.

2.      Mengalihkan Perhatian

Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama proses persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang sebenarnya. Secara psikologis, apabila ibu merasakan sakit, dan bidan tetap fokus pada rasa sakit itu dengan menaruh rasa empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa sakit justru akan bertambah.

Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping persalinan untuk mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit selama persalinan misalnya adalah dengan mengajaknya berbicara, sedikit bersenda gurau, mendengarkan musik kesukaannya atau menonton televisi/film. Saat kontraksi berlangsung dan ibu masih tetap merasakan nyeri pada ambang yang tinggi, maka upaya-upaya mengurangi rasa nyeri misal dengan teknik relaksasi, pengeluaran suara, dan atau pijatan harus tetap dilakukan.

3.      Membangun Kepercayaan

Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam membangun citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan. Ibu bersalin yang memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu melahirkan secara normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang dihadapi akan berjalan dengan lancar, maka secara psikologis telah mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap dan berperilaku positif selama proses persalinan berlangsung sehingga hasil akhir persalinan sesuai dengan harapan ibu.

2.4. Mengatasi Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan Persalinan

Periode kehamilan dan melahirkan merupakan periode kehidupan yang rentang mengalami stres karena mengalami keterbatasan kondisi fisik yang membuatnya harus membatasi aktivitas. Perubahan fisik maupun psikologis biasa terjadi pada Ibu bersalin.

 Perubahan psikologis pada Ibu bersalin memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar Ibu bersalin dapat menerima keadaan yang terjadi pada selama persalinan. Penyebab gangguan psikologis pada Ibu bersalin yaitu perubahan hormone, kurangnya persiapan mental, dan adanya keinginan narsitis yaitu cenderung menolak kelahiran bayinya dan ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan.

Pendekatan dengan Komunikasi Teraupetik Komunikasi teraupetik merupakan komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi teraupetik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Tujuan komunikasi teraupetik, yaitu:

A.    Membantu klien mengurangi beban persaan dan pikiran selama proses persalinan

B.     Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien

C.     Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan Ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.

Dalam mengatasi gangguan psikologis ini maka diperlukannya adanya konseling. Konseling Gangguan psikologi pada persalinan terbagi atas 2 fase yaitu:

1.      Fase Laten: Pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya ia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut.

2.      Fase Aktif: saat kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius. Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginyal karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi dengan kontraksinya. Cara mengatasi Sebagai seorang bidan, tugas utama dalam mengatasi gangguan psikologi pada masa persalinan yaitu dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik/ konseling dan peningkatan support mental/ dukungan keluarga.

2.5. Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan

Deteksi dini merupakan suatu usaha untuk mengetahui ada tidaknya kelainan atau gangguan perkembangan mental, psikologis atau perilaku yang memnyebabkan kecacatan secara dini atau gangguan yang dapat mempengaruhi suatu proses dalam kehidupan.

Deteksi dini gangguan psikologis pada persalinan merupakan suatu usaha untuk mengetahui ada tidaknya gangguan perkembangan mental, psikologis atau perilaku yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan secara dini atau gangguan yang dapat mempengaruhi proses kelahiran.

Gangguan psikologis dapat dicegah atau dideteksi secara dini dengan cara :

1.      Melakukan pemeriksaan berkala selama kehamilan Diperlukannya dan ditekankan nya peranan dak partisipasi

2.      dari keluarga terutama orangtua dan suami.

3.      Melakukan konseling dan temu wicara untuk menangani masalah atau keluhan yang sedang dirasakan ibu Memebrikan asuhan dan pengetahuan pada ibu seputas

4.      kehamilan dan persalinan agar ibu tidak merasa takut dan berandai andai dengan persalinannya

 


 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Setiap ibu hamil akan selalu dihadapkan kepada perubahan, baik itu perubahan psikologis, mental ataupun perubahan fisiologis. Pada setiap perubahan yang dialami oleh ibu hamil, diharapkan adanya peran serta suami, keluarga dan tenaga kesehatan dalam mengurangi keluhan terhadap perubahan tersebut, agar ibu hamil merasa nyaman dan aman dalam melewati masa kehamilannya.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Herri Zan Pieter, dkk. 2011. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta. Kencana. 2011 Dr. Kartini Kartono, 2007. Psikologi Wanita 2. Bandung. Sumber Sari Indah. 2007

No comments:

Post a Comment