Thursday, 7 October 2021

MAKALAH BAGAN TANCAP

 

BAB1

PENDAHULUAN

 

1.1       Latar Belakang

 

Bagan tancap diindonesia merupakan negara yang memiliki lautan yang luas, hampir luas lautan tiga banding dua dengan daratannya. Negara Indonesia juga disebut sebagainegara maritime. Selain itu Indonesia memiliki jumlah pulau yang banyakdiperkirakan ada 17.508 buah dengan panjang pantai 90.000km. pulau-pulau kecilyang tersebar di seluruh kawasan nusantara kurang lebih ada 13.607 buah pulau.Dilihat dari segi geografisnya Indonesia terletak diantara dua samudra dan duabenua Samudra Hindia dan samudra Pasifik, benua Australia dan benua Asia. yangmerupakan letak yang strategis untuk suatu negara. Sedangkan dari segioseanografinya Indonesia mempunyai berbagai ragam kedalaman.Lautan Indonesia yang terletak di garis katulistiwa juga merupakan suatukelebihan karena banyak jenis-jenis sumber daya laut yang mendiami disekitarmya. Di dorong dengan mempunyai iklim tropis. Sumber daya laut yangsangat potensial mendorong untuk melakukan suatu pemanfaatn dan pengolahanyang efektif. Munculnya alat penangkapan ikan merupakan suatu bentukpemanfaatan sumber daya laut yang digunakan. Alat penangkapan ikan banyakragam dan jenis-jenisnya, seperti jaring, perangkap, gillnet, sero, pancing, payang,dan sebagainya. Alat penangkapan ikan mempunyai kegunaan masing-masingdisesuaikan dengan tingkah laku dan sifat-sifat ikan. Ada berbagai karakteristikhidup ikan. Seperti yang biassa hidup dipermukaan air(pelagis), kolom perairan,dan di dasar perairan (domersal). Dalam perkembangannya jenis alatpenangkapan bertambah banyak dan semakin maju dengan munculnya berbagaiteknologi yang terbaru. Alat penangkapan ikan juga merupakan faktor utamadalam memanfaatkan sumberdaya ikan yang ada.Salah satu jenis alat tangkap yang ada di Indonesia adalah bagan. Baganadalah alat penangkap ikan yang digolongkan ke dalam kelompok jaring angkat(liftnet). Ada beberapa jenis bagan di Indonesia, diantaranya bagan tancap, baganrakit, bagan perahu dan bagan apung. Seiring berkembangnya teknologi, nelayanlebih menyukai bagan apung. Tujuan penangkapannya berupa jenis-jenis ikanpelagis kecil. Bagian utama alat ini terdiri atas jaring bagan dan alat bantu berupacahaya. Ikan-ikan yang bersifat fototaksis positif akan datang dan berkumpul diatas jaring di dalam areal cahaya. Jika diperkirakan jumlah ikan cukup banyak, jaring diangkat

 

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya pengamatan terhadap alat tangkap bagan apung ini adalah agar masyarakat umum lebih paham mengenai alat tangkap tersebut, dan juga untuk mengetahui bagaimana metode pengoperasian alat tangkap bagan apung,sehingga dalam penggunaannya sesuai dengan kondisi sumberdaya laut yaitu ikan yang ada dalam suatu perairan. Selain itu juga untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana ciri-ciri dari alat tangkap bagan apung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 11

PEMBAHASAN

 

Pengoperasiannya seperti dijelaskan sebelumnya menggunakan cahaya, seperti dijabarkan oleh Ayodhyoa (1981) dalam buku tingkah laku ikan yang saya berkumpul dibawah sinar cahaya dibedakan menjadi 2 kelompok. Kelompok yang memiliki sifat phototaksis positif, sedangkan yang kedua kelompok ikan yang mencari makanan (Feeding) di sekitar cahaya seperti plankton dan ikan-ikan kecil. Pada percobaan Mitsugi (1974) mememukan beberapa kelompok ikan yang tertarik dan tidak tertarik dengan cahaya, yaitu :

1.      Ikan yang tertarik oleh cahaya (Fototaksis), antara lain : mackerel, sardin, cumi-cumi dan baracuda

2.      Ikan yang kurang tertarik oleh cahaya, antara lain : Ekor kuning (Caesionidae), Tuna dan Salmon

3.      Ikan yang takut oleh cahaya (photohobia) , antara lain : belut, kepiting, dan gurita

 

Description: Bagan tancap

Gambar:1 Cara Pengoprasian

Berdasarkan hal tersebut tidak heran target jenis ikan yang umumnya didapat adalah teri (Stolephorus sp.) dan rebon (Mysis sp) sedangkan Hasil tangkapan sampingannya berupa ikan embang (Clupea sp.), layur (Trichiurus sp.), kembung (Rastrelliger sp.), selar (Caranx sp.), cumi-cumi (Loligo sp.) dan sotong (Sephia sp.) (Monintja dan Martasuganda 1991).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kemudian aada penelitian dari Prof. H. Sudirman tahun 2003 bahwa waktu penyalaan lampu pada bagan itu mempengaruhi hasil tangkapan loh. Berikut tabelnya :

 

Waktu Penyalaan lampu pada bagan

Waktu kedatangangan ikan dan jenis ikan yang datang di bawah flatform bagan

Jenis-jenies ikan

Waktu kedatangan ikan dibawah bagan (Menit)

18:10 PM

Ikan-ikan kecil (unidentify)

Ikan teri

Cumi-cumi

Half beak

Ikan Terbang

Ikan buntal

1015

18

45

55

70

22:00 PM

Ikan-ikan kecil (unidentify)

Ikan teri

Cumi-cumi

Ikan Terbang, Ikan buntal

915

20

22

02:00 AM

Ikan-ikan kecil (unidentify)

Ikan teri

Cumi-cumi

916

19

 

Description: http://2.bp.blogspot.com/-Vlj8ibOuVcE/TstVNou2l4I/AAAAAAAAAM8/k5WWa6wkViM/s400/img07072009304201.jpg

Gambar:2

 

2.1 Isi

Unit SumberdayaBagan merupakan salah satu jenis alat tangkap pasif yang pengoperasiannyadilakukan dengan cara menurunkan dan mengangkat jaring secara vertikal.Daerah penangkapan bagan apung adalah daerah perairan dangkal sekitar pantaiyang masih dapat dijangkau oleh jangkar, sehingga bagan dapat ditambatkan. Jenis ikan hasil tangkapan utama bagan adalah ikanteri (Stolephorus sp.) danrebon (Mysis sp.). Kedua jenis tangkapan tersebut merupakan organisme yangbersifat fototaksis terhadap cahaya. Hasil tangkapan sampingannya berupa ikanembang (Clupea sp.), layur (Trichiurus sp.), kembung (Rastrelliger sp.), selar(Caranx sp.), cumi-cumi (Loligo sp.) dan sotong (Sephia sp.) (Monintja danMartasuganda 1991).

 

2.2 Unit Penangkapan Ikan

Bagan apung mempunyai konstruksi yang hampir sama dengan Bagan Tancap,perbedaannya adalah bagan apung dapat dipindah-pindah (dioperasikan padaberbagai tempat) dengan ditarik menggunakan perahu. Bagan apung dibuat darirangkaian atau susunan bambu berbentuk segi empat, pada bagian tengah daribangunan bagan dipasang jaring yang ukurannya 1 meter lebih kecil daribangunan bagan. Pada dasarnya alat ini terdiri dari bambu, jaring yang berbentukpersegi empat yang diikatkan pada bingkai yang terbuat dari bambu, pada ke-empat sisinya terdapat bambu-bambu yang melintang dan menyilang denganmaksud untuk memperkuat berdirinya bagan, diatas bangunan bagan di bagiantengah terdapat bangunan rumah yang berfungsi sebagai tempat istirahat,pelindung lampu dari hujan dan tempat untuk melihat ikan. Di atas bangunanbagan juga terdapat roller (sejenis pemutar) dari bambu yang berfungsi untukmenarik jaring. Umumnya alat tangkap ini berukuran 8 x 8 meter sedangkantinggi dari dasar perairan rata-rata 8 meter. Jaring yang digunakan adalah jaringyang disebut dengan Wareng dengan mata jaring 0.4 cm dengan posisi terletakpada bagian bawah bangunan bagan yang diikatkan pada bingkai bambu yangberbentuk segi empat. Bingkai bambu tersebut dihubungkan dengan tali pada keempat sisinya yang berfungsi untuk menarik jaring. Pada ke-empat sisi jaringdiberi pemberat yang berfungsi untuk menenggelamkan jaring dan memberikan posisi jaring yang baik selama dalam air. Ukuran jaring biasanya satu meter lebihkecil dari ukuran bangunan bagan (Subani dan Barus 1989).

 

2.3 Metode Operasi Penangkapan Ikan

Operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bagan dengan menggunakanbagan dilakukan pada malam hari setelah matahari tenggelam sampai terbit fajar.Operasi penangkapan dilakukan berdasarkan hitungan bulan. Nelayan tidakmelakukan operasi penangkapan selama bulan terang ditambah tujuh hariberikutnya. Hal ini dikarenakan, pada masa tersebut cahaya menyebar ke seluruhpermukaan laut dan ikan berada pada daerah yang luas (Monintja danMartasuganda 1991).

pada.Langkah pertama pengoperasian alat ini adalah menarik bagan apung ke tempatyang dianggap banyak terdapat ikan/sasaran tangkapan yang telah disurvey(dicek) sebelumnya dengan menggunakan perahu, sebab biasanya bagan apung. jika sedang tidak dipakai ditarik ke pinggir pantai (perairan). Setelah itu jaringditurunkan dan lampu petromaks dipasang dengan jumlah yang bervariasi antaralain 2 sampai 5 buah petromaks. Setelah beberapa lama dibiarkan (sekitar 4 jam)atau dianggap sudah banyak ikan yang berkumpul di bawah bagan makapenarikan jaring dapat dilakukan. Penarikan dilakukan dengan memutar roller(pemutar) secara perlahan-lahan sampai mendekati permukaan laut. Ketika jaringsudah mendekati permukaan laut, jaring harus ditarik dengan cepat supayaikan/hasil tangkapan terjebak di dalamnya dan tidak dapat meloloskan diri lagi.Kemudian hasil tangkapan diambil dengan cara diciduk memakai serok (jaringyang bertangkai panjang). Pemakaian alat ini dapat dilakukan di perairan yangagak dalam, sebab alat ini dapat dipindah-pindahkan dengan ditarik menggunakanperahu (Nikonorov 1975).

posisi jaring yang baik selama dalam air. Ukuran jaring biasanya satu meter lebihkecil dari ukuran bangunan bagan (Subani dan Barus 1989.

 

Description: http://www.pksplipb.or.id/sipla/images/batas_wilayah_pesisir.gif

Gambar:3 Batas Wilayah Untuk Bagan Tancap

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN

 

 KESIMPULAN

Bagan apung merupakan salah satu alat tangkap yang ada di Indonesia dandigolongkan ke dalam kelompok jaring angkat (liftnet). Tujuan penangkapannyaberupa jenis-jenis ikan pelagis kecil. Bagian utama alat ini terdiri atas jaring bagandan alat bantu berupa cahaya. Ikan-ikan yang bersifat fototaksis positif akandatang dan berkumpul di atas jaring di dalam areal cahaya. Jika diperkirakan jumlah ikan cukup banyak, jaring diangkat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Monintja DR dan Martasuganda S.1991 Teknologi Pemafaatan Sumber Daya Hayati Laut/11. BOGOR.: IPB Press

Nikonorov. 1975 International of fishing Gear With Fish Aggretiaon Irael Jurussalaem Katter Press

Subani W. dan Baru HR. 1989 Alat Penangkapan Ikan dan Udang Di Indonesia No.50 Tahuh 1988/1999. Edisi khusus jurnal Penelitian Perikanan Lauat. JAKARTA Balai Penelitian Perikanan Laut, Dapertemen Pertanian.

 

No comments:

Post a Comment